BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1
Sejarah Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo Kecamatan Kota Tengah merupakan pemekaran dari Kecamatan Kota Utara,
yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2005, yang diresmikan pada Tanggal 24 Maret 2005. Lahirnya Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo diawali dengan berkembangnya aspirasi masyarakat terutama dari kalangan tokoh agama/adat, tokoh Masyarakat, Generasi Muda, yang kemudian ditindak lanjuti dengan dibentuknya komite Pemekaran Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo melalui surat keputusan Camat Kota Utara Kota Gorontalo Tanggal 4 Desember 2004. Maksud dan tujuan pemekaran Kecamatan adalah dalam rangka Upaya Peningkatan dan Percepatan Pelayanan kepada Masyarakat dibidang Pemerintahan dan Pembangunan mulai dari Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengawasan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan Masyarakat. Unsur yang terlibat dalam Komite Pemekaran Kecamatan terdiri dari Tokoh Agama/Adat, Tokoh Masyarakat, dan Unsur Generasi Muda. Tahapan Kegiatan Pemekaran Kecamatan terdiri dari Rapat Perdanan Tim Kerja Pengkaji Pemekaran Kecamatan Tingkat Kota Gorontalo, Pertemuan Tim Kerja dengan Tim Komite pemekasan Kecamatan, pendataan Potensi
50
Kecamatan Kota Utara, Seminar/Pengkajian, Sosialisasi Oleh Tim Kerja Pengkaji sekaligus peninjauan lapangan, pembuatan laporan hasil kerja pada Kantor Walikota Gorontalo, Pembahasan/Pengesahan RANPERDA oleh DPRD Kota Gorontalo. Sehingga lahir PERDA No 3 Tahun 2005, tentang pembentukan Kecamatan Kota Tengah. Dengan berlakunya PERDA tersebut maka diperlukan aturan pelaksanaan-nya yaitu keputusan Kepala Daerah No. 8 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2005 tentang pembentukan Kecamatan Kota Tengah. Yang selanjutnya diresmikan pada hari Kamis, Tanggal 25 Maret 2005 oleh Walikota Gorontalo.
4.1.2
Prosedur Pelaksanaan Tugas Pegawai Kecamatan
a.
Camat Tugas Pokoknya adalah Melaksanakan tugas dibidang penyelenggaraan,
pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan yang dilimpahkan Walikota
berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk kelancaran tugas. b.
Sekertaris Camat Tugas Pokoknya adalah melaksanakan tugas penyelenggaraan administrasi
pemerintahan
kecamatan
berdasarkan
peraturan
kelancaran pemerintahan di Kecamatan.
51
perundang-undangan
untuk
SUB-SUB BAGIAN : a.
Sub Bagian Keuangan : Tugas Pokoknya adalah melaksanakan tugas Penyusunan Program Dan
Pengelolaan Keuangan Berdasarkan Petunjuk Pelaksanaan / Petunjuk Teknis Untuk Kelancaran Pelaksanaan Tugas Unit b.
Sub Bagian Kepegawaian : Tugas pokoknya adalah melaksanakan tugas Penelolaan Administrasi
Kepegawaian Sesuai Petunjuk Pelaksanaan / Petunjuk Teknis Untuk Tertibnya Administrasi Kepegawaian. c.
Sub Bagian Umum Dan Kearsipan Tugas Pokoknya adalah melaksanakan tugas Pengelolaan Perlengkapan Dan
Kersipan Berdasarkan Peoman Untuk Kelancaran Pelaksanaan Tugas Unit.
SEKSI-SEKSI a.
Seksi Pemerintahan Tugas
Pokoknya
adalah
melaksanakan
tugas
dibidang
administrasi
pemerintahan umum berdasarkan peraturan Perundang-undangan untuk tertibnya penyelenggaraan pemerintahan. b.
Seksi Ketentraman Dan Ketertiban Umum : Tugas Pokokya adaalah melaksanakan tugas dibidang ketentraman dan
ketertiban umum berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk terciptanya keamanan wilayah.
52
c.
Seksi sosial dan Kesra Tugas Pokoknya adalah melaksanakan tugas dibidang social dan kesra di
wilayah Kecamatan berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. d.
Seksi Ekonomi Dan Pembangunan Tugas Pokoknya adalah melaksanakan tugas dibidang Perekonomian dan
Pembangunan berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
4.1.3
Rencana Strategik Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo Dalam sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (AKIP). Perencanaan
(RENSTRA) merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh Intansti Pememrintah agar mampu menjawab tuntutan llingkungan strtejik lokal, nasional dan global dan tetap berada dalam tatanan sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Impres No. 7 tahun 1999 menyebutkan perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurung waktu 1 sampai dengan 5 tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau munngkin timbul. Renstra mengandung Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijakan, program serta ukuran, keberhasilan dan kegagalan dalam pelksanaan. Oleh karena itu dibutuhkan kegiatan yang realistis yang dapat mengantisipasi perkembangan masa depan.
53
Rencana strategik merupakan hasl dari suatu proses perencanaan yang berorietasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurung waktu 1 sampai dengan 5 tahun secara sistematis dan bekesinambungan. Sebagai salah satu unit kerja dilingkungan Pemerintah Kota Gorontalo, Kantor Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo telah membuat suatu
rencana
stratejik Instansi Pemerintah yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Stratejik, Kebijakan dan program serta ukuran dan keberhasilan dan kegaglan dalam pelaksanaannya. Adapun Visi dan Misi Kantor Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo adalah sebagai berikut: a.
Visi dan Misi Visi Misi Kecamatan Kota Tengah sesuai dengan Visi Kota Gorontalo sebagai
mana tertuang dalam pola dasar pembangunan yakni Kota Enterpreneur. Untuk mewujudkan Visi Kota Gorontalo dimasa yang akan datang maka ditetapkan Visi Misi Kota Gorontalo yakni: Mewujudkan masyarakat Kota Gorontalo yang mandiri dan religius.
b.
Grand Strategi Pembangunan Kota Gorontalo 1. Menyelenggarakan Pemerintahan yang Enterpreneur 2. Mewujudkan sumber daya manusia yang berdaya saing 3. Membangun Infrastruktur perkotaan yang handal 4. Menjadikan Kota Gorontalo sebagai pusat perdagangan dikawasan teluk Tomini.
54
c.
5 Budaya Kerja Menuju Kota Enterpreneur 1. Proaktif 2. disiplin 3. Inovatif 4. Kerja sama 5. Transparan
4.1.4
Struktur Organisasi Pengorganisasian dapat deikatakan sebagai proses menciptakan hubungan
antara berbagai individu agar semua pekerjaan yang dilakukan dapat bermanfaat secara terarah pada satu tujuan. Dengan adanya pengorganisasian menyebabkan adanya struktur organisasi yang merupakan kerangka dasar yang mencakup berbagai fungsi bagiansehingga sesuai denan rencana yang ditetapkan untuk menjadi tujuan. Semuanya ini untuk memudahkan pengambilan keputusan terhadap masing-masing bagian.
55
STRUKTUR ORGANISASI KANTOR CAMAT KOTA TENGAH KOTA GORONTALO
CAMAT
SEKCAM
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
KASIE PEMERINTAHAN
KASUBAG PROGRAM
KASIE EKBANG
KASUBAG KEPEGAWAIAN
KASIE EKBANG
Sumber Data : Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo, 2013
56
KASUBAG KEARSIPAN
KASIE TRANTIB
4.2
Data Pegawai Kantor Camat Kota tengah Kota Gorontalo data pegawai pada kantor camat kota tengah kota gorontalo yaitu 26 pegawai.
Data pegawai berdasarkan jenis kelamin dalam tabel-tabel dibawah ini menyajikan beberapa informasi umum mengenai kondisi responden yang ditemukan dilapangan. Tabel 4.1 Data Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin No. 1 2
Jenis kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah
Jumlah 16 10 26
% 61.5 38.5 100.0
Sumber Data: Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo 2013
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa jumlah responden yang mengisi angket dan profi responden sebanyak 26 orang Pegawai pada Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo, yang terbagi atas 16 orang atau sebesar 61 orang Laki-laki, dan sisanya 12 orang atau sebesar 38.5% Perempuan.
Tabel 4.2 Data Pegawai Berasarkan Pendidikan Terakhir No. 1 2 3 4
Pendidikan Jumlah SMA 14 DIPLOMA 3 4 SARJANA (S1) 7 MAGISTER (S2) 1 Jumlah 26
% 53.8 15.4 26.9 3.8 100.0
Sumber Data: Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo 2013
57
Berdasarkan hasil penyebaran angket sebagaimana digambarkan pada tabel diatas, diketahui bahwa jumlah responden yang terinput dalam penyebaran kuisioner sebesar 26 atau sesuan dengan penetapan sampel sebelumnya, yang kemudian terbagi dalam beberapa kelompok pendidikan SMA, Diploma 3, Sarjana (S1), dan Magister (S2). Kelompok terbesar adalah dengan tingkat pendidikan SMA sebanya 14 orang atau 53,5%, selanjutnya sebanyak 7 orang responden (Pegawai) dengan tingkat pendidikan sarjana (S1), selanjutnya sebanyak 4 orang Pegawai berpendidikan Diploma 3, dan sisanya sebanyak 1 orang Pegawai atau sebesar 3,8% dengan tingkat pendidikan Magister atau S2. 4.3
Hasil Pengujian Instrumen Penelitian
4.3.1
Uji Validitas Variabel Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
instrument penelitian mengukur hal-hal yang seharusnya diukur. Suatu instrument yang valid mempunyai validitas yang tinggi, sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Dimana uji validitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Confirmatory Factor Analysis Jika korelasinya lebih besar dari 0,3 maka pertanyaan yang dibuat dikatakan valid, Setiaji (2004:59). Adapun untuk pengujian validitas pada setiap pertanyaan untuk variable Kinerja Pegawai pada Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo ditampilkan pada tabel berikut.
58
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas variabel X Variable
Kinerja Pegawai (X)
Pertanyaan Menyenangkan jalani pekerjaan penuh tantangan Masuk kerja tepat waktu
Nilai r 0.806 0.398
Valid
Berpakaian rapi saat masuk kantor Pegawai memberikan perhatian pd masyarakat Pegawai melayani dgn sopan dan dipahami Pelayanan dilakukan dengan cepat Kepemimpinan Camat mengelola organisasi sangat baik Tugas dan wewenang Pegawai dilaksanakan dgn baik Pegawai membuat program jangka pendek, menengah dan panjang Kegiatan dilaksanakan sesuai dgn prinsip adm. yg benar Mampu mengantisipasi kebutuhan masyarakat Pelayanan dilaksanakan dengan cepat Pertanggungjawaban kinerja Pegawai selau ditingkatkan Kantor memiliki alur pertanggungjawaban dengan pola staf Camat dan Pegawai memperhatikan kepentingan masyarakat
0.634
Valid
0.405
Valid
0.634
Valid
0.622
Valid
0.806
Valid
59
r-kritis
Hasil Uji Valid
0.806
Valid 0.3
0.634
Valid
0.634
Valid
0.381
Valid
0.634
Valid
0.382
Valid
0.472
Valid
0.673
Valid
Tabel di atas menggambarkan tingkat validitas dari instrumen penelitian yang dalam hal ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk dijawab yang mewakili variabel Kinerja Pegawai pada Kantor Kota Tengah Kota Gorontalo. Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel di atas, diketahui keseluruhan pertanyaan berjumlah 15 point yang keseluruhannya mendapatkan nilai r diatas 0,3, atau melebihi batas nilai r-kritis yang ditentukan. Hal tersebut menjelaskan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden dalam hal pemahaman mengenai kinerja pegawai Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo sudah tepat. Atau dengan kata lain pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat dijadikan suatu instrumen yang tepat dalam menjelaskan Kinerja Pegawai. Tabel 4.4 Uji Validitas variable Y Variable
Kualitas Pelayanan (Y)
Pertanyaan Pegawai mampu menggunakan fasilitas dgn baik Pegawai ahli menggunakan fasilitas kantor Pegawai cermat dlm melayani masyarakat Merespon masyarakat yg membutuhkan pelayanan Melakukan pelayanan dgn cepat Melakukan pelayanan tepat waktu Memberikan jaminan ketepatan dlm pelayanan Membrikan jaminan biaya pelayanan 60
Nilai r
r-kritis
Hasil Uji
0.464
Valid
0.312
Valid
0.464
Valid
0.649
0.3
Valid
0.446
Valid
0.642
Valid
0.861
Valid
0.861
Valid
Memberikan jaminan kepastian biaya Melayani masyarakat dgn ramah Melayani dan mengahargai setiap masyarakat Melayani masyarakat dgn tidak mebeda-bedakan Penampilan Pegawai sangat baik Pegawai disiplin melakukan pelayanan Kenyamanan tempat (kantor) dlm pelayanan
0.464
Valid
0.717
Valid
0.433
Valid
0.649
Valid
0.706
Valid
0.486
Valid
0.635
Valid
(Data diolah) Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa instrumen penelitian atau pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mewakili variabel Kualitas pelayanan pada Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo telah tepat untuk diajukan kepada responden. Hal tersebut dilihat dari perolehan nilai r dari seluruh pertanyaan yang diajukan yang melebihi nilai r-kritis (0.3) yang ditentukan. Hal tersebut menyimpulkan bahwa instrumen penelitian yang diajukan untuk mewakili variabel kualitas pelayanan pada Kantro Camat Kota Tengah Kota Gorontalo adalah tepat atau valid. 4.3.2
Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah akurasi suatu perkiraan dalam mengukur instrumen yang di
olah melalui jawaban responden jika dikenakan pertanyaan yang sama pada waktu yang sama pula. Untuk mengukur reabilitas menggunakan nilai Cronbach’s Alpha. Menurut Sekaran (2000) “Koefisien Reliabilitas yang terdekat atau yang dapat
61
diterima adalah jika mendapatkan nilai sampai 1.0. Pada umumnya, jika nilai reliabilitas yang di dapatkan dari Cronbach alpha kurang dari 0.6 akan sangat sulit untuk mengukurnya, 0.7 dapat diterima, dan 0.8 adalah bagus”. Adapun hasil Uji reliabilitas tiap variabel pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut. Tabel 4.5 Reliabilitas Variabel Kinerja Pegawai
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha 0.860
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items 0.848
N of Items 15
(Data diolah) Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa jumlah pertanyaan (n) yang disajikan untuk mewakili variabel Kinerja Pegawai pada Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo adalah sebanyak 15 poin, yang kemudian bersumber dari jawaban responden yang diolah menggunakan program SPSS, dimana mengahasilkan nilai Cronbach’ Alpha untuk variabel Kinerja Pegawai pada Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo sebesar 0,860, yang kemudian distandarkan menjadi 0.848. berdasarkan penjelasan sebelumnya bahwa jikan nilai alpha lebih besar dari 0,6 maka reliabilitas suatu instrument penelitian dapat dikategorikan baik atau reliable.
Tabel 4.6 62
Reliabilitas Variabel Kualitas Pelayanan Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
0.874
0.857
N of Items 15
(Data diolah) Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa jumlah pertanyaan yang mewakili variabel Kualitas Pelayanan pada Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo adalah berjumlah 15 poin, yang kemudian mendapatkan jawaban dari responden yang diolah dengan menggunakan program SPSS, sehinggan menghasilkan nilai alpha sebesar 0,874 dan telah distandarisasi menjadi 0,857. Hal tersebut berarti variabel Kualitas Pelayanan Pegawai pada Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo dengan berisi pertanyaan-pertanyaan didalamnya adalah sangat baik kehandalannya untuk diteliti atau reliabel. 4.3.3
Uji Normalitas Pengujian terhadap normalitas data merupakan langkah awal yang harus
dilakukan untuk setiap analisis multivariate, khususnya jika tujuannya adalah inferensi data. Jika terdapat nomalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal dan independen, yaitu perbedaan antara nilai prediksi dengan skor yang sesungguhnya atau error akan terdistribusi secara simetri sama dengan nol (Ghazali,
63
2009:27). Pengujian Normalitas data bisa dengan melalui pengujian nilai K-S (Kolmogorov-Smirnov) dengan membandingkannya dengan niali signifikansi. Jika jika nilai K-S lebih besar maka data diasumsikan berdistribusi normal. Ghazali menambahkan (2009:28), bahwa walaupun normalitas suatu variabel tidak selalu diperlukan dalam setiap analisis, akan tetapi hasil uji statistik akan lebih baik jika semua variabel berdistribusi normal. Uji normalitas pada penelitian ini disajikan pada tabel berikut. Tabel 4.7 Uji Normalitas Variabel Dependen One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Kualitas Pelayanan N Normal Parametersa
26 30.8846 0.99305
Mean Std. Deviation Absolute
Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
0.469 2.393 0.000
(Data diolah) Berdasarkan tabel di atas, diketahui jumlah responden penelitian (n) sebesar 26 orang, yang keseluruhan jawaban responden dari variabel Kualitas Pelayanan Pegawai diolah dengan menggunakan SPSS, yang menghasilkan nilai K-S sebesar 2.393 dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai signifikansinya sehingga dapat diasumsikan bahwa data yang terhimpun terdistribusi secara normal.
64
4.4
Hasil Uji Analisis Regresi Tabel 4.8 Analisi Regresi Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 0.377 0.666
Model 1 (Constant) KINERJA 0.739 0.177 PEGAWAI a. Dependent Variable: KUALITAS PELAYANAN
t 0.566
Sig. 0.576
0.648 4.169
0.000
(Data diolah) Berdasarkan tabel di atas, diperoleh persamaan regresi Y=0,377+0,739X, atau dapat dijelaskan bahwa nilai konstan untuk variabel Kualitas Pelayanan pada Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo adalah sebesar 0,377, atau menjelaskan bahwa jika seluruh model yang dipakai dalam variabel independen (Kinerja Pegawai) tidak memiliki pengaruh terhadap variabel Kualitas Pelayanan pegawai Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo, maka diperoleh rata-rata nilai 0,377 satuan untuk Kualitas Pelayanan Pegawai, selanjutnya pada kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo. Selanjutnya diketahui nilai regresi (beta) untuk variabel Kinerja Pegawai adalah sebesar 0.739, yang berarti setiap atau apabila terjadi penambahan 1 poin bagi variabel Kinerja Pegawai Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo yang selama ini dilaksanakan, maka akan diikuti sebesar 0.739 poin untuk variabel Kualitas Pelayanan pada kantor tersebut.
65
4.5
Uji Koefisien Analisis Regresi
4.5.1
Uji F (simultan) Tabel 4.9 Uji F ANOVAb Model Df F Sig. 1 Regression 1 17.381 0.000a Residual 24 Total 25 a. Predictors: (Constant), KINERJA PEGAWAI b. Dependent Variable: KUALITAS PELAYANAN
(Data diolah) Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa nilai F hitung sebesar 17,381>0.00 atau nilai F hitung lebih besar dari nilai signifikansinya (0.00), hal tersebut menjelaskan bahwa Kinerja Pegawai pada Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo berpengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap Kualitas Pelayanan Pegawai. Hal tersebut juga diperkuat jika F hitung lebih besar dari F tabel (n-1) dimana, F Hitung = 17,381>4,24 dari F tabel (25), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Kinerja Pegawai Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo memiliki pengaruh secara simultan terhadap Kualitas Pelayanan yang dijalankan.
4.5.2
Analisis Koefisien Determinasi (R)
66
Tabel 4.10 Koefisien Determinasi
Model Summaryb Model 1
R
R Square a
0.648
Adjusted R Square
0.420
Std. Error of the Estimate
0.396
0.79031
a. Predictors: (Constant), KINERJA PEGAWAI b. Dependent Variable: KUALITAS PELAYANAN
(Data diolah) Dari tampilan di atas, diketahui R adalah 0.648, dan disederhanakan dengan nilai R Square sebesar 0.420. Hal ini menjelaskan bahwa sebesar 42% dari variabel Kualitas Pelayanan yang dilaksanakan pada Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo dapat menjadi penjelas dalam keseluruhan variasi Kinerja Pegawai yang dilaksanakan. Selanjutnya sisanya sebesar 58% dari Kualitas Pelayanan yang dijalankan pada Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo dapat dijelaskan melalui variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Ukuran keakuratan variabel penjelas terhadap variabel lain dapat dilihat dari nilai Standar Error of Estimate yang ditunjukkan dengan nilai 0,79031 yang lebih kcil dari 1,00. Hal tersebut menjelaskan bahwa ukuran 42% dari Kualitas Pelayanan yang dijalankan pada Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo dapat dijelaskan melalui Kinerja Pegawai adalah akurat.
4.7
Pengujian Hipotesis
67
Berdasarkan hipotesis penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya yang berbunyi ”Diduga terdapat pengaruh Kinerja Pegawai terhadap Kualitas Pelayanan pada Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo”. Maka dapat ditetapkan bahwa hipotesis yang disusun diterima berdasarkan pengujian hasil penelitian merujuk pada hasil Uji regresi, uji t, dan uji determinasi. 4.7.1
Pembahasan Tercapainya tujuan organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumber daya yang
dimiliki oleh organisasi yang digerakkan atau dijalankan pegawai yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut. Tercapainya kinerja yang maksimal tidak akan terlepas dari dari peran pemimpin birokrasi dalam memotivasi bawahannya dalam melaksanakan pekerjaan secara efisien dan efektif. Sebagaimana dijelaskan oleh Gibson (dalam Pasolong 2008:197), mengatakan bahwa kinerja seseorang ditentukan oleh kemampuan dan motivasinya untuk melaksanakan pekerjaan. Dikatakan bahwa pelaksanaan pekerjaan ditentukan oleh interaksi antara kemampuan dan motivasi. Keban (1995:1), kinerja adalah tingkat pencapaian tujuan. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang ditandai dengan jawaban responden terhadap angket penelitian yang menjelaskan bahwa sebagian besar responden
paham,
dan
mampu
melaksanakan
tugas
mereka
dan
dapat
mempertanggungjawabkannya. Selanjutnya pemahaman pegawai mengenai tujuan
68
organisasi yang sejalan dengan pelaksanaan tugas pegawai ternyata membawa dampak yang signifikan dalam memahami tugas kantor mereka. Dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pemahaman Pegawai terhadap kinerja yang dilakukan akan berdampak pada peningkatan maupun penurunak kualitas pelayanan kerjanya juga dipercaya oleh pegawai. Hal ini terlihat dari hasil uji determinasi yang menyebutkan bahwa sebesar 42% dari Kualitas pelayanan yang diterpakan pada Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo dapat dijelaskan melalui Kinerja Pegawai yang dilaksanakan. Hal tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Monir (dalam Pasolong 2008:198), yang mengemukakan bahwa pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung. Sendangkan menurut Werella (dalam Pasolong 2008:198) pelayanan (service) adalah sebagai suatu perbuatan (deed) suatu kinerja (ferfomance) atau suatu usaha (effort). Rangkaian kerja (Kinerja) yang dijalankan oleh Pegawai Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo telah terintegrasi dengan sisipan kualitas pelayanan kepada masyarakat baik itu penyampaian sosialisasi program pemerintah yang disampaikan secara ramah, dan sopan, pelayanan masalah keluarga seperti masalah rumah tangga, administrasi keluarga dan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan suatu ukuran kinrja pegawai yang dinilai sebagai aspek ketaata pegawai dan pemahaman pegawai terhadap organisasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengaruh Kinerja pegawai Kantor Camat Kota Tengah Kota Gorontalo terhadap Kualitas pelayanan yang sebesar 42%, 69
tidak serta-merta menjadikan Kinerja pegawai sebagai salah satu aspek utama yang dipertimbangkan untuk meningkatkan Kualitas pelayanan yang dibawakan. Masih ada 58% dari aspek Kualitas Pelayanan yang memungkinkan untuk digunakan seperti Latar belakang pendidikan pegawai, pengalaman kerja, dan lain sebagainya.
70