BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1
Profil Perusahaan Hotel Nalendra Bandung mulai dioperasionalkan pada tanggal 25 Oktober
2001 dan dilaksanakan Grand Opening pada tanggal 10 November 2001. Hotel Nalendra Bandung mempunyai tempat yang strategis, dekat dengan pusat pembelanjaan ataupun jajanan di kota Bandung, yaitu bertempat di Jl. Cihampelas No. 225-229 dan berada dibawah naungan P.T. Polyescon Satwika Indonesia yang berpusat di Jakarta. Hotel Nalendra Bandung adalah salah satu dari sekian banyak hotel yang ada di Bandung. Sebelum Hotel Nalendra Bandung berdiri dahulunya adalah sebuah hotel melati 3 dengan nama “Hotel Diana”. Karena semakin banyaknya hotel berbintang yang didirikan sehingga hotel Diana tersebut ditutup dan dijual pada P.T. Polyescon Satwika Indonesia yaitu adik dari pemilik hotel Diana, bernama Bapak Togar P. Napitupulu. P.T. Polyescon Satwika Indonesia sebelumnya telah memiliki Hotel Nalendra di Bitung (Sulawesi Utara). Setelah itu, pada tahun 2000 P.T. Polyescon Satwika Indonesia merombak dan mendirikan sebuah hotel Bintang 3 dengan nama “Hotel Nalendra Bandung” dan dengan Bapak Togar P Napitupulu sebagai Direkturnya, nama Hotel Nalendra itu sendiri diambil dari nama anaknya. Hotel Nalendra berdiri diatas tanah seluas lebih kurang 4.000 m2. Pembangunannya memakan waktu lebih dari satu tahun
77
dengan menggunakan Jasa Arsitek Parama Konsultan. Hotel Nalendra tampil dengan ciri tersendiri, perbedaan dengan hotel lain di Bandung yaitu terletak pada kamar, yang biasanya berhadapan dengan kamar lain, tetapi di Hotel Nalendra semua kamar menghadap ke area terbuka sehingga udara pagi yang segar bisa langsung dihirup oleh tamu.
4.1.2
Struktur Organisasi Hotel Nalendra Bandung Organisasi dapat diartikan sebagai salah satu bentuk persekutuan dua
orang atau lebih yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama, yaitu terikat secara formal, di mana dalam hubungan tersebut ada sekelompok orang yang disebut pemimpin dan kelompok bawahan. Organisasi yang jelas sangat sangat diperlukan pada usaha perhotelan untuk kelancaran operasionalnya. Susunan organisasi dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan kebijaksanaan perusahaan. Struktur organisasi yang digunakan oleh Hotel Nalendra Bandung adalah struktur organisasi garis dan fungsional. Struktur organisasi ini merupakan penggabungan dari struktur organisasi garis dan struktur organisasi fungsional. Di dalam struktur organisasi garis dan struktur organisasi fungsional ini fungsi masing-masing bagian sangat besar dan saling tergantung oleh fungsi bagian-bagian lainnya. Struktur ini membatasi wewenang masingmasing bagian untuk memerintah bawahan bagian lainnya, karena bidang yang satu dengan bidang yang lainnya tidak dapat berdiri sendiri-sendiri, maka kepala bagian lain secara tidak langsung dapat memerintah melalui kepala bagian yang bertanggung jawab. Untuk lebih jelasnya tentang struktur organisasi di Hotel
78
Nalendra Bandung, berikut dapat dilihat contohnya dari Susunan Struktur Organisasi Hotel Nalendra Bandung yang ada di bawah ini : Susunan Struktur Organisasi a. Direksi
: Togar Napitupulu
b. General Manager
: Roy Rudi Napitupulu
c. Human Resource Manager
: Farumin
d. Food & Beverage Manager : Widarto e. Room Division Manager
: Rusman Herin
f. Marketing Manager
: AA Theofilus Samalo
g. Chief Accounting
: Toto Suharto
h. Chief Engineering
: Ejet Sudrajat
4.1.3
Fasilitas Hotel Nalendra Bandung Hotel Nalendra Bandung memiliki beberapa fasilitas yang sangat
mendukung untuk kepuasan tamu, antara lain :
4.1.3.1 Fasilitas Kamar Hotel Nalendra Bandung terdiri dari lima lantai dan memilki 91 kamar yang terdiri dari : a.
3 Kamar Suite Dengan harga Rp 1.780.000/nett
b.
3 Kamar Junior Suite Dengan harga Rp 768.000/nett
79
c.
11 Kamar Deluxe Dengan harga Rp 778.000/nett
d.
74 Kamar Standard Dengan harga Rp 490.000/nett Fasilitas-fasilitas di kamar dilengkapi dengan :
a. TV b. Internal Telephone System c. Fire Protection System d. Parabola System e. Central Air Conditioning f. Complete Bathroom and Shower g. Mini Refrigerator h. Coffee/Tea Maker
4.1.3.2 Fasilitas Bar dan Restoran Chrysanthemum Restaurant Restoran dalam ruangan yang terletak di lantai 2 ini, bersebelahan dengan meeting room dengan kapasitas tempat duduk 120 orang, dalam suasana santai dan nyaman,
menyediakan masakan Indonesia, Jepang, China dan Eropa.
Melayani Buffet Breakfast mulai pukul 06.00 – 10.00 wib. Dengan jam operasional Restaurant mulai jam 06.00 – 22.00 WIB.
80
Café 70 Sebuah kafe yang berlokasi dilantai 1 ( Lobby Area ) memiliki kapasitas tempat duduk maximum 30 seat. Menyajikan menu Indonesia, Eropa dan Nalendra Specialties. Buka setiap hari mulai jam 09.00 – 23.00 wib.
Inama Karaoke Terletak di lantai dasar, memiliki 3 Ruang VIP dan 1 Hall dengan kapasitas 15 tempat duduk dilengkapi dengan Big Screen, terdapat juga bar yang menyediakan berbagai macam cocktail, Long drink, beer dan soft drink.
4.1.3.3 Fasilitas Function (banquet) untuk Pesta dan Rapat a. Amarta Room, terletak dilantai 2 dengan kapasitas 200. b. Maruli Tua, terletak dilantai 2 dengan kapasitas 100. c. Hilde, terletak dilantai 2 dengan kapasitas 25. d. Ria, terletak dilantai 2 dengan kapasitas 120. e. Wisaksana terletak dilantai 2 dengan kapasitas 6. f. Aditya terletak dilantai 1 dengan kapasitas 6.
4.1.3.4 Fasilitas Lainnya a. Nabila Store & Galeri b. Laundry c. Lobby d. Safe Deposit Book e. Parking Area & Hotel Taxi
81
4.1.4
Departemen Hotel Nalendra Bandung Hotel merupakan suatu usaha yang besar, untuk itu dalam operasionalnya
hotel dibagi ke dalam beberapa departemen yang mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing, namun tentunya masih mempunyai hubungan yang sangat erat antara satu departemen dengan departemen yang lainnya. Berikut departemen di Hotel Nalendra Bandung berserta tugas dan fungsinya antara lain :
Fungsi dan Tugas Setiap Departemen Secara garis besar uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing department di Hotel Nalendra Bandung adalah sebagai berikut : 1. Administrasi & General Department ( General Manager & Secretary ) a. Membuat kebijakan dan peraturan-peraturan mengenai jalannya hotel. b. Mengawasi atas segala aspek manajemen dan operasional hotel secara keseluruhan. c. Mengawasi seluruh departemen yang ada dalam hotel. d. Membantu dalam pencatatan yang berurusan dengan administrasi hotel serta penyimpan arsip dan data hotel. 2. Room Division pada bagian Front Office a. Menangani penjualan kamar dan penjualan-penjualan fasilitas-fasilitas yang dimiliki hotel. b. Melayani pemesanan kamar melalui fax, telepon, dan lain-lain. c. Menangani segala bentuk pembayaran dari tamu yang datang. d. Memberikan pelayanan informasi yang dibutuhkan oleh tamu.
82
3. Room Division pada bagian Housekeeping a. Menata, merawat, memelihara, dan membersihkan kamar-kamar tamu. b. Menata, merawat, dan memelihara area umum yang ada di hotel. c. Menangani kebutuhan linen dan seragam karyawan. d. Melayani pencucian pakaian tamu. e. Melayani keperluan-keperluan tamu di kamar. 4. Food & Beverage Department pada bagian service a. Menangani penjualan makanan, minuman dan penyewaan fasilitas-fasilitas hotel serta ruang pertemuan yang dimiliki hotel b. Mengawasi kelancaran operasional secara keseluruhan di bagian penyajian dan pelayanan dari makanan dan minuman. c. Menangani administrasi di departemen ini. d. Merencanakan promosi makanan dan minuman yang akan dijual. 5. Food & Beverage Department pada bagian produk a. Menangani proses pengolahan dan pembuatan makanan dan minuman. b. Menjaga mutu makanan dan minuman sesuai standar yang ditetapkan. c. Mengawasi atas penerimaan, penyimpangan, serta penggunaan bahanbahan makanan dan minuman yang akan diolah. d. Dapat menciptakan menu-menu baru yang akan dijual kepada tamu. 6. Human Resources Department a. Menangani terhadap pengangkatan dan pemecatan karyawan. b. Mengatur jadwal kerja dan mengawasi absensi karyawan. c. Mengawasi proses pengembangan karir karyawan.
83
d. Mengatur dan menetapkan gaji karyawan. e. Mengawasi penuh terhadap keamanan hotel secara keseluruhan. f. Menjaga keselamatan tamu dan karyawan di hotel. g. Melakukan pemerikasaan terhadap semua karyawan di hotel. 7. Engineering Departemen a. Memelihara, merawat, dan memperbaiki peralatan, perlengkapan mesinmesin dan bangunan hotel. b. Mengatur dan mengawasi pemakaian sumber daya dalam operasional hotel. 8. Marketing Departemen a. Menangani, memasarkan serta mempromosikan semua produk dan fasilitas-fasilitas yang dimiliki hotel. b. Melakukan perencanaan aktivitas dan dana pemasran. c. Menetapkan ketentuan-ketentuan mengenai kegiatan pemasaran. d. Mengadakan penelitian dan perbandingan atas perkembangan hotel. 9. Finance/Accounting Departemen a. Menangani dan mengawasi proses administrasi keuangan hotel. b. Menangani pemesanan, pembelian dan pembayaran atas segala kebutuhankebutuhan yang diperlukan hotel. c. Mencatat dan membukukan semua transaksi yang terjadi baik menyangkut penerimaan dan pengeluaran secara harian, mingguan, bulanan hingga tahunan. d. Membuat laporan keuangan secara periodik.
84
4.1.5
Pemasaran Hotel Nalendra Bandung Kegiatan Marketing Hotel Nalendra Bandung dilakukan selain melalui
word of mouth dan brosur, Hotel Nalendra Bandung juga melakukan kerja sama dengan Advertiser yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan. Strategi pemasaran atau promosi yang dilakukan Hotel Nalendra Bandung dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu Sales Activities dan Marketing Activities. Adapun pengertian dari istilah-istilah promosi di atas ialah : 1.
Sales Activities Ialah segala kegiatan yang dilakukan oleh sales untuk memasarkan Hotel
Nalendra Bandung agar lebih bisa meningkatkan penjualan baik di segi produk ataupun fasilitas lainnya. Adapun kegiatan yang dilakukan : a. Sales Call : Ialah untuk melakukan promosi, sales mendatangi langsung tempat-tempat yang menjadi tujuan, namun masih berada di dalam kota. b. Sales Trip : Ialah sales mengadakan perjalanan ke luar kota untuk melakukan promosi agar lebih dikenal oleh masyarakat atau calon wisatawan yang akan melakukan perjalanan ke Bandung. c. Direct Mail : Yaitu sales melakukan promosi melalui media surat, internet untuk menawarkan pada calon wisatawan atau tamu. d. Telephone Call : Yaitu sales melakukan peneleponan untuk memastikan bahwa si calon konsumen telah menerima informasi tentang promosi Hotel Nalendra Bandung yang telah sales kirimkan sebalumnya atau melakukan promosi melalui telepon.
85
2.
Marketing Activities Ialah segala kegiatan yang dilakukan oleh departemen marketing yang
bertujuan sama dengan sales, yaitu bertujuan untuk lebih mengenalkan Hotel Nalendra Bandung pada masyarakat agar lebih meningkatkan lagi jumlah tamu yang datang. Adapun kegiatan yang dilakukan : a. Basic Promotion : Ialah cara dasar untuk melakukan promosi, yaitu dengan cara menyimpan pamflet di tempat-tempat yang sering dikunjungi oleh tamu, misalnya Cafe 70 dan Chrysanthemum Restaurant atau bahkan Lift Hotel Nelendra Bandung. b. Fliers On The Road : Ialah merupakan cara promosi dengan membagikan selembaran atau dapat juga menitipkan selembaran tersebut di tempattempat strategis atau ke tukang parkir sekali pun. c. Product Consolidat : Yaitu dengan cara melakukan perubahan menu dengan lebih yang variatif sehingga tidak menyebabkan para tamu mengalami kejenuhan makanan atau menu yang itu-itu saja. d. Advertising : Yaitu promosi yang dilakukan dengan cara melalui e-mail, koran, majalah, seperti Bandung X-citing Spots misalnya, yang Hotel Nalendra Bandung sudah tergabung di dalamnya. Bandung X-citing Spots adalah majalah yang memuat tempat-tempat yang menarik di Bandung. e. Contrack
Rate
:
Yaitu
promosi
yang
dilakukan
dengan
cara
menandatangani kontrak atau bekerjasama dengan suatu perusahaan dan perusahaan tersebut akan mendapatkan diskon apabila menginap di Hotel Nalendra Bandung. Misalnya, bekerjasama dengan perusahaan travel
86
Jakarta-Bandung, Day Trans yang kemudian memberikan diskon untuk penumpang Day Trans yang menginap di Hotel Nalendra Bandung. Action Plan Marketing yang akan dilakukan Hotel Nalendra Bandung yang paling sering adalah dengan menggunakan cara Sales Call, kemudian Contrack Rate menduduki posisi kedua dan promosi dengan menggunakan cara lain yang disebutkan di atas urutan selanjutnya.
4.1.6
Banquet Hotel Nalendra Bandung Banquet sebagai bagian dari Food and Beverage Department yang
menjual, mengkoordinasi dan melayani penyelenggaraan suatu acara, baik yang berskala kecil maupun dengan skala yang besar dan dapat berupa perayaan atau penjamuan, acara sosial dan kegiatan bisnis. Pada acara berskala kecil dapat pula berupa penjamuan pribadi. Banquet pada Hotel Nalendra Bandung biasa hanya menangani acara seperti meeting, seminar, ulang tahun dan lain sebagainya. Pada mulanya banquet pada Hotel Nalendra Bandung menerima penyelenggaraan untuk wedding, namun karena mengingat ruangan atau ballroom Hotel Nalendra Bandung yang memiliki kapasitas 200 orang, penyelenggaran wedding di banquet pada Hotel Nalendra Bandung di tiadakan. Pelaksanaan kegiatan yang intensitasnya paling sering dilakuakan banquet pada Hotel Nalendra Bandung adalah penyelanggaraan untuk meeting. Berikut ini data menegenai jumlah pengguna jasa banquet pada Hotel Nalendra Bandung
87
berdasarkan dari jenis penyelenggara tersebut selama periode Januari sampai dengan Desember 2008 : Tabel 4.1 Jumlah Penyelenggaraan Event Banquet Hotel Nalendra Bandung Tahun 2008 Jumlah Penyelenggara Instansi Pemerintah Swasta Institusi 1. Januari 2 4 2. Feberuari 3 5 3. Maret 1 11 4. April 3 11 5. Mei 4 7 1 6. Juni 8 5 7. Juli 9 8. Agustus 5 9. September 1 10. Oktober 4 9 11. November 4 6 12. Desember 2 4 Total 31 77 1 Sumber : Banquet Manager Hotel Nalendra Bandung No
Bulan
Individual 1 3 1 1 6
Total 7 8 12 14 15 13 10 5 2 13 10 6 115
Dari data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengguna jasa banquet pada Hotel Nalendra Bandung lebih sering digunakan oleh swasta sebanyak 77 kali, diikuti dengan instansi pemerintah sebanyak 31 kali, lalu individual sebanyak 6 kali dan institusi sebanyak 1 kali.
4.1.7
Program Simplicity Marketing di Hotel Nalendra Bandung Pengembangan program Simplicity Marketing melalui paket makanan
terus dilakukan dari tahun ke tahun. Hal ini dilakukan untuk lebih memudahkan konsumen dalam memilih produk paket makanannya, maka banquet Hotel Nalendra Bandung terus mengeluarkan inovasi produk guna menanggulangi kebosanan konsumen. Paket-paket makanan sangat perlu digunakan untuk memberikan kemudahan pemilihan produk kepada para konsumen. Berikut ini
88
adalah penerapan program Simplicity Marketing banquet Hotel Nalendra Bandung yang terdiri dari Replace, Repackage, Reposition dan Replenish : a. Replace Pada dimensi Replace, banquet Hotel Nalendra Bandung telah menerapkan strategi substitusi, yakni dengan mengembangkan berbagai macam produk baru yang diposisikan sebagai pengganti produk yang sudah ada, mengganti komposisi menu dengan yang batu, atau membuat produk baru sebagai pelengkap dari menu yang sudah ada. Tabel 4.2 berikut adalah daftar pergantian beberapa produk dan komposisi menu yang dilakukan banquet Hotel Nalendra Bandung pada tahun 2006 - 2008 : Tabel 4.2 Daftar Pergantian Beberapa Produk Dan Komposisi Menu Banquet Hotel Nalendra Bandung Tahun 2006 – 2008 Menu / Produk Awal (2006) DINNER - D Cold Dishes Beef Sausage Salad
Menu / Produk Pengganti / Pelengkap (2008) DINNER - D Cold Dishes Beef Sausage Salad
Soup Soup Baso Ikan
Soup Soup Jagung ”Mutiara”
Hot Dishes Ayam Panggang Roast Fillet Of Beef Cap Cay Goreng Green Pea ”Forestiere”
Hot Dishes Kakap Bumbu Rujak Roast Fillet Of Beef Bihun Goreng Green Pea ”Forestiere”
Accompaniment Nasi Putih Kerupuk/Emping, Acar dan Sambel
Accompaniment Nasi Putih Kerupuk/Emping, Acar dan Sambel
Dessert Dessert Puding Kelapa Muda Assorted Pastries Selection of Sileced Fruit Selection of Sileced Fruit Sumber : F & B Department Hotel Nalendra Bandung
89
Komposisi menu paket Dinner - D yang awalnya terdiri dari Soup Baso Ikan mengalami pergantian menjadi Soup Jagung “Mutiara”, kemudian pada bagian Hot Dishes mengalami pergantian pada Ayam Panggang dan Capcay Goreng dengan Kakap Bumbu Rujak dan Bihun Goreng, serta terakhir pada dessert yang pada awal Puding Kelapa Muda menjadi Assorted Patries. Pergantian ini dikarenakan menu yang mengalami pergantian tersebut pada awalnya dari keluhan konsumen, karena menu tersebut sering mereka jumpai di luar, maka dari itu banquet Hotel Nalendra Bandung malakuakan pergantian komposisi menu. b. Repackage Pada dimensi Repackage, jenis menu/produk disatukan ke dalam satu paket sehingga konsumen dapat menikmati berbagai jenis menu hanya dengan melakukan satu kali pemesanan. Seperti yang terdapat pada tabel 4.3 berikut ini : Tabel 4.3 Banquet MenuTahun 2008 LUNCHEON - A Soup Wonton Soup
LUNCHEON - B Soup Soto ”Bandung”
LUNCHEON - C Soup Sayur Bayam ”Bening”
Hot Dishes Ayam Bakar Rica Tumis Sosis Jamur Tahu Bacem Goreng Urab Sayur
Hot Dishes Pomfret ”Milanaise” Perkedel Daging Sauce Kimlo Turned Sauce Vegetables
Hot Dishes Ayam Serepeh Lidah Cah Paprika Jagung Kakap Asam Manis Cobek Kangkung
Accompaniment Nasi Putih Kerupuk/Emping, Acar dan Sambel
Accompaniment Nasi Putih Kerupuk/Emping, Acar dan Sambel
Accompaniment Nasi Putih Kerupuk/Emping, Acar dan Sambel
Dessert Pisang Raja Cere Chocolate Pudding Sumber : F & B Department
Dessert Es ”Dayang Sumbi” Selection of Sliced Fruit
Dessert Assorted Pastries Selection of Sileced Fruit
90
Dari tabel di atas jelas terlihat bahwa banquet Hotel Nalendra Bandung telah
memberikan
kemudahan
bagi
konsumennya.
Konsumen
tinggal
menyebutkan nama paket menu yang disediakan banquet Hotel Nalendra Bandung. c. Reposition Sama halnya pada Reposition, banquet Hotel Nalendra Bandung juga telah menerapkannya sebagai suatu strategi dimana teknologi dari produk banquet tersebut menjadi lebih modern mengikuti perkembangan jaman. d. Replenish Pada dimensi Replenish, banquet Hotel Nalendra Bandung telah melakukan standar kualitas produk sebagaimana yang terjadi pada hotel bintang tiga lainnya. Begitu juga dengan peralatan ataupun bahan baku banquet Hotel Nalendra Bandung. Program Simplicity Marketing di banquet Hotel Nalendra Bandung terbukti efektif untuk dilaksanakan karena dengan penerapan paket makan yang lebih terperinci ini konsumen lebih mudah memilih produk. Dengan mudahnya konsumen memilih produk yang mereka inginkan membuat konsumen lebih sering membeli dalam bentuk paket dibandingkan membeli produk satuan. Hal tersebut dapat terlihat dari penjualan produk paket di banquet Hotel Nalendra Bandung pada bulan Januari-Juli 2008 sebanyak 3800 pax, jauh berbeda dibandingkan penjualan produk non paket yang hanya 115 pax.
91
4.2
Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah komsumen banquet Hotel Nalendra
Bandung.
Setiap
responden
memiliki
karakteristik
yang
berbeda-beda.
Karakteristik responden tersebut diperoleh berdasarkan jawaban dari kuesioner yang disebarkan dan diolah. Karakteristik responden dalam penelitian ini dibedakan berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, jenis pekerjaan, dan rata-rata pendapatan per bulan. 1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Hasil pengolahan data karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
yang melibatkan 100 orang responden disajikan pada Tabel 4.4 : Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) 1. Pria 61 61 2. Wanita 39 39 Total 100 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Hasil pengolahan data pada Tabel 4.4 menunjukkan responden dengan jenis kelamin pria berjumlah 61 orang (61%), dan responden berjenis kelamin wanita sebanyak 39 orang (39%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa konsumen banquet Hotel Nalendra Bandung lebih sering dikunjungi oleh konsumen dengan jenis kelamin Pria.
2.
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Hasil
pengolahan
data
karakteristik
responden
berdasarkan
usia
ditunjukkan pada Tabel 4.5 :
92
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No. Usia Frekuensi Persentase (%) 1. < 21 tahun 0 0 2. 21-30 tahun 24 24 3. 31-40 tahun 48 48 4. 41-50 tahun 23 23 5. > 50 tahun 5 5 Total 100 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Hasil
pengolahan
data
karakteristik
responden
berdasarkan
usia
menunjukkan bahwa mayoritas konsumen banquet Hotel Nalendra Bandung memiliki usia antara 31 sampai 40 tahun dengan proporsi usia sebanyak 48 orang. Usia mayoritas responden yang berusia antara 31-40 tahun dikarenakan usia tersebut merupakan usia sering melakukan meeting atau rapat dan menggunakan Hotel sebagai sarananya. 3.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Hasil pengolahan data mengenai karakteristik responden berdasarkan
pendidikan terakhir ditunjukkan pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir No. Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase (%) 1. SMP 3 3 2. SMA 20 20 3. Diploma 44 44 4. Sarjana 31 31 5. Lainnya 2 2 Total 100 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Hasil pengolahan data karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir menunjukkan bahwa mayoritas konsumen banquet Hotel Nalendra Bandung memiliki pendidikan terakhir Diploma yaitu sebanyak 44 orang (44%).
93
4.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan Hasil pengolahan data mengenai karakteristik responden berdasarkan jenis
pekerjaan ditunjukkan pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan No. Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) 1. Ibu Rumah Tangga 0 0 2. Pegawai Negeri 34 34 3. Pegawai Swasta 47 47 4. Wiraswasta 19 19 5. Pelajar/ Mahasiswa 0 0 Total 100 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Hasil pengolahan data karakteristik responden berdasarkan pekerjaan menunjukkan bahwa mayoritas konsumen banquet Hotel Nalendra Bandung memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak 47.
5.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Hasil pengolahan data mengenai karakteristik responden berdasarkan rata-
rata pendapatan per bulan ditunjukkan pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Rata-Rata Pendapatan Perbulan No. 1. 2. 3. 4.
Rata-Rata Pendapatan Per Bulan (Rp) < 1.000.000 1.000.000 - 1.900.000 2.000.000 - 2.900.000 > 3.000.000 Total
Frekuensi
Persentase (%)
3 31 42 24 100
3 31 42 24 100
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Hasil pengolahan data karakteristik responden berdasarkan rata-rata pendapatan per bulan menunjukkan bahwa mayoritas konsumen banquet Hotel
94
Nalendra Bandung memiliki rata-rata pendapatan per bulan berkisar antara Rp. 1.000.000 sampai Rp. 1.900.000 yaitu sebanyak 31 orang (31%). Kesimpulan yang dapat diambil adalah segmen sasaran konsumen banquet Hotel Nalendra Bandung adalah segmen ekonomi menengah-atas.
4.3
Deskripsi Variabel Penelitian Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah Simplicity Marketing
sebagai variabel independent serta keputusan pembelian sebagai variabel dependent. Adapun responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 responden. Berikut hasil pengolahan data mengenai tanggapan responden terhadap masing-masing variabel yang diteliti.
4.3.1
Simplicity Marketing Simplicity Marketing merupakan suatu konsep penyederhanaan yang
dilakukan untuk memudahkan konsumen dalam membuat keputusan pembelian. Indikator Simplicity Marketing diantaranya, Replace, Repackage, Reposition dan Replenish.
4.3.1.1 Tanggapan Responden Terhadap Replace di Hotel Nalendra Bandung Replace adalah suatu upaya untuk mengembangkan dan memposisikan berbagai macam produk sebagi pengganti dari berbagai macam variasi produk, atau untuk produk atau proses yang lebih kompleks. (Cristol & Sealey, 2000:48). Indikator Replace dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan kuesioner
95
dengan menggunakan jumlah item pertanyaan sebanyak tiga buah item pertanyaan. Berdasarkan hasil penelitian yang melibatkan 100 responden mengenai Replace yang dilakukan banquet Hotel Nalendra Bandung, diperoleh data sebagai berikut :
1. Tanggapan Responden Mengenai Pergantian Menu Baru Pergantian menu-menu baru merupakan salah satu upaya yang ditawarkan oleh banquet Hotel Nalendra Bandung yang dapat mempengaruhi pelanggan dari segi kepuasan. Berdasarkan hasil penelitian yang melibatkan 100 orang responden diperoleh data mengenai pergantian menu baru seperti yang disajikan pada tabel 4.9 sebagai berikut : Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Pergantian Menu Baru Nilai 1 2 3 4 5
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Perlu Tidak Perlu Biasa Perlu Sangat Perlu Total Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Frekuensi 0 0 18 60 22 100
Persentase 0 0 18 60 22 100
Skor 0 0 54 240 110 404
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.9, diketahui mayoritas responden yaitu 60% menyatakan perlu dan 22% mengatakan sangat perlu akan kebutuhan pergantian menu baru yang sering dilakukan oleh banquet Hotel Nalendra Bandung. Responden berpendapat bahwa pergantian menu ini perlu dilakukan agar tidak timbul kebosanan pada produk-produk banquet Hotel Nalendra Bandung.
96
Sebanyak 18% responden menyatakan biasa akan kebutuhan pergantian menu-menu baru di banquet Hotel Nalendra Bandung. Responden berpendapat ada atau tidak adanya menu baru tidak begitu mempengaruhi intensitas mereka berkunjung ke banquet Hotel Nalendra Bandung. 2. Tanggapan Responden Mengenai Daya Tarik Variasi Menu Variasi menu merupakan faktor utama alasan konsumen berkunjung ke tempat makan. Berdasarkan hasil penelitian yang melibatkan 100 orang responden diperoleh data mengenai daya tarik variasi menu seperti yang disajikan pada Tabel 4.10 sebagai berikut : Tabel 4.10 Tanggapan Responden Mengenai Daya Tarik Variasi Menu Nilai 1 2 3 4 5
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Menarik Tidak Menarik Biasa Menarik Sangat Menarik Total Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Frekuensi 0 0 0 69 31 100
Persentase 0 0 0 69 31 100
Skor 0 0 0 276 155 431
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.10, diketahui bahwa mayoritas responden memberikan tanggapan yang positif mengenai daya tarik variasi menu yang dilakukan oleh banquet Hotel Nalendra Bandung. Mayoritas responden yaitu 69% menyatakan tingkat daya tarik variasi menu tersebut menarik dan 31% responden mengatakan sangat menarik. Responden menilai daya tarik variasi menu yang dilakukan banquet Hotel Nalendra Bandung begitu bervariasi.
97
3. Tanggapan Responden Mengenai Daya Tarik Variasi Coffee Break Selain menu makanan, variasi menu coffee break juga dapat menjadi pendukung untuk menarik konsumen. Berikut data mengenai daya tarik variasi menu coffee break seperti yang tercantum pada Tabel 4.11 sebagai berikut : Tabel 4.11 Tanggapan Responden Mengenai Daya Tarik Variasi Menu Coffee Break Nilai 1 2 3 4 5
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Menarik Tidak Menarik Biasa Menarik Sangat Menarik Total Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Frekuensi 0 0 18 57 25 100
Persentase 0 0 18 57 25 100
Skor 0 0 54 228 125 407
Berdasarkan data yang ditunjukkan oleh tabel 4.11, dapat diketahui bahwa daya tarik variasi menu coffee break banquet Hotel Nalendra Bandung dinilai menarik oleh 57% responden dan sangat menarik oleh 25% responden. Responden berpendapat banyak menu coffee break banquet Hotel Nalendra Bandung yang berbeda dari hotel bintang tiga lain, selain rasanya yang khas. Serta sebanyak 18% responden menyatakan biasa dikarenakan porsi coffee break banquet Hotel Nalendra Bandung yang terbatas atau kurang menurut mereka.
4. Tanggapan Responden Mengenai Daya Tarik Minuman Selain variasi menu makanan, variasi minuman juga merupakan faktor pendukung lain yang tidak kalah pentingnya sebagai salah satu pertimbangan konsumen untuk berkunjung ke banquet Hotel Nalendra Bandung. Berdasarkan hasil penelitian yang melibatkan 100 orang responden diperoleh data mengenai daya tarik variasi menu seperti yang disajikan pada tabel 4.12 sebagai berikut :
98
Tabel 4.12 Tanggapan Responden Mengenai Daya Tarik Variasi Minuman Nilai 1 2 3 4 5
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Menarik Tidak Menarik Biasa Menarik Sangat Menarik Total Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Frekuensi 0 0 19 74 7 100
Persentase 0 0 19 74 7 100
Skor 0 0 57 296 35 388
Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 74 orang responden menyatakan bahwa daya tarik variasi minuman yang tersedia di banquet Hotel Nalendra Bandung adalah menarik dan 7 responden menyatakan sangat menarik. Hal tersebut menunjukkan bahwa berbagai jenis minuman yang saat ini tersedia di banquet Hotel Nalendra Bandung sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Responden berpendapat bahwa berbagai variasi minuman tersebut dianggap telah sesuai sebagai pelengkap menu-menu yang tersedia, tidak berlebihan dan tidak kurang. Sebanyak 23 responden yang menyatakan variasi minuman banquet Hotel Nalendra Bandung biasa, responden ini menyatakan bahwa variasi minuman yang disediakan banquet Hotel Nalendra Bandung masih bisa ditemukan di di hotel lain, atau dengan kata lain minuman yang tersedia bukan merupakan minuman khas banquet Hotel Nalendra Bandung sendiri.
5. Tanggapan Responden Mengenai Daya Tarik Ruangan Selain mempunyai fungsi utama sebagai tempat makan, restoran juga mempunyai fungsi tambahan lain sebagai tempat hiburan bagi para konsumennya. Berdasarkan hasil penelitian yang melibatkan 100 orang responden diperoleh data
99
mengenai daya tarik tarik restoran banquet Hotel Nalendra Bandung sebagai alternatif tempat hiburan seperti yang disajikan pada tabel 4.13 sebagai berikut : Tabel 4.13 Tanggapan Responden Mengenai Daya Tarik Ruangan meeting/ballroom Nilai 1 2 3 4 5
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Menarik Tidak Menarik Biasa Menarik Sangat Menarik Total Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Frekuensi 0 0 20 73 7 100
Persentase 0 0 20 73 7 100
Skor 0 0 60 292 35 387
Berdasarkan data yang ditunjukkan oleh tabel 4.13, dapat diketahui bahwa daya tarik ruangan meeting/ballroom Hotel Nalendra Bandung dinilai menarik oleh 73% responden dan sangat menarik oleh 7% responden. Hal ini sejalan dengan usaha yang dijalankan banquet Hotel Nalendra Bandung, salah satunya adalah dengan menyediakan ruangan senyaman mungkin dengan fasilitas meeting yang lengkap. Serta sebanyak 20% responden menyatakan biasa karena kapasitas ruangan atau ballroom banquet Hotel Nalendra Bandung yang kurang.
6. Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Replace Berdasarkan penjelasan masing-masing ukuran dari Replace, maka selanjutnya dilakukan perhitungan rekapitulasi tanggapan responden terhadap Replace pada Simplicity Marketing banquet Hotel Nalendra Bandung seperti diperlihatkan pada Tabel 4.14 :
100
Tabel 4.14 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Replace No. 1 2 3 4 5
Ukuran Tingkat pergantian menu baru Tingkat daya tarik variasi menu Tingkat daya tarik variasi menu coffee break Tingkat daya tarik variasi minuman Tingkat daya tarik ruangan meeting/ballroom Total Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2009
Total Skor 404 431 407 388 387 2017
Berdasarkan tabel 4.14, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai tingkat daya tarik variasi menu dinilai paling tinggi oleh responden dengan skor sebesar 431. Walaupun belum mendekati skor ideal (500), namun sebagian besar responden 69% menyatakan variasi menu makanan di banquet Hotel Nalendra Bandung adalah menarik. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat variasi menu makanan banquet Hotel Nalendra Bandung ditanggapi secara positif oleh masyarakat sehingga perusahaan harus lebih meningkatkan variasi menu dan kualitas makanan termasuk Replace yang baik bagi banquet Hotel Nalendra Bandung. Berdasarkan uraian tanggapan responden mengenai indikator Replace yang menggunakan lima buah item pertanyaan yang mengacu pada skor ideal, dimana skor maksimum yang mungkin diperoleh dari indikator Replace adalah 5 X 5 X 100 = 2500, sedangkan skor minimum yang mungkin terjadi adalah 5 X 1 X 100 = 500. Rentang skor maksimum dan minimum diperoleh sebesar 2000 dan jika dibagi menjadi lima kategori, maka rentang skor pada masing-masing kategori 400.
101
Dengan rentang skor sebesar 400 pada masing-masing kategori, maka dapat digambarkan pembagian skor indikator Replace dari banquet Hotel Nalendra Bandung dalam bentuk garis kontinum sebagai berikut :
Sangat Rendah
500
900
Rendah
Netral
1300
Tinggi
1700
Sangat Tinggi
2100
2500
2017 = Jumlah skor tanggapan responden
Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Gambar 4. 1 Garis Kontinum Replace Banquet Hotel Nalendra Bandung Berdasarkan gambar 4.1, jumlah skor tanggapan responden dari Replace diperoleh sebesar 2017, dan dalam pengklasifikasian jumlah skor tanggapan responden termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan pengklasifikasian ini, maka dapat diartikan bahwa Replace banquet Hotel Nalendra Bandung menurut responden termasuk dalam kategori baik.
4.3.1.2 Tanggapan Responden Terhadap Repackage Hotel Nalendra Bandung Repackage adalah mengemas secara bersamaan sejumlah produk atau jasa yang sebelumnya hanya bisa didapatkan dari banyak sumber (atau sebagai pembelian yang terpisah dari sumber yang sama), yang menawarkan solusi yang terintegrasi dengan satu hubungan terpusat untuk konsumen. (Peter and Sealey, 2000:50). Indikator Repackage dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan kuesioner dengan menggunakan jumlah item pertanyaan sebanyak tiga buah item pertanyaan. Berdasarkan hasil penelitian yang melibatkan 100 responden
102
mengenai Repackage yang dilakukan banquet Hotel Nalendra Bandung, diperoleh data sebagai berikut :
1. Tanggapan Responden Mengenai Kesesuaian Porsi Menu Dalam membuat sebuah paket makanan perlu diperhatikan jenis menu yang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen. Jenis menu yang tersedia akan mempengaruhi konsumen untuk berkunjung, sehingga akhirnya melakukan keputusan pembelian. Berdasarkan hasil penelitian yang melibatkan 100 orang responden diperoleh data mengenai kesesuaian menu dengan kebutuhan konsumen seperti yang disajikan pada tabel 4.15 sebagai berikut : Tabel 4.15 Tanggapan Responden Mengenai Kesesuaian Porsi Menu Dengan Kebutuhan Nilai 1 2 3 4 5
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Sesuai Tidak Sesuai Sedang Sesuai Sangat Sesuai Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Frekuensi 0 0 16 71 13 100
Persentase 0 0 16 71 13 100
Skor 0 0 48 284 65 397
Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 71% responden menyatakan kesesuaian menu dengan kebutuhan konsumen adalah sesuai dan 13% responden menyatakan sangat sesuai. Hal ini mengindikasikan bahwa upaya banquet Hotel Nalendra Bandung untuk memberikan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumennya sudah cukup berhasil. Responden lain sebanyak 16% orang menyatakan sedang, responden ini beranggapan menu yang biasa dibeli di banquet Hotel Nalendra Bandung
103
sebagian ada yang sesuai dengan kebutuhan mereka, tetapi ada juga sebagian menu yang tidak sesuai dengan kebutuhan mereka.
2. Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan Pemilihan Paket Menu Paket makanan selain dibuat dengan tujuan untuk memudahkan konsumen, juga mempunyai tujuan untuk mengurangi kebingungan konsumen ketika memilih beraneka ragam menu yang tersedia. Berdasarkan hasil penelitian yang melibatkan 100 orang responden diperoleh data mengenai pengurangan kebingungan dalam pemilihan menu seperti yang disajikan pada tabel 4.16 sebagai berikut : Tabel 4.16 Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan Pemilihan Paket Menu Makanan Nilai 1 2 3 4 5
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Mudah Tidak Mudah Biasa Mudah Sangat Mudah Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Frekuensi 0 0 6 59 35 100
Persentase 0 0 6 59 35 100
Skor 0 0 18 236 175 429
Hasil pengolahan data pada tabel 4.16 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang terdiri dari pegawai swasta dan wiraswasta sebanyak 59 orang menyatakan mudah dan 35 responden menyatakan sangat mudah mengenai adanya pengurangan kebingungan dalam pemilihan paket menu. Responden ini memberikan alasan mereka tidak perlu dua kali mengalami kebingungan dalam memutuskan produk makanan dan minuman yang akan dibeli secara terpisah. Selain itu responden tidak perlu repot menyebutkan pesanan yang akan dibeli secara keseluruhan. Hal itu dirasakan dapat lebih mempersingkat waktu setiap
104
melakukan pemesanan. Hal ini menunjukkan bahwa banquet Hotel Nalendra Bandung sudah cukup berhasil melakukan upaya mengurangi tingkat kebingungan konsumen dalam memilih menu melalui paket menu makanan yang diberikan. Sebanyak 5 responden menyatakan biasa. Responden ini beranggapan perbedaan antara memilih produk satuan dengan paket makanan tidak terlalu signifikan, masing-masing pilihan didasarkan atas kebutuhan yang ingin dipenuhi pada saat melakukan pemesananan. Tidak semua paket makanan sesuai dengan keinginan meeka, sehingga ada beberapa produk yang harus dibeli secara terpisah.
3. Tanggapan Responden Mengenai Daya Tarik Kemasan Makanan Pengemasan atau penyajian suatu produk akan mempengaruhi kesan produk itu sendiri di benak konsumen. Selain harus memperhatikan keamanan bagi makanan tersebut, kemasan atau cara penyajian yang dipakai pun harus mencerminkan gaya hidup konsumen masa kini. Berdasarkan hasil penelitian yang melibatkan 100 orang responden diperoleh data mengenai daya tarik pengemasan atau penyajian makanan seperti yang disajikan pada tabel 4.17 sebagai berikut : Tabel 4.17 Tanggapan Responden Mengenai Daya Tarik Pengemasan Paket Makanan Nilai 1 2 3 4 5
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Menarik Tidak Menarik Biasa Menarik Sangat Menarik Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Frekuensi 0 0 19 77 4 100
Persentase 0 0 19 77 4 100
Skor 0 0 57 308 20 385
Hasil pengolahan data pada tabel 4.17 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 77 orang menyatakan bahwa pengemasan atau penyajian
105
makanan banquet Hotel Nalendra Bandung menarik dan 4 responden menyatakan sangat menerik. Mereka berpendapat bahwa pengemasan atau penyajian makanan banquet Hotel Nalendra Bandung sangat bersih sehingga bisa terhindar dari kontaminasi. Serta 19 responden menyatakan biasa. Mereka mengatakan bahwa perngemasan atau penyajian makanan banquet Hotel Nalendra Bandung sama seperti hotel bintang tiga lainnya.
4. Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Repackage Berdasarkan penjelasan masing-masing ukuran dari Replace, maka selanjutnya dilakukan perhitungan rekapitulasi tanggapan responden terhadap Replace pada Simplicity Marketing banquet Hotel Nalendra Bandung seperti diperlihatkan pada Tabel 4.18 : Tabel 4.18 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Repackage No. 1 2 3
Ukuran Tingkat kesesuaian porsi menu dengan kebutuhan konsumen Tingkat pengurangan kebingungan dalam pemilihan paket menu Tingkat daya tarik pengemasan makanan Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Total Skor 397 429 385 1211
Berdasarkan tabel 4.18, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai tingkat kemudahan pemilihan paket menu makanan banquet Hotel Nalendra Bandung dinilai paling tinggi oleh responden dengan skor sebesar 422. Walaupun belum mendekati skor ideal (500), namun sebagian besar responden 59% menyatakan setuju kemudahan pemilihan paket paket makanan banquet Hotel Nalendra Bandung. Hal ini menunjukkan bahwa pemilihan paket menu makanan banquet Hotel Nalendra Bandung ditanggapi secara positif oleh konsumen
106
sehingga perusahaan harus dapat mempertahankan penyajian paket makanan yang memudahkan konsumen ketika melakukan pemesanan. Berdasarkan uraian tanggapan responden mengenai indikator Repackage yang menggunakan tiga buah item pertanyaan yang mengacu pada skor ideal, dimana skor maksimum yang mungkin diperoleh dari indikator Replace adalah 3 X 5 X 100 = 1500, sedangkan skor minimum yang mungkin terjadi adalah 3 X 1 X 100 = 300. Rentang skor maksimum dan minimum diperoleh sebesar 1200 dan jika dibagi menjadi tiga kategori, maka rentang skor pada masing-masing kategori 240. Dengan rentang skor sebesar 240 pada masing-masing kategori, maka dapat digambarkan pembagian skor indikator Repackage dari banquet Hotel Nalendra Bandung dalam bentuk garis kontinum sebagai berikut :
Sangat Rendah
300
Rendah
540
Netral
780
Tinggi
1020
Sangat Tinggi
1260
1500
1211= Jumlah skor tanggapan responden
Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Gambar 4.2 Garis Kontinum Repackage Banquet Hotel Nalendra Bandung Berdasarkan gambar 4.2. jumlah skor tanggapan responden dari Repackage diperoleh sebesar 1211, dan dalam pengklasifikasian jumlah skor tanggapan
responden
termasuk
dalam
kategori
tinggi.
Berdasarkan
pengklasifikasian ini, maka dapat diartikan bahwa Repackage banquet Hotel Nalendra Bandung termasuk dalam kategori baik.
107
4.3.1.3 Tanggapan Responden Terhadap Reposition Hotel Nalendra Bandung Dalam kerangka Simplicity Marketing, Reposition merupakan pemposisian secara langsung sebuah merek pada janji dari kesederhanaan atau memperluas pemposisian merek untuk mengurangi sejumlah merek yang berhubungan dengan permintaan pelanggan setiap waktu. (Peter & Sealey, 2000:51). Indikator Reposition dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan kuesioner dengan menggunakan jumlah item pertanyaan sebanyak dua buah item pertanyaan. Berdasarkan hasil penelitian yang melibatkan 100 responden mengenai Reposition yang dilakukan banquet Hotel Nalendra Bandung, diperoleh data sebagai berikut : 1. Tanggapan Responden Mengenai Pemahaman Atas Banquet Suatu produk perlu dikenal dengan baik oleh masyarakat agar tertarik mereka untuk membeli. Berdasarkan hasil penelitian yang melibatkan 100 orang responden diperoleh data mengenai pemahaman atas banquet Hotel Nalendra Bandung seperti yang disajikan pada tabel 4.19 sebagai berikut : Tabel 4.19 Tanggapan Responden Mengenai Pemahaman Atas Banquet Hotel Nalendra Bandung Nilai 1 2 3 4 5
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Memahami Tidak Memahami Ragu Memahami Sangat Memahami Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Frekuensi 0 0 20 74 6 100
Persentase 0 0 20 74 6 100
Skor 0 0 60 296 30 386
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.19 diketahui bahwa mayoritas responden sebanyak 74% orang menyatakan pemahaman atas banquet Hotel Nalendra Bandung adalah memahami dan 6% responden menyatakan sangat
108
memahami. Mereka menyatakan banquet adalah yang mengkoordinasi acara, serta 20% responden menyatakan ragu. Responden hanya mengetahui salah satu bagian hotel saja.
2. Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Teknologi Produk Banquet Berikut data yang diperoleh dari tiap responden mengenai tingkat teknologi produk banquet pada tabel 4.20 di bawah ini : Tabel 4.20 Tanggapan Responden Mengenai Tingkat Teknologi Produk Banquet Nilai 1 2 3 4 5
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Modern Tidak Modern Sedang Modern Sangat Modern Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Frekuensi 0 0 23 72 5 100
Persentase 0 0 23 72 5 100
Skor 0 0 69 288 25 382
Hasil pengolahan data pada tabel 4.20 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 72 orang menyatakan bahwa tingkat teknologi pada produk banquet adalah modern dan 5 responden menyatakan sangat modern. Berdasarkan pengalaman responden pada bintang hotel tiga lain, Hotel Nalendra Bandung merupakan termasuk hotel bintang 23 yang modern produk banquet nya. Sebanyak 27 responden menyatakan sedang. Responden ini merasa dari segi teknologi, mereka kurang mengenal produk tersebut, sehingga merasa kaku untuk menggunakannya.
3. Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Reposition Berdasarkan penjelasan masing-masing ukuran dari Reposition, maka selanjutnya dilakukan perhitungan rekapitulasi tanggapan responden terhadap
109
Reposition pada Simplicity Marketing banquet Hotel Nalendra Bandung seperti diperlihatkan pada Tabel 4.21 : Tabel 4.21 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Reposition No. 1 2
Ukuran Tingkat pemahaman atas banquet Hotel Nalendra Bandung Tingkat teknologi produk banquet Hotel Nalendra Bandung Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Total Skor 386 382 768
Berdasarkan tabel 4.21, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai tingkat teknologi produk banquet Hotel Nalendra Bandung dinilai paling tinggi oleh responden dengan skor sebesar 768. Walaupun belum mendekati skor ideal (500), namun sebagian besar responden (72%) menyatakan tingkat teknologi produk banquet Hotel Nalendra Bandung adalah modern. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi produk banquet Hotel Nalendra Bandung ditanggapi secara positif oleh konsumen sehingga perusahaan harus mempertahankan agar produknya senantiasa tetap terjaga dengan baik di benak konsumennya. Berdasarkan uraian tanggapan responden mengenai indikator Reposition yang menggunakan dua buah item pertanyaan yang mengacu pada skor ideal, dimana skor maksimum yang mungkin diperoleh dari indikator Replace adalah 2 X 5 X 100 = 1000, sedangkan skor minimum yang mungkin terjadi adalah 2 X 1 X 100 = 200. Rentang skor maksimum dan minimum diperoleh sebesar 800 dan jika dibagi menjadi lima kategori, maka rentang skor pada masing-masing kategori 160. Dengan rentang skor sebesar 160 pada masing-masing kategori, maka dapat digambarkan pembagian skor indikator Reposition dari banquet Hotel Nalendra Bandung dalam bentuk garis kontinum sebagai berikut :
110
Sangat Rendah
200
360
Rendah
Netral
520
Tinggi
680
Sangat Tinggi
840
1000
768= Jumlah skor tanggapan responden
Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Gambar 4.3 Garis Kontinum Reposition Banquet Hotel Nalendra Bandung Berdasarkan gambar 4.3, jumlah skor tanggapan responden dari Reposition diperoleh sebesar 768, dan dalam pengklasifikasian jumlah skor tanggapan responden termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan pengklasifikasian ini, maka dapat diartikan bahwa Reposition banquet Hotel Nalendra Bandung menurut responden termasuk dalam kategori baik.
4.3.1.4 Tanggapan Responden Terhadap Replenish Hotel Nalendra Bandung Replenish adalah menyediakan suplai yang kontinyu (zero-defect) dari produk atau service yang siap digunakan bagi keberadaan konsumen pada poin harga yang dapat diterima, dan konsumen hanya dengan sekali membuat keputusan pembelian. (Peter & Sealey, 2000:53). Untuk menghindari kekecewaan konsumen, maka harus senantiasa menjaga ketersediaan produknya setiap saat. 1. Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Standar Produk Berdasarkan hasil penelitian yang melibatkan 100 orang responden diperoleh data mengenai Replenish banquet Hotel Nalendra Bandung seperti yang disajikan pada tabel 4.22 sebagai berikut :
111
Tabel 4.22 Tanggapan Responden Mengenai Ketersediaan Produk Nilai 1 2 3 4 5
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Lengkap Tidak Lengkap Biasa Lengkap Sangat Lengkap Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Frekuensi 0 0 20 70 10 100
Persentase 0 0 20 70 10 100
Skor 0 0 60 280 50 390
Hasil pengolahan data pada tabel 4.22 menunjukkan bahwa responden sebanyak 70 orang menyatakan
bahwa ketersediaan produk
banquet Hotel
Nalendra Bandung adalah lengkap dan 10 responden lainnya menyatakan sangat lengkap. Hal ini menandakan bahwa dari hasil yang di dapat menunjukkan bahwa ketersediaan produk banquet Hotel Nalendra Bandung direspon positif oleh konsumen, dan 20 responden menyatakan biasa. Mereka berpendapat ketersediaan produk banquet Hotel Nalendra Bandung sama dengan hotel bintang tiga lainnya.
2. Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Standar Produk Kualitas standar produk merupakan hal utama yang harus selalu menjadi prioritas setiap perusahaan. Produk yang dibuat dengan standar kualitas terbaik akan membuat konsumen loyal. Berdasarkan hasil penelitian yang melibatkan 100 orang responden diperoleh data mengenai kualitas produk banquet Hotel Nalendra Bandung seperti yang disajikan pada tabel 4.23 sebagai berikut : Tabel 4.23 Tanggapan Responden Mengenai Kualitas Standar Produk Nilai 1 2 3 4 5
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Memenuhi Standar Tidak Memenuhi Satandar Biasa Memenuhi Standar Sangat Memenuhi Standar Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Frekuensi 0 0 8 71 21 100
Persentase 0 0 8 71 21 100
Skor 0 0 24 284 105 413
112
Hasil pengolahan data pada tabel 4.23 menunjukan bahwa mayoritas responden sebanyak 71 orang menyatakan bahwa kualitas produk banquet Hotel Nalendra Bandung adalah memenuhi standard dan 21 responden menyatakan sangat memenuhi standar. Mereka percaya dengan kualitas produk Hotel Nalendra Bandung, serta sebanyak 8 responden menyatakan biasa. Mereka berpendapat kurang mengetahui banyak tentang kualitas produk yang mereka konsumsi.
3. Tanggapan Responden Mengenai Kesesuai Harga Dengan Kualitas Harga yang sesuai dengan kualitas produk menjadi salah satu pertimbangan konsumen dalam memutuskan untuk mengkonsumsi produk tersebut. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mengenai kesesuaian harga dengan kualitas produk banquet Hotel Nalendra Bandung seperti yang disajikan pada tabel 4.24 sebagai berikut : Tabel 4.24 Tanggapan Responden Mengenai Kesesuaian Harga Dengan Kualitas Produk Nilai 1 2 3 4 5
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Sesuai Tidak Sesuai Ssedang Sesuai Sangat Sesuai Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Frekuensi 0 2 23 70 5 100
Persentase 0 2 23 70 5 100
Skor 0 4 69 280 25 378
Hasil pengolahan data pada tabel 4.24 menunjukan bahwa mayoritas responden sebanyak 70 orang menyatakan bahwa kesesuaian harga dengan kualitas produk adalah sesuai dan 5 responden menyatakan sangat sesuai, responden menilai bahwa harga yang ditetapkan Hotel Nalendra Bandung sangat cocok dengan kualitas nama Hotel. Serta sisa responden sebanyak 23 orang
113
menyatakan sedang dan 2 responden lainnya menyatakan tidak sesuai. Responden menilai bahwa harga yang diterapkan oleh Hotel mahal, tidak seperti harga produk yang sama di pasaran luar.
4.
Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Replenish Berdasarkan penjelasan masing-masing ukuran dari Replenish, maka
selanjutnya dilakukan perhitungan rekapitulasi tanggapan responden terhadap Replenish pada Simplicity Marketing banquet Hotel Nalendra Bandung seperti diperlihatkan pada Tabel 4.25 : Tabel 4.25 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Replenish No. 1 2 3
Ukuran Tingkat ketersediaan produk Tingkat kualitas standar produk Tingkat kesesuaian harga dengan kualitas produk Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Total Skor 390 413 378 1811
Berdasarkan tabel 4.25, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai tingkat kualitas standar produk dinilai paling tinggi oleh responden dengan skor sebesar 413. Walaupun belum mendekati skor ideal (500), namun sebagian responden 71% menyatakan bahwa kualitas standar produk banquet Hotel Nalendra Bandung adalah memenuhi standar pada umumnya. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas standar produk banquet Hotel Nalendra Bandung ditanggapi
secara
positif
oleh
konsumen
sehingga
perusahaan
harus
mempertahankannya. Berdasarkan uraian tanggapan responden mengenai indikator Replenish yang menggunakan tiga buah item pertanyaan yang mengacu pada skor ideal, dimana skor maksimum yang mungkin diperoleh dari indikator Replace adalah 3
114
X 5 X 100 = 1500, sedangkan skor minimum yang mungkin terjadi adalah 3 X 1 X 100 = 300. Rentang skor maksimum dan minimum diperoleh sebesar 1200 dan jika dibagi menjadi lima kategori, maka rentang skor pada masing-masing kategori 240. Dengan rentang skor sebesar 240 pada masing-masing kategori, maka dapat digambarkan pembagian skor indikator Replenish dari banquet Hotel Nalendra Bandung dalam bentuk garis kontinum sebagai berikut :
Sangat Rendah
300
Rendah
540
Netral
780
Tinggi
1020
Sangat Tinggi
1260
1500
1811 = Jumlah skor tanggapan responden
Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Gambar 4.4 Garis Kontinum Replenish Banquet Hotel Nalendra Bandung Berdasarkan gambar 4.4, jumlah skor tanggapan responden dari Replenish diperoleh sebesar 1811, dan dalam pengklasifikasian jumlah skor tanggapan responden termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan pengklasifikasian ini, maka dapat diartikan bahwa Replenish banquet Hotel Nalendra termasuk dalam kategori baik.
4.3.1.5 Rekapitulasi Variabel Penelitian Simplicity Marketing banquet Hotel Nalendra Bandung Rekapitulasi tanggapan responden secara keseluruhan terhadap variabel program Simplicity Marketing banquet Hotel Nalendra Bandung diidentifikasikan
115
melalui indikator Replace, Repackage, Reposition dan Replenish secara rinci dapat dilihat melalui Tabel 4.26 : Tabel 4.26 Rekapitulasi Variabel Penelitian Simplicity Marketing No. Ukuran Replace 1 Tingkat pergantian menu baru 2 Tingkat daya tarik variasi menu 3 Tingkat daya tarik variasi menu coffee break 4 Tingkat daya tarik variasi minuman 5 Tingkat daya tarik ruangan meeting/ballroom Subtotal Repackage 6 Tingkat kesesuaian porsi menu dengan kebutuhan konsumen 7 Tingkat kemudahan pemilihan paket menu makanan 8 Tingkat daya tarik kemasan makanan Subtotal Reposition 9 Tingkat pemahaman atas banquet Hotel Nalendra Bandung 10 Tingkat teknologi produk banquet Hotel Nalendra Bandung Subtotal Replenish 11 Tingkat ketersediaan produk 12 Tingkat kualitas standar produk 13 Tingkat kesesuaian harga dengan kualitas produk Subtotal Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Total Skor 404 431 407 388 387 2017 397 429 385 1211 386 382 768 390 413 378 1181 5177
Dari uraian tanggapan responden secara keseluruhan dari empat indikator yaitu Replace, Repackage, Reposition dan Replenish yang terdiri dari 13 pertanyaan yang mengacu pada skor ideal, dimana
skor maksimum yang
diperoleh adalah 13 X 5 X 100 = 6500, sedangkan skor minimum diperoleh adalah 13 X 1 X 100 = 1300. Rentang skor maksimum dan minimum diperoleh sebesar 5200 dan jika dibagi menjadi lima kategori, maka rentang skor pada masing-masing kategori 1040.
116
Dengan rentang skor sebesar 1040 pada masing-masing kategori, maka dapat digambarkan pembagian skor variabel program Simplicity Marketing banquet Hotel Nalendra Bandung dalam bentuk garis kontinum sebagai berikut :
Sangat Rendah
1300
Rendah
2340
Netral
3380
Tinggi
4420
Sangat Tinggi
5460
6500
5177= Jumlah skor tanggapan responden
Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Gambar 4.5 Garis Kontinum Simplicity Marketing Banquet Hotel Nalendra Bandung Jumlah skor tanggapan responden dari program Simplicity Marketing banquet Hotel Nalendra Bandung diperoleh sebesar 5177. Dengan demikian maka tingkat Simplicity Marketing menurut persepsi 100 orang responden adalah 5177/6500X100 = 79,65% dari kriteria yang ditetapkan. Berdasarkan gambar 4.5 pengklasifikasian jumlah skor tanggapan responden mengenai Simplicity Marketing termasuk dalam tinggi. Skor tertinggi terdapat di indikator Replace pada tanggapan mengenai variasi menu paket makanan dan pada indikator urutan ke dua Repackage pada tanggapan mengenai kemudahan pemilihan peket menu makanan dan pada dimensi Reposotion pada tanggapan mengenai tingkat teknologi banquet Hotel Nalendra Bandung. Serta Replenish dengan standar kualitas produk. Berdasarkan pengklasifikasian secara keseluruhan maka dapat diartikan bahwa Simplicity Marketing banquet Hotel Nalendra Bandung termasuk dalam baik.
117
4.3.2
Gambaran Keputusan Pembelian Banquet Hotel Nalendra Bandung Keputusan pembelian dapat diterangkan sebagai suatu tahap proses
pembelian dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk (Kotler & Lane, 2006:149). Pada tahap keputusan pembelian, ada enam keputusan yang dilakukan oleh pembeli, yaitu : keputusan pembelian berdasarkan produk, berdasarkan merek, berdasarkan saluran distribusi, berdasarkan waktu pembelian, berdasarkan jumlah dan berdasarkan metode pembayaran.
4.3.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan Produk Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli sebuah produk serta alternatifnya yang mereka pertimbangkan. (Kotler dan Keller, 2006:226). 1. Tanggapan Responden Keberagaman Varian Produk Tanggapan responden mengenai keberagaman varian produk banquet Hotel Nalendra Bandung dapat dilihat pada Tabel 4.27 : Tabel 4.27 Tanggapan Responden Mengenai Keberagaman Varian Produk Nilai 1 2 3 4 5
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Bervariasi Tidak Bervariasi Sedang Bervariasi Sangat Bervariasi Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Frekuensi 0 0 5 73 22 100
Persentase 0 0 5 73 22 100
Skor 0 0 15 292 110 417
118
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.27 diketahui bahwa mayoritas responden sebanyak 73 orang menyatakan bahwa keberagaman varian produk banquet Hotel Nalendra Bandung adalah bervariasi dan 22 responden mengganggap sangat bervariasi. Responden ini menilai bahwa variasi dari produk banquet Hotel Nalendra Bandung beragam dari mulai appetizer sampai dessert lengkap, serta 5 responden lainnya mengganggap sedang karena sering menemukan jenis menu yang sama, sehingga bisa menimbulkan kebosanan.
2. Tanggapan Responden Mengenai Rasa Produk Tanggapan responden mengenai rasa produk banquet Hotel Nalendra Bandung dapat dilihat pada Tabel 4.28 berikut ini : Tabel 4.28 Tanggapan Responden Rasa Produk Nilai 1 2 3 4 5
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Menarik Tidak Menarik Sedang Menarik Sangat Menarik Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Frekuensi 0 0 8 51 41 100
Persentase 0 0 8 51 41 100
Skor 0 0 24 204 205 433
Hasil pengolahan data pada tabel 4.28 dapat diketahui bahwa sebanyak 51 responden menyatakan bahwa rasa produk banquet Hotel Nalendra Bandung adalah menarikdan 41 responden menyatakan sangat menarik. Hal ini didasarkan pada kenyataan yang responden alami ketika membandingkan produk banquet Hotel Nalendra Bandung dengan produk sejenis dari hotel bintang tiga lain. Ternyata rasa produk banquet Hotel Nalendra Bandung memang dirasakan lebih enak karena memiliki cita rasa tersendiri.
119
Sebanyak 8 responden menyatakan sedang, responden ini berpendapat walau rasa produk banquet Hotel Nalendra Bandung cukup enak, namun responden mengharapkan adanya inovasi produk agar konsumen tidak merasa bosan.
3. Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan Produk Berdasarkan penjelasan masing-masing di atas, maka selanjutnya dilakukan perhitungan rekapitulasi tanggapan responden mengenai Produk pada Keputusan Pembelian di banquet Hotel Nalendra Bandung seperti diperlihatkan pada tabel 4.29 : Tabel 4.29 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan Produk No.
Ukuran Tingkat keberagaman varian produk Tingkat rasa produk Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009 1 2
Total Skor 417 433 850
Berdasarkan tabel 4.29, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai tingkat rasa produk banquet Hotel Nalendra Bandung dinilai paling tinggi oleh responden dengan skor sebesar 433. Walaupun belum mendekati skor ideal (500), namun sebagian besar responden (51%) menyatakan tingkat rasa produk banquet Hotel Nalendra Bandung adalah enak. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat rasa produk banquet Hotel Nalendra Bandung ditanggapi secara positif oleh konsumen sehingga perusahaan harus mempertahankan agar produknya senantiasa tetap terjaga dengan baik di benak konsumennya.
120
Berdasarkan uraian tanggapan responden mengenai keputusan pembelian berdasarkan produk yang menggunakan dua buah item pertanyaan yang mengacu pada skor ideal, dimana skor maksimum yang mungkin diperoleh dari indikator berdasarkan produk adalah 2 X 5 X 100 = 1000, sedangkan skor minimum yang mungkin terjadi adalah 2 X 1 X 100 = 200. Rentang skor maksimum dan minimum diperoleh sebesar 800 dan jika dibagi menjadi lima kategori, maka rentang skor pada masing-masing kategori 160. Dengan rentang skor sebesar 160 pada masing-masing kategori, maka dapat digambarkan pembagian skor keputusan pembelian berdasarkan produk di banquet Hotel Nalendra Bandung dalam bentuk garis kontinum sebagai berikut :
Sangat Rendah
200
Rendah
360
Netral
520
Tinggi
680
Sangat Tinggi
840
1000
850 = Jumlah skor tanggapan responden
Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Gambar 4.6 Garis Kontinum Keputusan Pembelian Berdasar Produk Berdasarkan gambar 4.6, jumlah skor tanggapan responden dari keputusan pembelian
berdasarkan
produk
diperoleh
sebesar
850,
dan
dalam
pengklasifikasian jumlah skor tanggapan responden termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan pengklasifikasian ini, maka dapat diartikan bahwa keputusan pembelian berdasarkan produk di banquet Hotel Nalendra Bandung termasuk dalam kategori baik sekali.
121
4.3.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan Merek Konsumen harus memutuskan merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek. (Kotler dan Keller, 2006:226). 1. Tanggapan Responden Mengenai Kepercayaan Terhadap Nama Hotel Nalendra Bandung Tanggapan responden mengenai kepercayaan atas banquet Hotel Nalendra Bandung dapat dilihat pada Tabel 4.30 berikut ini : Tabel 4.30 Tanggapan Responden Terhadap Kepercayaan Atas Banquet Hotel Nalendra Bandung Nilai 1 2 3 4 5
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Percaya Tidak Percaya Biasa Percaya Sangat Percaya Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Frekuensi 0 0 4 49 47 100
Persentase 0 0 4 49 47 100
Skor 0 0 12 196 235 443
Hasil pengolahan data pada tabel 4.30 dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebanyak 49 orang menyatakan bahwa kepercayaan terhadap banquet Hotel Nalendra Bandung adalah percaya dan 47 responden menyatakan sangat percaya. Para responden menilai bahwa keberadaan banquet Hotel Nalendra Bandung di industri perhotelan yang telah lama sudah cukup memberikan jaminan bahwa banquet Hotel Nalendra Bandung merupakan merek terpercaya akan jaminan kualitas produk dan pelayanannya.
122
Sebanyak 4 responden menyatakan biasa. Responden golongan ini menilai bahwa sampai saat ini banquet Hotel Nalendra Bandung memang salah satu merek yang tetap terpercaya, namun saat ini semakin banyak pula bermunculan hotel bintang tiga lain yang menawarkan kualitas produk dan jasa yang lebih baik dari banquet Hotel Nalendra Bandung kepada konsumennya. Jadi tidak tertutup kemungkinan di masa yang akan datang posisi banquet Hotel Nalendra Bandung di benak konsumen akan tergeser oleh keberadaan hotel bintang tiga lain.
2. Tanggapan Responden Mengenai Pelayanan Hotel Nalendra Bandung Tanggapan responden mengenai kesesuaian pelayanan banquet dengan nama Hotel Nalendra Bandung dapat dilihat pada Tabel 4.31 berikut ini : Tabel 4.31 Tanggapan Responden Mengenai Kesesuaian Pelayanan Banquet Hotel Nalendra Bandung Nilai 1 2 3 4 5
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Sesuai Tidak Sesuai Sedang Sesuai Sangat Sesuai Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Frekuensi 0 0 8 85 7 100
Persentase 0 0 8 85 7 100
Skor 0 0 24 340 35 399
Hasil pengolahan data pada tabel 4.31 dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebanyak 85 orang menyatakan bahwa pelayanan banquet adalah sesuai dengan nama Hotel Nalendra Bandung yang baik dan 7 responden menyatakan sangat sesuai. Para responden menilai bahwa pelayanan banquet Hotel Nalendra Bandung sangat memuaskan dan merekan merasa nyaman dengan keramahtamahan Hotel Nalendra Bandung. Sebanyak 8 responden menyatakan sedang. Responden golongan ini menilai bahwa terkadang kru banquet Hotel
123
Nalendra Bandung tidak ada di tempat dan mereka sedikit lamban apabila dibutuhkan. 3. Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan Merek Berdasarkan penjelasan masing-masing di atas, maka selanjutnya dilakukan perhitungan rekapitulasi tanggapan responden mengenai merek pada Keputusan Pembelian di banquet Hotel Nalendra Bandung seperti diperlihatkan pada tabel 4.32 : Tabel 4.32 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan Merek No. 1 2
Ukuran Tingkat kepercayaan terhadap nama Hotel Nalendra Bandung Tingkat pelayanan sesuaian dengan nama Hotel Nalendra Bandung Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Total Skor 443 399 842
Berdasarkan tabel 4.32, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai tingkat keprcayaan atas banquet Hotel Nalendra Bandung dinilai paling tinggi oleh responden dengan skor sebesar 443. Walaupun belum mendekati skor ideal (500), namun sebagian besar responden (49%) menyatakan percaya terhadap banquet Hotel Nalendra Bandung. Hal ini menunjukkan bahwa merek banquet Hotel Nalendra Bandung ditanggapi secara positif oleh konsumen sehingga perusahaan harus mempertahankan agar produknya senantiasa tetap terjaga dengan baik di benak konsumennya. Berdasarkan uraian tanggapan responden mengenai keputusan pembelian berdasarkan merek yang menggunakan dua buah item pertanyaan yang mengacu pada skor ideal, dimana skor maksimum yang mungkin diperoleh dari indikator
124
berdasarkan merek adalah 2 X 5 X 100 = 1000, sedangkan skor minimum yang mungkin terjadi adalah 2 X 1 X 100 = 200. Rentang skor maksimum dan minimum diperoleh sebesar 800 dan jika dibagi menjadi lima kategori, maka rentang skor pada masing-masing kategori 160. Dengan rentang skor sebesar 160 pada masing-masing kategori, maka dapat digambarkan pembagian skor keputusan pembelian berdasarkan merek di banquet Hotel Nalendra Bandung dalam bentuk garis kontinum sebagai berikut :
Sangat Rendah
200
Rendah
360
Netral
520
Tinggi
680
Sangat Tinggi
840
1000
842 = Jumlah skor tanggapan responden
Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Gambar 4.7 Garis Kontinum Keputusan Pembelian Berdasar Merek Berdasarkan gambar 4.7, jumlah skor tanggapan responden dari keputusan pembelian berdasarkan merek diperoleh sebesar 842, dan dalam pengklasifikasian jumlah skor tanggapan responden termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan pengklasifikasian di atas, maka dapat diartikan bahwa keputusan pembelian berdasarkan merek di banquet Hotel Nalendra Bandung termasuk dalam kategori baik.
4.3.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan Saluran Distribusi Konsumen harus mengambil keputusan tentang penyalur mana yang akan dikunjungi. Setiap konsumen berbeda-beda dalam hal menentukan penyalur, dapat
125
dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga yang murah, persediaan barang yang lengkap, kenyamanan berbelanja, keleluasaan tempat dan sebagainya. (Kotler dan Keller, 2006:226). 1. Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan Menemukan Lokasi Tanggapan responden mengenai kemudahan menemukan lokasi Hotel dapat dilihat pada Tabel 4.33 : Tabel 4.33 Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan Menemukan Lokasi Nilai 1 2 3 4 5
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Mudah Tidak Mudah Biasa Mudah Sangat Mudah Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Frekuensi 0 0 8 73 19 100
Persentase 0 0 8 73 19 100
Skor 0 0 24 292 95 411
Hasil pengolahan data pada tabel 4.33 dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebanyak 73 orang menyatakan menemukan lokasi Hotel Nalendra Bandung adalah mudah dan 19 responden menyatakan sangat mudah. Menurut penilaian responden, lokasi Hotel Nalendra Bandung mudah ditemukan, apalagi letaknya yang stategis di Jl. Cihampelas yang dekat dengan pusat berbelanja. Sebanyak 8 responden menyatakan biasa. Responden ini beralasan dikarenakan Jl. Cihampelas yang hanya boleh dilalui untuk satu jalur, menyulitkan mereka untuk sampai lebih cepat di lokasi.
2. Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan Contract Rate Tanggapan responden mengenai kemudahan contract rate dengan Hotel Nalendra Bandung dapat dilihat pada Tabel 4.34 :
126
Tabel 4.34 Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan Contract Rate Nilai 1 2 3 4 5
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Mudah Tidak Mudah Biasa Mudah Sangat Mudah Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Frekuensi 0 0 25 69 6 100
Persentase 0 0 25 69 6 100
Skor 0 0 75 276 30 381
Hasil pengolahan data pada tabel 4.34 dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebanyak 69 orang menyatakan diberikan kemudahan dengan menjalin contract rate dan 6 respondengn menyatakan sangat mudah dengan adanya contract rate. Responden berpendapat bahwa menjalin kerjasama dalam bentuk contract rate sangat memudahkan dan membantu mereka dalam segala hal. Sebanyak 25 responden menyatakan. Responden ini mengatakan bahwa mereka belum menjalin kerjasama dalam bentuk contract rate dengan Hotel Nalendra Bandung, sehingga belum mengatahui keuntungannya.
3. Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian berdasarkan Saluran Distribusi Berdasarkan penjelasan masing-masing di atas, maka selanjutnya dilakukan perhitungan rekapitulasi tanggapan responden mengenai Saluran Distribusi pada Keputusan Pembelian banquet Hotel Nalendra Bandung berikut : Tabel 4.35 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan Saluran Distribusi No. 1
Ukuran Tingkat kemudahan menemukan lokasi Tingkat kemudahan pembelian yang ditawarkan Hotel Nalendra Bandung 2 apabila sudah melakukan kerjasama dalam bentuk contract rate Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Total Skor 411 381 792
127
Berdasarkan tabel 4.35, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai kemudahan menemukan lokasi banquet Hotel Nalendra Bandung dinilai paling tinggi oleh responden dengan skor sebesar 411. Walaupun belum mendekati skor ideal (500), namun sebagian besar responden (73%) menyatakan mudah dalam menemukan lokasi banquet Hotel Nalendra Bandung. Hal ini menunjukkan bahwa lokasi banquet Hotel Nalendra Bandung ditanggapi secara positif. Berdasarkan uraian tanggapan responden mengenai keputusan pembelian berdasarkan saluran distribusi yang menggunakan dua buah item pertanyaan yang mengacu pada skor ideal, dimana skor maksimum yang mungkin diperoleh dari indikator berdasarkan saluran distribusi adalah 2 X 5 X 100 = 1000, sedangkan skor minimum yang mungkin terjadi adalah 2 X 1 X 100 = 200. Rentang skor maksimum dan minimum diperoleh sebesar 800 dan jika dibagi menjadi lima kategori, maka rentang skor pada masing-masing kategori 160. Dengan rentang skor sebesar 160 pada masing-masing kategori, maka dapat digambarkan pembagian skor keputusan pembelian berdasarkan saluran distribusi di banquet Hotel Nalendra Bandung dalam bentuk garis kontinum sebagai berikut :
Sangat Rendah
200
360
Rendah
Netral
520
Tinggi
680
Sangat Tinggi
840
1000
792= Jumlah skor tanggapan responden
Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Gambar 4.8 Garis Kontinum Keputusan Pembelian Berdasar Saluran Distribusi
128
Berdasarkan gambar 4.8, jumlah skor tanggapan responden dari keputusan pembelian berdasarkan saluran distribusi diperoleh sebesar 792, dan dalam pengklasifikasian jumlah skor tanggapan responden termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan pengklasifikasian ini, maka dapat diartikan bahwa keputusan pembelian berdasarkan saluran distribusi di banquet Hotel Nalendra Bandung menurut responden termasuk dalam kategori baik.
4.3.2.4 Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan Waktu Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian dapat berbedabeda. Misalnya : ada yang membeli setiap hari, 1 minggu sekali, 2 minggu sekali, 3 minggu sekali, 1 bulan sekali, dan sebagainya. (Kotler dan Keller, 2006:226).
1. Tanggapan Responden Mengenai Intensitas Pembelian Tanggapan responden mengenai intensitas pembelian produk banquet Hotel Nalendra Bandung dapat dilihat pada Tabel 4.36 : Tabel 4.36 Tanggapan Responden Mengenai Intensitas Pembelian Nilai Alternatif Jawaban 1 Sangat Jarang 2 Jarang 3 Sedang 4 Sering 5 Sangat Sering Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Frekuensi 0 3 19 74 4 100
Persentase 0 3 19 74 4 100
Skor 0 6 57 296 20 379
Hasil pengolahan data pada tabel 4.36 dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebanyak 74 orang menyatakan bahwa intensitas pembelian produk banquet Hotel Nalendra Bandung adalah sering dan 4 responden menyatakan
129
sangat sering. Alasan yang dikemukakan adalah karena Hotel Nalendra Bandung sangat nyaman untuk dijadikan tempat meeting atau seminar, selain itu juga responden ini merupakan orang yang sering melakukan meeting. Sebanyak 19 responden menyatakan sedang dan 3 responden lainnya menyatakan jarang. Responden mengatakan bahwa perusahaan mereka jarang melakukan meeting di luar kantor.
2. Tanggapan Responden Mengenai Keteraturan Waktu Pembelian Tanggapan responden mengenai keteraturan waktu pembelian banquet Hotel Nalendra Bandung dapat dilihat pada Tabel 4.37 : Tabel 4.37 Tanggapan Responden Mengenai Intensitas Pembelian Nilai 1 2 3 4 5
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Teratur Tidak Teratur Sedang Teratur Sangat Teratur Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Frekuensi 0 2 25 66 7 100
Persentase 0 2 25 66 7 100
Skor 0 4 75 264 35 378
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4. 37 dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebanyak 66 orang menyatakan bahwa keteraturan waktu pembelian produk banquet Hotel Nalendra Bandung adalah teratur dan 7 responden menyatakan sangat teratur. Pembelian produk banquet Hotel Nalendra Bandung rata-rata dilakukan responden setiap 3 bulan sekali, terutama menjelang akhir tahun. Hal ini juga terkait dengan membicarakan kondisi perusahaan mereka sepanjang tahun tersebut.
130
Sebanyak 25 responden menyatakan sedang dan 2 responden menyatakan tidak teratur. Responden mengatakan bahwa mereka melakukan meeting di saat diperlukan oleh perusaan saja dengan waktu yang tidak teratur.
3. Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan Waktu Berdasarkan penjelasan di atas, selanjutnya dilakukan perhitungan rekapitulasi tanggapan responden mengenai keputusan pembelian berdasarkan waktu di banquet Hotel Nalendra Bandung seperti diperlihatkan pada tabel 4.38 : Tabel 4.38 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan Waktu No. 1. 2.
Ukuran Tingkat intensitas pembelian Tingkat keteraturan waktu pembelian Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Total Skor 379 378 757
Berdasarkan tabel 4.38, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai intensitas pembelian banquet Hotel Nalendra Bandung dinilai paling tinggi oleh responden dengan skor sebesar 379. Walaupun belum mendekati skor ideal (500), namun sebagian besar responden (74%) menyatakan sering melakukan meeting di banquet Hotel Nalendra Bandung. Berdasarkan uraian tanggapan responden mengenai keputusan pembelian berdasarkan waktu yang menggunakan dua buah item pertanyaan yang mengacu pada skor ideal, dimana skor maksimum yang mungkin diperoleh dari indikator berdasarkan waktu adalah 2 X 5 X 100 = 1000, sedangkan skor minimum yang mungkin terjadi adalah 2 X 1 X 100 = 200. Rentang skor maksimum dan
131
minimum diperoleh sebesar 800 dan jika dibagi menjadi lima kategori, maka rentang skor pada masing-masing kategori 160. Dengan rentang skor sebesar 160 pada masing-masing kategori, maka dapat digambarkan pembagian skor keputusan pembelian berdasarkan waktu di banquet Hotel Nalendra Bandung dalam bentuk garis kontinum sebagai berikut :
Sangat Rendah
200
Rendah
360
Netral
520
Tinggi
680
Sangat Tinggi
840
1000
757 = Jumlah skor tanggapan responden
Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Gambar 4.9 Garis Kontinum Keputusan Pembelian Berdasar Saluran Distribusi Berdasarkan gambar 4.9, jumlah skor tanggapan responden dari keputusan pembelian berdasarkan saluran distribusi diperoleh sebesar 757, dan dalam pengklasifikasian jumlah skor tanggapan responden termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan pengklasifikasian ini, maka dapat diartikan bahwa keputusan pembelian berdasarkan waktu di banquet Hotel Nalendra Bandung menurut responden termasuk dalam kategori baik.
4.3.2.5 Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan Jumlah Pembelian Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Pembelian dilakukan mungkin lebih dari satu, dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai
132
dengan keinginan yang berbeda-beda dari setiap pembeli. (Kotler dan Keller, 2006:226).
1. Tanggapan Responden Mengenai Jumlah Produk yang Dibeli Tanggapan responden mengenai jumlah produk banquet Hotel Nalendra Bandung yang dibeli setiap kali berkunjung dapat dilihat pada Tabel 4.39 : Tabel 4.39 Tanggapan Responden Mengenai Jumlah Produk yang Dibeli Nilai 1 2 3 4 5
Alternatif Jawaban Sangat Sedikit Sedikit Sedang Banyak Sangat Banyak Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Frekuensi 0 0 15 63 22 100
Persentase 0 0 15 63 22 100
Skor 0 0 45 252 110 407
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.39 dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebanyak 63 orang menyatakan jumlah produk banquet Hotel Nalendra Bandung yang dibeli setiap kali berkunjung adalah banyak dan 22 responden adalah sangat banyak. Rata-rata responden ini dating rombonga, sehingga jumlah yang dibeli pun tidak sedikit. Sebanyak 15 responden menyatakan sedang. Responden ini mengatakan bahwa produk yang mereka beli yang sesuai dengan kebutuhan saja.
2. Tanggapan Responden Mengenai Kesesuai Minimum Order Tanggapan responden mengenai minimum order paket banquet Hotel Nalendra Bandung dapat dilihat pada Tabel 4.40 :
133
Tabel 4.40 Tanggapan Responden Mengenai Minimum Order Dengan Kebutuhan Nilai 1 2 3 4 5
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Sesuai Tidak Sesuai Biasa Sesuai Sangat Sesuai Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Frekuensi 0 0 14 66 20 100
Persentase 0 0 14 66 20 100
Skor 0 0 42 264 100 406
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.40 dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebanyak 66 orang menyatakan minimum order paket banquet Hotel Nalendra Bandung adalah sesuai dan 20 responden adalah sangat banyak. Responden berpendapat bahwa minimum order paket banquet Hotel Nalendra Bandung sangat sesuai dengan kebutuhan mereka dan fleksibel. Sebanyak 14 responden menyatakan biasa. Rata-rata responden ini segala sesuatunya sudah dipersiapkan oleh perusahaannya, sehingga menyababkan responden ini kurang bisa memberikan pendapat.
3. Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan Jumlah Pembelian Berdasarkan penjelasan di atas, maka selanjutnya dilakukan perhitungan rekapitulasi tanggapan responden mengenai berdasarkan jumlah pembelian pada Keputusan Pembelian di banquet Hotel Nalendra Bandung seperti : Tabel 4.41 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan Jumlah Pembelian No. 1. 2.
Ukuran Tingkat jumlah produk yang dibeli Tingkat Minimun order paket banquet Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Total Skor 407 406 813
134
Berdasarkan tabel 4.41, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai jumlah pembelian banquet Hotel Nalendra Bandung dinilai paling tinggi oleh responden dengan skor sebesar 413. Walaupun belum mendekati skor ideal (500), namun sebagian besar responden (63%) menyatakan jumlah produk banquet Hotel Nalendra Bandung yang dibeli setiap kali berkunjung adalah banyak. Berdasarkan uraian tanggapan responden mengenai keputusan pembelian berdasarkan jumlah pembelian yang menggunakan dua buah item pertanyaan yang mengacu pada skor ideal, dimana skor maksimum yang mungkin diperoleh dari indikator berdasarkan waktu adalah 2 X 5 X 100 = 1000, sedangkan skor minimum yang mungkin terjadi adalah 2 X 1 X 100 = 200. Rentang skor maksimum dan minimum diperoleh sebesar 800 dan jika dibagi menjadi lima kategori, maka rentang skor pada masing-masing kategori 160. Dengan rentang skor sebesar 160 pada masing-masing kategori, maka dapat digambarkan pembagian skor keputusan pembelian berdasarkan jumlah pembelian di banquet Hotel Nalendra Bandung dalam bentuk garis kontinum sebagai berikut :
Sangat Rendah
200
360
Rendah
Netral
520
Tinggi
680
Sangat Tinggi
840
1000
813= Jumlah skor tanggapan responden
Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Gambar 4.10 Garis Kontinum Keputusan Pembelian Berdasar Saluran Distribusi
135
Berdasarkan gambar 4.10, jumlah skor tanggapan responden dari keputusan pembelian berdasarkan jumlah pembelian diperoleh sebesar 813, dan dalam pengklasifikasian jumlah skor tanggapan responden termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan pengklasifikasian ini, maka dapat diartikan bahwa keputusan pembelian berdasarkan jumlah pembelian di banquet Hotel Nalendra Bandung termasuk dalam kategori baik.
4.3.2.6 Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan Metode Pembayaran Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli sebuah produk serta alternatifnya yang mereka pertimbangkan (Kotler dan Keller, 2006:226).
1. Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan Pembayaran Tanggapan responden mengenai kemudahan pembayaran banquet Hotel Nalendra Bandung dapat dilihat pada Tabel 4.42 : Tabel 4.42 Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan Pembayaran Nilai 1 2 3 4 5
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Membantu Tidak Membantu Biasa Membantu Sangat Membantu Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Frekuensi 0 1 14 76 9 100
Persentase 0 1 14 76 9 100
Skor 0 2 42 304 45 393
136
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.42 dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebanyak 76 orang menyatakan pembayaran dengan tunai atau non-tunai adalah membantu dan 9 responden menyatakan sangat membantu. Responden menyatakan bahwa sangat repot apabila harus membawa uang tunai, maka dengan ini responden menjadi sangat terbantu. Dan 14 responden memilih biasa serta 1 responden memilih tidak membantu. Responden golongan ini berpendapat bahwa fasilitas seperti ini sudah umum.
2. Tanggapan Responden Mengenai Pembayaran Dengan Contract Rate Tanggapan responden mengenai kemudahan pembayaran dengan menjalin contract rate dengan Hotel Nalendra Bandung dapat dilihat pada Tabel 4.43 : Tabel 4.43 Tanggapan Responden Mengenai Kemudahan Pembayaran Contract Rate Nilai 1 2 3 4 5
Alternatif Jawaban Sangat Tidak Membantu Tidak Membantu Biasa Membantu Sangat Membantu Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Frekuensi 0 1 16 71 12 100
Persentase 0 1 16 71 12 100
Skor 0 2 48 284 60 394
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.43 dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebanyak 71 orang menyatakan pembayaran dengan menjalin contract rate adalah membantu dan 12 responden menyatakan sangat membentu. Responden menyatakan bahwa contract rate ini sangat membantu mereka, terutama dengan contract rate ini harga lebih murah. Serta 16 responden memilih biasa serta 1 responden memilih tidak membantu. Responden golongan ini menyatakan behwa mereka belum mengikuti kerjasama dalam bentuk contract rate dengan Hotel Nalendra Bandung.
137
3. Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan Metode Pembayaran Berdasarkan penjelasan masing-masing di atas, maka selanjutnya dilakukan perhitungan rekapitulasi tanggapan responden mengenai berdasarkan jumlah pembelian metode pembelian pada Keputusan Pembelian di banquet Hotel Nalendra Bandung seperti diperlihatkan pada tabel 4.43 : Tabel 4.43 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan Metode Pembayaran No. 1. 2.
Ukuran Tingkat kemudahan pembayaran Hotel Nalendra Bandung bisa dilakukan dengan tunai atau non-tunai Tingkat kemudahan dan keringanan pembayaran yang ditawarkan apabila sudah menjalin hubungan kerjasama dalam bentuk contract rate dengan Hotel Nalendra Bandung Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Total Skor 393 394 787
Berdasarkan tabel 4.43, diketahui bahwa tanggapan responden mengenai kemudahan pembayaran dalam contract rate banquet Hotel Nalendra Bandung dinilai paling tinggi oleh responden dengan skor sebesar 394. Walaupun belum mendekati skor ideal (500), namun sebagian besar responden (71%) menyatakan sangat membantu mereka dalam hal pembayaran. Berdasarkan uraian tanggapan responden mengenai keputusan pembelian berdasarkan metode pembayaran yang menggunakan dua buah item pertanyaan yang mengacu pada skor ideal, dimana skor maksimum yang mungkin diperoleh dari indikator berdasarkan waktu adalah 2 X 5 X 100 = 1000, sedangkan skor minimum yang mungkin terjadi adalah 2 X 1 X 100 = 200. Rentang skor
138
maksimum dan minimum diperoleh sebesar 800 dan jika dibagi menjadi lima kategori, maka rentang skor pada masing-masing kategori 160. Dengan rentang skor sebesar 160 pada masing-masing kategori, maka dapat digambarkan pembagian skor keputusan pembelian berdasarkan metode pembayaran banquet Hotel Nalendra Bandung dalam bentuk garis kontinum :
Sangat Rendah
200
360
Rendah
Netral
520
Tinggi
680
Sangat Tinggi
840
1000
787 = Jumlah skor tanggapan responden
Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Gambar 4.11 Garis Kontinum Keputusan Pembelian Berdasarkan Metode Pembayaran Berdasarkan gambar 4.11, jumlah skor tanggapan responden dari keputusan pembelian berdasarkan metode pembayaran diperoleh sebesar 787, dan dalam pengklasifikasian jumlah skor tanggapan responden termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan pengklasifikasian ini, maka dapat diartikan bahwa keputusan pembelian berdasarkan metode pembayaran di banquet Hotel Nalendra Bandung menurut responden termasuk dalam kategori baik.
4.3.2.7 Rekapitulasi Variabel Keputusan Pembelian Banquet Hotel Nalendra Bandung Rekapitulasi tanggapan responden secara keseluruhan terhadap variabel keputusan pembelian banquet Hotel Nalendra Bandung yang diidentifikasikan melalui indikator Keputusan pembelian berdasarkan produk, berdasarkan merek,
139
saluran distribusi,
berdasarkan waktu, berdasarkan jumlah pembelian dan
berdasarkan metode pembayaran secara rinci dapat dilihat melalui Tabel 4.44 : Tabel 4.44 Rekapitulasi Variabel Keputusan Pembelian banquet Hotel Nalendra Bandung No. Ukuran Keputusan pembelian berdasarkan produk 1 Tingkat keberagaman varian produk 2 Tingkat rasa produk Subtotal Keputusan pembelian berdasarkan merek 1 Tingkat kepercayaan terhadap nama Hotel Nalendra Bandung 2 Tingkat pelayanan sesuaian dengan nama Hotel Nalendra Bandung Subtotal Keputusan pembelian berdasarkan saluran distribusi 1 Tingkat kemudahan menemukan lokasi hotel 2 Tingkat kemudahan pembelian yang ditawarkan Hotel Nalendra Bandung apabila sudah melakukan kerjasama dalam bentuk contract rate Subtotal Keputusan pembelian berdasarkan waktu 1 Tingkat intensitas pembelian 2 Tingkat keteraturan waktu pembelian Subtotal Keputusan pembelian berdasarkan jumlah pembelian 1 Tingkat jumlah produk yang dibeli 2 Tingkat Minimun order paket banquet Subtotal Keputusan pembelian berdasarkan metode pembayaran 1 Tingkat kemudahan pembayaran dengan tunai atau non-tunai 2 Tingkat kemudahan dan keringanan pembayaran yang ditawarkan dalam contract rate dengan Hotel Nalendra Bandung Subtotal Total Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Total Skor 417 433 850 443 399 842 411 381 792 379 378 757 407 406 813 393 394 787 4841
Dari uraian tanggapan responden secara keseluruhan dari enam indikator yaitu keputusan pembelian berdasarkan produk, merek, saluran distribusi, jumlah pembelian, waktu dan metode pembayaran yang terdiri dari 12 pertanyaan yang mengacu pada skor ideal, dimana skor maksimum yang diperoleh adalah 12 X 5 X 100 = 6000, sedangkan skor minimum diperoleh adalah 12 X 1 X 100 = 1200. Rentang skor maksimum dan minimum diperoleh sebesar 4800 dan jika dibagi menjadi lima kategori, maka rentang skor pada masing-masing kategori 960.
140
Dengan rentang skor sebesar 960 pada masing-masing kategori, maka dapat digambarkan pembagian skor variabel keputusan pembelian banquet Hotel Nalendra Bandung dalam bentuk garis kontinum sebagai berikut : Sangat Rendah
1200
2160
Rendah
Netral
3120
Tinggi
4080
Sangat Tinggi
5040
6000
4841= Jumlah skor tanggapan responden
Sumber : Hasil pengolahan data 2009
Gambar 4.12 Garis Kontinum Keputusan Pembelian Banquet Hotel Nalendra Bandung Jumlah skor tanggapan responden dari variabel banquet Hotel Nalendra Bandung diperoleh sebesar 4841. Dengan demikian maka tingkat keputusan pembelian menurut persepsi 100 orang responden adalah 4841/6000X100= 80,68% dari kriteria yang ditetapkan. Berdasarkan gambar 4.12 pengklasifikasian jumlah skor tanggapan responden mengenai kepitusan pembelian termasuk dalam kategori tinggi. Skor tertinggi terdapat di indikator keputusan pembelian berdasarkan merek pada tanggapan mengenai tingkat keprcayaan nama Hotel Nalendra Bandung dengan skor sebesar 443. Skor terendah terdapat di indikator keputusan pembelian berdasarkan waktu pada tanggapan mengenai tingkat keteraturan pembelian dengan skor sebesar 378. Berdasarkan pengklasifikasian secara keseluruhan maka dapat diartikan bahwa keputusan pembelian banquet Hotel Nalendra Bandung menurut responden termasuk dalam kategori baik.
141
4.4
Hasil Pengujian Hipotesis Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis
regresi
linier
sederhana
untuk
menguji
variable
Simplicity
Marketing
(independent) terhadap variabel keputusan pembelian (dependent). Untuk membuktikan hipotesis tersebut data diolah dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows.
4.4.1
Kriteria Pengambilan Keputusan Signifikan koefisien korelasi antara variable X dan Y diuji dengan
membandingkan thitung dan ttabel, yaitu dengan menggunakan rumus distribusi student (tstudent). •
Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
•
Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak Adapun hipotesis statistik yang akan diuji dalam rangka pengambilan
keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut : •
Ho : ρyx = 0, Artinya tidak terdapat pengaruh simplicity marketing terhadap keputusan pembelian.
•
Ha : ρyx ≠ 0, Artinya terdapat pengaruh simplicity marketing terhadap keputusan pembelian.
4.4.2
Koefisien Korelasi dan Determinasi Untuk mengetahui seberapa kuat dan berapa nilai pengaruh Simplicity
Marketing terhadap keputusan pembelian dapat dilihat melalui nilai koefisien
142
korelasi dan korelasi detemirnasi. Tabel di bawah ini merupakan hasil koefisien korelasi dan koefisien determinasi berdasarkan SPSS 17.0 for windows. Tabel 4.45 Koefisien Korelasi Diterminasi Model
R
Adjusted R Square
R Square
a 1 .844 Sumber : Hasil pengolahan data 2009
.712
Std. Error of the Estimate
.709
2.93749
Berdasarkan tabel 4.45, diketahui bahwa koefisien korelasi antara Simplicity Marketing terhadap keputusan pembelian sebesar 0,844. Nilai tersebut menunjukkan korelasi yang sangat kuat sesuai dengan klasifikasi korelasi menurut (Riduwan, 2007:136). Serta, koefisien determinasi sebesar 0,8442 X 100 = 0,7123. Maka dari nilai R-square sebesar 71, yakni keputusan pembelian dipengaruhi oleh Simplicity Marketing sebesar 71% selanjutnya sisanya dipengaruhi oleh sebabsebab lain seperti personel selling dan promosi.
4.4.3
Pengujian Hipotesis Tabel di bawah ini merupakan hasil koefisien Regresi berdasarkan SPSS
17.0 for windows : Tabel 4.46 Pengujian Hipotesis Unstandardized Coefficients B Std. Error
Model
1
(Constant)
Simplicity Marketing Sumber : Hasil pengolahan data 2009
10.094
1.706
.802
.052
Standardized Coefficients Beta .844
Sig. t 5.916
.000
15.548
.000
Nilai thitung yang tedapat pada tabel 4.46 digunakan untuk mengukur tingkat signifikansi pengaruh variable X terhadap Y. dengan dk (derajat
143
kebebasan) = n – k sehingga, dk = 100 – 2 = 98. Maka, nilai ttabel adalah 1,661. Nilai thitung yang diperoleh adalah 15,548. Berdasarkan nilai tersebut dapat dilihat bahwa thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan Ho ditolak, hipotesis alternative (Ha) diterima, artinya simplicity marketing berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
4.4.4
Model Persamaan Regresi Linear Sederhana Pengaruh Simplicity Marketing Terhadap Keputusan Pembelian Berdasarkan pengolahan data secara regresi linier sederhana, diperoleh
persamaan Y = a + bX adalah Y = 10,09 + 0,80X. b konstanta sebesar 10,09 menyatakan bahwa nilai dari variable simplicity marketing (X) diabaikan, maka nilai keputusan pembelian (Y) sebesar 12,04, koefisien b sebesar 0,80 artinya setiap penambahan satu skor atau nilai pada simplicity marketing akan memberikan penambahan nilai pada keputusan pembelian sebesar 0,80.
4.5
Pembahasan Hasil Penelitian Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa simplicity marketing
memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian banquet Hotel Nalendra Bandung dengan tingkat korelasi yang sangat kuat. (Cristol & Sealey, 2000:21) menyatakan bahwa “simplicity marketing is a number of decition, not just the number of product”. Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa simplicity marketing adalah berfokus pada keputusan,
144
tidak hanya berfokus pada produk. Jadi dalam simplicity marketing mempunyai hubungan dengan keputusan pembelian konsumen. Melalui penelitian ini dapat dibuktikan bahwa keputusan pembelian banquet Hotel Nalendra Bandung begitu dipengaruhi oleh simplicity marketing yang terdiri dari replace, repackage, replenish dan reposition. Berdasarkan hasil penelitian, skor tertinggi diperoleh indikator replace dalam hal daya tarik variasi menu dan indikator repackage dalam hal kemudahan pemilihan paket menu makanan. Langkah yang dilakukan banquet Hotel Nalendra Bandung untuk tetap mempertahankan konsumen lewat daya tarik variasi menu melalui indikator replace ialah dengan cara tetap mengutamakan kualitas produk dengan inovasi baru yang diminati konsumen. Sedangkan untuk memudahkan konsumen dalam pemilihan menu dilakukan melalui indikator repackage ialah dengan cara pemberian informasi mengenai nama menu makanan berikut dengan komposisi atau condiment dalam menu tersebut, harga dan segala informasi yang dibutuhkan. Sehingga memudahkan konsumen dalam memilih paket makanan dalam waktu yang relative lebih singkat. Hal tersebut menunjukkan bahwa dimensi replace dan repackage berpengaruh sangat besar terhadap keputusan pembelian disamping indikator replenish dan reposition sebagai pendukung simplicity marketing banquet Hotel Nalendra Bandung. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan (Cristol dan Sealey, 2000:50) bahwa konsep replace bertujuan untuk menggantikan produk yang sudah ada dimana dilakukan penyederhanaan sehingga produk yang ditawarkan
145
memiliki nilai kemudahan tersendiri. Maka dari itu, dapat kita simpulkan bahwa indikator dari replace ini dapat memudahkan konsumen, sehingga keputusan pembelian bisa tercapai. Sedangkan tanggapan mengenai kesesuaian harga pada indikator replenish merupakan ukuran terendah yang harus menjadi cerminan bagi banquet Hotel Nalendra Bandung. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan (John Winkler, 186:2003) bahwa harga yang terlalu tinggi membuat konsumen menjerit, sedangkan harga terlalu rendah (murah) menjadikan konsumen ragu terhadap mutu dan tidak jadi membeli. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa harga yang diberlakukan banquet Hotel Nalendra Bandung harus sesuai dengan segala pelayanan dabn kualitasnya. Hotel Nalendra Bandung menyadari dengan menerapkan suatu kemudahan bagi konsumen ke dalam proses untuk mendapatkan produknya, secara tidak langsung akan mendapatkan keuntungan berupa persepsi masyarakat yang positif tentang produk-produknya sehingga akhirnya melakukan keputusan pembelian. Keputusan pembelian dapat di terangkan sebagai suatu tahap proses pembelian dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk (Kotler & Keller, 2007:256). Pada tahap keputusan pembelian, ada enam keputusan yang dilakukan oleh pembeli, yaitu : keputusan pembelian berdasarkan produk, berdasarkan merek, berdasarkan saluran distribusi, berdasarkan waktu pembelian, berdasarkan jumlah pembelian dan keputusan pembelian berdasarkan metoden pembayaran.
146
Berdasarkan hasil peneliatian, pada variable kebutusan pembelian dapat diketahui bahwa mayoritas responden melakukan pembelian pada banquet Hotel Nalendra Bandung didasarkan atas kepercayaan merek. Hal ini sesuai yang diungkapkan (Kotler & Keller, 2007:333) bahwa konsumen menemukan merek mana yang memuaskan kebutuhan mereka dan mana yang tidak. Jika kehidupan konsumen menjadi lebih rumit, sibuk, kekurangan waktu, kemampuan mereklah yang digunakan untuk menyederhanakan pengembilan keputusan konsumen. Berdasarkan uraian tersebut, maka merek banquet Hotel Nalendra Bandung yang dipersepsikan baik oleh responden patut dipertahankan oleh perusahaan melalui kegiatan positif seperti simplicity marketing.
147