BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
DESKRIPSI HASIL PENILAIAN Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan pada siswa kelas V
SDN 8 Telaga Biru Kabupaten Gorontalo dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar menangkap bola pada permainan kasti melalui metode berpasangan. Penelitian ini berlangsung dalam tahapan siklus yang didahului dengan pengambilan data awal melalui observasi yang dilaksanakan pada hari rabu 8 Mei, pelaksanaan siklus I dimulai pada hari sabtu 11 Mei dan siklus II dimulai pada hari selasa 28 Mei. Siklus I dilaksanakan menjadi tiga kali pemberian tindakan, satu kali evaluasi dan siklus II dilaksanakan dua kali pemberian tindakan, satu kali evaluasi, untuk jadwal lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1. 4.1.1
Observasi Data Awal
1. Pelaksanaan tindakan awal Proses pelaksanaan tindakan pada observasi data awal dapat di gambarkan sebagai berikut : A. Kegiatan pendahuluan Terdiri dari : 1). Formasi barisan 2). Berdoa 3). Absensi 4). Siswa melakukan pemanasan dibawah bimbingan guru.
28
B. Kegiatan inti 1) Guru memberi motivasi dan penjelasan mengenai teknik dasar menangkap bola yang baik dan benar pada permainan kasti, dengan memperhatikan indikator capaian keberhasilan yang meliputi : Menangkap Bola Melambung : 1. Sikap siap menangkap bola (Posisi badan tegak dengan kedua kaki di buka, pandangan lurus kedepan) 2. Pelaksanaan Gerakan (Pada saat bola datang segera ditangkap dengan kedua tangan) Menangkap Bola Mendatar : 1. Sikap siap menangkap (Berdiri dengan badan sedikit membungkuk, menghadap datangnya arah bola, kedua tangan diturunkan hampir menyentuh tanah) 2. Gerak Lanjutan (Setelah menangkap bola dengan kedua telapak tangan, bola ditarik kebelakang dan sikap berdiri) Menangkap Bola Rendah : 1. Sikap siap menangkap (Posisi badan agak membungkuk,kedua kaki terbuka sejajar dan kedua tangan menggantung berada di depan kaki,pandangan lurus kedepan) 2. Pelaksanaan Gerakan (Menangkap bola dengan kedua tangan) 2) Guru memperagakan teknik dasar menangkap bola dengan baik dan benar. 3) Guru memberikan tugas gerak pada siswa untuk melakukan teknik dasar menangkap bola seperti yang dicontohkan sebelumnya.
C. Kegiatan penutup 1. Guru mengkoreksi gerakan yang telah dilakukan oleh siswa yang menurut hasil pengamatan masih belum sempurna. 2. Penilaian (evaluasi atas materi yang di ajarkan) 3. Pendinginan 4. Berdo’a dan bubar 2. Hasil Pengamatan Kegiatan Pembelajaran Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Berdasarkan hasil observasi awal tentang hasil belajar melakukan teknik dasar menangkap bola pada permainan kasti, yang terdiri atas beberapa aspek yang meliputi: Menangkap Bola Melambung : 1.
Sikap siap menangkap bola (Posisi badan tegak dengan kedua kaki di buka, pandangan lurus kedepan)
2.
Pelaksanaan Gerakan (Pada saat bola datang segera ditangkap dengan kedua tangan)
Menangkap Bola Mendatar : 1.
Sikap siap menangkap (Berdiri dengan badan sedikit membungkuk, menghadap datangnya arah bola, kedua tangan diturunkan hampir menyentuh tanah)
2.
Gerak Lanjutan (Setelah menangkap bola dengan kedua telapak tangan, bola ditarik kebelakang dan sikap berdiri)
Menangkap Bola Rendah : 1.
Sikap siap menangkap (Posisi badan agak membungkuk,kedua kaki terbuka sejajar dan kedua tangan menggantung berada di depan kaki,pandangan lurus kedepan)
2.
Pelaksanaan Gerakan (Menangkap bola dengan kedua tangan)
Diperoleh data awal sebagai berikut : dari 20 orang siswa yang di observasi, sebanyak 1 orang siswa atau 5% termasuk kategori “Baik” dengan klasifikasi nilai (70 – 89), 8 orang siswa atau 40% termasuk kategori “Cukup” dengan klasifikasi nilai (60 – 69), dan 7 orang siswa atau 35% termasuk kategori “Kurang” dengan klasifikasi nilai (40 – 59) dan 4 orang siswa atau 20% termasuk kategori “Kurang Sekali” dengan klasifikasi nilai (0 – 39), dalam melakukan teknik dasar menangkap bola pada permainan kasti, data dapat dilihat pada lampiran 3 (tiga) untuk lebih jelasnya hasil kegiatan siswa dapat dilihat pada tabel 1 terdapat pada lampiran 4 (empat). Berdasarkan lampiran 3 (tiga), diketahui rata-rata hasil capaian siswa pada observasi awal sebesar 53. Klasifikasi nilai rata-rata siswa pada observasi awal belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yakni 70 dan berdasarkan tabel 1 yang terdapat pada lampiran 4 diketahui presentase kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar menangkap bola pada permainan kasti belum memenuhi indikator kinerja yakni 75%. Untuk itu perlu diadakan tindakan
lanjutan untuk lebih meningkatkan hasil belajar teknik dasar menangkap bola pada permainan kasti. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Kegiatan guru dalam proses pembelajaran di amati oleh peneliti. Adapun aspek yang di amati dari kegiatan guru ini berdasarkan pada sub variabel penelitian yang meliputi :
Menangkap Bola Melambung : 1.
Sikap siap menangkap bola (Posisi badan tegak dengan kedua kaki di buka, pandangan lurus kedepan)
2.
Pelaksanaan Gerakan (Pada saat bola datang segera ditangkap dengan kedua tangan)
Menangkap Bola Mendatar : 1.
Sikap siap menangkap (Berdiri dengan badan sedikit membungkuk, menghadap datangnya arah bola, kedua tangan diturunkan hampir menyentuh tanah)
2.
Gerak Lanjutan (Setelah menangkap bola dengan kedua telapak tangan, bola ditarik kebelakang dan sikap berdiri)
Menangkap Bola Rendah : 1.
Sikap siap menangkap (Posisi badan agak membungkuk,kedua kaki terbuka sejajar dan kedua tangan menggantung berada di depan kaki,pandangan lurus kedepan)
2.
Pelaksanaan Gerakan (Menangkap bola dengan kedua tangan)
Dari beberapa aspek yang diamati pada guru tersebut dengan kriteria penilaian berupa “YA” jika dilaksanakan dan “TIDAK” jika tidak dilaksanakan, dapat diketahui bahwa semua aspek dapat dilaksanakan semua oleh guru, data dapat dilihat pada lampiran 5. a. Refleksi Hasil Observasi Awal Dari hasil observasi awal diketahui bahwa daya serap atau rata-rata hasil capaian siswa dalam melakukan teknik dasar menangkap bola pada permainan kasti masih dalam kriteria kurang. Dengan demikian siswa akan diberikan tindakan pada siklus I (satu) dengan menggunakan metode berpasangan. Sementara itu guru mitra telah melakukan beberapa aspek tindakan secara baik. Maka peneliti bersama guru mitra berkesimpulan untuk melanjutkan tindakan dalam siklus I (satu). 4.1.2
Siklus I
a. Hasil Kegiatan Siswa Siklus I
Pada siklus I peneliti menggunakan lembar pengamatan kegiatan selama proses pembelajaran seperti yang dilakukan pada observasi awal. Berdasarkan analisis data diperoleh gambaran tingkat kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar menangkap bola pada permainan kasti. Hasil kegiatan siswa pada siklus I rata-rata 65.43 hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar menangkap bola belum mencapai ketentuan belajar yang ditetapkan atau kriteria ketuntasan minimal (KKM) yakni 70, hal ini dapat dilihat pada lampiran 7.
Berdasarkan hasil kegiatan siswa pada siklus I yang terdapat pada tabel 2 atau lampiran 8 dapat diketahui hasil capaian siswa pada siklus I belum memenuhi indikator kinerja yang di tetapkan, hal ini di buktikan dari 20 orang siswa, diketahui sebanyak 5 orang atau 25% termasuk kategori “Kurang” (Klasifikasi nilai 40 – 59), 5 orang siswa atau 25% termasuk kategori “Cukup” (Klasifikasi nilai 60 – 69) dan 10 orang siswa atau 50% termasuk kategori “Baik” (Klasifikasi nilai 70 – 89). Untuk itu masih perlu diadakan tindakan lanjutan untuk lebih meningkatkan kemampuan teknik dasar menangkap bola pada permainan bola kasti. b. Refleksi Hasil Tindakan Siklus I
Berdasarkan pada hasil tindakan siklus I , dapat diketahui guru mitra telah melakukan semua aspek tindakan dengan baik. Hasil yang dicapai dalam siklus I ini rata-rata 65.43 terjadi peningkatan 12.43 dari observasi awal yakni 53, akan tetapi peningkatan ini belum mencapai ketentuan belajar yang di tetapkan atau kriteria ketuntasan minimum (KKM) dan belum memenuhi indikator kinerja yang di tetapkan. Dengan demikian peneliti bersama guru mitra berkesimpulan bahwa masih perlu diadakan tindakan lanjutan siklus II. 4.1.3
Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus II didasarkan pada revisi tindakan pada
siklus I, proses pelaksanaan pembelajaran dalam melakukan teknik dasar menangkap bola pada permainan kasti dilakukan dengan metode bermain.
a. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus II Pada siklus II peneliti tetap memberikan evaluasi sebagaimana pada siklus I. Berdasarkan hasil evaluasi diperoleh peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar menangkap bola pada permainan kasti. Berdasarkan pengamatan pada siklus II menunjukan kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar menangkap bola pada permainan kasti meningkat. Pada siklus II diperoleh rata-rata hasil capaian siswa sebesar 75.15 Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar menangkap bola pada permainan kasti sudah mencapai ketentuan belajar yang ditetapkan atau kriteria ketuntasan minimal (KKM) yakni 70. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 11. Berdasarkan hasil kegiatan siswa pada siklus II yang terdapat pada lampiran 12 dari 20 orang siswa sebanyak 4 orang siswa atau 20% termasuk kategori “Cukup” (klasifikasi nilai 60 – 69) dan 16 orang atau 80% termasuk kategori “Baik” (klasifikasi nilai 70 – 89). Data dapat dilihat pada tabel 3 yang terdapat pada lampiran 12. Klasifikasi nilai rata-rata hasil capaian siswa pada siklus II sudah memenuhi indikator kinerja yakni sebesar 75%. Untuk itu sudah tidak perlu diadakan tindakan selanjutnya. b. Refleksi Hasil Tindakan Siklus II Berdasarkan pada hasil tindakan siklus II, dapat diketahui bahwa guru mitra telah melakukan semua aspek tindakan dengan baik. Hasil yang dicapai dalam siklus II ini rata-rata 75.15 terjadi peningkatan sebesar 9.72 dari siklus I
rata-rata 65.43 dengan demikian peneliti bersama guru mitra berkesimpulan bahwa sudah tidak perlu diadakan tindakan lanjutan. Peningkatan setiap aspek pada observasi awal sampai siklus II Aspek yang dinilai
Observasi vasi awal
Siklus I
Siklus II
Menangkap bola melambung
60.90
66.25
77.23
Menangkap bola mendatar
57.90
64.95
73.15
Menangkap bola Rendah
40.25
65.10
75.08
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
66,25 60,9
57,9
64,95
77,23 75,08 73,15 65,1
40,25
observasi awal
siklus I
menangkap bola melambung menangkap bola menengah menangkap bola rendah
siklus II
4.2
PEMBAHASAN Proses pembelajaran dengan menggunakan metode berpasangan berhasil
diawali dengan penjelasan guru mengenai teknik dasar menangkap bola yang baik dan benar dengan memperhatikan indikator capaian keberhasilan sebagai berikut : Menangkap Bola Melambung : 1.
Sikap siap menangkap bola (Posisi badan tegak dengan kedua kaki di buka, pandangan lurus kedepan)
2.
Pelaksanaan Gerakan (Pada saat bola datang segera ditangkap dengan kedua tangan)
Menangkap Bola Mendatar : 1.
Sikap siap menangkap (Berdiri dengan badan sedikit membungkuk, menghadap datangnya arah bola, kedua tangan diturunkan hampir menyentuh tanah)
2.
Gerak Lanjutan (Setelah menangkap bola dengan kedua telapak tangan, bola ditarik kebelakang dan sikap berdiri)
Menangkap Bola Rendah : 1.
Sikap siap menangkap (Posisi badan agak membungkuk,kedua kaki terbuka sejajar dan kedua tangan menggantung berada di depan kaki,pandangan lurus kedepan)
2.
Pelaksanaan Gerakan (Menangkap bola dengan kedua tangan)
Guru memberikan contoh gerakan, siswa diminta untuk memperhatikan secara teliti. Karena setelah guru memberikan contoh dalam melakukan teknik
dasar menangkap bola, siswa diberikan tugas gerakan untuk mempraktekkan menangkap bola dengan baik dan benar. Metode pembelajaran yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah metode berpasangan. Meskipun kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar menangkap bola dapat ditingkatkan akan tetapi masih perlu pengembangan lebih lanjut hal ini disebabkan oleh pembelajaran masih perlu pembenahan lebih baik lagi. Yang perlu diperhatikan dalam menerapkan metode berpasangan adalah tindakan yang dilakukan oleh guru harus disertai dengan penjelasan dan peragaan gerakan yang berkesinambungan. Sesuai dengan yang direncanakan pada tahap sebelumnya dan pengamatan guru harus dipertajam terhadap tugas gerak yang sedang dilakukan oleh siswa Dari data observasi awal hasil yang diperoleh menunjukan bahwa dari 20 orang siswa yang di observasi, sebanyak 4 orang siswa atau 20% termasuk kategori “Kurang Sekali” dengan klasifikasi nilai (0 – 39), 7 orang siswa atau 35% termasuk kategori “Kurang” dengan klasifikasi nilai (40 – 59), 8 orang siswa atau 40% termasuk kategori “Cukup” dengan klasifikasi nilai (60 – 69), dan 1 orang siswa atau 5% termasuk kategori “Baik” dengan klasifikasi nilai (70 – 89). Jumlah ini masih rendah jika dibandingkan dengan kriteria keberhasilan tingkatan yang telah ditetapkan. Kemudian pada siklus I hasil yang diperoleh menunjukan bahwa dari 20 orang siswa, diketahui sebanyak 5 orang atau 25% termasuk kategori “Kurang” (Klasifikasi nilai 40 – 59), 5 orang siswa atau 25% termasuk kategori “Cukup” (Klasifikasi nilai 60 – 69) dan 10 orang siswa atau
50% termasuk kategori “Baik” (Klasifikasi nilai 70 – 89).. Hasil dari siklus I ini nampak peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar menangkap bola, akan tetapi peningkatan ini belum memenuhi indikator kinerja yakni 75% sehingga disempurnakan di siklus II. Pada tahap siklus II berdasarkan pengamatan kegiatan siswa yang dilakukan dari 20 orang siswa sebanyak 4 orang siswa atau 20% termasuk kategori “Cukup” (klasifikasi nilai 60 – 69) dan 16 orang atau 80% termasuk kategori “Baik” (klasifikasi nilai 70 – 89) dalam melakukan teknik dasar menangkap bola mengalami peningkatan yang sudah mencapai hasil ketentuan belajar yang ditetapkan atau kriteria ketuntasan minimal (KKM) yakni 70 dan sudah memenuhi indikator kinerja yakni sebesar 75%. Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang diberikan pada siklus I kemampuan siswa melakukan teknik dasar menangkap bola pada permainan kasti dapat meningkat 12.43, dari kemampuan awal siswa yakni 53 menjadi 65.43 hal ini tentunya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal dan indikator kinerja. Maka tindakan dilanjutkan pada siklus II. Pada siklus II kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar menangkap bola meningkat sebesar 9.72 yakni dari 65.43 menjadi 75.15 dengan demikian hipotesis yang telah dilakukan dapat diterima, berdasarkan pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan.