BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1
Gambaran Umum Penelitian Penyebaran kuesioner dimulai pada tanggal 16 Desember 2013. Kuesioner
yang disebarkan berjumlah 96 dan kuesioner yang disebarkan kembali 96. Hal ini sesuai dengan jumlah sampel yang diharapkan pada setiap kelas. Kuesioner yang telah diisi dengan benar kemudian akan diolah menjadi data penelitian. Jawaban responden memiliki nilai minimum 1 dan nilai maksimum 5 pada setiap indikator.
a.
Tempat Kedudukan SMA Kristen 1 Salatiga berkedudukan di Jl. Osa Maliki 32 Salatiga.
b.
Sejarah Berdirinya SMA Kristen 1 Salatiga SMA Kristen 1
Salatiga, berdiri pada tanggal 1 Juni 1951 oleh
Perkumpulan Perguruan Kristen Jawa Tengah Utara (PPKJTU) yang kemudian mulai 30 September 1955 berubah nama menjadi Yayasan Perguruan Kristen (YPK).Pada awal berdirinya SMA Kristen 1 Salatiga berdomisili di Jln. Dr. Sumardi no. 5 Salatiga, yang sekarang menjadi gedung Sinode. Pada tahun 1952 sampai dengan tahun 1970 pindah ke jalan kotamadya nomor 47, dengan bangunan semi permanen dan terdiri atas 8 ruang kelas .Sebelum pindah di Jalan Kotamadya, SMA Kristen 1 sempat pindah ke gedung SD latihan SGP negeri , yang terletak di sebelah selatan SMP Negeri 1. Sejak tahun 1970 sampai sekarang, SMA Kristen 1
49
menempati lokasi di Jalan Osamaliki 32 Salatiga, yang merupakan ruas jalan raya Solo - Semarang. Sejak berdiri hingga sekarang, SMA Kristen 1 telah mengalami beberapa kali perubahan status
yakni sejak tahun 1954 berstatus
“bersubsidi”, tahun 1985 hingga tahun 1986 berubah status menjadi “diakui”, tahun 1986 sampai tahun 2004 berstatus disamakan, kemudian pada bulan April 2004 terakreditasi A dengan nilai 94, dan terakhir pada bulan Juli 2007 terakreditasi A (amat baik) dengan nilai 95,85. Tahun 2008/2009 dipercaya oleh pemerintah untuk menjadi sekolah Rintisan Kategori Mandiri (RSKM). c.
Visi, Misi, dan Tujuan 1) Visi Sekolah Membentuk manusia yang berbudi luhur, beriman, mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,trampil beretos kerja tinggi berprestasi serta adaptif di era global atas kesadaran diri berdasarkan firman Tuhan. 2) Misi a) Meningkatkan budi pekerti yang berakar pada nilai-nilai budaya bangsa dan kasih Kristus. b) Menumbuhkan disiplin dan semangat kerja yang tinggi dalam rangka mewujudkan sikap hidup yang mandiri.
50
c) Meningkatkan pelayanan belajar yang efektif, kreatif, dan menyenangkan ( enjoy full ) dengan dukungan sumber belajar yang memadai. d) Memadukan unsur pendidikan yang mencakup segi-segi religiusitas, humanitas, sosialitas,dan intelektualitas melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler sebagai upaya untuk menghantarkan peserta didik menjadi insan yang bermartabat. e) Menumbuhkan sikap berkompetisi yang sehat dalam hal penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. f) Menumbuhkan sikap mandiri dan percaya diri dengan memberikan bekal kecakapan hidup ( life skill) yang memadai dan terintegrasi di dalam setiap pembelajaran. g) Memfasilitasi peserta didik agar dapat menumbuh kembangkan bakat dan minat sesuai dengan potensi yang dimiliki. 3) Tujuan Tujuan pendidikan pada sekolah/lembaga SMA Kristen 1 adalah sebagai berikut: a) Mengembangkan sistem seleksi penerimaan siswa baru secara selektif dan proaktif serta melakukan pembinaan terhadap para siswa . b) Meningkatkan jumlah dan kualifikasi tenaga kependidikan sesuai dengan tuntutan program pembelajaran yang berkualitas;
51
c) Mengupayakan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana untuk menunjang PBM yang berkualitas. d) Menjalin kerjasama (networking) dengan lembaga / institusi terkait, masyarakat dan dunia usaha/industri dalam upaya melakukan inovasi e) pembelajaran yang lebih diorientasikan pada pengalaman belajar dengan pembekalan life skill f) Menyelenggarakan
PBM
yang
mengarah
pada
program
pembelajaran berbasis kompetensi dan TIK g) Mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan pengembangan diri/ ekstrakurikuler unggulan yang sesuai potensi dan minat siswa. h) Mewujudkan pendidikan Kristen yang berkualitas, sesuai dengan tuntutan masyarakat. yang dilandasi oleh semangat pelayanan, kasih , kebenaran dan keadilan. i) Menghasilkan lulusan yang berbudi pekerti, berdisiplin tinggi, beriman, trampil berolah ilmu pengetahuan, berolah seni, serta trampil berkomunikasi dengan sarana teknologi informasi dan bahasa asing.
52
4.2
Pengujian Validitas dan Reliabelitas a.
Uji Validitas Uji validitas pada penelitian ini digunakan untuk menguji sejauh mana
ketapatan
alat
pengukur
dapat
mengungkap
konsep
gejala/kejadian yang diukur. Uji validitas dengan melihat kriteria penafsiran indeks korelasi. Kriteria penafsiran indeks korelasi yang menunjukan hubungan antara dua variabel atau lebih. Sugiyono (2008:179) bila harga korelasi di bawah 0,3, maka dapat disimpulkan bahwa butir instrument tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang.
53
Tabel 4.1 Perhitungan Validitas Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMA Kristen 1 Salatiga Item-Total Statistics Scale Mean if Item
Scale Variance if Item
Corrected Item-Total
Deleted
Deleted
Correlation
Keterangan
VAR00001
116.6032
107.824
.206
Tdk valid
VAR00002
117.3175
106.801
.153
Tdk valid
VAR00003
117.6508
103.618
.332
Valid
VAR00004
117.3492
106.715
.124
Tdk valid
VAR00005
117.9365
105.222
.157
Tdk valid
VAR00006
117.7302
97.974
.462
Valid
VAR00007
117.1270
102.629
.406
Valid
VAR00008
117.0476
106.401
.194
Tdk valid
VAR00009
117.0476
101.078
.433
Valid
VAR00010
117.2857
101.885
.438
Valid
VAR00011
116.9841
108.048
.055
Tdk valid
VAR00012
117.8254
102.630
.326
Valid
VAR00013
117.8413
105.103
.197
Tdk valid
VAR00014
117.6190
100.433
.445
Valid
VAR00015
117.0952
101.926
.477
Valid
VAR00016
116.7619
107.829
.089
Tdk valid
VAR00017
117.2698
106.910
.087
Tdk valid
VAR00018
116.8889
110.907
-.112
Tdk valid
VAR00019
117.5397
105.317
.206
Tdk valid
VAR00020
118.2222
99.530
.462
Valid
VAR00021
119.1111
98.616
.418
Valid
VAR00022
118.7143
100.788
.216
Tdk valid
VAR00023
116.6508
107.973
.093
Tdk valid
VAR00024
116.9683
103.289
.320
Valid
VAR00025
117.6190
104.272
.178
Tdk valid
VAR00026
117.1905
104.060
.261
Tdk valid
VAR00027
117.2381
101.829
.317
Valid
VAR00028
117.4286
102.249
.344
Valid
VAR00029
118.0476
98.788
.499
Valid
VAR00030
118.4127
94.698
.457
Valid
VAR00031
118.3333
100.903
.301
Valid
Sumber : data yang telah diolah menggunakan SPSS 16.0
54
Pada table 4.1 dapat dilihat bahwa 16 item dari 31
item
Instrumen variabel motivasi belajar dinyatakan valid. Sedangkan 15 item dari 31 item Instrumen motivasi belajar dinyatakan tidak valid tidak dipergunakan atau dibuang. Sesuai ketentuan uji validitas di atas, instrumen dapat dinyatakan valid jika instrumen memiliki koefisien korelasi di atas 0,30, sedangkan
item instrumen yang
memiliki koefisien korelasi di bawah 0,30, maka item Instrumen dinyatakan tidak valid. b.
Uji Reliabilitas Uji reliabelitas digunakan untuk menguji sejauh mana keandalan suatu alat untuk dapat digunakan lagi dalam penelitian yang sama. Hasil pengujian reliabelitas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.2 Perhitungan Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha .787
N of Items 31
Sumber : data yang telah diolah menggunakan SPSS 16.0
Tabel 4.2 tersebut menunjukkan bahwa koefisien korelasi dari 31 instrumen motivasi belajar (X) sebesar 0,787. Berdasarkan hasil uji reliabilitas di atas, dapat dinyatakan bahwa instrumen variabel motivasi belajar adalah reliabel. Hasil uji reliabilitas instrumen disiplin belajar (X) akan diukur tingkat reliabilitasnya berdasarkan
55
intepretasi reliabilitas yang ditentukan pada tabel di atas dan diperoleh informasi bahwa koefisien korelasi 31 instrumen dari variabel hasil belajar termasuk dalam kategori kuat. Hal tersebut terlihat dari koefisien korelasi sebesar 0,787 berada pada interval koefisien antara < 0,80 – 0,60 artinya kuat dan dapat digunakan untuk pengumpulan data penelitian. 4.3
Hasil Penelitian a.
Analisis pendahuluan Analisis pendahuluan atau analisis statistik deskriptif bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai variabel yang diteliti. Alat analisis yang dipakai pada analisis ini ialah tabel distribusi frekuensi, perhitungan ukuran tendensi pusat (modus), ukuran disperse, diagram statistik dan estimasi parameter.
56
1)
Motivasi Belajar Tabel 4.3 Tabel Distribusi frekuensi Motivasi Belajar Siswa Kelas X SMA Kristen 1 Salatiga Kelas
Nilai
Fi
Prosentase
Rendah
42 – 56
9
14,76
Sedang
57 – 71
41
67,21
Tinggi
72 – 86
11
18,03
61
100
Sumber : data diolah menggunakan SPSS 16.0
Tabel 4.3 menunjukan bahwa variabel motivasi belajar siswa sebesar 18,03 % kategori tinggi yakni sebanyak 11 siswa. 2)
Hasil Belajar Tabel 4.4
Tabel Distribusi Variable Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Kristen 1 Salatiga Interval
Nilai
Fi
%
Rendah
34 - 55
11
18,03
Sedang
56 - 77
29
47,54
Tinggi
76 - 99
21
34,43
Sumber : data diolah menggunakan SPSS 16.0
57
Pada tabel 4.4 menunjukan bahwa 34,43% responden yaitu 21 siswa mempunyai motivasi belajar pada kategori tinggi. b.
Tendensi Pusat Tendensi pusat dalam penelitian ini menggunakan modus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai modus atau nilai terbanyak sebesar 61.00 artinya nilai terbanyak pada motivasi belajar SMA Kristen Salatiga terletak pada nilai sebesar Mo = 61.00 (lihat lampiran 6).
c.
Ukuran Dispersi Ukuran dispersi dalam penelitian ini penulis menggunakan Indeks Variabel Kumulatif (IVK). Nilai IVK dalam motivasi sebesar 74,09 artinya ketidakmerataan skor nilai motivasi belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa SMA Kristen 1 sebesar IVK (Indeks Variabel Kumulatif) = 74,09 % (lihat lampiran 7).
4.4
Analisis Lanjut a.
Analisis Kendal tau Korelasi Kendal Tau untuk menguji hipotesis asosiatif/ hubungan korelasi bila datanya berbentuk ordinal (Sugiyono, 2008: 215). Analisis statistik ini menggunakan bantuan SPSS for Windows versi 16.0 dengan teknik perhitungan bivarate.
58
Tabel 4.5 Hasil Analisis Korelasi Kendalltau_b Correlations
Motivasi bljr Kendall's tau_b
VAR00001
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
VAR00002
Hasil bljr *
1.000
.200
.
.027
61
61
Correlation Coefficient
.200
*
1.000
Sig. (2-tailed)
.027
.
61
61
N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber : data yang telah diolah menggunakan SPSS 16.
Tabel 4.5 menjelaskan bahwa korelasi antara motivasi siswa dengan hasil belajar adalah
= 0,200. Hal tersebut menunjukkan
bahwa ada hubungan yang positif signifikan namun rendah karena berada pada rentang 0,20 – 0,399, antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran ekonomi SMA Kristen 1 Salatiga. Angka signifikansi = 0,027<0,05. Hal ini menunjukan hasil penelitian ini signifikan karena angka signifikansinya 0,0 27, berarti H0 menunjukkan bahwa
ditolak dan H1 diterima,
hipotesis yang mengatakan bahwa
ada
hubungan positif dan signifikan antara variabel motivasi belajar dengan hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran ekonomi
59
SMA Kristen 1 Salatiga diterima. 4.5
Uji Hipotesis Analisis uji hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh hipotesis penelitian yang telah disusun semula dapat diterima berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Uji hipotesis pada penelitian ini dibantu dengan SPSS 16. Menurut Sugiono (2012:96) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian dinyatakan dalam kalimat pertanyaan, maka uji hipotesis memberikan jawaban dari hipotesis sebelumnya. Pada uji hipotesis terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga. Dengan angka korelasi yang positif sebesar 0,200. Artinya hipotesis pada penelitian ini dapat diterima walaupun dengan angka korelasi sangat rendah. Perhitungan besarnya motivasi belajar siswa SMA Kristen 1 Salatiga adalah sebesar 7,30. Hasil ini menenunjukan bahwa motivasi belajar siswa sangat rendah (lihat lampran 8).
4.6
Pembahasan Pembahasan penelitian ini digunakan data dan informasi hasil temuan yang diinteprestasikan dengan menggunakan landasan teori pada Bab II. Hasil analisis yang telah dilakukan mengenai hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran ekonomi SMA Kristen 1 Salatiga, menunjukan bahwa motivasi belajar mempunyai
60
hubungan positif signifikan dengan hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran ekonomi SMA Kristen Salatiga. Dapat diketahui dari hasil perhiungan koefisien korelasi antara variabel (X) motivasi belajar terhadap variabel (Y) hasil belajar yang menunjukan koefisisen korelasinya sebesar positif 0,200 dan signifikansinya = 0,027. Hal ini menunjukan bahwa motivasi belajar mempunyai korelasi terhadap hasil belajar Siswa SMA Kristen 1 Salatiga, hal ini juga didukung oleh teori Sudarwan Danim (2004:2) motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Motivasi belajar ekonomi pada siswa SMA Kristen 1 Salatiga adalah sebesar 7,3%. Hasil ini menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Kristen 1 Salatiga adalah sangat rendah. Motivasi menurut Thursan Hakim (2000:26) mengemukakan pengertian motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam belajar, tingkat ketekunan siswa sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat lemahnya motivasi belajar yang ditimbulkan motif tersebut. Motivasi siswa untuk belajar siswa menyebabkan hasil belajar yang tinggi pula begitu pula sebaliknya rendahnya motivasi belajar siswa menyebabkan rendahnya hasil belajar pada siswa.
61