31
BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Latar Penelitian SMP Negeri 3 Telaga Biru berdiri sejak tahun 2003, sebelum resmi menjadi SMP Negeri 3 Telaga Biru sekolah ini merupakan anak atau sekolah pilial dari SMP Negeri 2 Telaga Biru. SMP Negeri 3 Telaga Biru berada di Desa Dulamayo Utara Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo dan merupakan daerah terpencil yang ada di Kabupaten Gorontalo. Jarak dari Kecamatan Telaga Biru ke Sekolah berjarak dan ditempuh dalam waktu 1 jam menggunakan sepeda motor. Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Telaga Biru adalah Imran Hadjarati, S.Pd dengan jumlah guru 10 orang dan tata usaha 3 orang, lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel 1.
4.1.2 Deskripsi Hasil Penelitian Berikut digambarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara, dengan pihak responden di SMP Negeri 3 Telaga Biru. a. Memiliki sifat respek (hormat) terhadap orang tua, guru dan orang dewasa lainnya Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dapat disimpulkan bahwa siswa tidak memiliki hubungan sosial yang baik, tidak adanya rasa respek terhadap teman, guru. Hal dibuktikan dengan wawancara dengan guru kelas atau guru perwalian kelas VII.
32
Dalam pergaulan sosial sehari-hari siswa kurang menunjukan perilaku atau sikap yang mencerminkan adanya kompetensi sosial yang baik. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh guru perwalian kelas VII. Perwalian kelas VII mengatakan bahwa : “memang siswa saya belum mengetahui atau memahami dengan baik bagaimana seharusnya mereka bergaul. Pengetahuan mereka tentang hubungan sosial masih kurang, hal ini disebabkan faktor lingkungan seperti teman, lingkungan tempat tinggal, dan juga faktor orang tua, dalam hal ini orang tua kurang menanamkan pada anak tentang pentingnya membina hubungan baik dengan sesama” Dapat disimpulkan bahwa kurangnya pemahaman siswa akan pergaulan yang baik dikarenakan oleh faktor lingkungan dan keluarga. Dimana keduaduanya sangat berpengaruh terhadap kompetensi siswa. Peneliti berkesimpulan bahwa siswa di SMP Negeri 3 Telaga Biru kurang memiliki kompetensi sosial sebagaimana yang diharapkan. b. Mampu berkomunikasi dengan lancar, baik secara lisan maupun tulisan Siswa kelas VII mengatakan bahwa : “kami dikelas sering menertawakan teman dan selalu mengejek dia dengan sebutan yang tidak baik”. (17 Mei 2012) Berdasarkan hasil observasi diperoleh dalam satu kelas ada teman mereka yang selalu mendapat ejekan. Siswa mengejek karena menganggap nama teman mereka asyik untuk diolok-olok. Dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VII tidak mengetahui atau memahami cara berkomunikasi yang baik, belum memahami dengan baik cara berkomunikasi dengan teman, sehingga siswa mengaggap mengejek teman merupakan hal biasa
33
saja. Cara berkomunikasi yang baik kiranya dimiliki oleh siswa SMP, akan tetapi butuh proses waktu dalam mengembangkannya,. Perwalian kelas VII mengatakan : “dikelas saya ada siswa yang jika berbicara dengan temannya selalu mengeluarkan kata-kata kasar, ada juga yang menyebut nama teman dengan nama ayah mereka. Jika sedang berbicara dengan guru seperti berbicara dengan teman mereka sendiri. (17 Mei 2012) Dari hasil wawancara menunjukan siswa kurang memiliki rasa hormat kepada guru, tidak memiliki rasa saling menyangi sesama teman, rasa menghargai sesama teman. Siswa kelas VII mengatakan bahwa : “ saya merasa sangat kesal dengan teman saya yang sering mengejek saya, saya sangat tidak menyukainya. Jika satu saat saya akan membalas ejekan dari teman Kadang saya akan bermarahan dengan teman yang sering mengejek nama saya”. (17 Mei 2012) Berdasarkan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa siswa saling bermarahan meskipun satu kelas, mereka bermarahan sampai seminggu lamanya. Ini disebabkan karena rendanya pengetahuan siswa tentang bagaimana tata cara bergaul yang baik sesuai dengan etika. Sesuai hasil wawancara dengan siswa dapat disimpulkan bahwa pergaulan antar siswa masih kurang baik. Saling menghormati, menghargai sesama teman sepertinya kurang dimiliki siswa. Seorang siswa yang saat ini menjadi ketua kelas mengatakan bahwa : “dikelas saya ini memang banyak yang suka bikin keributan, misalnya mengolok-olok teman jika dimarahi guru, memaki teman jika apa yang disuruhnya tidak dipenuhi, jika teman sedang susah hanya ditertawakan’.
34
c. Mampu menjalin hubungan sosial yang sehat dan dimanis dengan teman sebaya Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa dalam hal ini mengenai kompetensi sosial siswa, guru perwalian mengungkapkan bahwa : “selama saya bertugas di sekolah ini saya melihat siswa yang bersekolah disini sebagian memiliki perilaku sosial yang masih kurang. Contohnya jika ada teman mereka yang sakit mereka tidak pernah peduli, kata mereka “ah cuma sakit biasa” rasa empati terhadap teman yang sedang sakit tidak ada. (17 Mei 2012) Hasil wawancara menunjukan bahwa siswa disini kurang memiliki rasa kepedulian dalam arti kurang memiliki rasa empati terhadap teman mereka yang sedang mengalami kesusahan, berdasarkan hasil pengamatan diketahui siswa bersikap cuek kepada teman mereka yang sedang sakit. Sesuai hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa siswa kurang memiliki empati, dalam hal ini hubungan sosial dengan teman yang sehat dan dinamis perlu dikembangkan lagi, dalam hal ini hubungan sosial yang baik harus dipupuk agar siswa mampu menjadi pribadi yang memiliki kepekaan sosial.
4.2 Pembahasan Dari hasil wawancara yang diperoleh terdapat siswa kurang memiliki hubungan sosial yang baik sesama teman, dalam arti kepekaan sosial masih kurang. Seseorang yang tidak memiliki rasa sosial maka tidak akan merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Perilaku yang ditunjukan oleh siswa memang mengidikasikan bahwa mereka masih belum memahami bagimana cara bergaul yang baik dalam arti masih kurang memiliki kompetensi sosial yang diharapkan. Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja yang berada dalam
35
fase perkembangan masa remaja madya dan remaja akhir adalah memiliki ketrampilan sosial (social skill) untuk dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari. Keterampilan-keterampilan sosial tersebut meliputi kemampuan berkomunikasi, menjalin hubungan dengan orang lain, menghargai diri sendiri dan orang lain, mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain, memberi atau menerima feedback, memberi atau menerima kritik, bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku. Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh remaja pada fase tersebut maka ia akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya Supriatna (2011:70) Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diperoleh beberapa siswa yang mengalami masalah dalam berkomunikasi, hal ini seperti yang dikemukakan oleh guru kelas bahwa siswa berbicara dengan guru seperti hanya berbicara dengan teman sebayanya, sehingga membuat guru merasa tidak dihormati. Komunikasi merupakan
satu proses dimana orang-orang yang terlibat
didalamnya saling mempengaruhi. Diharapkan siswa menyadari pentingnya berkomunikasi yang efektif baik dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang dikutip dalam http://abkinjateng.html salah satu kompetensi umum yang perlu dikembangkan oleh siswa yaitu : a) berkomunikasi seperti berbicara dengan jelas dan intonasi yang tepat; b) berbicara dengan sopan, lemah lembut, c) mendengarkan pendapat orang lain dengan penuh perhatian, d) jujur Dipandang dari sudut usia, maka masa remaja (terutama usia SMP) sudah memiliki kematangan emosional. Remaja SMP sudah dapat menaruh respek terhadap diri sendiri dan orang lain, dalam bersikap tidak bersikap sombong,
36
mencintai atau mengormati orang atau aturan (norma) secara ikhlas Yusuf (2009:130). Seperti apa yang dikemukakan oleh Yusuf (2009:141) sikap saling menghormati antar sesama, merupakan syarat mutlak bagi tercipatanya kehidupan bersama yang sejahtera.