20
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Data Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Data hasil penelitian ini berbentuk skor yang diperoleh dari alat ukur berupa angket tentang hubungan antara kondisi lingkungan sekolah dengan prestasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Gorontalo. Data penelitian ini diolah berdasarkan hipotesis penelitian, dengan menggunakan teknik pengujian pengolahan statistika uji validitas dan reabilitas, uji normalitas data, analisis regresi dan korelasi linier sederhana. Pengolahan ini bertujuan untuk memperoleh nilai numeric tentang hubungan antarakondisi lingkungan sekolah dengan prestasi belajar siswa. 4.1.2 Pengujian Normalitas Data Variabel X (Kondisi Lingkungan Sekolah) Sebagaimana pengujian data yang telah dilakukan dengan menggunakan rumus Liliefors, variabel x (kondisi lingkungan sekolah) diperoleh L0 = 0,1116, L0,01 = 1,187, dan L0,05 = 0,161. Karena L0 < L0,01 atau 0,1116< 1,187 maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dari penelitian variabel X dari populasi yang berdistribusi NORMAL.
21
4.1.3 Pengujian Normalitas Data Variabel Y (Prestasi Belajar) Sebagaimana pengujian data yang telah dilakukan dengan menggunakan rumus Liliefors, variabel y (prestasi belajar) diperoleh L0 = 0,1681, L0,01 = 1,187, dan L0,05 = 0,161. Karena L0 < L0,01 atau 0,1681 < 1,187, maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dari penelitian variabel Y dari populasi yang berdistribusi NORMAL. 4.1.4 Pengujian Linieritas Berdasarkan analisis regresi diperoleh regresi
Yˆ 2,35 0,49 X
Hasil
ini mengandung makna bahwa terjadi perubahan (penurunan atau peningkatan) pada variabel X, maka akan di ikuti oleh perubahan (penurunan atau peningkatan) rata-rata sebesar 0,49 pada variabel Y. Hal ini berarti jika terjadi perubahan pada indikator kondisi lingkungan sekolah, maka diikuti perubahan pada indikator prestasi belajar. Persamaan regresi ini dapat dinyatakan berbentuk linier atau tidak, dapat dilihat pada table ANAVA.
22
Table 4.1 Hasil perhitungan di atas dapat disusun dalam daftar analisis varians (ANAVA) sebagai berikut : Sumber Varians
DK
JK
RJK
Total
30
182540.95
-
Regresi (a)
1
180631,803
180631,803
Regresi (b/a)
1
832,89
832,89
Residu
28
1076,26
38,44
Tuna cocok
20
956,94
47,85
Kekeliruan
8
119,32
14,91
F
3,21
21,67
Dari table 4.1 diperoleh harga F hitung untuk uji linearitas sebesar 3,21 dan F hitung untuk keberartian sebesar 21,67. Berdasarkan kriteria pengujian untuk uji linearilitas yang telah ditetapkan di atas bahwa F daftar diperoleh dari kaidah pengujian linearitas F < F {(1-α)(k –2,n- k). Jika digunakan taraf nyata a= 0,01 maka F( 1 - 0,01 )( 22 – 2, 30 – 22 ) = 5,36. Ternyata harga F hitung lebih kecil dari F daftar (3,21 < 5,36). Sehingga disimpulkan persamaan regresi ini berbentuk linier. Selanjutnya untuk uji keberartian telah ditetapkan kriteria pengujian F hitung > F daftar = (1-α)(1, n-2) = jika digunakan taraf nyata α= 0,01 maka F (1 - 0,01)(1, 30-2) = 7,64. Ternyata harga F hitung lebih besar dari F daftar (21,67 > 7,64). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi linier tersebut signifikan (berarti).
23
4.1.5 Pengujian Hipotesis Berdasarkan perhitungan
korelasi antara variabel kondisi lingkungan
sekolah (X) dan prestasi belajar (Y) diperoleh koefisien r = 0,659 dan 𝑟 2 = 0,4342. Uji signifikan koefisien korelasi memperoleh hasil t = 4,63. Dalam daftar t pada taraf nyata 0,01 diperoleh t (0,99)(28)= 2,47. Ternyata t hitung lebih besar dari harga t daftar atau t hitung = 4,63 > t daftar = 2,47 atau harga t hitung berada di luar daerah penerimaan 𝐻0 , hasil ini menyimpulkan bahwa H0 ditolaka H1 diterima. Dengan demikian disimpulkan bahwa koefisien korelasi signifikan.
H0
H1 -4,63
H1 4,63
-2,47
2,47
Gambar 1: Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis (X dan Y) Dari kurva di atas dilihat bahwa t hitung = 4,63 berada di luar daerah penerimaan H0 . Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi lingkungan sekolah dengan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dibuktikan dengan
24
kurva di atas menunjukkan bahwa t hitung berada pada daerah penolakan H0 , sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis dalam penelitian ini yang berbunyi “hubungan antara kondisi lingkungan sekolah dengan prestasi belajar siswa diterima”.
25
4.2 Pembahasan Penelitian ini termasuk penelitian hubugan antara variabel bebas dan variabel terikat. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas pada penelitian ini adalah Kondisi Lingkungan Sekolah (X) dengan Prestasi Belajar Siswa (Y). Dari hasil pengujian hipotesis pada variabel X dan Y bahwa persamaan Yˆ 2,35 0,49 X yang telah teruji keberartian pada α = 0,01 merupakan
hubungan yang berlaku pada populasi. Berdasarkan sampel yang diambil dari populasiyang bersangkutan. Bahwa antara kondisi lingkungan sekolah dengan perilaku belajar siswa mengalami penurunan peningkatan. Selanjutnya, melalui hasil pengujian koefisien sederhana maka diperoleh harag r = 0,659 atau koefisein determinasinya 𝑟 2 = 0,4342 atau 43,42%. Sedangkan dalam uji signifikan korelasi memperoleh hasil t = 4,63 atau diperoleh t (0,99)(28) = 2,47 atau t hitung lebih besar dari t daftar . Sehingga harga t hitung berada di luar daerah penerimaan H0 . Jadi hasil ini menyimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, dalam arti bahwa hubungan antara kondisi lingkungan sekolah dengan prestasi belajar siswa SMK Negeri 1 Gorontalo berarti. Meurut Nasution, dkk (2008 : 175) bahwa belajar bukalah suatu aktivitas yang berdiri sendiri, akan tetapi ada unsur-unsur lain yang terlibat di dalamnya. Antara lain masukan mentah (raw input) yaitu bahan pengalaman belajar tertentu,
26
proses belajar mengajar (learning teaching) dengan harapan dapat berubah menjadi keluaran (output) dengan kualifikasi tertentu. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar di antaranya adalah kondisi lingkungan sekolah yang terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan psikologi. Lingkungan fisik itu sendiri terdiri dari ketersediannya sarana prasarana berupa laboratorium sekolah, perpustakaan sekolah, ruang multimedia sekolah dan ruang bimbingan dan konseling. Lengkap tidaknya fasilitas sekolah membuka peluag bagi guru untuk bisa lebih kreatif untuk mengajar. Karena kualitas siswa yang berasal dari sekolah model pasti berbeda dengan kualitas siswa yang berasal dari sekolah biasa. Hal ini disebabkan karena di sekolah model segala sesuatunya diusahakan serba lengkap. Dari tahun ketahun bukan hanya tenaga pengajar yang selalu ditambah akan tetapi mendapat pengawasan yang serba ketat juga. Siswa tentu dapat belajar dengan baik dan menyenangkan bila suatu sekolah dapat memenuhi segala kebutuhan belajar siswa. Masalah yang dihadapi siswa dalam belajar bisa dikatakan relatif kecil dan hasil belajar siswa tentu akan lebih baik. Sementara lingkungan psikologi terdiri dari hubungan antara siswa dengan guru serta hubungan antara guru dengan guru. (N.A Ametembun, 1994 : 33) guru adalah semua orang yang berwewenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual ataupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Hal ini berarti seorang guru harus memiliki kepribadian yang baik, sika dan perbuatan seorang guru merupakan gambaran dari dari
27
keoribadiannya. Dr. Zakiah Dradjat, (1994 : 59) menjelaskan bahwa faktor terpenting bagi seorang guru adalah kepribadiannya. Selanjutnya seorang guru harus menguasai bahan pelajaran dan menguasai cara-cara mengajar sebagai konpetensi. Apabila seorang guru tidak memiliki hal tersebut berarti guru gagal dalam menunaikan tugasnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 43,42% prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekolah, sementara 56,58% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdesain oleh peneliti.