BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Film Merah Putih film adalah serangkaian gambar-gambar yang diproyeksikan pada sebuah layar agar tercipta ilusi (tipuan)gerak yang hidup. Film sendiri merupakan salah satu bentuk hiburan populer, yang menjadikan manusia melarutkan diri mereka dalam sebuah dunia imajinasi dalam waktu tertentu. Film tidak dapat terlepas dari kerja sebuah tim. Hal ini berarti bahwa dalam sebuah proses produksi film dibutuhkan produser, penulis skenario, sutradara, asisten sutradara (astrada), aktor dan aktris, ahli make up, ahli properti, hingga hal esensial yang tidak kalah penting yaitu musik pengiring atau yang lebih dikenal soundtrack. Film sendiri merupakan manifestasi perkembangan kehidupan budaya masyarakat pada masanya. Seiring dengan maraknya dunia perfilman beberapa tahun belakangan ini, semakin banyak pula film-film yang diciptakan oleh sineas-sineas Indonesia. Mereka berlomba untuk memberikan hasil karya terbaik agar dapat diterima oleh khalayak, karena semakin film itu ditonton maka semakin besar pula keuntungan yang diraih.
42
43
Oleh karena itu pada tanggal 13 agustus 2009 Margate House Film memproduksi film yang berjudul “Merah Putih”. Film ini berhasil menarik perhatian banyak kalangan karena dibuat berdasarkan kembalinya film-film yang mengusung tentang perang kemerdekaan. Kemerosotan film-film peperangan di jaman kemerdekaan dikarenakan banyak film-film yang beredar mengenai, percintaan, horor, dan komedi ketimbang film itu sendiri. Film Merah Putih adalah sebuah film trilogi. Judul film yang pertama yaitu “Merah Putih”, judul yang kedua yaitu “Darah Garuda” dan judul yang terakhir yaitu “Hati Yang Merdeka”. Untuk penelitian ini, peneliti hanya meneliti film pertama dari trilogi ini yaitu “Merah Putih”. Alasan peneliti memilih film yang pertama karena dari tiga film tersebut, film Merah Putih ini lah yang menjadi sebuah awal di trilogi film ini. isi film Merah Putih ini, film yang menceritakan bertemunya para pemain yang menokohkan para dalam trilogi ini. Film “Merah Putih” yang bergenre action membuat suatu suguhan film yang berbeda dengan film-film lainnya. Dengan film ini masyarakat akan mendapat suntikan semangat nasionalisme yang saat ini mulai perlahan-lahan hilang. 4.1.1 Jenis Film Film laga atau film action berperan sebagai sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang sudah menjadi kebiasaan terdahulu, serta menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat. Kehadiran film laga sebagian merupakn respons terhadap penemuan
44
dan jawaban terhadap kebutuhan menikamati waktu senggang bagi para pecinta film. Film laga juga membuka kemungkinan bagi para pencinta film untuk menikmati unsur budaya yang sebelumnya telah dinikmati oleh orang-orang yang berbeda-beda. Karakteristik film sebagai usaha bisnis pertunjukkan baru dalam pasar yang kian berkembang belum mencangkup segenap permasalahan film. Dalam sejarah perkembangan film terdapat dua tema besar yang penting. Tema pertama adalah pemanfaatan pencapaian tujuan nasional dan masyarakat. Tema kedua adalah munculnya beberapa aliran seni film dan lahirnya film dokumentasi sosial.. Film laga adalah genre utama film yang atau beberapa tokohnya terlibat dalam tantangan yang memerlukan kekeutan fisik ataupun kemampuan khusus. Pemain yang dilibatkan umumnya adalah kaum pria, walaupun sekarang bermunculan pula berbagai tokoh heroik wanita. Kita perlu menyimak unsur-unsur ideologi dan propaganda yang terselubung dan tersirat dalam banyak film laga pada umumnya suatu fenomena yang tampaknya tidak tergantung pada ada atau tidak adanya kebebasan masyarakat. 4.1.2 Judul Film Pemilihan judul dalam sebuah film sangatlah penting guna menarik minat penonton. Judul merupakan identitas film. Judul dapat diibaratkan sebagai sebuah petunjuk. Dalam film, judul juga dapat diibaratkan sebagai sebuah trade mark atau merk dagang. Judul adalah sebuah brand yang akan mengikat penonton agar
45
menontonnya. Judul akan memiliki arti sendiri bagi penonton sebelum menonton film tersebut. Terlepas puitis atau tidak puitis, panjang atau pendek judul tersebut, sebuah judul menjadi penting karena judul adalah bagian pertama dari sebuah film. 4.1.3 Sinopsis Kisah dari Film ini diawali dengan bergabungnya Amir, Dayan Surono, Marius dan Thomas dalam sekolah calon perwira. Dalam pendidikan ketentaraan tersebut Marius dan Thomas selalu terlibat konflik internal yang sepele. Seiring berjalannya waktu, konflik internal antara Marius dan Thomas pun berakhir. Di suatu malam, Surono dan Amir pundinaikkan pangkatnya menjadi letnan karena prestasinya. Ketika dalam acara hiburan malam untuk para perwira, mereka di serang oleh tentara Belanda. Terjadi kontak senjata antara tentara Republik dan Tentara Belanda dalam hutan dekat Sekolah Calon Perwira Tentara tersebut. Tentara Republik pun yang tersisa tinggal sedikit dan mereka terdesak di sebuah sungai. Kontak senjata pun kembali terjadi di sungai itu. Tentara republik pun kembali masuk hutan untuk mempertahankan sisa kekuatan yang ada. Mereka berbagi tugas, Thomas mencuri senjata dan amunisi milik Belanda sedangkan Dayan pun turun ke desa untuk mengungsikan penduduk desa ke atas bukit. Ketika itu Amir mencari isrtinya, Melati. Penduduk desa tidak ingin diungsikan oleh Tentara Republik. Mereka (Tentara Republik) sempat bersitegang dengan Lurah Desa tersebut. Tapi apalah daya mereka tetap tidak mau diungsikan ke
46
bukit. Akhirnya penduduk desa pun habis dibantai oleh Tentara Belanda, rumah mereka pundibakar habis. Tentara Republik bertahan di atas bukit sampai esok harinya. Mereka bertahan dengan segala sisa kekuatan yang ada. Melati dan Senja pun segera diungsikan ke tempat yang lebih aman. Sedangkan Tentara Republik yang tersisa yaitu Amir, Dayan, Marius dan Thomas kembali ke desa untuk mengetahui keberadan Tentara Belanda. Mereka berempat pun menyusun strategi untuk menghadang Tentara Belanda. Setelah menyusun strategi, mereka berempat dibantu oleh seorang penduduk desayang tersisa beserta anak-anaknya mulai menentukan posisi untuk menhadang konvoi Tentara Belanda. Dan akhirnya Boom... suara ledakan keras terjadi. Mobil Tentara Belanda pun hancur di bom oleh Tentara Republik. Tentara Belanda pun dihabisi di jembatan di sebuah sungai dekat desa itu. Dan akhirnya Tentara Republik dibantu dengan waga desa yang tersisa
mampu menang
melawan Tentara Belanda tersebut.
4.2 Hasil Penelitian Pada bab ini penulis akan menjelaskan apa yang telah di dapat pada saat penelitian. Pada bab ini penulis juga akan menguraikan hasil penelitian tentang desain tokoh film merah putih (studi kasus dalam kajian nasionalisme). Penulis mendapatkan data-data setelah wawancara secara mendalam atau in-dept interview.
47
Dalam sebuah film, desain karakter sangat diperlukan guna memberikan nyawa pada tokoh yg diperankan dalam film tersebut. Menurut Astri Nurdin, desain tokoh yang baik itu adalah : “harus ada kolaborasi, it’s a team work. Untuk produksi film jenis apapun termasuk nasionalisme itu harus productiom house yang bagus, director yang bagus dan artis yang bagus. Serta research yang mendalam dan proses reading itu yang paling penting”25
4.2.1 Penokohan dalam Kajian Nasionalisme Desain tokoh adalah sebuah tindakan yang dilakukan seorang aktor/aktris untuk memerankan suatu tokoh, dimana seorang aktor/aktris membuat dirinya menyerupai tokoh yang diperankan. Dalam mendesain sebuah tokoh, seorang aktor dan aktris dituntut mengeluarkan segala potensi yang dimilikinya untuk kesempurnaan dalam memainkan suatu peran. Dalam kajian nasionalisme seorang aktor dan aktris harus mengerti arti dari sebuah nasionalisme, baik nasionalisme yang diperankan maupun nasionalisme dalam dirinya sendiri. “Dalam seni peran saya terbantu dengan metode saya, yaitu aku – laku – dan pelaku”.26
25
Wawancara dengan Astri Nurdin, pemeran Melati dalam film Merah Putih, Kamis, 6 Semtember 2012, 13.00 WIB 26 Wawancara dengan Tengku Rifnu Wikana, pemeran Dayan, selasa, 10 juli 2012, 19.00 WIB
48
“Kita fokus untuk memperkenalkan semua karakter. Kita proses dalam pre production kita bisa menghidupkan peran apapun”.27 “Proses reading itu sangat penting, karena kita belajar latar belakang peran tersebut”.28 Tapi tidak semudah itu untuk memerankan tokoh dalam sebuah film. Banyak kendala yang di temui para pemain film. Karena pada dasarnya akting itu sebuah nyawa dalam sebuah alur cerita film. Adapun beberapa kendala yang di temui para cast dalam pembuatan film Merah Putih : “Banyak kendala, latar belakang berbeda, fisik pun berbeda. Karena perannya sebagai tentara saya harus masuk camp bekas penyiksaan Cakrabirawa, kami di didik layaknya tentara.29 “Saya sebagai Senja, dia kan tidak hidup di zaman sekarang. Dia seorang priyayi yg hidup dengan bangsawan Belanda, kaku, bertata krama”30 “Kendala terbesar itu lokasi syuting, kita ke pelosok bukan desa lagi. Masuk hutan, naik gunung”31
27
Wawancara dengan Rahayu Saraswati, pemeran Senja, senin, 27 agustus 2012, 13.00 WIB Wawancara dengan Astri Nurdin, pemeran Melati, kamis, 6 september 2012, 13.00 WIB 29 Wawancara dengan Tengku Rifnu Wikana, pemeran Dayan, selasa, 10 juli 2012, 19.00 WIB 30 Wawancara dengan Rahayu Saraswati, pemeran Senja, senin, 27 agustus 2012, 13.00 WIB 31 Wawancara dengan Astri Nurdin, pemeran Melati, kamis, 6 september 2012, 13.00 WIB 28
49
Disamping menemui beberapa kendala, pasti ada suatu hal yang menarik dalam memerankan sebuah tokoh. Biasa setelah sukses memerankan suatu tokoh akan di puja-puja oleh fans dan penggemarnya. Menurut para aktor dan aktis film Merah Putih, ketertarikan dalam memerankan tokoh tersebut adala adalah : “Jelas bayarannya tinggi, pelayanan yang sangat baik dan manajemennya pun baik karena dikelola orang luar, situasinya sangat nyaman. Jadi kami lebih fokus”.31 “Bisa mempererat antara crew dan cast yang pada akhirnya dapat menumbuhkan rasa nasionalisme itu sendiri”.32 “Kenikmatannya
adalah
kita
bisa
memerankan
orang
lain,
kalomemerankan diri sendiri mungkin akan terasa bosan”.33 Dalam memerankan tokoh film perjuangan, pasti ada suatu beban moral atau psikologis. Karena mau tidak mau kita berperan sebagai suatu pejuang yang mungkin sudah banyak diceritakan dalam beberapa media. “Aku memaikan peran orang bali, sedangkan aku orang sumatera. Bagaimana saya bisa diterima orang bali. Bahwa ada pahlawan dari bali. Latar belakang mereka yang mencitai alam menjadi beban buat saya,
32 33
Wawancara dengan Rahayu Saraswati, pemeran Senja, senin, 27 agustus 2012, 13.00 Wawancara dengan Astri Nurdin, pemeran Melati, kamis, 6 september 2012, 13.00 WIB
50
apalagi Dayan dipotong lidahnya, bagaimana bisa menjadi sesuatu yang dramatik”.34 “Walaupun fiksi kita harus bisa merepresentasikannya. Ini juga seperti panggilan moral, bagaimana melihat remaja kita yang kehilangan nasionalismenya, dan ini menjadi beban karena ini film tentang perjuangan leluhur bukan seperti film horror atau sinetron”.35 “Menjadi istri pejuang adalah sebuah beban moral buat saya, saya acungkan jempol kepada para istri pejuang. Karena setiap laki-laki hebat dibelakangnya ada wanita yang hebat juga.36 Dalam film perjuangan pasti ada unsur-unsur nasionalisme, bagaimana seorang aktor memerankan tokoh dalam film tersebut dan mengaitkannya dengan unsur-unsur nasioinalisme tersebut. “Sosok Dayan sebagai orang Bali, dimana Bali adalah daerah yang lebih aman. Kenapa tidak daerah lain ? jawabannya karena semua daerah sudah punya pahlawan. Maka dari itu diambil tokoh dari Bali. Jadi jadi sebenarnya Dayan adalah tokoh fiksi yang dimunculkan untuk menjadi satu kesatuan”.37
34
Wawancara dengan Tengku Rifnu Wikana, pemeran Dayan, selasa, 10 juli 2012, 19.00 WIB Wawancara dengan Rahayu Saraswati, pemeran Senja, senin, 27 agustus 2012, 13.00 36 Wawancara dengan Astri Nurdin, pemeran Melati, kamis, 6 september 2012, 13.00 WIB 37 Wawancara dengan Tengku Rifnu Wikana, pemeran Dayan, selasa, 10 juli 2012, 19.00 WIB 35
51
“Senja itu menjadi suara bagi perjuangan wanita. Bukan suau hal yang sepele seorang pemuda untuk nmenjadi seorang pejuang”.38 “Istri pejuang, nasionalisme Melati diuji karena suaminya ikut berperang, disitulah Melati memperjuangkan segalanya untuk suaminya”.39 Dalam film perjuangan pasti motifasinya untuk membangkitkan rasa nasionalisme dan patriotisme ketika melihat tokoh yang bermain dalam film tersebut dengan heroiknya berjuang dalam film tersebut. “Saya sudah maksimal, saya hanya berharap. Itu ruangnya penonton untuk menilai. Saya Cuma bisa memantau lewat media”.40 “Rasa nasionalisme belum menjadi objektifnya Senja, karena belum ikut berjuang angkat senjata. Di Merah Putih 2 dan 3 baru objektifitas nasionalisme Senja muncul”.41 “Kalo buat aku sendiri setelah main film Merah Putih aku lebih merasakan momen seperti 17an jangan sampai dilewatkan, karena pejuang telah mengorbankan segala untuk ini”.42 Dalam memerankan tokoh tertentu, selalu ada kebanggaan setiap individu yang memerankannya. Apalagi menjadi pahlawan, punya nilai plus untuk selalu di puja-puja.
38
Wawancara dengan Rahayu Saraswati, pemeran Senja, senin, 27 agustus 2012, 13.00 Wawancara dengan Astri Nurdin, pemeran Melati, kamis, 6 september 2012, 13.00 WIB 40 Wawancara dengan Tengku Rifnu Wikana, pemeran Dayan, selasa, 10 juli 2012, 19.00 WIB 41 Wawancara dengan Rahayu Saraswati, pemeran Senja, senin, 27 agustus 2012, 13.00 42 Wawancara dengan Astri Nurdin, pemeran Melati, kamis, 6 september 2012, 13.00 WIB 39
52
“Sangat bangga sekali, saya sangat bangga dan bersyukur bisa memerankan Dayan. Dulu saya memandang bendera dan lagu-lagu nasional biasa saja, sekarang pasti saya menangis. Saya mendapatkan esensi Indonesia”.43 “Bisa menjadi representsi itu, bisa memerankan sebagai pejuang. Kan sudah lama kita tidak punya film perjuangan, seperti itu lah yang membuat saya bangga”.44 “Bangga sekali, ini film pertama saya, menjadi istri pejuang, filmnya berbobot karena saya orang yang selektif memilih peran”.45 Film merah putih adalah film bergenre action dengan tema perjuangan rakyat Indonesia melawat Agresi Militer Belanda yang Ke-2 sekitar tahun 1948. Dalam memerankan perannya, seorang aktor dan aktir harus memahami keadaan pada saat itu, harus mencari kaitan Nasionalisme diri sendiri dan apa yang diperankan. “Ketika masing-masing daerah saling bertikai, konflik antar agama dan masuknya komunis tapi ketika negara luar masuk ke Indonesia semua bersatu untuk melawan musuh bersama”.46
43
Wawancara dengan Tengku Rifnu Wikana, pemeran Dayan, selasa, 10 juli 2012, 19.00 WIB Wawancara dengan Rahayu Saraswati, pemeran Senja, senin, 27 agustus 2012, 13.00 45 Wawancara dengan Astri Nurdin, pemeran Melati, kamis, 6 september 2012, 13.00 WIB 46 Wawancara dengan Tengku Rifnu Wikana, pemeran Dayan, selasa, 10 juli 2012, 19.00 WIB 44
53
“Senja dengan sendirinya transformasi karakternya. Sebenarnya anti nasionalis karena keluarga dibantai tapi itu adalah nasionalisme yang keliru. Senja bukan salah tapi terkena dampak dari Nasionalisme”.47 “Jelas, ceritanya saja tentang Agresi Militer Belanda II. Dimana sang excecutive produser mempersembahkan film ini untuk pamannya yang gugur di pertempuran lengkong”.48 Kepuasan dalam film tidak hanya milik penonton semata, disisi lain untuk seorang aktor atau aktris klimaks dalam memerankan tokoh dalam sebuah film adalah suatu tujuan dan ambisi masing-masing individu. “Saya tidak pernah puas, harusnya bisa lebih maksimal lagi. Banyak yang menilai positif, ketika anak-anak SD ditanya siapa pahlawan dari Bali ? lantas mereka menjawab Dayan. Kalau diberi kesempatan lagi saya akan lebih baik lagi”.49 “Kepuasan adalah sesuatu yang ada di ujung jari, itu menurut aktris yang perfeksionis. Harus bisa lebih baik lagi dalam transformasi sampai film terakhir”.50 “Belum puas, masih banyak kekurangan yang harus saya perbaiki kedepannya. Maklum saja ini film layar lebar saya yang pertama”.51
47
Wawancara dengan Rahayu Saraswati, pemeran Senja, senin, 27 agustus 2012, 13.00 Wawancara dengan Astri Nurdin, pemeran Melati, kamis, 6 september 2012, 13.00 WIB 49 Wawancara dengan Tengku Rifnu Wikana, pemeran Dayan, selasa, 10 juli 2012, 19.00 WIB 50 Wawancara dengan Rahayu Saraswati, pemeran Senja, senin, 27 agustus 2012, 13.00 51 Wawancara dengan Astri Nurdin, pemeran Melati, kamis, 6 september 2012, 13.00 WIB 48
54
Untuk seorang aktor atau aktris harus bisa transformasi dan mendesain karakter yang dimainkan ke dalam diri sendiri. Untuk film yang bertemakan nasionalisme dan perjuangan, seorang aktor atau aktris harus bisa memberikan pesan berupa stimuli yang bisa langsung direspon oleh para penontonnya. “Yang paling utama adalah membaca, membaca sejarah yang membedakan aktor pengalaman dan aktor intelegensi dari bagaimana memahami apa yang dibacanya. Dan saya selalu menggunakan metode saya sendiri yaitu aku – laku – pelaku, mempelajari emosi, latar belakang sosial, masyarakat dan budaya. Saya masuk ke penokohan dan dramatur. Walauoun semuanya akan berubah ketika di depam kamera”.52 “Nasionalisme harus dengan 4 pilar, cerita harus bisa memperlihatkan perbedaan tetapi tidak dua dimensional. Nasionalisme sangatlah kompleks, untuk mendesain tokoh yang perfect penulis harus memiliki imajinasi yang dalam. Untuk menceritakan karakter harus jelas sehingga kita punya gambaran tokoh tersebut. Harus banyak tokoh sehingga menimbulkan perbedaan, perbedaan yang indah dan harus banyak pembelajarannya”.53 “Harus ada kolaborasi yang kuat, it’s a team work. Untuk memproduksi film bertema nasionalisme harus didukung dengan production house yang bagus, director yang bagus dan aktor/aktris yang bagus juga. Harus lebih banyak research mendalam dan proses reading yang terpenting”.54
52
Wawancara dengan Tengku Rifnu Wikana, pemeran Dayan, selasa, 10 juli 2012, 19.00 WIB Wawancara dengan Rahayu Saraswati, pemeran Senja, senin, 27 agustus 2012, 13.00 54 Wawancara dengan Astri Nurdin, pemeran Melati, kamis, 6 september 2012, 13.00 WIB 53
55
4.3 Pembahasan Setelah melakukan wawancara mendalam dengan para pemain film Merah Putih, tidaklah mudah mendesain diri kita untuk memerankan sebuah tokoh dalam sebuah film. Karena banyak sekali kaitannya dengan hal yang sifatnya esensial. Untuk menjadi sebuah tokoh dalam sebuah film tidak hanya kita bisa menjadi seperti apa yang tokoh itu lakukan tetapi banyak point-point penting yang tidak bisa dilepaskan darri keberhasilan untuk memerankan tokoh tersebut. Ada beberapa butir dan penting dan saya dapatkan ketika saya meneliti desain karakter dalam film “Merah Putih”, bagaimana seorang aktor dan aktris berhasil memerankan tokoh sesuai dengan alur ceritanya. Menurut saya ada beberapa proses bagaimana karakter tokoh bisa terbentuk dan dimainkan dakam sebuah film, berikut penjelasannya : 1. Proses Reading Proses ini adalah proses awal dimana seorang aktor dan aktris dipertemukan dengan sesama aktor atau aktris dengan semua crew. Mereka diberikan naskah untuk dibaca dan dipahami. Naskah yang diberikan adalah sebuah script yang berisi dialog antara pemeran ke pemeran yang lain. Dalam sebuah script, seorang aktor atau aktris diharapkan mendapatkan sebuah visualisasi tokoh apa yang dimaikan dan bisa memahami seperti apa tokoh yang dimaikan. 2. Proses Research
56
Proses research adalah proses pencarian atau penggalian data sebuah tokoh yang akan diperankan oleh aktordan aktris. Dimana dalam proses ini seorang aktor atau aktris bisa mendapatkan kedekatan dan kemiripan dari sebuah tokoh yang akan diperankan. Dalam proses ini seorang aktor atau aktris harus mengeksplorasi kemampuannya guna memerankan tokoh dalam film tersebut. Aktor dan aktris harus mempelajari latar belakang tokoh tersebut, sosial, budaya, agama, usia serta ditahun berapa tokoh tersebut hidup. Itu semua untuk mendalami karakter tokoh yang akan kita perankan nanti dalam syuting. 3. Proses Syuting Ini adalah proses dimana karakter tokoh tersebut sudah bisa dimainkan setelah melewati proses-proses sebelumnya. Seorang aktor atau aktris dituntut maksimal dalam totalitasnya bermain. Itu ditunjukan agar lebih dalam memerankan sebuah tokoh dalam film tersebut. Dalam proses yang sudah saya jelaskan diatas, seorang aktor atau aktris dalam mentransformasi dirinya menjadi sebuah tokoh dalam film. Mengenali emosi dirinya sendiri dan emosi yang diperankan serta mengenali emosi lawan mainnya akan menjadikan sebuah tokoh tersebut lebih hidup dalam alur ceita film. Dalam sebuah film tidak hanya seorang aktor dan aktris yang dituntut untuk selalu maksimal. Semua orang yang terlibat dalam pembuatan film harus memberikan totalitasnya untuk menjadi sebuah sinkronisasi yang hidup dari awal syuting hingga akhir. Dari crew yang diisi oleh sutradara, asisten sutradara,
57
kamerawan, tim penyunting dan tim yang lain harus bekerja optimal agar menghasilkan film yang mempunyai bobot dan meraih penonton yang banyak. Karena dalam sebuah penokohan atau memaknai sebuah tokoh dalam film, tidak semua dibebankan kepada seorang aktris dan aktror tersebut. Harus ada keselarasan dan kesinambungan dari sebuah tim dalam proses produksi film tersebut. Dalam membangun sebuah karekter dalam film, seorang aktor dan aktris harus dapat mengekplorisasikan dirinya semaksimal mungkin untuk membedakan dirinya dan perannya. Karena harus ada perbedaan antara diri sendiri dan sebuah peran. Dengan proses-proses yang harus dilewati seperti yang sudah saya jelaskan di atas, maka seorang aktris atau aktor dapat mendesain dirinya seperti yang dia perankan. Karena proses-proses tersebut adalah proses dasar yang harus dilakukan seorang aktor dan aktris dalam memaknai sebuah tokoh yang akan dimainkan dan digabungkan dengan kamampuan adaptasi yang cepat kepada lawan mainnya. Setelah beradaptasi dengan lawan mainnya, seorang aktor dan aktris harus mengeluarkan semua kemampuannya dan totalitas dalam bermain seolah-olah dia menjadi apa yang dia mainkan secara utuh.