perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pengembangan Produk Hasil penelitian dan pengembangan ini yaitu produk modul elektronik berbasis PBL. Bahan kajian yang dikembangkan mengacu pada Kurikulum 2013 yaitu Kompetensi Dasar 3.10 “Menganalis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan tersebut bagi lingkungan. Prosedur pengembangan yang digunakan adalah model dari pengembangan Borg and Gall (1989) yang di modifikasi. Penjelasan mengenai prosedur dan data hasil dari tahapan penelitian dapat dijelaskan secara rinci seperti berikut: 1. Penelitian dan pengumpulan data Tahap penelitian dan pengumpulan data dalam pengembangan modul elektronik berbasis PBL terdiri dari beberapa tahap, yaitu: a.
Studi Pustaka Studi pustaka digunakan untuk menganalisis Kurikulum, bahan ajar dan model yang digunakan di SMA Negeri 1 Ngemplak. Studi Kurikulum meliputi Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD), indikator
dan
tujuan
pembelajaran
yang
ingin
dicapai
dalam
pengembangan modul elektronik. Penetapan materi dalam modul elektronik berdasarkan dari hasil analisis UN Tahun Pelajaran 2012/2013 yang menunjukkan bahwa penguasaan materi biologi terkait pencemaran commit to user 74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
lingkungan di SMA N 1 Ngemplak masih berada di bawah persentase tingkat nasional yaitu 47,67% (Lampiran 1: 183). Analisis selanjutnya terkait kemampuan memecahakan masalah siswa yang diperoleh dari hasil tes kemampuan memecahkan masalah awal siswa yang menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memecahkan masih rendah dengan rata-rata 43,33 (Lampiran 1: 205). Hasil observasi di kelas menunjukkan bahwa selama pembelajaran di kelas guru masih menggunakan metode ceramah yang diselingi dengan presentasi dan kerja kelompok, sehingga banyak siswa kurang tertarik, cepat bosan, dan kurang memahami materi yang disampaikan karena kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran belum berpusat pada siswa dan kurang menuntun siswa belajar memecahkan suatu permasalahan melalui penyelidikan maupun kegiatan ilmiah lainnya. Kondisi ini menyebabkan pembelajaran kurang maksimal terutama dalam hal memecahkan masalah. Hasil observasi terkait bahan ajar yang digunakan di SMA N 1 Ngemplak menunjukkan bahwa buku ajar yang digunakan memiliki cakupan materi masih terlalu umum yang hanya fokus untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa, tampilan buku kurang menarik dengan penggunaan warna yang kurang bervariasi, serta penggunaan bahasa yang kurang komunikatif dan cenderung membuat siswa menjadi sulit dalam memahami materi (Lampiran 1: 213). Buku ajar yang digunakan belum terdapat komponen-komponen yang mendorong siswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
berpikir melalui penyelesaian masalah-masalah dalam kehidupan nyata. Akibatnya kemampuan memecahkan masalah siswa kurang terasah. Latihan soal yang ada di dalam buku cenderung melatihkan kemampuan berpikir tingkat rendah (Lampiran 1: 215). Selama pembelajaran menggunakan buku ajar guru selalu menggunakan metode ceramah tanpa disesuaikan dengan karakteristik masing-masing materi, sehingga buku ajar yang digunakan belum membantu melatihkan kemampuan memecahkan masalah baik melalui diskusi, eksperimen, maupun implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Analisis tentang soal ulangan harian dan soal ujian semester juga menunjukkan bahwa guru masih menggunakan tipe soal berpikir tingkat rendah (C1–C3) berupa pilihan ganda dan essai, belum mengarah pada soal-soal berpikir tingkat tinggi tipe C4-C6 (Lampiran 1: 220). Analisis terakhir terkait model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Hasil observasi menunjukkan bahwa selama pembelajaran di kelas guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa diselingi dengan model pembelajaran lain, sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Kegiatan yang melibatkan siswa dalam memecahkan masalah masih kurang karena penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi oleh guru. b. Survei Lapangan Survei lapangan dilakukan untuk melengkapi kebutuhan penelitian dan pengembangan modul elektronik. Survei lapangan juga dilakukan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
melalui kegiatan observasi, wawancara dan pemberian angket untuk pengambilan data terkait SNP serta analisis kebutuhan pada siswa dan guru di SMA N 1 Ngemplak. 1) SNP Survei terkait SNP SMA Negeri 1 Ngemplak dilakukan dengan pemberian angket pada wakasek kurikulum dan diperoleh skor hasil pemetaan seperti yang disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Capaian Skor Hasil Pemetaan 8 SNP Kontribusi
Implementasi SNP Skor % 21 9,72
Gap
Jumlah Indikator
Skor Ideal
8
24
% 11,11
10
30
13,89
22
10,19
3,70
12
36
16,67
28
12,96
3,71
11
33
15,28
28
12,96
2,32
11
33
15,28
27
12,50
2,78
4
12
5,56
12
5,56
0
3
9
4,17
9
4,17
0
13
39
18,06
30
13,89
4,17
72
216
100
177
81,94
18,08
Standar I Standar II Standar III Standar IV Standar V Standar VI Standar VII Standar VIII Total
% 1,39
Keterangan: Standar I
: Standar Isi
Standar II
: Standar Proses
Standar III
: Standar Kompetensi Lulusan
Standar IV
: Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Standar V
: Standar Sarana dan Prasarana
Standar VI
: Standar Pengelolaan
Standar VII
: Standar Pembiayaan
Standar VIII
: Standar Penilaian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78 Berdasarkan hasil angket 8 SNP di SMA N 1 Ngemplak
diperoleh persentase keseluruhan sebesar 81,94% dengan kategori baik, namun masih terdapat gap antara skor ideal dengan skor pencapaian di sekolah sebesar 18,08%. Komponen dari SNP yang mempunyai gap tertinggi yaitu pada standar proses, standar kompetensi lulusan dan standar penilaian dengan presentase sebesar 3,70%, 3,71%, dan 4,17% (Lampiran 1: 184). Standar proses berkaitan langsung dengan proses pembelajaran di kelas, instrumen pembelajaran, bahan ajar dan media pembelajaran yang memiliki pengaruh terhadap standar kompetensi lulusan dan standar penilaian, sehingga perlu diadakan perbaikan terhadap standar proses. 2) Analisis Kebutuhan Data Survei analisis kebutuhan siswa kelas X dan guru biologi SMA N 1 Ngemplak diperoleh melalui lembar observasi, pemberian angket dan wawancara. Hasil observasi terhadap guru dan siswa diperoleh gambaran awal proses pembelajaran di kelas sebagai berikut: 1) pembelajaran masih menggunakan metode ceramah yang diselingi dengan presentasi dan kerja kelompok; 2) perangkat pembelajaran yang digunakan guru sudah baik berupa silabus, RPP, buku ajar, dan LKS; 3) buku ajar dan LKS yang digunakan guru dalam pembelajaran masih dari pusat; 4) sarana dan prasarana di sekolah cukup lengkap; 5) hasil belajar siswa masih dibawah KKM sehingga guru harus mengadakan commit to user remediasi; 6) siswa menjadi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
kurang tertarik pada pembelajaran biologi disebakan pembelajaran hanya menghafal sehingga pemahaman siswa tentang materi kurang baik (Lampiran 1: 162). Berdasarkan hasil analisis modul yang ada di sekolah, ternyata guru belum menggunakan modul pembelajaran yang memuat materi secara spesifik, guru mengatakan bahwa LKS adalah modul yang digunakan dalam pembelajaran karena terdapat kemiripan antara modul dan LKS yang diperoleh dari pusat, karena dalam LKS sudah ada materi yang cukup lengkap, sudah terdapat latihan soal pilihan ganda dan esai, namun cakupannya masih terlalu luas. Berdasarkan hasil studi pustaka, survei lapangan dan analisis kebutuhan meliputi materi, bahan ajar, model dan analisis kebutuhan lainnya terkait proses pembelajaran di SMA N 1 Ngemplak, maka dapat disimpulkan bahwa alternatif yang dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru selama proses pembelajaran adalah dengan mengembangkan bahan ajar berupa modul elektronik yang sesuai dengan hakitat sains. Modul yang ideal sesuai dengan hakikat sains tidak hanya mampu membantu siswa belajar secara mandiri tapi juga terlibat langsung di dalamnya. Siswa juga mempelajari modul dengan tujuan agar mampu menguasai sains dan beberapa kemampuan lainnya sepert: 1) menguasai produk sains; 2) dapat menggunakan metode ilmiah dalam memecahkan masalahmasalah, dan; 3) memiliki nilai yang berkaitan dengan masalah sikap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
setelah terbiasa mempelajari dan menguasai produk dan proses sains. Bahan ajar atau modul yang ideal juga harus memperhatikan beberapa
aspek,
diantaranya:
isi
bahan
ajar
yang
dapat
mengembangkan keterampilan proses, kemampuan berinkuiri, kemampuan berpikir dan kemampuan literasi sains, serta memiliki tujuan yang jelas (Toharudin et al., 2011). Pengembangan modul elektronik yang diintegrasikan dengan model tertentu belum pernah ada dan dilakukan oleh guru di SMA N 1 Ngemplak, oleh karena itu peneliti melakukan pengembangan modul elektronik disertai model tertentu sebagai basis yang mewarnai isi modul dengan tujuan agar selama belajar menggunakan modul elektronik ini siswa tidak hanya mampu belajar secara mandiri tetapi juga memiliki pengalaman langsung dengan terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan sesuai sintaks model yang digunakan. Pemilihan model dalam penelitian pengembangan disesuaikan dengan karakteristik siswa maupun materi selama analisis kebutuhan di SMA Negeri 1 Ngemplak serta bertujuan untuk membantu kelemahan siswa terutama dalam hal mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. 3) Analisis Sarana dan Prasarana Hasil pengamatan awal mengenai sarana dan prasarana pada SMA N 1 Ngemplak diperoleh data sebagai berkut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
- SMA Negeri 1 Ngemplak memiliki satu laboratorium komputer dengan 20 buah komputer dengan spesifikasi seperti berikut: a) Processor : Intel Pentium Dual Core, b) Mainboard : Gigabyte G31, c) RAM : 1 GB DDR 2, d) Harddisk : 160 GB, e) Keyboard + Mouse, f) Monitor CRT, g) LAN Card, h) Speaker, i) Router + Switch (Pada komputer server). - Pada ruang laboratorium komputer terdapat LCD proyektor. - Tersedia jaringan LAN yang menghubungkan semua komputer pada komputer server. - Terdapat jaringan wifi yang bisa diakses oleh siswa. Hasil pengamatan yang dilakukan di kelas juga dapat diketahui bahwa terdapat LCD proyektor dan jaringan wifi serta 50% siswa juga sudah memiliki laptop sendiri yang dibawa ke sekolah. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan tidak terdapat kendala
mengenai
perangkat
yang
digunakan
untuk
mengimplementasikan modul elektronik yang dikembangkan di SMA Negeri 1 Ngemplak. 4) Analisis Penguasaan TIK Guru dan Siswa Hasil analisis wawancara terhadap siswa dapat diketahui bahwa penguasaan TIK siswa sudah memadai untuk dilakukan penerapan modul elektronik dalam proses pembelajaran. Siswa menyatakan bahwa pernah mengoperasikan komputer pada pelajaran TIK dan juga pernah diajarkan dalam membuat animasi flash. Siswa juga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
pernah mendapatkan materi tentang internet sehingga tidak ada masalah
dalam
hal
pengoperasian
modul
elektronik
yang
dikembangkan. Hasil wawancara terhadap guru juga menunjukkan bahwa penguasaan TIK guru sudah memadai untuk dilakukan implementasi modul elektronik dalam proses pembelajaran. Guru menyatakan bahwa bisa mengoperasikan komputer/ laptop dan juga pernah membuat media pembelajaran powerpoint walaupun jarang dilakukan. Guru juga bisa mengoperasikan media berbasis flash dan web, sehingga tidak ada kendala untuk mengimplementasikan modul elektronik yang dikembangkan berkaitan dengan kesiapan guru dan siswa dalam hal penguasaan TIK (Lampiran 1: 210). 2. Perencanaan/planning Hasil studi pustaka dan survei lapangan yang telah dilakukan digunakan sebagai dasar dalam tahap perencanaan penelitian sebagai berikut: a.
KI yang dipilih dalam penelitian pengembangan ini berdasarkan hasil analisis UN SMA Negeri 1 Ngemplak Tahun Pelajaran 2012/2103 yang mengacu pada KI yang ditetapkan dalam Kurikulum 2013 dengan KD 3.10 yaitu menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan-perubahan tersebut bagi kehidupan.
b.
Indikator pencapaian kompetensi yang akan digunakan meliputi 5 aspek, yaitu: mengidentifikasi faktor penyebab pencemaran, mengidentifikasi sumber pencemaran, menganalisis dampak pencemaran terhadap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
makhluk hidup, menjelaskan upaya mengatasi pencemaran, dan menjelaskan solusi terhadap pencemaran. c.
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam penelitian pengembangan ini adalah untuk memberdayakan kemampuan memecahkan masalah siswa, sedangkan hasil belajar yang diperoleh meliputi afektif, kognitif dan psikomotor digunakan sebagai data tambahan atau pendukung sesuai dengan hakikat sains dalam Kurikulum 2013.
d.
Model pembelajaran yang menjadi basis dari modul elektronik yang dikembangkan adalah PBL, karena karakteristik materi pencemaran lingkungan yang bersifat open ended, banyak hal-hal yang bisa dijadikan sumber
permasalahan
dengan
jawaban
yang
luas
dan
dapat
dikembangkan sendiri oleh siswa karena sifat materi pencemaran lingkungan yang dinamis, maka model PBL menjadi pilihan yang cocok karena mempunyai karakteristik yang sama dengan materi pencemaran lingkungan yang bersifat ill structure. e.
Modul elektronik yang dikembangkan menggunakan sintaks PBL untuk memberdayakan kemampuan memecahkan masalah siswa. Modul elektronik yang dikembangkan sesuai dengan sintaks PBL direncanakan sebagai berikut: 1) Diberikan video tentang pencemaran air, tanah, dan udara sebagai permasalahan yang harus diidentifikasi oleh siswa sebagai orientasi siswa pada masalah pada sintaks PBL yang pertama. Setelah itu siswa membuat hipotesis sesuai dengan masalah yang telah diidentifikasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
2) Siswa diarahkan untuk membuat rancangan percobaan dari alat dan bahan yang telah disediakan dalam modul elektronik dalam bentuk tabel alat dan bahan untuk mengakomodasi sintaks PBL selanjutnya yaitu mengorganisasi siswa untuk belajar. 3) Sintaks
PBL
selanjutnya
adalah
membimbing
siswa
dalam
penyelidikan dilakukan dengan cara membimbing siswa untuk melaksanakan praktikum sesuai dengan rancangan percobaan yang telah dibuat, lalu membimbing siswa untuk menuliskan hasil percobaan pada modul elektronik dalam bentuk tabel, kemudian membimbing siswa untuk mendiskusikan hasil percobaan mereka. 4) Langkah berikutnya adalah membimbing siswa untuk membuat sebuah slogan sebagai bentuk karya yang dituliskan dalam modul elektronik kemudian membimbing siswa untuk mempresentasikan slogan yang telah dibuat serta hasil percobaan dan diskusi yang telah dilakukan seperti sintaks PBL yaitu mengembangkan dan menyajikan hasil karya. 5) Sintaks terakhir adalah menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dilakukan dengan cara mengarahkan siswa untuk menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dari hasil interpretasi data melalui kegiatan diskusi kelas. Hasil perencanaan dibuat berdasarkan matriks yang telah dibuat agar dapat terlihat ciri khas modul elektronik yang dikembangkan, karena commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
matriks digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam merencakan produk modul elektronik yang dikembangan (Lampiran 2: 224). 3. Pengembangan Draft Produk Pengembangan draft produk modul dilakukan apabila semua kebutuhan terkait pengembangan modul elektronik sudah terkumpul lengkap untuk selanjutnya digunakan oleh peneliti membuat desain awal modul elektronik yang sesuai dengan sintaks model PBL pada materi pencemaran lingkungan. Modul elektronik terdiri atas bagian awal, inti dan penutup serta 3 sub bab materi yaitu: pencemaran air, pencemaran tanah dan pencemaran udara. Pengembangan draft produk modul elektronik berbasis PBL selengkapnya adalah sebagai berikut: a.
Bagian Awal, terdiri dari: 1) Halaman Awal Merupakan cover atau tampilan luar modul elektronik yang dibuat menarik serta berkaitan dengan materi yang akan dipelajari. Halaman awal terdiri dari: a) judul materi pembelajaran; b) sasaran pengguna;
c)
identitas
pengembang;
d)
institusi/
lembaga
pendidikan; e) tombol navigasi menu yang meliputi: pendahuluan, pretest, pencemaran air, materi pencemaran, posttest, dan penutup. Tombol navigasi memudahkan pengguna untuk mengganti atau memilih materi yang diinginkan; f) tombol keluar atau exit; g) tombol
volume
yang
berfungsi
untuk
memperbesar
commit tosuara usermusik instrumen. memperkecil dan mematikan
atau
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86 Tombol Keluar/ exit
Gambar 4.1. Animasi Pembuka
tombol volume
Judul materi Sasaran pengguna Identitas pengembang
Menu navigasi halaman
Institusi/ lembaga pendidikan
Menu navigasi utama
Gambar 4.2. Halaman Awal Pembuka
Tombol volume
2) Kata Pengantar Tampilan kata pengantar terdiri dari: a) tombol navigasi menu utama; b) tombol navigasi sub menu; c) kata pengantar yang berisi kata sambutan, puji syukur dan gambaran modul elektronik berbasis PBL secara umum; d) tombol keluar atau exit. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
Kolom kata pengantar
Navigasi sub menu
Gambar 4.3. Tampilan Slide Kata Pengantar 3) Petunjuk Tampilan pada petunjuk terdiri dari: a) tombol navigasi menu utama; b) tombol navigasi sub menu; c) petunjuk penggunaan yang memuat petunjuk atau cara menggunakan modul elektronik secara umum; d) tombol keluar atau exit; e) tombol volume. Petunjuk penggunaan ini disesuaikan dengan basis yang digunakan.
Navigasi sub menu
Kolom petunjuk penggunaan
Gambar 4.4. Tampilan Petunjuk Penggunaan Modul Elektronik commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
4) Kompetensi Inti Kompetensi Inti terdiri dari: a) tombol navigasi menu utama; b) tombol navigasi sub menu; c) Kompetensi Inti berisi 4 komponen inti yang telah ditetapkan dalam Kurikulum 2013; d) tombol keluar atau exit; e) tombol volume.
Navigasi sub menu
Kolom Kompetensi Inti
Gambar 4.5. Tampilan Kompetensi Inti 5) Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar terdiri dari: a) tombol navigasi menu utama; b) tombol navigasi sub menu; c) Kompetensi Dasar memuat kompetensi dasar yang digunakan dalam penelitian pengembangan modul elektronik; d) tombol keluar atau exit; e) tombol volume.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
Kolom Kompetensi Dasar
Navigasi sub menu
Gambar 4.6. Tampilan Kompetensi Dasar 6) Indikator Tampilan indikator terdiri dari: a) tombol navigasi menu utama; b) tombol navigasi sub menu; c) indikator memuat indikatorindikator materi pencemaran lingkungan yang harus dicapai siswa selama pembelajaran; d) tombol keluar atau exit; e) tombol volume.
Navigasi sub menu
Kolom Indikator
Gambar 4.7. Tampilan Indikator commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
b.
Bagian inti terdiri atas: 1) Pretest Pretest memuat soal-soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran menggunakan modul elektronik berbasis PBL sebanyak 40 soal pilihan ganda untuk mengukur kemampuan kognitif dan 5 soal uraian untuk mengukur kemampuan memecahkan masalah. Tampilan pada slide pretest berisi: a) nomor soal; b) soal; c) pilihan jawaban; d) waktu sebagai pedoman untuk menjawab; e) jumlah skor benar; f) tombol navigasi menu utama; g) tombol keluar atau exit; h) tombol volume. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.7. Nomor Soal
Waktu pengerjaan
Soal
Pilihan Jawaban
Skor
Gambar 4.8. Tampilan Pretest 2) Identifikasi Masalah Pada tahap identifikasi masalah ini modul elektronik menyajikan commit to user video permasalahan berkaitan dengan materi yang akan dipelajari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
siswa. Setelah video selesai di putar siswa kemudian siswa mengidentifikasi masalah terkait video yang telah mereka saksikan. Tampilan pada identifikasi
masalah terdiri
dari: a) video
permasalahan; b) kolom analisis/identifikasi masalah sebagai tempat untuk mengetik jawaban identifikasi masalah oleh siswa; c) tombol navigasi menu utama; d) tombol back untuk kembali ke layer sebelumnya; e) tombol keluar atau exit; f) tombol volume. Tombol Home
Tombol Lanjut/ Next
Video permasalahan
Kolom jawban identifikasi masalah
Tombol Simpan
Gambar 4.9. Tampilan Identifikasi Masalah 3) Rumusan Masalah Sintaks selanjutnya yang akan dilakukan siswa dengan membuat pertanyaan-pertanyaan
berdasarkan
hasil
identifikasi
masalah
sebelumnya. Jawaban rumusan masalah siswa dapat diketik di dalam kolom. Tampilan pada rumusan masalah terdiri dari: a) perintah mengerjakan rumusan masalah; b) kolom tempat mengetik jawaban rumusan masalah oleh siswa; c) tombol navigasi menu utama; d) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
tombol back untuk kembali ke layer sebelumnya; e) tombol keluar atau exit; f) tombol volume.
Tombol Home
Tombol Lanjut/ Next
Perintah/ petunjuk pengerjaan Kolom jawaban
Tombol Simpan
Gambar 4.10. Tampilan Rumusan Masalah 4) Hipotesis Berisi
kegiatan
siswa
yang
membuat
jawaban-jawaban
sementara berdasarkan rumusan masalah yang telah mereka buat. Tampilan pada hipotesis terdiri dari: a) perintah mengerjakan hipotesis; b) kolom tempat mengetik jawaban hipotesis oleh siswa; c) tombol navigasi menu utama; d) tombol back untuk kembali ke layer sebelumnya; e) tombol keluar atau exit; f) tombol volume.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
Tombol Home
Tombol Lanjut/ Next
Perintah/ petunjuk pengerjaan Kolom jawaban
Tombol Simpan
Gambar 4.11. Tampilan Hipotesis 5) Rancangan Percobaan Memuat langkah-langkah yang harus dilakukan siswa untuk merancang satu percobaan berdasarkan hasil rumusan masalah dan hipotesis yang telah dibuat. Rancangan yang telah dibuat selanjtnya direalisasikan
dalam
kegiatan
percobaan/eksperimen
secara
berkelompok. Tampilan pada rancangan terdiri dari: a) perintah mengerjakan rancangan percobaan; b) daftar alat dan bahan yang sudah diacak; c) kolom tempat mengetik rancangan percobaan yang dibuat oleh siswa; d) tombol navigasi menu utama; e) tombol back untuk kembali ke layer sebelumnya; f) tombol keluar atau exit; g) tombol volume.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
Tombol Home
Tombol Lanjut/ Next
Perintah/ petunjuk pengerjaan Kolom alat dan bahan
Kolom jawaban Tombol Simpan
Gambar 4.12. Tampilan Rancangan Percobaan 6) Produk Produk ini merupakan hasil pekerjaan siswa berupa slogan yang digunakan sebagai solusi terhadap permasalahan yang telah disajikan di awal. Tampilan pada slide produk terdiri dari: a) perintah mengerjakan produk; b) kolom tempat mengetik slogan yang dibuat oleh siswa; c) tombol navigasi menu utama; d) tombol back untuk kembali ke layer sebelumnya; e) tombol keluar atau exit; f) tombol volume.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
Tombol Home
Tombol Lanjut/ Next
Perintah/ petunjuk pengerjaan Kolom jawaban
Tombol Simpan
Gambar 4.13. Tampilan Slide Produk 7) Hasil Percobaan Pada bagian ini modul elektronik memuat kegiatan dimana siswa menuliskan hasil percobaan serta diskusi yang telah dilakukan bersama kemompok masing-masing. Tampilan pada rancangan terdiri dari: a) perintah untuk menulis/mengerjakan hasil percobaan; b) tabel hasil percobaan yang dapat diisi oleh siswa; c) kolom tempat mengetik analisa hasil percobaan yang dibuat oleh siswa; d) tombol navigasi menu utama; e) tombol back untuk kembali ke layer sebelumnya; f) tombol keluar atau exit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
Tombol Home
Tabel hasil percobaan
Kolom Jawaban Analisa
Gambar 4.14. Tampilan Hasil Percobaan 8) Materi Pada modul elektronik berbasis PBL ini penyajian materi tidak hanya berisi ringkasan materi pokok tetapi juga dilengkapi dengan gambar-gambar yang mampu memperjelas materi serta simulasi percobaan berkaitan dengan materi pencemaran yang telah dilakukan siswa. Tampilan materi terdiri dari: a) isi materi; b) tombol navigasi untuk pindah ke halaman berikutnya atau kembali ke halaman sebelumnya; c) tombol navigasi menu utama; d) tombol back untuk kembali ke layer sebelumnya; e) tombol keluar atau exit; f) tombol volume.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
Kolom materi Tombol navigasi halaman
Gambar 4.15. Tampilan Materi 9) Evaluasi Berisi soal-soal sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan pada tiap sub materi yang telah dipelajari siswa. Pada tahap evaluasi ini juga tersedia lembar jawab bagi siswa. Siswa juga dapat mengetahui langsung nilai mereka setelah semua lembar jawab terisi penuh. Tampilan pada evaluasi terdiri dari: a) soal dan pilihan jawaban; b) lembar jawab; c) skor; d) tombol navigasi menu utama; e) tombol back untuk kembali ke layer sebelumnya; f) tombol keluar atau exit; g) tombol volume.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
Kolom jawaban
Soal evaluasi
Skor
Gambar 4.16. Tampilan Soal Evaluasi Tiap Pertemuan c.
Bagian Penutup Terdiri Atas: 1) Evaluasi Akhir (Posttest) Evaluasi akhir atau posttest ini memuat soal-soal berkaitan dengan seluruh materi pencemaran lingkungan yang telah dipelajari oleh siswa mulai dari awal hingga akhir. Tampilan evaluasi akhir (posttest) terdiri dari: a) soal; b) kolom tempat mengetik jawaban siswa; c) waktu pengerjaan; d) tombol navigasi untuk pindah ke soal berikutnya; e) tombol navigasi menu utama; f) tombol keluar atau exit; g) tombol volume.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
Permasalahan
Kolom jawaban
Soal evaluasi
Gambar 4.17. Tampilan Slide Posttest 2) Glosarium Memuat istilah-istilah sulit yang terdapat dalam materi pencemaran lingkungan untuk menambah wawasan pengetahuan siswa. Glosarium juga membantu siswa memahami materi yang terdapat dalam modul elektronik. 3) Daftar Pustaka Berisi sumber-sumber atau referensi sebagai acuan dalam pengembangan modul elektronik. Tampilan daftar pustaka terdiri dari: a) daftar pustaka; b) tombol navigasi untuk pidah ke halaman selanjutnya; c) tombol navigasi menu utama; d) tombol keluar atau exit; e) tombol volume.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
Tombol navigasi halaman
Kolom daftar pustaka
Gambar 4.18. Tampilan Daftar Pustaka 4. Uji Coba Produk Awal Tahap uji coba produk awal digunakan untuk mendapatkan evaluasi kualitatif awal dari draft modul yang telah dibuat. Tujuan lain dari uji coba lapangan awal ini adalah untuk memperoleh data berupa penilaian, pendapat, kritik dan saran terhadap pengembangan draft modul, perangkat dan instrumen yang telah disusun. Uji coba produk awal dilakukan dengan cara uji validasi yang terdiri dari validasi ahli dan praktisi. Validasi ahli pada uji coba ini terdiri atas validasi ahli materi, validasi ahli penyajian modul elektronik, dan validasi ahli instrumen sedangkan validasi praktisi oleh 2 orang guru biologi. Data hasil validasi materi oleh ahli disajikan pada Tabel 4.2. Data hasil validasi penyajian modul elektronik oleh ahli disajikan pada Tabel 4.3. Data hasil validasi instrumen oleh ahli disajikan pada Tabel 4.4. Data hasil validasi oleh praktisi disajikan pada Tabel 4.5.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
Tabel 4.2 Validasi Materi Modul oleh Ahli No. 1 2 3 4 5 6 7 8
Aspek Materi Konsep dasar materi Konsep sub materi bahasan Konsep gambar Penyajian gambar Sistematika penyampaian materi Relevansi dengan kehidupan sehari-hari Relevansi dan Kredibilitas buku sumber. Penggunaan bahasa pada materi. Rata-rata
Rata-rata
Kategori
4 4 4 4 3 4 3 3,3 3,67
Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik
Berdasarkan hasil validasi ahli materi pada Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa rata-rata untuk aspek konsep dasar materi, konsep sub materi bahasan, konsep gambar, penyajian gambar, relevansi dengan kehidupan sehari-hari adalah 4. Aspek penggunaan bahasa pada materi memiliki rata-rata sebesar 3,3. Rata-rata aspek sistematika penyampaian materi dan relevansi dan kredibilitas buku sumber adalah 3. Rata-rata keseluruhan aspek pada validasi materi adalah 3,67 dengan kategori “sangat baik” (Lampiran 4: 355). Tabel 4.3 Validasi Penyajian Modul Elektronik oleh Ahli No. 1 2 3 4 5
Aspek Panduan Program Tujuan Program Uraian Materi Interface atau tampilan Pemakaian dan Daya Tahan Rata-rata
Rata-rata 4 4 3,8 3,74 4 3,91
Kategori Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
Berdasarkan hasil validasi ahli materi pada Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa rata-rata untuk aspek panduan program, tujuan program, pemakaian dan daya tahan adalah 4. Aspek uraian materi memiliki rata-rata sebesar 3,8. Rata-rata aspek interface/tampilan adalah 3,74. Rata-rata keseluruhan aspek pada validasi penyajian modul elektronik adalah 3,91 dengan kategori “sangat baik” (Lampiran 4: 359).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
Tabel 4.4 Validasi Instrumen (RPP, Silabus, LKS, Soal Evaluasi) oleh Ahli No. 1 2 3 4 5 6
Aspek Perumusan tujuan pembelajaran Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar Pemilihan sumber belajar dan media ajar Model dan metode pembelajaran Penilaian hasil belajar Soal evaluasi Rata-rata
Rata-rata 3,5 3,25 3,67 3,67 3,67 3,4 3,53
Kategori Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik
Berdasarkan hasil validasi ahli materi pada Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa rata-rata untuk aspek pemilihan sumber belajar dan media ajar, model dan metode pembelajaran, penilaian hasil belajar adalah 3,67. Aspek perumusuan tujuan pembelajaran memiliki rata-rata sebesar 3,8. Rata-rata aspek soal evaluasi adalah 3,74. Aspek pemilihan dan pengorganisasian materi ajar memiliki rata-rata sebesar 3,25. Rata-rata keseluruhan aspek pada validasi instrumen adalah 3,53 dengan kategori “sangat baik” (Lampiran 4: 357). Tabel 4.5 Validasi Penyajian Modul Elektronik oleh Praktisi No. 1 2 3 4 5
Aspek Panduan Program Tujuan Program Uraian Materi Interface atau tampilan Pemakaian dan Daya Tahan Rata-rata
Rata-rata 3,5 3,58 3,2 3,24 3,75 3,45
Kategori Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik
Berdasarkan hasil validasi modul elektronik oleh praktisi pada Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa rata-rata untuk aspek panduan program adalah 3,5. Aspek tujuan program memiliki rata-rata sebesar 3,58. Rata-rata aspek uraian materi adalah 3,2. Aspek interface/tampilan memiliki rata-rata sebesar 3,24. Aspek pemakaian dan daya tahan memiliki rata-rata sebesar 3,75. Rata-rata commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
keseluruhan aspek pada validasi instrumen adalah 3,45 dengan kategori “baik” (Lampiran 4: 362). Berdasarkan hasil validasi secara keseluruhan oleh para ahli dan praktisi pada uji coba produk awal dapat disimpulkan bahwa modul elektronik berbasis PBL memiliki kategori “Baik – Sangat Baik”, sehingga modul elektronik berserta instrumen penelitian sudah layak untuk digunakan pada uji coba selanjutnya, tetapi dengan melakukan beberapa perbaikan atau revisi terlebih dahulu. 5. Revisi Produk Tahap I Revisi produk I bertujuan untuk memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba produk awal. Revisi produk I dilakukan berdasarkan hasil validasi para ahli dan praktisi yang berkaitan dengan pengembangan modul elektronik berbasis PBL beserta instrumen penelitian yang akan digunakan dalam uji coba lapangan terbatas. Berdasarkan hasil validasi pada uji coba produk awal diperoleh beberapa saran dan perbaikan terkait pengembangan modul elektronik berbasis PBL sebelum digunakan dalam uji coba lapangan utama atau uji skala kecil. Saran dan perbaikan tersebut selengkapnya disajikan pada Tabel 4.6 berikut. Tabel 4.6 Saran dan Perbaikan (Hasil Uji Coba Produk Awal) No. Saran Validasi Ahli Materi Modul Elektronik 1. Undang-undang yang digunakan sebaiknya yang terbaru yaitu UU Nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Hasil Revisi 1. Sudah ditambahkan UU Nomor 32 tahun 2009 sebagai acuan dan UU lingkungan yang lain yang dipakai dengan acuan 5 tahun terakhir antara tahun 2009-2014.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 104
Lanjutan Tabel 4.6 No.
Saran
Validasi Ahli Materi Modul Elektronik 2. Gambar pada materi sebaiknya ditambah.
Hasil Revisi 2. Sudah ditambahkan materi.
gambar
pada
Validasi Ahli Penyajian Modul Elektronik 1. Animasi awal sebaiknya yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan 2. Tampilan judul dan penyusun belum tepat
1. Sudah dibuat animasi yang berkaitan dengan pencemaran lingkungan. 2. Tampilan judul dan penyusun sudah diperbaiki. 3. Sudah diperbaiki program yang 3. Masih ada beberapa kesalahan program mengalami kesalahan. 4. Sudah ditambahkan musik ilustrasi. 4. Belum ada musik ilustrasi 5. Sudah ditambahkan waktu dalam 5. Soal evaluasi belum ada waktunya pengerjaan soal evaluasi Validasi Instrumen (RPP, Silabus, LKS dan Soal Evaluasi) 1. Belum ada 5M pada proses RPP 1. Sudah ditambahkan 5M pada RPP sesuai saran yaitu mengamati, me(mengamati, menanya, mengumpulkan nanya, mengumpulkan data, mengdata, mengasosiasikan, dan asosiasikan, dan mengkomunikasikan. mengkomunikasikan) Praktisi Pendidikan 1. Ditambahkan gambar untuk 1. Sudah ditambahkan gambar pada memperjelas materi materi
Beberapa saran dan perbaikan yang diberikan oleh para ahli dan praktisi terkait pengembangan modul elektronik berbasis PBL tersebut digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki modul elektronik baik pada aspek materi, penyajian atau desain modul serta instrumen yang akan digunakan (Lampiran 5: 378). Langkah selanjutnya yaitu melakukan perbaikan sesuai dengan saran yang ada agar produk modul elektronik layak digunakan pada tahapan selanjutnya. 6. Uji Coba Lapangan Utama/Terbatas Uji coba lapangan utama/terbatas dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh evaluasi kualitatif dari 15 siswa di sekolah menggunakan modul elektronik berbasis PBL yang telah direvisi sebelumnya. Data yang diperoleh berupa kuesioner penilaian siswa yang mencakup panduan program, uraian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
materi, interface/tampilan serta pemakaian dan daya tahan. Hasil penilaian uji coba lapangan terbatas oleh siswa disajikan pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Hasil Penilaian Uji Coba Lapangan Terbatas oleh Siswa. Penilai
Siswa 1-15
Aspek Panduan program Uraian materi Interface/tampilan Pemakaian dan daya tahan
Rata-rata keseluruhan aspek
Rata-rata 3,15 3,03 3,20
Kategori Baik Baik Baik
3,23
Baik
3,15
Baik
Berdasarkan hasil penilaian modul elektronik oleh 15 siswa pada Tabel 4.7 diperoleh rata-rata sebesar 3,15 untuk aspek panduan program dengan kategori “Baik”, aspek uraian materi rata-rata 3,03 dengan kategori “Baik”, aspek interface/tampilan rata-rata 3,20 dengan kategori “Baik”, dan rata-rata 3,23 untuk aspek pemakaian dan daya tahan dengan kategori “Baik” (Lampiran 6: 390). Rata-rata keseluruhan aspek yang diperoleh dari penilaian siswa adalah sebesar 3,15 dengan kategori “Baik”. Secara keseluruhan modul layak digunakan dengan kategori “Baik”, sehingga modul elektronik berbasis PBL layak digunakan pada uji lapangan operasional/efektifitas dengan melakukan revisi/perbaikan terlebih dahulu. 7. Revisi Produk Tahap II Berdasarkan hasil uji coba lapangan terbatas diperoleh masukan dan saran dari siswa seperti yang telah disajikan pada Tabel 4.8. Tabel 4.8. Saran dan Revisi Produk Tahap II No. 1.
Saran Ada beberapa siswa yang menyatakan bahwa petunjuk penggunaan kurang jelas.
Revisi Tahap II Petunjuk penggunaan sudah diperjelas.
2.
Ada beberapa siswa yang menyatakan bahwa masih ada beberapa kesalahan program
Kesalahan-kesalahan sudah dibenahi.
commit to user
program
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
Beberapa saran yang diperoleh dari siswa seperti Tabel 4.8 pada modul elektronik berbasis PBL telah dilakukan semua (Lampiran 7: 393). Revisi dilakukan untuk memperbaiki modul elektronik berbasis PBL pada materi pencemaran lingkungan agar lebih layak digunakan pada tahap uji coba selanjutnya yaitu uji coba lapangan operasional/efektivitas. 8. Uji Coba Lapangan Operasional/Efektivitas Uji coba lapangan operasional/efektivitas dilaksanakan pada 30 orang siswa dari kelas X 5 SMA Negeri 1 Ngemplak dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas modul elektronik berbasis PBL. Uji coba lapangan operasional dilakukan sesuai dengan tahap perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Uji coba lapangan operasional menghasilkan data berupa: keterlaksanaan sintaks pembelajaran, data kemampuan memecahkan masalah, serta data hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor. Kemampuan memecahkan masalah merupakan data utama yang akan diukur dalam penelitian ini, sedangkan hasil belajar digunakan sebagai pendukung sesuai tuntutan Kurikulum 2013. a) Data Keterlaksaan Sintaks Pembelajaran Data terkait keterlaksaan sintaks selama uji coba lapangan operasional selengkapnya disajikan pada Tabel 4.9.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 107
Tabel 4.9. Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Observer (%) I
II
III
Rata-rata (%)
Pertemuan I
88,89
88,89
100
92,59
Sangat Baik
Pertemuan II
94,44
94,44
94,44
94,44
Sangat Baik
96,30 94,44
Sangat Baik Sangat Baik
92,59
Sangat Baik
Objek Pengamatan
Kategori
Aktivitas Guru
Pertemuan III
100 88,89 100 Rata-rata keseluruhan pertemuan
Aktivitas Siswa Pertemuan I
83,33
100
94,44
Pertemuan II
94,44 94,44 100 Pertemuan III 100 94,44 100 Rata-rata keseluruhan pertemuan
96,30
Sangat Baik
98,15 95,68
Sangat Baik Sangat Baik
Tabel 4.9 di atas menunjukkan data keterlaksanaan sintaks pembelajaran oleh guru dan siswa yang diperoleh dari tiga orang observer dengan hasil seperti berikut: persentase yang diperoleh guru pada pertemuan I yaitu sebesar 92,59%, pertemuan II sebesar 94,44% dan pertemuan III sebesar 96,30% dengan kategori keseluruhan “Sangat Baik”. Persentase yang diperoleh siswa pada pertemuan I sebesar 92,59%, pertemuan II sebesar 96,30% dan pertemuan III sebesar 98,15% dengan kategori secara keseluruhan “Sangat Baik” (Lampiran 8: 405). Secara lengkap data terkait keterlaksanaan sintaks pembelajaran disajikan pada histogram Gambar 4.19 berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Persentase (%)
108
99 98 97 96 95 94 93 92 91 90 89 Guru
Pertemuan I 92,59
Pertemuan II 94,44
Pertemuan III 96,3
Siswa
92,59
96,3
98,15
Gambar 4.19. 4.1 Histogram Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran b) Data Kemampuan emampuan Memecahkan Masalah Kemampuan memecahkan masalah merupakan variabel utama yang akan diukur dalam penelitian pengembangan ini. Distribusi serta data terkait kemampuan memecahkan masalah siswa swa di SMA Negeri 1 Ngemplak selengkapnya disajikan pada Tabel 4.10 dan Tabel 4.11. Tabel 4.10.. Distribusi Data Nilai Kemampuan Memecahkan Masalah Interval Nilai
Nilai Tengah
36-45 46-55 56-65 66-75 76-85 86-95
40 50 60 70 80 90 Jumlah
Frekuensi Pretest 9 10 9 2 0 0 30
Posttest 0 0 0 9 14 7 30
Distribusi data kemampuan memecahkan masalah siswa pada Tabel 4.10 di atas menjelaskan penggunaan modul elektronik berbasis PBL sebelum dan sesudah proses pembelajaran. Distribusi nilai pretest siswa sebelum menggunakan modul adalah 9 siswa dengan interval nilai 36-45, commit to user 10 siswa dengan interval nilai 46-55, 9 siswa dengan interval nilai 56-65,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 109
dan 2 siswa dengan interval nilai 66-75 (Lampiran 8:: 406). Distribusi nilai posttest osttest sesudah menggunakan modul elektronik berbasis PBL adalah 9 siswa dengan interval nilai 66-75, 14 siswa dengan interval nilai 76-85, dan 7 siswa dengan interval nilai 86-95 (Lampiran 8: 407). Distribusi perbandingan rata-rata rata nilai pretest dan posttest kemampuan memecahkan masalah selanjutnya disajikan dalam bentuk histogram pada
Frekuensi
Gambar 4.20 20. 14 12 10 8 6 4 2 0
Pretest Posttest
40
50
60
70
80
90
Nilai Tengah
Gambar 4.20.. Histogram Perbandingan Distribusi Pretest dan Posttest Kemampuan Memecahkan Masalah Tabel 4.11. Deskripsi Data Kemampuan Memecahkan cahkan Masalah Siswa Jenis Tes
Pretest Posttest
N 30 30
Ratarata 53,83 82,00
Nilai Tengah 55,00 80,00
Variansi 83,937 54,483
Standar Deviasi 9,162 7,381
Nilai Maks 70 95
Niliai Min 40 70
Berdasarkan deskripsi data kemampuan memecahkan mecahkan masalah siswa di atas dapat dijelaskan bahwa rata-rata sebelum diberi modul elektronik berbasis PBL dalam pembelajaran adalah sebesar 53,83 dengan median 55,00,, variansi 83,937, standar deviasi 9,162, nilai maksimum 70 dan nilai minimum sebesar 40. Rata-rata (mean)) setelah diberi modul commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 110
elektronik berbasis PBL dalam pembelajaran adalah 82,00 dengan median 80,00, 80,00 variansi 54,483, standar deviasi 7,381, nilai maksimum 90 dan nilai minimum 70 (Lampiran 8: 409). Deskripsi ddata kemampuan memecahkan masalah pada Tabel 4.11 selanjutnya disajikan melalui histogram perbandingan rata-rata rata nilai pretest dan posttest pada Gambar
Kemampuan Memecahkan Masalah
4.21.
82
90 80 70 60
53,83
50
Pretest
40
Postest
30 20 10 0 Pretest
Postest
Gambar 4.21. Histogram Perbandingan Rata-Rata Rata Pretest dan Posttest Kemampuan Memecahkan Masalah Efektivitas penggunaan modul elektronik berbasis PBL selama pembelajaran selanjutnya dapat dianalisis melalui tingkat kenaikan nilai kemampuan memecahkan masalah yang diperoleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Ngemplak. Rumus yang digunakan untuk mengetahui kenaikan tersebut adalah rumus N-gain N ternormalisasi. Hasil asil perhitungan diperoleh bahwa rata--rata kenaikan kemampuan memecahkan masalah dari 30 orang siswa adalah 0,59 0, dengan kategori “Sedang” (Hake, 1998). Berdasarkan hasil perhitungan inuser dikator setiap pertemuan, indikator commit toindikator
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 111
menganalisis permasalahan memiliki peningkatan paling tinggi sebesar 91,32% dan indikator mencari berbagai alternatif pemecahan masalah memiliki peningkatan paling rendah sebesar 74,5%. Peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah ini disebabkan karena selama pembelajaran menggunakan modul elektronik berbasis PBL siswa menjadi lebih aktif untuk belajar karena modul elektronik mampu menghadirkan pengalaman belajar melalui sintaks PBL yang mewarnai modul. Modul elektronik juga mampu merangsang minat siswa belajar karena modul dirancang dengan menarik, disertai video, animasi dan gambar-gambar di dalamnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Suarsana dan Mahayukti (2013) yang menjelaskan bahwa e-modul bersifat interaktif, mampu menyajikan gambar, audio, video dan animasi yang mampu merangsang minat siswa untuk belajar. Modul elektronik juga mampu menghadirkan tes yang memungkinkan umpan balik otomatis dengan segera. Uji yang akan dilakukan selanjutnya terkait data kemampuan memecahkan masalah adalah uji normalitas dan homogenitas sebagai prasyarat untuk uji-t. Hasil uji normalitas dan dan homogenitas kemampuan memecahkan masalah secara lengkap disajikan pada Tabel 4.12 dan Tabel 4.13 Tabel 4.12. Uji Normalitas Kemampuan Memecahkan Masalah Variabel Kemampuan Memecahkan Masalah
Kelas Pretest Posttest
Kolmogorov -Smirnov 0,133
N
Sig.
30
0,189
0,140 to user 30 0,137 commit
Hasil Ket. Keputusan Sig. > 0,05 Normal Sig. > 0,05
Normal
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 112
Uji normalitas yang dilakukan sesuai Tabel 4.12 di atas adalah menggunakan uji Kolmogororv Smirnov dengan hasil sebagai berikut: signifikansi nilai kemampuan memecahkan masalah pada saat pretest adalah 0,133, nilai posttest 0,140 (Lampiran 8: 412). Berdasarkan uji normalitas tersebut pada soal pretest dan posttest kemampuan memecahkan masalah siswa maka dapat disimpulkan bahwa seluruh data data berdistribusi normal, karena nilai signifikansi yang diperoleh > 0,05. Hasil
uji
homogenitas
kemampuan
memecahkan
masalah
selengkapnya disajikan pada Tabel 4.13. Tabel 4.13. Uji Homogenitas Kemampuan Memecahkan Masalah Variabel Kemampuan Memecahkan Masalah
F
Sig.
Keterangan
Keputusan
1,788
0,186
Sig > 0,05
Homogen
Berdasarkan Tabel 4.13 di atas dapat dijelaskan bahwa uji homogenitas soal kemampuan memecahkan masalah menggunakan Levene’s test diperoleh hasil signifikansi sebesar 0,186 (Lampiran 8: 412) sehingga dapat disimpulkan bahwa data kemampuan memecahkan masalah secara keseluruhan berasal dari sampel yang homogen (sig > 0,05). Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas yang telah dilakukan sebelumnya dan memenuhi syarat, maka selanjutnya dapat dilakukan
uji-t
berpasangan
untuk
mengetahui
perbedaan
nilai
kemampuan memecahkan masalah siswa sebelum dan sesudah menggunakan modul elektronik berbasis PBL. Analisis terkait hasil uji-t commit to user berpasangan selengkapnya disajikan pada Tabel 4.14.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 113
Tabel 4.14. Uji-t Berpasangan Kemampuan Memecahkan Masalah Variabel Kemampuan Memecahkan Masalah
Sig.
Kriteria
0,000
Sig. < 0,05
Keputusan Sig < 0,05 H0 ditolak
Berdasarkan hasil perhitungan uji-t pada Tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa signifikansi nilai kemampuan memecahkan masalah sebesar 0,000 (sig < 0,05) (Lampiran 8: 413), sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan memecahkan masalah siswa sebelum dan setelah menggunakan modul elektronik berbasis PBL. Berdasarkan analisis uji-t berpasangan pada modul elektronik berbasis PBL ini dapat diketahui bahwa modul elektronik yang dikembangkan dengan basis PBL mampu membantu kelemahan dan kebutuhan siswa dalam belajar mandiri dan memperoleh pengalaman belajar secara langsung melalui serangkaian kegiatan sesuai sintaks PBL yang dihadirkan secara sistematis dan menarik. Serangkaian kegiatan yang dihadirkan dalam modul elektronik juga bertujuan untuk memberdayakan kemampuan siswa dalam memecahkan permasalahan sesuai tantangan abad 21 dan Kurikulum 2013 saat ini. c) Data Hasil Belajar Data hasil belajar yang diambil dalam penelitian ini terdiri atas ranah afektif, kognitif dan psikomotor. Hasil belajar yang diperoleh dalam penelitian dan pengembangan ini tidak dianalisis menggunakan SPSS seperti data kemampuan memecahkan masalah, karena hasil belajar commit to user dalam hal ini diambil untuk mendukung data utama serta disesuaikan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 114
dengan tuntutan kurikulum 2013 yang berfokus pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Data pendukung kognitif terdiri atas nilai proses dan nilai produk, sedangkan data pendukung afektif dan psikomotor diperoleh dari nilai observasi pada proses pembelajaran. Hasil belajar selengkapnya disajikan pada Tabel 4.15. Tabel 4.15. Data Hasil Belajar Siswa Aspek Kognitif Afektif Psikomotor
Pert I 79 78 81
Rata-rata Pert II 81 79 81
Pert III 82 81 82
Nilai Total 80,73 79 81
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat di jelaskan bahwa hasil belajar siswa mulai dari kognitif, afektif hingga psikomotor menggunakan modul elektronik berbasis PBL mengalami penimgkatan dari pertemuan I hingga pertemuan III. Nilai total hasil belajar yang diperoleh sebesar 80,73 untuk kognitif, 79 untuk afektif dan 81 untuk psikomotor (Lampiran 8: 414). Nilai total kognitif diperoleh dari rata-rata pertemuan 1 hingga 3 dan ditambah nilai evaluasi akhir dengan kriteria soal C2 C6, sedangkan nilai total afektif dan psikomotor diperoleh dari rata-rata pertemuan 1 hingga 3 menggunakan LO selama pembelajaran berlangsung (Lampiran 8: 415). Perbandingan nilai total hasil belajar siswa selengkapnya disajikan pada histogram Gambar 4.22.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 115 81 80,73
Rata-rata Hasil Belajar
81 80,5 80 79,5
79
79 78,5 78
Kognitif
Afektif
Psikomotor
Gambar 4.22. 4. Histogram Perbandingan Nilai Total Hasil Belajar (Kognitif, Afektif dan Psikomotor) d) Data Penilaian/Tanggapan Penilaian Siswa terhadap Modul Elektronik pada Uji Lapangan Operasional Pada uji coba operasional, selain diperoleh data terkait kemampuan memecahkan masaslah dan hasil belajar juga diperoleh diperoleh data terkait penilaian siswa terhadap modul elektronik berbasis PBL yang telah digunakan.
Penilaian
modul
elektronik
ini
dilakukan
dengan
menggunakan angket yang disebarkan kepada siswa setelah proses pembelajaran selesai. Hasil analisis angket penilaian modul selengkapnya disajikan pada Tabel T 4.16 berikut. Tabel 4.16. Hasil Analisis Angket Penilaian Modul Elektronik Berbasis PBL. No. Aspek Rata-rata Kategori 1. Panduan program 3,68 Sangat Baik 2. Uraian materi 3,65 Sangat Baik 3. Interface/tampilan Interface 3,67 Sangat Baik 4. Pemakaian dan daya tahan 3,80 Sangat Baik Sangat Baik Rata-rata commit to user 3,70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 116
Berdasarkan Tabel 4.16 di atas dapat dijelaskan bahwa hasil penilaian yang diperoleh terhadap modul elektronik berbasis PBL adalah sebesar 3,68 untuk aspek panduan program, 3,65 untuk aspek uraian materi, 3,67 untuk aspek interface/tampilan dan 3,80 aspek pemakaian dan daya tahan (Lampiran 8: 441). Rata-rata yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa modul elektronik berbasis PBL memiliki kategori “Sangat Baik” dari semua aspek yang dinilai. 9. Penyempurnaan Produk Akhir (Revisi Produk Akhir) Berdasarkan uji coba lapangan operasional yang telah dilakukan diperoleh beberapa saran dan revisi yang ditujukan untuk perbaikan modul elektronik berbasis PBL. Saran dan revisi akhir produk modul elektronik berbasis PBL selengkapnya disajikan pada Tabel 4.17 berikut. Tabel 4.17. Saran dan Revisi Akhir No. Saran 1. 2.
Modul elektronik sudah bagus dan menarik, materi dan gambar pada modul elektronik sudah lengkap. Modul elektronik mudah dipahami baik dari isi, materi dan soal.
Revisi Modul elektronik tidak perlu diperbaiki dari segi materi dan gambar karena sudah lengkap. Tidak perlu direvisi karena modul elektronik sudah dapat dipahami siswa dengan baik.
Saran dan revisi yang diperoleh pada uji coba lapangan operasional ini menunjukkan bahwa modul elektronik sudah baik dalam hal penyajian materi, soal maupun gambar-gambar yang disajikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa modul elektronik berbasis PBL sudah layak digunakan karena telah melewati beberapa tahapan mulai dari validasi ahli, praktisi hingga siswa pada uji coba sebelumnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 117
10. Diseminasi dan Implementasi Tahapan terakhir pada penelitian dan pengembangan ini adalah tahap diseminasi dan implementasi. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mensosialisasikan
dan
menyebarkan
produk
hasil
penelitian
dan
pengembangan berupa modul elektronik agar dapat digunakan oleh guru biologi di sekolah. Strategi yang digunakan pada tahap ini dengan cara door to door yaitu menyebarkan produk modul elektronik berbasis PBL yang telah direvisi dengan mendatangi sekolah satu per satu dan mengajarkan cara penggunaan modul elektronik ke guru biologi di setiap sekolah. Sasaran dari tahap diseminasi dan implementasi ini adalah guru biologi di 8 sekolah negeri di Kabupaten Boyolali yang terdiri atas: SMA Negeri 1 Boyolali, SMA Negeri 2 Boyolali, SMA Negeri 3 Boyolali, SMA Negeri 1 Banyudono, SMA Negeri 1 Cepogo, SMA Negeri 1 Simo, SMA Negeri 1 Nogosari dan SMA Negeri 1 Wonosegoro. Data yang diperoleh dari tahap diseminasi dan implementasi adalah tanggapan, saran atau masukan, serta kuesioner penilaian terhadap modul eletronik berbasis PBL yang dikembangkan, sehingga modul tersebut dapat digunakan oleh guru dan siswa sebagai salah satu alternatif bahan ajar. Data terkait tanggapan, saran atau masukan terhadap modul elektronik bebasis PBL disajikan pada Tabel 4.18, dan kuesioner penilaian oleh guru terhadap modul elektronik berbasis PBL disajikan pada Tabel 4.19 berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 118
Tabel 4.18. Hasil Tanggapan, Saran/Masukan Guru Biologi pada Tahap Diseminasi dan Implementasi Produk No. Tanggapan, Saran atau Masukan dari Guru Biologi SMA N 1 Boyolali (Bambang Prihantoro, S. Pd.) 1.
Modul elektronik yang disusun lengkap dan menarik saat disajikan sehingga membantu meningkatkan pemahaman penguasaan materi bagi siswa.
2.
Mohon disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia dalam PBM
SMA N 2 Boyolali (Endang Tri Sarwasih, S. Pd.) 1.
Modul elektronik baik untuk digunakan di sekolah kami
SMA N 3 Boyolali (Ngadi Mulyanto, S. Pd.) 1.
Modul elektronik yang dikembangkan sangat menarik untuk pembelajaran pada materi pencemaran lingkungan
SMA N 1 Banyudono (Dra. Sri Haryanti) 1.
Materi bisa dikembangkan sesuai dengan keadaan situasi kejadian yang nyata.
2.
Bisa mengajarkan siswa untuk mencintai lingkungan
SMA N 1 Simo (Ismu Yunanto, S. Pd.) 1.
Materi mendukung di kelas X
2.
Dapat digunakan untuk pendalaman dan aplikasi metode ilmiah
3.
Untuk kelas X, baik untuk menuntaskan beberapa variabel (kontrol, terikat, bebas)
SMA N 1 Nogosari (Siti Prihatin, S. Pd.) 1.
Modul elektronik yang dikembangkan sudah bagus dan bisa diaplikasikan di sekolah-sekolah.
SMA N 1 Cepogo (Syamsudin, S. Pd.) 1
Sudah bagus hanya contoh pencemaran sebaiknya yang ada di sekitar kita.
SMA N 1 Wonosegoro (Sudarti, M. Pd.) 1
Sudah baik, bisa disebarluaskan ke guru-guru biologi di Kabupaten Boyolali dan bisa membuat modul-modul materi yang lain.
2
Materi dibuat lebih simpel agar siswa lebih kreatif.
Tabel 4.19. Hasil Kuesioner Tahap Diseminasi dan Implementasi Produk No. Aspek Rata-rata Kategori 1. Panduan program 3,68 Sangat Baik 2. Uraian materi 3,69 Sangat Baik 3. Interface/tampilan 3,63 Sangat Baik 4. Pemakaian dan daya tahan 3,81 Sangat Baik Rata-rata keseluruhan aspek 3,70 Sangat Baik commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 119
Berdasarkan hasil kuesioner yang diperoleh dari 8 guru biologi di SMA Negeri Kabupaten Boyolali pada Tabel 4.18 dapat dijelaskan bahwa modul elektronik berbasis PBL memiliki rata-rata sebesar 3,68 untuk aspek panduan program,3,69 untuk aspek uraian materi, 3,63 untuk aspek interface/tampilan, dan 3,81 untuk aspek pemakaian dan daya tahan (Lampiran 8: 457). Secara keseluruhan modul memiliki rata-rata sebesar 3,70 dengan kategori “Sangat Baik”, sehingga modul elektronik yang dikembangkan layak digunakan dan diterapkan di sekolah. B. Pembahasan 1. Penelitian dan Pengumpulan Data a. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan untuk mengetahui permasalahan dan gambaran awal pada penelitian dan pengembangan yang berkaitan dengan kurikulum, bahan ajar dan model pembelajaran yang digunakan di SMA Negeri 1 Ngemplak. Studi pustaka bisa digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan. Analisis terhadap kurikulum dan bahan ajar sangat penting dilakukan dalam menyusun bahan ajar yang baik. Kurikulum merupakan acuan utama dalam pengembangan bahan ajar yang harus diperhatikan karena kurikulum memuat tujuan pembelajaran dalam bentuk kompetensi yang harus dicapai peserta didik setelah mereka melalui proses pembelajaran (Toharudin et al., 2011). Kurikulum yang digunakan dalam pelelitian dan pengembangan ini adalahcommit Kurikulum to user2013, sedangkan Kompetensi Inti
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 120
dan Kompetensi Dasar yang digunakan sesuai dengan yang ditetapkan oleh pemerintah. Prastowo (2012) menjelaskan bahwa KI adalah acuan dalam menentukan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa dan KD adalah acuan untuk menentukan indikator (Prastowo, 2012). Indikator yang digunakan dalam pembelajaran disesuaikan dengan materi yang akan dipelajari. Analisis materi yang akan digunakan dalam penyusunan modul elektronik dilakukan berdasarkan hasil UN Tahun Pelajaran 2012/2013 yang menunjukkan bahwa pencemaran lingkungan adalah materi dengan persentase terendah pada tingkat kota/kabupaten, propinsi, dan nasional (BSNP, 2013). Rata-rata nilai sekolah yang masih rendah juga diperoleh dari hasil analisa dan wawancara dengan guru yang menyatakan bahwa rendahnya nilai siswa disebabkan oleh beberapa faktor seperti: siswa hanya menghafal materi, jarang dilakukan diskusi kelompok, dan kurangnya kegiatan belajar berbasis penemuan yang dilakukan melalui percobaan. Proses pembelajaran yang baik seharusnya banyak melibatkan siswa secara langsung, karena materi pencemaran lingkungan merupakan materi yang sangat berhubungan dengan kehidupan siswa sehari-hari. Hal ini sejalan dengan teori belajar Bruner (dalam Dahar, 1989) yang menyatakan bahwa proses pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila siswa secara aktif memperoleh pengetahuan melalui serangkaian kegiatan penemuan seperti percobaan untuk membangkitkan rasa ingin commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 121
tahu siswa serta menumbuhkan motivasi untuk terus belajar sampai memperoleh jawaban atas permasalahan yang dihadapi (Dahar, 1989). Hasil tes kemampuan memecahkan masalah siswa menunjukkan kemampuan siswa dalam memecahkan masih rendah dengan rata-rata 43,33, hasil observasi di kelas menunjukkan bahwa selama pembelajaran di kelas guru masih menggunakan metode ceramah, sehingga banyak siswa kurang tertarik, cepat bosan, dan kurang memahami materi yang disampaikan karena kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran belum berpusat pada siswa. Hasil observasi terkait bahan ajar yang digunakan di SMA Negeri 1 Ngemplak menunjukkan bahwa buku ajar yang digunakan memiliki cakupan materi masih terlalu umum yang hanya fokus untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa, tampilan buku kurang menarik dengan penggunaan warna yang kurang bervariasi, serta penggunaan bahasa yang kurang komunikatif dan cenderung membuat siswa menjadi sulit dalam memahami materi. Buku ajar yang digunakan belum terdapat komponen-komponen
yang
mendorong
siswa
berpikir
melalui
penyelesaian masalah-masalah dalam kehidupan nyata. Latihan soal yang ada di dalam buku cenderung melatihkan kemampuan berpikir tingkat rendah. Selama pembelajaran menggunakan buku ajar guru selalu menggunakan metode ceramah tanpa disesuaikan dengan karakteristik masing-masing materi, sehingga buku ajar yang digunakan belum membantu melatihkan kemampuan memecahkan masalah baik melalui diskusi, eksperimen, maupun implementasinya dalam kehidupan seharicommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 122
hari. Hasil analisis yang dilakukan sependapat dengan Wenna (2009) yang menyatakan bahwa buku yang kurang berkualitas hanya disusun agar siswa mudah memahami saja, teori-teori dan desain kurang diperhatikan dengan baik. Hal tersebut mengakibatkan siswa merasa bosan dan sulit memahami isi buku yang dibaca. Survei yang dilakukan oleh Millah (2012) terhadap bahan ajar di pasaran juga menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa kekurangan yaitu belum dapat membuat siswa memecahkan dalam kehidupan sehari-hari atau mengaitkan masyarakat dengan lingkungan. Perlunya pengembangan bahan ajar yang berkualitas adalah untuk membantu siswa dalam belajar secara mandiri kapanpun dan dimanapun. Analisis tentang soal ulangan harian dan soal ujian semester juga menunjukkan bahwa guru masih menggunakan tipe soal pilihan ganda dan essai dari C1 – C3, belum mengarah pada soal-soal tipe C4 dan C6, sehingga siswa tidak terlatih dalam berpikir tingkat tinggi yang mengakibatkan kemampuan memecahkan masalah siswa menjadi kurang terasah. b. Survei Lapangan Survei lapangan meliputi SNP dan analisis kebutuhan data terkait siswa dan guru di SMA Negeri 1 Ngemplak. Survei lapangan bertujuan untuk mengetahui permasalahan serta melengkapi kebutuhan penelitian terkait dengan pengembangan modul elektronik. Survei dilakukan di sekolah melalui observasi, angket dan wawancara. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 123
1) SNP Penilaian 8 SNP dilakukan dengan cara memberi angket serta kegiatan observasi dan wawancara terhadap wakasek kurikulum dan guru biologi SMA Negeri 1 Ngemplak. Penilaian 8 SNP dapat digunakan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan berkaitan dengan isi, proses pembelajaran sampai dengan standar penilaian di sekolah. Hasil dari penilaian 8 SNP dapat diketahui bahwa tiga standar memiliki gap paling tinggi, yaitu pada standar proses, standar kompetensi lulusan dan standar penilaian. Standar proses adalah salah satu standar yang memiliki nilai gap yang besar yaitu sebesar 3,70%. Standar proses berkaitan langsung dengan proses pembelajaran di kelas, instrumen pembelajaran, bahan ajar dan media pembelajaran yang digunakan sehingga memiliki pengaruh terhadap standar kompetensi lulusan dan standar penilaian, oleh karena itu perlu diadakan perbaikan terhadap standar proses untuk meningkatkan standar yang lain. 2) Analisis Kebutuhan Data Analisis kebutuhan data dilakukan untuk memperoleh informasi tentang pembelajaran dengan cara memberi angket dan melakukan wawancara pada siswa kelas X dan guru biologi SMA Negeri 1 Ngemplak. Penilaian angket guru menunjukkan bahwa perangkat yang digunakan guru dalam mengajar sudah lengkap yaitu silabus, RPP, buku ajar, dan LKS siswa. Buku ajar yang digunakan adalah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 124
Buku
Sekolah
Elektronik
(BSE)
dan
LKS,
bukan
hasil
pengembangan oleh guru sendiri karena menurut guru LKS yang diperoleh dari kesepakatan dalam MGMP sudah sesuai dengan tujuan indikator dan tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah pembelajaran langsung dominan satu arah, karena menurut guru siswa kurang memadai untuk diajarkan dengan strategi yang lain, selain itu guru menyatakan bahwa banyaknya materi yang harus diajarkan kepada siswa membuat waktu yang digunakan untuk melakukan strategi/ model pembelajaran yang bervariasi kurang efektif untuk dilakukan. Soal evaluasi untuk mengukur kemampuan kognitif yang digunakan guru masih terbatas C1-C3. Hasil analisis angket pada analisis kebutuhan menunjukkan bahwa buku ajar yang digunakan siswa kurang menarik, sehingga siswa kurang berminat untuk mempelajari buku ajar tersebut. LKS yang digunakan siswa juga kurang menarik karena hanya disajikan materi-materi dan menjawab pertanyaan. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru juga dinilai siswa kurang menarik karena dalam pembelajaran guru hanya menggunakan metode ceramah yang kadang-kadang diselingi dengan diskusi. Hasil analisis angket secara keseluruhan menunjukkan proses pembelajaran yang dilakukan lebih dominan satu arah, banyak siswa yang kurang aktif, cenderung diam, tidak terlibat langsung dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 125
berbagai kegiatan, serta belajar biologi dengan menghafal materi, sehingga kemampuan siswa dalam memecahkan masalah kurang terlatih. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Hadi (2005) yang menyatakan bahwa siswa yang terbiasa belajar dengan cara menghafal tidak akan terlatih dalam memecahkan permasalahan. Hasil observasi dalam kelas selama proses pembelajaran juga sesuai dengan hasil analisis angket oleh guru dan siswa. Selama pembelajaran
di
kelas
guru
belum
mampu
mengorganisir
pengetahuan/konsep yang diperoleh siswa dengan baik, sehingga banyak siswa yang mudah lupa pada konsep/pengetahuan yang mereka peroleh. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang telah di lakukan di SMA Negeri 1 Ngemplak pada kurikulum, siswa, guru dan buku ajar yang digunakan dapat disimpulkan bahwa buku ajar belum digunakan secara optimal selama pembelajaran. Buku ajar yang digunakan hanya sebatas buku cetak dan LKS yang ada di pasaran yang berisi materi yang lengkap, latihan soal, warna yang monoton
dan
kurang
menarik,
sehingga
dalam
penelitian
pengembangan ini peneliti akan mengembangkan modul elektronik berbasis PBL. 3) Analisis Sarana dan Prasarana Hasil pengamatan awal mengenai sarana dan prasarana pada SMA Negeri 1 Ngemplak yang telah dilakukan menujukkan bahwa sarana dan prasaranacommit yang ada di SMA Negeri 1 Ngemplak sudah to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 126
memadai untuk dilakukan pengembangan modul elektronik berbasis PBL dan tidak terdapat kendala mengenai perangkat yang digunakan jika modul elektronik yang dikembangkan diimplementasikan di SMA Negeri 1 Ngemplak. 5) Analisis Penguasaan TIK Guru dan Siswa Hasil analisis tentang penguasaan TIK siswa dan guru sudah memadai untuk dilakukan penerapan modul elektronik dalam proses pembelajaran, sehingga tidak ada kendala untuk mengembangkan dan mengimplementasikan modul elektronik yang berkaitan dengan kesiapan guru dan siswa dalam hal penguasaan TIK. 2. Perencanaan/planning Tahap perencanaan dilakukan dilakukan dengan cara menganalisis KI, KD, indikator, dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam penelitian dan pengembangan. Widodo, Aswandi, dan Fadillah (2013) juga menjelaskan bahwa modul yang dikembangkan dalam pembelajaran mencakup komponenkomponen yang berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran serta cara mengevaluasinya yang dirancang
secara
sistematis
dan
menarik,
sehingga
modul
yang
dikembangkan mampu memacu kemandirian siswa dalam menerima materi pembelajaran,
mengevaluasi
serta
mewujudkan
pembelajaran
yang
berkualitas. Adapun tujuan utama yang ingin dicapai pada penelitian pengembangan ini adalah untuk memberdayakan kemampuan memecahkan masalah siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 127
Kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan dan diajarkan kepada siswa, karena kemampuan-kemampuan ini dapat membantu siswa membuat
keputusan
yang
tepat,
cermat,
sistematis,
logis,
dan
mempertimbangkan berbagai sudut pandang (Takwin, 2006). Kemampuan memecahkan masalah dituntut untuk dijadikan student’s learning outcome di sekolah-sekolah lanjutan sebagai bagian dari 7 jenis keterampilan yang harus dikuasai siswa pada abad pengetahuan (Trilling dan Hood, 1999). Hasil belajar yang meliputi aspek kogitif, afektif dan psikomotor juga akan dilihat sebagai salah satu efek pembelajaran menggunakan modul elektronik berbasis PBL sesuai hakikat sains dalam Kurikulum 2013. Modul elektronik yang akan dikembangkan dalam penelitian ini menggunakan basis PBL, artinya seluruh kegiatan yang terdapat dalam modul elektronik disesuaikan dengan sintaks PBL. Setiap akan memulai kegiatan siswa dihadapkan dengan permasalahan lingkungan yang disajikan dalam bentuk video untuk selanjutnya dipecahkan oleh siswa melalui kegiatan diskusi dan observasi. Menurut Sari (2012) dengan menerapkan model PBL kemampuan memecahkan masalah siswa dapat terlatih karena pada pembelajaran siswa diberikan wacana yang membutuhkan solusi untuk dipecahkan bersama anggota kelompok. Peserta didik menjadi terpancing untuk belajar lebih lanjut dalam menyelesaikan masalah. Hal ini menjadikan belajar peserta didik lebih aktif. Materi pada yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini didasarkan pada hasil UN yang telah dijelaskan, yaitu materi pencemaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 128
lingkungan. Materi pencemaran lingkungan adalah materi yang berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari siswa, sehingga dengan mempelajari materi ini siswa juga dapat berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitar mereka. Pendapat ini juga disampaikan oleh Kamila (2009) yang menyebutkan bahwa model PBL sangat cocok diterapkan pada materi pencemaran lingkungan, karena membuat siswa berinteraksi langsung dengan lingkungan sekitar.
Materi
yang dikembangkan dengan pendekatan
lingkungan juga membantu siswa memahami permasalahan yang ada di alam sekitar, sehingga siswa menjadi lebih terlatih untuk menemukan dan memahami apa yang ada disekitar mereka (Wenno, 2008). Tahapan perencanaan dalam penelitian pengembangan modul elektronik berbasis PBL disesuaikan dengan model pengembangan Borg and Gall (1989) yang di modifikasi. Penelitian dan pengembangan Borg and Gall ini terdiri atas 10 tahap dan disusun secara sistematis meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang dengan tujuan untuk membantu siswa menguasai materi dengan tuntas serta membimbing siswa untuk mencapai sukses melalui langkah-langkah yang teratur (Nasution, 2006). 3. Pengembangan Draft Produk Tahap pengembangan draft produk awal modul elektronik dilakukan dengan menyesuaikan sintaks model yang digunakan yaitu PBL pada materi pencemaran lingkungan. Modul elektronik ini disusun dengan 3 bagian utama, yaitu bagian awal, inti dan penutup. Materi pada modul elektronik terdiri dari 3 sub bab yaitu pencemaran air, pencemaran tanah dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 129
pencemaran udara. Borg and Gall (dalam Putra, 2012) menjelaskan bahwa pengembangan produk awal terdiri meliputi penyiapan materi yang akan digunakan dalam pembelajaran, penyusunan produk serta perangkat evaluasi. pengembangan draft produk modul elektronik berbasis PBL adalah sebagai berikut: a.
Bagian Awal Bagian awal modul elektronik berbasis PBL terdiri atas: 1) Halaman awal, yaitu cover atau tampilan luar modul elektronik yang dibuat menarik berupa animasi sesuai dengan tema pada materi yang akan dipelajari, sehingga menarik minat siswa terhadap modul elektronik tersebut.; 2) Judul pendahuluan, yaitu: “Modul Elektronik Berbasis PBL Materi Pencemaran Lingkungan”, yang dilengkapi dengan nama penyusun, tulisan lembaga pendidikan dan tahun penyusunan; 3) Kata pengantar yang berisi sambutan, puji syukur dan gambaran modul elektronik secara umum.; 4) Petunjuk penggunaan modul elektronik, memuat petunjuk atau cara sebelum menggunakan modul secara umum agar mempermudah siswa selama pembelajaran menggunakan modul elektronik. Petunjuk penggunaan modul elektronik ini disesuaikan dengan model sebagai basis yang mewarnai modul elektronik yakni PBL.; 5) Kompetensi Inti, berisi 4 komponen inti yang telah ditetapkan dalam Kurikulum 2013; 6) KD yang berisi kompetensi dasar yang digunakan dalam penelitian pengembangan modul elektronik.; dan 7) Indikator, memuat indikator-indikator materi pencemaran lingkungan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 130
yang harus dicapai siswa selama pembelajaran. Rustaman (2005) menjelaskan bahwa KD mencerminkan tentang tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran, sedangkan indikator merupakan penjabaran dari KD yang ada. Indikator dan tujuan pembelajaran memiliki hubungan yang erat satu dengan lainnya dan indikator ini dapat menjadi penghubung antara guru dan siswa selama pembelajaran. b. Bagian inti Bagian inti adalah bagian utama dalam modul elektronik yang berisi kegiatan-kegiatan sesuai sintaks PBL. Bagian inti pada modul elektronik berbasis PBL yang dikembangkan dalam penelitian meliputi: 1) Pretest yang memuat soal-soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran menggunakan modul elektronik berbasis
PBL;
2)
Identifikasi
masalah
memuat
video
tentang
permasalahan yang harus diidentifikasi siswa untuk menuju tahapan selanjutnya. Video yang disajikan dalam modul elektronik merupakan permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan sekitar; 3) Rumusan masalah, pada tahap ini siswa membuat pertanyaan-pertanyaan berdasarkan dari hasil identifikasi video yang telah dilakukan; 4) Hipotesis dilakukan dengan membuat jawaban-jawaban sementara berdasarkan rumusan masalah yang telah siswa buat; 5) Rancangan percobaan, memuat langkah-langkah yang harus dilakukan siswa merancang satu percobaan berdasarkan hasil rumusan masalah dan hipotesis yang telah dibuat. Rancangan commit to user yang telah dibuat selanjutnya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 131
direalisasikan
dalam
kegiatan
percobaan/eksperimen
secara
berkelompok; 6) Produk, yaitu hasil pekerjaan siswa berupa slogan yang digunakan sebagai solusi terhadap permasalahan yang telah disajikan di awal; 7) Hasil percobaan adalah bagian dari modul elektronik yang memuat kegiatan dimana siswa menuliskan hasil percobaan serta diskusi yang telah dilakukan bersama kemompok masing-masing; 8) Materi, merupakan penyajian materi yang tidak hanya berisi ringkasan materi pokok tetapi juga dilengkapi dengan gambar-gambar yang mampu memperjelas materi, serta simulasi percobaan berkaitan dengan materi pencemaran yang telah dilakukan siswa. Rustaman (2005) menjelaskan bahwa materi adalah konsep-konsep yang perlu diajarkan kepada siswa, sehingga dalam pengembangannya perlu memperhatikan beberapa aspek seperti kognitif, afektif dan psikomotor serta keterampilan lain yang sesuai kebutuhan siswa. c. Bagian Penutup Bagian penutup adalah merupakan bagian akhir dalam modul elektronik berbasis PBL. Bagian penutup ini meliputi: 1) Evaluasi akhir (posttest), berisi soal-soal sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan pada tiap sub materi yang telah dipelajari siswa. Pada tahap evaluasi ini juga tersedia lembar jawab bagi siswa. Siswa juga dapat mengetahui langsung nilai mereka setelah semua lembar jawab terisi penuh. Toharudin et al (2011) juga menambahkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dapatcommit digunakan kuis atau tes setelah pembelajaran to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 132
selesai, sehingga tingkat penguasaan siswa terhadap apa yang mereka pelajari dapat terlihat; 2) Glosarium yang memuat istilah-istilah sulit dalam modul elektronik terkait materi pencemaran lingkungan. Glosarium ini dihadirkan dalam modul dengan tujuan untuk menambah wawasan pengetahuan siswa; dan 3) Daftar pustaka yang berisi sumbersumber atau referensi sebagai acuan dalam pengembangan modul elektronik berbasis PBL. Pengembangan draft produk modul elektronik berbasis PBL dalam penelitian ini dibuat dengan maksimal, sistematis dan sesuai dengan hakikat sains, tujuannya agar modul yang dikembangkan tidak hanya berfungsi sebagai sumber belajar tapi juga membantu siswa terutama dalam memberdayakan kemampuan memecahkan masalah melalui serangkaian kegiatan yang disesuaikan dengan sintaks PBL. Nurhadi (2002) juga menambahkan bahwa PBL adalah salah satu model pembelajaran yang menggunakan permasalahan dunia nyata sebagai konteks untuk melatih keterampilan memecahkan masalah pada siswa. Pengembangan draft produk modul elektronik berbasis PBL yang telah dilakukan pada tahap ini selanjutnya digunakan untuk uji coba produk awal. 4. Uji Coba Produk Awal Uji coba produk awal dilakukan dengan cara melakukan uji validasi meliputi validasi ahli dan praktisi yang bertujuan untuk memperoleh evaluasi kualitatif awal berupa penilaian, kritik dan saran terhadap commit topendapat, user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 133
pengembangan draft modul elektronik berbasis PBL, perangkat dan instrumen yang telah disusun. Validasi ahli pada uji coba terdiri atas validasi ahli materi, validasi ahli penyajian modul elektronik dan validasi ahli instrumen, sedangkan untuk validasi praktisi meliputi 2 orang guru biologi. Cara ini juga sesuai dengan yang dilakukan Munadi, Sunarto dan Wagiran (2011) dalam penelitiannya yang menjelaskan bahwa setelah pembuatan produk maka langkah selanjutnya adalah melakukan validasi. Validasi terdiri atas beberapa ahli untuk memperoleh saran, masukan dan penilaian terhadap produk yang telah dikembangkan. Berdasarkan uji coba produk awal modul elektronik berbasis PBL beserta instrumennya diperoleh hasil sebagai berikut: validasi oleh para ahli menunjukkan penilaian modul elektronik berbasis PBL dan instrumen dengan kategori “Baik”, sedangkan validasi oleh praktisi dengan kategori “Sangat Baik”. Secara keseluruhan hasil validasi pada tahap uji coba produk awal menunjukkan bahwa modul elektronik berbasis PBL dan instrumen penelitian memiliki kategori “Baik – Sangat Baik” dan layak digunakan pada uji coba selanjutnya dengan melakukan beberapa perbaikan atau revisi terlebih dahulu. Rata-rata paling tinggi pada uji coba produk awal modul elektronik terdapat pada aspek penyajian dan materi, hal ini dikarenakan modul elektronik berbasis PBL yang dikembangkan disajikan secara menarik agar menumbuhkan minat siswa untuk membaca. Materi yang disajikan dalam modul juga dibuat secara urut dengan bahasa yang mudah dimengerti siswa, sehingga siswa mudah memehami apa yang sedang dipelajari. Chaeruman commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 134
(2011) juga menjelaskan bahwa modul pembelajaran yang efektif dan menarik memiliki karakteristik diantaranya mampu membantu siswa menguasai materi tanpa bantuan dari orang lain, penyajian materi yang kontekstual dan menarik
minat siswa, menggunakan bahasa
yang
komunikatif, serta dapat membelajarkan siswa kapanpun dan dimanapun. Fariza dan Kusumaningtyas (2012) juga menambahkan bahwa selain dapat menampilkan materi-materi dalam bentuk tulisan, modul elektronik yang menampilkan gambar dan diselingi dengan musik sebagai backsound sangat mudah digunakan oleh siapapun. Modul elektronik yang mengacu pada perkembangan IPTEK dapat dibuat atau disajikan dengan tampilan yang dinamis sesuai dengan kebutuhan serta diberi file musik agar lebih menarik. 5. Revisi Produk I (Uji Coba Produk Awal) Tahap revisi produk I dilakukan berdasarkan saran dan masukan dari para ahli dan praktisi meliputi keseluruhan modul elektronik, karena masih memerlukan beberapa perbaikan. Perbaikan yang dilakukan berkaitan dengan materi, berupa penambahan gambar dan penambahan undang-undang sebagai acuan dasar materi yaitu Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 sesuai dengan saran ahli dan praktisi. Visualisasi modul elektronik juga dilakukan perbaikan yaitu animasi awal yang sesuai dengan tema materi pencemaran lingkungan, tampilan judul dan penyusun juga diperbaiki. Beberapa kesalahan program juga sudah diperbaiki agar saat diterapkan modul elektronik dapat berjalan dengan lancar. Perbaikan juga dilakukan dengan commit to user menambahkan musik ilustrasi sebagai musik pengiring siswa dalam belajar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 135
karena penggunaan instrumen musik dapat meningkatkan kecerdasan bahasa (linguistic), kecerdasan matematika, ketajaman rasa (kinestetik) dan intuisi baik sebagai partikel bunyi maupun gelombang bunyi (Martopo, 2005). Unsur musik dan animasi dinilai dapat meningkatkan motivasi, minat, dan aktivitas belajar para peserta didik (Sugianto, 2013). Perbaikan pada perangkat pembelajaran dilakukan pada RPP yaitu dengan menambahkan 5M (mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan) sesuai dengan Kurikulum 2013 yang digunakan. Perbaikan juga dilakukan pada soal evaluasi yang berkaitan dengan waktu pengerjaan pada soal evaluasi. 6. Uji Coba Lapangan Utama/Terbatas Tahap uji coba lapangan terbatas dilakukan pada 15 orang siswa dari kelas X6 SMA Negeri 1 Ngemplak. Uji coba lapangan terbatas dilakukan untuk mendapatkan penilaian, saran dan tanggapan dari siswa terhadap modul elektronik yang dikembangkan. Data penilain hasil uji coba lapangan terbatas kemudian dirata-rata, dari hasil penilaian dapat diketahui bahwa rata-rata penilaian modul elektronik sebesar 3,15 sehingga dapat disimpulkan bahwa modul elektronik yang dikembangkan memiliki kategori “baik” namun masih perlu dilalukan revisi terhadap saran dan masukkan dari siswa. Kendala yang dihadapi selama pelaksanaan uji coba terbatas adalah ada beberapa siswa yang masih bingung dengan kegiatan yang ada di dalam modul elektronik berbasis PBL serta cara menggunakannya, hal ini user menggunakan modul elektronik dikarenakan selama ini siswacommit belum topernah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 136
yang disertai model tertentu di dalamnya, sehingga peneliti perlu memberikan petunjuk atau arahan terkait penggunaan modul dan terhadap isi modul elektronik berbasis PBL. Kendala lain yang ditemukan selama uji coba terbatas ini adalah saran dan masukan yang kurang sesuai dengan penilaian modul elektronik, namun proses penilaian tetap berjalan dengan baik. 7. Revisi Produk Tahap II (Penyempurnaan Hasil Uji Coba Lapangan Terbatas) Revisi produk tahap II adalah tahapan yang dilakukan untuk menyempurnakan modul elektronik berbasis PBL berdasarkan hasil uji coba lapangan terbatas. Revisi atau perbaikan pada tahap ini dilakukan berdasarkan saran dan masukan yang diberikan siswa melalui angket. Keseluruhan saran dan masukan yang diperoleh pada tahap ini dilakukan untuk memperbaiki dan melengkapi produk modul elektronik agar menjadi produk yang lebih baik, menarik, mudah dipahami siswa serta layak digunakan pada uji coba operasional. Hal ini sejalan dengan pendapat Dikmenjur (2003) yang menyatakan bahwa agar mudah dipahami maka modul pembelajaran harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu: 1) cakupan materi sesuai dengan kurikulum dan silabus 2) tujuan pembelajaran yang jelas; 3) materi yang kontekstual dan ditulis menggunakan bahasa yang sederhana komunikatif dan mudah dipahami; 4) terdapat rangkuman serta instrument penilaian untuk mengukur tingkat ketercapaian belajar; 5) terdapat umpan balik serta buku referensi sebagai pengembangan dan peningkatan pemahaman.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 137
8. Uji Coba Lapangan Operasional/Efektivitas Uji coba lapangan operasional merupakan tahapan uji coba yang dilakukan untuk mengetahui efektifitas modul elektronik berbasis PBL. Tahap uji coba lapangan operasional dilakukan pada 30 orang siswa kelas X5 di SMA Negeri 1 Ngemplak. Penilaian modul elektronik dilakukan di akhir pembelajaran saat semua materi pencemaran lingkungan telah disampaikan. Data yang diperoleh dari tahap ini adalah penilaian dan tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunakan modul elektronik. Penilaian modul meliputi
4
aspek
yaitu
aspek
panduan
program,
uraian
materi,
interface/tampilan serta aspek pemakaian dan daya tahan. Rata-rata penilaian modul elektronik secara keseluruhan dari semua aspek adalah sebesar 3,70 dengan kategori sangat baik, sehingga modul elektronik berbasis PBL dapat digunakan sebagai bahan ajar baru di sekolah. Tahap uji coba lapangan operasional juga didapatkan data mengenai keterlaksanaan sintaks pada proses pembelajaran. Data keterlaksanaan sintaks diperoleh dari pengamatan observer pada saat pembelajaran berlangsung. Penilaian terhadap keterlaksanaan sintaks diperoleh hasil persentase guru pada pertemuan I sebesar 92,59%, pertemuan II sebesar 94,44% dan pertemuan III sebesar 96,30% dengan kategori keseluruhan “Sangat Baik”. Hasil persentase yang diperoleh siswa pada pertemuan I sebesar 92,59%, pertemuan II sebesar 96,30% dan pertemuan III sebesar 98,15% dengan kategori secara keseluruhan “Sangat Baik”, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada proses pembelajaran guru dan siswa menggunakan modul commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 138
elektronik berbasis PBL sudah baik dan berjalan sesuai dengan sintaks model yang digunakan. Hasil uji coba lapangan operasional pada penelitian ini meliputi data kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar siswa. Data kemampuan memecahkan masalah diperoleh dari hasil pretest dan posttest, lalu dianalisis nilai N-gain untuk mengetahui peningkatannya. Analisis peningkatan kemampuan memecahkan masalah dilakukan menggunakan kriteria Hake (1998). Hasil analisis menunjukkan bahwa kemampuan memecahkan masalah siswa menunjukkan peningkatan sebesar 0,59 dengan kategori “Sedang”, artinya nilai pretest dan posttest yang didapat siswa tidak berbeda jauh. Hasil N-gain ini menjelaskan bahwa dengan modul elektronik berbasis PBL yang diterapkan selama pembelajaran di kelas efektif berdampak pada peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, meskipun dengan kategori sedang. Peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa dalam kategori sedang juga dikarenakan selama pembelajaran (uji coba lapangan operasional), siswa bersama dengan kelompoknya secara aktif belajar dan berdiskusi untuk menemukan pengetahuan baru sesuai dengan teori belajar Bruner (Dahar, 1989). Implikasi teori belajar Bruner selama pembelajaran menggunakan modul elektronik berbasis PBL yaitu siswa melakukan kegiatan penemuan melalui percobaan/penyelidikan pada sintaks ketiga PBL dimana siswa secara aktif menjawab rumusan masalah, hipotesis, serta rancangan terkait permasalahan yang disajikan dalam bentuk video, sehingga akan terbentuk pengetahuan setelah proses tersebut selesai. Rangkaian kegiatan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 139
percobaan yang sistematis ini akan membantu siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Sumarji (2009) juga menambahkan bahwa pembelajaran
menggunakan
model
PBL
dapat
membantu
siswa
menghubungkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru yang serta memfasilitasi siswa dalam belajar. Pembelajaran menggunakan PBL ini juga mampu menjadikan belajar menjadi lebih bermakna dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan yang nyata. Perbedaan kemampuan memecahkan masalah siswa sebelum dan setelah menggunakan modul elektronik berbasis PBL dapat dianalisis menggunakan uji paired sample t-test atau uji-t berpasangan dengan syarat dilakukan uji normalitas dan homogenitas terlebih dahulu. Hasil uji normalitas dan homogenitas terkait data kemampuan memecahkan masalah menunjukkan bahwa data secara keseluruhan terdistribusi normal dan homogen serta memiliki signifikansi 0,000 berdasarkan uji-t berpasangan. Hasil uji-t berpasangan (sig = 0,000) ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan terdapat perbedaan kemampuan memecahkan masalah siswa sebelum dan setelah menggunakan modul elektronik berbasis PBL. Perbedaan ini menunjukkan bahwa selama pembelajaran menggunakan modul elektronik berbasis PBL kegiatan siswa menjadi lebih terorganisir dengan baik sesuai dengan sintakssintaks PBL, mampu menghadirkan pengalaman belajar secara langsung kepada siswa, sehingga siswa bersama dengan teman-temannya aktif melakukan kegiatan berpikir untuk memecahkan permasalahan sesuai dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 140
tujuan dikembangkannya modul ini. Lestari (2013) juga mengemukakan bahwa penggunaan modul dalam pembelajaran adalah salah satu cara yang dapat membuat siswa aktif dan termotivasi, hal ini dikarenakan modul merupakan bahan ajar mandiri yang memuat serangkaian pengalaman belajar yang disusun secara sistematis dan dapat membantu siswa mencapai tujuan belajar. Modul dapat membuat siswa aktif dan tidak bergantung pada guru karena kegiatan pembelajaran dalam modul disusun secara sistematis. Motivasi belajar siswa dapat meningkat karena modul dituliskan dengan desain yang menarik, memuat masalah yang berbeda, dan tersedia langkahlangkah untuk menyelesaikan masalah, sehingga, dengan menggunakan modul siswa dapat mencapai tujuan belajar sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Peningkatan kemampuan memecahkan masalah juga diperkuat dengan hasil penelitian Gunantara, Suarjana, dan Riastini (2014) bahwa terjadinya peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada siswa disebabkan karena model PBL memungkinkan siswa meningkatkan kemandirian dalam berpikir menganalisa
permasalahan.
Kemampuan
siswa
dalam
menganalisa
permasalahan menyebabkan siswa mampu memecahkan masalah melalui diskusi aktif bersama teman-teman mereka. Pentingnya kegiatan memecahkan masalah ini juga disampaikan oleh Bachri dan Bukhori (2013) dalam penelitiannya yang menyebutkan bahwa pembelajaran yang diawali dengan menghadapkan siswa dengan masalah nyata akan mengarahkan siswa pada kepada kemampuan pemecahan masalah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 141
serta meningkatkan kemampuan siswa untuk mengaitkan materi satu dengan materi lainnya dalam kehidupan, sehingga penekanan pembelajaran yang mengarah kepada kemampuan pemecahan masalah perlu diterapkan. Kemampuan memecahkan masalah yang meningkat selama pembelajaran juga disertai dengan peningkatan hasil belajar kognitif, afektif serta psikomotor. Hasil penelitian Syuro (2013) juga membuktikan bahwa PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa melalui kegiatan memberikan masalah, membagi siswa dalam kelompok, membimbing siswa, meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya, serta mendiskusikan jawaban yang tepat dari pertanyaan yang ada. Peningkatan hasil belajar ini didukung dengan proses pembelajaran menggunakan modul elektronik berbasis PBL yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan materi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Hasil belajar pada ranah kognitif diperoleh dari nilai evaluasi tiap pertemuan dan nilai posttest sebesar 80,73, sedangkan nilai afektif dan psikomotor diperoleh menggunakan lembar observasi oleh 3 observer selama pembelajaran dengan nilai total sebesar 79 untuk afektif dan 81 untuk psikomotor. Peningkatan hasil belajar ini juga sejalan dengan hasil penelitian Medriati (2013) yang menyimpulkan bahwa penerapan model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari segi pemahaman konsep, kemampuan psikomotor serta afektif siswa. Hasil belajar afektif dalam pembelajaran berkaitan dengan sikap yang ditunjukkan siswa selama proses pembelajaran, sedangkan aspek psikomotor berkaitan dengan keterampilan sains siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran, seperti: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 142
membuat rumusan masalah, membuat hipotesis dan membuat rancangan percobaan, melakukan praktikum/percobaan, mengamati, membuat produk (slogan) dan mengkomunikasikan. Proses utama PBL dalam pembelajaran intinya terletak pada diri siswa dalam menyelesaikan masalah dan memperoleh hasil belajar yang bermakna (sukar dilupakan) untuk dapat dimanfaatkan pada berbagai situasi (Nasution, 2011). Trianto (2010) menjelaskan bahwa PBL adalah model pembelajaran yang memfokuskan siswa pada masalah kehidupan nyata, sehingga selama pembelajaran
siswa
tidak
hanya
mempelajari
konsep-konsep
yang
berhubungan dengan masalah tetapi juga metode atau cara-cara ilmiah dalam memecahkan masalah tersebut. Kegiatan ini akan membantu siswa memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif dalam memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas. Proses pembelajaran ini tidak hanya membuat siswa memahami konsep yang diperoleh tetapi juga adanya pengalaman belajar yang mampu menumbuhkan keterampilan siswa dalam menerapkan metode ilmiah untuk memecahkan masalah. Keunggulan model PBL ini juga menjadi salah satu alasan dipilihnya PBL sebagai basis yang mewarnai modul elektronik, sehingga dengan belajar menggunakan modul elektronik berbasis PBL siswa tidak hanya dapat mempelajari modul secara mandiri kapanpun dan dimanapun, tapi juga mampu melatih kemampuan siswa dalam memecahkan masalah melalui serangkaian kegiatan aktif yang sistematis dan ilmiah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 143
Peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan hasil belajar berkaitan dengan implementasi modul elektrik berbasis PBL selama pembelajaran. Modul elektronik yang diterapkan selama pembelajaran ini mampu membuat siswa aktif berpikir dan berproses untuk memecahkan permasalahan melalui serangkaian kegiatan yang sistematis, ilmiah dan disesuaikan dengan sintaks PBL di dalamnya. Budiono dan Susanto (2006) dalam penelitiannya juga menyebutkan bahwa modul adalah paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan serta dirancang secara sistematis untuk membantu siswa menguasai kompetensi belajar yang telah ditetapkan. Modul juga mampu membantu siswa mencapai ketuntasan belajar dan sikap kemandirian selama belajar. Pada tahap uji coba lapangan operasional ini selain diperoleh data terkait kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar, dapat dilihat pula penilaian, masukan dan saran terkait produk modul elektronik berbasis PBL yang telah digunakan. Penilaian, saran, dan masukan ini diperoleh melalui angket yang diisi siswa. Hasilnya menunjukkan bahwa secara keseluruhan modul elektronik berbasis PBL memiliki kategori “Sangat Baik” dengan aspek-aspek yang terdiri atas panduan program, interface/tampilan serta aspek penggunaan dan daya tahan. Hasil revisi produk modul elektronik berbasis PBL di setiap tahap uji coba yang diperoleh mampu menghasilkan modul yang layak dan dapat digunakan dalam pembelajaran terutama dalam hal memberdayakan kemampuan memecahkan masalah siswa, karena modul ini memang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 144
dirancang untuk membantu siswa lebih aktif selama pembelajaran melalui serangkaian kegiatan sesuai sintaks PBL. Kegiatan dalam modul elektronik berbasis PBL ini juga didasarkan pada hakikat sains dan prinsip konstruktivisme dimana siswa memperoleh pengetahuan atau konsep baru melalui kegiatan-kegiatan yang sistematis dan ilmiah. Kelayakan modul elektronik berbasis PBL mulai dari uji coba produk awal hingga lapangan operasional menunjukkan kategori “ Baik – Sangat Baik”. Pengembangan modul elektronik berbasis PBL dalam penelitian ini disesuaikan dengan hakikat sains dan prinsip konstruktivisme, sehingga modul elektronik mampu membantu siswa belajar melalui serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan kehidupan nyata. Depdiknas (2003) juga menjelaskan bahwa konstruktivisme merupakan salah satu prinsip yang harus selalu diperhatikan dalam pembelajaran biologi dan sains. Prinsip konstruktivisme dalam modul elektronik berbasis PBL ini juga mampu membantu siswa menguasai produk sains dan menerapkannya dalam kehidupan sehari hari sesuai dengan hasil penelitian yang disampaikan Meilinda, Rustaman dan Widodo (2009) yang menyebutkan bahwa penggunaan media e-modul interaktif berbasis konstruktivisme efektif dalam membantu penguasaan konsep selama pembelajaran. Penerapan modul elektronik berbasis PBL ini juga didukung oleh teori belajar Konstruktivisme yang menyatakan bahwa proses pembelajaran untuk memperoleh pengetahuan baru dilakukan oleh siswa sendiri melalui serangkaian kegiatan yang melibatkan siswa secara aktif untuk memperoleh commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 145
pengetahuan baru yang bermakna. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru hanya berperan memfasilitasi siswa dalam membentuk pengetahuan mereka (Siregar dan Nara, 2010). Penerapan teori konstruktivisme dalam penelitian ini adalah selama pembelajaran siswa dianggap mampu mengembangkan pengetahuan awal yang ia miliki melalui serangkaian kegiatan yang disusun dalam modul elektronik berdasarkan sintaks PBL, sehingga selama pembelajaran siswa akan melewati tahap demi tahap sintaks tersebut sampai terbentuk pengetahuan baru. 9. Penyempurnaan Produk Akhir (Revisi Produk Akhir) Penyempurnaan produk akhir adalah tahap yang digunakan untuk memperbaiki produk modul elektronik berdasarkan saran yang diberikan siswa pada tahap uji coba lapangan operasional. Sugiyono (2010) juga menyebutkan bahwa revisi produk setelah uji lapangan operasional bertujuan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan pada produk modul yang telah dibuat, sehingga dapat digunakan untuk menyempurnakan dan menghasilkan produk yang lebih baik lagi. Pada uji coba lapangan operasional siswa tidak memberikan saran atau revisi terhadap modul yang digunakan, kebanyakan siswa hanya memebrikan komentar terhadap produk modul yang telah digunakan. Hal ini dikarenakan modul elektronik yang dikembangkan sudah dibuat dengan sistematis dan menarik baik pada segi isi, materi maupun gambar-gambar, sehingga siswa menjadi lebih tertarik untuk membaca dan mempelajari modul. Hernawan, Permasih dan Dewi (2012) juga mengungkapkan bahwa bahan pembelajaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 146
yang didesain dengan bagus dan dilengkapi isi dan ilustrasi menarik akan menstimulasi siswa untuk belajar lebih optimal. Ilustrasi seperti gambar, angka maupun benda mampu membuat siswa lebih paham pada apa yang mereka pelajari. Modul memiliki beberapa komponen yang harus ada dalam penyusunannya dan komponen-komponen tersebut dapat dengan prinsipprinsip penyusunan seperti berikut: 1) bahasa modul harus menarik dan selalu merangsang siswa untuk berfikir; 2) informasi tentang materi pelajaran dilengkapi oleh gambar-gambar atau alat peraga lainnya; 3) modul harus memungkinkan penggunaan multimedia yang relevan dengan tujuan; 4) waktu mengerjakan modul sebaiknya berkisar antara 4 sampai 8 jam pelajaran; dan 5) modul harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa serta memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikannya secara individual (Sudjana dan Rivai, 1992). Hasil revisi akhir ini menghasilkan produk modul elektronik berbasis PBL yang layak digunakan karena telah sesuai dengan seluruh tahapan modifikasi Borg and Gall (1989). 10. Diseminasi dan Implementasi Diseminasi dan implementasi merupakan tahapan terakhir dalam langkah penelitian pengembangan Borg and Gall ini. Tahap diseminasi adalah tahap yang digunakan untuk untuk mensosialisasikan dan menyebarkan produk modul elektronik berbasis PBL yang telah dikembangkan. Sugiyono (2010) menyatakan bahwa pembuatan produk massal dilakukan apabila produk yang dikembangkan telah diuji coba dan dinyatakan commit to user efektif serta layak. Diseminasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 147
produk ini dilakukan dengan cara mensosialisasikan ke tiap-tiap guru di 8 sekolah negeri yang ada di Kabupaten Boyolali, meliputi: SMA N 1 Boyolali, SMA N 2 Boyolali, SMA N 3 Boyolali, SMA N 1 Banyudono, SMA N 1 Nogosari, SMA N 1 Simo, SMA N 1 Cepogo dan SMA N 1 Wonosegoro. Pada tahap diseminasi ini juga diperoleh data terkait penilaian modul elektronik melalui angket serta tanggapan, saran/masukan terhadap modul yang telah dikembangkan. Hasil masukan, penilaian ataupun saran pada tahap diseminasi dan implementasi ini hanya digunakan untuk mengetahui sejauh mana penilaian masyarakat atau guru-guru di sekolah lain terhadap produk yang kita buat serta mengsosialisasikan salah satu alternatif bahan ajar di sekolah. Saran, masukan atau revisi tidak dilakukan mengingat tahap ini adalah tahap akhir dalam penelitian pengembangan. Hasil tanggapan dan masukan dari guru-guru biologi di SMA antara lain modul elektronik berbasis PBL sangat menarik, bagus dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga dapat membantu siswa menguasai materi sedangkan saran terkait modul elektronik diantaranya berkaitan dengan materi pembelajaran agar dibuat lebih ringkas agar siswa menjadi lebih kreatif dan perlunya pengaturan waktu dengan baik agar pembelajaran dapat dilaksanakan sebagaimana waktu yang telah ditentukan.
Hasil penilaian
modul elektronik yang diperoleh pada tahap ini adalah sebesar 3,70 dengan kategori “Sangat Baik”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 148
C. Temuan di Lapangan Penerapan modul elektronik berbasis PBL di SMA Negeri 1 Ngemplak menghasilkan beberapa temuan selama proses pembelajaran seperti berikut: 1.
Selama penggunaan modul elektronik berbasis PBL siswa menjadi lebih bersemangat
karena
modul
elektronik
tampilannya
menarik
dan
menghadirkan pengalaman belajar secara langsung. 2.
Pada awal pembelajaran menggunakan modul elektronik berbasis PBL siswa merasa kesulitan dengan cara penggunaan serta mengoperasikan modul elektronik, sehingga guru perlu memberikan arahan agar siswa lebih paham.
3.
Pembelajaran menggunakan modul elektronik berbasis PBL mampu menghadirkan pengalaman secara langsung melalui kegiatan eksperimen, sehingga siswa mampu mengetahui faktor, sumber, dampak, upaya pencegahan, dan solusi menanggulangi pencemaran lingkungan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari mereka.
4.
Kemampuan memecahkan masalah siswa mengalami peningkatan karena siswa sudah mulai terbiasa menggunakan modul elektronik berbasis PBL. Hasil belajar yang merupakan dampak pengiring selama pembelajaran juga mengalami peningkatan.
commit to user