BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Tempat Penelitian
4.1.1
Sejarah Perkembangan Perusahaan Kesamaan visi dan misi sebuah tim profesional muda sebagai penyedia
solusi dan layanan dalam bidang IT (Information Technology) kepada sebuah perusahaan Singapura merupakan awal dari berdirinya PT Infiniti Reka Solusi. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan dunia usaha terhadap solusi dan layanan IT dan ICT (Information and Communication Technology), maka pada bulan September tahun 2006 didirikan PT Infiniti Reka Solusi sebagai satu badan hukum yang sah. Sejak saat itu pula, PT Infiniti Reka Solusi, dengan pengalaman yang telah mendahuluinya, mulai memperluas cakupan solusi dan layanan yang disediakan, kepada perusahaan lokal maupun internasional. PT Infiniti Reka Solusi menggunakan pendekatan yang segar dan inovatif dalam menawarkan produk dan layanannya. Bertujuan untuk melebihi harapan klien, perusahaan ini menawarkan layanan pelanggan yang istimewa, peningkatan fleksibilitas, dan keuntungan yang lebih besar, sehingga dapat mengoptimalkan sistem secara fungsional dan meningkatkan pengoperasian secara efisiensi. Tim mereka dibedakan
oleh
jabatan
dan
keahlian
39
teknis,
digabung
dengan
40
pengalaman langsung mereka. Dengan demikian, dapat pastikan para klien akan mendapatkan layanan yang paling efektif dan professional. Sebagai ahli di bidang teknologi informatika, PT Infiniti Reka Solusi terlibat di setiap tahapan sesuai dengan pilihan klien terhadap solusi teknologi informatika mulai dari pelaksanaan sampai dengan penyelesaian, menawarkan fungsional lanjutan dan pendukung teknis. PT Infiniti Reka Solusi berdiri untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kinerja dunia usaha di berbagai bidang, dengan menjadi mitra kerja yang handal dan dengan memberikan total solusi akan kebutuhan Teknologi Informasi, Teknologi Komunikasi, dan Informasi.
4.1.2 Visi, Misi, dan Budaya Perusahaan 4.1.2.a Visi Menjadi mitra kerja penyedia solusi IT dan ICT yang handal dan terpercaya.
4.1.2.b Misi Menyediakan solusi berbasis IT dan ICT yang tepat, efektif dan efisien bagi seluruh pelanggan dan mitra kerja kami.
4.1.2.c Budaya Perusahaan PT Infiniti Reka Solusi sebagai perusahaan yang sangat peduli akan kepuasan pelanggan, memiliki budaya perusahaan yang diterapkan kepada semua karyawannya, yaitu:
41
1.
Solutions Mendukung sepenuhnya kebutuhan pelanggan akan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Desain Grafis, serta Multimedia. PT Infiniti Reka Solusi optimis dapat menyediakan solusi yang tepat, efektif, dan efisien bagi para mitra dan klien.
2.
Creativity Penuh imajinasi, ekspresi, dan kreasi dalam menginterpretasikan ide-ide dalam suatu bentuk visual yang penuh arti dengan desain yang baik.
3.
Visionary Selalu terdepan dengan visi yang penuh inovasi, prediksi, dan perencanaan strategis tentang kebutuhan di masa depan, sehingga selalu berkembang menuju kemajuan dan mengikuti perkembangan zaman.
4.
Synergy Keseimbangan antara desain yang indah dengan fungsi, yang terbangun dari interaksi dan kerjasama yang harmonis dan kondusif.
5.
Pro Activity Aktif dan selalu berinisiatif untuk mengambil langkah dan tindakan yang tepat dalam mengantisipasi segala macam situasi dan perubahan, serta mampu mengendalikan keadaan sulit secara berpengalaman.
6.
Integrity Terpadu dalam membangun kepercayaan dan memberi solusi yang terbaik. Kokoh, utuh, selalu dapat dipercaya dan diandalkan.
42
4.1.3 Kegiatan Usaha PT Infiniti Reka Solusi Untuk
memenuhi
kebutuhan
klien,
PT
Infiniti
Reka
Solusi
mempertahankan jangkauan luas kualifikasi. PT Infiniti Reka Solusi ahli dalam metodologi manajemen proyek, analisis sistem dan pola, jaringan komputer, rekayasa perangkat lunak, seni dan desain, dan teknologi Microsoft. Dasar pengetahuan yang luas memungkinkan berbagai bisnis, sekolah, pemerintahan, dan masyarakat mengambil keuntungan teknologi informatika. Lebih dari itu, pengalaman internasional PT Infiniti Reka Solusi menjangkau kerjasama dengan para ahli internasional, vendor, dan pemasok untuk menjamin bahwa solusi yang diberikan oleh PT Infiniti Reka Solusi merupakan solusi ‘kelas dunia’. PT Infiniti Reka
Solusi
memperluas
pengetahuan
dan
layanan
mereka
secara
berkesinambungan untuk membantu klien dengan implementasi teknologi informatika di berbagai bidang. Produk dan layanan yang disediakan oleh PT Infiniti Reka Solusi antara lain adalah: 1.
Business Process Re-Engineering. Mengidentifikasikan proses bisnis yang saat ini berjalan di unit-unit organisasi yang berbeda yang ada di perusahaan. Menganalisa dan mengidentifikasi ketidak-efektifan dari aktivitas yang dilakukan di dalam organisasi dan menentukan apakah seluruh aktivitas tersebut memberikan nilai tambah sebelum melangkah ke tahapan berikutnya.
43
2.
Commercial Art and Design. Kreatif dalam membangun dan mengolah suatu konsep, untuk bisa menghasilkan suatu desain dengan pondasi yang kuat, meaningful, dan penggunaannya untuk mencapai suatu tujuan bisa dipertanggungjawabkan.
3.
e-Learning Solutions. Mengevaluasi, mengadaptasikan, dan mengkombinasikan isi-isi yang berkualitas. Meneliti, mendesain, dan mengembangkan platform untuk fleksibilitas dan kegunaan maksimal. Ini tidak hanya sebuah produk. Faktor sukses dalam implementasi sistem e-learning yang berkualitas adalah manusia.
4.
Computer Network Design, Installation, & Maintenance Memberikan saran mengenai desain jaringan komputer untuk kebutuhan bisnis. Memecahkan masalah jaringan, menjaga, dan menginformasikan status jaringan dan pengembangan selanjutnya yang mungkin dilakukan. PT Infiniti Reka Solusi memberi solusi untuk setiap hal mulai dari implementasi sistem keamanan baru sampai dengan desain ulang yang lengkap.
5.
Project Management. Mengembangkan kerja sama pro-aktif dengan mitra kerja dan pelanggan untuk dapat memahami kebutuhan pelanggan dan memformulasikan solusi yang tepat dan terjangkau berdasarkan pendekatan Initiation, Direct, Measure, Control, dan Termination.
44
6.
Software Development. Programing khusus, desain basis data, client – server dan pengembangan aplikasi piranti lunak internet / intranet.
7.
System Analysis & Design. Menggunakan kerangka kerja pembangunan sistem berstandar internasional untuk memastikan semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan urutan yang benar. Mengimplementasikan proses review dan aktivitas perawatan setelah tahap implementasi untuk mewakili enkapsulasi dari pembangunan sistem berstandar internasional yang utuh.
8.
Tailored IT Training & Maintenance. Berbagai pilihan pelatihan dan pemeliharaan serta perawatan teknologi informasi dengan standard internasional untuk memenuhi kebutuhan penjadwalan pelanggan. Para trainer profesional PT Infiniti Reka Solusi menyediakan informasi terbaru dari produk dan layanan kami dengan menggunakan alat ajar dan teknik terkini. Para teknisi siap menyediakan pemeliharaan dan perawatan sistem pelanggan secara rutin ataupun berjangka. Memastikan para pelanggan tenang dan yakin bahwa sistem mereka berada di tangan profesional dan terpercaya.
9.
System Implementation. Tahapan pengembangan sistem. Piranti keras dan lunak akan diadakan, dikembangkan, dan diinstal. Sistem di uji coba dan didokumentasikan. Personil akan dilatih untuk pengoperasian dan penggunaan sistem, serta organisasi akan menggunakan sistem yang baru dikembangkan tersebut.
45
10. Web Design Development. Programing khusus yang menyeluruh, pengembangan aplikasi dan keahlian berbasis teknologi web. Menggabungkan teknik pengembangan piranti lunak yang fleksibel dengan state of art serta pengertian yang menyeluruh dari manajemen proyek untuk publikasi web. 11. Embedded System Design. Sekarang ini, embedded system biasa digunakan oleh perusahaan, industri, atau masyarakat umum untuk membantu aktivitas mereka, seperti home automotion, sistem pelacak kendaraan, dan lain-lain. PT Infiniti Reka Solusi, sebagai perusahaan yang memiliki banyak pengalaman, pengetahuan yang mendalam, dan sumber daya manusia yang tangguh, menganalisa, mendesain, mengembangkan, dan mengimplementasikan sistem ini dengan spesifik untuk kebutuhan para pelanggan.
46
4.1.4 Struktur Organisasi PT Infiniti Reka Solusi - Jakarta Seperti perusahaan pada umumnya, PT Infiniti Reka Solusi – Jakarta mempunyai struktur organisasi, yaitu: Direktur 1
Direktur 2
HGP (Human Resource, General Affair and Procurement)
Finance & Accounting SMI (Sales, Marketing and Implementation)
Reaseach & Development System
4.1.5 1.
Reaseach & Development Multimedia
Art & Desain
Fungsi Kerja
SMI (Sales, Marketing, and Implementation) Division a. Surat Masuk dan Keluar b. Proposal dan Bahan Presentasi c. Form Survei d. Kegiatan Survey e. Analisa Sistem f. Desain Sistem g. Dokumentasi h. Pengajuan Pembelian
47
i. Pembuatan Surat Penawaran j. Pembuatan Surat Dukungan
2.
RnD (Research and Development) Division Team Multimedia a. Pembuatan Animasi b. Pembuatan Sound Effect c. Pembuatan Template Aplikasi d. Pembuatan Story Board e. Rapat Dengan Tim Ahli f. Pengelolaan Sumber Daya External g. Rapat Rutin/Koordinasi h. Testing Internal i. Testing Eksternal j. Pemberian Kerja ke Freelance k. Pembuatan Produk Baru l. Enhance Current Product m. Cross Division Knowledge Transfer n. Internal Knowledge Transfer o. Troubleshooting p. Cross Division Support q. Pelatihan Eksternal r. Data Compiling
48
s. Final Compiling t. Pengadaan Tools u. Pembuatan Standar
Team System a. Analisa Sistem b. Desain Sistem c. Pembangunan Aplikasi d. Ujicoba Aplikasi Terintegrasi e. Pembuatan Manual Aplikasi f. Pembuatan Paket Instalasi Produk Final g. Pembuatan Paket Instalasi CD Demo h. Dukungan Teknis i. Pertemuan dan Rapat j. Pengadaan Tenaga Freelance dan SDM k. Penentuan Komponen / activex aplikasi l. Penyimpanan pekerjaan (arsip softcopy) m. Riset n. Transfer Pengetahuan o. Pembuatan Laporan kegiatan mingguan p. Pembelian Domain dan Hosting q. Perawatan website r. Perbaikan Jaringan
49
Team Art & Design a. Merancang Logo b. Pembuatan Stationary c. Merancang Company Profile d. Merancang User Interface e. Merancang Icon f. Membuat llustrasi g. Merancang End Product h. Packing i. Merancang Persiapan Pelatihan j. Pemberian Kerja ke Freelance k. Rapat Rutin/Koordinasi l. Internal Knowledge Transfer m. Pembuatan Standar n. Pengadaan Tools o. Pelatihan Eksternal
3.
HGP (Human Resource Management, General Affair, and Procurement) Division a. Absensi dan Cuti b. Lemburan dan Uang Saku Perjalanan Dinas c. Konsultasi d. Pelatihan karyawan
50
e. Kebersamaan f. Kedisiplinan g. Evaluasi Kinerja Karyawan h. Rekrutmen i. Surat Masuk j. Surat Keluar k. Pengarsipan l. Ulang Tahun Karyawan m. Jamsostek dan Asuransi karyawan n. Iuran parkir karyawan o. ATK (Alat Tulis Kantor) dan Perlengkapan Rumah Tangga p. Inventarisasi q. Pengiriman barang dan Layanan Kurir r. Tiket, Transportasi dan Akomodasi s. Pembelian barang / jasa t. Relasi dengan vendor / supplier
4.2
Hasil Penelitian Bab ini membahas mengenai uraian dan analisis data-data yang diperoleh
dari data hasil penelitian. Data hasil penelitian merupakan data yang diperoleh dari hasil angket yang telah disebarkan kepada 40 orang responden. Data yang diperoleh dari hasil angket terdiri dari dua macam, yaitu data responden dan data penelitian. Data responden adalah data mengenai hasil profil masing-masing
51
responden meliputi usia, jenis kelamin, status pernikahan, tingkat pendidikan, dan bagian (divisi) tempat responden bekerja. Sedangkan data penelitian adalah data yang diperoleh dari jawaban responden atau pertanyaan atau pernyataan mengenai kedua variable penelitian, yaitu variable X (iklim komunikasi) dan variable Y (kinerja pegawai). Di dalam angket yang dibuat oleh peneliti, terdapat 5 pertanyaan data responden dan 27 pernyataan mengenai data penelitian sehingga total pertanyaan / pernyataan sebanyak 32 butir. Sampel penelitian sebanyak 40 orang, penetapan banyaknya sampel menggunakan teknik sampling jenuh atau total sampling. Hal ini dikarenakan populasi pegawai PT Infiniti Reka Solusi – Jakarta hanya berjumlah 40 orang. Penyebaran angket dilakukan secara langsung oleh peneliti kepada para pegawai pada bulan Desember 2011. Untuk mengukur kedua variable yang di teliti, yaitu variable X (iklim komunikasi) dan variable Y (kinerja pegawai), digunakan kuesioner dengan menggunakan skala Likert. Sistem penilaian skala dalam penelitian ini menggunakan gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, mulai dari ”sangat setuju”, ”setuju”, ”kurang setuju”, ”tidak setuju”, sampai dengan ”sangat tidak setuju”.
4.2.1
Identitas Responden Analisa kelompok data ini bertujuan untuk memberikan gambaran
identitas responden dari sisi kelompok bagian (divisi), usia, jenis kelamin, status pernikahan, dan tingkat pendidikan.
52
Di dalam penelitian ini disebarkan kuesioner untuk mengetahui bagaimana hubungan antara iklim komunikasi dengan kinerja karyawan PT Infiniti Reka Solusi – Jakarta. Berdasarkan data dari Human Resources Management, karyawan PT Infiniti Reka Solusi – Jakarta yang bergerak di bidang ICT (Information and Communication Technology). Adapun responden dalam penelitian ini sebanyak 40 orang, yang terdiri dari Manajemen, SMI (Sales, Marketing, and Implementation), RnD (Research and Development), Finance & Accounting, HGP (Human Resources Management, General Affair, and Procurement), dan Art and Design, seperti terlihat pada tabel 4.3 dibawah ini:
Tabel 6 Identitas Responden (n = 40) Berdasarkan Bagian No 1 2 3 4 5 6
Indikator Manajemen SMI (Sales, Marketing, and Implementation) RnD (Research and Development) Finance & Accounting HGP (Human Resource Management, General Affair, and Procurement) Art and Design Total
Frekuensi 2 14 10 1 8
Persentase 5% 35% 25% 2,5% 20%
5 40
12,5% 100%
Sumber: Data diolah, 2011
Dari tabel mengenai Identitas responden di atas, dapat dilihat bahwa karyawan perusahaan ini mayoritas berada di divisi SMI (Sales, Marketing, and Implementation). Hal ini dikarenakan perusahaan ini merupakan perusahaan
53
penyedia jasa teknologi informatika, dimana dibutuhkan banyak orang yang memiliki keahlian teknis, mampu dan bersedia bekerja lapangan.
Tabel 7 Identitas Responden (n = 40) Berdasarkan Usia No 1 2 3
Indikator 20 – 24 tahun 25 – 29 tahun ≥ 30 tahun Total
Frekuensi 7 23 10 40
Persentase 17,5% 57,5% 25% 100%
Sumber: Data diolah, 2011
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar karyawan perusahaan ini berusia sekitar 25 – 29 tahun. Perusahaan ini memang mengutamakan kandidat karyawannya berusia dibawah 30 tahun, dimana usia tersebut merupakan usia sangat produktif manusia. Selain itu, anak-anak muda cenderung memiliki ide-ide cemerlang yang segar dan inovatif.
Tabel 8 Identitas Responden (n = 40) Berdasarkan Jenis Kelamin No 1 2
Indikator Laki-laki Perempuan Total
Frekuensi 31 9 40
Persentase 77,5% 22,5% 100%
Sumber: Data diolah, 2011
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa karyawan perusahaan ini di dominasi oleh laki-laki. Karena, sebagian besar peminat teknologi informatika adalah laki-
54
laki, untuk kerja lapangan dan sebagai teknisi. Sementara, karyawan perempuan di perusahaan ini, lebih banyak diberdayakan sebagai administrasi.
Tabel 9 Identitas Responden (n = 40) Berdasarkan Status Pernikahan No 1 2 3
Indikator Menikah Belum menikah Cerai Total
Frekuensi 18 21 1 40
Persentase 45% 52,5% 2,5% 100%
Sumber: Data diolah, 2011
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa karyawan perusahaan ini kebanyakan belum menikah. Hal ini dikarenakan banyaknya proyek-proyek dari di luar area Jakarta, dimana karyawan harus sering bepergian keluar kota dalam jangka waktu minimal 2 minggu, dan maksimal untuk jangka waktu yang tidak pasti, bisa sebulan atau bahkan setahun.
Tabel 10 Identitas Responden (n = 40) Berdasarkan Tingkat Pendidikan No 1 2 3 4
Indikator SMU Diploma Sarjana Lainnya Total
Sumber: Data diolah, 2011
Frekuensi 8 2 29 1 40
Persentase 20% 5% 72,5% 2,5% 100%
55
Jawaban tersebut menyimpulkan bahwa mayoritas latar pendidikan adalah sarjana. Hal ini membuktikan bahwa di dalam instansi, karyawan dibutuhkan untuk pemecahan suatu masalah yang berkaitan dengan subtansi atau divisi masing-masing, karena, mereka memiliki kecakapan teoritis, jadi perlu dikembangkan
dalam
kemampuan
nyata
untuk
dapat
menyelesaikan
pekerjaannya.
4.2.2 Analisis Deskriptif dan Korelasi Analisis deskriptif berguna untuk memberikan gambaran dari jawaban responden dari Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan. Berikut ini ditampilkan rekapitulasi jawaban responden tentang Iklim Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan dari setiap pernyataan.
4.2.3 Iklim Komunikasi Organisasi a. Kepercayaan Kepercayaan merupakan hal yang penting karena membantu mengatur kompleksitas,
membantu
mengembangkan
kapasitas
aksi,
meningkatkan
kolaborasi dan meningkatkan kemampuan pembelajaran organisasi. Para pemimpin hendaklah berusaha membentuk kepercayaan di antara pengirim dan penerima pesan. Dua tabel berikut ini menggambarkan ada tidaknya keyakinan dan harapan atasan terhadap bawahannya dalam bekerja.
56
Tabel 11 Atasan memiliki keyakinan bahwa karyawannya dapat menyelesaikan setiap tugas yang diberikan No 1 2 3 4
Indikator Tidak Setuju Kurang Setuju Setuju Sangat Setuju Total
Frekuensi 1 2 25 12 40
Persentase 2,5% 5% 62,5% 30% 100%
Sumber: Data diolah, 2011
Dari jawaban tersebut dapat disimpulkan bahwa karyawan mampu menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh atasannya. Karena karyawan di perusahaan tersebut merupakan para pekerja yang ahli dan berpengalaman di bidangnya.
Tabel 12 Atasan memiliki harapan kepada para karyawan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik dan benar No Indikator Frekuensi Persentase 1 Setuju 22 55% 2 Sangat Setuju 18 45% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
Dari jawaban diatas dapat disimpulkan bahwa demi tercapainya tujuan instansi,
atasan
memiliki
harapan
kepada
karyawannya
untuk
dapat
menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik dan benar. Hal ini didukung dengan para karyawan yang ahli dan berpengalaman di bidangnya.
57
b. Pembuat Keputusan Para karyawan di semua tingkat diberi kesempatan berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen di atas mereka agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan penentuan tujuan organisasi. Tiga tabel berikut ini menggambarkan ada tidaknya peran serta karyawan dalam pengambilan keputusan.
Tabel 13 Atasan melibatkan karyawan dalam rapat internal No Indikator Frekuensi Persentase 1 Sangat Tidak Setuju 2 5% 2 Kurang Setuju 6 15% 3 Setuju 24 60% 4 Sangat Setuju 8 20% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
Dari hasil tersebut, diambil kesimpulan bahwa atasan melibatkan karyawan dalam rapat internal. Hal ini menunjukkan bahwa atasan menghargai karyawannya sehingga karyawan dapat menyampaikan ide atau gagasan mereka demi kepentingan bersama.
Tabel 14 Atasan memberikan kebebasan kepada karyawan dalam mengeluarkan pendapat atau gagasan No Indikator Frekuensi Persentase 1 Kurang Setuju 2 5% 2 Setuju 19 47,5% 3 Sangat Setuju 19 47,5% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
58
Dari hasil tersebut, diambil kesimpulan bahwa atasan memberikan kebebasan kepada karyawan dalam mengeluarkan pendapat atau gagasan. Hal ini menunjukkan bahwa atasan bersikap terbuka terhadap karyawannya, sehingga karyawan bebas mengemukakan pendapat dan hal ini dapat mendukung karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya karena karyawan merasa dihargai.
Tabel 15 Atasan menghargai pendapat atau masukan karyawan No Indikator Frekuensi Persentase 1 Kurang Setuju 5 12,5% 2 Setuju 18 45% 3 Sangat Setuju 17 42,5% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
Dari hasil tersebut, diambil kesimpulan bahwa atasan menghargai pendapat atau masukan karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa karyawan merupakan bagian dari perusahaan yang penting, sehingga pendapat dan masukan karyawan harus dihargai.
c. Kejujuran Merupakan situasi atau kondisi dimana karyawan mampu mengatakan ”apa yang ada dalam pikiran mereka“ tanpa mengindahkan apakah mereka berbicara kepada teman sejawat, bawahan, atau atasan. Tiga tabel berikut menggambarkan ada tidaknya kejujuran dalam iklim komunikasi organisasi.
59
Tabel 16 Penyampaian informasi secara transparan dari atasan ke bawahan No Indikator Frekuensi Persentase 1 Sangat Tidak Setuju 1 2,5% 2 Kurang Setuju 6 15% 3 Setuju 20 50% 4 Sangat Setuju 13 32,5% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
Dari hasil tersebut, diambil kesimpulan bahwa atasan telah menyampaikan informasi yang transparan kepada bawahannya. Atasan bersikap jujur dalam menyampaikan pesan dan informasi kepada bawahannya. Namun, ada 15% responden yang kurang setuju dan 2,5% responden yang sangat tidak setuju. Ternyata, masih ada beberapa karyawan yang belum memahami instruksi yang diberikan oleh atasan, dan karyawan masih merasa sungkan untuk bertanya kepada atasan. Pemahaman yang jelas terhadap instruksi yang diberikan oleh atasan penting adanya, agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan benar.
Tabel 17 Penyampaian informasi secara transparan sesama rekan kerja No Indikator Frekuensi Persentase 1 Sangat Tidak Setuju 1 2,5% 2 Kurang Setuju 5 12,5% 3 Setuju 22 55% 4 Sangat Setuju 12 30% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
Dari hasil tersebut, diambil kesimpulan bahwa karyawan telah menyampaikan informasi yang transparan kepada sesama rekan kerja. Karyawan
60
telah bersikap jujur dalam menyampaikan pesan dan informasi terhadap sesama rekan kerjanya. Namun, masih ada beberapa karyawan yang berpendapat bahwa rekan kerjanya belum memberikan informasi yang jelas dan transparan. Hal ini dapat disebabkan karena ada beberapa karyawan yang mungkin belum bisa bekerjasama dalam tim, sehingga penyampaian pesan terhadap sesama rekan kerjanya belum dapat terlaksana dengan baik. Untuk menghindari adanya miskomunikasi, penyampaian pesan yang transparan dan jelas kepada sesama rekan kerja sangat diperlukan dalam suatu organisasi, agar tujuan organisasi dapat tercapai sesuai harapan.
Tabel 18 Penyampaian informasi secara transparan dari bawahan ke atasan No Indikator Frekuensi Persentase 1 Tidak Setuju 1 2,5% 2 Kurang Setuju 9 22,5% 3 Setuju 17 42,5% 4 Sangat Setuju 13 32,5% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
Dari hasil tersebut, diambil kesimpulan bahwa karyawan telah menyampaikan informasi yang transparan kepada atasannya. Bawahan bersikap jujur dalam menyampaikan pesan dan informasi kepada atasan. Namun, masih ada karyawan yang belum menyampaikan informasi / hasil kerja secara transparan kepada atasannya. Arus informasi yang transparan akan menumbuhkan sikap percaya atasan terhadap bawahan.
61
d. Keterbukaan terhadap komunikasi ke bawah Merupakan jenis komunikasi untuk menyampaikan tujuan, merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. Kecuali untuk keperluan informasi rahasia, anggota organisasi harus relatif mudah memperoleh informasi. Dua tabel berikut menggambarkan ada atau tidaknya sikap terbuka atasan dalam berkomunikasi dengan bawahannya.
Tabel 19 Sikap terbuka pimpinan organisasi menerima masukan atau kritik dari anggota organisasi No Indikator Frekuensi Persentase 1 Tidak Setuju 1 2,5% 2 Kurang Setuju 5 12,5% 3 Setuju 23 57,5% 4 Sangat Setuju 11 27,5% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
Dari hasil tersebut, diambil kesimpulan bahwa atasan telah bersikap terbuka dalam menerima masukan atau kritik dari anggota organisasi. Namun, ada sebagian kecil karyawan yang berpendapat bahwa atasan masih belum bisa menerima masukan atau kritik dari semua level karyawan. Meskipun demikian, mayoritas responden menjawab setuju mengenai hal ini dan menunjukkan bahwa atasan bersedia menerima masukan atau kritik yang membangun untuk tercapainya tujuan organisasi.
62
Tabel 20 Atasan membuat karyawan merasa nyaman dan bebas untuk berbicara kepadanya secara terbuka No Indikator Frekuensi Persentase 1 Kurang Setuju 7 17,5% 2 Setuju 19 47,5% 3 Sangat Setuju 14 35% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
Dari hasil tersebut, ternyata masih ada sejumlah responden yang merasa bahwa atasannya belum bisa membuat karyawan merasa nyaman berbicara secara terbuka. Walaupun mayoritas responden berpendapat bahwa atasannya telah membuat karyawan merasa nyaman berbicara secara terbuka, tentu saja atasan harus mampu menjalin hubungan yang baik dengan para bawahannya. Tidak hanya bawahan yang harus menjalin dan menjaga hubungan baik dengan atasan.
e. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas Merupakan komunikasi dari bawahan kepada atasan adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan. Komunikasi ini mempunyai efek pada penyempurnaan moral dan sikap karyawan. Dua tabel berikut menggambarkan ada atau tidaknya sikap atasan untuk mendengarkan dalam komunikasi ke atas.
63
Tabel 21 Atasan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memberikan feedback, saran, dan mengajukan pertanyaan No Indikator Frekuensi Persentase 1 Kurang Setuju 3 7,5% 2 Setuju 23 57,5% 3 Sangat Setuju 14 35% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
Dari hasil tersebut, diambil kesimpulan bahwa atasan telah memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memberikan feedback, saran, dan mengajukan pertanyaan. Karyawan merasa dihargai karena saran-saran mereka dapat dijadikan salah satu tolak ukur dalam mencapai tujuan organisasi.
Tabel 22 Atasan mengindahkan semua masukan dan saran dari para karyawan No Indikator Frekuensi Persentase 1 Sangat Tidak Setuju 1 2,5% 2 Tidak Setuju 4 10% 3 Kurang Setuju 17 42,5% 4 Setuju 12 30% 5 Sangat Setuju 6 15% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
Dari
hasil
tersebut,
diambil
kesimpulan
bahwa
atasan
kurang
mengindahkan semua masukan dan saran dari para karyawan. Meskipun atasan mendengarkan semua masukan dari para karyawannya, tidak semua masukan tersebut dapat di terima dan dijadikan tolak ukur untuk mencapai tujuan organisasi.
64
4.2.4 Kinerja Karyawan a. Kualitas pekerjaan Merupakan hasil kerja karyawan, sejauh mana karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan kualitas yang baik. Tabel berikut menggambarkan ada atau tidaknya hasil kerja karyawan yang berkualitas baik.
Tabel 23 Kualitas hasil kerja yang dicapai oleh karyawan sesuai dengan target atau sasaran kerja individu pada jabatannya No Indikator Frekuensi Persentase 1 Sangat Tidak Setuju 1 2,5% 2 Tidak Setuju 1 2,5% 3 Kurang Setuju 8 20% 4 Setuju 22 55% 5 Sangat Setuju 8 20% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
Dari hasil tersebut, diambil kesimpulan bahwa masih ada sebagian kecil karyawan yang belum bisa mencapai target kerja mereka. Namun, sebagian besar karyawan telah mencapai target atau sasaran yang ditetapkan oleh perusahaan sesuai dengan jabatannya masing-masing. Dengan kualitas kerja yang baik dan tepat sasaran, menunjukkan bahwa kinerja karyawan di perusahaan ini sudah baik.
b. Kejujuran Merupakan kemampuan karyawan dalam mengungkapkan keinginannya terhadap pekerjaan yang diberikan kepadanya dan kesulitan yang dihadapi dalam menyelesaikan setiap tanggung jawab tersebut. Tabel berikut menggambarkan ada atau tidaknya kejujuran karyawan dalam melakukan pekerjaannya.
65
Tabel 24 Karyawan tidak melakukan kecurangan dalam bekerja No Indikator Frekuensi Persentase 1 Kurang Setuju 3 7,5% 2 Setuju 23 57,5% 3 Sangat Setuju 14 35% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
Dari hasil tersebut, diambil kesimpulan bahwa karyawan bekerja dengan jujur tanpa melakukan kecurangan. Karyawan melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku di dalam perusahaan.
c. Inisiatif Merupakan kemampuan karyawan dalam mengembangkan pikiran dan melaksanakan suatu pekerjaan tanpa diperintah. Dua tabel berikut menggambarkan ada atau tidaknya inisiatif karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
Tabel 25 Karyawan mampu mengembangkan pikiran (memberikan ide) atas pekerjaan yang diberikan No Indikator Frekuensi Persentase 1 Tidak Setuju 1 2,5% 2 Kurang Setuju 6 15% 3 Setuju 18 45% 4 Sangat Setuju 15 37,5% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
Dari hasil tersebut, diambil kesimpulan bahwa karyawan memiliki gagasan yang dapat dipertimbangkan untuk diimplementasikan dalam pekerjaannya. Tidak
66
semua gagasan karyawan dapat diimplementasikan dalam setiap pekerjaan yang diberikan. Namun, atasan akan mempertimbangkan gagasan setiap bawahannya atas pekerjaan yang diberikan kepada mereka. Karena, masih ada sebagian kecil karyawan yang belum bisa mengembangkan pikiran atau ide atas perkerjaan yang diberikan.
Tabel 26 Karyawan mampu melaksanakan suatu pekerjaan tanpa diberi perintah oleh atasan No Indikator Frekuensi Persentase 1 Sangat Tidak Setuju 1 2,5% 2 Tidak Setuju 3 7,5% 3 Kurang Setuju 15 37,5% 4 Setuju 12 30% 5 Sangat Setuju 9 22,5% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
Dari hasil tersebut, diambil kesimpulan bahwa karyawan kurang mampu melaksanakan suatu pekerjaan tanpa diberi perintah oleh atasan. Tentu saja, tidak semua pekerjaan yang diberikan oleh atasan kepada bawahan dapat dilakukan oleh bawahan tanpa perintah. Namun, untuk beberapa pekerjaan rutin, seperti rekapitulasi absensi karyawan setiap bulannya, memang tidak memerlukan perintah dari atasan. Karena, pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan rutin yang harus dikerjakan setiap bulannya.
d. Kehadiran Merupakan kedisiplinan karyawan untuk dapat mematuhi aturan kehadiran yang berlaku. Kedisiplinan karyawan merupakan hal yang dapat mempengaruhi
67
kinerja karyawan. Dua tabel berikut menggambarkan ada atau tidaknya sikap disiplin karyawan.
Tabel 27 Karyawan dapat datang tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku No Indikator Frekuensi Persentase 1 Sangat Tidak Setuju 2 5% 2 Kurang Setuju 8 20% 3 Setuju 19 47,5% 4 Sangat Setuju 11 27,5% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
Dari hasil tersebut, diambil kesimpulan bahwa tidak semua karyawan dapat aturan kedisplinan untuk datang tepat waktu. Masih ada karyawan yang datang terlambat ke kantor. Disiplin merupakan hal penting yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan karena dapat mempengaruhi kinerja karyawan.
Tabel 28 Karyawan disiplin terhadap absensi atau kehadiran setiap hari No Indikator Frekuensi Persentase 1 Sangat Tidak Setuju 2 5% 2 Kurang Setuju 7 17,5% 3 Setuju 19 47,5% 4 Sangat Setuju 12 30% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
Dari hasil tersebut, diambil kesimpulan bahwa tidak semua karyawan bersikap disiplin terhadap absensi atau kehadiran setiap hari. Setiap karyawan diwajibkan untuk mematuhi peraturan mengenai absensi atau kehadiran yang berlaku di perusahaan. Karyawan harus hadir di kantor pada hari kerja (Senin –
68
Jumat). Jika karyawan berhalangan hadir dengan alasan apapun, sudah seharusnya karyawan menginformasikan hal tersebut kepada pihak perusahaan.
e. Sikap dan etika kerja Merupakan kemampuan karyawan dalam memahami tugas dalam hubungan kerja dengan lingkungan kerja. Memahami hak dan kewajiban, serta memiliki moral dalam bekerja.
Tabel 29 Karyawan memiliki pemahaman terhadap tugas dalam hubungan kerja dengan lingkungan kerja No Indikator Frekuensi Persentase 1 Kurang Setuju 4 10% 2 Setuju 28 70% 3 Sangat Setuju 8 20% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
Dari hasil tersebut, diambil kesimpulan bahwa karyawan telah memiliki pemahaman terhadap tugas yang diberikan sehubungan dengan lingkungan kerjanya. Dalam hal ini, karyawan memahami tugas dan tanggung jawab dalam lingkungan kerjanya.
Tabel 30 Karyawan mampu memahami tugas dan berkoordinasi terhadap rekan sekerjanya No Indikator Frekuensi Persentase 1 Sangat Tidak Setuju 1 2,5% 2 Kurang Setuju 2 5% 3 Setuju 30 75% Sangat Setuju 7 17,5% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
69
Dari hasil tersebut, diambil kesimpulan bahwa karyawan telah memahami tugas dan dapat berkoordinasi terhadap rekan sekerjanya. Namun, masih ada sebagian kecil karyawan yang belum mampu bekerjasama dalam tim. Karyawan harus
mampu
melaksanakan
pekerjaan
yang
menuntut
mereka
untuk
berkoordinasi dan berhubungan dengan bagian (divisi) kerja lainnya dalam perusahaan, demi tercapainya tujuan organisasi.
f. Kerjasama Merupakan kemampuan karyawan dalam menjalin hubungan yang baik dengan rekan kerja dalam melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara bersama-sama. Dua tabel berikut menggambarkan ada atau tidaknya kerjasama yang terjalin dengan sesama rekan kerja.
Tabel 31 Karyawan dapat menjalin hubungan baik dengan rekan sejawat No Indikator Frekuensi Persentase 1 Kurang Setuju 1 2,5% 2 Setuju 24 60% 3 Sangat Setuju 15 37,5% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
Dari hasil tersebut, diambil kesimpulan bahwa karyawan telah menjalin hubungan baik dengan rekan sejawat. Karyawan mampu menjalin hubungan baik dalam divisinya maupun dengan divisi lainnya. Sehingga, tercipta hubungan yang harmonis di dalam lingkup perusahaan.
70
Tabel 32 Karyawan mampu bekerja dalam tim dan melaksanakan tugas yang diberikan No Indikator Frekuensi Persentase 1 Kurang Setuju 2 5% 2 Setuju 23 57,5% 3 Sangat Setuju 15 37,5% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
Dari hasil tersebut, diambil kesimpulan bahwa karyawan memiliki kemampuan untuk bekerja dalam tim dan melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang tidak mampu hidup sendiri. Bekerja dalam tim mampu meringankan pekerjaan yang diterima. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika hampir semua pekerjaan yang dilakukan selalu melibatkan sekelompok orang yang bekerja secara bersama dengan tujuan yang sama.
g. Kehandalan Merupakan kemampuan karyawan dalam menjalankan setiap tugas yang diberikan secara individu. Tabel berikut menggambarkan ada atau tidaknya kemampuan karyawan untuk melaksanakan tugas-tugas individual yang diberikan.
Tabel 33 Karyawan mampu melaksanakan tugas-tugas individual yang menggunakan peralatan manual baku, atau teknis administratif No Indikator Frekuensi Persentase 1 Kurang Setuju 3 7,5% 2 Setuju 28 70% 3 Sangat Setuju 9 22,5% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
71
Dari hasil tersebut, diambil kesimpulan bahwa hampir semua karyawan memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas individual dengan menggunakan peralatan manual baku, atau teknis administratif. Menjadi karyawan yang mampu diandalkan oleh perusahaan adalah hal yang penting. Hal ini dikarenakan, kehandalan karyawan dapat menjadi tolak ukur penilaian kinerja karyawan.
h. Pengetahuan tentang pekerjaan Merupakan pemahaman serta penguasaan pengetahuan dan prosedur yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan suatu perkerjaan. Dua tabel berikut menggambarkan mampu atau tidaknya karyawan dalam menguasai tugas yang diberikan oleh atasan.
Tabel 34 Karyawan mampu menguasai tugas yang diberikan oleh atasan No Indikator Frekuensi Persentase 1 Tidak Setuju 1 2,5% 2 Kurang Setuju 3 7,5% 3 Setuju 29 72,5% 4 Sangat Setuju 7 17,5% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
Dari hasil tersebut, diambil kesimpulan bahwa hampir semua karyawan memiliki kemampuan untuk menguasai tugas yang diberikan oleh atasan. Karyawan dapat beradaptasi dengan pekerjaannya serta mampu mengerjakan pekerjaan yang sesuai dengan bidang dan jabatannya.
72
Tabel 35 Karyawan memahami prosedur yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan No Indikator Frekuensi Persentase 1 Sangat Tidak Setuju 1 2,5% 2 Kurang Setuju 5 12,5% 3 Setuju 24 60% 4 Sangat Setuju 10 25% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
Dari hasil tersebut, diambil kesimpulan bahwa tidak semua karyawan memahami prosedur yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan dalam bekerja. Ada beberapa karyawan yang masih belum memahami prosedur perusahaan yang mungkin masih dalam tahap pengembangan. Prosedur yang berlaku di perusahaan merupakan tahap kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan. Prosedur tersebut harus sesuai dengan yang berlaku untuk menunjang keberhasilan dalam melaksanakan pekerjaan. Keberhasilan dalam bekerja dapat menuntun perusahaan untuk mencapai tujuan.
i. Tanggung jawab Merupakan sikap karyawan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh atasan. Setiap karyawan dituntut untuk memiliki rasa tanggung jawab dalam mengimplementasikan pekerjaannya. Tabel berikut menggambarkan mampu atau tidaknya karyawan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh atasan.
73
Tabel 36 Karyawan mampu menyelesaikan tugas yang diberikan secara maksimal sesuai petunjuk dari atasan No Indikator Frekuensi Persentase 1 Kurang Setuju 10 25% 2 Setuju 20 50% 3 Sangat Setuju 10 25% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
Dari hasil tersebut, diambil kesimpulan bahwa masih ada karyawan yang belum memiliki kemampuan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan secara maksimal sesuai petunjuk dari atasan. Ada kemungkinan, instruksi dari atasan belum jelas diterima oleh karyawan, sehingga karyawan kurang memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan.
j. Pemanfaatan waktu Merupakan kesesuaian waktu yang telah diberikan perusahaan kepada karyawan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Tabel berikut menggambarkan mampu atau tidaknya karyawan memanfaatkan waktu untuk menyelesaikan pekerjaannya. Tabel 37 Karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan yang diberikan sesuai dengan waktu yang ditentukan No Indikator Frekuensi Persentase 1 Sangat Tidak Setuju 1 2,5% 2 Tidak Setuju 1 2,5% 3 Kurang Setuju 13 32,5% 4 Setuju 15 37,5% 5 Sangat Setuju 10 25% Total 40 100% Sumber: Data diolah, 2011
74
Dari hasil tersebut, diambil kesimpulan bahwa karyawan belum sepenuhnya memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan yang diberikan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Karyawan belum mampu memanfaatkan waktu kerjanya sebaik mungkin. Sehingga, masih ada pekerjaan yang diberikan oleh atasan tidak dapat diselesaikan sebelum tenggat waktu yang telah ditentukan.
4.2.5
Uji Hipotesis
4.2.5.a Uji Korelasi Selanjutnya untuk dapat mengetahui tingkat koefisien korelasi antara Iklim Komunikasi Organisasi (Variabel X) dengan Kinerja Karyawan (Variabel Y) maka dihitung dengan menggunakan rumus Korelasi Rank Spearman. Tabel 38 Koefisien Korelasi Indikator Koefisien Korelasi Iklim Komunikasi Organisasi 0,724 Kinerja Karyawan 0,724 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Berdasarkan hasil output tabel perhitungan korelasi dengan bantuan program SPSS 13.0 for windows diperoleh: a.
Antara Iklim Komunikasi Organisasi (X) dengan Kinerja Karyawan (Y), diperoleh angka +0,724 (tanda ‘+’ disertakan karena tidak ada tanda ‘-‘ pada ouput, yang berarti positif), menunjukkan semakin tinggi Iklim Komunikasi Organisasi, maka Kinerja Karyawan cenderung akan semakin besar dan sebaliknya.
75
b. Besarnya korelasi 0,724 (>0,5), menunjukkan bahwa Iklim Komunikasi Organisasi mempunyai korelasi yang tinggi dengan Kinerja Karyawan. Ini berarti bahwa Iklim Komunikasi Organisasi mempunyai hubungan dengan Kinerja Karyawan.
4.2.5.b Uji t Pengujian terakhir dilakukan dengan uji t, yaitu untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesa: Rumus uji t:
t
r n−2 = s 2 1− r s
=
0,724 38 1 - (0,724)
2
= 0,724(6,16 ) 0,476 =
4,460 0,690
= 6,465
Pengujian hipotesis digunakan untuk menguji adanya pengaruh yang signifikan. Ho :
Tidak ada hubungan yang signifikan antara Iklim Komunikasi Organisasi dengan Kinerja Karyawan
76
Ha :
Ada hubungan yang signifikan antara Iklim Komunikasi Organisasi dengan Kinerja Karyawan
Untuk menguji hipotesis nol (Ho), kriterianya adalah: Tolak Ho jika : thitung > ttabel Terima Ho jika : thitung < ttabel
ttabel pada taraf signifikansi (α) 0,05 dengan uji 2 arah (2 tailed) ½ (α) 0,05 = 0,025 dk = n – 2 = 40 – 2 = 38 adalah 2,02. Dengan demikian thitung > ttabel, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan dan kuat antara Iklim Komunikasi Organisasi dengan Kinerja Karyawan.
4.3
Pembahasan Iklim komunikasi pada akhirnya akan sangat penting mengingat
komunikasi dalam organisasi dapat mempengaruhi cara hidup karyawan suatu
77
organisasi mengenai kepada siapa berbicara, siapa yang disukai, bagaimana kegiatan kerja yang dilakukan oleh karyawan, bagaimana hasil kegiatannya dan apa yang diharapkan serta bagaimana cara beradaptasi. Pengaruh komunikasi pada iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko dan tangung jawab dalam mengerjakan tugas. Iklim komunikasi dapat menjadi salah satu pengaruh yang paling penting dalam produktivitas organisasi karena iklim mempengaruhi usaha anggota komunikasi melalu aktivitas, langkah-langkah pelaksanaan kerja, kualitas dari hasil, dan pola waktu kerja. Peningkatan kinerja dapat berlangsung apabila karyawan memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan, agar sesuai dengan peran karyawan dan sesuai dengan sistem yang berlaku dalam suatu organisasi. Penemuan iklim komunikasi dengan kinerja karyawan menunjukkan bahwa satu cara yang baik untuk mengenal karyawan yang siap menuju pada pengembangan karir, dengan jalan memperhatikan siapa diantara mereka yang tidak puas dan meminta informasi tentang organisasi. Tingkat kemampuan kerja yang tinggi di semua tingkat karyawan atau hirarki perusahaan tidak saja akan memajukan kinerja pegawai secara keseluruhan, tetapi juga merupakan kontribusi yang berharga untuk tercapainya tujuan organisasi. Dalam hal ini kinerja karyawan di dalam suatu perusahaan akan mempengaruhi kinerja instansi. Jika kinerja karyawan baik, maka kinerja
78
perusahaan akan meningkat, sebaliknya, jika kinerja karyawan buruk, akan mengakibatkan kinerja perusahaan menurun. Iklim komunikasi pada PT Infiniti Reka Solusi - Jakarta, diukur berdasarkan kepercayaan, partisipasi dalam pengambilan keputusan, kejujuran, keterbukaan terhadap komunikasi ke bawah, kualitas pekerjaan, inisiatif karyawan, kehadiran karyawan, sikap dan etika kerja, kerjasama, kehandalan, pengetahuan tentang pekerjaan, tanggung jawab, dan pemanfaatan waktu. Nilai tinggi pada tingkat iklim komunikasi memiliki arti bahwa hubungan antara atasan dengan karyawan dan karyawan dengan sesama rekan kerja, terjalin dengan baik. Hal ini dapat memotivasi karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya dengan bertanggung jawab, disiplin, proaktif, kreatif, inovatif, efektif, dan efisien. Sehingga dapat meningkatkan produktifitas dan kinerja karyawan. Dari uraian diatas tampak bahwa menciptakan iklim komunikasi yang positif tergantung pada bagaimana atasan terlibat langsung dengan karyawannya. Dimana atasan juga turut memberikan kesempatan bagi karyawannya untuk berpendapat, mampu untuk berpikir kritis, dan terlibat langsung dalam menjalankan visi, misi, dan tujuan perusahaan. Dari seluruh penelitian mengenai iklim komunikasi dan kinerja karyawan, peneliti mencoba menganalisa apakah ada hubungan antara iklim komunikasi organisasi dengan kinerja karyawan PT Infiniti Reka Solusi – Jakarta. Hal tersebut didukung pula dengan perhitungan yang menggunakan teknik korelasi product moment. Hasil uji korelasi menyatakan bahwa hubungan antara variabel iklim komunikasi organisasi (X) dan kinerja karyawan (Y) menunjukkan kekuatan
79
hubungan (koefisien korelasi). Dari uji hipotesis didapatkan nilai thitung > ttabel yaitu 6,465 > 2,02, yang berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dalam penelitian ini, variabel iklim komunikasi organisasi memiliki hubungan dengan variabel kinerja karyawan PT Infiniti Reka Solusi – Jakarta. Untuk dapat meningkatkan kinerja karyawan, harus didukung oleh iklim komunikasi yang positif. Iklim komunikasi yang positif adalah iklim yang berorientasi pada karyawan, yaitu iklim yang manusiawi, penuh dengan dukungan, penghargaan, perhatian, kerjasama, dan pengakuan terhadap para pegawai.