BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai hasil dari penelitian yang telah dilakukan, temuan penelitian, dan pembahasannya. Hasil penelitian yang diperoleh disajikan dalam tabel sebaran pokok uji kimia dalam studi PISA, proporsi jawaban benar siswa pada tes PISA, tabel profil pokok uji kimia dalam studi PISA dan kesulitan-kesulitan siswa dalam menyelesaikan pokok uji kimia dalam studi PISA. 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil Capaian Siswa Pokok uji kimia dalam studi PISA Nasional 2006 yang diujikan berjumlah 20 pokok uji. Terdiri dari 16 pokok uji tipe obyektif dan empat pokok uji tipe isian yang dikelompokkan
dalam
sembilan
unit
masalah.
Kemudian
pokok
uji
ini
dikelompokkan berdasarkan materi pokok yang dipelajari dalam kimia yang disesuaikan dengan hal yang ditanyakan pada masing-masing pokok uji. Materi pokok yang dipelajari dalam kimia antara lain komposisi materi, sifat-sifat materi, perubahan materi, dan energi yang menyertai perubahan materi. Sebaran pokok uji ini dapat dilihat pada Tabel 4.1.
29
30
Tabel 4.1 Sebaran pokok uji kimia dalam studi PISA Materi Pokok Komposisi Materi
Jumlah Pokok Uji 2
Sifat-Sifat Materi
2
Perubahan Materi
9
Unit Air laut menjadi air minum Memasak di Luar Memadamkan Api Suhu Bumi Susu Kantung Udara Hujan Asam
Energi yang Menyertai Perubahan Materi
7
Memasak di Luar Memadamkan Api Susu
Suhu Bumi
Nomor Pokok Uji S304Q01 – 0 1 9 S521Q06 S437Q03 S437Q04 S269Q03 – 0 1 9 S326Q03 – 0 1 9 S519Q02 – 0 1 9 (1) S519Q02 – 0 1 9 (2) S485Q02 – 0 1 2 9 S485Q03 – 0 1 2 9 S485Q05 – 0 1 2 9 S521Q02 S437Q01 S326Q04 – 0 1 9 (1) S326Q04 – 0 1 9 (2) S326Q04 – 0 1 9 (3) S269Q04 – 0 1 9 (1) S269Q04 – 0 1 9 (2) S269Q04 – 0 1 9 (3) S269Q04 – 0 1 9 (4)
Data pada Tabel 4.1 memperlihatkan bahwa pokok uji kimia dalam studi PISA Nasional 2006 yang ujikan masuk dalam empat materi pokok yaitu komposisi materi, sifat-sifat materi, perubahan materi, dan energi yang menyertai perubahan materi. Pokok uji yang paling banyak adalah materi pokok perubahan materi (45%) di ikuti oleh materi pokok energi yang menyertai perubahan materi (39%) dan yang paling rendah adalah sifat sifat materi (10%) dan komposisi materi (10%). Dari persentase tersebut, fokus materi pokok kimia dalam studi PISA Nasional 2006 adalah perubahan materi dan energi yang menyertai perubahan materi.
31
Proporsi jawaban benar (p) yang diberikan siswa terhadap seluruh pokok uji yang diujikan dapat diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.1 Grafik proporsi jawaban benar untuk masing-masing pokok uji kimia dalam penelitian
32
Nilai rata-rata p untuk seluruh pokok uji adalah 0,52, setengah dari siswa tidak dapat menjawab dengan benar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa capaian siswa relatif rendah. Selain itu nilai simpangan baku 0,233 dapat disimpulkan bahwa sebaran nilai p cukup tinggi, dengan nilai p maksimum adalah 0,98 dan nilai p minimum adalah 0,05. 4.1.2 Profil Tingkat Kesulitan Pokok Uji Kimia Berdasarkan hasil analisis dari indeks kesukaran (data terlampir), tingkat kesulitan pokok uji studi PISA dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu mudah, sedang, dan sulit pengelompokkan tingkat kaesulitan pokok uji dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.2 Sebaran pokok uji berdasarkan tingkat kesulitan Tingkat Kesulitan Mudah
Sedang
Sulit
Jumlah Pokok Uji 6
12
2
Kode Pokok Uji S269Q03 – 0 1 9 S437Q04 S326Q04 – 0 1 9 (1) S269Q04 – 0 1 9 (2) S269Q04 – 0 1 9 (3) S485Q03 – 0 1 2 9 S304Q01 – 0 1 9 S521Q06 S437Q03 S519Q02 – 0 1 9 (1) S519Q02 – 0 1 9 (2) S485Q02 – 0 1 2 9 S326Q03 – 0 1 9 S521Q02 S437Q01 S326Q04 – 0 1 9 (2) S326Q04 – 0 1 9 (3) S269Q04 – 0 1 9 (4) S485Q05 – 0 1 2 9 S269Q04 – 0 1 9 (1)
Materi pokok Perubahan materi Sifat-sifat materi Energi yang perubahan materi
menyertai
Komposisi materi Sifat-sifat materi Perubahan materi
Energi yang perubahan materi Perubahan materi Energi yang perubahan materi
menyertai
menyertai
33
Data pada Tabel 4.2 menunjukkan bagaimana tingkat kesulitan pokok uji dan materi pokok apa saja yang ada untuk masing-masing tingkat kesulitan. Sekitar 30% pokok uji yang masuk dalam kategori mudah yang memuat materi pokok perubahan materi dan energi yang menyertai perubahan materi. Sekitar 60% pokok uji termasuk pada kategori sedang yang memuat materi pokok komposisi materi, sifat-sifat materi dan perubahan materi. Sekitar 10% pokok uji termasuk pada kategori sulit yang memuat materi pokok perubahan materi dan energi yang menyertai perubahan materi. Persentase tingkat kesulitan pokok uji digambarkan pada gambar di bawah ini.
10% 30% Mudah Sedang Sulit
60%
Gambar 4.2 Diagram persentase tingkat kesulitan pokok uji. 4.1.3 Kesulitan-Kesulitan Siswa Kesulitan-kesulitan siswa dianalisis berdasarkan jawaban siswa pada pokok uji kimia. Kesulitan-kesulitan ini muncul dari kesalahan-kesalahan siswa dalam menjawab pokok uji. Siswa yang tidak menjawab atau menjawab salah namun tidak
34
memberikan alasan, dianggap tidak bisa teridentifikasi kesulitannya. Pokok uji yang dianalisis adalah pokok uji yang nilai proporsi jawabanya (p) ≤ 0,5 yang berjumlah 11 pokok uji dari 20 pokok uji. Pokok uji yang dianalisis dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3 Pokok uji yang dianalisis No.
Pokok Uji
Nilai p 0,50 0,48
Materi Pokok
1.
S437Q01
Perubahan materi
2.
S304Q01 – 0 1 9
3.
S521Q02
4.
S326Q04 – 0 1 9 (2)
0,48 0,38
5.
S519Q02 – 0 1 9 (2)
0,36
Energi yang menyertai perubahan materi Perubahan materi
6.
S437Q03
0,35
Perubahan materi
7.
S326Q03 – 0 1 9
0,35
Perubahan materi
8.
S326Q04 – 0 1 9 (3)
0,35
9.
S269Q04 – 0 1 9 (4)
0,35
10.
S269Q04 – 0 1 9 (1)
0,17
11.
S485Q05 – 0 1 2 9
0,03
Energi yang menyertai perubahan materi Energi yang menyertai perubahan materi Energi yang menyertai perubahan materi Perubahan materi
Energi yang menyertai perubahan materi Perubahan materi
Dari tabel 4.3 nilai p yang paling kecil untuk pokok uji yang dianalisis adalah 0,03 dan paling besar adalah 0,50, Komposisi pokok uji terdiri dari enam pokok uji mengenai perubahan materi dan lima pokok uji mengenai energi yang menyertai perubahan materi. Analisis mengenai kesulitan siswa pada masing-masing pokok uji dijelaskan pada bagian selanjutnya.
35
4.1.3.1 Analisis Pokok Uji S521Q02 UNIT: MEMASAK DI LUAR Sony dan Marni ingin memasak makanan di luar rumah. Marni berkata bahwa mereka sebaiknya menggunakan kompor gas yang berbahan bakar propana miliknya. Gas propana didapat dari minyak bumi atau dari gas alam, dan dapat dibeli dalam bentuk cair dalam suatu tabung logam. Sony mengatakan bahwa mereka lebih baik menggunakan kayu bakar. Marni berkata bahwa api dari kayu bakar menghasilkan banyak asap dan jelaga (partikel karbon). Sony dan Marni memutuskan untuk menguji apakah nyala kayu bakar atau nyala gas propana yang menghasilkan lebih banyak jelaga. Untuk melakukan ini mereka menggunakan tang penjepit untuk memegang aluminium foil yang dimasukkan pada masing-masing nyala. Setelah beberapa saat, mereka mengambil aluminium foil tersebut keluar dari api dan membersihkan dengan kertas putih. Jelaga yang dihasilkan tampak sebagai sesuatu yang hitam pada kertas putih. Sony dan Marni menemukan bahwa nyala kayu bakar menghasilkan banyak sekali jelaga. Awalnya terdapat juga jelaga dari nyala propana, tetapi setelah Marni memperbanyak udara yang mengalir ke dalam nyala, jelaga tersebut tidak lagi terbentuk. ----------------------------------------------------------------------------------------------------------Dari mana karbon pada jelaga berasal ketika kedua bahan bakar dibakar? A. Karbon berasal dari api. B. Karbon berasal dari bahan bakar. C. Karbon berasal dari udara. D. Karbon berasal dari aluminum foil. Alasan ……………………………………………………………………………………………
Gambar 4.3 Pokok uji S521Q02 Pada pokok uji ini menuntut siswa untuk menjelaskan darimana datangnya jelaga hasil pembakaran. Bahan bakar yang dibakar pada proses pembakaran ini adalah kayu dan propana. Berdasarkan penjelasan pada ilustrasi, jelaga yang dihasilkan kayu bakar lebih banyak dibandingkan dengan propana. Ada 11 siswa yang mengalami kesulitan dalam menjawab (lampiran halaman 109). Kesalahankesalahan yang pada jawaban siswa dijabarkan pada Tabel 4.4 .
36
Tabel 4.4 Kesalahan siswa pada pokok uji S521Q02 Subyek
Deskripsi Kesalahan
S3
Karbon pada jelaga ketika bahan bakar dibakar berasal dari udara. Karena pembakaran karbon berasal dari udara yang memiliki berbagai macam zat karbon. Karbon pada jelaga ketika bahan bakar dibakar berasal dari udara, karena udara mengandung gas karbon. Karbon pada jelaga ketika bahan bakar dibakar berasal dari udara, karena setelah udara dialirkan ke dalam nyala, jelaga tersebut tidak terbentuk lagi. Karbon pada jelaga ketika bahan bakar dibakar berasal dari udara, karena saat udara dialirkan karbon juga ikut dialirkan yang membuat bahan bakar meenghasilkan jelaga. Karbon pada jelaga ketika bahan bakar dibakar berasal dari udara, karena udara mempengaruhi jumlah karbon yang dihasilkan Karbon pada jelaga ketika bahan bakar dibakar berasal dari aluminium foil, karena ketika api membakar aluminium foil terbentuk jelaga. Karbon pada jelaga ketika bahan bakar dibakar berasal dari api, karena api menghasilkan karbon dioksida. Karbon pada jelaga ketika bahan bakar dibakar berasal dari api, karbon dihasilkan melalui proses pembakaran kayu bakar. Karbon pada jelaga ketika bahan bakar dibakar berasal dari api, karena mengeluarkan banyak asap yang mengandung gas karbon dioksida. Karbon pada jelaga ketika bahan bakar dibakar berasal dari api yaitu asap yang menggumpal yang akan terpisah bila terkena angin. Karbon pada jelaga ketika bahan bakar dibakar berasal dari api karena api pada kayu bahan bakar banyak menghasikan jelaga, sedangkan pada kompor gas propana sedikit mengandung jelaga.
S10 S27 S32 S33 S31 S9 S19 S20 S23 S24
Tipe Kesulitan Tidak memahami hasil pembakaran.
Berdasarkan Tabel 4.4 siswa hanya memiliki satu kesulitan dalam menyelesaikan pokok uji ini, yakni tidak memahami hasil pembakaran. Persentase siswa yang mengalami kesulitan pada pokok uji ini dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut.
37
33% Tidak memahami hasil pembakaran
67%
Tidak mengalami kesulitan
Gambar 4.4 Diagram persentase kesulitan siswa pada pokok uji S521Q02 Dari Gambar 4.4 sekitar 33% siswa tidak memahami hasil pembakaran, siswa menganggap bahwa jelaga hasil pembakaran bukan berasal dari bahan bakar, tetapi berasal dari udara, api, dan aluminium foil. 4.1.3.2 Analisis Pokok Uji S437Q01 UNIT: MEMADAMKAN API Gas apa yang ada di udara yang diperlukan untuk pembakaran? A. Nitrogen B. Oksigen C. Uap air D. Hidrogen Alasan ……………………………………………………………………………………………
Gambar 4.5 Pokok uji S437Q01 Pada pokok uji ini ditanyakan mengenai gas yang dibutuhkan dalam pembakaran. Ada 16 siswa yang mengalami kesulitan dalam menjawab pokok uji ini (lampiran halaman 109). Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menjawab pokok uji tersebut, dijabarkan pada Tabel 4.5 berikut.
38
Tabel 4.5 Kesalahan siswa pada pokok uji S437Q01 Subyek
Deskripsi Kesalahan
S3
Gas yang diperlukan untuk pembakaran adalah hidrogen, karena hidrogen sering dipakai untuk penerbangan pesawat ulang-alik jadi hidrogen mudah terbakar. Gas yang diperlukan untuk pembakaran adalah uap air karena dengan meniupkan uap air pada bara yang terbakar api akan padam, namun api dapat menyala kembali karena adanya uap air. Gas yang diperlukan untuk pembakaran adalah nitrogen karena gas nitrogen merupakan gas yang terbanyak di bumi dan bisa untuk pembakaran. Gas yang diperlukan untuk pembakaran adalah nitrogen karena oksigen hanya untuk pembakaran di dalam tubuh, sedangkan uap air untuk memadamkan pembakaran. Gas yang diperlukan untuk pembakaran adalah hidrogen karena hidrogen adalah penyusun air selain oksigen sehingga hidrogen dapat mematikan api. Gas yang diperlukan untuk pembakaran adalah nitrogen karena apabila tidak terdapat gas nitrogen api tidak akan menyala. Gas yang diperlukan untuk pembakaran adalah nitrogen karena mudah terbakar. Gas yang diperlukan untuk pembakaran adalah nitrogen paling banyak di bumi dan semakin banyak nitrogen semakin besar pula apinya. Gas yang diperlukan untuk pembakaran adalah nitrogen paling banyak di bumi dan semakin banyak nitrogen semakin besar pula apinya. Gas yang diperlukan untuk pembakaran adalah uap air karena dengan uap air dapat memadamkan api.
S10 S11 S12 S13 S14 S15 S18 S19 S24 S25
Gas yang diperlukan untuk pembakaran adalah nitrogen karena nitrogen lebih mudah untuk dijadikan gas pembakar.
S26
Gas yang diperlukan untuk pembakaran adalah hidrogen, karena dapat membantu memadamkan api.
S27
Gas yang diperlukan untuk pembakaran adalah nitrogen, karena nitrogen gas yang mudah terbakar.
S28
Gas yang diperlukan untuk pembakaran adalah nitrogen, karena nitrogen gas yang mudah terbakar.
S32
Gas yang diperlukan untuk pembakaran adalah nitrogen, karena nitrogen gas yang diperlukan untuk pembakaran.
S33
Gas yang diperlukan untuk pembakaran adalah nitrogen, karena nitrogen bisa menghasilkan api.
Tipe Kesulitan Tidak memahami gas yang diperlukan untuk pembakaran.
39
Pada pokok uji ini hanya ada satu kesulitan yang dimiliki oleh siswa, yakni tidak memahami pengertian pembakaran. Ada 16 siswa yang tidak memahami gas yang diperlukan untuk pembakaran. Persentase siswa yang mengalami kesulitan pada pokok uji ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
48% 52%
Tidak memahami gas yang diperlukan untuk pembakaran Tidak mengalami kesulitan
Gambar 4.6 Diagram persentase kesulitan siswa pada pokok uji S437Q01 Dari Gambar 4.6 hampir 48% siswa tidak memahami gas yang diperlukan untuk pembakaran. Siswa menganggap gas yang diperlukan untuk pembakaran adalah hidrogen, nitrogen, dan uap air. Siswa pada umumnya menganggap hidrogen dan nitrogen sebagai gas yang diperlukan dalam pembakaran karena kedua gas tersebut mudah terbakar. Selain itu, siswa menganggap uap air sebagai gas yang diperlukan dalam pembakaran karena uap air bisa memadamkan api.
40
4.1.3.3 Analisis Pokok Uji S304Q01- 0 1 9 UNIT: AIR LAUT JADI AIR MINUM Bacalah Informasi berikut dan jawablah pertanyaan yang menyertainya. Air laut tidak layak untuk dijadikan air minum karena mengandung garam. Walaupun demikian, ada kemungkinan untuk membuat air minum dari air laut. Diagram di bawah ini menunjukkan salah satu cara melakukannya.
Tempat penampungan di sebelah kiri berisi air laut (1). Air laut ini diserap oleh kapas. Di bawah pengaruh panas matahari, air menguap. Uap air mengembun pada kaca. Air minum dikumpulkan dalam penampung di sebelah kanan (3). Air laut yang tersisa mengalir melalui lembaran logam dan ditampung dalam penampung (2). -----------------------------------------------------------------------------------------------------------Penampung 1 berisi air laut, yang asin. Penampung 2 juga berisi air asin. Penampung manakah yang berisi air dengan konsentrasi garam yang paling tinggi? Jelaskan jawaban anda.
Gambar 4.7 Pokok uji S304Q01- 0 1 9 Pada pokok uji ini siswa dituntut untuk memahami proses pemisahan air dari air laut. Air laut yang mengalami destilasi akan menghasilkan kondensat yang berupa air dan air laut hasil pemekatan. Ada 16 siswa yang mengalami kesulitan dalam menjawab pokok uji tersebut (lampiran halaman 97). Dua siswa diantaranya tidak memberikan penjelasan jawaban sehingga tidak bisa dianalisis kesulitan yang dialami, dan 14 siswa memberikan jawaban salah. Kesalahan-kesalahan pada jawaban pokok uji tersebut dijabarkan pada Tabel 4.6 berikut.
41
Tabel 4.6 Kesalahan siswa pada pokok uji S304Q01- 0 1 9 Subyek
Deskripsi Kesalahan
Tipe Kesulitan
S3
Air laut yang belum mengalami pemisahan memiliki konsentrasi garam paling tinggi. Karena masih bercampur dengan zat-zat yang lain. Air laut yang belum mengalami pemisahan memiliki kadar garam yang tinggi. Air laut memiliki konsentrasi garam lebih tinggi daripada filtrat karena air laut belum mengalami penyaringan. Air laut memiliki kadar garam (NaCl) yang lebih tinggi dibandingkan dengan air laut hasil pemekatan dan air tawar. Air laut memiliki konsentrasi garam yang tinggi karena air laut merupakan muara dari sungai-sungai Air laut dipisahkan dengan cara penyaringan, sehingga filtrat memiliki konsentrasi garam lebih tinggi. Filtrat hasil penyaringan ditampung pada penampung 2 yang memiliki konsentrasi garam paling tinggi. Air laut mengalami penyaringan sehingga filtratnya memiliki konsentrasi garam lebih kecil. Air laut memiliki konsentrasi garam lebih tinggi dibandingakan filtratnya, karena garam dari air laut sudah terserap oleh kapas. Air laut memiliki konsentrasi garam yang lebih tinggi dibandingkan filtratnya, karena sebagian garam sudah terserap oleh kapas. Air laut memiliki konsentrasi garam yang lebih tinggi dibandingkan filtratnya, karena sebagian garam sudah terserap oleh kapas.
Tidak memahami pengaruh pemisahan air laut.
S6 S7 S11 S33 S5 S12 S20 S23 S24 S26 S30 S8
S22
Air laut mengalami penyaringan sehingga filtratnya memiliki konsentrasi garam yang lebih tinggi. Air tawar memiliki konsentrasi garam lebih tinggi karena air tidak menyerap kemanapun sedangkan air laut menyerap kekapas dan air asin menyerap ke lembaran logam berwarna hitam.
Tidak memahami pemisahan air dari air laut.
Tidak memahami konsep konsentrasi.
Air laut memiliki konsentrasi garam yang sama dengan air laut hasil pemekatan karena yang dipisahkan hanya kondensatnya.
Berdasarkan Tabel 4.6 ada tiga kesulitan yang dimiliki oleh siswa, yakni tidak memahami pengaruh pemisahan air laut, tidak memahami pemisahan air dari air laut dan tidak memahami konsentrasi. Persentase siswa yang mengalami kesulitan pada pokok uji tersebut ditampilkan pada Gambar 4.8 berikut.
42
6%
Tidak memahami pengaruh pemisahan air laut.
15%
Tidak memahami pemisahan air dari air laut.
21% 52%
Tidak memahami konsep konsentrasi Tidak mengalami kesulitan
6% Kesulitan tidak teridentifikasi
Gambar 4.8 Diagram persentase kesulitan siswa pada pokok uji S304Q01- 0 19 Dari Gambar 4.8 siswa yang tidak memahami pengaruh pemisahan air laut, berjumlah lima siswa (15%). Kesulitan ini menunjukkan bahwa siswa tersebut tidak mengetahui bahwa proses destilasi yang terjadi pada air laut dapat merubah konsentrasi garam dari air laut hasil pemekatan. Siswa yang tidak memahami pemisahan air dari air laut berjumlah tujuh siswa (21%). Kesulitan ini menunjukkan bahwa siswa tersebut tidak mengetahui bahwa pemisahan air dari air laut terjadi melalui proses destilasi atau penguapan. Siswa yang tidak memahami konsep konsentrasi berjumlah dua siswa (6%). Kesulitan ini menunjukkan bahwa siswa tersebut tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan konsentrasi.
43
4.1.3.4 Analisis Pokok Uji S326Q04 – 0 1 9 (2) UNIT : SUSU Lemak adalah salah satu zat dari susu yang dapat digunakan sebagai sumber energi bagi tubuh manusia. Zat lain yang terdapat di dalam susu adalah karbohidrat, mineral dan air. Manakah zat-zat dalam susu ini dapat digunakan sebagai sumber energi bagi tubuh manusia? Lingkari “Ya” atau “Tidak” untuk masing-masing. Zat Mineral
Sumber Energi Ya / Tidak
Alasan ……………………………………………………………………………………………
Gambar 4.9 Pokok uji S326Q04 – 0 1 9 (2) Pada pokok uji ini ditanyakan mengenai fungsi dari salah satu zat yang terkandung dalam susu, yaitu mineral bagi tubuh. Ada 15 siswa yang mengalami kesulitan dalam menjawab pokok uji ini. Satu siswa tidak memberikan jawaban dan 14 siswa menjawab dengan salah (lampiran halaman 116). Kesalahan-kesalahan jawaban siswa dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut.
44
Tabel 4.7 Kesalahan siswa dalam menjawab pokok uji S326Q04 – 0 1 9 (2) Subyek S1 S2 S4 S5 S11 S15 S17 S23 S25 S27 S8 S24 S29 S30
Deskripsi Kesalahan Mineral sebagai sumber energi, karena mineral hanya sebagai pengganti sel-sel tubuh. Mineral sebagai sumber energi, karena apapun yang ada di muka bumi yang kita makan akan menghasilkan energi. Mineral sebagai sumber energi, karena mineral merupakan tambahan atau pelengkap dari unsur makanan. Mineral sebagai sumber energi, karena mineral membantu memperlancar alat pembakaran agar bisa menghasilkan tenaga dengan optimal. Mineral sebagai sumber energi, karena mineral dibutuhkan untuk pertumbuhan. Mineral dibutuhkan sebagai sumber energi Mineral sumber energi yang paling penting bagi tubuh manusia. Mineral dibutuhkan oleh tubuh sebagai tambahan penyedia energi misalnya susu. Mineral mempunyai banyak unsur untuk dijadikan sumber energi. Mineral dibutuhkan oleh tubuh karena mineral berfungsi sebagai zat pembentuk energi. Mineral sebagai sumber energi, karena mineral memiliki protein yang berfungsi sebagai sumber energi. Mineral sama halnya dengan air sangat membantu sumber energi dalam tubuh kita. Mineral digunakan sebagai sumber energi bagi tubuh manusia karena tanpa cairan dalam tubuh, tubuh kita akan terasa lemas dan kehilangan energi. Mineral adalah sumber energi, karena mineral mengandung vitamin-vitamin yang berguna sebagai sumber energi.
Tipe Kesulitan Tidak memahami fungsi dari mineral dalam tubuh.
Tidak memahami zat yang termasuk mineral dalam tubuh.
Berdasarkan Tabel 4.7 ada dua tipe kesulitan yang dialami oleh siswa, yaitu tidak memahami fungsi mineral (10 siswa) dan tidak memahami zat yang termasuk dalam mineral (empat siswa). Persentase siswa yang mengalami kesulitan pada pokok uji ini dapat dilihat pada Gambar 4.10 berikut.
45
3%
Tidak memahami fungsi dari mineral dalam tubuh 30% Tidak memahami zat yang termasuk dalam mineral dalam tubuh Tidak mengalami kesulitan
55% 12%
Kesulitan tidak teridentifikasi
Gambar 4.10 Diagram persentase kesulitan siswa pada pokok uji S326Q04-0 1 9(2) Dari Gambar 4.10, siswa yang tidak memahami fungsi mineral dalam tubuh ada 30%, siswa ini pada umumnya menganggap bahwa mineral dalam tubuh bisa dijadikan sebagai sumber energi. Siswa yang tidak memahami zat yang termasuk dalam mineral dalam tubuh ada 12%. Siswa menganggap bahwa mineral mengandung protein, vitamin, dan salah satu bagian dari cairan tubuh.
46
4.1.3.5 Analisis Pokok Uji S437Q03 UNIT : MEMADAMKAN API Api adalah reaksi kimia antara bahan bakar dengan salah satu gas di udara, yang disebut pembakaran. Pemadam api digunakan untuk memadamkan api dengan cara menurunkan suhu bahan bakar atau menghentikan penyediaan udara. Dua jenis pemadam api yang dikenal secara umum adalah alat pemadam api yang menyemprotkan air (atau cairan lain), dan yang menyemprotkan gas karbon dioksida.
Bagaimana air yang keluar dari tabung pemadam api dapat memadamkan api? A. Air menghilangkan bahan bakar. B. Air mencegah kontak udara dengan bahan bakar. C. Air menurunkan suhu bahan bakar. D. Air mengandung karbon dioksida yang memadamkan api. Alasan ………………………………………………………………………………………………
Gambar 4.11 Pokok Uji S437Q03 Pada pokok uji ini ditanyakan mengenai bagaimana air dapat memadamkan api. Untuk menyalakan api ada tiga hal yang harus dipenuhi, yaitu adanya bahan bakar, oksigen, dan suhu yang tinggi. Untuk memadamkan api maka kita bisa menghilangkan salah satu komponen pembentuk api. Ada 17 siswa yang bermasalah dalam menyelesaikan pokok uji tersebut (lampiran halaman 100). Kesalahankesalahan siswa dalam menjawab pokok uji tersebut dijabarkan dalam Tabel 4.8 berikut.
47
Tabel 4.8 Kesalahan siswa pada pokok uji S437Q03 Subyek S8 S16 S17 S18 S19 S28
S30
S31 S32 S4 S5 S7
S12 S14
Deskripsi Kesalahan Air memadamkan api dengan cara mencegah kontak udara dengan bahan bakar. Karena pembakaran terjadi karena adanya udara dengan bahan bakar. Air memadamkan api dengan cara mencegah kontak udara dengan bahan bakar. Air membatasi udara dan bahan bakar sehingga ketiadaan oksigen dapat mematikan api. Air memadamkan api dengan cara mencegah kontak udara dengan bahan bakar. Udara mengandung oksigen. Oksigen yang membantu pembakaran akan dipisahkan oleh air dari bahan bakar. Air memadamkan api dengan cara mencegah kontak udara dengan bahan bakar. Karena semakin banyak udara di sekitar api semakin besar pula api yang dihasilkan. Air memadamkan api dengan cara mencegah kontak udara dengan bahan bakar. Karena udara akan bereaksi dengan air yang menghasilkan gas lain sehingga api akan lebih kecil dan padam. Air memadamkan api dengan cara mencegah kontak udara dengan bahan bakar. Karena bahan bakar dan air merupakan zat yang tidak dapat bersatu maka air memisahkan bahan bakar dan udara untuk memadamkan api. Air memadamkan api dengan cara mencegah kontak udara dengan bahan bakar. Karena oksigen yang membantu proses pembakaran bercampur dengan air sehingga api padam. Air memadamkan api dengan cara menghilangkan bahan bakar. Karena air dalam jumlah banyak bisa mematikan api. Air memadamkan api dengan cara mencegah kontak udara dengan bahan bakar. Sebelum api tertiup oleh angin, air mencegahnya terlebih dahulu. Air mengandung karbon dioksida yang memadamkan api. Karena pada prinsipnya pemadaman api sering menggunakan air yang mengandung karbon dioksida. Air mengandung karbon dioksida yang memadamkan api. Karena karbon dioksida tidak akan menyulut api karena karena karbon dioksida adalah hasil dari pembakaran. Air mengandung karbon dioksida yang memadamkan api. Karena karbon dioksida dapat memadamkan api yang merupakan kebalikan dari oksigen. Oksigen memperbesar api, sedangkan karbon dioksida memadamkan api. Air mengandung karbon dioksida yang memadamkan api. Karena karbon dioksida dan air merupakan pemadam api. Air mengandung karbon dioksida yang memadamkan api. Karena karbon dioksida tidak membantu proses pembakaran.
Tipe kesulitan Tidak memahami bagaimana air bisa memadamkan api.
Tidak memahami jumlah karbon dioksida yang dalam air
48
Lanjutan Tabel 4.8 Subyek S21 S22 S24
Deskripsi Kesalahan Air mengandung karbon dioksida yang memadamkan api karena dengan zat karbondioksida api dapat padam lebih cepat. Air mengandung karbon dioksida yang memadamkan api. Karena api membutuhkan oksigen sehingga dibutuhkan air yang mengandung CO2 untuk memadamkannya. Air mengandung karbon dioksida yang memadamkan api. Karena karbon dioksida yang terkandung dalam air mempunyai gas uap air yang dapat memadamkan api.
Tipe kesulitan Tidak memahami jumlah karbon dioksida yang dalam air
Berdasarkan Tabel 4.8 ada dua tipe kesulitan yang dimiliki oleh siswa yaitu, tidak memahami bagaimana air memadamkan api (sembilan siswa) dan tidak memahami jumlah karbon dioksida yang terkandung dalam air (delapan siswa). Presentase jumlah siswa yang mengalami kesulitan pada pokok uji ini digambarkan pada Gambar 4.12 berikut.
27% 49%
Tidak memahami bagaimana air bisa memadamkan api. Tidak memahami jumlah karbon dioksida yang dalam air
24%
Tidak mengalami kesulitan
Gambar 4.12 Diagram persentase kesulitan siswa pada pokok uji S437Q03
49
Siswa yang tidak memahami bagaimana air bisa memadamkan api (27%) menyatakan bahwa api dipadamkan dengan mencegah kontak udara (yang mengandung oksigen) dengan bahan bakar. Sebenarnya, air memadamkan api dengan cara menurunkan suhu bahan bakar. Apabila suhu bahan bakar telah diturunkan maka bahan bakar akan sulit untuk dibakar yang akhirnya api akan padam. Siswa yang tidak memahami jumlah karbon dioksida dalam air (24%), menyatakan bahwa api dipadamkan dengan karbon dioksida yang terkandung dalam air. Meskipun karbon dioksida bisa digunakan untuk memadamkan api, namun jumlah karbon dioksida lebih sedikit dibandingkan air. Sehingga yang berperan sebagai pemadam api adalah air bukanlah karbon dioksida. 4.1.3.6 Analisis Pokok Uji S326Q04 – 0 1 9 (3) UNIT : SUSU Lemak adalah salah satu zat dari susu yang dapat digunakan sebagai sumber energi bagi tubuh manusia. Zat lain yang terdapat di dalam susu adalah karbohidrat, mineral dan air. Manakah zat-zat dalam susu ini dapat digunakan sebagai sumber energi bagi tubuh manusia? Lingkari “Ya” atau “Tidak” untuk masing-masing. Zat Air
Sumber Energi Ya / Tidak
Alasan ……………………………………………………………………………………………
Gambar 4.13 Pokok uji S326Q04 – 0 1 9 (3) Pada pokok uji ditanyakan apakah air bisa menjadi sumber energi bagi tubuh manusia ini ada 19 siswa yang mengalami kesulitan dalam menjawab (lampiran halaman 117). Kesalahan-kesalahan siswa dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut.
50
Tabel 4.9 Kesalahan pada pokok uji S326Q04 – 0 1 9 (3) Subyek S1 S2 S4 S5 S6 S7 S10 S11 S14 S15 S16
S17 S23 S24 S25 S27 S28 S30 S33
Deskripsi Kesalahan Air sebagai sumber energi. Karena air sumber penting dalam tubuh. Air sebagai sumber energi. Karena dengan air manusia masih bisa menghasilkan energi walaupun hanya meminum air. Air sebagai sumber energi. Air sangat diperlukan bagi kebutuhan hidup manusia selain dari makanan mengandung gizi. Air sebagai sumber energi, karena air membantu proses pembakaran makanan sehingga menghasilkan tenaga. Air sebagai sumber energi, karena sebagian besar tubuh kita mengandung air Air sebagai sumber energi, karena air mengandung ion yang dapat menghasilkan energi. Air sebagai sumber energi, karena air bisa mengganti cairan dalam tubuh yang hilang. Air sebagai sumber energi, air berfungsi cairan dalam tubuh. Air sebagai sumber energi, apabila kita dehidrasi maka kita akan kekurangan energi. Air sebagai sumber energi, karena selain sebagai sumber energi juga mencegah terjadinya dehidrasi. Air sebagai sumber energi, karena selain memiliki mineral yang dibutuhkan untuk membantu mengubah makanan menjadi kalori dan sebagai pelarut air yang mengandung oksigen yang digunakan pula untuk respirasi sel-sel yang menghasilkan energi. Air sebagai sumber energi, karena dalam tubuh manusia sebagian besar adalah air. Jika kita tidak menkonsumsi air maka kita akan dehidrasi dan daya tahan tubuh berkurang. Air dapat menambah energi bagi tubuh kita sebagai pelarut zat di dalam tubuh sekaligus mencegah tubuh menjadi dehidrasi. Air sebagai sumber energi, karena air berperan penting dalam sumber energi di dalam tubuh tanpa air kita akan merasa kekurangan zat pengatur suhu tubuh. Air berfungsi sebagai sumber energi karena air berguna menggantikan ion yang hilang setelah kita beraktifitas. Air adalah zat yang sangat penting untuk tubuh kita sebagi sumber enrgi juga sebagai zat pembentuk energi tubuh. Air adalah zat yang membantu makanan menjadi energi Air sebagai sumber energi, karena air menggantikan ion yang hilang sehingga tubuh menjadi fit lagi. Air adalah sumber energi bagi tubuh manusia karena air merupakan zat cair yang diperlukan untuk menahan/menghilangkan rasa capek dan sedikit menambah energi.
Tipe Kesulitan Tidak memahami fungsi utama air dalam tubuh.
51
Berdasarkan Tabel 4.9 kesulitan yang dimiliki siswa pada pokok uji ini adalah siswa tidak memahami fungsi air dalam tubuh. Persentase kesulitan siswa pada pokok uji ini dapat dilihat pada gambar 4.14 berikut.
42%
Tidak memahami fungsi utama air dalam tubuh. 58%
Tidak mengalami kesulitan
Gambar 4.14 Diagram persentase kesulitan siswa pada pokok uji S326Q04-0 1 9 (3) Dari Gambar 4.14 siswa yang tidak memahami fungsi utama air dalam tubuh ada 58%. Siswa menganggap bahwa air bisa dijadikan sumber energi. Pada umumnya siswa beralasan bahwa air dapat menghilangkan dehidrasi dan menggantikan ion tubuh yang hilang sehingga bila kita minum air dapat menggantikan energi yang hilang. Padahal fungsi air dalam tubuh adalah sebagai medium reaksi dan medium transportasi nutrisi yang diperlukan oleh sel-sel dalam tubuh.
52
4.1.3.7 Pokok Uji S519Q02 – 0 1 9 (2) UNIT: KANTUNG UDARA Kantung udara yang belum mengembang mengandung bahan padat yang disebut natrium azida. Ketika dipicu oleh tabrakan, natrium azida melepaskan gas nitrogen yang mengembangkan kantung. Apakah pernyataan berikut menjelaskan dengan tepat pada hal yang terjadi ketika kantung udara diaktifkan? Lingkari “Ya” atau “Tidak” untuk setiap pernyataan. Apakah ini penjelasan yang tepat untuk hal yang terjadi ketika kantung udara di aktifkan Natrium azida padat berubah menjadi gas natrium azida.
Ya atau Tidak Ya / Tidak
Alasan ………………………………………………………………………………………………
Gambar 4.15 Pokok Uji S519Q02 – 0 1 9 (2) Pada pokok uji ini ditanyakan apa yang terjadi dengan natrium azida bila kantung udara di aktifkan. Ada 20 siswa yang mengalami kesulitan dalam menjawab pokok uji ini. Tiga siswa tidak memberikan alasan, dan 17 orang menjawab dengan salah (lampiran halaman 104). Kesalahan-kesalahan dari jawaban siswa dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut.
53
Tabel 4.10 Kesalahan siswa pada pokok uji S519Q02 – 0 1 9 (2) Subyek
Deskripsi Kesalahan
S4
Natrium azida padat berupa menjadi gas natrium azida karena pada saat itu terjadi reaksi kimia. Natrium azida padat berubah menjadi gas natrium azida karena terjadi reaksi kimia pada natrium azida sehingga menghasilkan gas natrium azida. Natrium azida padat berubah menjadi gas natrium azida, karena pada saat tabrakan natrium azida padat melepaskan nitrogen yang menyebabkan berubah menjadi gas natrium azida. Natrium azida terurai menjadi gas dan terurai menjadi gas-gas yang lain diantaranya gas nitrogen. Natrium azida padat berubah menjadi gas natrium azida karena yang tadinya padat, setelah melepas gas nitrogen berubah menjadi gas natrium azida yang mengembangkan kantung udara. Natrium azida padat berubah menjadi gas natrium azida. Karena natrium azida padat secara otomatis akan menjadi gas natrium azida ketika terjadinya tabrakan. Natrium azida padat berubah menjadi gas natrium azida karena gas natrium azida inilah yang melepaskan gas nitrogen agar kantung udara bisa mengembang. Natrium azida padat berubah menjadi gas natrium azida buktinya kantung udara akhirnya mengembang. Natrium azida padat berubah menjadi gas natrium azida karena natrium azida mengalami reaksi kimia menghasilkan gas. Natrium azida padat berubah menjadi gas natrium azida, karena gas natrium azida melepaskan gas nitrogen. Natrium azida padat berubah menjadi gas natrium azida. Karena natrium azida melepaskan gas nitrogen yang disebut gas natrium azida. Natrium azida padat berubah menjadi gas natrium azida karena adanya perubahan suhu secara tiba-tiba. Natrium azida padat berubah menjadi gas natrium azida karena adanya penguapan zat padat menjadi gas. Natrium azida padat berubah menjadi gas natrium azida karena adanya perubahan suhu. Natrium azida padat berubah menjadi gas natrium azida karena ada perubahan suhu. Natrium azida padat berubah menjadi gas natrium azida, karena yang tadinya padat menjadi gas itu membutuhkan waktu yang relatif lama. Natrium azida padat berubah menjadi gas natrium azida. Natrium azida bila terhirup dapat mematikan.
S7 S8 S10 S12 S13 S14 S15 S18 S20 S23 S25 S27 S29 S30 S3 S19
Tipe Kesulitan Tidak bisa menjelaska n perubahan natrium azida menjadi gas nitrogen.
Tidak bisa membedak an perubahan kimia dan perubahan fisika
Dari data Tabel 4.10 ada dua tipe kesulitan yang dimiliki oleh siswa. Kesulitan-kesulitan itu adalah tidak bisa menjelaskan bagaimana perubahan natrium
54
azida menjadi gas nitrogen (11 siswa) dan tidak bisa membedakan perubahan kimia dan perubahn fisika (enam siswa). Persentase kesulitan siswa dapat dilihat pada Gambar 4.16 berikut.
Tidak bisa menjelaskan perubahan natrium azida menjadi gas nitrogen. 32% 41%
Tidak bisa membedakan perubahan kimia dan perubahan fisika Tidak mengalami kesulitan
18%
Kesulitan tidak teridentifikasi
9%
Gambar 4.16 Diagram persentase kesulitan siswa pada pokok uji S519Q02 – 0 1 9 (2) Berdasarkan Gambar 4.16 siswa yang tidak bisa menjelaskan perubahan natrium azida menjadi gas nitrogen ada 32%, siswa menganggap bahwa natrium azida padat berubah menjadi gas natrium azida kemudian berubah menjadi gas nitrogen. Selain itu natrium azida dapat berubah menjadi beberapa gas yang diantaranya adalah gas nitrogen dan gas natrium azida. Siswa yang tidak bisa membedakan perubahan kimia dan perubahan fisika ada 18%, menganggap bahwa natrium azida berubah menjadi gas natrium azida karena adanya perubahan suhu yang mengakibatkan natrium azida padat berubah menjadi gas natrium azida.
55
4.1.3.8 Pokok Uji S269Q04 – 0 1 9 (4) UNIT: SUHU BUMI Sebagian dari peningkatan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer disebabkan oleh penggunaan sumber-sumber energi tertentu. Di bawah ini terdapat daftar beberapa sumber energi. Tunjukkan apakah penggunaan masing-masing sumber energi itu menyebabkan pembentukan karbon dioksida atau tidak. Lingkari “Ya” atau “Tidak” untuk masing-masing. No.
Sumber energi
Mengakibatkan pembentukan karbondioksida? Ya / Tidak
1. Energi panas bumi (misalnya geiser) Alasan ………………………………………………………………………………………..
Gambar 4.17 Pokok uji S269Q04 – 0 1 9 (4) Pada pokok uji ini ditanyakan energi panas bumi dan hubungannya dengan karbon dioksida. Apakah energi panas bumi bisa mengakibatkan pembentukkan karbon dioksida atau tidak. Ada 20 siswa yang mengalami kesulitan dalam menjawab pokok uji ini, satu orang siswa tidak menjawab, dan 19 orang menjawab dengan salah (lampiran halaman 121). Kesalahan-kesalahan siswa dalam menjawab pokok uji ini dijabarkan dalam Tabel 4.11 berikut.
56
Tabel 4.11 Kesalahan-kesalahan pada pokok uji S269Q04 – 0 1 9 (4) Subyek
Deskripsi Kesalahan
S3
Panas bumi akan menghasilkan karbon dioksida karena yang diserap lagi oleh bumi. Energi panas bumi menghasilkan karbon dioksida karena sisa pembakarannya berupa karbon dioksida. Energi panas bumi menghasilkan karbon dioksida seperti letusan gunung berapi yang menghasilkan hujan debu yang mengandung karbon dioksida. Energi panas bumi menghasilkan karbon dioksida, karena energi panas bumi pasti menghasilkan karbon dioksida. Semburan gunung berapi menghasilkan karbon dioksida. Energi panas bumi dapat membangkitkan listrik yang menghasilkan karbon dioksida. Energi panas bumi tidak menghasilkan karbon dioksida karena panas bumi itu pemakaiannya tidak berlebihan. Energi panas bumi menghasilkan karbon dioksida karena panas bumi itu mengandung karbon dioksida. Energi panas bumi menghasilkan karbon dioksida karena seperti halnya gunung merapi reaksi endotermal dari panas bumi mengeluarkan uap yang mengandung gas karbon dioksida. Energi panas bumi menghasilkan karbon dioksida karena udara di bumi mengandung karbon dioksida. Energi panas bumi menghasilkan karbon dioksida karena energi panas bumi dapat menyerap karbon dioksida. Energi panas bumi menghasilkan karbon dioksida karena energi panas bumi dapat terbakar yang menghasilkan karbon dioksida. Energi panas bumi menghasilkan karbon dioksida. Sehingga setiap panas yang berasal dari matahari selalu dipantulkan kembali ke angkasa oleh bumi untuk mengimbangi panas ini diperlukan oksigen. Energi panas bumi menghasilkan karbon dioksida. Energi panas bumi menghasilkan karbon dioksida, karena energi panas bumi selalu diwujudkan oleh awan panas yang berasal dari gunung dan inti bumi. Energi panas bumi menghasilkan karbon dioksida. Energi panas bumi menghasilkan karbon dioksida. Karena panas merupakan sumber utam pembentuk gas karbon dioksida. Energi panas bumi menghasilkan karbon dioksida. Karena panas bumi banyak mengandung karbon dioksida. Energi panas bumi terjadi karena karbon dioksida di atmosfer menghalangi pemantulan cahaya kembali ke langit.
S6 S7 S8 S9 S10 S12 S15 S16 S17 S19 S20 S23
S24 S25 S26 S27 S29 S30
Tipe Kesulitan Tidak memahami hasil energi panas bumi.
57
Berdasarkan Tabel 4.11, hanya satu kesulitan yang dimiliki oleh siswa pada pokok uji ini adalah siswa tidak memahami hasil energi panas bumi. Persentase kesulitan siswa pada pokok uji ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
3% Tidak memahami hasil energi panas bumi. 39%
Tidak mengalami kesulitan 58% Kesulitan tidak teridentifikasi
Gambar 4.18 Diagram persentase kesulitan siswa pada pokok uji S269Q04-0 1 9 (4) Berdasarkan Gambar 4.18 siswa yang tidak memahami hasil energi panas bumi ada 58%. Siswa pada umumnya beranggapan bahwa energi panas bumi dapat menghasilkan gas karbon dioksida, karena dalam panas bumi terkandung karbon dioksida dan dalam penggunaannya terjadi proses pembakaran.
58
4.1.3.9 Pokok Uji S326Q03 – 0 1 9 Joanna membeli dua jenis susu – Label Emas dan Label Perak. Label pada kemasannya memuat informasi berikut tentang kandungan lemak dan protein di dalam kedua jenis susu tersebut. Susu Label Emas (per 100 g) Lemak Protein 3,9 g 3,4 g
Susu Label Perak (per 100 g) Lemak Protein 0g 3,4 g
Jika susu disimpan dalam suhu ruang (misalnya 20o C), ia akan berubah masam setelah beberapa waktu. Selain itu, zat padat (sebagian besar dalam bentuk gumpalan) akan dihasilkan di dalam susu. Joanna ingin menemukan terdiri atas apakah zat padat tersebut. Dia menyimpan 100 g susu label emas dan 100 g susu label perak pada suhu 20o C. Setelah empat hari, kedua jenis susu telah berubah masam. Dia mengamati bahwa jumlah yang sama dari zat padat telah terbentuk di dalam setiap jenis susu. Dengan menggunakan informasi dari tabel, manakah berikut ini yang merupakan simpulan terbaik dari percobaan tentang zat padat ini? A. Zat padat hanya mengandung lemak. B. Zat padat hanya mengandung protein. C. Zat padat mengandung protein dan lemak. D. Zat padat mengandung salah satu lemak atau protein, kamu tidak dapat memutuskan. Alasan …………………………………………………………………………………………………………………………………………
Gambar 4.19 Pokok uji S326Q03 – 0 1 9
Pada pokok uji ini ditanyakan bagaimana hubungan antara data kandungan kedua susu pada tabel dengan data pada hasil percobaan. Ada 22 siswa yang mengalami kesulitan dalam menjawab pokok uji, dua siswa tidak menjawab pokok uji dan 20 siswa menjawab pokok uji dengan salah (lampiran halaman 104). Kesalahan-kesalahan siswa dalam menjawab pokok uji dijabarkan pada Tabel 4.12 berikut.
59
Tabel 4.12 Kesalahan siswa pada pokok uji S326Q03 – 0 1 9 Subyek S3 S4 S6 S13
S19 S24 S27 S28 S29 S30 S32 S33 S16 S8 S11 S26
S10 S12 S21
Deskripsi Kesalahan Zat padat yang hanya mengandung lemak karena setelah dibekukan protein akan hilang. Zat padat hanya mengandung lemak, apabila susu yang mengandung lemak, maka lemak tersebut akan semakin menggumpal dalam selang waktu beberapa hari saja. Zat padat hanya mengandung lemak karena biasanya sesuatu yang mengandung lemak bila sudah masam suka terbentuk gumpalangumpalan padat. Zat padat hanya mengandung lemak karena lemak dapat mengendap dan susunan partikelnya hampir sama dengan zat padat, selain dalam susu lemak pun bersatu dan menggumpal di dalam tubuh. Zat padat hanya mengandung lemak karena lemak lebih mudah dibekukan dibanding protein, protein yang lama dibekukan kandungan di dalamnya akan hilang. Zat padat hanya mengandung lemak karena gumpalan-gumpalan yang telah mengalami penyimpanan dalam suhu ruang yang menghasilkan zat asam. Zat padat hanya mengandung lemak karena lemak mudah menggumpal. Zat lemak akan berbentuk padat bila didinginkan Zat padat hanya mengandung lemak karena lemak dapat mengikat, seperti pada mata, jantung. Zat padat hanya mengandung lemak karena lemak akan berubah menjadi padat jika didiamkan dalam suhu kamar. Zat padat hanya mengandung lemak karena lemak akan berubah menjadi padat jika didiamkan dalam suhu kamar Zat padat mengandung lemak dan protein karena lemak dan protein akan berubah menjadi padat jika didiamkan dalam suhu kamar Zat padat mengandung protein dan lemak, karena meskipun dalam kemasan tertera tidak mengandung lemak, lemak tetap terkandung dalam susu. Zat padat mengandung lemak dan protein. Karena pada awalnya susu mengandung lemak dan protein jadi setelah disimpan pada suhu 20oC kandungan susu tersebut tetap ada. Zat padat yang dihasilkan mengandung protein dan lemak karena kandungan dari susu itu akan tetap. Zat padat mengandung protein dan lemak, karena pada proses tersebut dihasilkan produk susu yang masam dan berbentuk gumpaln itu merupakan bukti fermentasi dari protein Æ asam amino Zat padat yang dihasilkan tidak bisa ditentukan kandungannya, karena bisa saja zat padat tersebut mengandung kedua-duanya. Zat padat yang dihasilkan tidak bisa ditentukan kandungannya, karena bisa saja pabrik yang mengeluarkan produk susu itu lebih mengutamakan lemak atau lebih mengutamakan protein. Zat padat mengandung salah satu lemak atau protein.
Tipe Kesulitan Tidak memahami sifat protein yang dapat menggumpal.
Tidak bisa menghubungkan data pada tabel dengan data hasil percobaan.
60
Dari Tabel 4.12 ada dua kesulitan yang dimiliki oleh siswa, yakni tidak memahami sifat protein yang dapat menggumpal (11 siswa) dan tidak bisa menghubungkan data tabel dan data hasil percobaan (sembilan siswa). Persentase siswa yang mengalami kesulitan pada pokok uji ini dapat dilihat pada gambar 4.20.
Tidak memahami sifat protein yang dapat menggumpal.
6% 34% 33%
Tidak bisa menghubungkan data pada tabel dengan data hasil percobaan. Tidak mengalami kesulitan
Kesulitan tidak teridentifikasi 27%
Gambar 4.20 Diagram persentase kesulitan siswa pada pokok uji S326Q03 – 0 1 9 Dari gambar di atas, siswa yang tidak memahami sifat protein dapat menggumpal ada 34%, siswa menganggap bahwa hanya lemak yang dapat menggumpal. Siswa yang tidak bisa menghubungkan data pada tabel dan data hasil percobaan ada 27%. Siswa ini menganggap bahwa padatan yang terbentuk merupakan campuran dari protein dan lemak. Padahal berdasarkan data tabel, lemak hanya terkandung dalam susu label emas sedangkan pada susu label perak tidak ada.
61
4.1.3.10 Pokok Uji S269Q04 – 0 1 9 (1) UNIT: SUHU BUMI Sebagian dari peningkatan konsentrasi karbon dioksida di atmosfer disebabkan oleh penggunaan sumber-sumber energi tertentu. Di bawah ini terdapat daftar beberapa sumber energi. Tunjukkan apakah penggunaan masing-masing sumber energi itu menyebabkan pembentukan karbon dioksida atau tidak. Lingkari “Ya” atau “Tidak” untuk masing-masing. No.
Sumber energi
Mengakibatkan pembentukan karbondioksida? Ya / Tidak
1. Energi nuklir Alasan ………………………………………………………………………………………..
Gambar 4.21 Pokok uji S269Q04 – 0 1 9 (1) Pada pokok uji ini ditanyakan hubungan antara energi nuklir dengan karbon dioksida. apakah energi nuklir dapat mengakibatkan pembentukkan karbon dioksida atau tidak. Ada 25 siswa yang mengalami kesulitan dalam menjawab pokok uji ini. Diantaranya tiga siswa tidak menjawab dan 22 siswa menjawab dengan salah (lampiran halaman 121). Kesalahan-kesalahan siswa dalam menjawab pokok uji dijabarkan pada Tabel 4.13 berikut.
62
Tabel 4.13 Kesalahan-kesalahan pada pokok uji S269Q04 – 0 1 9 (1) Subyek
Deskripsi Kesalahan
S1
Energi nuklir dapat menghasilkan karbon dioksida melalui reaksinya karena nuklir dapat menjadi api. Energi nuklir menghasilkan gas karbon dioksida karena nuklir menyebabkan pembakaran yang berlebih. Energi nuklir menghasilkan asap yang mengandung karbon dioksida. Energi nuklir menghasilkan karbon dioksida karena dari ledakan nuklir terjadi pembakaran yang hebat sehingga menghasilkan karbon dioksida yang banyak. Energi nuklir menghasilkan karbon dioksida karena sisanya berupa karbon dioksida. Energi nuklir mengakibatkan pembentukan karbon dioksida karena dalam pembuatannya menghasilkan asap yang mengandung karbon dioksida. Energi nuklir dapat menghasilkan karbon dioksida dengan mengeluarkan banyak asap. Energi nuklir mungkin menghasilkan karbon dioksida. Energi nuklir menghasilkan karbon dioksida karena energi nuklir itu akan mengeluarkan polusi udara yang akan membentuk karbon dioksida. Energi nuklir menghasilkan karbon dioksida karena nuklir terbuat dari suatu bahan yang bisa menghasilkan karbon dioksida. Energi nuklir menghasilkan karbon dioksida karena peledakan nuklir kandungan karbon dalam nuklir dapat terbebas. Energi nuklir menghasilkan karbon dioksida karena nuklir menghasilkan karbon dioksida. Energi nuklir menghasilkan karbon dioksida karena nuklir menggunakan banyak bahan bakar sehingga menghasilkan karbon dioksida yang banyak pula. Energi nuklir menghasilkan karbon dioksida karena nuklir merupakan bahan peledak yang bisa terbakar. Energi nuklir menghasilkan karbon dioksida karena nuklir dihasilkan dari pembakaran yang menghasilkan karbon dioksida. Energi nuklir menghasilkan karbon dioksida karena nuklir dihasilkan dari pembakaran yang menghasilkan karbon dioksida. Energi nuklir menghasilkan karbon dioksida, karena energi nuklir dapat memusnahkan suatu benda yang akhirnya dapat membentuk karbondioksida. Energi nuklir menghasilkan karbon dioksida, karena pada penggunaan nuklir menghasilkan CO2 dan gas-gas lainnya. Energi nuklir menghasilkan karbon dioksida, karena energi nuklir adakah energi terbesar yang dapat meledak dan ledakannya itu dapat menghasilkan karbon dioksida. Energi nuklir menghasilkan karbon dioksida. Karena energi nuklir menyebabkan ledakan besar disertai gas beracun yang salah satunya adalah karbon dioksida. Energi nuklir menghasilkan karbon dioksida Energi nuklir menghasilkan karbon dioksida. Karena energi nuklir menyebabkan ledakan yang menghasilkan karbon dioksida.
S3 S4 S5 S6 S7 S8 S10 S11 S15 S16 S17 S19 S20 S22 S23 S25 S26 S27 S30 S32 S33
Tipe Kesulitan Tidak memahami hasil energi nuklir.
63
Berdasarkan data pada Tabel 4.13, kesulitan yang dimiliki oleh siswa adalah tidak memahami hasil dari energi nuklir. Persentase kesulitan yang dimiliki oleh siswa dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
9%
Tidak memahami hasil energi nuklir.
24%
Tidak mengalami kesulitan
67%
Kesulitan tidak teridentifikasi
Gambar 4.22 Diagram persentase kesulitan siswa pada pokok uji S269Q04-0 1 9 (1) Dari Gambar 4.22 siswa yang tidak memahami hasil energi nuklir ada 67%, siswa menganggap bahwa energi nuklir dapat menghasikan karbon dioksida, karena energi nuklir dapat meledak dan hasil ledakkan dari energi nuklir dapat menghasilkan gas karbon dioksida. Padahal, energi nuklir berasal dari reaksi inti, dalam prosesnya energi nuklir tidak melibatkan karbon dioksida. Ledakan yang dihasilkan oleh energi nuklir adalah akibat dari aliran energi yang dihasilkan oleh energi nuklir.
64
4.1.3.11 Pokok Uji S485Q05 – 0 1 2 9 UNIT: HUJAN ASAM Dampak dari hujan asam terhadap marmer dapat dicontohkan dengan cara meletakkan kepingan marmer di dalam asam cuka semalaman. Cuka dan hujan asam memiliki tingkat keasaman yang kira-kira sama. Ketika kepingan marmer diletakkan di dalam asam cuka, terbentuk gelembung gas. Massa dari kepingan marmer kering dapat ditentukan sebelum dan setelah percobaan. ----------------------------------------------------------------------------------------------------------Siswa yang melakukan percobaan di atas juga meletakkan kepingan marmer ke dalam air suling semalaman. Jelaskan alasan siswa itu memasukkan langkah ini di dalam percobaannya. ……………………………………………………………………………………………
Gambar 4.23 Pokok uji S485Q05 – 0 1 2 9 Pokok uji ini berhubungan dengan percobaan untuk membuktikan pengaruh hujan asam pada marmer. Marmer dimasukkan ke dalam cuka yang memiliki tingkat keasaman yang sama dengan hujan asam. Alasan memasukkan marmer ke dalam air menjadi pertanyaan pada pokok uji ini. Ada 32 siswa yang mengalami kesulitan dalam menjawab pokok uji (lampiran halaman 109). dua siswa diantaranya tidak menjawab dan 30 siswa menjawab dengan salah. Kesalahan-kesalahan siswa pada pokok uji ini dijabarkan pada Tabel 4.14 berikut.
65
Tabel 4.14 Kesalahan-kesalahan pada pokok uji S485Q05 – 0 1 2 9 Subyek
Deskripsi Kesalahan
S13
Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling agar kepingan karat tidak berkarat karena tingkat keasaman cuka. Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling untuk memastikan bahawa besi berkarat itu terjadi karena reaksi kimia antar besi dan cuka. Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling untuk mengembalikan massa yang telah hilang. Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling agar menghilangkan massa.
S30 S24 S33
S1
S3 S4
S8 S9 S12
S16 S23
S25
Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling karena untuk menetralisir asam pada marmer karena direndam di dalam cuka yang bersifat asam sehingga siswa tersebut memasukkan kepingan marmer ke dalam air suling yang bersifat basa. Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling supaya kepingan itu netral kembali. Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling untuk membuktikan apakah memang benar segala jenis cairan yang memiliki tingkat keasaman bisa merusak kepingan marmer, karena air suling memiliki tingkat keasaman yag lebih rendah. Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling karena air suling hampir sama dengan air cuka/hujan asam. Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling untuk menetralkan asam pada marmer. Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling untuk membuktikan apakah air suling yang merupakan air tawar bersifat asam meskipun tingkat keasamanya sangat kecil. Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling untuk mengetahui apakah air dapat mengkorosifkan kepingan marmer Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling untuk mengetahui apakah massa kepingan akan tetap apabila dimasukkan ke dalam air suling yang bersifat basa. Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling untuk mengetahui apakah air suling memiliki tingkat keasaman yang sama.
Tipe Kesulitan Tidak memahami kandungan marmer. Tidak memahami reaksi antara marmer dengan cuka. Tidak memahami sifat keasaman air.
66
Lanjutan Tabel 4.14 Subyek
Deskripsi Kesalahan
S2
Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling karena ingin mengetahui apa yang terjadi apabila basa di campur dengan air yang memiliki pH netral. Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling untuk membedakan apa pengaruh cuka dan air suling terhadap marmer. Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling untuk mencoba apakah kepingan marmer tersebut mengalami hal serupa seperti direndam di asam cuka atau tidak. Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling untuk membuktikan apakah dalam air massa kepingan marmer akan berkurang atau tidak. Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling untuk membuktikan tingkat keasaman antara air suling tersebut dengan asam cuka. Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling untuk melakukan perbandingan dengan hasil percobaan yang menggunakan asam cuka. Apakah air dapat mempengaruhi massa marmer atau tidak. Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling untuk membandingkan kerusakan mana yang lebih parah antara air suling dengan cuka. Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling untuk mengetahui persamaan dan perbedaan air suling dengan cuka. Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling untuk membandingkan antara air suling dengan cuka. Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling untuk membedakan manakah yang bisa mengurangi massa marmer air suling atau cuka. Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling untuk membandingkan antara air suling dengan cuka. Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling untuk mengetahui kepingan dapat berubah atau tidak. Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling untuk membandingkan antara air suling dengan cuka. Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling untuk membedakan air suling dan air cuka.
S5 S6
S7 S10 S11
S14 S15 S17 S19 S20 S21 S26 S27
Tipe Kesulitan Tidak memahami prosedur percobaan
67
Lanjutan Tabel 4.14 Subyek
Deskripsi Kesalahan
S28
Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling untuk membedakan air suling dan air cuka. Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling untuk membandingkan antara air suling dengan cuka. Kepingan marmer yang telah direndam dalam cuka semalaman dimasukkan dalam air suling untuk membandingkan antara air suling dengan cuka.
S31 S32
Tipe Kesulitan Tidak memahami prosedur percobaan
Berdasarkan Tabel 4.14 ada empat kesulitan yang dimiliki oleh siswa. Yakni siswa tidak memahami kandungan marmer (dua orang), siswa tidak memahami reaksi marmer dengan cuka (dua siswa), siswa tidak memahami sifat keasaman air (Sembilan siswa), dan siswa tidak memahami prosedur percobaan (17 siswa). Persentase kesulitan siswa pada pokok uji ini dapat dilihat pada Gambar 4.24 berikut.
3.2% 6.5% 6.5%
Tidak memahami kandungan marmer. Tidak memahami reaksi marmer dengan cuka 29.0%
54.8%
Tidak memahami sifat keasaman air Tidak memahami prosedur percobaan cuka dan marmer Tidak mengalami kesulitan
Gambar 4.24 Diagram persentase kesulitan siswa pada pokok uji S485Q05 – 0 1 2 9
68
Berdasarkan Gambar 4.24 siswa yang tidak memahami kandungan kandungan marmer ada 6,5%, siswa menganggap bahwa kepingan marmer akan menghasilkan karat bila direaksikan dengan asam. Siswa yang tidak memahami reaksi marmer dengan cuka ada 6,5%, siswa menganggap bahwa massa marmer yang telah direndam dalam cuka dapat dikembalikan dan dihilangkan massanya setelah dimasukkan kedalam air. Siswa yang tidak memahami sifat keasaman air ada 29%, siswa menganggap bahwa air suling dapat bersifat asam atau basa. Siswa yang tidak memahami prosedur percobaan cuka dan marmer ada 54,8%, menganggap bahwa marmer dimasukkan ke dalam air berfungsi untuk membandingkan air dengan cuka. 4.1.4 Temuan Penelitian Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan ditemukan beberapa hal yang penting dari penelitian ini. Adapun temuan-temuan itu antara lain: 1. Hasil capaian siswa pada literasi sains untuk pokok uji kimia relatif rendah. Nilai rata-rata proporsi jawaban benar (p) untuk seluruh pokok uji adalah 0,52, hampir setengah dari siswa tidak dapat menjawab dengan benar. Selain itu, nilai simpangan baku p adalah 0,233 dapat disimpulkan bahwa sebaran nilai p cukup tinggi, dengan nilai p maksimum adalah 0,98 dan nilai p minimum adalah 0,05. 2. Sekitar 30% pokok uji yang masuk dalam kategori mudah yang memuat materi pokok perubahan materi dan energi yang menyertai perubahan materi. 60% pokok uji termasuk pada kategori sedang yang memuat materi pokok komposisi materi,
69
sifat-sifat materi dan perubahan materi. 10% pokok uji termasuk pada kategori sulit yang memuat materi pokok perubahan materi dan energi yang menyertai perubahan materi. 3. Kesulitan-kesulitan siswa dalam menjawab pokok uji pada umumnya sulit dalam memahami dan mengaplikasikan konsep kimia. Pokok uji yang dilengkapi dengan ilustrasi kasus kemudian pertanyaan menuntut siswa harus bisa menggunakan kemampuan memahami masalah dan menjawab masalah dengan kemapuan yang dimiliki. Tipe-tipe kesulitan dalam menjawab pokok uji PISA di jabarkan pada tabel di bawah ini. Tabel 4.15 Kesulitan-kesulitan siswa dalam menjawab pokok uji kimia dalam studi PISA No.
Tipe kesulitan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Tidak memahami hasil energi nuklir Tidak memahami fungsi utama air dalam tubuh Tidak memahami hasil energi panas bumi Tidak memahami prosedur percobaan cuka dan marmer Tidak memahami gas yang diperlukan untuk pembakaran Tidak memahami sifat protein dapat menggumpal Tidak memahami hasil pembakaran Tidak bisa menjelaskan perubahan natrium azida menjadi gas nitrogen Tidak memahami fungsi mineral dalam tubuh Tidak memahami sifat keasaman air Tidak memahami bagaimana air bisa memadamkan api Tidak bisa menghubungkan data pada tabel dan data hasil percobaan Tidak memahami jumlah karbon dioksida dalam air Tidak memahami pemisahan air dari air laut berjumlah Tidak bisa membedakan perubahan kimia dan perubahan fisika Tidak memahami pengaruh pemisahan air laut Tidak memahami zat yang termasuk dalam mineral dalam tubuh Tidak memahami kandungan kandungan marmer Tidak memahami reaksi marmer dengan cuka Tidak memahami konsep konsentrasi
Persentase Siswa 67% 58% 58% 54,8% 48% 34% 33% 32% 30% 29% 27% 27% 24% 21% 18% 15% 15% 6,5% 6,5% 6%
70
4.2
Pembahasan Dari hasil analisis 20 pokok uji pada studi PISA, diperoleh informasi bahwa
capaian siswa untuk studi PISA relatif masih rendah. Siswa masih kesulitan dalam menjawab pokok uji terutama yang terkait dengan materi perubahan materi dan energi yang menyertai perubahan materi yang merupakan fokus materi PISA Nasional 2006. Selain itu, berdasarkan analisis pada 11 pokok uji ada 20 kesulitan yang dimiliki siswa dalam menjawab pokok uji kimia studi PISA. Pada umumnya kesulitan-kesulitan yang dimiliki siswa berhubungan dengan pemahaman dan aplikasi konsep. Adanya kesulitan yang dialami oleh siswa diakibatkan oleh faktor dalam diri siswa yang berhubungan dengan kemampuan kimia yang dimiliki oleh siswa, dan kesiapan siswa dalam melaksanakan tes. Kemampuan kimia siswa dan kesiapan siswa dalam melaksanakan tes dihasilkan dari bagaimana siswa belajar dan bagaimana siswa berlatih. Siswa yang hanya belajar kimia di sekolah tanpa mengembangkan pengetahuan di luar sekolah akan mengakibatkan kemampuan siswa tidak terlatih dan bisa diaplikasikan. Dalam PISA tidak hanya dituntut kemampuan siswa menyelesaikan masalah sesuai dengan kurikulum sekolah, namun dituntut juga bagaimana siswa memecahkan masalah dalam kehidupan nyata. Siswa yang terbiasa mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari tidak akan mengalami kesulitan yang berarti untuk menyelesaikan pokok uji dalam PISA.
71
Pokok uji dalam penilaian yang dilakukan oleh guru, sekolah, dan pemerintah pada umumnya berbeda dengan penilaian yang dilakukan dalam PISA. Hal ini menjadikan siswa tidak terbiasa dengan pokok uji model PISA. Dalam PISA, pokok uji diberikan contoh kasus terlebih dahulu baru kemudian diberikan pertanyaan. Kasus-kasus dalam pokok uji PISA ini biasanya berkaitan dengan kehidupan atau teknologi yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kasus-kasus dalam pokok uji PISA didukung dengan gambar atau tabel-tabel, sehingga siswa bisa jadi lebih tertarik dan memahami bagaimana penggunaan ilmu pengetahuan, khususnya kimia digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Adanya beberapa faktor inilah yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam menjawab pokok uji dan hasil capaian untuk literasi sains relatif rendah. Namun bila dibandingkan dengan hasil capaian pada tes PISA Nasional 2006 berdasarkan analisis Harry Firman pada tahun 2007, capaian siswa untuk kimia pada penelitian relatif lebih tinggi. Sebagai perbandingan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
72
0.30
Rata‐rata
0.52
Energi yang Menyertai Perubahan Materi
Total 0.17 0.25 0.25 0.35
S269Q04 – 0 1 9 (1) S269Q04 – 0 1 9 (4) S326Q04 – 0 1 9 (3)
0.11
S326Q04 – 0 1 9 (2)
0.11
0.38
S269Q04 – 0 1 9 (3)
0.25
S269Q04 – 0 1 9 (2)
0.25
0.77 0.85
0.11
S326Q04 – 0 1 9 (1)
S485Q05 – 0 1 2 9
0.98 0.29
0.03 0.17
S326Q03 – 0 1 9
Perubahan Materi
0.35
0.35 0.35 0.36
S519Q02 – 0 1 9 (2)
S437Q01 0.22
S485Q02 – 0 1 2 9
0.64
0.33
S269Q03 – 0 1 9
0.70 0.48
S485Q03 – 0 1 2 9
Sifat-Sifat Materi
PISA Penelitian
0.52 0.35
S519Q02 – 0 1 9 (1)
0.79
0.33 0.35 0.36
S437Q03 S437Q04
Komposisi Materi
PISA Nasional 2006
0.49 0.48 0.43 0.50
S521Q02
0.73
0.40 0.48 0.50
S304Q01 – 0 1 9 S521Q06 0.00
0.20
0.40
0.64
0.60
0.80
1.00
Proporsi jawaban benar
Gambar 4.25 Grafik perbandingan proporsi jawaban benar pokok uji kimia PISA Nasional dan PISA penelitian Dari gambar di atas, sekitar 85% proporsi jawaban benar dari hasil PISA penelitian berada di atas hasil PISA Nasional. Perbedaan capaian yang paling signifikan berada pada materi pokok energi yang menyertai perubahan materi dan perubahan materi. Perbedaan proporsi jawaban benar hampir setengahnya. Untuk
73
materi komposisi materi dan sifat-sifat materi hasil capaian PISA penelitian dan PISA Nasional relatif sama kecuali satu pokok uji pada sifat-sifat materi. Adanya perbedaan hasil capaian PISA penelitian dan PISA Nasional untuk pokok uji kimia dipengaruhi beberapa faktor. Faktor yang pertama adalah perbedaan subyek penelitian. Dalam PISA nasional subyek yang dipilih adalah semua siswa yang berumur sekitar 15 tahun sedangkan pada penelitian ini subyek tidak hanya berumur 15 tahun, namun subyek juga termasuk dalam kelas internasional di sekolahnya yang kemampuannya bisa jadi lebih tinggi dibandingkan dengan subyek pada PISA Nasional. Faktor yang kedua adalah subyek pada PISA Nasional belum mendapatkan beberapa konsep kimia di sekolahnya sedangkan subyek pada penelitian sudah mendapatkan. Tes PISA Nasional dilaksanakan pada tahun 2006, pada tahun tersebut ada beberapa konsep kimia yang tidak diajarkan pada siswa, namun pada penelitian ini siswa sudah mempelajari beberapa konsep kimia sebelumnya.