37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 SDN Mojotengah 1 dan SDN Mojotengah 2 Kabupaten Temanggung pada semester II tahun pelajaran 2015/2016. Siswa kelas 5 SDN Mojotengah 2 sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas 5 SDN Mojotengah 1 sebagai kelompok kontrol. Dalam kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan menggunakan TGT dan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional tanpa diberi perlakukan. Pembelajaran yang dilaksanakan merupakan pembelajaran KTSP dengan materi pecahan. Langkah-langkah yang diterapkan TGT antara lain guru menyampaikan materi tentang mengubah bentuk pecahan, membentuk kelompok @4orang, memberikan lembar kerja kelompok, melakukan tournament “kartu pecahan”, penghitungan skor dan pemberian penghargaan bagi kelompok yang mendapat poin terbanyak, dan mengerjakan tes formatif. Pembelajaran yang dilakukan pada kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional dengan langkah-langkah menyajikan materi tentang mengubah bentuk pecahan, tanya jawab tentang permasalahan mengubah bentuk pecahan, latihan soal seputar mengubah bentuk pecahan, pembahasan soal tentang mengubah bentuk pecahan, dan tes formatif. Proses kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diuraikan melalui penjelasan berikut ini: Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar
: 5.1 Mengubah pecahan ke bentuk persen dan decimal
serta sebaliknya
37
38
Kelompok Eksperimen Pertemuan 1 Pertemuan 1 dilaksanakan pada Rabu, 23 Maret 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yang diikuti oleh seluruh siswa kelas 5 SDN Mojotengah 2 yang berjumlah 20 siswa. Proses pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan yang meliputi salam, presensi, pemberian soal pretest, apersepsi, dan penyampaian tujuan pembelajaran serta KKM yang harus dicapai. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti proses pembelajaran menggunakan perlakuan model TGT. Siswa diminta membentuk kelompok yang terdiri dari @4orang, dari 20 siswa seluruhnya maka terdapat 5 kelompok dengan kelompok 1 berjumlah 4 orang, kelompok 2 berjumlah 4 orang, kelompok 3 berjumlah 4 orang, kelompok 4 berjumlah 4 orang dan kelompok 5 berjumlah 4 orang. Selanjutnya diberikan lembar kerja kelompok dan kartu pecahan untuk masing-masing
kelompok.
Menginstruksikan
kepada
seluruh
kelompok
bagaimana cara melakukan permainan kartu pecahan. Seluruh kelompok mengerjakan dan memainkan kartu pecahan. Guru mengamati dan membimbing siswa jika mengalami kesulitan atau hal yang belum jelas. Dari 5 kelompok dipilih 3 kelompok yang tercepat dan terbaik dalam memainkan kartu pecahan yang akan maju ke babak selanjutnya.
Pertemuan 2 Pertemuan 2 dilaksanakan pada Kamis, 24 Maret 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yang diikuti oleh seluruh siswa kelas 5 SDN Mojotengah 2. Proses pembelajaran diawali dengan mengingatkan materi yang sebelumnya telah disampaikan yaitu tentang mengubah bentuk pecahan. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan inti proses pembelajaran menggunakan perlakuan model TGT yang belum terlaksana, yaitu setelah terdapat 3 kelompok tercepat dan terbaik, maka dari 3 kelompok tersebut ditandingkan kembali. Kelompok yang tercepat dan terbaik pertama dalam menyelesaikan permainan kartu pecahan menjadi pemenangnya “Super Team”, tercepat dan terbaik kedua menjadi “Great Team”, serta yang tercepat dan terbaik ketiga menjadi “Good Team”. Untuk penguatan
39
diberikan sedikit motivasi bagi kelompok yang menang agar tidak sombong dan yang kalah tidak usah kecewa. Kegiatan selanjutnya adalah evaluasi dari guru kepada siswa tentang jalannya kegiatan pembelajaran apakah ada yang masih belum di mengerti. Kemudian sebelum guru mengakhiri pembelajaran guru memberikan refleksi yaitu memberikan reward kepada kelompok yang tercepat dan terbaik.
Pertemuan 3 Pertemuan 3 dilaksanakan pada Sabtu, 26 Maret 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit yang diikuti oleh seluruh siswa kelas 5 SDN Mojotengah 2. Proses pembelajaran diawali dengan mengingatkan materi yang sebelumnya telah disampaikan yaitu tentang mengubah bentuk pecahan. Melakukan tanya jawab tentang materi yang masih belum bisa dipahami. Proses pembelajaran diakhiri dengan kegiatan penutup dengan pemberian soal posttest untuk mengukur hasil belajar. Hasil belajar yang diperoleh dari kelompok eksperimen yaitu skor hasil belajar. Skor hasil belajar diperoleh melalui hasil post-test. Hasil post-test diperoleh rata-rata sebesar 84.
Kelompok Kontrol Pertemuan 1 Kegiatan pembelajaran kelompok kontrol dilaksanakan pada hari Senin, 21 Maret 2016. Pembelajaran dimulai pukul 07.15. Dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Kegiatan dimulai dengan salam pembuka dan berdoa dengan dipimpin ketua kelas. Selanjutnya guru mengecek kehadiran siswa di kelas dari 20 siswa seluruhnya hadir dan mengecek kesiapan belajar siswa serta mengkondisikan kelas agar kondusif. Pemberian motivasi belajar dengan memberikan apersepsi. Penyampaian tujuan pembelajaran yang diharapkan sesuai RPP yang dibuat agar siswa mampu mencapai semua indikator yang diharapkan dan siswa diminta fokus dalam pembelajaran, serta pemberian soal pretest. Kegiatan inti dimulai dari memberikan materi tentang mengubah bentuk
40
pecahan di depan seluruh siswa. Setelah pemberian materi melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi mengubah bentuk pecahan. Selanjutnya siswa diberikan beberapa latihan soal. Guru meminta kepada seluruh siswa untuk mengerjakan soal latihan. Jawaban dari seluruh siswa dibahas bersama-sama antara guru dan siswa. Di akhir pembelajaran siswa dan pengajar menyimpulkan materi tentang mengubah bentuk pecahan.
Pertemuan 2 Kegiatan pembelajaran kelompok kontrol dilaksanakan pada hari Senin, 21 Maret 2016. Pembelajaran dimulai pukul 07.15. Dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Kegiatan dimulai dengan salam pembuka dan berdoa dengan dipimpin ketua kelas. Selanjutnya guru mengecek kehadiran siswa di kelas dari 20 siswa seluruhnya hadir dan mengecek kesiapan belajar siswa serta mengkondisikan kelas agar kondusif. Pemberian motivasi belajar dengan memberikan apersepsi. Penyampaian tujuan pembelajaran yang diharapkan sesuai RPP yang dibuat agar siswa mampu mencapai semua indikator yang diharapkan dan siswa diminta fokus dalam pembelajaran. Kegiatan inti dimulai dari memberikan materi tentang mengubah bentuk pecahan di depan seluruh siswa. Setelah pemberian materi melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi mengubah bentuk pecahan. Selanjutnya siswa diberikan beberapa latihan soal. Guru meminta kepada seluruh siswa untuk mengerjakan soal latihan. Jawaban dari seluruh siswa dibahas bersama-sama antara guru dan siswa. Di akhir pembelajaran siswa dan pengajar menyimpulkan materi tentang mengubah bentuk pecahan. Dilanjutkan dengan pemberian soal tes formatif (posttest) kepada seluruh siswa. Siswa mengerjakan soal dengan individu. Jawaban soal tes formatif (post-test) dikumpulkan di meja guru. Kegiatan pembelajaran ditutup dengan berdoa dipimpin ketua kelas. Hasil belajar yang diperoleh dari kelompok kontrol yaitu skor hasil belajar. Skor hasil belajar diperoleh melalui hasil post-test. Hasil post-test diperoleh ratarata sebesar 74,50.
41
Pengujian signifikansi perbedaan rata-rata kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik uji t. Penghitungan uji t di lakukan dengan bantuan SPSS 16 menggunakan paired sampel t-tes. Hasil perhitungan uji t disajikan pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Uji t Hasil Belajar Matematika Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Paired Samples Test
Pair Nilai 1 Kelompok
Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Std. Difference Deviatio Error Mean n Mean Lower Upper t 77,75 15,605 2,467 72,759 82,741 31,51 0 1
df 39
Sig. (2tailed) ,000
Sumber: berdasarkan data yang telah diolah
Berdasarkan tabel 4.1 hasil signifikansi 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
4.2 Pembahasan Dalam kegiatan pembelajaran Matematika dengan materi mengubah pecahan di SDN Mojotengah 1 dan SDN Mojotengah 2 Kabupaten Temanggung, terlihat bahwa skor hasil belajar siswa kelas 5 SDN Mojotengah 2 (kelompok eksperimen) dengan TGT lebih baik dari pada skor tes hasil belajar siswa kelas 5 SDN Mojotengah 1 (kelompok kontrol) menggunakan metode ceramah bevariasi. Berdasarkan analisis uji t diketahui terdapat perbedaan rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Artinya ada pengaruh dari TGT . Dari analisis uji t mendapatkan nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu 0,000 (0,000 < 0,05) dan thitung sebesar 31,511 lebih besar dari ttabel 2,023 (31,511 > 2,023), maka ada perbedaan rata-rata antara penggunaan TGT dan penggunaan pembelajaran konvensional. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh TGT
42
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas 5 SDN Mojotengah 2 Kabupaten Temanggung semester II tahun pelajaran 2015/2016 terbukti. Data yang diperoleh juga membuktikan bahwa hasil pembelajaran dengan TGT lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan pembelajaran konvensional. Nilai yang diperoleh kelompok eksperimen kelas 5 SDN Mojotengah 2 dengan rata-rata keseluruhan 84 dan nilai yang diperoleh kelompok kontrol kelas 5 SDN Mojotengah 1 dengan rata-rata keseluruhan 74,5. Dari data yang diperoleh terlihat kelas eksperimen dengan TGT memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dari kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional. Dengan demikian, TGT lebih efektif digunakan dalam pembelajaran matematika. Terjadinya perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol salah satunya disebabkan adanya penggunakan model pembelajaran TGT (Teams Game Tournament) pada kelompok eksperimen. Hasil ini didukung oleh Taniredja dkk (2011˸72) yang menyatakan bahwa Model pembelajaran TGT (Teams Game Tournament) yang dilakukan dapat mendorong siswa untuk aktif dalam proses belajar, bekerjasama dalam kelompok, saling membantu dan saling menghargai pendapat orang lain sehingga siswa merasa senang dan tidak bosan dalam pembelajaran yang dilakukan. Siswa saling membantu dalam memahami materi, saling bertanya jawab hal-hal yang tidak dimengerti. Senada dengan Taniredja dkk, menurut Saco (dalam Rusman, 2010: 224) mengatakan bahwa dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka
masing-
masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Selain dari teori, hasil analisis ini juga didukung oleh hasil penelitian oleh Afandi (2014) dan Dwi Luhur (2013) yang membuktikan bahwa adanya pengaruh model Teams Game Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa.