BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.
Tahap Analisis (Analysis) Pada tahap ini terdapat tiga analisis yang dilakukan, yaitu analisis
kebutuhan, analisis kurikulum, dan analisis karakter siswa. Berikut adalah hasil dari masing-masing analisis yang telah dilakukan. a. Analisis kebutuhan Berdasarkan hasil observasi pembelajaran yang dilakukan di SMP N 6 Yogyakarta, dalam proses pembelajaran penggunaan sumber belajar yang digunakan tidak bervariasi. Guru hanya menggunakan buku paket Matematika Kurikulum 2013 dari pemerintah sebagai satu-satunya sumber belajar. Pembelajaran pada kurikulum 2013 menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa, tetapi pada praktiknya pembelajaran yang terjadi masih berpusat pada guru. Dalam proses pembelajaran, aktivitas yang dilakukan hanya terbatas pada guru menerangkan, siswa menyimak dan mengerjakan soal sehingga siswa yang aktif kurang terfasilitasi. Selain itu, pemahaman siswa terhadap materi kurang karena guru masih menggunakan metode ceramah dan sumber belajar terbatas pada buku paket. Pembelajaran kurang mengaitkan dengan kehidupan nyata. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika SMP N 6 Yogyakarta didapatkan informasi bahwa siswa masih kesulitan memahami materi dan kesulitan menyelesaikan permasalahan matematika. Khususnya dalam materi aritmatika sosial siswa
65
masih kesulitan mengaitkan permasalahan dalam materi dengan konsep penyelesaiannya. Hayuningtyas (2012: 8) dalam penelitiannya menyatakan bahwa, kesulitan siswa dalam belajar aritmatika sosial yaitu siswa kesulitan perhitungan dalam mengerjakan soal dan kesulitan dalam hal pemahaman konsep maupun penggunaan rumus. Hal tersebut juga disampaikan oleh Sutarni & Setyono (2013: 72) kesulitan siswa dalam mengerjakan soal aritmatika sosial karena kurang memahami konsep materi, dan kesulitan dalam mencari hubungan antara apa yang diketahui dengan apa yang ditanyakan dalam soal sehingga, kesulitan dalam menentukan penyelesainya. Padahal, aritmatika sosial merupakan salah satu materi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, sehingga dibutuhkan pendekatan pembelajaran yang tepat agar siswa mudah memahami materi tersebut. Pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL dipandang cocok jika diterapkan dalam pembelajaran materi tersebut. Oleh karena itu, peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) khususnya pada materi aritmatika sosial untuk kelas VII semester 2 agar pembelajaran lebih bermakna dan siswa dapat terfasilitasi dalam memahami materi. b.
Analisis kurikulum Berdasarkan observasi yang telah dilakukan kurikulum yang diterapkan
di kelas VII SMP N 6 Yogyakarta adalah kurikulum 2013. Menurut Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 dalam
66
kurikulum 2013 terdapat
kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai dalam proses pembelajaran. Pada materi aritmatika sosial terdapat pada KD 3.9 dan KD 4.9 yang dijabarkan sebagai berikut. 3.9. Mengenal dan menganalisis berbagai situasi terkait aritmetika sosial (penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase, bruto, neto, tara). 4.9. Menyelesaikan masalah berkaitan dengan aritmetika sosial (penjualan, pembelian, potongan, keuntungan, kerugian, bunga tunggal, persentase, bruto, neto, tara). Kemudian dari KD yang telah ada menjadi acuan dalam merumuskan indikator-indikator pencapaian pembelajaran yang dilakukan pada tahap design. c.
Analisis karakteristik siswa Siswa SMP berada pada masa remaja usia sekitar 11-15 tahun. Remaja
terkadang masih berfikir secara operasional konkret atau baru menguasai operasi-operasi formal (Santrock, 2009: 49). Jadi, pada tahapan ini siswa SMP masih berfikir berdasarkan pengalaman dan berfikir secara operasional konkret serta belum menyukai teori atau hal-hal yang bersifat abstrak. Oleh karena itu, pembelajaran yang digunakan sebaiknya dengan mengaitkan dengan pengalaman kehidupan sehari-hari siswa sehingga dapat membantu siswa dalam memahami materi yang dipelajari.
67
Tahap ini juga didukung dengan melakukan obervasi karakteristik siswa SMP N 6 Yogyakarta khususnya kelas VII A selama proses pembelajaan matematika berlangsung. Berdasarkan hasil observasi selama pembelajaran didapatkan bahwa, siswa kelas VII A memiliki kemampuan yang beragam yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Selain itu, karakter siswa selama mengikuti pembelajaran termasuk cukup aktif. Hal ini ditunjukkan saat pembelajaran matematika terdapat siswa yang bertanya kepada guru tetapi, jawaban guru kurang mengaitkan pembelajaran dengan keadaan kontekstual. Pembelajaran yang kurang bervariasi menyebabkan siswa kurang terfasilitasi dengan pembelajaran yang dilakukan guru, sehingga siswa hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru. Walaupun demikian, dari pengamatan peneliti siswa terkadang melakukan diskusi walaupun hanya dengan teman sebangkunya jika mengalami kesulitan. Menurut Izzaty, et. al (2013: 37) implikasi pembelajaran siswa pada tahap formal-operational adalah memberikan siswa untuk menyelesaikan masalahnya dan menalarnya secara ilmiah dengan berbagai bentuk diskusi untuk menyimpulkan sesuatu. Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika siswa perlu difasilitasi untuk membangun pengetahuanya sehingga dapat menyelesaikan permasalahan. Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dipandang sesuai diterapkan karena selain dapat mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari, dapat menghubungkan konsep materi dengan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari (relating dan experiencing), dan juga dapat
68
memfasilitasi peserta didik untuk terlibat aktif dalam pembelajaran dengan adanya cooperating yang diimplementasikan dengan diskusi kelompok. Berdasarkan ketiga analisis tersebut, maka peneliti mengembangkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk membantu siswa dalam mempelajari materi aritmatika sosial. 2.
Tahap Perancangan (Design) Berikut ini adalah hasil dari tahap perancangan (design) berupa
penyusunan rancangan RPP untuk empat kali pertemuan, rancangan LKS sebanyak empat buah LKS untuk empat pertemuan, penyusunan instrumen berupa lembar penilaian perangkat pembelajaran (RPP dan LKS), lembar observasi kegiatan pembelajaran, angket respon, dan tes hasil belajar. a. Penyusunan rancangan RPP Hasil rancangan RPP dengan memperhatikan komponen-komponen yang harus ada diantaranya. 1) Kolom identitas, meliputi: nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok dan alokasi waktu. 2) Perumusan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) berdasarkan Permendikbud Nomor 24 tahun 2016. 3) Merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran berdasarkan KD pada materi aritmatika sosial dapat dilihat pada Lampiran D1. 4) Pemilihan sumber dan materi pembelajaran
69
Sumber belajar yang akan digunakan pada pembelajaran di kelas adalah buku Matematika SMP Kelas VII untuk siswa oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2016. Materi pembelajaran mengenai aritmatika sosial disusun dari berbagai sumber yaitu buku Matematika Kelas VII oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016, buku Matematika Untuk SMP Kelas VII oleh Sukino & Wilson Simangunsong, dan buku Matematika Untuk SMP Kelas VII oleh M. Cholik Adinawan, dkk. 5) Pendekatan dan metode pembelajaran yaitu pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). 6) Langkah-langkah pembelajaran Kegiatan pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian yaitu kegiatan pembuka atau pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Kegiatan pembuka meliputi penyiapan peserta didik secara fisik dan mental, apersepsi, motivasi, dan penyampaian tujuan pembelajaran. Kegiatan inti disesuaikan dengan Strategi REACT dan tujuh komponen Contextual Teaching and Learning (CTL). Sementara itu, kegiatan penutup berisi refleksi dari pembelajaran yang telah dilakukan. Berikut adalah langkah pembelajaran dengan Strategi REACT dan tujuh komponen Contextual Teaching and Learning (CTL) yang dilakukan.
70
Tabel 16. Langkah Pembelajaran dalam RPP Strategi Relating
Komponen CTL Contructivism, Questioning
Experiencing Inquiry, Modelling
Kegiatan Pembelajaran
Applying
Questioning
Cooperating
Learning Community
Transfering
Authentic Assessment
Reflection
Apersepsi. Motivasi. Tujuan pembelajaran. Penyajian permasalahan kontekstual dalam LKS kolom Ayo Amati yang memicu siswa untuk bertanya. Siswa mengamati LKS kolom Ayo Amati dan berdasarkan informasi dan pengetahuan awal siswa dapat menjawab pertanyaan dalam kolom Ayo Amati. Siswa berdiskusi menyelesaikan kolom Mengumpulkan Informasi. Siswa berdiskusi menyelesaikan kolom Ayo Menalar untuk menemukan konsep materi yang dipelajari. Siswa menyelesaikan permasalahan sesuai contoh penyelesaian, dan petunjuk dalam LKS Siswa mempresentasikan hasil diskusi dalam kelompoknya kepada kelompok lain. Siswa diberi kesempatan untuk menanggapi dan bertanya dari hasil presentasi. Pembelajaran dengan diskusi kelompok, terjadi proses komunikasi antar siswa dan saling tukar pikiran serta bertanya. Menyelesaikan latihan soal pada kolom Ayo Berlatih. Siswa merangkum pembelajaran
7) Teknik penilaian b. Penyusunan Rancangan LKS Tahap penyusunan rancangan LKS ini terdiri atas:
71
di
akhir
1) Penyusunan peta kebutuhan LKS Penyusunan peta kebutuhan ini memuat apa saja yang dibahas dalam LKS didasarkan pada KD dan indikator pencapaian kompetensi. Penyusunan peta kebutuhan ini juga bertujuan untuk menentukan jumlah dan urutan LKS yang akan dikembangkan. Hasil peta kebutuhan LKS dapat dilihat pada Lampiran D2. Berdasarkan peta kebutuhan LKS diperoleh empat buah LKS yang terdiri dari: a) LKS 1: Penjualan, Pembelian, Keuntungan, dan Kerugian. b) LKS 2: Diskon dan Pajak c) LKS 3: Bunga Tunggal, dan d) LKS 4: Bruto, Neto, dan Tara 2) Judul LKS Penyusunan judul LKS ditentukan berdasarkan peta kebutuhan LKS. Sedangkan judul kegiatan-kegiatan dalam LKS berdasarkan pada KD, indikator pencapaian kompetensi dan materi. LKS yang dikembangkan terdiri dari empat LKS yaitu: a) LKS 1: Penjualan, Pembelian, Keuntungan, dan Kerugian Kompetensi yang ingin dicapai dalam LKS 1 ini berdasarkan pada indikator yang telah disusun yaitu siswa dapat menentukan hubungan antara penjualan, pembelian, untung dan rugi, menentukan besar harga pembelian atau harga penjualan, menentukan besar keuntungan, besar kerugian, dan persentasenya, dan menentukan solusi dari permasalahan terkait dengan penjualan, pembelian, keuntungan, dan kerugian.
72
b) LKS 2: Diskon dan Pajak Kompetensi yang ingin dicapai dalam LKS 2 ini berdasarkan pada indikator yang telah disusun yaitu siswa dapat menentukan besarnya potongan (diskon), menentukan besarnya pajak, menentukan solusi dari permasalahan terkait dengan potongan (diskon), menentukan solusi dari permasalahan terkait dengan pajak. c) LKS 3: Bunga Tunggal Kompetensi yang ingin dicapai dalam LKS 3 ini berdasarkan pada indikator yang telah disusun yaitu siswa dapat menentukan besarnya bunga tunggal tabungan atau pinjaman, menentukan solusi dari permasalahan terkait dengan bunga tunggal tabungan atau pinjaman d)
LKS 4: Bruto, Neto, dan Tara Kompetensi yang ingin dicapai dalam LKS 4 ini berdasarkan pada
indikator yang telah disusun yaitu siswa dapat menentukan hubungan antara bruto, neto, dan tara, menentukan solusi dari permasalahan terkait dengan bruto, neto, dan tara. 3) Penulisan LKS a) Merumuskan KD Perumusan KD didasarkan pada Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 dan indikator didasarkan dari KD yang telah ditentukan dalam perancangan RPP.
73
b) Menentukan alat penilaian Penilaian yang dilakukan berdasarkan proses dan hasil kerja dari siswa. Alat penilaian berupa latihan soal pada kolom “Ayo Berlatih” pada bagian akhir LKS untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan tes hasil belajar di akhir bab. c) Penyusunan Materi Materi yang terdapat pada LKS disusun dari berbagai sumber yang telah disebutkan dalam perancangan RPP. Materi dalam LKS disajikan dengan menambahkan beberapa ilustrasi gambar sehingga lebih mudah dipahami oleh siswa. d) Struktur LKS Struktur LKS terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1) bagian pendahuluan berupa halaman sampul, halaman penulis, kata pengantar. Fitur LKS, daftar isi, dan peta konsep; 2) bagian isi berupa empat LKS, dimana masing-masing LKS berisi judul LKS, identitas, kompetensi dan indikator
yang
akan
dicapai,
petunjuk,
kegiatan
Ayo
Amati,
Mengumpulkan Informasi, Ayo Menalar, Ayo Berlatih, kolom rangkuman dan kolom catatan; 3) bagian akhir berupa daftar pustaka.
74
Tabel 17. Struktur LKS Bagian
Halaman sampul
pendahuluan
Halaman penulis Kata pengantar Fitur LKS Daftar isi Peta Konsep
Bagian isi
LKS 1. Penjualan, Pembelian, Keuntungan dan Kerugian LKS 2.Diskon dan Pajak LKS 3. Bunga Tunggal LKS 4.Bruto, Neto, dan Tara
Bagian penutup
Daftar pustaka
Berikut adalah gambaran kegiatan pembelajaran dalam LKS berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) yang difasilitasi dengan kegiatan Ayo Amati, Mengumpulkan Informasi, Ayo Menalar, Ayo Berlatih, dan beberapa fitur lainya yang ada dalam LKS seperti kolom rangkuman dan catatan.
75
Tabel 18. Kegiatan Siswa dalam LKS Strategi Relating
Experiencing, Cooperating
Komponen CTL Contructivism, Questioning
Inquiry, Modelling, Learning Community
Applying
Questioning
Transfering
Authentic Assessment
Reflection
c.
Kegiatan dalam LKS Ayo Amati Menyajikan permasalahan kontekstual yang dekat dengan kehidupan siswa dan pertanyaan sehingga, diharapkan dapat membangun pengetahuan siswa. Mengumpulkan Informasi Menyajikan permsalahan dan pemberian contoh penyelesaian sehingga, siswa diharapkan dapat menyelesaiakan dengan berdiskusi kelompok, saling bertanya, dan bertukar pikiran. Ayo Menalar Menyajikan secara umum konsep materi yang telah dipelajari sehingga siswa dapat memahami dan menemukan konsep materi yang dipelajari Siswa mempresentasikan hasil diskusi dalam kelompoknya kepada kelompok lain. Siswa diberi kesempatan untuk menanggapi dan bertanya dari hasil presentasi. Ayo Berlatih Menyajikan latihan soal dengan konteks dan situasi baru tetapi masih ada kaitannya dengan materi yang dipelajari Rangkuman Menyajikan rangkuman dari materi yang dipelajari
Penyusunan instrumen penelitian Penyusunan instrumen penelitian berupa lembar penilaian RPP dan
LKS, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, angket respon. Instrumen penilaian RPP dan LKS disusun dengan menggunkan skala likert
76
yang terdiri dari lima pilihan jawaban yaitu 1=Sangat Kurang, 2=Kurang Baik, 3=Cukup, 4=Baik, 5=Sangat Baik. Adapun banyak aspek yang dinilai dalam penilaian RPP sesuai pada Tabel 5 dan aspek penilaian LKS sesuai pada Tabel 2 untuk ahli materi, Tabel 3 untuk ahli media, dan Tabel 4 untuk guru matematika. Angket respon siswa disusun dengan menggunkan skala likert yang terdiri dari empat pilihan jawaban yaitu 1=Sangat Tidak Setuju, 2=Tidak Setuju, 3=Setuju, 4=Sangat Setuju. Aspek penilaian dalam angket respon sesuai pada Tabel 7. Lembar observasi keterlakasanaan pembelajaran disusun sesuai dengan Tabel 6 yaitu terdiri dari tiga aspek dengan 13 pernyataan yang harus diisi oleh observer. Sementara itu, instrumen tes hasil belajar siswa terdiri dari tujuh soal uraian dengan pembagian soal sesuai kisikisi tes hasil belajar pada Tabel 8. Selanjutnya dilakukan validasi intrumen yang digunakan dalam penelitian. Intrumen yang telah divalidasi dinyatakan valid digunakan di lapangan dengan revisi. Kemudian dilakukan revisi instrumen sebelum digunakan pada tahap implementation. 3.
Tahap Pengembangan (Development) Pada tahap pengembangan (development) disusun RPP dan LKS sesuai
dengan sistematika yang telah dirancang pada tahap design. Berikut ini adalah hasil RPP dan LKS yang dikembangkan. a.
Pengembangan RPP RPP yang dikembangkan sesuai dengan komponen-komponen RPP
yang ada dalam tahap design. Komponen RPP yang ada didasarkan pada
77
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. Adapun, RPP yang telah dikembangkan dapat dilihat pada Lampiran D3. b.
Pengembangan LKS Berikut ini hasil pengembangan LKS sesuai dengan struktur LKS pada
tahap design. 1) Halaman Sampul Halaman sampul depan memuat judul LKS, sasaran pengguna yaitu kelas dan semester, dan juga identitas pemilik LKS. Tampilan halaman sampul dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.
Gambar 1. Tampilan Halaman Sampul LKS
78
2) Halaman Penulis Halaman penulis memuat informasi terkait LKS yang dikembangkan. Informasi tersebut terdiri dari judul LKS, nama penulis, pembimbing, penyunting, desain cover, ukuran lks, dan media yang digunakan untuk menyusun LKS. Tampilan halaman penulis dapat dilihat pada Gambar 2 berikut.
Gambar 2. Tampilan Halaman Penulis 3) Kata Pengantar Kata pengantar berisi ucapan terima kasih dan informasi yang ringkas mengenai LKS. Tampilan halaman kata pengantar dapat dilihat pada Gambar 3 berikut.
79
Gambar 3. Tampilan Halaman Kata Pengantar
4) Fitur LKS Halaman fitur LKS ini memuat informasi tentang bagian-bagian dari LKS beserta fungsi pada masing-masing bagian. Tampilan halaman fitur LKS dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.
80
Gambar 4. Tampilan Halaman Fitur LKS 5) Daftar isi Daftar isi berisi informasi letak halaman materi yang akan dipelajari. Dengan adanya daftar isi akan mempermudah pengguna dalam mencari materi yang diinginkan. Tampilan daftar isi dapat dilihat pada Gambar 5 berikut.
Gambar 5. Tampilan Halaman Daftar isi
81
6) Peta konsep Peta konsep bertujuan agar siswa mengetahui materi yang akan dipelajari. Tampilan peta konsep dapat dilihat pada Gambar 6 berikut.
Gambar 6. Tampilan Halaman Peta Konsep 7) Bagian Isi a) Halaman Pembuka Halaman pembuka terdapat pada bagian awal setiap LKS. Halaman ini memuat judul LKS, identitas kelompok, kompetensi dan indikator yang akan dicapai, dan juga petunjuk dalam mengerjakan LKS. Berikut ini adalah tampilan halaman pembuka LKS.
82
Gambar 7. Tampilan Halaman Pembuka b) Kegiatan pembelajaran Halaman kegiatan pembelajaran pada masing-masing LKS terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu Ayo Amati, Mengumpulkan Informasi, Ayo Menalar, dan Ayo Berlatih. Berikut ini adalah tampilan masing-masing kegiatan pembelajaran dalam LKS.
83
Gambar 8. Tampilan Kegiatan Ayo Amati
Gambar 9. Tampilan Kegiatan Mengumpulkan Informasi
84
Gambar 10. Tampilan Kegiatan Ayo Menalar
Gambar 11. Tampilan Kegiatan Ayo Berlatih c)
Kolom rangkuman Kolom Rangkuman membantu siswa dalam merefleksikan hasil
diskusi dalam pembelajaran yang telah dilakukan. Berikut ini adalah tampilan kolom rangkuman dalam LKS.
85
Gambar 12. Tampilan Kolom Rangkuman d) Kolom Catatan Kolom catatan ini memfasilitasi siswa untuk mencatat informasiinformasi tambahan yang didapatkan selama proses pembelajaran. Berikut ini adalah tampilan kolom catatan dalam LKS.
Gambar 13. Tampilan Kolom Catatan
86
e) Catatan penting LKS memberikan catatan penting pada bagian yang perlu penekanan untuk menambah pengetahuan siswa. Berikut ini adalah tampilan kolom catatan penting dalam LKS.
Gambar 14. Tampilan Kolom Catatan Penting 8) Daftar pustaka Daftar pustaka berisi referensi yang digunakan dalam penyusunan LKS. Berikut ini adalah tampilan dafgtar pustaka dalam LKS.
Gambar 15. Tampilan Daftar Pustaka
87
c.
Validasi perangkat pembelajaran Tahap
ini
dilakukan
untuk
mengetahui
kevalidan
perangkat
pembelajaran yang dikembangkan sebelum diuji cobakan di lapangan. Perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan divalidasi oleh ahli materi (Nur Insani, M.Sc), ahli media (Nur Hadi Waryanto, M.Eng) dan guru matematika (Ririn Rekno Winahyu, S.Pd). Hasil validasi perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS yang dikembangankan dinyatakan layak digunakan dengan revisi. Validator memberikan masukan saran dan penilaian terhadap perangkat pembelajaran matematika yang dikembangkan. Saran untuk LKS yaitu mendesain cover LKS lebih cerah. Sementara untuk RPP yaitu menambahkan KI-1 dan KI-2, perbaikan materi agar sesuai dengan LKS,
memperhatikan
kekonsistenan
langkah
pembelajaran,
dan
menambahkan materi remedial dan pengayaan. Kemudian, dilakukan revisi perangkat pembelajaran untuk mendapat produk berupa RPP dan LKS yang lebih baik sesuai dengan masukan dan saran dari validator. Hasil penilaian perangkat pembelajaran matematika yang dikembangkan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran C6 dan Lampiran C7. d. Revisi perangkat pembelajaran 1) Revisi RPP Berdasarkan hasil validasi RPP dinyatakan memenuhi kriteria valid. Meskipun demikian, diperlukan beberapa revisi atau perbaikan sesuai dengan saran validator. Berikut beberapa revisi RPP dari hasil validasi.
88
Tabel 19. Revisi RPP Sebelum Revisi Sesudah Revisi Belum mencantumkan KI-1 dan KI-2 Menambahkan KI-1 dan KI-2. Kesalahan penulisan materi Perbaikan materi pembelajaran keuntungan dan kerugian. keuntungan, kerugian agar sesuai dengan materi pada LKS.
Belum terdapat materi remedial dan pengayaan pada bagian materi pembelajaran. Penulisan kegiatan cooperating atau membagi kelompok ada pada bagian pendahuluan dan inti.
Menambahkan materi remedial dan pengayaan pada RPP bagian materi pembelajaran Memperbaiki urutan penulisan kegiatan pembelajaran khususnya pembagian kelompok pada bagian pendahuluan saja. Penilaian sikap berbentuk angket Pada bagian instrumen penilaian sikap yang terdiri dari skala penilaian 1-4. berupa angket diganti menjadi jurnal sikap. Penilaian ketrampilan siswa Perbaikan penilaian keterampilan menggunakan rentang nilai huruf A siswa dari rentang nilai huruf A-E sampai E. menjadi nilai angka rentang 0-100. 2) Revisi LKS Berdasarkan hasil validasi LKS dinyatakan memenuhi kriteria valid. Meskipun demikian, diperlukan beberapa revisi atau perbaikan sesuai dengan saran validator. Berikut beberapa revisi LKS dari hasil validasi.
89
a) Memperjelas ilustrasi gambar pada LKS 4.
Sebelum revisi
Sesudah revisi
Gambar 16. Hasil Revisi Ilustrasi Gambar Pada LKS 4 b) Memberikan
contoh
pengisian
dalam
kegiatan
Mengumpulkan
Informasi LKS 1.
Belum adanya contoh pengisian jika salah satu jawaban sudah diketahui
Sebelum revisi
Memberikan tanda (-) pada pilihan yang bukan jawaban
Setelah Revisi Gambar 17. Hasil revisi contoh pengisian kegiatan Mengumpulkan Informasi
90
c) Perbaikan perintah kegiatan penyelesiaan dalam kolom mengumpulkan informasi. Belum ada perintah untuk melakukan perhitungan pada kolom penyelesaian Sebelum revisi Menambahkan perintah “Lakukan perhitungan pada kolom penyelesaian!” Sesudah revisi Gambar 18. Hasil Revisi Perintah Dalam Kegiatan Mengumpulkan Informasi d) Perbaikan deskripsi gambar yang disajikan dalam LKS.
Deskripsi gambar kurang menggambarkan permasalahan kontekstual
Sebelum revisi
91
Gambar dan deskripsi diperbaiki sesuai dengan permasalahan kontekstual
Sesudah revisi Gambar 19. Hasil Revisi Perbaikan Deskripsi Gambar e) Perbaikan langkah penyelesaian pada kegiatan Ayo Menalar LKS 3.
Belum menunjukkan perhitungan pola penambahan bunga
Sebelum revisi
92
Diperbaiki dengan langkah menunjukkan perhitungan pola penambahan bunga. Kemudian menunjukkan langkah untuk menghitung total saldo.
Sesudah revisi Gambar 20. Hasil Revisi Pada Kegiatan Ayo Menalar LKS 3 f) Perbaikan beberapa tata penulisan dalam LKS 1.
Penulisan angka perlu diperbaiki menjadi satu baris
Sebelum revisi
93
Penulisan angka diperbaiki menjadi satu baris
Sesudah revisi Gambar 21. Hasil Revisi Tata Penulisan dalam LKS 1 4.
Tahap Implementasi (Implementation) Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi dan telah direvisi sesuai
masukan validator, kemudian dilakukan uji coba pada proses pembelajaran. Tahap implementasi ini dilakukan pada tanggal 31 Januari 2017 sampai dengan 21 Februari 2017. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII A SMP N 6 Yogyakarta berjumlah 34 siswa. Berikut ini adalah jadwal pelaksanaan uji coba yang telah dilakukan. Tabel 20. Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Hari/Tanggal Pelaksanaan Selasa, 31 Januari 2017 Rabu, 1 Februari 2017 Selasa, 7 Februari 2017 Rabu, 8 Februari 2017 Selasa, 14 Februari 2017 Selasa, 21 Februari 2017
Materi Penjualan, Pembelian, Keuntungan, dan Kerugian Diskon dan Pajak Diskon dan Pajak Bunga Tunggal Bruto, Neto, dan Tara Tes Hasil Belajar
94
Alokasi Waktu 3JP 2JP 3JP 2JP 3JP 2JP
a. Uji coba perangkat pembelajaran Pada saat uji coba, siswa dibagi ke dalam kelompok diskusi yang terdiri dari 4-5 siswa. Setiap siswa mendapatkan satu LKS yang telah dicetak fullcolour mulai dari halaman sampul sampai dengan halaman akhir. Berikut ini adalah gambaran umum uji coba pelaksanaan proses pembelajaran pada materi Bunga Tunggal. 1) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, dan mengecek kehadiran siswa. Kemudian guru membagi LKS kepada semua siswa. Setelah semua siswa mendapatkan LKS, guru memberikan apersepsi mengenai materi yang akan dipelajari. Lalu dilanjutkan dengan penyampaian manfaat mempelajari materi agar siswa termotivasi dan ingin belajar lebih lanjut. Bersamaan dengan motivasi tersebut guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2) Pembelajaran diawali dengan pemberian masalah kontekstual yang berhubungan dengan materi Bunga Tunggal. Masalah tersebut dirancang agar siswa dapat menemukan sendiri konsep materi yang akan dipelajari. Permasalahan kontekstual mengenai materi yang dipelajari disajikan seluruhnya pada setiap LKS. Berikut ini contoh permasalahan yang ada dalam LKS.
95
Gambar 22. Contoh Permasalahan Konstekstual yang Disajikan dalam LKS 3 3) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih tertarik untuk menemukan konsep dengan bertanya “Dari informasi dalam Ayo Amati, kalian bisa mengetahui bunga diberikan pertahun, kemudian bagaimana cara kalian bisa menentukan besar bunga selama beberapa tahun?, dan bagaimana menentukan besar saldonya?. Seperti pada permasalahan dalam kolom Mengumpulkan Informasi”. Kemudian guru memberikan contoh pemodelan dengan menyajikan alternatif jawaban pada kolom Mengumpulkan Informasi. Siswa berdiskusi untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang disajikan.
96
Gambar 23. Siswa Berdiskusi dalam Mengerjakan LKS 4) Setelah membaca dan memahami alternatif jawaban diharapkan siswa mempunyai gambaran untuk menentukan rumus menentukan bunga tunggal selama k tahun pada kolom Ayo Menalar. Siswa dapat menentukan besar saldo setelah beberapa tahun tanpa harus menghitung tahun per tahunnya.
Gambar 24. Kegiatan Ayo Menalar
97
5) Selama berdiskusi mengerjakan LKS, siswa dibimbing dan dipantau oleh guru. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik bertanya jika mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS tersebut.
Gambar 25. Guru Membantu Siswa yang Mengalami Kesulitan 6) Setelah siswa berdiskusi dan menyelesaiakan kegiatan dalam LKS, guru memilih salah satu kelompok secara acak untuk mempresetasikan hasil diskusi kelompoknya. Setelah itu guru, memberikan kesempatan siswa lain untuk bertanya dan memberikan tanggapan.
Gambar 26. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi Kelompok 7) Kemudian siswa mengaplikasikan apa yang telah didapatkan dari hasil diskusinya untuk mengerjakan latihan soal pada kolom Ayo Berlatih. Latihan diberikan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi
98
yang telah dipelajari. Setelah siswa mengerjakan, guru meminta siswa untuk memaparkan hasil pekerjaanya di depan kelas. Guru memberikan koreksi jika jawaban yang dipaparkan kurang tepat. 8) Diakhir pembelajaran siswa bersama guru melakukan refleksi tentang materi yang telah dipelajari. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan menuliskannya dalam bagian rangkuman dalam LKS. Secara keseluruhan penelitian berlangsung dengan lancar. Namun, ada beberapa kendala yang terjadi. Berikut adalah beberapa catatan pada saat penelitian. Pertemuan pertama dilaksanakan pada Selasa, 31 Januari 2017. Pertemuan pertama membahas mengenai penjualan, pembelian, keuntungan dan kerugian menggunakan LKS 1. Pembelajaran berlangsung selama 3 jam pembelejaran (3x40 menit). Pembelajaran berjalan lancar dan siswa melakukan kegiatan dalam LKS dengan baik dari mengerjakan setiap bagian dalam LKS, mempresentasikan, latihan soal, dan menyimpulkan materi yang dipelajari. Pertemuan kedua dilaksanakan pada Rabu, 1 Februari 2017. Pembelajaran berlangsung selama 2 jam pembelajaran (2x40 menit). Pada pertemuan ini siswa diajak untuk mempelajari LKS 2. Dalam LKS 2 terdapat dua kegiatan yaitu, kegiatan 1 mengenai materi diskon dan kegiatan 2 mengenai materi pajak. Selama 2 jam pembelajaran beberapa kelompok
99
baru menyelesaikan kegiatan 1 mengenai materi diskon, sehingga pembelajaran pada kegiatan 2 dilanjutkan pada pertemuan ketiga pada Selasa, 7 Februari 2017. Pertemuan ketiga berlangsung selama 3 jam pembelajaran. Pertemuan ini melanjutkan kegiatan pada pertemuan sebelumnya. Pada 2 jam pertama siswa melanjutkan kegiatan 2 mengenai materi pajak. Sementara itu satu jam terakhir siswa mepresentasikan hasil diskusi dan latihan soal. Pembelajaran berlangsung dengan lancar dan siswa dapat menyelesaikan semua kegiatan dengan baik dari mengerjakan kegiatan dalam LKS, mempresentasikan, latihan soal, dan menyimpulkan materi yang dipelajari. Pertemuan keempat dilaksanakan pada Rabu, 8 Februari 2017. Pada pertemuan ini siswa belajar mengenai bunga tunggal menggunakan LKS 3. Pembelajaran berlangsung selama 2 jam pembelajaran (2x40menit). Proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan dengan alokasi waktu tersebut siswa dapat menyelesaikan semua kegiatan dengan baik dari dari mengerjakan kegiatan dalam LKS, mempresentasikan, latihan soal, dan menyimpulkan materi yang dipelajari. Pertemuan kelima dilaksanakan pada Selasa, 14 Februari 2017, siswa belajar mengenai bruto, neto, dan tara menggunakan LKS 4. Pembelajaran berlangsung selama 3 jam pembelajaran (3 x 40 menit). Proses pembelajaran
berjalan
dengan
lancar.
Siswa
melakukan
kegiatan
pembelajaran menggunakan LKS dengan baik, dari siswa mengamati permasalahan, berdiskusi, menemukan konsep materi, mempresentasikan 100
hasil diskusi, latihan soal hingga menyimpulkan materi. Pada pertemuan ini tidak terdapat banyak hambatan. Berdasarkan alokasi waktu yang ada siswa dapat menyelesaikan semua kegiatan dalam LKS. Kegiatan latihan soal pada Ayo Berlatih juga dapat dikoreksi bersama dengan guru sehingga, siswa lebih memahami cara penyelesaian soal tersebut. Pada akhir pembelajaran guru dan siswa bersama-sama melakukan refleksi materi yang dipelajari dan merangkum pada kolom Rangkuman dalam LKS. Pada pertemuan keenam dilaksanakan tes hasil belajar siswa berupa ujian tertulis yang teridri dari tujuh soal uraian. Pertemuan ini dilaksanakan pada Selasa, 21 Februari 2017. Banyak siswa yang mengikuti ujian tertulis adalah 33 siswa. Satu siswa tidak mengikuti ujian dikarenakan sakit dan mengikuti ujian susulan pada Rabu, 22 Februari 2017. Siswa dapat mengerjakan ujian dengan alokasi yang disediakan selama 2 x 40 menit dengan baik. Setelah ujian selesai, siswa diminta untuk mengisi angket respon siswa yang digunakan untuk perbaikan LKS agar menghasilkan produk yang lebih baik. b. Pengisian Angket Respon Siswa Pengisian angket respon siswa dilakukan setelah uji coba perangkat pembelajaran selesai. Penilaian kepraktisan perangkat pembelajaran ini dilakukan oleh 34 siswa kelas VII A SMP N 6 Yogyakarta. Penilaian dilakukan dengan mengisi angket respon yang terdiri dari 19 butir pertanyaan. Data hasil angket respon siswa secara lengkap dapat dilihat
101
pada Lampiran C11. Secara ringkas hasil angket respon siswa dapat dilihat pada Tabel 21 berikut ini. Tabel 21. Data Pengisian Angket Respon Siswa Komponen Rata-rata Kriteria skor Penggunaan bahasa 3,62 Sangat Praktis Isi 3,45 Sangat Praktis Penyajian 3,43 Sangat Praktis Kegrafikan 3,37 Praktis Penggunaan pendekatan Contextual 3,37 Praktis teaching and Learning (CTL) Dari data Tabel 21 di atas dapat diketahui bahwa setiap komponen memenuhi minimal kriteria praktis. Hal tersebut ditunjukkan dengan penilaian komponen penggunaan bahasa memperoleh skor 3,62 dari nilai maksimal 4,00 dengan kriteria sangat praktis, komponen isi memperoleh skor 3,45 dengan kriteria sangat praktis, penyajian memperoleh skor 3,43 dengan kriteria sangat praktis, kegrafikan memperoleh skor 3,37 dengan kriteria praktis, dan Penggunaan pendekatan Contextual teaching and Learning (CTL) memperoleh skor 3,37 dengan kriteria praktis. Data data tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan praktis bagi penggunanya. c.
Tes Hasil Belajar Tes hasil belajar dilaksanakan pada Selasa, 21 Februari 2017. Tes
hasil belajar berupa ujian tertulis yang terdiri dari tujuh soal uraian yang harus diselesaikan dengan alokasi waktu 2 x 40 menit. Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui tingkat keefektifan penggunaan perangkat
102
pembelajaran yang dikembangkan. Data hasil tes belajar siswa secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran C9. Berdasarkan data hasil tes belajar siswa dapat diketahui bahwa nilai terendah siswa 43,3 dan nilai tertinggi 100. Dari 34 siswa yang mengikuti tes, terdapat 29 siswa mendapat nilai di atas KKM (nilai 76) dan 5 siswa mendapat nilai di bawah KKM (nilai 76). Tingkat ketuntasan dalam tes hasil belajar tersebut mencapai 85% dan termasuk dalam kriteria sangat efektif. d.
Analisis Data Analisis data dilakukan setelah uji coba perangkat pembelajaran
selesai dan semua data terkumpul. Data tersebut kemudian diolah untuk mengetahui tingkat kelayakan perangkat pembelajaran yang dilihat berdasarkan aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. 1) Analisis Kevalidan Perangkat Pembelajaran Analisis kevalidan perangkat pembelajaran terdiri dari analisis kevalidan RPP dan analisis kevalidan LKS. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Berikut ini adalah hasil analisis dari kevalidan RPP setiap aspek dapat dilihat pada Tabel 22 dan hasil analisis kevalidan LKS setiap aspek dapat dilihat pada Tabel 23.
103
Tabel 22. Hasil Analisis Kevalidan RPP Aspek Penilaian Skor ratarata Kejelasan dan kelengkapan identitas RPP 4,56 Kejelasan rumusan tujuan dengan 4,5 Kompetensi Dasar Kesesuaian materi dengan tujuan 4 pembelajaran Kesesuaian materi dengan kemampuan, 4 kebutuhan, dan karakteristik peserta didik Kesesuaian pendekatan dan metode dengan 4 tujuan pembelajaran Kesesuaian pendekatan dan metode dengan 4 karakteristik peserta didik Kesesuaian kegiatan pembelajaran dengan 4,04 standar proses serta komponen pendekatan CTL Kesesuaian sumber belajar dengan tujuan 3,75 pembelajaran dan karakteristik peserta didik Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan 4 pembelajaran Keberadaan dan kejelasan prosedur 4 penilaian Rata-rata skor keseluruhan 4,08 Berdasarkan
Tabel
22
dapat
disimpulkan
Kriteria Sangat Valid Sangat Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Valid Valid Valid Valid bahwa,
perangkat
pembelajaran berupa RPP memenuhi kategori valid dengan rata-rata skor 4,08 dari skor maksimal 5,00. Hal tersebut menunjukkan bahwa RPP yang dikembangkan memenuhi kriteria layak untuk digunakan. Tabel 23. Hasil Analisis Kevalidan LKS Aspek Penilaian Rata-rata skor Kelayakan Isi 3.9 Kompetensi 4.25 Kesesuaian LKS dengan 3.9 Pendekatan CTL Kelayakan Penyajian 4.13 Kelayakan Bahasa 4 Kelayakan Kegrafikan 4.09 Rata-rata skor keseluruhan 4,04
104
Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan
Tabel
23
dapat
disimpulkan
bahwa,
LKS
yang
dikembangkan memenuhi kriteria valid dengan rata-rata skor 4,04 dari skor maksimal 5,00. Hal tersebut menunjukkan LKS yang dikembangkan memenuhi kriteria layak untuk digunakan. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan berupa RPP dan LKS berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) dinyatakan valid sehingga layak digunakan dalam pembelajaran matematika di sekolah. 2) Analisis Kepraktisan Perangkat Pembelajaran Analisis kepraktisan diperoleh dari data angket respon siswa setelah menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Angket respon siswa terdiri dari beberapa komponen yaitu penggunaan bahasa, isi, penyajian, kegrafikan, dan penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Hasil angket respon siswa dapat dilihat pada Lampiran C11. secara ringkas hasil tersebut dapat dilihat pada Tabel 24 berikut ini Tabel 24. Hasil Analisis Kepraktisan Perangkat Pembelajaran Komponen Penggunaan bahasa Isi Penyajian Kegrafikan Penggunaan pendekatan Contextual teaching and Learning (CTL) Rata-rata skor
Rata-rata skor 3,62 3,45 3,43 3,4 3,4
Kriteria Sangat Praktis Sangat Praktis Sangat Praktis Praktis Praktis
3,45
Sangat Praktis
Berdasarkan data dari Tabel 24 menunjukkan bahwa kepraktisan perangkat pembelajaran yang dikembangkan memperoleh skor 3,45 dari skor maksimal 4,00 dengan kriteria sangat praktis. Dengan demikian dapat 105
disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan praktis digunakan dalam pembelajaran matematika di sekolah. 3) Analsis Keefektifan Perangkat Pembelajaran Keefektifan penggunaan perangkat pembelajaran dilihat dari tes hasil belajar siswa. Data hasil tes belajar dapat dilihat pada Tabel 25 dan lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran C9. Tabel 25. Analisis Hasil Tes Belajar Siswa Jumlah siswa 34 Jumlah siswa yang tuntas 29 Jumlah siswa yang tidak tuntas 5 Persentase ketuntasan 85,3% Persentase ketidaktuntasan 14,7% Berdasarkan data pada Tabel 24, persentase ketuntasan mencapai 85,3%. Hal tersebut menunjukkan bahwa persentase ketuntasan mencapai kriteria sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, perangkat pembelajaran yang dikembangkan efektif digunakan dalam pembelajaran matematika di sekolah. 4) Analisis Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran yang dibuat memuat tiga aspek yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti pembelajaran, dan kegiatan penutup. Lembar observasi terdiri dari 13 butir pertanyaan. Hasil pengisian lembar observasi keterlekasanaan pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 26 berikut dan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran C13.
106
Tabel 26. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Pertemuan ke- Persentase Keterlaksanaan Kategori Pembelajaran 1 92.31% Sangat Baik 2 dan 3 100% Sangat Baik 4 100% Sangat Baik 5 100% Sangat Baik Rata-Rata 98.08% Sangat Baik Berdasarkan Tabel 26 pembelajaran berlangsung sesuai dengan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil lembar observasi yang memperoleh persentase keterlaksanaan pembelajaran 98.08% dengan kategori sangat baik. 5.
Tahap Evaluasi (Evaluation) Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah evaluasi. Pada tahap ini
masukan dan saran dari angket respon siswa serta perbaikan selama proses ujicoba dianalisis untuk digunakan sebagai bahan revisi LKS. Berikut beberapa kesalahan pada LKS yang perlu diperbaiki. a.
Terdapat kesalahan jawaban pada LKS 4 halaman 28
Diperbaiki menjadi 99,92 kg
Gambar 27. Kesalahan Jawaban pada LKS 4 Halaman 28 b.
Terdapat perbedaan soal antara LKS 1 halaman 2 yang dipegang siswa dan kunci jawaban LKS sehingga, perlu dilakukan perbaikan soal agar sesuai dengan kunci jawaban. Berikut ini perbaikan yang dilakukan.
107
Perbaikan
Gambar 28. Perbaikan Soal LKS 1 Sesuai dengan Kunci Jawaban c.
Kurangnya soal latihan pada bagian Ayo Berlatih sehingga, pada bagian Ayo Berlatih ditambahkan beberapa soal latihan pada masing-masing LKS.
d.
Mengingat alokasi waktu, dua kegiatan dalam LKS 2 dijadikan LKS tersendiri sehingga keseluruhan LKS terdiri dari 5 buah LKS yaitu: 1) LKS 1: Penjualan, Pembelian, Keuntungan, dan Kerugian. 2) LKS 2: Diskon 3) LKS 3: Pajak 4) LKS 4: Bunga Tunggal, dan 5) LKS 5: Bruto, Neto, dan Tara.
108
B. Pembahasan Penelitian pengembangan berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis Contextual Teaching Learning (CTL) pada Materi Aritmatika Sosial untuk Siswa Kelas VII SMP” bertujuan untuk mendeskripsikan langkah pengembangan perangkat pembelajaran dan mengetahui kualitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
diuraikan
di
atas,
penelitian
pengembangan perangkat pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah pengembangan model ADDIE yang terdiri dari tahap analisis (Analysis), tahap perancangan (Design), tahap pengembangan (Development), tahap implementasi (implementation), dan tahap evaluasi (Evaluation). Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran ini menghasilkan produk berupa RPP yang terdiri dari lima pertemuan dan lima buah LKS berbasis pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi aritmatika sosial untuk kelas VII SMP. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan memuat tujuh komponen pendekatan CTL yaitu konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modelling), refleksi (reflection), penilaian sebenarnya (authentic assessment) (Trianto, 2012: 111). Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan lima strategi pembelajaran CTL menurut Crawford (2001: 3) yaitu, REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, dan Transfering).
109
Berikut adalah hasil pengembangan yang dilakukan dengan model pengembangan ADDIE. Tahap analisis (analysis) meliputi analisis kebutuhan, analisis kurikulum, dan analisis karakter siswa. Hasil analisis tersebut diketahui bahwa pembelajaran matematika yang dilakukan masih berpusat pada guru dan sumber belajar hanya terpaku pada buku paket dari pemerintah, padahal sesuai kurikulum yang berlaku yaitu kurikulum 2013 pembelajaran seharusnya berpusat pada siswa (student centered) dan memanfaatkan berbagai sumber belajar. Karakter peserta didik yang aktif dalam pembelajaran belum terfasilitasi dengan baik. Selain itu, Menurut Izzaty, et. al (2013: 37) implikasi pembelajaran siswa SMP seharunsya guru memberikan siswa untuk menyelesaikan masalahnya dan menalarnya secara ilmiah dengan berbagai bentuk diskusi untuk menyimpulkan sesuatu. Hal tersebut mendukung jika pembelajaran matematika sebaiknya dilakukan dengan diskusi kelompok agar siswa dapat lebih terlibat aktif dalam pembelajaran. Disisi lain, hasil observasi pembelajaran matematika di SMP 6 Yogyakarta pada salah satu materi yaitu aritmatika sosial siswa masih kesulitan memahami materi dan mengaitkan permasalahan dengan konsep penyelesainnya. Hal serupa juga disampaikan Hayuningtyas (2012: 8) dalam hasil penelitianya tentang kesulitan belajar aritmatika sosial yaitu siswa kesulitan perhitungan dalam mengerjakan soal dan kesulitan dalam hal pemahaman konsep maupun penggunaan rumus. Sejalan dengan hal tersebut Sutarni & Setyono (2013: 72) menyatakan bahwa, kesulitan belajar aritmatika lainya yaitu siswa mengalami kesulitan dalam membaca, mengartikan, dan memahami soal, siswa mengalami kesulitan dalam mencari dan memahami apa yang diketahui serta apa yang
110
ditanyakan dalam soal. Oleh karena itu, dibutuhkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS yang dapat mendukung pembelajaran sehingga, siswa dapat memahami materi dengan baik. Hasil tahap analisis ini dijadikan acuan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan Contextual Teavhing and Learning (CTL) pada materi aritmatika sosial yang dibutuhkan oleh siswa. Tahap perancangan (design), dilakukan perancangan RPP dan LKS. Rancangan RPP disusun berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Hal utama yang dilakukan adalah menentukan indikator yang diturunkan dari KI dan KD yang harus dicapai. Kemudian menentukan materi, sumber belajar, metode dan pendekatan, kegiatan pembelajaran, dan teknik penilaian. Sedangkan LKS, dirancang menurut peta kebutuhan dan struktur LKS dengan memperhatikan aspek kualitas kelayakan bahan ajar sesuai Depdiknas (2008: 28) yaitu aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan. Pada tahap ini juga dilakukan penyusunan instrumen penelitian yang kemudian divalidasi oleh dosen. Instrumen penelitian yang disusun berupa lembar penilaian RPP dan LKS, lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan angket respon siswa. Tahap selanjutnya adalah pengembangan (development). Pada tahap ini, perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS disusun sesuai dengan rancangan pada tahap design. RPP yang dikembangkan sebanyak empat pertemuan dan LKS sebanyak empat buah. RPP dan LKS sebelum digunakan dalam tahap implementasi dilakukan validasi oleh dosen validator dan guru matematika. Aspek 111
penilaian RPP yang divalidasi yaitu: identitas RPP, rumusan indikator/ tujuan, pemilihan materi, pemilihan pendekatan dan metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran dengan pendekatan CTL, penilaian hasil pembelajaran, dan pemilihan sumber belajar. Sedangkan, aspek penilaian kevalidan LKS yaitu: kelayakan isi, penyajian, bahasa, kegrafikan, kompetensi, dan kesesuaian LKS dengan pendekatan CTL. Hasil RPP dan LKS yang telah divalidasi dinyatakan layak diujicobakan dengan revisi. Masukan dan saran dari lembar penilaian dijadikan sebagai bahan acuan perbaikan RPP dan LKS yang dikembangkan. Beberapa revisi RPP dari lembar penilaian RPP sebagai berikut. 1. Menambahkan KI-1 dan KI-2 karena sebelumnya pada RPP yang telah disusun peneliti tidak mencantumkan KI 1 dan KI 2 mengacu pada struktur RPP yang ada di sekolah, tetapi setelah dikonfimrasi ulang kepada guru ternyata KI-1 dan KI-2 dalam penulisan RPP tetap dicantumkan. 2. Menambahkan materi remedial dan pengayaan pada RPP bagian materi pembelajaran. Penambahan materi ini didasarkan pada masukan dari lembar penilaian yang disesuaikan dengan struktur RPP yang ada di sekolah ujicoba. 3. Memperhatikan kesamaan langkah kegiatan pada masing-masing pertemuan. Kesamaan langkah ini agar guru lebih mudah dalam menjalankan proses pembelajaran dan adanya kekonsistenan setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Kegiatan yang sudah dilakukan diawal pembelajaran tidak dituliskan lagi pada kegiatan inti. Contohnya: dalam RPP kegiatan pembagian kelompok sudah dilakukan diawal pembelajaran sehingga, pada kegiatan inti tidak lagi menuliskan kegiatan tersebut.
112
4. Pada bagian instrumen penilaian sikap berupa angket diganti menjadi jurnal sikap. Instrumen penilaian sikap sebelumnya berupa angket penilaian sikap, tetapi berdasarkan masukan dari guru matematika penilaian sikap sebaiknya menggunakan jurnal sikap sesuai dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian yang menyatakan bahwa penilaian sikap dilakukan oleh pendidik untuk mendapatkan informasi deskriptif mengenai perilaku peserta didik. 5. Perbaikan penilaian keterampilan siswa dari rentang nilai huruf A-E menjadi nilai angka rentang 0-100. Penilaian tersebut didasarkan pada masukan guru dan juga sesuai dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian yng menyatakan bahwa hasil penilaian pengetahuan dan keterampilan dilaporkan dalam bentuk angka skala 0-100. Sedangkan revisi dari lembar penilaian LKS sebagai berikut. 1. Memperjelas ilustrasi gambar pada LKS 4 seperti pada Gambar 16. 2. Memberikan contoh pengisian dalam kegiatan Mengumpulkan Informasi LKS 1. Pada kegiatan mengumpulkan informasi LKS 1 sebelumnya tidak ada contoh pengisian jawaban pada tabel yang harus dilengkapi siswa jika jawaban yang diketahui, sehingga perlu menambahkan tanda (-) pada yang bukan jawaban benar seperti pada Gambar 17. 3. Perbaikan perintah kegiatan penyelesiaan dalam kolom mengumpulkan informasi seperti pada Gambar 18. 4. Perbaikan deskripsi gambar yang disajikan dalam LKS. Perbaikan deskripsi gambar didasarkan oleh masukan dari validator yaitu deskripsi gambar
113
kurang menunjukkan permasalahan kontekstual sehingga pada LKS 2 perlu diperbaiki seperti pada Gambar 19. 5. Perbaikan langkah penyelesaian pada kegiatan Ayo Menalar LKS 3. Perbaikan langkah ini agar siswa dalam menemukan konsep materi lebih sistematis seperti dalam kegiatan Ayo Menalar LKS 3 siswa diarahkan untuk mengetahui pola pertambahan bunga per tahun terlebih dahulu. Kemudian menunjukkan langkah untuk menghitung total saldo, seperti pada Gambar 20 sehingga, siswa akan lebih mudah memahami materi yang dipelajari. 6. Perbaikan beberapa tata penulisan dalam LKS 1 seperti pada Gambar 21. Selain itu, data penilaian perangkat pembelajaran oleh validator dan guru matematika digunakan untuk mengukur kualitas perangkat pembelajaran ditinjau dari aspek kevalidan. Hasil penilaian RPP tersebut memperoleh nilai rata-rata 4,08 dari skor maksimal 5,00 dengan kriteria valid. Skor tertinggi pada penilaian RPP diperoleh pada aspek identitas mata pelajaran dan rumusan indikator/tujuan yaitu 4,56 dari skor maksimal 5,00. Skor terendah pada penilaian RPP adalah pada aspek pemilihan sumber belajar yaitu 3,75 dari skor maksimal 5,00. Sumber belajar hanya mengacu pada 4 buku seperti yang tercantum dalam RPP sehingga, perlu adanya penambahan sumber belajar pada materi Aritmatika Sosial. Sementara itu, hasil penilaian LKS memperoleh nilai rata-rata 4,04 dari skor maksimal 5,00 dengan kriteria valid. Skor tertinggi pada penilaian LKS diperoleh pada aspek kompetensi 4,25 dari skor maksimal 5,00 artinya bahwa LKS memenuhi kriteria yang baik dapat mengukur kompetensi yang harus dicapai siswa dalam materi artimatika sosial dan skor terendah adalah pada aspek
114
kelayakan isi 3,9 dari skor maksimal 5,00. Hal tersebut dikarenakan ada kesalahan pengetikan pada isi materi yang disajikan dalam RPP dan LKS sehingga, konsep materi yang disajikan tidak konsisten antara RPP dan LKS tetapi, kemudian diperbaiki pada tahap revisi. Meskipun mendapatkan skor terendah aspek tersebut masih dalam kriteria valid atau baik digunakan dalam pembelajaran. Dengan demikian, perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria valid. Tahap yang keempat adalah implementasi. Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi dan dinyatakan layak tersebut diimplementasikan kepada 34 siswa kelas VII A SMP Negeri 6 Yogyakarta. Tahap implementasi dilaksanakan pada tanggal 31 Januari 2017 sampai dengan 21 Februari 2017. Implementasi perangkat pembelajaran dilaksanakan selama lima kali pertemuan dan satu kali pertemuan untuk tes hasil belajar. Proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan lima strategi pendekatan CTL yaitu relating, experiencing, applying, cooperating, dan transferring. Secara umum proses pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan yaitu guru membuka pembelajaran dan mengecek kesiapan siswa. Kemudian guru membagikan LKS, memberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran. Tahap relating, siswa diberikan motivasi berupa keterkaitan antara materi yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari langkah ini dilakukan pada awal pembelajaran. Motivasi yang diberikan dapat berupa penjelasan mengenai manfaat materi yang akan dipelajari. Siswa juga diberikan suatu permasalahan kontekstual untuk memberikan gambaran bagaimana mengaplikasikan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pemberian masalah ini disajikan dalam
115
LKS bagian Ayo Amati yang dirancang agar dapat membantu siswa menggali konsep dan memahami materi yang akan di pelajari. Selain itu, terdapat pertanyaan dalam deskripsi permasalahan dalam bagian Ayo Amati yang dapat memicu siswa untuk bertanya (Questioning). Tahap ini juga sejalan dengan prinsip contructivism dimana siswa diharapkan dapat membangun pengetahuanya sendiri dari permasalahan yang disajikan dalam LKS. Tahap yang kedua adalah experiencing, tahap ini dirancang untuk membantu siswa menemukan konsep materi, sejalan dengan prinsip (inquiry) pada pendekatan CTL. Tahap ini difasiltasi dalam LKS bagian Mengumpulkan Informasi, dimana ada petunjuk siswa untuk menyelesaikan kegiatan dalam bagian tersebut. Kemudian dilanjutkan pada kegiatan pada Ayo Menalar yang menfasilitasi siswa untuk menemukan konsep materi yang akan dipelajari. Tahap selanjutnya adalah applying. Menurut Hosnan (2014: 279) dalam tahap applying siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya.
Oleh
karena
itu,
setelah
siswa
menyelesaikan
kegiatan
pembelajaran dari Ayo Amati, Mengumpulkan Informasi, dan Ayo Menalar, kemudian guru meminta salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Tahapan cooperating dalam kegiatan pembelajaran diwujudkan dengan pembentukan kelompok-kelompok diskusi yang terdiri dari 45 orang. Melalui kelompok diskusi, siswa bertukar informasi, bertukar pikiran, mengkomunikasikan ide mereka kepada teman satu kelompoknya, dan dapat saling bertanya jika terdapat kesulitan (learning community). Kegiatan presentasi hasil diskusi juga menfasilitasi siswa untuk mengkomunikasikan hasil pemikiran
116
kelompoknya ke kelompok lain. Dalam proses mempresentasikan hasil diskusi guru memberikan kesempatan kelompok lain untuk bertanya dan kepada kelompok yang mempresentasikan hasil diskusi, sehingga siswa saling terlibat aktif dalam pembelajaran. Pada tahap transferring, siswa mengerjakan bagian Ayo Berlatih yang berisi soal-soal yang menyajikan permasalahan kontekstual dalam konteks yang berbeda, tetapi masih terdapat kaitan dengan materi yang dipelajari. Latihan soal dalam Ayo Berlatih digunakan untuk menilai sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang disampaiakan (authentic assessment). Secara umum kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan berjalan dengan baik dan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Siswa aktif bertanya jika terdapat hal yang kurang dipahami dalam LKS. Namun, pada pertemuan kedua dengan menggunakan LKS 2 siswa baru menyelesaikan kegiatan 1 tentang diskon karena adanya pemotongan jam pembelajaran menjadi 2x30 menit, sehingga kegiatan 2 tentang pajak dilanjutkan pada pertemuan ketiga. Hal tersebut menyebabkan pembelajaran materi diskon dan pajak memerlukan tambahan waktu dan diselesaikan dalam dua kali pertemuan. Pada pertemuan terakhir dilaksanakan tes hasil belajar siswa. Kegiatan tes hasil belajar dilaksanakan pada Selasa, 21 Februari 2017. Tes hasil belajar berupa tujuh soal uraian dengan batas waktu mengerjakan 80 menit dan diikuti oleh 33 siswa dan satu siswa melaksanakan ulangan susulan pada Rabu, 22 Februari 2017 karena pada saat ulangan berlangsung siswa tersebut sedang sakit. Hasil dari tes hasil belajar digunakan untuk mengukur keefektifan penggunaan perangkat
117
pembelajaaran yang dikembangkan. Berikut adalah persentase ketuntasan tes hasil belajar siswa.
Persentase Tes Hasil Belajar Siswa Tuntas 14.7%
Tidak Tuntas Total Siswa = 34 siswa 85,3%
Gambar 29. Persentase Tes Hasil Belajar Siswa Dari tes hasil belajar tersebut dapat diketahui sebanyak 29 siswa mendapat nilai di atas KKM (nilai
) dan 5 siswa mendapat nilai di bawah KKM
(nilai<76). Dengan demikian, persentase ketuntatasan siswa mencapai 85,3% yang artinya perangkat pembelajaran tersebut efektif dalam pembelajaran. Setelah pembelajaran selesai, peneliti juga membagikan angket respon kepada siswa untuk mengetahui kepraktisan dari perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Hasil angket respon siswa memperoleh rata-rata skor 3,45 dari skor maksimal 4,00. Hal tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria sangat praktis. Kepraktisan dan keefektifan perangkat pembelajaran yang dikembangkan perlu dipastikan kebenarannya apakah sesuai dengan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Oleh karena itu, adanya lembar observasi keterlaksanan pembelajaran digunakan sebagai data pendukung untuk mengetahui proses pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan RPP dan LKS yang dikembangkan.
118
Pengisian lembar observasi keterlakasaan pembelajaran dilakukan oleh observer. Dari hasil lembar tersebut memperoleh skor 98,08% atau kriteria sangat baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa, pembelajaran yang berlangsung sesuai dengan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Tahap penelitian yang terakhir adalah evaluasi. Pada tahap ini dilakukan perbaikan perangkat pembelajaran berdasarkan masukan saran dari angket respon siswa dan perbaikan selama proses uji coba. Adapun perbaikan yang dilakukan pada perangakat pembelajaran yang dikembangkan adalah perbaikan jawaban pada LKS 4 halaman 28. Perbaikan dapat dilihat pada Gambar 30, perbaikan soal sesuai dengan kunci jawaban untuk LKS 1 halaman 2, penambahan latihan soal pada bagian Ayo Berlatih yang semula terdiri dari 2 atau 3 soal latihan menjadi 5 soal latihan yang disesuaikan dengan materi dalam masing-masing LKS, menambah LKS dari semula 4 kegiatan dalam LKS menjadi 5 kegiatan. Penambahan latihan soal didasarkan pada komentar dan saran dari angket respon siswa yang menganggap soal dalam LKS masih kurang sehingga, pada saat pembelajaran guru menambahkan latihan soal pada siswa dengan menggunakan buku paket Matematika yang ada. Revisi LKS dari semula 4 buah menjadi 5 buah didasarkan pada hasil catatan lembar observasi pertemuan kedua pada saat ujicoba produk. Alokasi waktu yang tersedia ternyata belum mencukupi untuk menyelesaikan dua kegiatan dalam satu kali pertemuan sehingga kegiatan menentukan diskon dan pajak dalam LKS 2 sebaiknya dibagi menjadi dua LKS tersendiri. Dengan demikian melalui tahap evaluasi, LKS yang dikembangkan
119
diperbaiki menjadi 5 buah. Berikut adalah revisi banyak LKS setelah melalui tahap evaluasi. Tabel 27. Revisi Jumlah LKS pada Tahap Evaluasi Sebelum Tahap Evaluasi
Setelah Tahap Evaluasi
LKS 1: Penjualan, Pembelian, Keuntungan, dan Kerugian. LKS 2: Diskon dan Pajak LKS 3: Bunga Tunggal, dan LKS 4: Bruto, Neto, dan Tara.
LKS 1: Penjualan, Pembelian, Keuntungan, dan Kerugian. LKS 2: Diskon LKS 3: Pajak LKS 4: Bunga Tunggal, dan LKS 5: Bruto, Neto, dan Tara.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan model pengembangan ADDIE dalam penelitian ini memenuhi kriteri valid, praktis, dan efektif. Sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Widyarini (2016), Mawati (2002), dan Fakhrunisa (2014) yang menyatakan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan pendekatan CTL memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. Perbedaan perangkat pembelajaran yang dikembangkan terdapat dalam materi yaitu aritmatika sosial. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan telah memenuhi kualitas baik jika dilihat dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan terlepas dari beberapa kekurangan yang ada. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian pengembangan dengan model ADDIE yang menghasilkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi aritmatika sosial memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif.
120
C. Keterbatasan Penelitian Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran berbasis pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ini tidak lepas dari beberapa keterbatasan. Keterbatasan penelitian tersebut adalah sebagai berikut. 1. Implementasi pengajaran di dalam kelas seharusnya dilakukan oleh guru karena guru sebagai praktisi yang secara langsung menerapkan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam proses pembelajaran, tetapi dalam penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa peneliti. 2. Pada saat uji coba semua kegiatan dalam LKS dapat terlaksana dengan baik. Namun, masih ada pembelajaran yang tidak sesuai dengan alokasi waktu yang dicantumkan pada RPP yaitu pada saat pembelajaran menggunakan LKS 2 membutuhkan 2 kali pertemuan untuk menyelesaikan materi. 3. Kriteria kepraktisan perangkat pembelajaran baru dinilai oleh satu sisi pengguna yaitu penilaian berdasarkan angket respon siswa saja.
121