BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan didalam persaingan usaha yang tinggi dengan perusahaan yang sejenis, mengharuskan suatu perusahaan dapat menciptakan suatu kebiasaan efisiensi didalam lingkungan perusahaan meminimalisasi biaya yang timbul akibat suatu kegiatan. Implikasi dari hal tersebut menuntut perusahaan untuk membuat suatu perencanaan yang akan digunakan sebagai pedoman dalam bertindak. Perencanaan yang dapat dilakukan agar tujuan perusahaan dapat dicapai adalah dengan melakukan perencanaan dalam pembayaran pajak, karena beban pajak yang merupakan pemborosan sumber daya perusahaan. Salah satu perencanaan pajak yang dapat dilakukan adalah dengan pemilihan alternatif pembiayaan peremajaan aktiva berupa alat-alat berat dan kendaraan operasional yang dimiliki oleh PT. DNM, dari beberapa jenis alternatif pembiayaan pengadaan aktiva penulis memilih penelitian pada alternatif pengadaan aktiva dengan cara pemanfaatan leasing dengan hak opsi (finance lease) dan dengan cara pembelian langsung (tunai). Pemilihan alternatif jenis pembiayaan dalam pengadaan aktiva suatu perusahaan dapat dijadikan salah satu cara perusahaan didalam melakukan efisiensi biaya-biaya yang dikeluarkan khususnya beban pajak, pemilihan alternatif pembiayaan pengadaan aktiva ini sangat penting karena aktiva yang berupa alat-alat berat dan kendaraan operasional merupakan sarana bagi
48
49
perusahaan untuk menghasilkan produk. Berikut merupakan analisi perhitungan biaya dalam pemilihan jenis pengadaan aktiva (study kasus pada PT.DNM).
A.
Analisis Pengadaan Aktiva melalui Pembelian Tunai Pengadaan aktiva dengan cara pembelian tunai merupakan salah satu cara
untuk mendapatkan aktiva yaitu alat-alat berat dan kendaraan operasional tersebut. Namun perusahaan diharuskan mempunyai likuiditas yang tinggi, karena apabila perusahaan melakukan transaksi ini, maka dana perusahaan yang cukup besar akan terpakai dalam transaksi ini, akibatnya perusahaan akan mengalami kesulitan cashflow untuk menjalankan aktvitas perusahaan sehari-hari. Dalam jenis pembiayaan ini keutungan yang diperoleh perusahaan yaitu, seluruh biayabiaya penyusutan atas alat-alat berat dan kendaraan tersebut dapat diakui sebagai pengurang dalam perhitungan penghasilan kena pajak. Dalam Undang-undang Pajak Penghasilan penyusutan alat-alat berat dikelompokkan ke dalam kelompok 2 (dua) dengan umur masa manfaat selama 8 (delapan) tahun. Berikut merupakan perhitungan biaya penyusutan yang dapat dibebankan oleh PT.DNM sebagai pengurang penghasilan kena pajaknya : Tabel 4.1 Biaya Penyusutan Pembelian Tunai dan Nilai Tunainya Nilai alat-alat berat : Rp 3.118.035.800,00 Umur alat-alat berat : 8 tahun Metode penyusutan : Saldo menurun Tingkat diskon : 8% Tahun
Nilai Buku (Rp)
1 2 3 4
3.118.035.800,00 2.338.526.850,00 1.753.895.137,50 1.315.421.353,13
Biaya Penyusutan (Rp) 779.508.950,00 584.631.712,50 438.473.784,38 328.855.338,28
Saldo
Tingkat Diskon
(Rp) 2.338.526.850,00 1.753.895.137,50 1.315.421.353,13 986.566.014,84
0,92593 0,85734 0,79383 0,73503
Nilai Tunai Biaya Penyusutan (Rp) 721.770.722,07 501.228.152,39 348.073.644,25 241.718.539,30
50
5 6 7 8
986.566.014,84 739.924.511,13 554.943.383,35 416.207.537,51
246.641.503,71 184.981.127,78 138.735.845,84 416.207.537,51
739.924.511,13 554.943.383,35 416.207.537,51 -
0,68058 0,63017 0,58349 0,54027
3.118.035.800,00
167.859.274,60 116.569.557,30 80.950.978,69 224.864.446,29 2.403.035.314,89
Sumber : diolah dari data alat-alat berat yang akan ditambah oleh PT.DNM
Dari perhitungan biaya penyusutan diatas yang menggunakan metode penyusutan saldo menurun dapat dilihat bahwa beban penyusutan pada tahun pertamanya adalah sebesar Rp. 779.508.950,- sedangkan total keseluruhan biaya penyusutan yang dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan kena pajak adalah sebesar Rp. 3.118.035.800,-. Total biaya penyusutan tersebut merupakan harga perolehan alat-alat berat. Sedangkan total biaya penyusutan alat-alat berat tersebut jika dihitung berdasarkan nilai tunai (present value) dengan discount rate 8% adalah sebesar Rp. 2.403.035.314,89.
B.
Analisis Pengadaan Aktiva melalui Pemanfaatan Lesing dengan Hak Opsi (Finance Lease) Leasing dengan hak opsi (Finance Lease) merupakan salah satu alternatif
pembiayaan bagi perusahaan yang membutuhkan alat-alat berat tetapi tidak mempunyai dana yang cukup untuk membeli alat-alat berat tersebut secara tunai. Pembiayaan menggunakan leasing dengan hak opsi (finance lease) merupakan
pembiayaan
pelaksanaannya.
yang
sangat
sederhana
dalam
prosedur
dan
51
Namun sebagai salah satu alternatif pembiayaan leasing dengan hak opsi (finance lease) memiliki kelemahan-kelemahan sebagai berikut : •
Pembiayaan leasing dengan hak opsi (finance lease) merupakan sumber pembiayaan yang relatif mahal jika dibandingkan dengan pembelian tunai.
•
Alat-alat berat yang di “lease” tidak dapat dicantumkan sebagai unsur aktiva lessee untuk tujuan “collateral credit” dari bank.
Sedangkan keuntungan yang diperoleh dari jenis pembiayaan ini adalah seluruh biaya angsuran (angsuran pokok berikut dengan bunga) yang dibayarkan secara berkala selama masa angsuran dapat diakui sebagai biaya dalam perhitungan penghasilan kena pajak. Selain biaya atas pembayaran angsuran tersebut dalam jenis pembiayaan ini perusahaan juga dapat membiayakan biaya penyusutan sebesar nilai hak opsi (finance lease). Perhitungan besarnya biaya penyusutan yang dapat dibiayakan sama dengan perhitungan pada jenis pembiayaan pembelian tunai, yaitu alat-alat berat dimasukan ke dalam kelompok 2 (dua) dengan unsur masa manfaat 8 (delapan) tahun sesuai dengan ketentuan Undang-undang Pajak Penghasilan.
52
Berikut merupakan perhitungan biaya penyusutan yang dapat dibebankan oleh PT.DNM sebagai pengurang penghasilan kena pajaknya : Tabel 4.2 Perhitungan Angsuran leasing dengan Hak Opsi (Finance Lease) Jaminan : Rp623.607.160,00 Nilai sewa guna usaha
:
Rp2.494.428.640,00
Tingkat bunga
:
10,5% p.a.
Tingkat diskon
:
8%
Jangka waktu
:
3 tahun
Periode
Angsuran per
Angsuran
Angsuran
Sisa
Tingkat
Anggaran
Bulan
Pokok
Bunga
Pinjaman
Diskon
(Rp)
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Nilai Tunai Biaya Sewa Guna Usaha (Rp)
0
81.078.075
1
81.078.075
59.242.680
21.835.395
2.494.428.640 2.435.185.960
1,0000
81.078.075,00
2
81.078.075
59.763.877
21.314.198
2.375.422.083
0,99334
80.538.467,27
3
81.078.075
60.285.073
20.793.002
2.315.137.010
0,98673
80.002.450,85
4
81.078.075
60.815.414
20.262.661
2.254.321.596
0,98017
79.470.001,84
5
81.078.075
61.345.754
19.732.321
2.192.975.842
0,97364
78.941.096,49
6
81.078.075
61.885.238
19.192.837
2.131.090.604
0,96716
78.415.711,22
7
80.748.898
62.689.893
18.059.005
2.068.400.711
0,96073
77.577.573,68
8
80.748.898
63.220.233
17.528.665
2.005.180.478
0,95433
77.061.263,21
9
80.748.898
63.750.574
16.998.324
1.941.429.904
0,94798
76.548.389,01
10
80.748.898
64.290.058
16.458.840
1.877.139.846
0,94167
76.038.928,19
11
80.748.898
64.838.686
15.910.212
1.812.301.160
0,93540
75.532.858,04
12
80.748.898
65.387.314
15.361.584
1.746.913.846
0,92918
75.030.156,00
13
78.536.098
67.755.558
10.780.540
1.679.158.288
0,92299
72.488.397,11
14
78.536.098
68.176.173
10.359.925
1.610.982.115
0,91685
72.005.957,20
15
78.536.098
68.596.788
9.939.310
1.542.385.327
0,91075
71.526.728,12
16
78.536.098
69.017.402
9.518.696
1.473.367.925
0,90469
71.050.688,51
17
78.536.098
69.438.017
9.098.081
1.403.929.908
0,89867
70.577.817,13
18
78.536.098
69.867.776
8.668.322
1.334.062.132
0,89269
70.108.092,91
19
78.536.098
70.306.678
8.229.420
1.263.755.454
0,88675
69.641.494,89
20
78.536.098
70.736.437
7.799.661
1.193.019.017
0,88084
69.178.002,28
21
78.536.098
71.175.339
7.360.759
1.121.843.678
0,87498
68.717.594,39
22
78.536.098
71.614.242
6.921.856
1.050.229.436
0,86916
68.260.250,71
23
78.536.098
72.053.144
6.482.954
978.176.292
0,86337
67.805.950,84
24
78.536.098
72.501.190
6.034.908
905.675.102
0,85763
67.354.674,52
25
78.536.098
72.949.236
5.586.862
832.725.866
0,85192
66.906.401,63
26
78.536.098
73.397.283
5.138.815
759.328.583
0,84625
66.461.112,18
27
78.536.098
73.845.329
4.690.769
685.483.254
0,84062
66.018.786,31
28
78.536.098
74.302.519
4.233.579
611.180.735
0,83502
65.579.404,30
29 30
78.536.098 78.536.098
74.759.709 75.226.043
3.776.389 3.310.055
536.421.026 461.194.983
0,82947 0,82394
65.142.946,56 64.709.393,63
31
78.536.098
75.692.375
2.843.723
385.502.608
0,81846
64.278.726,16
32
78.536.098
76.158.710
2.377.388
309.343.898
0,81301
63.850.924,96
33
78.536.098
76.625.044
1.911.054
232.718.854
0,80760
63.425.970,96
34
78.536.098
77.100.522
1.435.576
155.618.332
0,80223
63.003.845,19
35
78.536.098
77.576.000
960.098
78.042.332
0,79689
62.584.528,85
36
78.536.098
78.042.332
493.766
-
0,79159
62.168.003,23
Jumlah
2.855.828.190,00
2.494.428.640,00
361.399.550,00
Sumber : diolah dari data alat-alat berat yang akan ditambah oleh PT.DNM
-
2.549.080.663,39
53
Dari perhitungan biaya angsuran yang dibayarkan oleh perusahaan diatas dapat dilihat bahwa biaya angsuran (angsuran pokok dan bunga) yang dibayarkan oleh perusahaan pada tahun pertamanya adalah sebesar Rp. 970.961.838,- , sedangkan total keseluruhan biaya angsuran dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan kena pajak perusahaan adalah sebesar Rp. 2.855.828.190,-. Total biaya angsuran tersebut merupakan harga perolehan alat-alat berat ditambah dengan biaya bunga yang dibebankan oleh lessor kepada lessee. Sedangkan total biaya angsuran alat-alat berat tersebut jika dihitung berdasarkan nilai tunai (present value) dengan discount rate 20% adalah sebesar Rp. 2.549.080.663,39,-. Selain perhitungan biaya angsuran, biaya yang masih dapat dikurangkan dalam perhitungan penghasilan kena pajak perusahaan adalah biaya penyusutan atas nilai hak opsi yang telah disepakati oleh kedua belah pihak pada awal perjanjian. Berikut merupakan perhitungan biaya penyusutan atas hak opsi : Tabel 4.3 Biaya Penyusutan atas Nilai Hak Opsi Nilai alat-alat berat : Rp 623.607.160,00 Metode penyusutan : Saldo menurun Umur alat-alat berat : 8 tahun Tingkat diskon : 8%
Tahun
Nilai Buku (Rp)
Biaya Penyusutan (Rp)
Tahun 1 - 3 tidak ada penyusutan karena sewa guna usaha 4 623.607.160,00 155.901.790,00 5 467.705.370,00 116.926.342,50 6 350.779.027,50 87.694.756,88 7 263.084.270,63 65.771.067,66 8 197.313.202,97 49.328.300,74 9 147.984.902,23 36.996.225,56 10 110.988.676,67 27.747.169,17 11 83.241.507,50 83.241.507,50
Saldo
Tingkat Diskon
(Rp)
467.705.370,00 350.779.027,50 263.084.270,63 197.313.202,97 147.984.902,23 110.988.676,67 83.241.507,50 -
623.607.160,00 Sumber : diolah dari data alat-alat berat yang akan ditambah oleh PT.DNM
0,73503 0,68058 0,63017 0,58349 0,54027 0,50025 0,46319 0,42888
Nilai Tunai Biaya Penyusutan (Rp)
114.592.492,70 79.577.730,18 55.262.604,94 38.376.760,27 26.650.601,04 18.507.361,83 12.852.211,29 35.700.617,74 381.520.379,99
54
Dari perhitungan biaya penyusutan diatas yang menggunakan metode penyusutan saldo menurun dapat dilihat bahwa beban penyusutan yang dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan kena pajak adalah sebesar Rp. 623.607.160,-. Total biaya penyusutan tersebut merupakan harga perolehan hak opsi yang perusahaan ambil. Sedangkan total biaya penyusutan alat-alat berat tersebut jika dihitunga berdasarkan nilai tunai (present value) dengan discount rate 8% adalah sebesar Rp. 381.520.379,99.
Perbandingan jumlah biaya yang dikeluarkan dari kedua alternatif pemilihan pengadaan alat-alat berat tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Perhitungan Biaya-Biaya yang dapat dijadikan sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak
Pengadaan Alat-alat Berat dengan Pembelian Tunai
Biaya Penyusutan Penyusutan Tahun Ke-1 Tahun Ke-2 Tahun Ke-3 Tahun Ke-4 Tahun Ke-5 Tahun Ke-6 Tahun Ke-7 Tahun Ke-8
Jumlah
Pengadaan Alat-alat Berat dengan Leasing dengan hak opsi (Finance Lease) Biaya Angsuran dan Penyusutan atas Nilai Opsi
Present Value Biaya Penyusutan
779.508.950,00 584.631.712,50 438.473.784,38 328.855.338,28 246.641.503,71 184.981.127,78 138.735.845,84 416.207.537,51
721.770.722,07 501.228.152,39 348.073.644,25 241.718.539,30 167.859.274,60 116.569.557,30 80.950.978,69 224.864.446,29
3.118.035.800,00
2.403.035.314,89
Anguran Tahun Ke-1 Tahun Ke-2 Tahun Ke-3 Penyusutan Tahun Ke-1 Tahun Ke-2 Tahun Ke-3 Tahun Ke-4 Tahun Ke-5 Tahun Ke-6 Tahun Ke-7 Tahun Ke-8
Present Value Biaya Angsuran dan Penyusutan atas Nilai Opsi
970.961.838,00 942.433.176,00 942.433.176,00
936.234.970,80 838.715.648,61 774.130.043,98
155.901.790,00 116.926.342,50 87.694.756,88 65.771.067,66 49.328.300,74 36.996.225,56 27.747.169,17 83.241.507,50
114.592.492,70 79.577.730,18 55.262.604,94 38.376.760,27 26.650.601,04 18.507.361,83 12.852.211,29 35.700.617,74
3.479.435.350,00
2.930.601.043,38
Sumber : diolah dari data alat-alat berat yang akan ditambah oleh PT.DNM
Dari perhitungan diatas biaya-biaya yang dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan kena pajak jika perusahaan memilih pembiayaan
55
pengadaan alat-alat berat dengan menggunakan pembelian tunai adalah sebesar Rp. 3.118.035.800,-. Sedangkan jika perusahaan memilih alternatif leasing dengan hak opsi (finance lease) sebagai pembiayaan atas pembelian alat-alat berat, maka biaya yang dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan kena pajak sebesar Rp. 3.479.435.350,- dengan nilai present value penyusutan sebesar Rp. 381.520.379,99. Dari perhitungan tersebut dapat dilihat bahwa pembebanan biaya untuk pengurang penghasilan kena pajak lebih besar jika perusahaan memlih pembiayaan dengan menggunakan leasing dengan hak opsi (finance lease).
C.
Analisis Komparatif Jumlah Penghematan Beban Pajak antara Pemanfaatan Leasing dengan Pembelian Tunai didalam Pengadaan Aktiva Dalam melakukan analisis ini penulis akan membandingkan besarnya
penghematan pajak yang akan diperoleh perusahaan dengan memilih jenis pembiayaan yang tepat untuk dilakukan. Pada perhitungan besarnya penghematan pajak penulis akan membandingkan dengan cara : 1.
Perbandingan jumlah penghematan beban pajak yang akan diperoleh perusahaan pada tahun berjalan (tahun pertama) pemilihan jenis pembiayaan Perbandingan yang dilakukan adalah dengan cara membandingkan jumlah penghematan pajak yang diperoleh perusahaan pada tahun pertama pemilikan alat-alat berat, pada perbandingan ini penulis menggunkan angkaangka laporan laba rugi yang sama di tahun sebelumnya (asumsi jumlah
56
penjualan dan biaya-biaya sama). Berikut perhitungan penghematan pajak yang dihasilkan antara pembelian tunai dengan leasing dengan hak opsi (finance lease) : Ilustrasi. 1 Perhitungan Laba-Rugi dengan menggunakan Pembelian Tunai PT. DIAN NIKEL MINING LAPORAN LABA – RUGI Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2008 Keterangan
2008 Rp.
Pendapatan tambang
57.176.942.670
Biaya penambangan
(48.971.112.189)
Laba kotor usaha
8.205.830.480
Biaya usaha : Biaya administrasi dan umum Biaya penyusutan alat-alat berat Jumlah biaya usaha
Laba hasil usaha
(4.420.575.252) (779.508.950) (5.200.084.202)
3.005.746.279
Pendapatan (biaya) lain-lain : Pendapatan lain-lain Biaya administrasi lainnya
96.935.569 (102.725.105)
Selisih kurs
27.527.548
Pembulatan
(19.696)
Jumlah pendapatan (biaya) lain-lain
21.718.315
Laba (rugi) sebelum pajak
3.027.464.594
Pajak penghasilan badan
(756.866.149)
Laba (rugi) setelah pajak penghasilan badan
2.270.598.446
Sumber : diolah dari data alat-alat berat yang akan ditambah oleh PT.DNM
57
Dari laporan laba-rugi tahun pertama diperolehnya alat-alat berat diatas dapat dilihat bahwa dengan adanya penambahan alat-alat berat, maka adapula penambahan biaya yang dapat mengurangkan penghasilan kena pajak, yaitu beban penyusutan alat-alat berat. Dengan adanya penambahan beban penyusutan tersebut, maka pajak penghasilan yang terutang menjadi sebesar Rp. 756.866.149,-. Ilustrasi. 2 Perhitungan Laba-Rugi dengan menggunakan Leasing dengan hak opsi (finance lease) PT. DIAN NIKEL MINING LAPORAN LABA - RUGI Untuk periode yang berakhir 31 Desember 2008 Keterangan
2008 Rp.
Pendapatan tambang
57.176.942.670
Biaya penambangan
(48.971.112.189)
Laba kotor usaha
8.205.830.480
Biaya usaha : Biaya administrasi dan umum Biaya angsuran leasing Jumlah biaya usaha
Laba hasil usaha
(4.420.575.252) (970.961.838) (5.391.537.090)
2.814.293.391
Pendapatan (biaya) lain-lain : Pendapatan lain-lain Biaya administrasi lainnya
96.935.569 (102.725.105)
Selisih kurs
27.527.548
Pembulatan
(19.696)
Jumlah pendapatan (biaya) lain-lain Laba (rugi) sebelum pajak
21.718.315 2.836.011.706
58
Pajak penghasilan badan
(709.002.927)
Laba (rugi) setelah pajak penghasilan badan
2.127.008.780
Sumber : diolah dari data alat-alat berat yang akan ditambah oleh PT.DNM
Dari laporan laba-rugi diatas dapat dilihat bahwa dengan adanya penambahan alat-alat berat, maka adapula penambahan biaya yang dapat mengurangkan penghasilan kena pajak, yaitu beban angsuran leasing dengan hak opsi (finance lease). Dengan adanya penambahan beban angsuran tersebut, maka pajak penghasilan yang terutang menjadi sebesar Rp. 709.002.927,-. Penghematan pajak yang diperoleh perusahaan pada tahun pertama terlihat melalui perbandingan jumlah pajak yang dibayarkan oleh perusahaan melalui ilustrasi 4.1 dan ilustrasi 4.2. Dari perhitungan tersebut dapat dihitung jumlah pajak yang dibayarkan oleh perusahaan, yaitu apabila perusahaan menggunakan pembelian tunai untuk pengadaan alat-alat berat maka jumlah pajak yang dibayarkan adalah sebesar Rp. 756.866.149,- , sedangkan apabila perusahaan menggunakan leasing dengan hak opsi (finance lease) dalam pembiayaan alat-alat berat maka jumlah pajak yang dibayarkan pada tahun pertama sebesar Rp. 709.002.927,-. Sehingga jumlah penghematan pajak yang dilakukan oleh PT.DNM pada tahun pertama pengadaan alat-alat berat adalah sebesar Rp. 47.863.222,-.
59
2.
Perbandingan jumlah seluruh biaya yang dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan kena pajak dan jumlah penghematan pajak yang diperoleh perusahaan Perbandingan yang dilakukan adalah dengan cara membandingkan jumlah biaya yang dapat dikurangkan dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak. Untuk leasing dengan hak opsi (finance lease) biaya yang dapat dikurangkan adalah seluruh lease fee dan biaya penyusutan sebesar nilai opsi. Sedangkan untuk pembelian tunai biaya yang dapat dikurangkan dalam penghitungan penghasilan kena pajak adalah biaya penyusutannya saja. Dalam menganalisa penghematan pajak yang diperoleh dalam pelaksanaan pengadaan alat-alat berat ini perhitungan yang dilakukan berdasarkan nilai nominal dan berdasarkan nilai tunai. Berikut perhitungan antara harga perolehan dan penghematan pajak yang dihasilkan : Tabel 4.5 Perbandingan antara Harga Perolehan dan Penghematan Pajak antara Leasing dengan hak opsi (finance lease) dengan Pembelian Tunai Keterangan
Leasing dengan Hak Opsi (Finance Lease) dengan bunga 10,5%
Beli Secara Tunai
Nominal PV (disc rate 8%) Nominal Harga Perolehan Lease Fee 2.855.828.190,00 2.549.080.663,39 Nilai opsi 623.607.160,00 623.607.160,00 Harga Alat Berat 3.118.035.800,00 Jumlah 3.479.435.350,00 3.172.687.823,39 3.118.035.800,00 Biaya yang boleh dibiayakan Lease Fee 2.855.828.190,00 2.549.080.663,39 Biaya penyusutan 623.607.160,00 381.520.379,99 3.118.035.800,00 Jumlah 3.479.435.350,00 2.930.601.043,38 3.118.035.800,00 PPh Badan (25%) 869.858.837,50 732.650.260,84 779.508.950,00 (yang dapat dihemat dengan pengadaan alat-alat berat) Penghematan Pajak Nominal 90.349.887,50 = 869.858.837,50 - 779.508.950,00 PV (disc rate 8%) 131.891.432,12 = 732.650.260,84 - 600.758.828,72 Sumber : diolah dari data alat-alat berat yang akan ditambah oleh PT.DNM
PV (disc rate 8%) 3.118.035.800,00 3.118.035.800,00 2.403.035.314,89 2.403.035.314,89 600.758.828,72
60
Dari perhitungan di atas, besarnya perbandingan penghematan pajak antara leasing dengan hak opsi (finance lease) dengan pembelian tunai dilakukan dengan cara membandingkan jumlah biaya yang dapat dikurangkan dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak. Untuk leasing dengan hak opsi (finance lease) biaya yang dapat dikurangkan adalah seluruh biaya angsuran dan biaya penyusutan nilai opsi, yaitu sebesar Rp.
3.479.435.350,-
dengan
nilai
present
value
sebesar
Rp.
2.930.601.043,38. Sedangkan untuk pembelian tunai, biaya yang dapat dikurangkan adalah sebesar biaya penyusutannya saja yaitu sebesar Rp. 3.118.035.800,- dengan nilai present value Rp. 2.403.035.314,89. Berdasarkan perhitungan diatas maka besarnya penghematan pajak yang diperoleh perusahaan jika memilih pengadaan alat-alat berat dengan menggunakan leasing dengan hak opsi (finance lease) adalah sebesar Rp. 90.349.887,50. Sedangkan jika dihitung berdasarkan nilai tunainya, maka perhitungan besarnya penghematan nilai tunai yang diperoleh perusahaan antara pemilihan jenis pengadaan alat-alat berat leasing dengan hak opsi (finance lease) dengan pembelian tunai adalah sebesar Rp. 131.891.432,12. Tabel 4.6 Jumlah Penghematan Tunai antara Leasing dengan Hak Opsi (Finance Lease) dengan Pembelian Tunai Keterangan Nilai Tunai Lease Fee Penghematan Dana Tunai karena menggunakan Leasing dgn Hak Opsi (Finance Lease) Selisih Penghematan Pajak (PV discount rate 8%) Penghematan Neto Pendapatan Bunga Deposito* Jumlah Penghematan Tunai
Discount Rate 8% 2.549.080.663,39 2.494.428.640,00 54.652.023,39 131.891.432,12 77.239.408,73 149.665.718,40 226.905.127,13
*Bunga deposito dari penghematan Dana Tunai karena pembiayaan melalui leasing dengan hak opsi (finance lease) Sumber : diolah dari data alat-alat berat yang akan ditambah oleh PT.DNM
61
Dari perhitungan diatas, dapat dilihat walaupun pemilihan alternatif pembiayaan menggunakan leasing dengan hak opsi (finance lease) lebih mahal dari pembelian tunai, tetapi dalam pemilihan alternatif pembiayaan ini terdapat penghematan tunai. Penghematan tunai yang diperoleh perusahaan jika melakukan pemilihan pembiayaan dengan menggunakan leasing dengan hak opsi (finance lease) adalah sebesar Rp. 226.905.127,13.