1
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Suatu karya fiksi, eksposisi mendasari serta mengatur gerak yang berkaitan dengan masalah-masalah waktu dan tempat. Dalam eksposisi inilah diperkenalkan para tokoh, merencanakan konflik yang terjadi, dan sementara itu memberikan suatu indikasi mengenai resolusi fiksi tersebut. Pada novel Pasangan Detektif dan Detektif Sekolah memiliki tahapantahapan plot antara lain eksposisi atau perkenalan. Dalam perkenalan terlihat jelas tokoh pelaku dan konflik yang mengarah pada novel tersebu, tokoh pelaku dan konflik yang dimaksudkan untuk memicu sebagian pembaca akan tahu arah cerita suatu karya fiksi berupa novel. 1.1
Hasil Penelitian
4.1.1 Tahapan Plot Novel Pasangan Detektif Karya Agatha Christie a.
Eksposisi Eksposisi adalah proses penggarapan serta memerkenalkan infomasi
penting kepada para pembaca,biasanya dalamtahap ini perkenalan didahuli dengan pemaran tokoh-tokoh, latar dalam cerita. Perkenalan awal pada novel Pasangan Detektif mengarah pada tokoh, latar dalam cerita. Mrs. Thomomas Beresford duduk sambil melihat keluar jendela dengan sidih sambil menarik nafas panjang berharap ada sesuatu yang terjadi pada hari itu. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 1.
Mrs. Thomas Beresford menggeser duduknya sedikit dan memandang ke luar jendela flatnya dengan sedih. Pemandangan yang menarik yang terlihat hanya satu blok kecil yang terletak di seberang jalan. Mrs. Beresford menarik nafas panjang dan menguap. “Mudah-mudahan terjadi sesuatu,”katanya.
2
Suaminya memandang tidak setuju. tempat itu dengan laki-laki lain. (hal. 7) Tahap eksposisi novel Pasangan Detektif bagian dua memperkenalkan tokoh dan tempat, Mr. dan Mrs. Beresford mengambil alih kantor Detektif Intenasional. Di ruangan kecil dalam kantor itu terdapat dua buah pte dan di pintu satunya tertulis manajer, dibelakang pintu ada sebuah ruang kecil yang dilengkapi dengan meja tulis besar. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 2.
MR. DAN MRS. BERESFORD mengambil alih kantor Detektif Internasional beberapa hari kemudian. Mereka berada di lantai dua sebuah gedung yang agak bobrok di Bloomsbury. Di ruangan kecil di bagian luar kantor. Dari ruangan di luar itu ada dua buah pte”. Dan di pintu satunya tertulis “Manajer”. Di belakang pintu itu ada sebuah ruang kecil dilengkapi dengan meja tulis besar dengan tumpukan file yang mempunyai label macammacam, tetapi kosong isinya. (hal. 16) Tahap eksposisi novel Pasangan Detektif bagian tiga memperkenalkan tokoh,
latar dalam cerita, Tuppence melihat suaminya dengan sedikit prasangka. Dia masih berdiri di jendela dan melihat seorang laki-laki masuk ke halaman rumahnya dan membunyikan bel. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 3.
Tuppence melihat suaminya keluar dengan sedikit prasangka. Tommy begitu yakin-sedang dia sendiri tidak. Ada satu atau dua hal yang tidak dia mengerti. Dia masih berdiri di jendela, memandang ke luar, ketika seorang laki-laki menyebrangi jalan, masuk ke halaman dan membunyikan bel. (hal. 48) Tahap eksposisi novel Pasangan Detektif bagian empat memperkenalkan
tokoh, latar pada cerita. Tommy dan Tuppence mulai bosan dengan bisnis Agen Detektif Internasional tidak lancar, meraka mengharapkan akan menangani kasuskasus besar dan bonafide tetapi kasus-kasus seperti itu belum datang. Seperti pada
kutipan novel di bawah ini:
3
4.
“Hari yang membosankan,” kata Tommy sambil menguap lebar. “Hampir waktu minum tek,” kata Tuppence sambil menguap juga. Bisnis Agen Detektif Internasional memang tidak lancar. Surat pedagang yang diharap-harapkan itu tidak muncul juga. Dan kasus-kasus yang bona fide tidak kelihatan. Albert, si pelayan, datang dan membawa paket tersegel. Dia meletakkannya di atas meja. (hal. 55)
Tahap
eksposisi
novel
Pasangan
Detektif
pada
bagian
lima
memperkenalkan tokoh, latar yang mengarah pada hari. Pada hari itu Rabu Tuppence berada di kantor dan bertanya pad Tommy tentang apa yang dia pikirkan. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 5.
Hari Rabu itu hujan turun. Tuppence yang masih berada di kantor membiarkan Koran Daily Leader jatuh dari tangannya. “Tahu nggak, Tom, apa yang ku pikir? “Ah-susah,” jawab suaminya. “kau berpikir tentang banyak hal dankau memikirkannya sekaligus.” (hal. 77)
Tahap eksposisi novel Pasangan Detektif bagian enam memperkenalkan tokoh dan tempat. Mr. Blunt dan manajernya Theodore Blunt bersama asistennya Albert. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 2. Bel di meja Mr. Blunt-(Agen Detektif Internasioanl dengan manajernya, Theodore Blunt) terdengar memberi peringatan. Tommy dan Tuppence terbang ke posnya masing-masing dan mengintip dari lubang yang mereka siapkan untuk melihat ruang luar. Dan tugas Albert adalah mengulur-ngulur waktu dengan bermacam-macam alas an yang cukup artistic.(hal. 98)
Tahap ekposisi novel Pasangan Detektif bagian tujuh memperkenalkan tokoh Laidlaw, Laidlaw seorang wanita kaya istri dari Mayor Laidlaw. Tommy dan Tuppence pun tidak sulit berkenalan dengan dia karena dengan berpakain agak mahal dan sedikit menghambur-hamburkan uang mereka diterima dalam kelompok ekslusif pasangan suami istri itu. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:
4
3. Berkenalan dengan Laidlaw tidaklah sulit. Tommy dan Tuppence yang muda, berapakain mahal, bersemangat, dan kelihatan punya banyak uang untuk dihambur-hamburkan, dengan segera diterima dalam kelompok ekslusif pasangan Laidlaw. Mayor Laidlaw adalah laki-laki jangkung berkulit putih, khas tipe pria Inggris, bersikap sportif dengan grais-garis lelah melingkari matanya dan pandangan mencuri-curi yang kelihatan janggal dan tak sesuai dengan penampilannya (hal. 163)
Tahap
ekposisi
novel
Pasangan
Detektif
bagian
delapan
memperkenalkan tokoh, latar dalam hal ini Tommy dan Tuppence memilih restoran untuk makan siang bersama. Restoran kecil di Soho menjadi pilihan Tommy mengajak istirnya makan siang. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 4. Kau tahu kita akan makan siang di mana, Tuppence?” Mrs. Beresford berpikir sejenak. “Di Ritz?” katanya penuh harap. “Pikir lagi.” “Restoran kecil menyenangkan di Soho itu?” “Tidak,” kata Tommy. Suaranya kedengaran serius. (hal. 176)
Tahap
ekposisi
novel
Pasangan
Detektif
bagian
sembilan
memperkenalkan tokoh, dalam hal ini Tuppence dan Tommy membahasa soal pembunuhan. Tommy memperlihatkan beberapa lembar foto pada Tuppence yakni Mr. Hollaby dan anak laki-lakinya bernama Mrs. Sessle Doris Evans. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 5. “Kalau saja aku tahu, Tuppence, pada suatu sisi, memang sangat mudah menjadi Lelaki Tua di Sudut. Tapi jalan keluarnya akau tahu. Siapa yang membunuh pengemis itu? Aku tak tahu.” Dia mengeluarkan beberapa guntingan koran lagi dari sakunya. “Beberapa foto. Mr. Hollaby. Anak laki-lakinya. Mrs Sessle. Doris Evans.” (hal. 185)
Tahap
ekposisi
novel
Pasangan
Detektif
bagian
sepuluh
memperkenalkan tokoh, tempat dalam memasuki jalannya cerita. Tuppence
5
terkejut ketika akan masuk kamar pribadi Mr. Blunt dari ruang sebelah. Seorang gadis manis datang menemui mereka dan Albert sedang bicara dengan dengan gadis itu, mendongeng tentang kesibukan Scotland Yard.Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 6. “Apa…” kata Tuppence dan tiba-tiba berhenti. Dia baru saja masuk kamar pribadi Mr. Blunt dari ruang sebelah yang bertuliskan “Pegawai”, dan heran melihat tuan besarnya mengintip ke luar lewat lubang. “Ssst,” kata Tommy mengingatkan. “Kau tidak mendengar bel itu? Seorang gadis cukup manis kelihatannya manis sekali. Albert sedang mendongeng tentang kesibukanku bicara dengan Scotland Yard.” (hal. 195)
Tahap ekposisi novel Pasangan Detektif memperkenalkan tokoh dan latar pada awal cerita. Tuppence dikagetkan dengan suara Tommy dan cepat keluar dari kamar tidurnya menuju ruang makan. Tommy menyodorkan sebuah Koran sambil menunjukan judul yang tertulis di Koran itu. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 7. “TUPPENCE… Tuppence, cepat ke sini.“ Saat itu sudah waktunya makan pagi. Tuppence cepat-cepat keluar dari kamar tidurnya dan lari ke ruang makan. Tommy sedang berjalan mondarmandir dengan sebuah Koran terbuka di tangannya. “Ada apa?” Tommy mendekat, menyodorkan Koran itu sambil menunjuk judul besar. KASUS KERACUNAN MISTERIUS KEMATIAN AKIBAT SANDWICH ARA.
Tahap ekposisi novel Pasangan Detektif memperkenalkan tokoh dalam cerita. Tuppence memberikan sepucuk surat pada Tommy. Surat itu berisikan tentang klien mereka Montgomery Jones. Tuppence pernahmendengar nama itu dari Janet St. Vincent yang menyebutkan Ibunya adalah Lady Aileen pemarah dan angkuh. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 8. Tommy dan Tuppence sibuk mengecek surat-surat mereka. Tuppence berseru dan memberikan sepucuk surat pada Tommy. “Klien baru,” katanya.
6
“Ha!” kata Tommy.”Apa yang kita simpulkan dari surat ini, Watson? Tak banyak, kecuali fakta bahwa Mr.-er-Montgomery Jones bukanlah orang yang bisa mengeja tulisan dengan baik. Itu menunjukkan bahwa pendidikannya amat mahal.” “Montgomery Jones?” Tanya Tuppence. “Apa yang kau ketahui tentang seorang Montgomery Jones? Oh ya, aku ingat. Aku rasa Janet St. Vincent pernah menyebutnya. Ibunya adalah Lady Aileen Montgomery, pemarah dan angkuh. Dia menikah dengan seorang Jones yang amat kaya.” (hal. 221)
Tahap ekposisi novel Pasangan Detektif memperkenalkan tokoh pada awal cerita. Tuppence ingin bertemu seorang putri pendeta karena dia juag seorang putrid pendeta yang mendorong dia untuk mencari kebenaran. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 9. “Aku ingin kita bertemu dengan putri seorang pendeta,” kata Tuppence. “Kenapa?” Tanya Tommy. “Kau barangkali sudah lupa. Aku kan putri seorang pendeta. Aku ingat bagaimana rasanya. Dari situlah timbul dorongan untuk mencari kebenaran orang lain, yang…” “Kelihatannya kau sudah bersiap-siap menjadi Roger Sheringham,” kata Tommy. “Kalau aku boleh berkomentar, kau memang sudah banyak bicara seperti dia. Cuma tidak sebagus dia.” ? (hal. 245)
Tahap ekposisi novel Pasangan Detektif memperkenalkan tokoh dan latar kejadian dalam cerita. Tommy dan Tuppence sudah sampai di desa dan melihat ke luar jendela menyelidiki kasus poltetergeist. Tommy dan Tuppence mencurigai Ibu nyalah yang menimbulkan masalah dalam rumah itu, ia sengaja menciptakan kejadian-kejadian aneh saat makan malam. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 10. “Nah, kita sudah ada dilubang Kodok atau apa pun namanya desa ini,” kata Tommy sambil melihat ke luar dari jendela Crown and Anchor. “Coba kita kaji kasus ini,” kata Tuppence. “Boleh, boleh,” jawab Tommy.” Aku dulu ya yang komentar. Aku curiga pada ibunya yang invalid itu!” “Kenapa?” “Ingatlah kata poltergeist itu, pasti ulah seseorang yang ingin agar gadis itu menjual rumahnya, pasti ada orang yang melempar barang-barang itu. Gadis itu cerita bahwa keributan terjadi pada waktu makan malam. Berarti
7
semua ada di ruang makan kecuali ibunnya. Dia pasti dikamarnya, diatas.” (hal. 253)
Tahap ekposisi novel Pasangan Detektif memperkenalkan tokoh dalam cerita. Dalam hal ini Tuppence memanggil Tommy dengan sebutan sahabat sambil melambaikan tangan dengan membawa kue muffin. Tommy tersenyum sambil mendekatinya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 11. “SAHABATKU, sahabatku,” kata Tuppence sambil melambai-lambaikan kue muffin bermentega tebal. Tommy memandangnya sejenak, lalu dia menyeringai lebar sambil tersenyum. (hal 268)
Tahap ekposisi novel Pasangan Detektif memperkenalkan tokoh dan latar. Dalam hal ini Tommy dan Tuppence sedang bicara dengan bos mereka di ruang kerjanya. Tommy dan Tuppence mendapatkan sambutan dan pujian dari bos karena telah berhasil dengan baik mendapatkan infomasi yang berharga dari kasus yang meraka hadapi. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 12. Tommy dan Tuppence sedang bicara dengan bos mereka di ruang kerjanya. Sambutan dan pujiannya hangat dan tulus. “kalian berdua telah berhasil dengan baik sekali. Karena jasa kalian, kami bisa menangkap lima buronan yang amat penting. Dari mereka, kami mendapat infomasi yang sangat berharga. (hal. 290)
b.
Rumitan (Konflikasi) Konflikasi adalah kejadian antara tokoh yang membangun atau
menumbuhkan suatu ketegangan serta mengembangkan suatu masalah yang muncul disajikan dalam cerita. Tahap konflik dalam novel Pasangan Detektif memunculkan masalah terbagi dalam beberapa bagian pada novel tersebut, di antaranya sebagai berikut:
8
Konflik yang terjadi pada Tommy dan Tuppence. Dalam hal ini Tommy menanyakan apa yang membuat Tuppence bosan, dia atau uang. Keduanya saling mencurigai bahwa ada yang berhianat dan tidak setia dengan memojokkan pasangan masing-masing. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 1. “Sekarang apa yang membuatmu bosan?Aku atau uang?”tanya Tommy dengan suara dingin. “Bosan bukankah kata yang tepat,” kata Tuppence dengan manis.” Aku hanya merasa terbiasa dengan berkat-berkat ini. Itu saja. seperti orang yang tak pernah berpikir betapa bahagianya dia dengan benapas melalui hidung sampai dia kena penyakit flu pada suatu saat.” “Apa sebaiknya aku bersikap tidak terlalu mempedulikanmu?” usul Tommy. “Bagaimana kalu aku kencan dengan wanita lain dan pergi ke nite club?” “Tak ada gunanya jawab Tuppence. “Kau pasti akan melihatku di tempat itu dengan lelaki lain. dan aku tahu pasti bahwa kau sebetulnya tidak tertarik pada wanita itu. Sedang kau sendiri pasti tidak tahu apakah aku benar-benar tertarik pada laki-laki itu atau tidak. Wanita biasanya lebih teliti dari laki-laki.
Tahap konflik selanjutnya pada bagian dua. Dalam hal ini seorang klien datang pada Tommy dan Tuppence untuk menyerahkan kasus tentang tentang kekasihnya yang hilang dan soal biaya dia akan membayar berapa pun pada Tommy dan Tuppence asalkan bisa menolongnya untuk menemukan kekasihnya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 2.
“Miss Robinson, bagaimanapun caranya Anda harus menolong saya. Jangan kuatir tentang biaya. Saya tak ingin hal-hal buruk terjadi padanya. Kelihatanya Anda sangat simpatik. Dan saya tak ragu-ragu memberitahu Anda bahwa saya sangat mencintai gadis itu. Dia adalah segalanya bagi saya. Dia luar biasa, benar-benar seorang gadis yang istimewa.” (hal. 24)
Tahap konflik selanjutnya pada bagian tiga. Leontin Mrs. Hamilton Betts patah, leontin kalung itu terdiri dari dua butir berlian kecil yang mengapit sebuah mutiara besar berwarna merah muda. Leontin itu ditemukan di meja tapi mutiaranya tidak ada. Mutiara itu hilang dan gadis yang bernama Kingston
9
Bruce meminta Tommy dan Tuppence menemukan mutiara yang hilang itu. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 3.
Tadi malam kami waktu itu sedang main bridge-leontin kalung Mrs. Hamilton Betts patah. Jadi dia melepaskannya, lalu meletakkannya di sebuah meja kecil untuk dibawa naik kalau sudah selesai main. Tapi dia kemudian lupa membawa benda itu. Leontin kalung itu terdiri dari dua butir berlian kecil yang mengapit sebuah mutiara besar berwarna merah muda. Leontin kalung itu tadi pagi ditemukan di meja kecil itu, tapi mutiaranya tidak ada.”(hal. 39)
Tahap konflik selanjutnya pada bagian empat. Dr. Bower kehilangan dokumen-dokumen pribadinya. Dokumen-dokumen itu hilang pada saat ia menerima telepon emergency. Dia mencurigai ada orang yang mengambil dokumen-dokumen itu dan dia menyerahkan kasus ini pada Tommy dan Tuppence untuk menyelidiki siapa yang mengambil dokumen-dokumennya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 4. Seminggu yang lalu saya dipanggil melalui telepon, dua kali karena ada emerjensi. Panggilan pertama ternyata bohong. Saya mula-mula berpikir bahwa ada orang yang ingin iseng. Tapi ketika saya dipanggil untuk kedua kali, pada waktu saya pulang, ada yang tidak beres. Dokumen-dokumen pribadi saya rupanya diacak-acak orang. Saya mencoba menyelidiki dan sampai pada kesimpulan bahwa ada orang yang menggeledah meja kerja saya.”(hal. 58)
Tahap konflik selanjutnya pada bagian lima. Tommy disekap disalah satu ruangan yang gelap tangan-tangan yang kuat menariknya dari belakang. Hidung dan mulutnya ditutup, dia berusaha melepaskan diri tetapi sia-sia dan Tommy pun jatuh ke lantai dan pingsan. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 5. “Kalau begitu ada orang….,” kata Tommy. Dia tidak bisa menyelesaikan kalimatnya karena tiba-tiba saja tangantangan yang kuat menariknya dari belakang dengan keras. Sebelum dia sempat berteriak, hidung dan mulutnya telah ditutup dengan sebuah benda berbau manis dan memuakkan.
10
Dia berusaha melepaskan diri, tetapi sia-sisa. Chloroform yang disumbatkan ke hidungnya bekerja dengan cepat, dan Tommy pun jatuh ke lantai. Terbatuk-batuk, dan pingsan. (hal. 69)
Tahap konflik selanjutnya pada bagian enam. Tommy dan Tuppence berdebat soal koran pada Daily Leader-nya, sepertinya ada kata rahasia di balik tulisan itu dan mereka berdebat tentang hal itu. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 6.
Tuppence mengambil koran Daily Leader-nya dan membaca, “Aku ingin tiga hati, 12 trick. As sekop. Perlu untuk menyiasati raja.” “Itu sih cara mahal untuk belajar main bridge,” kata Tommy. “Jangan tolol. Ini nggak ada hubungannya dengan bridge. (hal. 79)
Tahap konflik selanjutnya pada bagian tujuh. Inspektur Marriot menemui Tommy dan Tuppence sehubungan dengan kejadian di nite club, kejadian pembunuhan seorang wanita bernama Lady Mervile. Pembunuhan itu tidak diterima oleh Sir Arthur dan dial ingin mendengar langsung dari Tommy dan tuppence atas kejadian sebenarnya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 7.
Kami datang sehubungan urusan yang menyedihkan tadi malam,” kata inspektur Marriot. “Saya ingin agar Sir Arthur mendengar langsung dari Anda apa yang Anda ceritakan pada saya-kata-kata terakhir yang diucapkan almarhumah. Sir Arthur tidak mudah menerimanya. (hal. 87)
Tahap konflik pada bagian delapan. Seorang klien bernama Gabriel Stavansson meminta bantuan pada Tommy dan Tuppence untuk membantu menemukan wanita yang di cintainya. Wanita itu tiba-tiba menghilang dan tidak meninggalkan pesan apapun padanya. Hingga satu saat dia menyerahkan kasus itu pada Tommy dan Tuppence. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:
11
8.
Kalau Hermy memang pergi ke Monte Carlo, saya tidak akan lapor pada polisi dan menimbulkan skandal. Tapi saya juga tidak ingin kesana mencari sesuatu yang belum pasti . saya akan tingga di sini, di London, kalau-kalau terjadi sesuatu.”(hal. 103)
Tahap konflik pada bagian sembilan. Setelah Tommy menerima telepon dari bos-nya dia menyuruh Tuppence pulang dan tinggal di rumah, Tuppence menolak hal itu dan mereka mulai berdebat. Tuppence tidak terima Tommy sendiri yang menangani kasus yang di tugaskan pada mereka berdua. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 9. “Benar,” kata Tommy, lalu meletakkan telepon. Kemudian dia berpaling kepada Tuppence. “Dari Bos. Kelihatannya orang yang harus kita hadapi telah tahu bahwa aku bukan Theodore Blunt asli. Kita harus siap setiap saat. Dan Bos bilang sebaiknya kau pulang dan tinggal di rumah, dan tidak melibatkan diri dalam kasus ini. Kelihatannya sarang lebah yang kita kutak-katik lebih besar dari yang kita perkirakan.” “Pokoknya aku tak akan pulang,” kata Tuppence dengan tegas. “Siapa yang menjagamu kalau aku pulang? Kecuali itu juga aku suka keributan ini. Usaha kita kan sepi-sepi saja belakangan ini.” (hal. 116)
Konflik selanjutnya. Seorang klien membahas soal anaknya yang hilang dibawa lari orang, dia datang pada Tommy dan Tuppence untuk menangani kasus ini dan memilih tidak melaporkan pada polisi melainkan membawa kasus ini pada mereka berdua dan berharap anaknya akan secepatnya ditemukan. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 10. Orang asing itu membungkukkan badannya. “Sekarang saya bisa
bicara. Mr. blunt, anak perempuan saya dibawa lari orang. Saya baru tahu setengah jam lalu. Karena situasi kasus itu sedemikian rupa, saya tak berani memanggil polisi. Tapi saya menelepon kantor Anda sedang keluar makan dan akan kembali lagi jam setengah tiga. Saya datang bersama kawan saya, Kapten harker. Konflik selanjutnya, Tommy merasa tidak bahagia, Blunts Brilliant Detectives mengalami kemunduran. Kemunduran itu tidak hanya merugikan
12
mereka tapi nama kebanggaan kantor mereka pun ikut terbawa-bawa. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 11. Tommy merasa tidak bahagia. Blunt‟s Brilliant Detectives mengalami
kemunduran. Ini tidak saja merugikan nama kebanggan mereka, tapi juga kantor mereka. (hal. 132) Konflik selanjutnya, Tommy mendapatkan surat dari kliennya. Isi surat itu menyatakan agar Tommy bisa membantu dan menemuinya di White House Morgan’s pukul enam lewat sepuluh menit. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 12. “Ini untuk Tuan,” katanya. “dari Miss Gilda Glen.” Tommy merobek
dan membaca beberapa kalimat dengan tulisan tangan yang tidak rapi. saya tidak terlalu yakin, tapi rasanya Anda bisa membantu saya. Pergilah ke stasiun lewat jaln itu. Apa Anda bisa berada di White House Morgan‟s Avenue, pukul enam lewat sepuluh?” (hal. 137) Konflik selanjutnya, ketika Tommy dan Tuppence masuk ke rumah salah satu klien mereka keduanya merasakan keanehan saat memasuki rumah itu ditengah-tengah pintu seorang pelayan bertopi putih berdiri dengan muka marah kepada mereka. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 13. Tommy dan Tuppence saling berpandangan, bingung. “Hm,” kata Tommy. “Ada sesuatu yang terjadi di rumah itu, yang membuat Reilly ketakutan setengah mati.” Tuppence dengan tenang menggoreskan jarinya di pintu pagar. “Dia pasti memegang cat berwarna merah di suatu tempat,” katanya. “Hm. Aku rasa kita sebaiknya cepat-cepat masuk,” kata Tommy. “aku belum mengerti persoalannya.” Di tengah pintu seorang pelayan bertopi putih berdiri dengan muka marah. (hal. 144)
Konflik selanjutnya, Tommy mencari informasi tentang seseorang untuk mengungkap kasus yang ditanganinya dengan mencari tau nama suami
13
Gilda Glen yang dicurigai membunuh istrinya sendiri. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 14. “Siapa namanya?” Tanya Tommy tiba-tiba. “nah, ini memang-aneh tapi saya benar-benar tidak ingat! Sudah dua puluh tahun berlalu. Ayah tidak ingin nama itu disebut-sebut. Dan saya menolak membicarakan soal itu dengan Gilda. Dia mengerti sikap saya dan tidak memaksa.” “Namanya bukan Reilly, kan?”(hal. 147)
Konflik selanjtnya, Tommy meminta pada Tuppence untuk pindah ke kantor yang lebih besar dengan alasan kantor yang ditempati mereka terlalu sempit dan membuat Tommy bosan, tapi permintaan itu tidak disetujui oleh Tuppence. Di sinilah mereka kembali bertengkar. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 15. “Tuppence,” kata Tommy. “Kita harus pindah kekantor yang lebih besar.” “He-apa-apaan?” kata Tuppence. “Jangan besar kepala. Kau bukan seorang milyuner. Kasus-kasus remeh dengan bayaran murah itu pun bisa kau selasaikan karenanasib baik saja.” “Ya-yang dikatakan sebagian orang nasib baik itu oleh orang lain disebut keahlian.” (hal. 156)
Konflik selanjutnya, Tommy dan Tuppence menangani kasus komplotan pengedar uang palsu, Inspektur Marriot mengeluarkan lembaran satu pound uang palsu, mereka memperhatikan uang itu baik-baik dan tampak sulit membedakan mana uang palsu dan uang asli.Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 16. “Kami mengetahui bahwa ada sejumlah uang palsu beredar saat iniberatus-ratus! Dan jumlahnya akan membuat Anda tercengang. Memang cukup ahli mereka. Ini contohnya.” Dia mengeluarkan lembaran satu pound dan memberikannya kepada Tommy. “Kelihatan asli, bukan?” Tommy memperhatikan baik-baik. “Wah saya tak akan tahu kalau ini uang palsu.” “Ya jugaorang-orang lain. Sekarang, ini yang asli. (hal. 159)
14
Konflik selanjutnya, Tommy dan Tuppence saling menyalahkan dan saling menuduh satu dengan yang lain. Tommy dengan nada dingin menuduh Tuppence memiliki hubungan dengan Jimmy, sebaliknya Tuppence menuduh Tommy memiliki hubungan dengan wanita lain.Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 17. “Jimmy? Oh, dia manis sekali. Kami menjadi akrab.” “Ya seperti yang kau lihat. Apa itu perlu?” tukas suaminya dingin. “Oh itu kan bukan bisnis,” kata Tuppence gembira. “Cuma senang-senang saja. Anak itu baik. Aku senang dia bisa lepas dari cengkraman wanita itu. Kau nggak tahu kan, berapa banyak uang yang sudah dia keluarkan untuk si cantik.” “Kelihatannya dia menaruh perhatian padamu, Tuppence.” “Ya, kadang-kadang juga berpikir begitu. Senang juga rasanya masih muda dan punya daya tarik.” “Eh, moralmu kok kelihatan rendah begitu, sih? Jangan besar kepala. (hal. 164)
Konflik selanjutnya, Tommy dikejutkan dengan apa yang terjadi penyamarannya diketahui untuk membongkar skandal uang palsu dan Tommy pun ditangkap orang-orang Mr. Hank Ryder. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 18. Bagaikan memberikan sesuatu sinyal, tiba-tiba saja dia dikepung orang. Dua orang berada di depan dan duanya di belakang. Mereka menangkap dia. “Ah” katanya dengan suara ringan. “kantor pusat industry uang palsu kelihatannya.: “Tutup mulutmu, bentak salah seorang dari mereka. Pintu di belakang Tommy terbuka, lalu tertutup lagi. Terdengar suara yang ramah dan dikenalnya dengan baik. “Bagus sudah kalian tangkap rupanya. Tuan sibuk, sekarang kami tahu bahwa kau adalah lawan kami.” (hal. 172)
Konflik selanjutnya, kasus pembunuhan seorang kapten penuh tekateki, yang disebut misteri Sunning Dale dan mengharuskan Tommy dan Tuppence turun tangan untuk menangkap siapa pembunuh misterius itu. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:
15
19. “Pembunuhan Kapten itu merupakan teka-teki selama Sembilan hari. Tak seorang pun dapat mengajukan kemungkinan motif yang mendasarinya. Identitas wanita jangkung berbaju cokelat itu pun ramai dibicarakan-tapi tanpa hasil. Dan seperti biasa, polisi dipersalahkan karena kelambanan gerak mereka. Seminggu kemudian-seorang gadis bernama Doris Evan ditangkap dengan tuduhan membunuh kapten Anthony Sessle. (hal. 181)
Konflik selanjutnya, seorang gadis muda dengan memakai rok menyala datang dengan kereta, gadis itu muncul dari stasiun. Rambutnya berantakan dan kelihatan gadis itu gelisah. Dia menyakan kereta yang ke London dan seperti orang ketakuatan. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 20. “Seorang gadis muda yang memakai jaket dan rok berwarna menyala datang dengan kereta api sore jam tujuh hari itu. Dia menanyakan jalan ke rumah Kapten Sessle. Gadis itu muncul dari di stasiun duajam kemudian. Rambutnya berantakan dan topinya acak-acakan, dan dia kelihatan gelisah. Dia menanyakan kereta yang ke London dan berkali-kali menoleh ke belakang, seolah-olah takut akan sesuatu. (hal. 182)
Konflik
selanjutnya,
Tommy dan
Tuppence
berdebat
tentang
pembunuhan. Tuppence tidak setuju dengan tuduhan Tommy bahwa yang melakukan pembunuhan itu adalah seorang wanita, keduanya saling mempertahankan pendapat masing-masing.Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 21. Jadi kau menuduh orang terhormat ini sebagai pembunuh teman dan partner bisnisnya? Kau lupa bahwa dia berpisah dengan Sessle dan itu disaksikan oleh Barnard dan Lecky, dan mereka duduk-duduk di Dormy House. Disamping itu ada jepit topi itu.” “Jangan pedulikan jepit itu,” kata Tuppence tak sabar. “Kau piker dengan jepit itu bisa ditunjukkkan bahwa wanitalah pembunuhnya?” (hal. 187)
Konflik selanjutnya, seorang wanita Lois Hargreaves datang menemui Tommy dan Tuppence menyerahkan kasus tentang sekotak cokelat yang dikirim lewat pos. cokelat itu mengandung arsenic dan bisa membahayakan orang-orang memakannya.Seperti pada kutipan novel di bawah ini:
16
22. Kira-kira seminggu yang lalu saya menerima sekotak cokelat yang dikirim lewat pos. di dalamnya tidak ada pesan apa-apa dan tak ada nama pengirimnya. Saya sendiri kebetulan tidak begitu suka cokelat. Tapi orangorang lain di rumah suka. Kotak itu pun diedarkan. Akibatnya, orang-orang yang makan cokelat itu menjadi sakit. Kami memanggil dokter. Setelah itu dia menanyai apa-apa saja yang kami makan, dia membawa sisa cokelat itu untuk dianalisa. Mr. Blunt, cokelat-cokelat itu menagndung arsenic! Tidak cukup kuat untuk membunuh orang, tapi cukup untuk membuat orang sakit. (hal. 198)
Konflik selanjutnya, pelayan itu terus saja membaca alkitab yang berada di pangkuannya seolah-olah ada alkitab itu mempunyai arti dan memberikan petunjuk siapa otak pembunuhan sebenarnya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 23. Tuppence membawanya naik. Hannah punya ruang duduk sendiri. Pelayan itu duduk tegak di sebuah kursi yang tinggi. Di pangkuannya ada sebuah alkitab terbuka. Dan dia tidak melihat pada tamunya ketika mereka masuk. Dia terus membaca dengan suara keras. “Biarlah bara api panas menimpa kepala mereka, biarlah mereka dilempar ke dalam api yang panas sehingga tak bisa bangkit lagi. “Boleh saya bicara sebentar?” Tanya Tommy. (hal. 209)
Konflik selanjutnya, seorang pelayan yang dianggap gila oleh Tommy dan Tuppence mencurigainya yang telah meracuni majikannya sendiri. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 24. Si Hannah, pelayan itu, apa dia waras?” Miss Logan memandang mereka dengan heran. “Oh, ya dia sangat relegius, saleh tak ada yang tidak beres dengannya. 9hal. 212)
Konflik selanjutnya, Tuppence mengambil alih atas kasus keracunan Lois hargreives dan Dennis, dan dia harus menuntaskan kasus tersebut. Tommy menyerahkan kasus itu padanya dengan sedih.Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 25. “Tommy, boleh ku ambil alih persolan ini? Sekali ini saja. Aku banteng yang sudah berada di arena lebih dari dua puluh menit.” Tommy mengangguk.
17
“Kau boleh jadi Kapten kapal ini, Tuppence,” katanya sedih. “Kita harus sampai ke akar-akarnya. (hal. 217)
Konflik selanjutnya, Mr. Montgemery menceritakan pada Tommy atas kejadian yang dialaminya tentang dua wanita yang sama yang dicintainya, tapi wanita-wanita itu sangat misterius. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 26. “Begini, kata Mr. Montgomery Jones akhirnya, “kejadiannya waktu saya makan malam. Saya duduk dekat seoarang gadis.“ “Lalu?” kata Tommy. “Dia-ah-saya tak bisa menjelaskannya. Dia adalah salah seorang gadis paling menarik yang pernah saya temui. Dia seorang gadis Australia yang tinggal di sisni dan menyewa flat bersama seorang temannya di Clarges Street. Dia benar-benar memikat. Saya tak bisa menceritakan pada Anda pengaruhnya pada diri saya.” (hal. 223)
Konflik selnjutnya, kejadian aneh dirumah itu semakin menjadi. Segala perabot yang berada di dalam rumah seperti kena sihir, peralatn dapur terbang dan pecah. Pada saat bangun pagi aemua perabot berpindah tempat. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 27. “Kejadian yang amat aneh. Segalanya seperti kena sihir. Gambar-gambar jatuh, peralatan dapur terbang dan pecah. Pada suatu pagi, kami bangun dan menemukan semua perabot berpindah tempat. Mula-mula kami mengira ada orang yang main-main. (hal 248)
Konflik selanjutnya, Tommy segara berlari keatas dia mendapati sebuah jambangan dan tempat air pecah berantakan, ia tidak melihat seorang pun disana kemudian dia berpikir setan itu mulai main-min lagi. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 28. Kata-katanya terpotong oleh suara barang yang berdebam jatuh di atas. Tommy cepat-cepat lari keatas. Sebuah jambangan dan tempat air pecah berantakan. Tak seorang pun ada di situ. “Setan itu main-mainlagi,” katanya sambil meringis. (hal. 257)
18
Konflik selanjutnya, Tommy diminta untuk menyelidiki tertukarnya tas Mr. Wilmott, tas itu berisikan sepatu. Tas itu sebenarnya tidak dicuri jika dikembalikan pada pemiliknya. Tapi yang jadi masalah kenapa harus bawabawa nama orang lain.Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 29. Mr. Blunt, hal itu memang aneh. Kelihatannya tak ada alasan apa-apa di dalamnya. Kalau toh ada orang yang mencuri tas saya, dia bisa mengmbilnya begitu saja tanpa perlu menukar-nukar tas itu! Dan tas itupun tidak dicuri, karena segera dikembalikan pada saya. Sebaliknya kalau tas itu memang salah ambil, kenapa pakai membawa-bawa nama Senator Westerham? Ini urusan gila tapi saya benar-benar ingin tahu duduk persoalannya. Saya harap kasus ini tidak terlalu sepele untuk Anda. (hal.
270) Konflik selanjutnya, Tommy dan Tuppence di berikan tugas oleh bos mereka menangkap seorang mata-mata yang dicurigai menjadi dan dikirim untuk memata-matai gerakan Agen Detektif Internasional. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 30. Kami mendapat berita bahwa seorang agen kasus khusus telah dikirim dari Moskow kemari. Kami tidak tahu nama yang dipakainya dan kapan dia datang. Tapi kami tahu sesuatu tentang dia. Dia adalah orang yang pernah mengacau kita pada waktu perang. Orang yang muncul di tempat-tempat yang tidak kita inginkan. (hal. 291)
a. Resolusi Resolusi adalah bagian akhir dari konflik-konflik yang terjadi selama cerita berlangsung, resolusi ini memberikan pemecahan masalah atas konflikkonflik yang terjadi. Tahap resolusi pada novel Pasangan Detektif terbagi atas beberapa bagian antara lain sebagai berikut:
19
Resolusi pada bagian pertama, Seorang klien datang menemui Tommy dan Tuppence, dia teringat pada seorang teman bernama Janet yang menunjukkan iklan mengenai Agen Detektif Internasional dan dia pun datang untuk meminta bantuan agar masalahnya bisa teratasi. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 1.
Saya berpikir mau lapor polisi. Tapi Janet pasti akan marah pada saya kalau saya melakukan itu padahal dia pergi atas kemauanya sendiri. Saya teringat bahwa Janet pernah menunjukkan iklan Anda di surat kabar, dan cerita bahwa salah seorang pembeli topi di tokomya memuji-muji kemampuan Anda. Jadi, saya pun kemari.” (hal. 24-25)
Resolusi pada bagian dua, Tommy dan Tuppence berjanji untuk membantu Kolenel menemukan permata yang hilang di rumahnya.Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 2. “Kami akan berusaha sebaik-baiknya untuk membantu Anda, Kolonel,” katanya. “Saya ingin melihat ruang duduk, dan meja tempat leontin kalung itu diletakkan. Saya juga ingin bicara dengan Mrs. Betts. Setelah itu sayaah, sebaiknya asisten saya. Miss Robinson, yang bicara dengan para pelayan.” (hal. 40)
Resolusi pada bagian tiga, seorang klien menyerahkan kasus pada Tommy dan dia tidak memilih untuk melaporkan kasusnya pada polisi. Dia tidak mencurigai pelayan-pelayan yang bekerja dirumahnya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 3.
“Mr. Blunt, saya tidak berani menghubungi polisi dalam hal ini. Saya ingin menyerahkan persoalan ini ke tangan Anda saya. Saya tidak meragukan ketiga pelayan saya. Mereka telah bekerja pada saya cukup lama dengan setia. Walaupun begitu, bisa saja terjadi kemungkinan yang tidak kita duga. (hal 60)
Resolusi bagian empat, Mr. Stavansson memperlihatkan foto Hermie wanita yang dicintainya, dia tiba-tiba menghilang tanpa sebab. Mr. Stavansson merasa tidak beres atas perginya wanita itu dan dia memilih Tommy dan
20
Tuppence untuk membantu dia menemukan kekasih hatinya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 4. “Apa sebenarnya yang Anda curigai?” “Terus terang saya tidak tahu. Tapi saya merasa ada yang tidak beres.” Dengan gerakan cepat Stavansson mengambil dompet dari sakunya dan dibukanya di depan mereka. “Inilah Hermione,” katanya. “Saya tinggal dulu di sini.” Foto itu adalah foto seorang wanita semampai. Dia bukan seorang wanita muda, tapi mempunyai senyum yang menawan dan mata yang indah. “Tak ada lagi yang ketinggalan, Mr. Stavansson?” kata Tommy.“Tidak ada.”“Tidak ada hal-hal kecil yang detail sekalipun?” “Saya rasa tidak.”
Resolusi selanjutnya, seorang klien mempercayakan pada Tommy dan Tuppence untuk membongkar komplotan uang palsu yang beredar di West End. Dan dari kalangan atas yang mendistribusikan uang palsu itu. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 5.
“Lebih dari itu, Mrs. Beresford. Saya percayakan pada Anda berdua untuk membongkar akarnya. Dari hasil penyelidikan, uang palsu ini ternyata beredar di West End. Seseorang dari kalangan atas yang mendistribusikan uang itu. Mereka juga mensirkulasikannya di seberang Selat Inggirs. Dan ada seorang yang menarik perhatian kami. Mayor Laidlaw. (hal 159)
b. Klimaks Klimaks merupakan puncak tertinggi dimana konflik-konflik semakin memanas akibat pertentangan dan adanya kekuatan-kekuatan yang ditimbulkan oleh konflik-konflik tersebut. Tahapan klimaks dalam novel Pasangan Detektif terbagi atas beberapa bagian antara lain sebagai berikut: Klimaks pada bagian pertama, perseteruan antara Tommy dan Tuppence keduanya saling menyalahkan dan ingin menang sendiri dengan melemparkan sindirian-sindiran sinis. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:
21
1. Dan tentu saja aku menolaknya, dan setia pada sumpah perkawinanku. Tapi diam-diam hatiku pergi bersamanya.” “Ah,” kata Tommy.” Aku juga suka membayangkan bertemu dengan seorang gadis yang sangat cantik. Gadis berambut panjang yang jatuh cinta padaku. Tapi rasanya aku akan menolak dia-aku yakin itu.” “Wah,” kata Tuppence. “Kau nakal juga , ya?” “Kau kenapa sih, Tuppence? Tak pernah kau berkata seperti ini.” “Memang. Tapi perasaan itu telah lama kupendam dan rasanya sesudah mendidih di dalam,” kata Tuppence. :Tahu enggak? Sangat berbahaya kalu kau selalu mendapat sesuatu yang kau inginkan termasuk uang untuk membeli macam-macam. Dan memang banyak topi dijual orang.” (hal 101)
Klimaks pada bagian kedua, Tommy memarahi Tuppence karena memberi layanan 24 jam dalam menangani kasus-kasus yang disodorkan pada mereka. Puncak ketegangan berlangsung ketika Tommy menyinggung soal wanita lain dan membuat Tuppence mengeluarkan segala isi hatinya yang selama ini terpendam. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 2. “Tuppence-kau ini tolol atau apa? Kenapa pakai layanan khusus seperti itu?” “Tiba-tiba saja ide itu muncul di kepalaku. Dan kedengarannya cukup menarik. Jangan kuatir. Percayakan saja pada Ibu. Ibu kan tahu yang terbaik. Tuppence kemudian keluar meninggalkan Tommy yang merasa tidak puas. Akhirnya dia berdiri, menarik napas panjang dan keluar untuk melakukan apa yang bisa dilakukan sambil mengomeli tingkah Tuppence. (hal. 27)
Klimaks pada bagian ketiga, Tommy kembali memarahi Tuppence dengan mengatakan bahwa yang dilakukan Tuppence adalah bisnis busuk untuk member dorongan pada seorang pemuda menikahi gadis yang bernama Janet. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 3. “Tuppence, kau benar-benar keterlaluan. Ini namanya bisnis busuk. Kau membantu dan memberi dorongan pada pemuda itu untuk menikah dengan gadis dari tingkat…” “Stop” kata Tuppence. “Janet gadis baik-baik tapi anehnya, dia kok cinta sama pemuda lembek seperti itu. Kau bisa segera melihat apa yang diperlukan keluarga muda itu. Setetes darah merah yang baik dan segar. Janet akan sesuai dengan mereka. (hal 29)
Tahap klimaks pada bagian empat, Miss Kingston Bruce berdiri menantang dihadapan Tommy dan Tuppence dengan muka sinis. Dia berseru
22
bahwa dia tahu siapa yang mengambil sesuatu itu dan dialah pemuda sosialis yang mengerikan. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 4. Pada menit berikutnya mereka pun diperkenalkan pada Mrs.Kingston Bruce, seorang wanita berwajah sedih dan bersikap lamban. Miss Kingston Bruce menyambut mereka dengan anggukan pendek. Wajahnya kelihatan bertambah muram. Mrs. Kingston Bruce-lah yang bicara banyak. “-tapi aku tahu siapa kira-kira yang mengambilnya,” katanya. “pasti pemuda sosialis yang mengerikan itu. Dia pro rusia dan Jerman, dan anti Inggris-apa lagi yang bisa diharapkan?” (hal. 41)
Klimakspada bagian lima, Tuppence melanjutkan penyelidikannya untuk mencari mutiara yang hilang, tiba-tiba dia bertabrakan dengan seorang gadis. Gadis itu memandangya dengan sombong. Dia tidak mau Tuppence menahannya untuk tetap berada diirumah, Tuppence tak mau kalah dia pun bersikeras dan akan melaporkan gadis itu pada polisi. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 5. Tiba-tiba Tuppence yang sedang keluar dari sebuah kamar bertabrakan dengan Betarice Kingston Bruce yang sedang akan turun. Gadis itu dalam dandanan siap untuk pergi. “Saya rasa sebaiknya Anda tidak pergi dulu,” kata Tuppence. Gadis itu memandangnya dengan sombong. “Saya pergi atau tidak, itu bukan urusan Anda,” katanya dingin. “Ya, urusan saya ialah menghubungi polisi atau tidak,” kata Tuppence tak mau kalah. (hal. 51)
Klimaks bagian enam, Tommy dan Tuppence kembali terlibat konflik, kali ini Tuppence tidak mau kalah, dia ingin mengambil alih kasus yang ditangani mereka berdua. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 6. “Oke. Terserah mauamu. Aku jadi Francis. Francis lebih cerdas. Desmond selalu membuat kekeliruan dan Francis suka jadi tukang kebun atau apa untuk member uluran tangan pada waktu diperluka.” “Ah!” kata Tommy. “Tapi aku akan jadi super Desmond. Kalau aku tiba di Larchers.” Tuppence memotong begitu saja. “Kau tidak akan pergi ke Hampstead malamini.”
23
“Kenapa?” “Berjalan ke perangkap dengan mata terpejam?” (hal. 62)
Klimaks bagian ketujuh, Inspektur Dymchursh palsu dengan marah meminta surat itu pada Tommy, dia mengira surat-surat itu berisi catatan penting yang disimpan oleh Tommy, kemudian dia meminta Tommyuntuk memperhatikan kotak persegi dan di situ ada vitrol berisi besi panas sehingga menjadi merah dan panas. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 7. “Saya tidak menyimpannya. Dan Anda sendiri pun tahu. Saya akan terus mencarinya, kalau saya jadi Anda. Saya suka melihat Anda dan Coggins main petak umpet. “Anda suka main-main rupanya, Mr. Blunt. Coba Anda perhatikan kotak persegi itu. Itu adalah perlengkapan kecil Coggins. Di situ ada vitriol… ya, vitriol… dan berisi besi yang bisa dipanaskan di api sehingga menjadi merah dan panas membara…” (hal. 71)
Klimaks bagian kedelapan, orang itu memaki Tommy dia memaksa agar Tommy melakukan apa yang dia inginkan, namun Tommy dengan tenang menghadapi mereka dan mau melakukan apa yang mereka perintahkan. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 8. “Orang tolol! Kau mau melakukan apa yang kami minta atau tidak? Apa aku perlu memberitahu Coggins sekarang untuk membongkar perlengkapannya?” “Jangan buru-buru,” kata Tommy. “Tentu saja aku akan melakukan apa yang kalian inginkan kalau kalian mau mengatakannya. Apa kau kira aku suak dipanggang seperti ikan atau digoreng di penggorengan? Aku tidak suka disakiti.” (hal. 72)
Klimaks selanjutnya, Tommy dan Tuppence di kagetkan dengan sebuah jeritan seperti protes terdengar dari booth, suara tinggi gadis-gadis terdengar melengking, ternyata seorang gadis dengan kostum ratu hati itu terbunuh. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 9. “Gadis berkostum Ratu Hati itu duduk di pijok, seperti orang kedinginan bersandarndi dinding . matanya memandang mereka dengan tenang lewat topengnya. Tapi dia tidak bergerak. Roknya yang berdisain belang warna
24
merah putih kkelihatan aneh di bagian kiri. Di bagian itu terlihatlebih banyak warna merah dari yang seharusnya. (hal 84)
Klimaks selanjutnya, Tommy, Tuppence dan Inspektur Marriot menangkap Sir Arthur sebagai dalang pembunuhan gadis di nite club. Bibir Sir Arthur membentuk sebuah senyuman kecil karena telah mengetahui dia akan ditangkap. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 10. Jebakan rupanya…” Dia berjalan mendekati jendela. “pemandangan dari sini cukup bagus,” katanya. “Mengahadap Londodn.” “Inspektur Marriot,” seru Tommy dengan tajam. Bagaikan kilat Inspektur Marriot muncul dari pintu penghubung. Bibir Sir Arthur membentuk sebuah senyum kecil. “Sudah kuduga,” Tapi kali ini Anda tidak bisa menangkap saya, Inspektur. Saya lebih suka memilih jalan saya sendiri.”(hal. 95)
Klimaks selanjutnya, Tommt dan Tuppence kembali beraksi untuk mengadakan penyelidikan tentang kasus mereka. Keduanya beraksipada malam hari, Tuppence mencengkram lengan Tommy dan mereka mendengar rintihan dari salah satu kamar. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 11. Pada jam Sembilan mereka sepakat untuk mulai beraksi. Mereka dapat mengitari rumah itu dengan bebas. Tiba-tiba Tuppence mencengkaram lengan Tommy. “Dengar.” Suara yang didengarnya terdengar kembali samar-samar. Suara rintihan seorang wanita yang kesakitan. Tuppence menunjuk ke atas, ke sebuah jendela di tingkat dua. “Dari kamar itu,” bisiknya. Sekali lagi mereka mendengar suara kesakitan yang lirih memecah udara malam. (hal. 113)
Klimaks selanjutnya, Tuppence melihat seorang wanita yang tergolek lemas di tempat tidur. Seorang perawat menyuntikkan sesuatu di lengan wanita itu. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 12. Satu atau dua menit kemudian dia melongok lagi. Dia memperhatikan selam kira-kira lima menit, lalu turun.
25
“Dia,” katanya dengan kacau. “Oh, Tom, menyedihkan sekali. Dia tidur diatas tempat tidur, merintih sambil bergolek-golek. Dan ketika aku sedang memperhatikan, tiba-tiba ada seorang perawat masuk. Dia menunduk dan menyuntikan sesuatu di bawah lengannya. Lalu pergi lagi. (hal. 114)
Klimaks selanjutnya, penyamaran Tommy diketahui oleh lawannya, dan di diminta ikut dalam permainan lawannya sebagai orang buta dan nyawanya yang menjadi taruhan. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 13. Jika salah satu tonjolan itu terinjak itu berarti mati! Mengerti? Kalau kau bisa melihat…tapi kau tak bisa. Kau dalam gelap. Itulah permainannya-permainan orang buta. Kalau kau bisa mencapai pintu dengan selamat-kau bebas! Tapi sebelum kau sampai di pintu, aku rasa kau pasti sudah menginjak slah satu tonjolan itu dan itu merupakan suatu tontonan yang menarik bukan!” (hal. 128) Klimaks selanjutnya, lawan Tommy sangat licik, dengan mata tertutup dia mempermainkan Tommy dengan sesuka hatinya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 14. “Kau memang betul-betul licik,” kata Tommy. “Tapi kau lupa satu hal. Apa aku boleh menyalakan rokok? Rasanya hatiku berdebr-debar.” “Boleh. Tapi jangan coba-coba menipu. Ingat, aku memperhatikanmu dengan pistol di tangan.” “Aku bukan anjing tontonan,” jawab Tommy. (hal. 129)
Klimaks selanjutnya, Duke terkejut saat melihat terang. Dia jatuh dengan
pistol
yang
berada
ditangannya.
Tommy
dengan
langsung
menempelkan benda tajam ke dadanya dan menyuruh ia melemparkan pistol itu. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 15. Sambil bicara, dia menempelkan korek pada suatu benda yang dipegangnya, dan melemparkannya ke atas meja. Lidah-lidah api yang sangat besar menerangi ruangan. Sesaat Duke palsu itu terkejut dan silau dan merasa buta melihat sinar yang begitu terang. Dia terjatuh ke belakang dan tangannya yang memegang pistol pun ikut turun.
26
Dia membuka matanya lagi karena merasa ada sebuah benda tajam menempel di dadanya. “Lempar pistol itu,” perintah Tommy. “Lempar cepat. Lempar pistol itu!” (Hal 130)
Klimaks selanjutnya, seorang laki-laki dengan dagu menantang dan rambut acak-acakan mengumpat dan memaki-maki, pemuda itu kesal dan patah hati karena di khianti oleh kekasihnya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 16. “Dasar perempuan,” katanya sambil melirik Tuppence dengan marah. “Oh! Bikinlah gara-gara kalau Anda mau. Usirlah saya dari hotel ini! Ini bukan pertama kalinya. Kenapa kita tak boleh mengatakan apa yang kita pikirkan? Kenapa kita harus menutupnutupi perasaan sendiri? Dan hanya mengatakan hal-hal yang sama dengan orang-orang lainnya? Saya tak merasa ingin menyenagkan seseorang atau berlaku sopan. Saya merasa seperti ingin mencekik seseorang dan pelan-pelan memerah nyawanya sampai habis.” (hal. 138) Klimaks selanjutnya, pemuda itu dengan marah menyalahkan seorang wanita bernama Gilda Glen yang menjadi mantan kekasihnya. Perempuan itu telah mengkhianatinya dan apabila dia melihat wanita itu dengan pria lain akan membunuhnya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 13. “Dan terkutuklah perang. Dan perempuan. Perempuan! Anda lihat makhluk yang baru berkeliaran di sini tadi? Gilda Glen. Dia menamakan dirinya Gilda Glen! Tuhan. Saya dulu memang memuja perempuan itu. Dan dengarkan ini. Kalaupun dia punya hati-hati itu pasti ada pada saya. Dia pernah mencintai saya. Dan saya bisa membuatnya mencintai saya lagi. Oh, mudah-mudahan Tuhan melindungi dia. Dia akan menjual dirinya pada si Leconbury itu. Dan saya akan membunuh perempuan itu dengan tangan saya sendiri.” (hal. 139)
Klimaks selanjutnya, Tommy mendengar suara ribut-ribut dari lantai atas mereka pun segara naik dan memeriksanya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 14.
Kira-kira tiga menit kemudian mulailah keributan itu terjadi. Saya melihat di gang ada seorang laki-laki berlari naik, lalu turun lagi terburu-buru seperti orang gila.
27
Benar-benar brengsek.” Tommy berdiri. “Mrs. Honeycott, mari kita ke atas. Jangan-jangan…” (hal. 148)
Klimaks selanjutnya, Tommy dan Tuppence melihat sosok wanita bergaun hitam di atas sofa. Tommy menghampiri gadis itu muka gadis itu pucat, terlihat banyak darah menetes kelantai. Dia mati dibunuh, pertanyaan oleh siapa mereka belum tahu. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 15.
Tiba-tiba wanita itu berseru kaget dan jatuh ke belakang. Sesosok tubuh bergaun hitam terbujur diatas sofa. Wajahnya bersih-cantik, dan kelihatan seperti seorang anak yang tidur lelap. Tetapi dia mati. Luka disisi kepalanya menunjukkan adanya pukulan keras dengan benda tumpul yang meremukkan tengkorak. Darah menetes pelan ke lantai, tapi luka itu sendiri telah beberapa waktu tak lagi mengeluarkan darah… (hal. 149)
Klimaks selanjutnya, Ryder pada saat itu merasa menang dan berad di atas awan terkejut, tiba-tiba di depan rumahnya banyak polisi, polisi itu menangkapnya sebagai otak dari komplotan pengedar uang palsu. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 16.
Tommy menundukkan kepalanya seperti orang yang putus asa. “Merasa cukup pintar, ya?” kata Ryder. Begitu dia selsai berakata, terdengar suara rebut di pintu. “Apa itu?” katanya terkejut. Pada saat itu juga, bagian depan rumah itu diserbu polisi. Pintu di belakang rumah terbuka dengan mudah, dan Inspektur Marriot muncul. “Bagus, Marriot,” kata Tommy. “Dugaanmu betul. Aku ingin memperkenalkan Mr. Hank Ryder yang tahu banyak cerita-cerita kuno.” (hal. 173-174)
Klimaks selanjutnya, Kapten Sessle dan gadis itu bergulat dengan hebat, setelah berkelahi mati-matian gadis itu berhasil melepaskan diri dari kapten sessle. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 17. Mereka bergulat dan ketika itu Sessle sempat mencengkram rambut gadis itu dan kancingya pun menyangkut di benang wol jaket gadis itu.
28
“Akhirnya setelah berkelahi mati-matian, gadis itu pun berhasil melepaskan diri dan lari menyebrangi lapangan golf dengan ketakutan karena membyangkan peluru pistol di belakangnya. (hal. 183)
Klimaks selanjutnya, Tommy dan Tuppence saling berdebat tentang pembunuhan Kapten Sessle, keduanya saling mempertahankan pendapat masing-masing. Tuppence tidak setuju Tommy mengatakan pembunuh Kapten Sessle adalah seorang wanita karena bukti berupa jepit rambut menandakan wanitalah pembunuhnya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 18. Jadi kau menuduh orang terhormat ini sebagai pembunuh teman dan partner bisnisnya? Kau lupa bahwa dia berpisah dengan Sessle dan itu disaksikan oleh Barnard dan Lecky, dan mereka duduk-duduk di Dormy House. Disamping itu ada jepit topi itu.” “Jangan pedulikan jepit itu,” kata Tuppence tak sabar. “Kau pikir dengan jepit itu bisa ditunjukkkan bahwa wanitalah pembunuhnya?” “Tentu saja. Kau tak setuju?” “Tidak. Laki-laki terkenal ketinggalan mode. (hal 187-188)
Kutipan novel di atas menjelaskan, wanita itu menyeret Kapten Sessle ke semak-semak, kemudian wanita itu melemparkan pistol ke semak-semak. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 19.
Setelah gadis itu lari, yang dia lakukan hanyalah menyeret mayat Sessle dan membiarkannya tergeletak di tee. Pistol itu dia lemparkan ke semak-semak. Lalu dia membungkus rok dan topinya dengan rapi. (hal 192)
Klimaks selanjutnya, tiba-tiba seorang wanita menghambur masuk dari seberang kamar dengan marah. Sambil membawa obor yang menyala di tangannya.Seperti pada kutipan novel di bawah ini:
20. Wanita tua itu memandang Tuppence dengan mata jahat.
29
Tiba-tiba seseorang menghambur masuk dari kamar sebelah. Ternyata Hannah. Tangannya memegang sebuah obor yang menyala, yang diacungacungkannya. (hal. 219)
Klimaks selanjutnya, wanita itu menyuruh Miss Logan keluar dengan penuh amarah. Dialah yang meracuni orang-orang rumah hingga mati. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 21. Wanita tua itu menjerit. “Bawa dia keluar-bawa dia keluar. Semua benar tapi bawa dia keluar. Tuppence meloncat ke Hannah. Tapi wanita itu telah berhasil menyulut kelambu tempat tidur itu sebelum Tuppence mengambil obor dari tangannya dan menginjaknya. (hal. 219)
Klimaks selanjutnya, Tommy dan Tuppence kembali beraksi dengan mengendap-ngendap mereka mulai melakukan pencarian kaleng yang berisi petunjuk untuk mengungkap kasus Red House. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 22. Kaleng itu ditutup plester berkeliling. Dengan bantuan pisau Tommy, Tuppence membuka kaleng itu. Dia mengeluarkan kentang itu samapi kalengnya kosong. Tak ada isi lainnya. “Teruskan galianmu, Tommy.” Sesaat kemudian barulah kaleng kedua merek temukan. Dan sekali lagi Tuppence membuka kalengnya. (hal. 264)
Klimaks selanjutnya, lelaki besar berkulit gelap itu menyuruh Tommy untuk menghentikan penyelidikannya jika tidak kematian yang akan menjemputnya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 23. “Aku tak perlu bujuk gombalmu, Mr. Blunt. Hentikan saja penyelidikanmu. Kami tak akan mengganggumu. Kalau tidak-hanya Tuhan yang bisa menolongmu. Kematian tidak terlalu lama menunggu orang-orang yang merusak rencana kami.” Tommy tak menjawab. Pandangannya menembus ke belakang bahu si pengacau, seolah-olah dia melihat hantu. (hal. 278)
30
Klimaks selanjutnya, asisten Tommy, Albert dengan sigap membantu Tommy untuk melumpuhkan pengacau yang sedari tadi mengancam dirinya dan membahayakan. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 24.
Tommy berteriak melarang, tapi terlambat. Dengan penuh semangat Albert melemparkan tali itu ke kepala si pengacau dan menariknya ke belakang dengan kuat. Hal tak terduga pun terjadi. Pistol yang digenggam pengacau itu meletus dan pelurunya terbang menyempert kuping Tommy, dan bersarang di dinding di belakangnya. (hal. 279)
Klimaks selanjutnya, tommy dengan gerakan cepat memberikan pukulan pada Mrs. Van Snyder yang telah menyekap Tuppence dan membuatnya khawatir. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 25.
Dengan jeritan memprotes, Mrs. Van Snyder diangkat dari tempatnya. Tommy membuka penutup tempat tidur dan kasur. Di situ terlihat Tuppence terbaring dengan mata tertutup dan muka kaku. Sesaat Tommy merasa sesak. Tapi kemudian dia melihat gerakan naik-turun di dadanya. Dia dibius, bukan mati. Tommy berbalik ke Albert dan Evans. (hal 311)
c. Penyelesaian Dalam tahap ini semua konflik-konflik yang terjadi mendapatkan titik terang atau jalan keluar dan penyelesaian. Biasanya pada tahap ini konflik berakhir dengan kebahagiaan, kesedihan, kekecewaan dan lain sebagainya. Pada novel Pasangan Detektif tahap penyelesain terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut: Tahap penyelesaian bagian pertama, Mr. Carter bos Tommy dan Tuppence memberikan pekerjaan dan menyerahkan kasus-kasus pada Agen detektif Internasional, sebagai pekerjaan baru mereka. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:
31
1.
Mata tuppence bersinar gembira. “Ada suatu pekerjaan yang harus dilakukan untuk Departemen dan saya pikir saya-saya hanya berpikir bahwa pekerjaan itu cocok untuk kalian berdua.” (hal.13
Tahap penyelesaian bagian dua, Tuppence menuangkan secangkir teh pada Tommy sebagai kemenangan Agen Detektif Internasional terhadap kasus-kasus yang mereka tangani berhasil dan sukses. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 2. “Tenang Tommy,” kata Tuppence. Dia menuang secangkir teh untuknya. “Sekarang mari kita minum berasam-sama. Demi suksesnya Agen Detektif Internasioanl. Blunt‟s Brilliant Detectives! Semoga selalu sukses (hal. 30)
Tahapan penyelesaian bagian ketiga, Colonel Kingston Bruce menyalami Tommydan berterima kasihkarena berhasil memecahkan kasus tentang hilangnya permata , Kolonel itu memuji kecerdasan Tommy dalam mengungkap kasus tersebut. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 3.
Anda memang cerdas,” Tommy menerima pujian itu dengan rendah hati. Kemudian dia menuruni tangga berasama Tuppence. Colonel Kingston Bruce bergegas menemuinya dan menyalaminya dengan hangat. “Saya benar-benar gembira dan mengucapkan terima kasih atas bantuan Anda. (hal. 53)
Tahap penyelesaian keempat Tuppence akhirnya mengalah dan menuruti permintaan Tommy untuk pulang dan tinggal dirumah, sementara itu dia membiarkan Tommy menghadapi penjahat-penjahat itu bersama para detektif. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 4.
“Baik,” katanya. “ Aku menyerah. Aku akan pulang dan duduk diam dengan manis di rumah dan kau akan menghadapi penjahat-penjahat itu bersama para detektif. Tapi lihat saja nanti. Aku akan berbuat sesuatu sehingga kita tetap akan duduk sama tinggi.” (hal. 66)
32
Tahapan penyelesaian kelima, Inspektur Marriot berhasil menangkap dan meringkus para penjahat-penjahat. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 5.
Inspektur Marriot bersama dua orang polisi berpistol melangkah ke depan dan dengan suara tajam memerintah, “Angkat tangan!” “Bagus sekali,” kata Inspektur Marriot sambil mengunci borgol terakhir. “Barangakali kita bisa menangkap lebih banyak lagi nanti.” (hal. 76)
Tahapan penyelesaian pada bagian keenam , Tommy dan Tuppence kembali berhasil menangani kasus. Mereka merayakan kemenangan itu dengan minum koktil. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 6.
Tommy yang sedang sibuk dengan minuman mendekati istrinya dengan sebuah gelas besar. “Minumlah ini.” “Apa itu” brandy?” “Bukan. Koktil besar-cocok untuk kemenangan Mc Carty. Ya, Marriot (hal. 97)
Tahap penyelesaian ketujuh, Tommy berhasil kabur dari sekapan Duke atas bantuan asistennya Albert, Tuppence ikut lega karena suaminya kembali dengan selamat tanpa terjadi sesuatu pada dirinya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 7.
Setelah sampai di jalan dengan selamat, dia perhatikan nomor rumah itu dengan perasaan ngeri. Kemudian dia bergegas pergi ke telepon umum. Dia merasa begitu tegang. Tapi kemudian sebuah suara yang dikenalnya menjawab dan membuatnya lega. (hal. 131) Tahap penyelesaian kedelapan, James Reilly dicurigai dan ditangkap.
Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 8. Keesokan harinya. Tommy dan Tuppence masih menginap di Grand Hotel. Tapi Tommy menganggap bahwa sebaiknya dia membuang jubah pastornya.
33
James Reilly dicurigai dan ditangkap. Pembelanya, Mr. Marvell, baru saja bicara panjang lebar dengan Tommy tentang apa yang terjadi. (hal 152)
Berdasarkan tahapan-tahapan plot yang diuraikan pada novel Detektif Sekolah maka dapat disimpulkan dengan diagram plot dibawah ini.
Klimaks Resolusi
Komplikasi dan Konflik Penyelesai an Eksposisi
Novel pasangan Detektif pada bagian awal (eksposisi) memunculkan tokoh. Dalam novel, tokoh yang di sajikan sebagai paparan awal untuk memasuki jalannya cerita tersebut. Pada novel ini tokoh-tokoh disebutkan antara lain; Tommy, Tuppence, Kapten Marriot, Pada tahap rumitan atau komplikasi, selama cerita berjalan konflikkonflik muncul. Konflik itu antara lain; kecurigaan antara Tommy dan Tuppence selama menjalankan tugas mereka sebagai detektif, konflik yang di alami Mr. Vincent mencari wanita yang dicintainya, Tommy yang tidak setuju pada tuppence untuk memebrikan hadiah pada Francis, saat Tommy di sekap dalam satu ruangan hingga membahayakan nyawanya. Konflik-konflik yang disebutkan di atas hanya sebagian kecil karena pada novel Pasangan Detektif memiliki 23 bagian yang masing-masing bagian menampilkan konflik-konflik yang berbeda, pada tahap ini pun
34
konflik batin sering dimunculkan dalam cerita, antara lain; Tuppence yang selalu mendapatkan sindiran dari suaminya jika sedang kesal atau berdebat saat mencari solusi dari kasus-kasus yang mereka tangani. Konflik-konflik akan mencapai klimaks apabila tokoh dalam cerita mengalami perubahan yang mengakibatkan perdebatan atau kejadian mengarah pada konflik tersebut. Dalam cerita ini konflik yang mencapai puncak antara lain; perseteruan antara Tommy dan Tuppence dalam perseteruan mereka saling menyalahkan tanpa ada yang mengalah, keduanya ingin menang sendiri saling melemparkan sindiran. Selanjutnya konflik yang mencapai puncak ketika Tommy dan Tuppence mendapatkan gadis yang terbunuh di club nigt dengan penuh darah di roknya, tommy dan Tuppence melihat sebuah pedang tertanam di dadanya dengan muka pucat kehabisan darah. Selanjutnya pada tahap resolusi, konflik memanas yang di sebabkan oleh tokoh dalam cerita mulai mereda. Pada novel Pasangan Detektif cerita yang mengarah pada tahap ini antara lain; kasus hilangnya mutiara. Kasus ini diserahkan pada Tommy dan Tuppence untuk mencari siapa pencuri mutiara, kasus pengedar obat-obatan terlarang yang ditangani oleh Tommy dan Tuppence. Konflik ini pun akan mengarah pada penyelesaian jika semua konflik bisa diselesaikan. Pada novel ini jalan cerita yang menuju tahap penyelesaian antara laian; kasus-kasus yang ditangani oleh Agen detektif Internasional berhasil ditangani dengan sukses.
35
4.1.2 Tahapan Plot Novel Detektif SekolahDimas Abi Novel Detektif Sekolah menggunakan jenis plot maju (progresif) ini terlihat pada tahapan-tahapan plot pada novel tersebut. Tahapan-tahapan plot pada novel detektif Sekolah antara lain: ekposisi (perekenalan), rumitan atau konflikasi, klimaks, resolusi dan penyelesaian. Novel Detektif Sekolah memiliki beberapa bagian tahap perkenalan yang menjadi awal pendahuluan untuk memasuki jalan ceritanya. Tahap perkenalan itu mengarah pada tokoh, latar dan konflik. a.
Eksposisi Novel Detektif Sekolah bagian pertama cerita memperkenalkan tokoh-
tokoh sebagai awal pendahuluan dalam memasuki jalannya cerita. Tokohtokoh itu antara lain, Bams, Tessa, dan Momon yang tergabung dalam trio detektif TBS (Taman Belakang Sekolah).Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 1. “Bambang Sulistya, tapi gue cukup popular dengan panggilan Bams.” Ucapnya dengan dagu terangkat, disertai angin sepoi yang membuat jambulnya melambai-lambai gemulai. Momon adalah salah satu organisme berupa siswa kelas dua yang dijadikan objek dan selalu menderita di tim basket sekolahnya. Tessa adalah murid terpintar di sekolah. Status „terpintar‟ cukup menjnelaskan bagaimana nilai rapornya dan menjadikan buku sebagai sahabat abadinya. (hal. 4-6)
Novel Pasangan Detektif bagain kedua, terdapat konflik pada awal cerita. Anggota OSIS mencaci maki setelah mendapatkan papan mading terpampang pengumuman yang tidak termasuk scape papan mading dengan tulisan kualitas rendah.Seperti pada kutipan novel di bawah ini:
36
2. “Ini apa-apaan nih?” Pagi itu, beberapa damparatan sudah bermunculan di depan papan madding. PUNYA MASALAH, tapi nggak PUNYA SOLUSI? AHA!!! DATANG AJA KE TAMAN BELAKANG SEKOLAH TEPAT SETELAH BEL PULANG BERBUNYI (itu pun kalo belnya nggak rusak) – Penuh Kasih Sayang- Detektif TBS Sebenarnya, tidak menjadi masalah kalau pengumaman tersebut ditulis di atas berukuran 20x20 cm. namun, menjadi masalah ketika pengumuman itu ditulis dengan tulisan tangan kualitas rendah di atas karton manila hingga menutupi seluruh scape papan mading. Caci maki saling sahut dari mulut beberapa orang, dan dipastikan itu semua keluar dari mulut punggawa OSIS. (hal. 15)
Novel Detektif Sekolah bagian ketiga, memperkenalkan tokoh Tesa dan Momon sambil menunggu Bams mereka menempatkan duduk di taman belakang sekolah sambil menunggu klien yang datang untuk menyerahkan kasus pada mereka. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 2
Tessa dan Momon duduk di bangku taman belakang sekolah. Dari belakang, mereka terlihat seperti telur ayan dan telur naga. Sudah setengah jam mereka berdua duduk, tetapi tidak ada tanda-tanda klien yang datang. (hal. 18)
Novel
Detektif
Sekolah
bagian
keempat,
pada
awal
cerita
memperkenalkan tokoh Bams dan Momom mengomentari surat cinta yang ditulis seseorang untuk Mila, surat ini adalah kasus pertama mereka sebagai tim detektif. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 3
“Lelaki pencari cinta. Jelek amat namanya. Standar!” adalah kalimat pertama yang keluar dari mulut Bams setelah membaca surat cinta berantai itu. “Iya, menurut Momon juga jelek. Hari gini gitu loh, mencari cinta. Nggak ada kerjaan!” sambung Momon sembari menjilati lollipop. Ya, dijilat bukan diemut. (hal 24)
Novel Detektif Sekolah pada bagian kelima memperkenalkan latar sebagai awal pendahuluan memasuki jalan ceritanya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:
37
5.
Suara derap langkah silih berganti menyemarakkan lapangan basket. Tidak ada tawuran di sana, melainkan anak-anak basket yang sibuk berlatih. Suarasuara sporty itu tenyata disaingi oleh suara beberapa gadis yang sedang berdiskusi mengenai isu-isu terkini. “Eh, tau nggak sih lhooow, Justin Biber keselek melon…!” “Oya, masa siiih…?” (hal. 34)
Novel Detektif Sekolah pada bagian keenam memperkenalkan latar sebagai awal pendahuluan memasuki jalan ceritanya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 6.
Ruang OSIS terlihat cukup ramai, tetapi suram. Sebagian besar makhluk yang ada di sana sedang bermuram durja, sebagian lagi menunjukkan tanda-tanda kurang darah. pensi yang direncanakan gegap gempita justru layu dan tidak menggigit. Target yang telah direncanakan sebelumnya meleset jauh. (hal. 35)
Novel Detektif Sekolah pada bagian ketujuh, memperkenalkan tokoh dan latar kejadian. Dengan pandangan menerawang ke langit Bams duduk menyendiri di bangku TBS, sambil berpikir dengan gayanya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 7.
Bams duduk di bangku TBS seorang diri, pandangannya menerawang ke langit. Melihat awan membuat pikirab Bams menjadi segar, dan tentu saja hal ini akan dirasa berbeda ketika melihat SPG produk otomotif. (hal. 37)
Novel Detektif Sekolah pada bagain ketujuh, memperkenalkan tokohtokoh dalam cerita. Bams berpapasan dengan Joko yang tak lain kapten basket di sekolahnya. Bams menanyakan suatu hal padanya soal dia mensuplai lollipop Momon sampai lulus. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: “Eh, jok…,”panggil Bams ketika berpapasan dengan Joko si Kapten Basket pada pagi hari. “Apa? Mau nantangin main basket?” jawab Joko sambil memamerkan otot lengan kanannya yang sebesar taing listrik. “Hah? Ng,,,.nggak kok.” “terus?”
38
“Ada sesuatu yang mengganjal di pikiran gue, dan gue mau menyakan sama lo.” “Nanya apa?” Kini, dia memamerkan otot lengan kirinya yang sebesar batang pohon kelapa. “Apa bener lo menjamin suplai lollipop Momon sampai lulus?” (hal. 43)
Novel Detektif Sekolah bagian kedelapan memperkenalkan tokoh dan latar dalam cerita, Tessa menjelaskan pada Bams dan Momon bahwa noda minyak yang berada di surat cinta berantai Mila adalah bekas minyak goreng.Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 8.
Dari hasil laboratorium yang saya dapat, noda minyak yang ada di surat itu adalah noda dari pisang goring…,”beber Tessa bersama angin sepoi yang menghembus rambut pendeknya yang digerai. “Pisang goreng? Hmm. Mon, coba lo liat data seminggu ini siapa aja yang paling banyak beli pisang goreng.” (hal. 44)
Novel Detektif Sekolah bagian kesembilan memperkenalkan latar (waktu) sebagai pendahuluan untuk memasuki jaln cerita. Dalam hal ini detektif TBS memantau ruang kelas 2C yang dicurigai sebagi tempat misterius pengirim surat cinta berantai untuk Mila.Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 9.
Hari itu adalah hari Minggu pagi, dan berbeda dengan kebiasaan masayarakat pada umumnya yang memanfaatkan hari untuk berpiknik, berkumpul bersama keluarga, atau melakukan keja bakti, Detektif TBS justru sedang berjingkat-jingkat di sekolahnya sendiri. Hingga akhirnya mereka sadar tidak perlu seberlebihan itu jika hanya ingin memantau kelas 2C. (hal. 75)
Novel Detektif Sekolah selanjutnya, memperkenalkan tokoh dan latar pada awal cerita, Bams duduk di bangku kelasnya sambil memperhatikan tiga surat cinta berantai untuk Mila, dan dia berharap mendapatkan ilham sebagi petunjuk untuk menyelesaikan kasus pertama detektif TBS.Seperti pada kutipan novel di bawah ini:
39
10.
Bams duduk di bangku kelasnya, menghamparkan tiga surat cinta berantai untuk Mila di mejanya. Pria bermata besar itu memain-mainkan jambul Titin-nya berharap ada secercah ilham yang masuk, sayangnya ilham tidak masuk karena sakit. Asyik dalam buaian pikirannya, seorang pemuda datang dan memanggilnya. Bams menekan tombol paus pada otaknya kemudian beralih ke pemuda itu. Bams cukup mengenalinya, tidak, bahkan semua siswa di sekolah ini mengenalinya. (hal. 58)
Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan latar sebagai awal memasuki jalan ceritanya. Begitu bel berbunyi kantin sekolah tampak ramai dipenuhi termasuk detektif TBS, sambil memesan makanan kesukaan mereka membahas soal klien mereka yang belum ereka kenali semenjak menyerahkan kasus surat cinta berantai itu pada mereka. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 11.
Kantin sekolah tampak ramai dipenuhi…ya, anak-anak sekolah pastinya. Termasuk, di antaranyaadalah detektif TBS yang sedang menghabiskan waktu istrahatnya di sana. Bams memesan satu porsi lontong sayur, disusul Tessa yang tidak memesan makanan apa pun karena membawa bekal dari rumah, sedangkan Momon memesan seporsi bakso. (hal. 65)
Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan tokoh dan latar dalam memasuki ceritanya. Momon kembali menyelidiki kasus Mila dengan sasarn ruangan kelas Mila yang menjadi tempat penyelidikan. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 12.
Tak butuh waktu lama untuk menemukan kelas Mila karena Momon telah melewati masa orientasi sekolah dengan gemilang dan tentu saja karena mereka berad di sekolah yang sama. (hal. 68)
Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan tokoh dan latar dalam memasuki ceritanya.Bams menyerbu Anto dengan pertanyaan-pertanyaan tentang si Mila kepada Anto yang menjadi sebagai klien mereka. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:
40
13.
Kantin sekolah menjadi saksi atas gempuran pertanyaan Bams pada Anto. Serangan itu membuat Anto cukup kewalahan sehingga Anto memesan the botol hingga dua kali. “Kenapa maneh Tanya-tanya tentang si Milah? Naksir yah? Tuduh Anto. Anto adalah teman sekelas Mila. Itulah sebabnya kini Bams meberondong Anto dengan berbagai pertanyaan. (hal. 70)
Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan tokoh dan latar dalam memasuki ceritanya. Tessa menunggu teman-temannya di TBS untuk membicarakan kasus Mila. Tempat itu sebagai tempat favoritnya karena disitulah dia mengenal dua sahabatnya Bams dan Momon yang sekarang menjadi tim detektif yang digagasinya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 14. Sepulang sekolah, Tesa adalah orang pertama yang berdiri di TBS. berkumpul sepulang sekolah adala ritual wajib bagi kelompok detektif remaja itu. Membicarakan kasus, menanti klien, atau memaki Momon. Apa pun itu, mereka bertiga senang dengan kebiasaan ini, terlebih Tessa si penggagas tim. (hal. 72)
Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan tokoh dan latar dalam memasuki ceritanya.Trio detektif melanjutkan penyelidikan, mereka memulai penyelidikan ini dengan melakukan perjalanan ke Muara Angke. Mereka pun berangkat dengan mobil Tessa dan Pak Kasim sebagai sopirnya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 15. Semula, Trio Detektif TBS mengira perjalanan ke Muara Angke adalah perjalanan yang membahagiakan. Namun, Pak Kasim, sopir Tessa membuat perjalanan menjadi suram. Pak Kasim merupakan sopir debutan di keluarga Tessa yang sebenarnya tidak memenuhi kualifikasi sebagi sopir, dia buta arah dan tidak tahu jalan. Dia jauh-jauh datang dari Jombang untuk mengadu nasib di Jakarta dan beruntung bertemu dengan keluarga Tessa. Keluarga Tessa menerimanya karena wajah Pak Kasim yang memprihatinkan, dan mereka berpikir bahwa pengalaman akan menempa Pak Kasim menjadi sopir yang handal. (hal. 75)
41
Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan tokoh dan latar (waktu). Pikiran Tessa melayang perdebatan tadi siang bersama Bams mungkin akan membuat tim detektif yang digagasinya akan berakhir. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 16.
Malam ini, sudah tiga puluh menit Tessa membuka buku Matematika pada halaman yang sama. Tanganya membuat beberepa gambar kecil dan coretan tidak bermakna di sana. Sesekali, dia memandang tumpukan novel detektif yang memang menjadi favoritnya. Perdebatan tadi siang berputarputar di kepala Tessa. Tessa menghela napas, mungkin mimpinya membentuk tim detektif adalah ide gila yang mustahil. Dan, mungkin perdebatan tadi siang menjadi akhir mimpi gila itu. (hal. 90)
Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan latar dalam memasuki ceritanya. pasar Muara Angke adalah pasar tersohor di Jakarta, di sini semua aktivitas berjalan. Orang-orang yang tinggal disekitar pasar itu menggantungkan sebagian hidup mereka di sana. Termasuk Tessa dan keluarganya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 17.
Pasar Muara Angke sudah menunjukkan kejumawaannya sebagai pasar ikan tersohor di Jakarta. Terbukti dengan bau amisnya, yang mengakibatkan rasa manis lollipop Momon hilang berganti dengan kejang-kejang adalah efek yang wajar. Di sisi lain, banyak orang yang bergumul dengan bau amis itu sebab ini adalah pintu rezeki untuk mereka. Banyak nyawa yang menggantungkan penghasilannya pada pasar ini.Termasuk Mila. (hal. 97)
Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan latar (waktu) detektif TBs melakukan pembuktian terhadap kasus surat cinta berantai Mila, dan sebagai pembuktian kasus ini Bams sebagai pemegang kendali untuk menuntaskan kasus ini.Seperti pada kutipan novel di bawah ini:
18.
Hari ini merupakan hari pembuktian kebenaran kesimpulan trio detektif TBS terhadap kasus surat cinta berantai, dengan Bams
42
pemegang kendalinya. Dan bams yakin, sesuatu bakal terjadi hari ini. (hal. 98) Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan tokoh. Anto menyatakan cintanya pada Mila, tetapi Mila masih tak percaya apa yang di dengar dan di lihatnya, diapun bertanya sejak kapan Anto suka sama dia. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 19.
“Intinyah, apakah Mila mau jadi pacar sayah? “Se-sejak kapan kamju suka sama aku?” Tanya Mila validatif. “Seandainya sayah diciptakan di jaman ADAM DAN HAWA, terus saat itu sayah ketemu kamuh, saat itu juga sayah suka kamuh…” (hal. 100)
Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan tokoh dan latar. Pak Kasim yang nota bene sopir pribadi keluarga Tessa mencari perhatian pada seorang gadis pasar Muara Angke, gadis itu cantik yang membuat pak Kasim jatuh hati, dengan trik ala pak Kasim dia mendekati gadis itu. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 20. “Ehm, Mbak.” Pak Kasim menyapa seorang gadis Muara Angke yang lewat, mencoba peruntungannya. Secara fisik, gadis itu lumyan, lumayan melupuhkan pertahanan jantung Pak Kasim. “maaf, punya obeng? Oke, ini adalah cara klasik. Pak Kasim mendapatkan taktik berekenalan ini dari salah satu film horror mesum Indonesia. (hal. 105)
Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan tokoh. Detektif TBS berhasil memecahkan kasus surat cinta berantai Mila, Mila merasakan kepuasan begitu juaga Bams dan Momon. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 21. “Ternyata, gini ya rasanya berhasil memecahkan kasus…,” ujar Tessa wajahnya cerah penuh kepuasan, sambil menatap pemandangan di kiri jalan. “Gimana rasanya, Tessa?” “Hmm… tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, bams,” jawab Tessa seperti iklan deterjen. (hal 107)
43
Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan tokoh dan latar sebagai pendahuluan memasuki jalan cerita. Sebagai balas jasa atas bantuan detektif TBS memecahkan kasus surat cinta berantai, Mila menghadiahkan berupa paket liburan selam sepekan pada detektif TBS.Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 22.
Sebagai balas jasa karena dianggap telah member penerangan dalam hidupnya, Mila menghadiahkan Detektif TBS berupa paket gratis menikmati akhir pecan di Pulau Tidung. Pulau Tidung adalah pulau terbesar di antara gugusan pulau di Kepulauan Seribu yang terekenal dengan keindahannya. Hal ini disambut dengan tepuk tangan penuh haru dari Detektif TBS.
Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan tokoh dan latar sebagai pendahuluan memasuki jalan cerita.Mang Kosim sebagai guide Pulau Tidung menjelaskan panjang lebar tentang Pulau Tidung, detektif TBS dan Jessie takjub dengan jembatan yang panjang dihadapan mereka. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 23.
Jadi, Pulau Tidung terdiri dari Tidung Besar dan Tidung Kecil yang terhubung oleh jembatan ini,” terang mang Kosim yang sedang menjalankan perannya sebagai giide. (hal. 134)
Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan tokoh dan latar sebagai pendahuluan memasuki jalan cerita. Jessie dan Momon membahas soal laut, laut menjadi tempat favorit Jessie jika ada masalah yang menimpanya. Lautlah yang akan menjadi tempat curhatnya Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 24.
Jessie suka banget ama laut, Mon. Dan, laut di sini benar-bener indah ya?” “Momon setuju.” Angin pantai menerpa wajah mereka berdua. “Kamu tahu, Mon kenapa Jessie suka sama laut?” Tanya Jessie kemudian. “Kerena banyak ikannya?” (hal. 139)
44
Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan tokoh dan latar sebagai pendahuluan memasuki jalan cerita.Kesibukan Om Bram, detektif TBS dan di bantu penduduk pulau Tidung sedang mempersiapkan konsep pertunangan Jessie dengan lelaki pilihan papinya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 25.
Di sisilain, tampak sekelumit kesibukan yang dilakukan oleh Om Bram, Jessie, anak-anak detektif TBS, serat beberapa penduduk Pulau Tidung yang membantu. Mereka bukan sedang mempersiapkan pertunjukan sirkus atau semacamnya, mereka sedang menata tempat untuk acara pertunangan Jessie dengan lelaki pilihan papinya.(hal. 161)
Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan tokoh dan latar sebagai pendahuluan memasuki jalan cerita.Om Bram menerima telepon dari calon tunangan Jessie dan memberitahukan rombongan aggak datang terlambat dengan alasan jalanan Ibukota macet. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 26.
“Oh, baik Pak. Kami tunggu ya…”Om Baram menutup ponselnya. “Mereka akan datang terlambat, biaslah Jakarta, kecebak macet.” “Hah? Mencret, Om?”Momon bolot. “MACET!” cocor Bams. “Kalau gitu, Jessie ke penginapan dulu ya, Pi. Mau beres-beres sekalian siap-siap.” (hal. 164) Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan
tokoh dan latar sebagai pendahuluan memasuki jalan cerita. Di sebuah ruangan yang berukuran 4x4 terlihat berantakan seperti kapal pecah. Semua barang-barang berserakan disana-sini. Ruangan itu adalah kamar Jessie yang menjadi saksi sewaktu dia diculik. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:
45
27.
Ruang 4x4 meter itu tampak seperti ruangan yang habis terkena gempa bumi. Barangg-barang berserakan tak menentu. Isi tas Jessie keluar semua kaus, celana, hingga pakaian dalam berada dilantai dengan susunan yang acak. Pikiran nakal Momon ingin mencomot salah satu dari benda Jessie itu, tetapi urung karena Momon sadar bahwa mencuri adalah perbuatan terkutuk-kecuali mencuri hati. (hal. 168) Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan
tokoh dan latar sebagai pendahuluan memasuki jalan cerita. Pak Kades sebagai lurah Pulau Tidung menanyakan pada Mang Kosim apa yang sedang terjadi karena semua orang tampak ramai membahas sesuatu. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 28. “Ada apa ini?” mau tak mau, keadaan ramai yang melingkupi
penginapan Om Bram mengundang perhatian banyak orang. Tak terkecuali Pak Kades yang siang ini memakai setelan kasual, celana pendek dan kaus pantai. “Ini Pak Kades, anakppak Bram hilang diculik.” Mang Kosim yang berada didekatnya menjawab. (hal. 175) Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan tokoh. Rambo pria garang mengasah suatu benda. Benda itu akan digunakan untuk membunuh korban-korbannya. Di ruangan telah meringkuk salah satu korban yang akan dibunuhnya dengan benda itu. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 29. Hmm, masih kurang tajam nih.”Ada suara benda yang digesek
berulang kali. Rambo sedang mengasah pisau daginnya yang besar dan tebal. Untuk informasi, pisau itu adalah pisau yang setia menemaninya kala sedih dan senang, pisau itu adalah sahabat Rambo. Dulu, ketika Rambo masih eksis dalam dunia perpremanan, pisau daging itu menjadi saksi betapa perkasanya Rambo melumat lawan-lawannya. (hal. 182)
46
Novel Detektif Sekolah pada bagian selanjutnya memperkenalkan tokoh.Detektif TBS dihadapkan dengan satu kasus yang amat rumit, masingmasing mereka tidak tenang, tampak ketegangan, rasa was-was dan kepanikan terlihat diwajah mereka. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 30. Detektif TBS merasa seperti tim gegana yang dihadapkan satu bom
waktu. Jika dalam empat puluh lima menit solusi belum muncul, BOOM! Meledaklah sudah. Efeknya Bams sedari tadi mondar-mandir tanpa henti, dirinya terlihat seperti suami panik yang menanti anak pertama. Tessa yang biasanya normal-normal saja, kini ikut-ikutan panik dengan berlari zig-zag sekadar untuk menenangkan diri. Momon tidak lebih baik dari dua temannya, ada tiga lollipop di mulutnya sekaligus, tujuannya sama; untuk mengurangi kepanikan. (hal. 189) b. Rumitan atau Konflikasi Pada novel Detektif Sekolah tahap rumitan atau konflikasi terbagi atas beberapa bagian antara lain: Novel Detektif Sekolah bagian pertama tahap konflikasi. Seorang pemuda datang tiba-tiba dan duduk didekat Tessa, pemuda itu adalah Bams. Dia kelihatan marah dan kesal karena tidak diterima memberikan ide di OSIS. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 1. Tiba-tiba, “Gue nggak habis pikir , kenapa mereka nggak mencoba think out of the box!” “Mereka nggak pernah menerima pemikiran gue! Mentang-mentang gue Cuma tim keamanan!” “Tim keamanan kan juga bagus.” Tessa berusaha masuk ke permasalahan. “Apa coba bagusnya?” “Yaah… Hmm, menjaga keamanan…” Tessa mencoba menjawab yang sayangnya tidak memberi nilai tamabh. “Aaggh…!” (hal. 6)
Novel
Detektif
Sekolah
bagian
kedua
tahap
konflikasi.Tessa
menyemprot habis Bams dengan apa yang dilakukannya ketika membuat
47
pengumuamn di papan mading dengan tulisan super jelek dan membuat anakanak OSIS marah akan hal itu. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 2. “Bams! Maksud kamu apa bikin pengumuman segede lapangan bola begitu?” semprot Tessa yang sengaja mencegat kedatangan Bams. “Bagus kan?” Bams percay diri. “Cuih..! Tulisannya lebih jelek daraipada tulisan adik saya yang masih kelas nol kecil!” “maksud gue, bukan tulisannya, Tess. Tapi, efek dari tulisan gue.”Bams cengengesan. “Apa coba efeknya? Caci maki membabi buta? (hal 17)
Novel Detektif Sekolah bagian ketiga tahap konflikasi. Tessa dan Momon berdebat soal TTS, tiba-tiba datang klien yang meminta bantuan mereka untuk mengatasi permaslahannya. Inilah kasus pertama mereka. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 1.
“Lho? Kok nggak jadi? Pasti kamu ada masalah dan mencari kita…,” gali Tessa. “Yaah, ada siiih…, tapi nggak jadi deh…” “Kenapa? Kita bisa kok bantu kamu.” “Aku emang nyari kalian. Tapi, ragu…” “Ragu kenapa?” Tessa terus mengejar “Masa detektif rebut masalah TTS?” “Ooowh, itu pemanasan! Jadi, sebelum kita memecahkan permasalahan, Momon dan Tessa biasa membahas masalah-masalah terkini seperti…TTS”Momon ngeles. (hal 20)
Novel Detektif Sekolah bagian ke empat tahap konflikasi.Bams meminta pada Tessa dan Momon untuk lebih focus dengan surat cinta berantai untuk Mila, mereka saling mengeluarkan pendapat masing-masing. Bams meminta Momon untuk mencatat semua semua hal yang mengarah pada kasus yang ditangani mereka. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:
48
2.
“Sekarang, saya minta kalian berdua FOKUS! Menurut kalian, apa yang bisa disimpulkan dari surat ini…?” “Oke, gue coba jelasin. Mon, catet ye…,”sahut Bams yakin. Momon mengangguk. “Bams berjalan berkeliling membentuk pola lingkaran sambil mengelus jambul Tin-tinnya. Pola ini sering ia lakukan ketika menjelaskan sesuatu secara runtut. Bams mengambil beberepa kesamaan antara surat pertama dan kedua. Poin demi poin secra cepat dicatat oleh Momon.
Novel Detektif Sekolah bagian ke lima tahap konflikasi.Bams dan Momon sama-sama kurang beruntung. Bams telah dikecewakan oleh OSIS, sedangkan Momon gagal menjadi tim basket. Keduanya meratapi nasib masing-masing.Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 3.
“Gue emang udah dikecewakan oleh OSIS, gue emang ngerusak papan madingnya. Tapi, sebenarnya gue masih ngikutin perekmbangan OSIS. Gue buakn benci sama OSIS-nya, tapi nggak suka dengan orang-orang yang ada di dalamnya.” Bams kemudian bercerita. Sejak SMP, Bams aktif di OSIS, bahkan ia sempat duduk sebagai ketua. Nasib Bams kok sama banget, ya, sama Momon. Cuma bedanya Momon di tim basket. (hal 38-39)
Novel Detektif Sekolah bagian ke enam tahap konflikasi. Mila mengecek perkembangan atas kasus yang diberikan pada detektif TBS tentang surat cinta berantai, mereka membagi tugas masing-masing untuk menemukan siapa penulis surat cinta itu kepada klien mereka. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 4.
“Aku Cuma pengen tahu gimana perkembangan kasusnya. Aku penasaran banget, sampe di ubun-ubun penasarannya. Siapa sih laki-laki yang nulis surat itu?” (hal. 48)
Novel Detektif Sekolah bagian ke tujuh tahap konflikasi. Detektif TBS tidak menyadari bahwa sewdari tadi mereka tidak mengetahui surat cinta berantai untuk Mila telah ada dilaci meja Mila. Ketiga sahabat itu telat
49
mengetahui siapa yang menaruh surat itu dilaci meja, mereka kecolongan. Seperti pada kutipan novel di bawah ini 5.
“Tunggu dulu…”Tessa menyadari sesuatu, dia menatap Bams. “Janganjangan, Bams.” Bams terbelalak, menyadari hal yang sama. Kemudian, mereka berlari menuju kelas 2C. Momon yang terkejut jatuh terjerembap karena dua temannya beralari hingga menyenggol Bams yang sedang mengumpulkan batang-batang lolipopnya. “Kita telat, Bams. Si pelaku udah naruh surat ini sebelum kita datang!” Tessa terengah-engah. (hal. 55)
Novel Detektif Sekolah bagian kedelapan tahap konflikasi.Saat perjalanan menuju Muara Angke mobi Tessa tak sengaja menyempret motor Pak Polisi, disinilah permasalahan itu terjadi. Seperti pada kutipan novel di bawah ini 6.
Semua lancar-lancar saja hingga terdengar suara mobil Tessa yang menyenggol sesuatu. Bams berharap itu bukan sesuatu yang buruk. “Sepertinya kita nyenggol sesuatu, Mbak,” ujar Pak Kasim. “Aah, bapak becanda.Paling, tadi suara Momon batuk.” Tessa berdalih, padahal dirinya jelas-jelas merasakannya. Momon reaktif dengan menoleh ke belakang, kemudian terkejut bukan main hingga lollipop Momon jatuh dari mulutnya. “Ada bapak-bapak berseragam cokelat sedang mengejar kita…,”terang Momon. “Pasti Pembina pramuka.”Tessa menghibur dirinya sendiri. “Pembina pramuka jempol lo, Tess! Itu POLISI!”
Novel
Detektif
Sekolah
selanjutnya,
tahap
konflikasi.Bams
mengeluarkan asumsi-asumsinya soal surat cinta berantai itu pada kedua sahabatnya, Mila yang ikut mendengarkan pendapat Bams terlihat meperhatiaknnya dengan serius. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 7.
Sebenarnya, kasus ini sangat-sangat sederhana, Mil. Kita memasang asumsiasumsi mengenai kasus ini. Kita asumsikan surat cinta itu isinya serius walau tulisannya cukup jelek.” “Pada surat kedua…” Bams melanjutkan “Kemudian, surat ketiga datang. Kalimat pertama pada surat itu menyadarkan kita kalau kita melewatkan satu hal penting, yaitu lo, Mil.” (hal. 103)
50
Novel Detektif Sekolah selanjutnya, tahap konflikasi.Detektif TBS terkejut, lebih-lebih Momon. Mereka tak menyangka kalau pria umur 40 tahun mengaku tunangan Jessie. Momon yang mendengar pengakuan itu tiba-tiba berteriak dan langsung pingsan. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 8.
“Sayang kamu kemana aja,” ujar orang itu begitu sampai. “Maaf, Jessie tadi mampir dulu di tukang es cendol. Oh iya, ini kenalin, temen-temen sekolah Jessie.” “Oh, saya Bram,” sambut pria itu hangat. “Pasti Om papinya Jessie ya?” ujar Momon sok akrab. “Papi?” raut pria itu berubah kecut. “Saya tunangannya Jessie…” “Oooh…APPPAAAAHHH??”Momon pingsan dengan jayanya. Suasana jadi heboh. Pak Tomi yang sejak tadi terlupakan hanya bisa bengong. (hal. 123)
Novel Detektif Sekolah selanjutnya, tahap konflikasi. Momon kembali pingsan dengan apa yang didengarnya tentang Jessie sendiri, bahwa dia akan bertunangan dengan lelaki pilihan papinya. Momon kecewa dan pata hati. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 9.
“Besok Jessie tunangan dengan laki-laki pilihan Papi.” “Ooooh…HAAAAAHH???”Momon berteriak kaget.”Ah, Jessie lucu ya, suka becanda. Momon juga suka becanda loh…” “Ini serius, Mon.” “HAAAAAHH?!” Momon teriak lagi. (hal. 141)
Novel Detektif Sekolah selanjutnya, tahap konflikasi. Seorang pria garang dengan luka gores dikeningnya tidak terima dengan perkataan Om Bram, dia tidak terima kalau masakannya di protes terlebih mengatakan tidak enak. Dia berpikir itu sama halnya meghina dirinya dan masakan yang dibuatnya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 10. “Lo jangan SEMBARANGAN YA!?” Seorang pria dewasa berwajah garang dan berbadan atletis sedang meluapkan emosinya yang memuncak. “Gue sudah memasak dengan benar!
51
Lo jangan nuduh sembarangan!” “Bukan begitu. Pak. Saya hanya bertanya, apakah ikan ini digoreng pada suhu yang tepat? Soalnya, sebagian daging tidak begitu matang, Pak.” “Itu sama aja lo ngehina masakan gue!” kali ini, pria itu mengacungkan pisau dagingnya kea rah lawan bicaranya. Ada luka gores dikeningnyya, seolah-olah meyakinkan dunia kalau pria garang itu adalah pria yang terekenal…, ya, garang. (hal. 149) Novel Detektif Sekolah selanjutnya, tahap konflikasi.Mang Kosim dengan
kepanikan dia membawa kabar buruk pada Om Bram dan detektif TBS, bahwa Jessie hilang. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 11. Terdengar suara lolongan dengan kualitas di atas standar manusia normal. “Gawat! Gawaaaaat! GAWAT!” Ternyata,itu Mang Kosim. Dari kejauhan, mang Kosim tampak tergopoh-gopoh sambil berteriak. Relief wajahnya menunjukkan bahwa ia tidak sedang mengalami gejala panik akut, tetapi SANGAT AKUT; kombinasi antara dikejar psikopat dan kebelet pup. (hal. 166) Novel Detektif Sekolah selanjutnya, tahap konflikasi.Tessa terkejut
bercampur kesal pada Bams, Bams memutuskan dengan sendiri tanpa persetujuan Tessa dan Momon. Dengan sesumbar berjanji ppada Om Bram untuk segera menemukan Jessie yang hilang. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 12.
Tessa sangat terkejut mendengar ucapan Bams. Dengan segera, ditariknya lengan Bams ke luar ruangan dengan kesal. “Bams, kamu sadar dengan yang kamu ucapin? Kamu terlalu berani!” “Gue sangat sadar, Tess. “Kamu udah tahu Jessie ada dimana?” “Belum. Tapi, kita akan tahu.” “Kamu selalu ngambil tindakan sendiri tanpa dipikir!” “Lo lupa, Tess? Kini ini detektif TBS. Kalau gue sih percaya dengan tim kita. Tapi sepertinya lo udah kehilangan kepercayaan deengan tim kita.” (hal. 169) Novel Detektif Sekolah selanjutnya, tahap konflikasi.Rambo mendekati
korban, dia mencengkram leher korban bermaksud meluncurkan benda pas
52
pada korban, akhirnya benda itu pun berlumuran darah. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 13.
Rambo melangkah cepat mendekati si korban, kemudian tangan kirinya mencengkram leher korban dengan erat. Si korban menggeliat sekuat tenaga. Tetapi gagal. Cengkaraman Rambo benar-benar kuat seperti gembok pintu gerbang Kerajaan Majapahit. Pisau daging yang tertambat di tangan kanan Rambo telah bersiap untuk meluncur. Dengan satu embusan napas, Rambo melayangkan tebasannya, dan pisau itu akhirnya berlumuran darah juga. Rambo tersenyum puas. (hal. 182) Novel Detektif Sekolah selanjutnya, tahap konflikasi.Warga Pulau Tidung
menyarankan untuk lapor polisi tentang hilangnya Jessie, tapi Bams berasumsi bahwa Jessie hilang bukan diculik tetapi pergi dengan kemauanya sendiri karena tidak menginginkan pertunangan dengan lelaki pilihan papinya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 14.
“Kenapa kita enggak perlu lapor polisi? Ini kasus penculikan dan kita harus beregerak cepat.” Beregrak cepat. Sepertinya, Pak Kades lupa bahwa tadi dia bergerak dengan tidak cepat.. Telunjuk Bams bergerak ke kanan dan ke kiri, pertanda mengatakan tidak. “Sebenarnya, tidak ada yang menculik Jessie, Pak.” “Maksud kamu?” susul Om Bram. “Jessie sengaja kabur, Om.” Om Bram terperanjat tak percaya sambil menutup mulutnya dengan tangan. “Tapi, kenapa?” Bams mengangat bahunya. “Mungkin sejak semula Jessie memang enggak ingin bertunangan.” (hal. 202) Novel Detektif Sekolah selanjutnya, tahap konflikasi.Momon kesal tidak
bisa memeluk Jessie, dan warga Pulau Tidung pun ikut kecewa. Mereka mengira sesuatu hal yang menyenangkan terjadi, tapi mereka hanya melihat adegan pelukan anatar Jessie dan Tessa. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 15.
Sial, Momon kalah cepet. Harusnya, Momon yang datang dan meluk Jessie.“Eh, Jamur. Lo pasti lagi mikir yang enggak-enggak?” Momon mencibir.
53
Di sisi lain, warga yang terlanjur ikut menyebrang hingga Tidung Kecil kecewa berat Karen apa yang ada tidak sesuai ekspektasi mereka. Satu demi satu, warga kembali ke posisi semula dengan menggotong kekecewaan. “Ah, tahu gitu, enggak usah capek-capek nyebrang. Gue kan lagi nembak, padahal tinggal diikiiit lagi. Ditolak deh…” “Iya nih, aku kira ada acara bakar-bakar pulau…” (hal. 208)
a.
Resolusi Pada novel Detektif Sekolah tahap resolusi terbagi atas beberapa bagian
antara lain: Novel Detektif Sekolah bagian pertama, tahap resolusi. Bams meminta maaf
pada Tessa dengan kesalahannya. Pertama dia duduk dengan kesal dekat Tessa tanpa permisi, kedua menghabiskan minuman Tessa. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 1.
“Eh, sori tadi gue mendadak duduk. Kalo lagi kesel, gue suka nggak sadar. Minggu lalu, gue marah-marah dan baru sadar ternyata gue masuk ke WC wanita…” “Oh…ng…nggak apa-apa.” “Sori juga minuman lo gue abisin,” Tessa menjawabnya dengan senyum.(hal. 8) Novel Detektif Sekolah bagian kedua, tahap resolusi.Tessa memohon
dengan wajah memelas pada Pak Polisi karena tidak sengaja mereka menyempret motor Pak Polisi itu. Akhirnya Pak Polisi memaafkan mereka dengan syarat tidak akan mengulangi kejadian itu kembali. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 2.
“Jadi, mohon pengertiannya, Pak…” Tessa mengakhiri ceritanya sambil teresnyum memohon dengan wajah supermemelas yang tak pernah disetuji oleh Komnas HAM. Pak Polisi mengehela napas. “Baiklah, kali ini saya maafkan. Toh, ya motor saya udah diasuransikan. Tapi, jangan diulangi!” “TERIMA KASIH, PAK!”(Hal 79)
54
Novel Detektif Sekolah bagian ketiga, tahap resolusi.Bams datang kerumah
Tessa untuk minta atas kejadian tadi siang, dia menjelaskan pada Tessa maksud menghentikan penyelidikan atas kasus surat cinta berantai Mila karena ada alasan yang kuat, Tessa akhirnya memaafkan Bams. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 3.
“Hai, Bams…” Menyadari kedatangan Tessa, Bams langsung berdiri. “Eh, Tessa. Sori gue dating malam-malam…” “Ngak apa-apa, duduk Bams,” Bams duduk. “Hmm, Tess. Gue ke sini ingin minta maaf karena bikin lo kesel…” “Gimana saya nggak kesel, kamu mendadak mau berhenti. Padahal,kita belum dapat apa-apa!” (hal 92) Novel Detektif Sekolah bagian ke empat, tahap resolusi.Papi Jessie datang
pada Momom dengan maksud minta maaf karena telah membuat dia pinsan dan mengerjai mereka dengan mengaku sebagai tunangan Jessie. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 4.
Momon nggak apa-apa?” Tanya Jessie kemudian. “Eng-nggak apa-apa…” “Maafin papi Jessie ya, Mon. papi Jessie emang suka bercanda.” Jessie tersenyum lebar hingga giginya yang rapi terlihat. Gigiyang bagus piker Momon, berbeda dengan Bams dimana barisan giginya camping-camping. “Ja-jadi…Om?” “Iya, saya papinya Jessie.,”ujar Om Bram sambil tersenyum jail. Momon mengehla napas. Lega. (hal. 125) Novel Detektif Sekolah bagian kelima, tahap resolusi.Bams dengan gayanya
yang khas mencoba untuk melerai dan menenangkan Rambo sedari tadi memamerkan pisau daging ditangannya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 5.
“Kalau gitu kita ngobrol bentar di penginapan saya, bang. Saya pengen nanya resepnya…” “Oke, yuk! Sekalian deh kita ngobrol tentang kelakuan wakil rakyat yang makinaneh. “pandangan Rambo beralih sejenak kea rah Om Bram. Bapak
55
tua, lo beruntung kali ini selamet. Tapi, gue tetap nggak terima. Waspadalah!” (hal 152) Novel Detektif Sekolah bagian ke enam, tahap resolusi.Tessa minta maaf
pada Bams yang sudah kasar dan memarahi Bams dengan keputusannya. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 6.
b.
Duh, Tess gue tahu lo sebel am ague. Tapi, tolong jangan tampar gue sekarang. Please…” “Yeee, siapa juga yang mau nampar. Justru saya ke sini mau minta maaf sama kamu Bams.” “Minta maaf?” “Iya, maaf tadi saya sebel sama kamu. Saya sadar, seharusnya kita yakin dan terus kerja sama untuk kasus ini.” “Oooh. Tenang aja, gue udah lupa kok.” Bams nyengir.
Klimaks Pada novel Detektif Sekolah tahap klimaks terbagi atas beberapa bagian
antara lain: Novel Detektif Sekolah bagian pertama, tahap klimaks. Mila tidak terima
dengan keputusan Bams untuk menghentikan penyelidikannya. Tidak mau kalah Tesaa pun sangat sangat marah dengan keputusan Bams secara sepihak, mereka berdebat soal keputusan itu. 1.
Benar kalian ingin menghentikan penyelidikan ini?” Tentu saja informasi mengenai penghentian penyelidikan ini tidak Mila dapatkan dari majalah gossip, Mila menguping dari awal. Kekecewaan punmulai timbul dalam dirinya. “Kita…”Tessa mencoba menjawab sebelum Bams datang dan memotong. “Kita akan menghentingkan peneyelidikan ini, Mil,” serebot Bams yakin. “Tapi, kenapa?” jelas sekali Mila begitu kecewa. Tessa pun demikian, malah dicampuri kemarahan. “Kasus ini sudah selesai, Mil.” Tutur Bams lagi. Mila menggeleng tidak terima, “Tahu gini, aku nggak minta bantuan sama kalian. Buang-buang waktu!” (hal. 87)
56
Novel Detektif Sekolah bagian kedua, tahap klimaks.Detektif TBS
mengecek suara ribut-ribut dan langsung ke lokasi kejadian, Momon terkejut dengan apa yang dilihatnya.Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 2.
Suara rebut itu ternyata sampai juga pada kuping Bams, Tessa, dan Momon. Selesai dengan acara makan bersama, mereka segera keluar untuk melihat keadaan. Momon melompat ke belakang begitu melihat sosok yang sedang bertengkar. “Lo kenapa, Mon?” “Terkejut, Bams…” “Enggak usah pake lompat ke belakang juga kaliii…” “Tapi, itu…,itu kan, papinya JESSIE!” (hal 150) Novel Detektif Sekolah bagian ketiga, tahap klimaks.Om Bram, detektif
TBS terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Mang Kosim. Om Bram berharap mang Kosim sedang bercanda, tapi ini kenyataan bahwa Jessie diculik. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 3. “Mang Kosim, sebenarnya ada apa ini?” Om Bram mengembalikan topik pembicaraan yang sempat terlepas. “Oh iya aku lupa. Jessie, Pak, Jessie!” “Jessie kenapa?” Om Bram mendadak panic. “Jessie…, Jessie diculik!” “APPPAAAAH!!” teriak Momon mengambil alih kepanikan. Om Bram (hal. 167) Novel Detektif Sekolah bagian ketiga, tahap klimaks.Om Bram tidak terima
kalau yang menculik Jessie adalah Rambo, dia menjadi brutal seprti oang gila dan dia bermaksud menemui Rambo menanyakan langsung hal itu. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 4. “ Apaaaahh???!” Reaksi Momon. Om Bram keki untuk kedua kalinya, sebab seharusnya dia yang mengambil adegan ini. “Apa benar itu, Mang Kosim? Tega banget dia nyulik anak saya! Kurang ajar! Pasti Jessie ada di sana!” Om Bram beranjak brutal seperti orang gila. “Mana dia? MANA DIA?” Om Bram berniat menerjang kerumunan untuk mencrai Rambo, tetapi tangan sigap Tessa berhasil mencegahnya. Momon dan Bams terkagum-kagum melihat kekauatan Tessa yang setingkat atlet gulat pria.
57
“Tenang, Om, tenang…” “Enggak, saya harus kasih dia pelajaran! Dia pasti punya motif untuk nyulik anak saya!” Novel Detektif Sekolah bagian kelima, tahap klimaks.Om Bram dan detektif
TBS terkejut bukan kepalang, mereka melihat Rambo dengan pisau ditangannya, pisau itu berlumuran darah. Momon berteriak histeris. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 5.
“Om, tunggu!” Tessa berlari kecil menyusul Om Bram, disusul kemudian Bams, Momon dan kmudian rombongan Pak Kades. Betapa terkejutnya Om Bram ketika mendapati Rambo yang sedang menggenggam pisau penuh darah. Kaki Om Bram lemas, Tessa berusaha menyangganya agar Om Bram tidak terjatuh. “KAU apakan Jessie?” Om Bram benar-benar hancur. Di sudut lain, Momon yang menyadari pisau berdarah itu tak kalah cemas. “JESSSIIIIEEEEEE!!!” Momon berteriak penuh kesedihan. (hal. 185)
c. Penyelesaian Pada novel Detektif Sekolah tahap penyelesaian terbagi atas beberapa bagian antara lain: Novel Detektif Sekolah bagian pertama, tahap penyelesaian.Bams membujuk
Tessa yang sedang ngambek, ia menjelaskan pada Tessa maksud membuta pengumuman besar-besaran di papan mading. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 1. “Jangan bengong gitu, Tess. Jelek tau. Gue mengadopsi teknik ini dari infotaiment. Gara-gara sensasi, artis-artis pada melejit namanya dalam waktu singkat. Untuk hal ini, gue juga kudu bikin sensasi…” Tessa mengangguk paham. “Trus, Detektif TBS tuh apa?” “TBS: Taman Belakang Sekolah. Mantep kan?” (hal. 20) Novel Detektif Sekolah bagian kedua tahap penyelesaian.Mila menyerahkan
masalahnya pada detektif TBS, dan Tessa meyakinkan kasus Mila bisa terungkap dalam waktu dekat. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:
58
2. “Intinya,kita bisa bantu kamu,” tambah Tessa. Gadis itu mengangguk dan tersenyum. “Siapa nama kamu?” “Mila…” “Oke, Mil, kita balik ke taman ya. Kamu bisa cerita masalah kamu… ”(hal 21) Novel Detektif Sekolah bagian ketiga, tahap penyelesaian.
Kecepatan
Bams berpikir membuat Tessa mendapatkan rekan yang bisa diandalkan untuk tim detektif yang di gagasinya. Dia berpikir OSIS akan menyesal melepaskan orang semacam Bams yang otaknya encer bisa menemukan jalan keluar dalam menangani kasus pertama mereka.Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 3. Kecepatan berpikir dan analisis Bams membuka celah jalan keluar sehingga msuklan cahaya kebenaran. Tessa merasa, sebuah kerugian yang amat sangat bagi OSIS ketika melepaskan orang semacam Bams walaupun wajahnya tidak komersial. (hal 27) Novel Detektif Sekolahbagian ke empat, tahap penyelesaian.Bams menghibur
Momon yang sedang sedih karena tidak bisa ikut dalam tim basket, dia memberikan semangat pada Momon satu saat nanti Momon pasti akan menjadi pemain basket. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 4. Bams mengkalkulasi dengan cepat, kira-kira berapa ton lollipop yang dibutuhkan untuk menjamin kebutuhan Momon hingga lulus. “Banyak!” seru Bams “Maksud Bams masih banyak kesempatan untuk Momon agar bisa main basket lagi?” mata Momon membulat penuh harap (hal 39) Novel Detektif Sekolah bagian ke lima, tahap penyelesaian.Detektif TBS
sangat kecewa dengan apa yang mereka kerjakan selam seminggu untuk membongkar kasus Mila, ternyata sia-sia pengorbanan mereka. Hasilnya nol. Seperti pada kutipan novel di bawah ini:
59
5. Masih kuyu, Tessa dan Bams mengangguk pelan. “Ya udah, aku permisi dulu. Dadah…” Mila berlalu meninggalkan trio detektif TBS yang suram dan kelam. (hal 50) Novel Detektif Sekolah bagian ke enam tahap penyelesaian.Bams membawa
surat cinta berantai Mila untuk di pelajari, dan Mila pamit sambil menendangkan lagu dangdut koplo.Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 6. “Ini boleh gue bawa, Mil? Pinta Bams “Duit?” “Suraaaat…” “Oh, bawa aja. Aku tunggu kabar dari kalian ya, dadaah…” Mila berlalu dengan mendendangkan salah satu lagu dangdut kolplo. Meruntuhkan prinsip Bams bahwa wanita cantik hanya suka musicmusik terkini dan bukan dangdut koplo organ tunggal. (hal 57) Novel
Detektif
Sekolah
bagian
ketujuh
tahap
penyelesaian.Bams
memberitahukan alasan permintaanya untuk sementara menghentikan penyelidikan surat cinta berantai dan Tessa pun setuju dengan usul itu.Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 7. Bams memberitahukan Tessa semua ala an di balik permintaannya untuk menghentikan penyelidikan. Bams memaparkan analisis dan kesimpulan dari kasus surat berantai ini. Semakin mendengar penuturan Bams, Tessa menjadi semakin tertarik dan akhirnya paham atas keinginan Bams. Novel Detektif Sekolah bagian kedelapan tahap penyelesaian.Jessie
menanyakan kabar Momon, dan dia heran kenapa semua orang berteriak saat mendengar dirinya akan bertunangan.Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 8. Momon baik-baik aja, Tess?” Tanya Jessie. “Enggak usah khawatir, Jess. Saya yakin paling lama sepuluh menit lagi dia akan keluar. Sekarang dia lagi dibujuk Bams…”
60
Novel Detektif Sekolah bagian kesembilan tahap penyelesaian.Bams berhasil
meredakan amarah dan pertikaian anatar Om Bram dan Rambo. Tessa kagum kepada Bams. Sementara itu Momon berusaha menenangkan Om Bram dan Jessie. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 9.
Bams berhasil meredakan pertikaian dengan cepat. Tessa yang sejak tadi mengamati tingkah pola Bams, untuk kesekian kalinya merasa kagum akan pendekatan sobatnya itu. Sementara, Momon mencoba menenangkan OmBram dan Jessie yang masih syok. “Om ama Jessie tenang aja. Kalo udah sama Bams, macan aja bisa jadi nurut.” “Maksih lho, Nak Momon.” Om Bram menyalami Momon. Momon jadi bangga. Sejenak, Momon menatap Jessie, dan beruntung, Jessie tepat tersenyum untuknya. Momon senang. Ya udahlan, asal masih bisa negeliat senyum Jessie, Momon rasa itu udah cukup. (hal 153) Novel Detektif Sekolah bagian kesepuluh tahap penyelesaian.Bams
menjelaskan pada Rambo dugaan mereka padanya soal Jessie, ternyata ada kesalah pahaman atas kejadian itu. Rambo tidak menculik atau membunuh Jessie, darah yang meraka lihat di pisaunya hanya darah ayam. Rambo ingin memasak menu masakan malam.Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 10. “Jadi, gini, Bang.” Bams yang memang sudah akrab dengan Rambo mulai urun bicara. Bams menceritakan ihwal dugaan penculikan Jessie secra runtut tanpa mengabaikan detail penting seperti keadaan kamar Jessie yang berantakan, dan detail lainnya. “Pada saat itu, Mang Kosim ngeliat Abang mondar-mandir di sekitar penginapan. Untuk itu, kami semua ke sini, Bang.” Novel Detektif Sekolah tahap penyelesaian.Warga pulau Tidung tanpa
menunggu aba-aba langsung menuju ke Pulau Tidung Kecil. Pada saat itu mereka berpapasan dengan pak Tomi yang super pamer.Seperti pada kutipan novel di bawah ini:
61
11. Tanpa menunggu aba-aba dari siapa pun, dan tanpa ba-bi-bu lagi, mereka semua langsung berpencar mengambil sepeda masing-masing untuk menuju Tidung kecil. Entah jodoh atau apa, meraka berpapasan dengan pak Tomi. Sosok yang jika diperbolehkan Menteri Luar Negeri bakal dijadikan tawanan di Palestina secara gratis. Pak Tomi yang membawa pancing barunya langsung menyapa. (hal 204) Novel Detektif Sekolah tahap penyelesaian.Om Bram mengajak Jessie ke
penginpan. Dia juag akan berterus terang pada calon tunangan Jessie soal perjodohan yang tidak di inginkan Jessie. Seperti pada kutipan novel di bawah ini: 12. “Ya udah sekarang kita kembali. Sebentar lagi mereka datang, nanti Papi yang akan bicara dengan merek .” Jessie mengangguk dalam tangis. Om Bram lega, Pak Kades lega, semua warga lega. Detektif TBS merasa berada di atas angin karena kembali merengkuh kesuksesan dalam memecahkan kasus. Mereka melakukan tos andalan. Khusus Momon, dirinya merasa dapat durian runtuh karena peluang mendapatkan Jessie kembali terbuka dengan lebarnya. (hal 208) Berdasarkan tahapan-tahapan plot yang diuraikan pada novel Detektif Sekolah maka dapat disimpulkan dengan diagram plot dibawah ini. Klimaks Resolusi
Komplikasi dan Konflik Penyelesai an Eksposisi
Pada tahap eksposisi dalam cerita ini selain memperkenalkan tokoh, latar namun sedikitnya konflik mulai dimunculkan, konflik itu antaranya; saat
62
anak-anak OSIS dan Marko yang tak lain sebagai ketua OSIS marah, kesal mendapatkan papan mading sekolah terpampang satu pengumuman yang hampir menutupi pengumuman lain di papan mading tersebut. Caci maki datang bertubi-tubi dilemparkan oleh anak-anak punggawa OSIS atas perbuatan oknum yang tidak diketahui melakukuan hal itu. Konflik yang terjadi pada tahap awal itu akan muncul kembali pada tahap yang disebut rumitan atau komplikasi, tahap ini konflik-konflik yang dimunculkan dalam cerita tidak hanya satu konflik saja tapi beberapa konflik yang terus berkembang. Pada novel Detektif Sekolah tahap rumitan dalam cerita antara lain; Tessa menyemprot Bams dengan apa yang dilakukan oleh Bams membuat pengumuman di papan mading dengan tulisan yang jelek atas nama detektif TBS, detektif TBS menghadapi kasus atas surat cinta berantai Mila, dan mengungkap penculikan atas sahabat mereka Jessie. Konflik di atas berkembang dan akan menuju klimaks, di mana konflik-konflik itu saling memperlihatkan perubahan selama jalan cerita berlangsung. Konflik mencapai klimaks pada cerita dalam novel Detektif Sekolah antarnya; saat Bams dengan keputusannya tidak ingin melanjutkan penyelidikan atas surat cinta beranta Mila, Tessa yang tidak menerima atas keputusan Bam situ marah besar dan berdebat dengan Bams. Puncak ketegangan akhirnya sampai titik ketika Bams tetap mempertahankan keputusannya tersebut, dalam hal ini bukan hanya Tessa saja yang marah dan berselisih paham dengan Bams tapi Mila sebagai klien yang menyerahkan
63
kasus ini pada mereka pun ikut kecewa. Mila terkejut saat mendengar dari mulut Bams sendiri penyelidikan atas kasusnya dihentikan. Mila marah pada Bams, jika dia tahu begini akhirnya mungkin dia tidak akan menyerahkan kasus ini pada detektif TBS. Selanjutnya konflik di atas kemudian akan mengarah pada tahap resolusi, tahap ini peristiwa-peristiwa yang di alami oleh tokoh tidak menutup kemungkinan akan ada jalan keluarnya sehingga peristiwa yang di alami mungkin akan terselesaikan. Perdebatan antara Tessa dan Bams yang telah di ceritakan di atas dapat diselesaikan oleh keduanya. Bams yang tak ingin di salahkan datang menemui Tessa dan menceritakan soal penyelidikannya terhadap kasus Mila karena ada alasan, kasus itu untuk sementara tidak di lanjutkan karena Bams sedikitnya mulai mendapatkan jawaban siapa sebenarnya yang mengirin dan menulis surat cinta itu pada klien mereka. Bams hanya ingin mencari waktu yang pas untuk pembuktian apakah benar atau tidak jawabannya nanti. Tessa yang sedari tadi mendengar pembicaraan Bams akhirnya mengerti dan menyetujui keputusan itu. Konflik yang telah ada jalan keluar atau pemecahannya menuju ke tahap selanjutnya yakni tahap penyelesaian. Tahap ini konflik yang terjadi semakin menurun dan akhirnya. Pada novel Dtektif Sekolah tahap resolusi antaranya; detektif TBS akhirnya berhasil memecahkan kasus surat cinta berantai. Bams, Tessa, dan Momon terlihat puas atas hasil kerja mereka dalam menuntaskan kasus tersebut dan kesalah pahaman antara Bams dan Tessa pun berakhir saat Bams minta maaf
64
pada Tessa yang telah membuat mereka bertengkar, Bams juga minta maaf pada Mila dan mereka pun memberikan maaf itu pada Bams. Kasus selesai 4.1.3 Perbandingan Tahapan Plot Novel Pasangan Detektif Karya Agatha Chirtie dan Novel Detektif Sekolah Karya Dimas Abi TabeL Perbandingan Tahapan Plot Novel Pasangan Detektif dan Detektif Sekolah No
Plot
Persamaan Tahapan Plot
Eksposisi
Pada tahap eksposisi memunculkan tokoh-tokoh, latar sebagai awal pendahuluan untuk memasuki jalan ceritanya.
Rumitan/ Konflik
Pada novel Pasangan Detektif konflik-konflik yang terjadi sbb: a. Menemukan mutiara yang hilang b. Kasus pembunuhan wanita di nite club c. Misteri rumah beracun d. Membongkar komplotan pengedar uang palsu e. Memecahkan alibi yang kuat. f. Misteri Red House.
Perbedaan Tahapan Plot Novel Pasangan Detektif pada awal cerita sudah menampilkansuasana penuh ketegangan. Sedangkan novel Detektif Sekolah suasana ini muncul pada tengahtengah cerita. Novel Pasangan detektif tahapan klimaks sering ditampilkan pada setiap bagian-bagian cerita. Sedangkn novel Detektif Sekolah tahapan ini muncul lebih sedikit disbanding pada novel sebelumnya.
Pada novel Detektif Sekolah konflik-konflik yang terjadi sbb: a. Surat cinta berantai Mila. b. Misteri hilanganya Jessie. c. Menguak rahasia. d. Mencari informasi. e. Menyelididki TKP. Klimaks
Pada novel Pasangan Detektif tahapan klimaks sbb: a. Perdebatan Tommy dan Tuppence, perdebatan itu terjadi saat Tommy menuduh
Novel Pasangan detektif tahapan klimaks sering ditampilkan pada setiap bagian-bagian cerita. Sedangkn novel Detektif
65
Tuppence membantu seorang pemuda untuk menikahi Janet. b. Inspektur Dymchurc dengan kasar memaki-maki Tommy agr menyerahkan surat penting kepadanya. c. Tommy dan Tuppence mendengar jeritan gadis di nite club dan mereka mendapati gadis itu telah terbunuh.
Sekolah tahapan ini muncul lebih sedikit disbanding pada novel sebelumnya.
Pada novel Detektif Sekolah tahapan klimaks sbb: a. Detektif TBS, Om Bram dan warga Pulau Tidung dikagetkan dengan Pak Kosim yang membawa berita bahwa Jessie hilang diculik. b. Saat Om Bram tidak terima Jessie diculik dan melihat Rambo dengan pisau berlumurandarah menuduh Rambo membunuh anaknya. Resolusi
Pada novel Pasangan Detektif tahap resolusi sbb: a. Dr. Bower menyerahkan kasus atas hilangya dokumen-dokumen penting miliknya pada Agen Detektif Internasional. b. Mr. Stavansson tidak memilih melibatkan polisi untuk mencari wanita yang dicintainya yang tiba-tiba hilang, tetapi Dr. Bower menyerahkan kasusu ini pada Tommy dan Tuppence. Pada novel Detektif Sekolah tahap resolusi sbb: a. Bams datang kerumah Tessa untuk minta maaf atas kejadian tadi siang
Novel Pasangan Detektif tahapan resolusi lebih sedikit ditampilkan dalam cerita. Sedangkan pada novel Detektif Sekolah tahapan ini sering ditampilkan pada bagian-bagian cerita.
66
b. Bams melerai pertengkaran dan menenangkan Rambo yang marah sat masakannya dip rotes oleh Om Bram. Penyelesai an
Pada novel Pasangan Detektif tahap penyelesaian sbb: a. Tommy berhasil membebaskan Tuppence dari tawanan Mrs. Van Snyder dan menangkap wanita itu. b. Tuppence mendapatkan jawaban atas alibi yang kuat mewarnai kisah cinta gadiskembar. c. Tommy dan Tuppence berhasil dan sukses atas kasus-kasus mereka. Pada novel Detektif Sekolah tahap penyelesaian sbb: a. Bams berhasil meredakan amarah dan pertikaian anatar Om Bram dan Rambo. b. Detektif TBS berhasil memecahkan kasusu surat cinta berantai Mila. c. Detektif TBS sukse dengan mengungkap misteri hilangnya Jessie.
4.1.2 Pembahasan a. Tahapan plot novel Pasangan Detektif karyaAgatha Chirstie. Pada novel Pasangan Detektif tahap perkenalan (eksposisi), sebagian memperkenalka tokoh-tokoh dalam cerita. Tokoh-tokoh tersebut akan memberikan informasi sebagai awal yang berguna untuk melandasi cerita dan akan di kisahkankan pada tahap selanjutnya.
67
Pada tahap ini tidak menutup kemungkinan cerita di awali suasana penuh ketegangan (suspense). Dalam situasi situasi ini cerita akan lebih menarik perhatian pembaca dan mengajak pembaca ikut dalam ceritanya. Dalam cerita akan timbul pertanyaan; apa yang akan terjadi, dan bagaimana cerita itu terjadi. Selanjutnya pada tahapan rumitan atau komplikasi, pada tahap ini konflik-konflik dalam cerita akan bermunculan, yang disebabkan oleh para tokoh-tokoh dalam cerita, konflik ini akan berkembang dengan sendirinya dan menjadi konflik-konflik pada tahap selanjutnya. Pada novel Pasangan Detektif memiliki beberapa bagian konflik, konflik ini terbagi atas dua, yakni konflik fisik dan konflik batin. Konflik fisik yang terjadi dalam cerita pada novel ini antara lain; Kapten Sessle dengan seorang gadis berkelahi mati-matian, gadis itu pun berhasil melepaskan diri dan lari menyebrangi lapangan golf dengan ketakutan karena membayangkan peluru pistol di belakannya. Konflik batin yang terjadi pada novel Pasangan Detektif antara lain; saat Tommy dan Tuppence selalu berdebat. Keduanya saling mencurigai pasangan masing-masing dengan kesetiaan mereka, keduanya saling menyindir bahkan saling menuduh ada wanita lain dan laki-laki lain yang memasuki rumah tangga mereka, padahal semua itu hanya bagian dari pekerjaan yang mereka lakoni sebagai Agen detektif Intenasional, Blunt’s Brilliant Detectives. Dari konflik-konflik yang terjadi akan berkembang menjadi klimaks dimana konflik-konflik itu semakin memanas. Pada cerita ini konflik yang mencapai titik puncak menjadikan cerita didalamnya semakin menegangkan. Dalam cerita muncul suatu hal yang tak terduga, misalnya pembunuhan hal ini
68
menimbulkan pertanyaan siapa yang membunhnya dan mengapa dia di bunuh, pembunuh itu kemudian dicari polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Pada situasi ini pula akan menimbulkan perdebatan atau perselisihan jika pembunuh itu tidak akan mengakui dan mempertanggung jawabkan atas apa yang dilakukannya. Pada novel Pasangan Detektif mempunyai unsur-unsur detektif didalam ceritanya, yakni ketegangan, kejutan, dan misteri. Ketegangan yang terjadi dalam cerita novel ini antara lain; saat tommy dan Tuppence dihadapkan dengan kasus Rumah Beracun, seorang pelayan bernama Hannah yang akan membunuh majikannya sendiri. Hannah membawa obor dengan nyala api yang besar dan mengayun-ayunkannya untuk membakar majikannya tersebut. Selanjutnya saat Tommy dan Tuppence menagani kasus di Red House, dalam cerita Tommy dan tuppence mengalami kejadian-kejadian aneh. Rumah yang diselidiki mereka ternyata menyimpan satu misteri, pada setiap jam makan malam berlangsung tiba-tiba dari lantai atas barang-barang di lemparkan kebawah padahal semua penghuni rumah sedang makan malam bersama, dan pada waktu malam semua orang tertidur pulas besok paginya perabot-perabot rumah tangga berpindah posisi dengan sendirinya. Tahap resolusi, tokoh-tokoh dalam cerita yang mengalami konflik mendapatkan jalan keluar atau pemacahan masalah atas konflik yang terjadi, pada cerita ini antara lain; Tommy dan tuppence berusaha sebaik-baiknya menemukan mutiara yang hilang. Dr Bower menyerahkan kasus atas dokumendokumenya yang hilang pada Tommy dan Tuppence, Tommy dan Tuppence
69
mengambil alih Agen Detektif Internasional dan membantu klien-klien meraka. Tahap terakhir penyelesaian. Tahap ini konflik-konflik yang terjadi atau kadar konflik yang mencapai klimaks, mulai merada dan mengarah pada akhir yakni penyelesaian, biasanya pada tahap ini suatu konflik berakhir dengan kebahagiaan, kesedihan, kekecewaan. Dalam cerita novel Pasangan Detektif konflik-konflik yang terjadi bisa diatasi, adapun kasus-kasus yang diserahkan pada Agen detektif Intenasioanl berhasil dan sukses. b. Tahapan plot novel Pasangan Detektif karya Agatha Chirstie. Tahap perekanalan (eksposisi) pada Novel detektif sekolah di awali dengan perkenalan tokoh, latar dalam cerita. Tokoh inilah yang mendukung jalanya satu cerita, tokoh yang ada pada novel ini antara lain; Bams, Tessa, Momon, Jessie, Mila, Anto, Marco dan lain-lain. Sedangkan perekanalan yang mengarah pada latar dalam cerita antara lain; Ruang OSIS, Lapangan Basket, Pasar Muara Angke dan Pulau Tidung Kecil. Tahap perkenalan dalam cerita ini pun sudah tampak konflik yang hadir mewarnai cerita. Antara lain; Anak-anak OSIS yang marah besar saat menemukan papan mading terpampang pengumuman besar yang hampir menutupi sebagian pengumuman lain, anak-anak OSIS mencaci maki habishabisan dan mencopot pengumuman yang terbuat dari gabus itu. Dari kejadian itu konflik berkembang dan akan menyebabkan konflikkonflik lain muncul. Misalnya pada tahap rumitan atau komplikasi, pada tahap ini konflik baru akan muncul dan bukan hanya satu konflik saja tetapi beberapa
70
konflik. Pada novel Detektif Sekolah akonflik-konflik yang muncul antara lain; Detektif TBS saat mengungkap Kasus Surat Cinta Berantai yang di kirim untu Mila, membongkar kasus Hilangnya sahabat mereka yang berna Jessie. Dari tahap ini konflik akan menuju ke klimaks. Konflik akan memuncak, permasalahan atau kejadian akan semakin panas karena tokoh dalam cerita mengalami perubahan tingkah laku, dan emosi. Novel Detektif Sekolah memiliki tahapanini antara lain; Tessa dan Bams terlibat pertengkaran karena pada suatu hari bams memutuskan tidak akan melanjutkan penyelidikan dalam kasus yang mereka tangani. Konflik semakin memanas karena Bams tetap pada keputusan semula untuk tetap tidak melanjutkan penyelidikan, Tessa pun marah dan sangat kecewa atas keputusan Bams itu. Dari konflik yang terjadi ini kemudian akan mengarah pada resolusi atau tahap dimana konflik-konflik akan terpecahkan, biasanya dalam tahp ini masalah atau konflik yang di alami oleh tokoh-tokoh akan mendapatkan jalan keluar menuju penyelesaian atau konflik akan mendapatkan titik terangya. Novel Detektif Sekolah tahap ini dalam cerita antara lain; Bams meminta maaf pada Tessa atas kejadian yang membuat mereka berdebat, Tessa memaafkan kesalahan bams disinlah konflik itu mendapatkan jalan keluarnya. Tahap selanjutnya penyelesaian, konflik-konflik akan mereda dan akhirnya menuju penyelesaian contohnya pada cerita antara lain; ketika detektif TBS berhasil memecahkan kasus pengirim surat berantai untuk Mila.
71
c. Perbandingan novel Pasangan detektif dan Detektif Sekolah Dari hasil temuan saat membandingkan tahapan novel Pasangan Detektif dan Detektif Sekolah ternyata tidak semua tahapan plot ini di tampilkan selama cerita berlangsung, hanya sebagian saja yang di tampilkan. Pada tahap perkenalan novel Pasangan Detektif selain memperkenalan tokoh-tokoh, latar, konflik ketegangan pun telah di tampilkan dalam cerita. Sedangkan pada novel Detektif Sekolah suasana ini muncul pada pertengahan cerita.
72