Albania Negeri Benua Biru ?
Muslim
di
Faktanya banyak sekali hal-hal yang belum kita ketahui tentang agama islam di dunia ini , bagi kalian yang mengaku masyarakat islam hendaklah kita sesekali menilik lebih dalam mengenai agam kita . Dengan membaca artikel ini insyaAllah akan menambah wawasan kita mengenai islam sebagai agama yang indah so read it
guys
Siapa tidak tahu Dinasti Umayyah Andalusia dan Dinasti Turki Ottoman. Dua Dinasti Besar ini pernah menjadi penguasa di Eropa dan menjadi sejarah besar Islam era kejayaan. Berkat kedua kerajaan besar tersebut Islam dikenal di Benua Biru itu. Dari sekian bangsa yang pernah menjadi kekuasaan dua dinasti besar itu ada satu Negara yang mayoritas penduduknya muslim di Eropa Selatan yang terlupakan. Albania, negeri itu disebut. Pendudukan Romawi, Bizantium, Ottoman sempat menjadi penguasa mereka. Namun yang paling mengerikan adalah negeri tersebut masuk lingkaran komunisme antara 1945-1985. Negeri tersebut porak poranda dan kenyang dengan pertumpahan darah. Di tenggara Eropa, yaitu kawasan yang dikenal dengan nama Balkan, disitulah Albania berada. Negara ini memiliki jumlah penduduk 3,5 juta orang, 70% penduduknya beragama Islam dan sisanya Kristen. Luas wilayah sekitar 30.000 km persegi. Negara ini di masa lalu sempat berada di bawah kekuasaan kekaisaran-kekaisaran besar seperti Yunani, Roma, dan Ottoman
(Utsmani). Meskipun pada era Romawi, Albania sempat menjadi kawasan berpenduduk Kristen. Namun islam mulai meluas ketika banyak dari para pedagang dan muballigh berimigrasi ke negeri itu. Penguasaan kekaisaran Ottoman (Utsmani) terhadap Albania dimulai tahun 1430 hingga 5 abad kemudian. Ottoman telah membuat Islam semakin tersebar di negara itu. Pada tahun 1912, Albania meraih kemerdekaannya. Namun pada tahun 1945, dengan naiknya Enver Hoxha yang menganut paham komunis ke kursi kepresidenan, orang-orang Albania mengalami era pemerintahan yang represif dan mencekam kejam. Enver Hoxha membelenggu kebebasan agama orang-orang Albania, bahkan sampai menghancurkan masjid-masjid di negara itu. Agama menjadi hal yang sangat terlarang. Setelah
meninggalnya
Enver
Hoxha
pada
tahun
1985
dan
melemahnya rezim komunis, kondisi negara itu pun mengalami perubahan. Pada tahun 1990, aktivitas yayasan keagamaan dan masjid-masjid kembali menghirup udara segar setelah puluhan tahun terkungkung. Pada bulan Maret tahun 1991, diadakan untuk pertama kalinya pemilu parlemen yang merdeka. Presiden Sali Berisha adalah presiden pertama Albania pasca era komunis. Pada masa pemerintahannya, digalakkan usaha-usaha pembangunan kembali tempat-tempat ibadah dan perluasan hubungan dengan negara-negara Muslim. Bahkan pada masa itulah Albania resmi menjadi anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI). Namun pada tahun-tahun kemudian, perhatian Albania terhadap Islam menjadi berkurang. Rakyat Albania relatif mudah menerima ajaran Islam karena selama berabad-abad mereka berada di bawah kezhaliman para penguasa. Islam mengajarkan keadilan dan persaudaraan yang membuat mereka yang ribuan tahun di bawah tekanan dan represi banyak bangsa, tertarik dengan Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Kehidupan persaudaraan antar etnis, demikian juga antar kaum
Muslimin dan Kristen di Albania juga menarik untuk diamati. Data pada tahun 2004 yang dikeluarkan secara bersama oleh Departemen Luar Negeri dan Pusat Data Statistik menunjukkan bahwa etnis Albania dengan jumlah 98,6% merupakan etnis mayoritas. Disusul Yunani 1,17%, dan etnis-etnis lainnya seperti Roma, Serbia, Montenegro, Makedonia, Mesir, dan Bulgaria sebesar 0,23%. Sementara itu, secara agama, Islam menempati posisi mayoritas yakni 70%, Kristen Ortodoks 20%, dan Katholik Roma 10%. Masjid selalu menjadi pusat kegiatan kaum Muslimin dimana pun negaranya, karena masjid memberi semangat kepada mereka. Begitu pula di Albania, masjid memiliki peranan penting dalam menumbuhkan semangat keislaman di hati kaum Muslimin di negara itu. Di setiap lapangan utama pada setiap kota di Albania selalu terdapat sebuah masjid. Hal ini membuktikan bahwa masjid adalah tempat yang sangat penting di mata masyarakat Albania. Sebelum berkuasanya rezim komunis, jumlah masjid di negara itu mencapai 600 buah dan memiliki peran yang lebih aktif daripada era sekarang ini. Selama pemerintahan rezim komunis, masjidmasjid di negara itu ditutup bahkan sebagian dihancurkan. Setelah keruntuhan rezim komunis, masjid-masjid itu kembali dibangun dan sekarang ini jumlah masjid yang aktif melakukan berbagai kegiatan keagamaan mencapai 350 buah. Selain masjid, ada juga pusat-pusat kegiatan kaum Muslimin lainnya, misalnya yayasan-yayasan keislaman. Pendidikan Agama Islam secara formal di Albania dilakukan secara terpusat. Beberapa lembaga pengajaran tertentu di Albania memiliki tanggung jawab dalam mengajarkan agama Islam kepada para pelajar. Lembaga-lembaha pengajaran ini merupakan pengganti dari sekolah-sekolah agama yang sebelumnya melakukan kegiatan secara terpisah-pisah dan tersebar di setiap masjid. Lembaga pengajaran agama terbesar terletak di Kota Tirana, ibukota Albania. Agama Islam diajarkan secara lunak dan lebih kepada keluar dari pertentangan madzhab.
Pemerintah komunis yang absolut dan lama memimpin Albania membuat Negara itu tidak banyak partai politik yang aktif. Sehingga geliat politik sangat minim terjadi. Lembaga Islam terbesar di Albania saat ini, yang juga mendapatkan pengakuan resmi dari pemerintah adalah Komite Muslim Albania. Madrasah Islami Tirana merupakan lembaga pendidikan yang berada di bawah Komite tersebut. Bahkan di setiap kota, Komite Muslim Albania mempunya cabang yang melaksanakan berbagai kegiatan keislaman. Selain Komite Muslim Albania, juga ada lembagalembaga lain, seperti Organisasi Cendikiawan Muslim, Organisasi Muslimah, atau Organisasi Pemuda Muslim Albania. Selain itu, kaum Muslimin Albania juga memiliki sebuah Pusat Dialog Agama, demi menjalin persatuan dan membela hak-hak kaum Muslimin di negara ini. Meskipun Islam adalah agama mayoritas rakyat Albania dan keislaman telah menjadi jati diri mayoritas rakyat negara itu, namun perhatian yang ditunjukkan pemerintah Albania terhadap perluasan pengajaran Islam jauh dari kata memuaskan. Dalam UUD negara ini, Islam tidak disebut sebagai agama resmi negara. Bahkan, dewasa ini nampak usaha-usaha untuk menjadikan negara Muslim ini sebagai negara sekuler mengaca kepada Turki. Godaan-godaan sebagai Negara yang berada di tengah-tengah hegemoni ke-Eropa-an, kemajuan Negara-negara eropa yang sebagian besar sekuler membuat Pemerintah Albania goyah untuk mengarah kea rah itu. Dalam menghadapi situasi seperti ini, diperlukan peran aktif dari rakyat Albania sendiri agar Islam menjadi semakin berkembang dan mewarnai berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat. Apalagi, masa lalu Albania yang dibawah penindasan rezim komunis telah membuat negara ini menjadi salah satu negara miskin di Eropa dan menghadapi banyak permasalahan sosial. Untuk itu diperlukan persatuan di kalangan muslim Albania agar benar-benar menjadi pengawal pergerakan kemanusiaan dan keadilan di Albania. Patut
diketahui
bahwa
selama
bertahun-tahun
mengalami
penindasan, terutama dengan praktik keagamaan di negeri ini. Klimaks dari penindasan tersebut menjadikan Albania menganut paham Atheis pada tahun 1967. Saat itu, pemerintah melarang segala macam praktik keagamaan. Dan mereka yang ketahuan melakukan ritual agama maka akan mendapatkan hukuman yang tidak ringan. Mereka yang melanggar aturan pemerintah tersebut akan mendapatkan hukuman yang beragam. Juga tergantung dari siapa yang melakukan pelanggaran. Jika pemerintah menganggap bahwa yang melanggar aturan itu adalah seorang tokoh agama, maka orang tersebut bisa dibuang atau dihukum mati. Minimal mereka dibui. Namun demikian ancaman tersebut tak menghalangi warga Muslim di Albania untuk menjalankan agamanya. Dengan sangat terpaksa mereka tak menjalankan ajaran agamanya secara terang-terangan tetapi secara diam-diam. Salah satu ritual yang dilaksanakan secara diam-diam itu adalah puasa di bulan Ramadhan. Hal ini dilakukan secara diam-diam oleh umat Islam di Albania selama paham komunis berotoritasi. Langkah seperti itu berlagsung pada warga Muslim Albania hingga jatuhnya komunisme pada 1990-an. Setelah itu, keberanian mengerjakan ibadah secara terang-terangan mulai dikuatkan kembali. Bangunan masjid yang sebelumnya dialihfungsikan kemudian dikembalikan lagi fungsinya. Masjidmasjid itu juga dibangun kembali dan direnovasi seelok mungkin. Pengajaran tentang agama kemudian digalakkan kembali dipusatkan di masjid. Hal inilah yang kemudian menjadi dasar bagi warga Muslim di Albania untuk terus menjalankan ajaran agamanya. Sejarah kelam di negeri ini tak mempengaruhi umat Islam di sana untuk menanggalkan keyakinannya. Justru mereka semakin giat menjalankan ibadah. Meski setelah keruntuhan komunis pemerintah Albania mengambil sistem sekuler. Dan kini Albania memiliki warga Muslim mayoritas di Eropa. Kenyataan
yang tak bisa dibantahkan adalah semangat muslim Albania menegakkan giat beragama dan melawan komunisme patut diacungi jempol. Walau geliat keagamaan di sana masih berada pada tahap pemulihan dan pengembangan ulang, namun tak bisa dipatahkan bahwa 70 % warganya adalah muslim yang diakui atau tidak itu adalah prestasi besar sebagai Negara yang tertindas puluhan tahun lamanya di bawah komunisme.