36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan dari tanggal 25 januari sampai dengan 22 februari 2016 yang dimulai dengan bertemu kepala sekolah untuk meminta izin akan melaksanakan penelitian dan bertemu dengan guru kelas IIIA membicarakan dan berdiskusi tentang penelitian yang akan peneliti lakukan perihal masalah yang peneliti temukan saat sedang melaksanakan praktek pengalaman lapangan (PPL) mengenai disiplin belajar siswa. Kepala sekolah dan wali kelas IIIA yaitu Ibu Latifah.RH, S.Pd dan Ibu Hj. Diana, A.Ma.Pd memberikan respon yang baik dan mengizinkan saya untuk melakukan penelitian terkait permasalahan yang saya temukan selama kegiatan PPL. Pada tanggal 1-16 februari peneliti mulai melakukan penelitian dan hasil penelitian dapat peneliti uraikan tahapan-tahapan yang berupa siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan pada proses pembelajaran di kelas IIIA SDN 64/1 Muara Bulian. Dalam penelitian ini tema yang diangkat yaitu keperluan sehari-hari dengan 6 kali pembelajaran yang masing-masing pembelajaran rata-rata menggabungkan dua mata pelajaran yang dilakukan dalam 3 siklus. Setiap satu siklus terdiri dari 2 pertemuan dan setiap siklus memiliki 4 tahapan yaitu: (1) Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi, serta (4) Refleksi. Hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh berdasarkan hasil dari pengamatan kegiatan-kegiatan siswa dan guru setiap pembelajaran.
37
4.1.1 Hasil Penelitian pada Siklus 1 4.1.1.1 Perencanaan Tindakan Perencanaan yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan siklus 1 adalah: 1. Menyusun RPP dengan tema keperluan sehari-hari untuk pertemuan 1 dan pertemuan 2 (Rencana Pelaksaan pembelajaran).(Terlampir) 2. Menyiapkan media pembelajaran berupa lembar kerja kelompok untuk pertemuan 1 dan 2 serta bahan untuk percobaan berupa bola bekel, kelereng, kertas HVS dan penggaris untuk pertemuan 2. 3. Membuat nomor kepala sebagai model pembelajaran NHT. 4. Menyiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui penerapan model pembelajaran
kooperatif
tipe
Numbered
Head
Together
(NHT).
(Terlampir) 5. Menyiapkan lembar observasi untuk mengetahui disiplin belajar siswa saat proses pembelajaran berlangsung. (Terlampir)
4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan Pelaksaan tindakan siklus 1 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Tema pembelajaran pada pertemuan 1 dan 2 yaitu keperluan sehari-hari yang menggabungkan dua mata pelajaran yaitu Pendidikan Kewarganegaraan dan Bahasa Indonesia pada pertemuan 1 dan IPA dan matematika pada pertemuan 2. Dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yaitu sebagai berikut:
38
Mata Pelajaran
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Pertemuan 1 3. Memiliki harga diri 3.1 Mengenal pentingnya 1. Pendidikan sebagai individu memiliki harga diri Kewarganegaraa n 2. Bahasa Indonesia
5. Memahami cerita dan 5.2 teks drama anak yang dilisankan
Menirukan dialog dengan ekspresi yang tepat dari pembacaan teks drama anak yang didengarnya.
7. Memahami teks dengan 7.1 membaca intensif (150-200 kata) dan membaca puisi
Menjawab dan atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang (150-200 kata) yang dibaca secara intensif.
Memahami berbagai 4.1 cara gerak benda, hubungannya dengan energi dan sumber energi
Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran
Pertemuan 2 4. 3. IPA
3. 4. Matematika
Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah.
3.1 Mengenal sederhana.
pecahan
Tabel 4.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada Siklus 1
Untuk lebih jelasnya Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dapat dilihat pada lampiran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) masing-masing pertemuan. Tiap pertemuan dilaksanakan selama 3 x 35 menit.
39
Pelaksanaan tindakan pertemuan 1 dilaksanakan pada hari senin tanggal 1 februari 2016 dan pelaksanaan tindakan pertemuan 2 dilaksanakan pada hari selasa tanggal 2 februari 2016 ke dengan jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran sebanyak 23 siswa. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan yang berperan sebagai pengamat atau observer adalah guru kelas IIIA dan teman sejawat. 1. Skenario tindakan pada pertemuan 1 a. Kegiatan Awal Sebelum memulai pembelajaran, guru menyiapkan bahan ajar yang akan digunakan dalam pembelajaran kemudian meminta murid bersama-sama membaca do’a dipimpin oleh ketua kelas. Setelah itu guru memotivasi dengan bertanya kepada siswa “apakah sudah siap belajar atau belum?” kalau sudah siap, perhatikan guru yang akan menjelaskan bagaimana prosedur pembelajaran hari ini serta memberikan apersepsi berupa cerita tentang seorang anak yang berpakaian rapi dan tidak rapi. Guru
menyampaikan tujuan dari
pembelajaran yang akan dilaksanakan. b. Kegiatan Inti Eksplorasi •
Guru bertanya jawab dengan siswa seputar cerita yang telah disampaikan dan mengaitkannya dengan materi pembelajaran.
•
Guru menjelaskan mengenai “Harga Diri”
40
•
Guru membagi lembar kerja kepada masing-masing siswa yang berisi cerita anak yang berkaitan dengan harga diri.
•
Guru
menjelaskan
bagaimana
langkah
pembelajaran
selanjutnya. •
Siswa diminta untuk membentuk kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 anggota.
•
Guru membagikan nomor kepala kepada masing-masing kelompok.
•
Siswa yang telah dibagi kedalam kelompok dan mendapat nomor kepala kemudian membaca cerita berdasarkan nomor kepala yang dipanggil oleh guru dari hasil undian kelompok.
•
Guru memanggil nomor kepala secara acak dari kelompok yang ditunjuk secara acak untuk bertanya jawab seputar cerita yang telah dibaca.
Elaborasi •
Siswa diminta untuk menirukan dialog yang ada didalam cerita tersebut bersama dengan teman kelompoknya dan menjawab pertanyaan yang diberikan.
•
Siswa mulai berdiskusi bersama dengan teman kelompoknya.
•
Guru membimbing dan mengawasi siswa berdiskusi.
Konfirmasi •
Guru memanggil salah satu kelompok untuk maju kedepan kelas menirukan dialog yang ada dalam cerita.
41
•
Guru memanggil salah satu nomor kepala secara acak, untuk menyampaikan hasil diskusinya
•
Guru memberikan penjelasan lanjut mengenai persepsi atau pemahaman siswa tentang pembelajaran agar tidak terjadi perbedaan pemahaman tentang materi yang ajarkan.
•
Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah berani maju kedepan kelas.
c. Kegiatan Akhir Guru
bersama-sama
dengan
siswa
menyimpulkan
hasil
pembelajaran, guru juga memberikan penguatan tentang materi yang sudah dipelajari dan berpesan agar siswa belajar lebih giat lagi di sekolah maupun di rumah kemudian guru menutup pembelajaran dengan mengucap Alhamdulillah dan salam.
2. Skenario Pembelajaran Pertemuan II a. Kegiatan Awal Sebelum memulai pembelajaran, guru menyiapkan bahan ajar dan media pembelajaran yang akan dipakai selama pembelajaran. Dan melaksanakan kegiatan rutin yaitu siswa berdoa bersama-sama yang dipimpin oleh ketua kelas, mengabsen siswa. Kemudian guru memberikan motivasi
dengan bertanya “apakah sudah siap untuk
belajar?” kalau sudah siap coba bagaimana cara duduk yang baik dan perhatikan baik-baik apa yang ibu sampaikan ya? Kemudian guru
42
memberikan apersepsi dengan mengajak siswa bercerita mengenai permainan sepak bola. Setelah itu guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru menjelaskan langkahlangkah model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang akan digunakan. b. Kegiatan Inti Eksplorasi •
Guru bertanya jawab kepada siswa tentang cerita yang telah guru sampaikan mengenai sepak bola. “Ada berapa macam gerak yang timbul dari permainan sepak bola?”
•
Siswa merespon pertanyaan yang guru sampaikan.
•
Kemudian guru bertanya kepada siswa tentang alat dan bahan yang harus dibawa saat pembelajaran hari ini.
•
Siswa diminta untuk membentuk kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 anggota.
•
Guru membagikan nomor kepala kepada masing-masing kelompok.
•
Guru membagikan lembar kerja yang berisi langkah kerja untuk mengidentifikasi
macam-macam
gerak
dan
faktor
yang
mempengaruhinya beserta sejumlah pertanyaan yang harus dijawab dan diselesaikan oleh masing-masing kelompok •
Guru
menunjuk
salah
satu
nomor
secara
acak
untuk
mendemonstrasikan didepan kelas bagaimana langkah kerja
43
yang harus dilakukan oleh tiap kelompok terhadap alat dan bahan yang telah dibawa oleh kelompok masing-masing. •
Siswa yang dipanggil nomornya maju kedepan kelas dan melaksanakan apa yang diperintahkan guru.
Elaborasi •
Guru
mengumumkan
waktu
yang
diberikan
untuk
menyelesaikan soal atau berdiskusi. Jika waktu habis, maka semua jawaban yang selesai atau tidak dari masing-masing kelompok harus dikumpulkan. •
Siswa mulai melakukan percobaan mengenai macam-macam gerak yang ditimbulkan dari alat dan bahan yang sudah dipersiapkan.
•
Setelah itu siswa mulai berdiskusi bersama dengan teman kelompoknya menjawab sejumlah pertanyaan yang diberikan setelah melakukan percobaan.
•
Guru membimbing dan mengawasi kegiatan siswa
Konfirmasi •
Guru memanggil salah satu nomor kepala secara acak, untuk menyampaikan hasil diskusi, begitu seterusnya.
•
Guru meluruskan dan memberikan penjelasan lanjut terhadap pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemahaman materi oleh siswa.
44
•
Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah berani maju kedepan kelas dan kepada kelompok terbaik.
c. Kegiatan Akhir Bersama-sama
dengan
siswa
guru
menyimpulkan
hasil
pembelajaran dan memberikan penguatan kepada siswa tentang materi yang sudah disampaikan. Guru juga memberikan pesan kepada siswa untuk rajin-rajin belajar baik disekolah maupun dirumah dan dapat memanfaatkan waktu belajar dengan sebaik-baiknya. Guru mengakhiri pembelajaran dengan membaca Alhamdulillah bersama siswa dan dengan mengucap salam.
4.1.1.3 Observasi Observasi pelaksanaan tindakan siklus 1 dilakukan oleh guru dan teman sejawat. Observasi pada tindakan pembelajaran siklus 1 meliputi: 1) observasi aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran NHT, dan 2) observasi disiplin belajar siswa. 1. Aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT Tabel 4.2 Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Pertemuan 1 dan Pertemuan 2
45
No.
Sintak Pembelajaran
Kegiatan Guru
1.
Pembentukan Kelompok
Guru membagi siswa ke dalam kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa
2.
Penomoran anggota Kelompok
Guru memberi nomor kepala kepada masingmasing siswa dalam anggota kelompok.
3.
Penjelasan guru mengenai tema yang akan dipelajari
Guru menjelaskan mengenai materi yang ada didalam tema yang akan dipelajari.
4.
Memberi kesempatan siswa bertanya sebelum diskusi
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai pemahaman dalam pembelajaran yang telah dijelaskan guru.
5.
Diskusi kelompok
Guru memberikan Lembar kerja siswa yang berisi soalsoal yang harus didiskusikan bersama teman kelompoknya.
Guru membimbing setiap kelompok dalam menjawab pertanyaan yang ada di LKS.
6.
Menjawab pertanyaan
Guru mengundi kelompok untuk maju
Deskripsi Keterlaksanaan Tindakan pada Pertemuan 1 Sudah terlaksana. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok. 3 kelompok dengan jumlah siswa 5 orang dan 2 kelompok dengan jumlah siswa 2 orang. Sudah terlaksana. Guru membagikan nomor kepala kepada masingmasing kelompok sesuai dengan jumlah anggota perkelompoknya. Belum terlaksana. Guru belum menjelaskan materi sesuai dengan tema yang akan dipelajari. Belum terlaksana. Guru masih belum memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya kejelasan dalam pembelajaran. Sudah terlaksana. Guru membagikan lembar kerja kepada masingmasing siswa dalam setiap kelompok. Belum terlaksana. Guru belum memberikan bimbingan kepada setiap kelompok secara merata. Hanya beberapa kelompok saja yang dibimbing. Sudah terlaksana. Guru mengundi
Deskripsi Keterlaksanaan Tindakan pada Pertemuan 2 Sudah terlaksana. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok. 3 kelompok dengan jumlah siswa 5 orang dan 2 kelompok dengan jumlah siswa 2 orang. Sudah terlaksana. Guru membagikan nomor kepala kepada masingmasing kelompok sesuai dengan jumlah anggota perkelompoknya. Sudah terlaksana. Guru menjelaskan materi sesuai dengan tema yang akan dipelajari. Sudah terlaksana. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya sebelum diskusi dimulai. Sudah terlaksana. Guru membagikan lembar kerja kepada masingmasing kelompok secara merata. Sudah terlaksana. Guru membimbing diskusi tiap-tiap kelompok secara merata. Sudah terlaksana. Guru mengundi
46
mempresentasikan LKS yang telah dikerjakan bersama kelompok. Guru memanggil nomor kepala secara acak dari kelompok yang telah diundi untuk mempresentasikan jawaban yang telah didiskusikan bersama.
kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi.
Belum terlaksana. Guru belum memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi dari kelompok yang telah maju menyampaikan hasil diskusinya. Belum terlaksana. Guru belum membimbing siswa untuk memperbaiki atau menambah kesimpulan yang kurang dalam pembelajaran.
7.
Menanggapi jawaban
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban yang disampaikan.
8.
Kesimpulan
Guru membimbing siswa untuk memperbaiki atau menambah kesimpulan yang kurang dalam pembelajaran.
Sudah terlaksana. Guru memanggil nomor kepala secara acak dari anggota kelompok yang telah diundi tadi untuk maju kedepan menyampaikan hasil diskusinya.
kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi. Sudah terlaksana. Guru memanggil nomor kepala secara acak dari anggota kelompok yang telah diundi tadi untuk maju kedepan menyampaikan hasil diskusinya. Sudah terlaksana. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi dari kelompok yang telah maju menyampaikan hasil diskusinya. Sudah terlaksana. Guru membimbing siswa untuk memperbaiki atau menambah kesimpulan yang kurang dalam pembelajaran.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada petemuan 1 belum terlaksana menyeluruh. Dari 8 langkah model pembelajaran NHT, langkah pembelajaran yang belum terlaksana, yaitu guru belum menjelaskan materi sesuai dengan tema yang akan dipelajari, guru belum memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya kejelasan dalam pembelajaran, guru belum memberikan bimbingan kepada setiap kelompok secara merata dan hanya beberapa kelompok saja yang dibimbing, guru belum memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk
47
menanggapi hasil diskusi dari kelompok yang telah maju menyampaikan hasil diskusinya, dan guru belum membimbing siswa untuk memperbaiki atau menambah kesimpulan yang kurang dalam pembelajaran.
Hal
tersebut
mempengaruhi kedisiplinan belajar siswa sehingga pada pelaksnaan tindakan pertemuan 1 pada siklus 1 belum mencapai kriteria keberhasilan penelitian. Sedangkan pada pertemuan 2 terlihat bahwa guru sudah menerapkan semua langkah
model pembelajaran NHT dan disiplin belajar siswa sudah mulai
meningkat, terlihat dari tabel hasil observasi disiplin belajar siswa yang ada pada lampiran. Pada skenario pembelajaran pertemuan 1 dan pertemuan 2 terlihat ada perbedaan skenario pembelajaran yaitu pada pertemuan 1 guru menerapkan model pembelajaraan kooperatif tipe NHT tetapi pembelajaran masih didominasi oleh guru, sedangkan pembelajaran pada pertemuan 2 yaitu siswa lebih berpartisipasi aktif karena guru menerapkan model pembelajaran yang lebih bervariatif yaitu model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan meminta siswa melakukan percobaan sehingga membuat siswa lebih bersemangat belajar dan mempengaruhi disiplin belajar siswa seperti siswa tidak lagi mengganggu kelompok lain karena mereka sibuk bekerja dalam kelompok masing-masing. Peningkatan disiplin belajar siswa pada pertemuan 1 dan 2 juga terlihat mengalami peningkatan meskipun belum signifikan dan belum mencapai target keberhasilan yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus 1 pertemuan 1 dan 2. (Terlampir)
48
2. Disiplin Belajar Siswa Hasil observasi disiplin belajar siswa pada siklus 1 yang terdiri dari dua pertemuan disajikan pada tabel 4.3 sebagai berikut:
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Nama Siswa Adhitya.R Annisa.F Angga.A Afdhol.Z.A Bunga.P.R Eriza.A Bahrudin.Y Bima.S Dimas.T Farhan.R.W M.Rayhan M.Ridho May Resya Merly.M Pitri Amalia Siti Padilah Sandria.A.N Septi.D.R Satiya Widi Syavila.A Taufiq Kayla.D.W Vernando Jumlah Rata-rata Kategori
Pertemuan 1 Jumlah Nilai Skor 18 2,25 27 3,38 15 1,88 17 2,13 17 2,13 18 2,25 14 1,75 13 1,63 10 1,25 18 2,25 12 1,5 10 1,25 15 1,88 18 2,25 23 2,88 21 2,63 18 2,25 19 2,38 15 1,88 20 2,5 14 1,75 21 2,63 10 1,25 383 47,94 16,65 2,08 C+
Pertemuan 2 Jumlah Nilai Skor 20 2,5 27 3,38 18 2,25 20 2,5 20 2,5 22 2,75 18 2,25 15 1,88 12 1,5 20 2,5 13 1,63 11 1,38 19 2,38 22 2,75 26 3,25 20 2,5 18 2,25 23 2,88 18 2,25 24 3 16 2 23 2,88 10 1,25 435 54,41 18,91 2,37 B-
Rata-rata Jumlah Skor 19 27 16,5 18,5 18,5 20 16 14 11 19 12,5 10,5 17 20 24,5 20,5 18 21 16,5 22 15 22 10 409 17,78
Nilai
Kategori
2,38 3,38 2,06 2,31 2,31 2,5 2 1,75 1,38 2,38 1,56 1,31 2,13 2,5 3,06 2,56 2,25 2,63 2,06 2,75 1,88 2,75 1,25 51,14 2,22 C+
BAC+ C+ C+ BC C CBCD+ C+ BB+ BC+ BC+ B C B D+
Dari data yang diperoleh dan kemudian dirangkum dalam tabel 4.3 terjadi peningkatan disiplin belajar siswa pada pertemuan 1 dan 2 dengan adanya penerapan tindakan langkah-langkah model pembelajaran NHT dan perbedaan skenario pembelajaran pada pertemuan 1 dan 2. Pada pertemuan 1, ada beberapa
49
tindakan yang belum terlakasana dan pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga membuat disiplin belajar siswa hanya memperoleh jumlah rata-rata nilai sebesar 2,08 berdasarkan hasil observasi lembar disiplin belajar siswa yang ada pada lampiran. Jumlah rata-rata nilai pada pertemuan 1 masih termasuk dalam kategori dengan disiplin belajarnya cukup. Sedangkan pada pertemuan ke 2, disiplin belajar siswa mengalami peningkatan dengan adanya perbedaan skenario pembelajaran yang tidak lagi berpusat kepada guru tetapi siswanya yang lebih aktif dalam proses pembelajaran dan semua langkah-langkah model pembelajaran kooeratif tipe NHT terlaksana. Pada pertemuan 2 jumlah rata-rata nilai dari 2,08 menjadi 2,37 dan masuk dalam kategori disiplin belajar siswa sudah baik. Dari pertemuan 1 dan 2 jumlah rata-rata nilai disiplin belajar siswa sebesar 2,22 dan dikategorikan disiplin belajar siswanya cukup. Dan dari 23 siswa, hanya 1 siswa yang memiliki disiplin belajar dengan kategori sangat baik, dan 9 siswa yang memiliki disiplin belajar dengan kategori baik. Sedangkan 11 siswa memiliki disiplin belajar dengan kategori cukup dan 2 siswa memiliki disiplin belajar dengan kategori kurang. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar siswa secara klasikal masih rendah.
4.1.1.4 Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan tindakan dan pengamatan disiplin belajar siswa dalam proses pembelajaran ternyata hasil yang diperoleh pada siklus 1 belum mencapai kriteria keberhasilan yang sudah ditetapkan. Siswa masih kurang disiplin dalam belajar terlihat pada pertemuan 1, masih ada siswa yang keluar saat
50
pembelajaran belum selesai. Sedangkan pada pertemuan 2, jumlah siswa yang izin keluar sebelum pembelajaran selesai tanpa alasan yang jelas sudah mulai berkurang. Berikut ini adalah kelemahan yang terjadi pada pertemuan 1 dan 2 yang dirangkum menjadi satu pada siklus 1, yaitu: 1. Guru belum menjelaskan materi yang akan dipelajari sebelum memberikan tugas kelompok. 2. Guru belum memberi kesempatan bertanya kepada siswa mengenai kejelasan tugas yang diberikan dan langsung memberikan lembar kerja kelompok. 3. Guru belum membimbing siswa dalam diskusi kelompok secara menyeluruh. 4. Guru belum memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban yang disampaikan oleh kelompok penyaji. 5. Guru belum membimbing siswa untuk memperbaiki atau menambah kesimpulan yang kurang dalam pembelajaran. 6. Siswa masih sering bermain-main dengan media saat pembelajaran sehingga siswa terlambat saat untuk mengumpulkan hasil diskusi yang dilakukan. 7. Siswa belum bekerjasama menyelesaikan tugas kelompok. 8. Siswa belum mengerjakan tugas sesuai dengan petunjuk pengerjaan. Kelemahan ini terjadi karena proses pembelajaran belum terarah dengan baik, masih berpusat pada guru dan siswa belum terbiasa belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sehingga membuat siswa masih sering
51
menggunakan nomor kepala untuk bermain, yang seharusnya dijadikan sebagai alat pembelajaran sehingga pengelolaan waktu juga belum dimanfaatkan secara maksimal dalam menyelesaikan tugas kelompok. Untuk memperbaiki kelemahan tersebut, maka peneliti akan mengadakan perbaikan tindakan dalam pembelajaran. Adapun tindakan yang akan peneliti lakukan yaitu: 1. Memberikan motivasi kepada siswa dengan menanyakan kesiapan belajar siswa dan memberikan motivasi berupa pujian verbal kepada siswa yang mampu menjawab tanya jawab yang guru berikan sebelum masuk kepada materi pembelajaran. 2. Menjelaskan tujuan dan materi pembelajaran dengan maksimal. 3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya sebelum diskusi dimulai. 4. Guru membimbing kegiatan siswa dalam bentuk pengawasan dan memfasilitasi siswa dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa yang masih bingung mengenai diskusi yang dilakukans dari awal pembelajaran sampai akhir secara menyeluruh. 5. Membatasi waktu siswa dalam berdiskusi menjawab pertanyaan yang diberikan sehingga waktu dapat digunakan dengan baik, dan siswa dapat mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan. 6. Menjelaskan petunjuk penggerjaan tugas kelompok dan penggunaan media yang sesuai, agar tidak dipakai untuk main-main.
52
7. Menerapkan tindakan dengan tegas dan konsisten kepada siswa yang tidak serius belajar. Dengan adanya perbaikan dalam tindakan selanjutnya diharapkan siswa dapat menjadi lebih disiplin dalam belajar pada siklus ke 2.
4.1.2 Hasil penelitian pada Siklus II 4.1.2.1 Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan siklus II meliputi: 1. Menyusun RPP (Rencana Pelaksaan pembelajaran) masih dengan tema keperluan sehari-hari untuk pertemuan 3 dan pertemuan 4. (Terlampir) 2. Menyiapkan media pembelajaran berupa lembar kerja kelompok untuk pertemuan 3 dan 4 dan alat serta bahan untuk melakukan percobaan berupa kertas origami, gunting, lem/ double selotip, penggaris, pipet, kawat, dan botol aqua bekas untuk pertemuan 3. 3. Membuat nomor kepala sebagai model pembelajaran NHT. 4. Menyiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui penerapan model pembelajaran
kooperatif
tipe
Numbered
Head
Together
(NHT).
(Terlampir) 5. Menyiapkan lembar observasi untuk mengetahui disiplin belajar siswa saat proses pembelajaran berlangsung. (Terlampir)
53
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan masih dengan tema keperluan sehari-hari yang menggabungkan dua mata pelajaran yaitu IPA dan matematika pada pertemuan 3 dan IPS dan Matematika pada pertemuan 4. Dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sesuai dengan tema pembelajaran yaitu sebagai berikut:
Mata Pelajaran
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Pertemuan 3 5.Menerapkan energi gerak
1. IPA
2. Matematika
konsep 5.1 Membuat kincir angin untuk menunjukkan bentuk energi angin dapat diubah menjadi energi gerak 3.Memahami pecahan 3.2 Mengenal pecahan sederhana dan sederhana penggunaannya dalam pemecahan masalah
Pertemuan 4 3. IPS
2.Memahami jenis 2.1 Mengenal pekerjaan dan pekerjaan penggunaan uang
4. Matematika
4.Memahami unsur dan 4.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar berbagai bangun datar sederhana sederhana menurut sifat atau unsurnya
jenis-jenis
Tabel 4.4 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada Siklus 2
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran dalam rencana pelaksanaan pembelajaran pada masing-masing pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 3x 35 menit.
54
Pelaksanaan tindakan pertemuan 3 dilaksanakan pada hari selasa tanggal 9 februari 2016 dan pelaksanaan tindakan pertemuan 4, dilaksanakan pada hari rabu tanggal 10 februari 2016 dengan jumlah siswa yang mengikuti sebanyak 23 siswa. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan yang bertindak sebagai pengamat atau observer adalah guru kelas IIIA dan teman sejawat. 1. Skenario tindakan pada pertemuan 3 a. Kegiatan Awal Sebelum memulai pembelajaran, guru menyiapkan bahan ajar dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran dan mengingatkan siswa cara duduk yang baik kemudian memulai agenda seperti biasa yaitu meminta murid bersama-sama membaca do’a dipimpin oleh ketua kelas. Setelah itu guru mengabsen siswa dan memotivasi siswa dengan bertanya kepada siswa tentang “Anak-anak ibu sudah pada sarapan atau belum?” wah anak-anak ibu sudah pintar-pintar ya,, sudah pada sarapan sebelum berangkat sekolah. Agar tidak lesu dn malas saat belajar. Nah sekarang, kalau sudah pada sarapan berarti sudah siap untuk belajar dan kalau sudah siap belajar tolong perhatikan baik-baik ya pembelajaran kita hari ini?” serta memberikan apersepsi dengan bercerita dan bertanya jawab kepada siswa mengenai manfaat energi dalam kehidupan sehari-hari agar siswa tidak terkejut tentang materi yang akan dipelajari. Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru juga menjelaskan
55
langkah-langkah model pembelajaran NHT yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran. b. Kegiatan Inti Eksplorasi •
Guru mengingatkan siswa dengan bertanya alat dan bahan yang dibawa sudah lengkap atau belum?
•
Kemudian siswa diminta untuk membentuk kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 anggota.
•
Perwakilan siswa dari masing-masing kelompok diminta untuk mengambil nomor kepala.
•
Guru membagikan lembar kerja kelompok dan menjelaskan bagaimana prosedur pembelajaran yang akan dilakukan siswa.
•
Siswa membaca langkah kerja yang ada didalam buku mengenai cara membuat kincir angin sederhana.
•
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya sebelum diskusi dimulai.
•
Guru menanggapi pertanyaan siswa sebelum diskusi dimulai.
Elaborasi •
Siswa mulai berdiskusi membuat kincir angin sederhana bersama dengan teman kelompoknya,
•
Kemudian, bersama dengan teman kelompoknya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam lembar kerja yang diberikan.
56
•
Guru membimbing dan mengawasi kegiatan siswa selama diskusi.
Konfirmasi •
Guru memanggil salah satu nomor kepala secara acak, untuk menyampaikan hasil diskusi begitu seterusnya.
•
Guru memanggil nomor kepala secara acak dari kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap hasil kerja kelompok yang sudah maju ke depan kelas.
•
Guru memberikan penjelasan lanjut sebagai pemantapan dari berbagai jawaban yang telah disampaikan siswa dari masingmasing
kelompok
agar
tidak
terjadi
kesalahan
dalam
pemahaman materi pembelajaran. •
Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah berani maju kedepan kelas.
c. Kegiatan Akhir Guru
bersama-sama
dengan
siswa
menyimpulkan
hasil
pembelajaran, guru juga memberikan penguatan tentang materi yang sudah dipelajari dan memberi pesan agar siswa dapat menggunakan energi dengan hemat dan belajar lebih giat lagi disekolah maupun dirumah, jangan banyak main dan melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat dan merugikan diri sendiri kemudian guru menutup pembelajaran dengan mengucap Alhamdulillah dan salam.
57
2. Skenario Pembelajaran Pertemuan 4 a. Kegiatan Awal Sebelum memulai pembelajaran, guru menyiapkan bahan ajar dan media pembelajaran yang akan dipakai selama pembelajaran. Kemudian mengingatkan siswa cara duduk yang baik dan memulai kegiatan rutin seperti biasa yaitu berdoa bersama-sama yang dipimpin oleh ketua kelas dan mengabsen siswa. Kemudian guru memotivasi dengan bertanya mengenai kesiapan belajar siswa, “sudah siap belajar atau belum? Kalau sudah siap ayo perhatikan dulu dan tidak ada lagi yang ngobrol atau bermain saat pembelajaran sudah dimulai”. Kemudian guru memberikan apersepsi dengan mengajak siswa bernyanyi “lihat kebunku”. Setelah itu guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru juga menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran NHT yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran. b. Kegiatan Inti Eksplorasi •
Guru mengaitkan lagu yang telah dinyanyikan dengan jenis pekerjaan dan menjelaskannya.
•
Setelah itu siswa diminta untuk membentuk kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 anggota.
•
Perwakilan siswa dari masing-masing kelompok diminta untuk mengambil nomor kepala yang sudah disiapkan oleh guru.
58
•
Masing-masing kelompok mendapatkan gambar sebuah kebun yang berbentuk persegi.
•
Siswa diminta untuk mengamati bagaimana bentuk gambar kebun tersebut
•
Guru
menunjuk
salah
satu
nomor
secara
acak
untuk
menyampaikan apa yang ia pikirkan mengenai gambar tersebut. •
Guru
membagikan
lembar
kerja
kepada
masing-masing
kelompok •
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya sebelum diskusi dimulai.
•
Guru juga menentukan waktu dalam berdiskusi menjawab soal.
Elaborasi •
Siswa mulai berdiskusi bersama dengan teman kelompok menjawab pertanyaan yang ada dilembar kerja kelompok.
•
Guru membimbing dan mengawasi kegiatan siswa selama berdiskusi.
•
Guru memberikan ketegasan terhadap siswa yang tidak mengikuti langkah-langkah model pembelajaran kooperatif NHT dan tidak taat terhadap penggunaan media pembelajaran dengan semestinya dengan memberikan ancaman kata-kata verbal seperti “siapa yang suka ribut dan main-main dengan media pembelajaran, nanti sewaktu bel istirahat tidak boleh keluar kelas dan tinggal dikelas sampai bel masuk berbunyi.
59
Tujuan adanya tindakan tersebut yaitu agar siswa tidak lagi mengulang perbuatannya. Konfirmasi •
Guru memanggil salah satu nomor kepala secara acak, untuk menyampaikan hasil diskusi begitu seterusnya.
•
Guru memanggil nomor kepala secara acak dari kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap hasil kerja kelompok yang sudah maju ke depan kelas.
•
Guru memberikan penjelasan sebagai pemantapan dari berbagai jawaban yang telah disampaikan siswa dari masing-masing kelompok agar tidak terjadi kesalahan pemahaman dalam pembelajaran.
•
Guru memberikan apresiasi kepada siswa yang telah berani maju kedepan kelas dan kepada kelompok terbaik.
c. Kegiatan Akhir Bersama-sama
dengan
siswa
guru
menyimpulkan
hasil
pembelajaran dan memberikan penguatan kepada siswa tentang materi yang sudah disampaikan. Guru juga memberikan pesan kepada siswa untuk menghargai dan mensyukuri apapun pekerjaan orang tua. Jangan sombong dan angkuh jika pekerjaan orang tuanya termasuk kategori pekerjaan yang dianggap orang terpandang, begitu pula sebaliknya jangan rendah hati atau minder jika pekerjaan orang tuanya hanya seorang petani dengan penghasilan yang pas-pasan. Kalian harus tetap
60
rajin-rajin belajar baik disekolah maupun dirumah agar orang tua kalian bangga dengan melihat kalian sukses nantinya. Guru mengakhiri pembelajaran dengan membaca Alhamdallah bersama siswa dan mengucap salam.
4.1.2.3 Observasi Observasi pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan oleh guru dan teman sejawat. Observasi pada tindakan pembelajaran siklus II meliputi: 1) observasi aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran NHT, dan 2) observasi disiplin belajar siswa. 1. Aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT Tabel 4.5 Lembar Observasi Aktivitas Guru dalan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
No.
Sintak Pembelajaran
Kegiatan Guru
1.
Pembentukan Kelompok
Guru membagi jumlah siswa ke dalam 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa
2.
Penomoran anggota Kelompok
Guru memberi nomor kepala kepada masingmasing siswa dalam anggota kelompok.
Deskripsi Keterlaksanaan Tindakan pada Pertemuan 3
Deskripsi Keterlaksanaan Tindakan pada Pertemuan 4
Sudah terlaksana. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok. 3 kelompok dengan jumlah siswa 5 orang dan 2 kelompok dengan jumlah siswa 2 orang.
Sudah terlaksana. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok. 3 kelompok dengan jumlah siswa 5 orang dan 2 kelompok dengan jumlah siswa 2 orang. Sudah terlaksana. Guru membagikan nomor kepala kepada masingmasing kelompok sesuai dengan jumlah anggota perkelompoknya.
Sudah terlaksana. Guru membagikan nomor kepala kepada masingmasing kelompok sesuai dengan jumlah anggota perkelompoknya.
61
3.
Penjelasan guru mengenai tema yang akan dipelajari
Guru menjelaskan mengenai materi yang ada didalam tema yang akan dipelajari.
4.
Memberi kesempatan siswa bertanya sebelum diskusi
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai pemahaman dalam pembelajaran yang telah dijelaskan guru.
5.
Diskusi kelompok
Guru memberikan Lembar kerja siswa yang berisi soalsoal yang harus didiskusikan bersama teman kelompoknya.
Guru membimbing setiap kelompok dalam menjawab pertanyaan yang ada di LKS.
6.
Menjawab pertanyaan
Guru mengundi kelompok untuk maju mempresentasikan LKS yang telah dikerjakan bersama kelompok. Guru memanggil nomor kepala yang telah diundi untuk mempresentasikan jawaban yang telah didiskusikan bersama sebagai perwakilan kelompok yang akan maju.
7.
Menanggapi jawaban
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban yang disampaikan.
8.
Kesimpulan
Guru membimbing siswa untuk memperbaiki atau
Sudah terlaksana. Guru menjelaskan materi sesuai dengan tema yang akan dipelajari. Sudah terlaksana. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya sebelum diskusi dimulai. Sudah terlaksana. Guru membagikan lembar kerja kepada masingmasing kelompok secara merata. Sudah terlaksana. Guru membimbing diskusi tiap-tiap kelompok secara merata. Sudah terlaksana. Guru mengundi kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi. Sudah terlaksana. Guru memanggil nomor kepala secara acak dari anggota kelompok yang telah diundi tadi untuk maju kedepan menyampaikan hasil diskusinya. Sudah terlaksana. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi dari kelompok yang telah maju menyampaikan hasil diskusinya. Sudah terlaksana. Guru membimbing
Sudah terlaksana. Guru menjelaskan materi sesuai dengan tema yang akan dipelajari. Sudah terlaksana. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya sebelum diskusi dimulai. Sudah terlaksana. Guru membagikan lembar kerja kepada masingmasing kelompok secara merata. Sudah terlaksana. Guru membimbing diskusi tiap-tiap kelompok secara merata. Sudah terlaksana. Guru mengundi kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi. Sudah terlaksana. Guru memanggil nomor kepala secara acak dari anggota kelompok yang telah diundi tadi untuk maju kedepan menyampaikan hasil diskusinya. Sudah terlaksana. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi dari kelompok yang telah maju menyampaikan hasil diskusinya. Sudah terlaksana. Guru membimbing
62
menambah kesimpulan yang kurang dalam pembelajaran.
siswa untuk memperbaiki atau menambah kesimpulan yang kurang dalam pembelajaran.
siswa untuk memperbaiki atau menambah kesimpulan yang kurang dalam pembelajaran.
Berdasarkan tabel 4.5 pada pertemuan 3 dan 4 dapat dilihat bahwa aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sudah terlihat optimal, terlihat langkah pembelajarannya sudah terlaksana semua dengan baik dan perbaikan tindakan yang dilakukan membuat disiplin belajar siswa makin membaik. Namun, ada indikator disiplin belajar yang belum tercapai dalam siklus ini yaitu masih ada siswa yang sering bermain dengan media pembelajaran saat proses pembelajaran sedang berlangsung di kelas. Hal ini dikarenakan ketegasan guru belum timbul ketika ada siswa yang melakukan penyimpangan tersebut. Untuk itu perbaikan tindakan yang harus dievaluasi oleh guru dalam mengatasi hal tersebut agar tidak terulang kembali yaitu guru harus benar-benar menerapkan tindakan tegas yang bertujuan untuk membuat siswa merasa segan melakukan tindakan yang tidak diinginkan selama proses pembelajaran berlangsung. ketegasan guru berupa kata-kata verbal sebagai ancaman kepada siswa agar tidak melakukan hal yang sama sebagai perbaikan yang diterapkan pada siklus selanjutnya.
2. Disiplin Belajar Siswa Hasil observasi disiplin belajar siswa pada siklus II yang terdiri dari dua pertemuan disajikan pada tabel 4.6 sebagai berikut:
63
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Nama Siswa Adhitya.R Annisa.F Angga.A Afdhol.Z.A Bunga.P.R Eriza.A Bahrudin.Y Bima.S Dimas.T Farhan.R.W M.Rayhan M.Ridho May Resya Merly.M Pitri Amalia Siti Padilah Sandria.A.N Septi.D.R Satiya Widi Syavila.A Taufiq Kayla.D.W Vernando Jumlah Rata-rata Kategori
Pertemuan 3 Jumlah Nilai Skor 21 2,63 28 3,5 19 2,38 24 3 25 3,13 24 3 19 2,38 18 2,25 15 1,88 21 2,63 17 2,13 15 1,88 20 2,5 21 2,63 25 3,13 22 2,75 20 2,5 23 2,88 20 2,5 23 2,88 18 2,5 24 3 14 1,75 476 59,56 20,70 2,59 B-
Pertemuan 4 Jumlah Nilai Skor 22 2,75 28 3,5 19 2,38 24 3 26 3,25 24 3 20 2,5 19 2,38 18 2,25 22 2,75 19 2,38 17 2,13 23 2,88 22 2,75 26 2,25 26 3,25 24 3 25 3,13 22 2,75 24 3 20 2,5 24 3 18 2,25 512 64,03 22,26 2,78 B
Rata-rata Jumlah Skor 21,5 28 19 24 25,5 24 19,5 18,5 16,5 21,5 18 16 21,5 21,5 25,5 24 22 24 21 23,5 19 24 16 494 21,48
Nilai
Kategori
2,69 3,5 2,38 3 3,19 3 2,44 2,31 2,06 2,69 2,25 2 2,69 2,69 3,19 3 2,75 3 2,63 2,94 2,38 3 2 61,78 2,69 B
B A BB B+ B BC+ C+ B C+ C B B B+ B B B BB BB C
Dari data yang diperoleh dan dirangkum menjadi satu pada tabel 4.6 dapat diketahui bahwa rata-rata indikator disiplin belajar sudah tercapai. Namun ada indikator yang belum tercapai yaitu masih ada siswa yang bermain-main dengan media pembelajaran saat proses pembelajaran berlangsung di kelas. Disamping itu berdasarkan tabel diatas, jumlah rata-rata nilai disiplin belajar siswa pada siklus ini mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya, terlihat dari tabel hasil observasi disiplin belajar siswa pada pertemuan 3 mencapai 2,59 dengan kategori
64
baik dan meningkat dari pertemuan sebelumnya dengan adanya perbaikan tindakan dari hasil evaluasi yang dilakukan pada siklus 1 yang kemudian diterapkan pada siklus 2. Sedangkan pada pertemuan 4 jumlah rata-rata nilai disiplin belajar meningkat menjadi 2,78 dengan kategori baik. Dan jumlah ratarata nilai dari pertemuan 3 dan 4 yaitu mencapai 2,69 dan dikategorikan disiplin belajar siswanya sudah meningkat menjadi kategori baik. Dari 23 siswa, hanya 1 siswa yang memiliki disiplin belajar dengan kategori sangat baik, dan 17 siswa yang memiliki disiplin belajar dengan kategori baik. Sedangkan 5 siswa memiliki disiplin belajar dengan kategori cukup dan tidak ada lagi siswa yang memiliki disiplin belajar dengan kategori kurang. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar siswa secara klasikal sudah meningkat menjadi kategori baik.
4.1.2.4 Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan tindakan dan pengamatan disiplin belajar siswa dalam proses pembelajaran ternyata hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan dengan perbaikan-perbaikan tindakan yang sudah dilakukan. Siswa sudah mencapai kriteria disiplin dalam belajar dengan indikator duduk tenang dalam kelompok masing-masing, tidak menggunakan waktu belajar untuk main-main, tidak izin keluar sebelum pembelajaran selesai, mendengarkan penjelasan guru dengan baik, mengerjakan tugas yang diberikan guru sesuai petunjuk pengerjaan, mengumpulkan tugas tepat waktu, dan menyampaikan hasil diskusi dengan tertib. Namun masih ada satu indikator yang belum tercapai yaitu
65
taat terhadap penggunaan media atau fasilitas belajar. Terlihat dalam pengamatan masih ada beberapa siswa yang menggunakan media pembelajaran untuk bermain. Untuk mengatasinya yaitu guru harus lebih tegas dalam menerapkan tindakan dengan memberikan ancaman kata-kata verbal seperti “hayo,,siapa yang masih bermain-main dengan media saat belajar, nanti sewaktu bel istrahat berbunyi tidak boleh keluar kelas dan tetap berada di kelas sampai bel masuk berbunyi”. Karena ketegasan guru yang belum terlaksana dan menyebabkan salah satu indikator belum tercapai dengan maksimal walaupun kriteria keberhasilan sudah tercapai maka penelitian ini akan berlanjut pada siklus 3 agar lebih memantapkan hasil yang diinginkan. Kelemahan yang terlihat selama pengamatan pada siklus 2 yaitu siswa masih menggunakan media pembelajaran dengan tidak semestinya. Kelemahan ini disebabkan karena guru belum memberikan pengertian mengenai penggunaan media pembelajaran dengan baik dan ketegasan memberikan ancaman kata-kata verbal berupa “hayo...siapa yang masih bermain-main dengan media saat belajar, nanti sewaktu bel istrahat berbunyi tidak boleh keluar kelas dan tetap berada di kelas sampai bel masuk berbunyi”. Untuk memperbaiki kelemahan tersebut, maka peneliti akan mengadakan perbaikan tindakan agar hal tersebut bisa teratasi. Adapun tindakan yang akan peneliti lakukan yaitu: 1. Guru menjelaskan bahwa media pembelajaran harus digunakan sesuai dengan fungsinya, bukan untuk main-main. Guru memberikan ancaman berupa kata-kata verbal “hayo... siapa yang masih bermain-main dengan
66
media saat belajar, nanti sewaktu bel istrahat berbunyi tidak boleh keluar kelas dan tetap berada di kelas sampai bel masuk berbunyi”. Dengan adanya perbaikan dalam tindakan selanjutnya diharapkan siswa dapat menjadi lebih disiplin dalam belajar pada siklus ke 3 dan semua indikator dapat tercapai melalui perbaikan-perbaikan tindakan yang sudah dilakukan.
4.1.3 Hasil penelitian pada Siklus III 4.1.3.1 Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan siklus III meliputi: 1. Menyusun RPP (Rencana Pelaksaan pembelajaran) masih dengan tema keperluan sehari-hari untuk pertemuan 5 dan pertemuan 6 . (Terlampir) 2. Menyiapkan media pembelajaran berupa lembar kerja kelompok untuk pertemuan 5 dan 6. 3. Membuat nomor kepala sebagai model pembelajaran NHT. 4. Menyiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). (Terlampir) 5. Menyiapkan lembar observasi untuk mengetahui disiplin belajar siswa saat proses pembelajaran berlangsung. (Terlampir)
4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus III dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan tema keperluan sehari-hari hari yang menggabungkan dua mata pelajaran
67
yaitu Pendidikan Kewarganegaraan dan Bahasa Indonesia pada pertemuan 5 dan IPA dan Matematika pada pertemuan 6. Dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sesuai dengan tema pembelajaran yaitu sebagai berikut: Mata Pelajaran
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Pertemuan 5 1. Pendidikan Kewarganegaraan
3.Memiliki harga sebagai individu
diri 3.1Mengenal pentingnya memiliki harga diri
8.Mengungkapkan pikiran, 8.1Menulis karangan perasaan, dan informasi sederhana berdasarkan dalam karangan gambar seri menggunakan pilihan sederhana dan puisi katadan kalimat yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik
2. Bahasa Indonesia
Pertemuan 6 5.Menerapkan energi gerak
3. IPA
4. Matematika
konsep 5.2Menerapkan cara menghemat energi dalam kehidupan sehari-hari
4.Memahami unsur dan 4.1 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar berbagai bangun datar sederhana sederhana menurut sifat atau unsurnya
Tabel 4.7 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Siklus 3
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran dalam rencana pelaksanaan pembelajaran pada masing-masing pertemuan. Dimana setiap pertemuan dilaksanakan selama 3x 35 menit. Pelaksanaan tindakan pertemuan 5 dilaksanakan pada hari senin tanggal 15 februari 2016 dan pelaksanaan tindakan pertemuan ke 6 dilaksanakan pada hari selasa tanggal 16 februari 2016 dengan jumlah siswa yang mengikuti sebanyak 23
68
siswa. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai guru yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan yan bertindak sebagai pengamat atau observer adalah guru kelas IIIA dan teman sejawat.
1. Skenario tindakan pada pertemuan 5 a. Kegiatan Awal Sebelum memulai pembelajaran, guru menyiapkan bahan ajar dan media yang akan digunakan dalam pembelajaran dan mengingatkan siswa cara duduk yang baik kemudian memulai agenda seperti biasa yaitu murid bersama-sama membaca do’a dipimpin oleh ketua kelas. Setelah itu guru mengabsen siswa dan memotivasi siswa dengan bertanya tentang kesiapan belajar siswa, sudah siap belajar atau belum anak-anak ibu? Kalau sudah siap perhatikan pembelajaran dengan baik dan tidak ada lagi yang bermain-main atupun ribut saat belajar ya,,. Guru kooperatif
menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran tipe
NHT
yang
akan
diterapkan
dalam
proses
pembelajaran. Guru menyampaikan judul materi yang akan dipelajari dan menyampaikan tujuan pembelajaran serta memberikan apersepsi kepada siswa dengan bertanya jawab mengenai materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya. b. Kegiatan Inti Eksplorasi
69
•
Guru
mengaitkan
materi
pembelajaran
pada
pertemuan
sebelumnya dengan pembelajaran hari ini dan menjelaskan mengenai materi hari ini yaitu “cara menjaga harga diri” •
Siswa diminta untuk membentuk kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 anggota.
•
Perwakilan dari masing-masing kelompok mengambil nomor kepala dan lembar kerja kelompok yang berisi gambar-gambar mengenai cara menjaga harga diri dalam masyarakat.
•
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya sebelum diskusi dimulai.
•
Siswa diminta untuk mengamati gambar dan memikirkan apa yang terlihat dari gambar yang mereka amati bersama dengan teman kelompoknya.
•
Guru menentukan waktu dalam menjawab dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
Elaborasi •
Setelah melakukan pengamatan dan berfikir, kemudian siswa menuangkan apa yang mereka pikirkan mengenai gambar tersebut dan menuliskannya dalam sebuah karangan sederhana berdasarkan gambar yang sudah disajikan dalam lembar kerja kelompok.
•
Guru membimbing dan mengawasi kegiatan siswa selama berdiskusi.
70
•
Siswa bekerjasama dalam kelompok menyelesaikan tugas yang diberikan
Konfirmasi •
Guru memanggil salah satu nomor kepala secara acak perwakilan dari kelompok untuk membacakan hasil cerita karangannya
yang telah dibuat bersama anggota kelompok
begitu seterusnya. •
Guru memanggil nomor kepala secara acak dari kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap hasil kerja kelompok yang sudah maju ke depan kelas.
•
Guru
memberikan
penjelasan
lanjut
setelah
siswa
menyampaikan hasil diskusi agar tidak terjadi kesalaham pemahaman
terhadap
materi
pembelajaran
dalam
setiap
kelompok. •
Guru memberikan apresiasi atau reward kepada siswa yang telah berani maju kedepan kelas dan kelompok terbaik.
c. Kegiatan Akhir Guru
bersama-sama
dengan
siswa
menyimpulkan
hasil
pembelajaran, guru juga memberikan penguatan tentang materi yang sudah dipelajari dan berpesan agar siswa mampu menjaga harga diri mereka dengan baik dan jangan lupa belajar lebih giat lagi disekolah maupun dirumah kemudian guru menutup pembelajaran dengan mengucap Alhamdulillah dan salam.
71
2. Skenario Pembelajaran Pertemuan 6 a. Kegiatan Awal Sebelum memulai pembelajaran, guru menyiapkan bahan ajar dan media pembelajaran berupa lembar kerja kelompok yang akan dipakai selama pembelajaran. Kemudian mengingatkan siswa cara duduk yang baik dan memulai agenda seperti biasa yaitu berdoa bersama-sama yang dipimpin oleh ketua kelas. Setelah itu guru mengabsen kehadiran siswa dan memberikan motivasi dengan bertanya mengenai kesiapan belajar siswa, “bisa kita mulai pembelajaran kita hari ini?” hayo kita akan mulai belajar kalau tidak ada lagi yang ribut dan main-main lagi di kelas dan perhatikan pembelajaran dengan baik ya. Kemudian guru memberikan apersepsi dengan dengan mengajak siswa berpikir apa yang akan terjadi jika ibu sedang memasak air di kompor, kemudian ada tukang sayur yang lewat didepan rumah, lalu ibu keluar membeli sayur sampai waktu yang lama dan lupa mematikan kompor. Setelah itu guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan. b. Kegiatan Inti Eksplorasi •
Siswa diminta untuk membentuk kelompok, tiap kelompok terdiri dari 5 anggota.
•
Perwakilan kelompok mengambil nomor kepala masing-masing kelompok.
72
•
Guru menjelaskan bagaimana teknik berdiskusi yang baik agar tugas kelompok yang diberikan dapat terselesaikan sesuai waktu yang sudah ditentukan.
•
Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak dan menunjuk nomor secara acak untuk menanggapi apersepsi yang guru berikan.
•
Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang bagaimana cara menghemat energi.
•
Guru membagikan lembar kerja kepada masing-masing kelompok
•
Siswa
diberi kesempatan untuk bertanya sebelum diskusi
dimulai. •
Guru menentukan waktu dalam menjawab dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
Elaborasi •
Siswa mulai berdiskusi bersama dengan teman kelompoknya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru dalam lembar kerja.
•
Guru membimbing dan mengawasi kegiatan siswa selama berdiskusi.
•
Guru memberikan ketegasan kepada siswa yang tidak mengikuti langkah-langkah model pembelajaran kooeratif tipe NHT dan masih bermain-main dengan media pembelajaran agar tidak
73
istirahat ketika bel istirahat berbunyi dan tetap tinggal di kelas sampai jam masuk kembali. •
Siswa bekerjasama dalam kelompok menyelesaikan tugas yang diberikan.
Konfirmasi •
Guru memanggil salah satu nomor kepala secara acak, untuk menyampaikan hasil diskusi begitu seterusnya.
•
Guru memanggil nomor kepala secara acak dari kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap hasil kerja kelompok yang sudah maju ke depan kelas.
•
Guru
memberikan
penjelasan
lanjut
setelah
siswa
menyampaikan hasil diskusi agar tidak terjadi kesalaham pemahaman
terhadap
materi
pembelajaran
dalam
setiap
kelompok. •
Guru memberikan apresiasi atau reward kepada siswa yang telah berani maju kedepan kelas dan kepada kelompok terbaik
c. Kegiatan Akhir Bersama-sama
dengan
siswa
guru
menyimpulkan
hasil
pembelajaran dan memberikan penguatan kepada siswa tentang materi yang sudah disampaikan. Guru juga memberikan pesan agar hati-hati dalam memanfaatkan energi untuk kehidupan sehari-hari dan jangan lupa untuk rajin-rajin belajar baik disekolah maupun dirumah dan pandai-pandai memanfaatkan waktu, jangan hanya untuk bermain-
74
main. Guru mengakhiri pembelajaran dengan membaca Alhamdulillah bersama siswa dan dengan mengucap salam.
4.1.3.3 Observasi Observasi pelaksanaan tindakan siklus III dilakukan oleh guru dan teman sejawat. Observasi pada tindakan pembelajaran siklus III meliputi: 1) observasi aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran NHT, dan 2) observasi disiplin belajar siswa. 1. Observasi aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran NHT Tabel 4.8 Lembar Observasi Aktivitas Guru dalan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Deskripsi Deskripsi Keterlaksanaan Keterlaksanaan Sintak No. Kegiatan Guru Tindakan pada Tindakan pada Pembelajaran Pertemuan 5 Pertemuan 6 1.
Pembentukan Kelompok
Guru membagi jumlah siswa ke dalam 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa
2.
Penomoran anggota Kelompok
Guru memberi nomor kepala kepada masing-masing siswa dalam anggota kelompok.
3.
Penjelasan guru mengenai tema yang akan dipelajari
Guru menjelaskan mengenai materi yang ada didalam tema yang akan dipelajari.
Sudah terlaksana. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok. 3 kelompok dengan jumlah siswa 5 orang dan 2 kelompok dengan jumlah siswa 2 orang. Sudah terlaksana. Guru membagikan nomor kepala kepada masingmasing kelompok sesuai dengan jumlah anggota perkelompoknya. Sudah terlaksana. Guru menjelaskan materi sesuai dengan tema yang akan dipelajari.
Sudah terlaksana. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok. 3 kelompok dengan jumlah siswa 5 orang dan 2 kelompok dengan jumlah siswa 2 orang. Sudah terlaksana. Guru membagikan nomor kepala kepada masingmasing kelompok sesuai dengan jumlah anggota perkelompoknya. Sudah terlaksana. Guru menjelaskan materi sesuai dengan tema yang akan dipelajari.
75
4.
Memberi kesempatan siswa bertanya sebelum diskusi
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai pemahaman dalam pembelajaran yang telah dijelaskan guru.
5.
Diskusi kelompok
Guru memberikan Lembar kerja siswa yang berisi soalsoal yang harus didiskusikan bersama teman kelompoknya. Guru membimbing setiap kelompok dalam menjawab pertanyaan yang ada di LKS.
6.
Menjawab pertanyaan
Guru mengundi kelompok untuk maju mempresentasikan LKS yang telah dikerjakan bersama kelompok. Guru memanggil nomor kepala yang telah diundi untuk mempresentasikan jawaban yang telah didiskusikan bersama sebagai perwakilan kelompok yang akan maju.
7.
Menanggapi jawaban
Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban yang disampaikan.
8.
Kesimpulan
Guru membimbing siswa untuk memperbaiki atau menambah kesimpulan yang kurang dalam pembelajaran.
Sudah terlaksana. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya sebelum diskusi dimulai. Sudah terlaksana. Guru membagikan lembar kerja kepada masingmasing kelompok secara merata. Sudah terlaksana. Guru membimbing diskusi tiap-tiap kelompok secara merata. Sudah terlaksana. Guru mengundi kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi. Sudah terlaksana. Guru memanggil nomor kepala secara acak dari anggota kelompok yang telah diundi tadi untuk maju kedepan menyampaikan hasil diskusinya. Sudah terlaksana. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi dari kelompok yang telah maju menyampaikan hasil diskusinya. Sudah terlaksana. Guru membimbing siswa untuk memperbaiki atau menambah kesimpulan yang kurang dalam pembelajaran.
Sudah terlaksana. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya sebelum diskusi dimulai. Sudah terlaksana. Guru membagikan lembar kerja kepada masingmasing kelompok secara merata. Sudah terlaksana. Guru membimbing diskusi tiap-tiap kelompok secara merata. Sudah terlaksana. Guru mengundi kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi. Sudah terlaksana. Guru memanggil nomor kepala secara acak dari anggota kelompok yang telah diundi tadi untuk maju kedepan menyampaikan hasil diskusinya. Sudah terlaksana. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi hasil diskusi dari kelompok yang telah maju menyampaikan hasil diskusinya. Sudah terlaksana. Guru membimbing siswa untuk memperbaiki atau menambah kesimpulan yang kurang dalam pembelajaran.
76
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pertemuan 5 dan 6 sudah optimal, terlihat langkah pembelajarannya sudah terlaksana semua dengan baik dan ketegasan guru sudah terlihat sehingga membuat siswa merasa segan dan tidak lagi bermain-main dengan media yang digunakan saat pembelajaran. 2. Disiplin Belajar Siswa Hasil observasi disiplin belajar siswa pada siklus III yang terdiri dari dua pertemuan disajikan pada tabel 4.9 sebagai berikut:
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Nama Siswa Adhitya.R Annisa.F Angga.A Afdhol.Z.A Bunga.P.R Eriza.A Bahrudin.Y Bima.S Dimas.T Farhan.R.W M.Rayhan M.Ridho May Resya Merly.M Pitri Amalia Siti Padilah Sandria.A.N Septi.D.R Satiya Widi Syavila.A Taufiq Kayla.D.W Vernando Jumlah Rata-rata Kategori
Pertemuan 5 Jumlah Nilai Skor 25 3,13 28 3,5 20 2,5 26 3,25 28 3,5 26 3,25 20 2,5 20 2,5 20 2,5 24 3 21 2,63 20 2,5 26 3,25 26 3,25 27 3,38 26 3,25 25 3,13 25 3,13 21 2,63 23 2,88 20 2,5 23 2,88 20 2,5 540 67,54 23,48 2,94 B
Pertemuan 6 Jumlah Nilai Skor 27 3,38 30 3,75 23 2,88 27 3,38 28 3,5 28 3,5 23 2,88 23 2,88 22 2,75 24 3 24 3 22 2,75 25 2,5 26 3,25 28 3,5 26 3,25 26 3,25 25 3,13 24 3 26 3,25 22 2,75 27 3,38 22 2,75 578 71,66 25,13 3,11 B+
Rata-rata Jumlah Skor 26 29 21,5 26,5 28 27 21,5 21,5 21 24 22,5 21 25,5 26 27,5 26 25,5 25 22,5 24,5 21 25 21 559 24,30
Nilai
Kategori
3,25 3,63 2,69 3,31 3,5 3,38 2,69 2,69 2,63 3 2,81 2,63 3,19 3,25 3,44 3,25 3,19 3,13 2,81 3,06 2,63 3,13 2,63 69,92 3,04 B+
B+ AB B+ AAB B BB B BB+ B+ AB+ B+ BB B+ BB+ B-
77
Dari data yang diperoleh pada tabel 4.9 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai disiplin belajar siswa semakin meningkat dari pertemuan 5 dan 6 mencapai 3,04 dan dikategorikan disiplin belajar siswanya menjadi kategori baik. Dari 23 siswa, 4 siswa yang memiliki disiplin belajar dengan kategori sangat baik, sudah mengalami peningkatan dari yang sebelumnya dan 19 siswa yang memiliki disiplin belajar dengan kategori baik dan tidak ada lagi siswa memiliki disiplin belajar dengan kategori cukup dan kurang. Pada siklus ini, semua indikator disiplin belajar sudah tercapai dengan baik yaitu duduk dalam kelompok masingmasing, tidak menggunakan waktu belajar untuk main-main, tidak izin keluar sebelum pembelajaran selesai, taat terhadap penggunaan media atau fasilitas belajar, mendengarkan penjelasan guru dengan baik, mengerjakan tugas yang diberikan guru sesuai petunjuk pengerjaan, mengumpulkan tugas tepat waktu, dan menyampaikan hasil diskusi dengan tertib. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar siswa secara klasikal sudah meningkat menjadi kategori baik semua.
4.1.3.4 Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan tindakan dan pengamatan disiplin belajar siswa dalam proses pembelajaran ternyata hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan yang diharapkan dan mencapai kriteria keberhasilan penelitian yang sudah ditetapkan. Siswa sudah mencapai kriteria disiplin dalam belajar dengan 8 indikator yaitu sebagai berikut: duduk tenang dalam kelompok masing-masing, tidak menggunakan waktu belajar untuk main-main, tidak izin keluar sebelum
78
pembelajaran selesai, taat terhadap penggunaan media atau fasilitas belajar, mendengarkan penjelasan guru dengan baik, mengerjakan tugas yang diberikan guru sesuai petunjuk pengerjaan, mengumpulkan tugas tepat waktu, dan menyampaikan hasil diskusi dengan tertib dengan tindakan-tindakan model pembelajaran NHT yang telah diterapkan.
4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian siklus I sampai dengan siklus III terjadi peningkatan disiplin belajar siswa pada tiap siklusnya. Pada siklus I hasil observasi disiplin belajar siswa belum memenuhi kriteria keberhasilan. Pada pertemuan 1 belum semua langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe NHT terlaksana dan proses pembelajaran juga masih berpusat pada guru sehingga menyebabkan siswa pasif selama pembelajaran dan bosan yang menyebabkan siswa lebih memilih keluar kelas tanpa izin kepada guru saat pembelajaran belum selesai, masih ada siswa yang ribut dalam kelas dan tidak memperhatikan penjelasan guru, mengerjakan tugas tetapi tidak sesuai petunjuk pengerjaan, dan masih ada siswa yang mengganggu kelompok lain. Namun, dengan dibaginya siswa kedalam beberapa kelompok kecil dalam proses pembelajaran, membuat siswa menjadi aktif dan mampu bekerja sama menyelesaikan tugas tepat waktu. Apabila siswa tidak dibagi kedalam kelompok dan hanya bekerja sendiri menyelesaikan tugas yang diberikan, siswa bermalasmalasan dalam mengerjakan tugas dan hanya mengandalkan contekan temantemannya yang sudah selesai terlebih dahulu sehingga membuat mereka tidak
79
aktif dalam proses pembelajaran dan tidak efektif serta efisien dalam memanfaatkan waktu belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Rusman (2014:203) bahwa pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil dapat membuat mereka saling berinteraksi secara aktif dan saling bekerjasama menyelesaikan tugas yang diberikan guru, pembelajaran seperti ini disebut juga dengan model pembelajaran kooperatif. Sedangkan pada pertemuan 2 terjadi perbedaan skenario dalam proses pembelajaran dimana tidak lagi guru yang menjadi pusat pembelajaran namun siswa yang lebih aktif dalam pembelajaran dengan dilakukannya kegiatan praktek percobaan mengenai macam-macam gerak dari alat dan bahan yang sudah disediakan dan langkah-langkah model pembelajaran NHT sudah terlaksana semua. Dari hasil observasi tindakan dan disiplin belajar pada pertemuan 2, ternyata kelemahan pada pertemuan 1 berkurang dengan adanya perubahan skenario tiap pertemuan dan langkahlangkah NHT juga sudah terlaksana. Pada pertemuan 2, siswa asyik melakukan percobaan bersama kelompoknya dan guru memberi kesempatan lebih kepada kelompok untuk bekerja sama melakukan percobaan sehingga membuat mereka berada dalam kelompok masing-masing dan siswa yang keluar kelas selama proses pembelajaran tanpa alasan yang jelas semakin berkurang. Apabila dalam proses pembelajaran guru tidak memberikan kebebasan maka akan membuat siswa merasa terkekang selama mengikuti proses pembelajaran dan dapat membuat mereka merasa jenuh sehingga menyebabkan mereka keluar masuk kelas saat pembelajaran sedang berlangsung. Kebebasan yang diberikan oleh guru merupakan kebebasan terbimbing, walaupun guru memberikan mereka kebabasan
80
untuk melakukan percobaan namun masih tetap ada peran guru sebagai pembimbing dan pengawas dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Wiyani, 2013:161) bahwa memberikan kebebasan atau keleluasaan yang terkendali (kebebasan terbimbing) dapat membuat siswa tidak merasa terkekang saat belajar sehingga siswa masih tetap terkendali dalam melakukan tindakan-tindakan diluar batas. Siswa juga sudah perhatian dalam pembelajaran dan mendengarkan penjelasan dari guru karena guru memotivasi siswa sebelum belajar yaitu dengan melakukan tanya jawab kepada siswa. Jika dalam pembelajaran siswa tidak mendapat motivasi, baik motivasi yang muncul dari dalam diri mereka sendiri maupun dari dari luar maka akan membuat mereka merasa tidak respek dan tidak memiliki gairaih untuk mengikuti pembelajaran apalagi mendengarkan dan memperhatikan pejelasan dari guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Slameto (2013: 177) bahwa dengan melakukan tanya jawab kepada siswa dapat membuat siswa termotivasi sehingga merangsang siswa untuk memperhatikan pembelajaran. Semua langkah model pembelajaran NHT juga sudah terlaksana salah satunya memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan hasil diskusi dan menanggapi jawaban dari kelompok lain dengan menunjuk nomor kepala secara acak, terlihat ketertiban siswa dalam menyampaikan hasil diskusi atau pendapatnya. Siswa yang pada mulanya saling berebut, saling tunjuk sesama temannya bahkan tidak ada yang mau maju kedepan mewakili kelompoknya menyampaikan hasil diskusi dengan menerapkan salah satu langkah model pembelajaran NHT tersebut dapat membuat mereka tertib menyampaiakan hasil diskusi. Apabila hal ini tidak dilakukan dalam proses
81
pembelajaran maka akan membuat siswa tidak percayaan diri dan terus melakukan kegiatan saling tunjuk dan berebut saat menyampaikan hasil diskusi atau pendapat dengan tertib dan teratur. Sesuai dengan pendapat Sapmiyati (2011:15) bahwa salah satu kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu siswa dapat teratur dan tertib menyampaikan pendapat dengan ditunjuknya nomor kepala dari salah satu siswa dalam kelompok secara acak oleh guru. Pada pertemuan 1 dan 2 terjadi peningkatan disiplin belajar siswa dari yang semula jumlah rata-rata nilai pada pertemuan 1 sebesar 2,08 dengan kategori cukup dan mengalami peningkatan pada pertemuan yaitu mencapai 2,37 dengan kategori baik. Namun, untuk jumlah rata-rata nilai disiplin belajar siswa secara menyeluruh yang terjadi di siklus 1 yaitu sebesar 2,22 dengan kategori cukup. Dari 23 siswa, hanya 1 siswa yang memiliki disiplin belajar dengan kategori sangat baik, dan 9 siswa memiliki disiplin belajar dengan kategori baik. Sedangkan 11 siswa memiliki disiplin belajar dengan kategori cukup dan 2 siswa memiliki disiplin belajar dengan kategori kurang. Hal ini dikarenakan masih ada kekurangan baik dari guru dalam menerapakan model pembelajaran maupun dari siswa itu sendiri. Karena itu, pada siklus II akan diadakan perbaikan tindakan guna mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan. Perubahan yang akan dilakukan pada siklus II yaitu memberikan motivasi kepada siswa sebelum belajar dimulai, menjelaskan tujuan dan materi pembelajaran, memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya sebelum diskusi dimulai, guru membimbing kegiatan siswa dari awal pembelajaran sampai akhir, membatasi waktu siswa dalam berdiskusi menjawab pertanyaan yang
82
diberikan sehingga waktu dapat digunakan dan dimanfaatkan dengan baik, dan siswa dapat mengumpul tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan dan menerapkan tindakan dengan tegas dan konsisten. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus II, dan perubahan tindakan yang telah dilakukan pada siklus II. Pada pertemuan 3, dengan diterapkannya rekomendasi tindakan-tindakan dari hasil evaluasi siklus 1 yaitu salah satunya guru memberikan motivasi kepada siswa agar terdorong untuk mengikuti dan memperhatikan
pembelajaran
dan
langkah-langkah
model
pembelajaran
kooperatif NHT yang sudah diterapkan membuat siswa perhatian
dan
mendengarkan penjelasan guru semakin meningkat. Jika guru tidak memberikan motivasi kepada siswa baik sebelum maupun saat proses pembelajaran maka siswa
tidak
akan
bersemangat
dalam
mengikuti
pembelajaran
apalagi
memperhatikan penjelasan yang diberikan guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (2013:86), bahwa dengan adanya motivasi belajar dari guru maka perhatian siswa dapat terpusat pada pembelajaran. Tindakan lainnya yaitu guru membatasi waktu yang diberikan untuk berdiskusi menjawab pertanyaan yang diberikan, memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya sebelum diskusi dimulai dan membimbing kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Beberapa indikator yang mengalami peningkatan pada pertemuan 3 dengan diterapkannya perbaikan tindakan yang dilakukan tersebut yaitu siswa mengerjakan tugas sesuai dengan petunjuk pengerjaan, siswa mendengarkan penjelasan guru, siswa tidak bermain-main saat pembelajaran, mengumpulkan tugas tepat waktu, duduk dalam kelompok masing-masing dan tidak izin keluar
83
selama proses pembelajaran. Hasil observasi pada pertemuan 3 jumlah nilai ratarata disiplin belajar siswa mengalami peningkatan mencapai 2,59 dengan kategori baik. Pada pertemuan 4 dengan menerapkan tindakan yang sama namun dengan skenario pembelajaran yang berbeda yaitu melakukan pengamatan dan diskusi secara berkelompok serta guru lebih mengoptimalkan membimbing siswa selama berdiskusi tentang gambar yang telah diberikan dalam lembar kerja. Terlihat disiplin siswa dalam belajar mengalami peningkatan dengan indikator yang sama seperti pada pertemuan 3. Sejalan dengan pendapat Diana (2006:107) bahwa kontrol atau bimbingan dari guru sebagai bagian dari langkah model pembelajaran NHT dapat meningkatkan disiplin belajar siswa. Dilihat dari
hasil analisis
observasi disiplin belajar siswa pada pertemuan 4 dengan jumlah nilai rata-rata meningkat menjadi 2,78 dengan kategori disiplin belajar sudah membaik. Dan kesimpulan hasil observasi penerapan langkah-langkah model pembelajaran NHT dan disiplin belajar siswa dapat dikatakan bahwa disiplin belajar siswa mengalami peningkatan dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan pada siklus ini kriteria keberhasilan sudah tercapai. Namun masih ada kelemahan yaitu siswa masih bermain-main dengan media yang digunakan. Dan untuk memantapkan hasil penelitian ini dan mengetahui keajegan perubahan prilaku disiplin belajar siswa, maka penelitian ini akan berlanjut ke siklus 3 dengan rekomendasi tindakan yaitu ketegasan guru harus benar-benar dilaksanakan agar siswa merasa segan untuk menggunakan media sebagaimana mestinya. Ketegasan guru
berupa
ancaman
bahwasannya
siswa
yang
menggunakan
media
pembelajaran dengan tidak semestinya maka ketika bel istirahat berbunyi tidak
84
boleh keluar kelas dan tetap berada didalam kelas sampai bel masuk berbunyi. Bentuk ancaman ini dapat menyebabkan siswa merasa jera dan tidak akan lagi mengulangi kesalahannya. Dalam hal ini kesalahan tersebut berkaiatan dengan penggunaan media pembelajaran. Apabila ancaman ataupun ketegasan guru tidak dilakukan saat proses pembelajaran terhadap siswa yang melakukan tindakantindakan negatif seperti bermain-main dengan media saat proses pembelajaran maka akan membuat mereka tidak takut dan merasa jera serta akan terus melakukan hal tersebut berulang-ulang. Hal ini sejalan dengan pendapat Wiyani (2013:177) bahwasannya bentuk ancaman berupa kata-kata verbal dapat membuat siswa merasa jera dan tidak mengulangi kesalahannya lagi. Dari pertemuan 3 dan 4, disiplin belajar siswa mengalami peningkatan. Dimana setelah dilakukannya analisis data, jumlah nilai rata-rata disiplin belajar siswa pada siklus 2 yaitu 2,69 dengan kategori baik dengan rincian 1 siswa memiliki disiplin dalam belajar dengan kategori sangat baik dan 17 siswa memiliki disiplin dalam belajar dengan kategori baik. Sedangkan 5 siswa memiliki disiplin dalam belajar dengan kategori cukup dan tidak ada lagi siswa yang memiliki disiplin dalam belajar dengan kategori kurang. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus III, dan perbaikan tindakan yang telah dilakukan pada siklus III dengan perbaikan tindakan berupa ketegasan guru yang tercermin dalam sebuah ancaman verbal yaitu “Hayo.. siapa yang menggunakan media pembelajaran dengan tidak semestinya, nanti sewaktu istirahat tidak boleh keluar dan tetap berada didalam kelas sampai waktu istirahat selsai dan bel masuk berbunyi”. Hasil dari tindakan tersebut membuat siswa tidak
85
lagi menggunakan media untuk bermain-main saat jam belajar. Sesuai dengan teori yang dikemukakan Sancorella (2012:3) bahwasannya ketegasan guru dapat mempengaruhi siswa untuk tidak melakukan hal negatif. Dan sesuai juga dengan pendapat Wiyani (2013:177) bahwasannya bentuk ancaman berupa kata-kata verbal dapat membuat siswa merasa jera dan tidak mengulangi kesalahannya lagi. Hasil observasi disiplin belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus ini dengan rata-rata nilai mencapai 3,04 dengan kategori baik. Pada siklus ini terlihat, siswa sudah mulai disiplin dalam belajar dilihat dari hasil analisis disiplin belajar siswa pada siklus III dengan jumlah siswa sebanyak 4 siswa memiliki disiplin dalam belajar dengan kategori sangat baik dan 19 siswa memiliki disiplin dalam belajar dengan kategori baik, serta tidak ada lagi siswa yang memiliki disiplin dalam belajar dengan kategori cukup dan kurang. Dari hasil pelaksanaan tindakan mulai dari siklus I sampai dengan siklus III, dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar siswa mengalami peningkatan dengan diterapkannya model pembelajaraan yang lebih bervariatif yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dan tidak hanya dengan menggunakan model pembelajaran yang konvensional saja serta adanya perbaikan tindakan-tindakan yang dilakukan guru dalam meningkatkan disiplin belajar siswa. Apabila pembelajaran yang dilakukan tetap saja menggunakan model pembelajaran konvensional dan tidak melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran maka akan membuat siswa melakukan hal-hal negatif yang akan membuat disiplin belajar siswa menurun. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Rusman (2013:209) bahwa pembelajaran
86
kooperatif dapat meningkatkan kerja sama siswa dalam berdisiplin mengerjakan tugas yang yang diberikan secara berkelompok. Sapmiyati (2011:15) juga mengatakan bahwa salah satu kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe NHT yaitu siswa menjadi siap dalam belajar dan tertib saat menyampaikan pendapat atau hasil diskusi.