BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil perhitungan variable independen model Altman ( Z-Score ) Uraian pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa model Altman (Z-Score) yang telah dikemukakan Altman untuk Negara-negara berkembang seperti Indonesia adalah : Z-Score = 0,717 X1 + 0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,420 X4 + 0,998 X5 Keterangan : X1
= Working Capital to Total Assets = Aktiva Lancar – Hutang Lancar Total Aktiva
X2
= Retained Earning to Total Assets = Laba yang ditahan Total Aktiva
X3
= Earning Before Interest and Tax to Total Assets = Laba Sebelum Bunga Dan Pajak Total Aktiva
48
49
X4
= Book Value Of Equity To Book Value Of Debt =
Nilai Buku Ekuitas Nilai Buku Total Hutang
X5
= Sales To Total Assets =
Penjualan Total Aktiva
Nilai Z-Score yang diperoleh maka kondisi keuangan perusahaan dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok, antara lain : a. Apabila nilai Z-Score lebih besar 2,90 (Z-Score > 2,90), kondisi perusahaan dalam keadaan Sehat. b. Apabila nilai Z-Score diantara 1,20 sampai 2,90 (1,20 < Z-Score > 2,90, kondisi perusahaan dalam keadaan Rawan Bangkrut dan mengalami masalah keuangan yang harus segera ditangani. c. Apabila nilai Z-Score lebih kecil dari 2,90 (Z-Score < 1,20), maka kondisi perusahaan dalam keadaan Bangkrut dan memiliki resiko yang tinggi.
1. Hasil Perhitungan X1 (Working Capital to Total Assets) X1 yaitu Working Capital to Total Assets merupakan rasio yang mendeteksi likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja (netto). Dimana modal kerja (Working Capital) diperoleh dari selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Jika dikaitkan dengan indikator-indikator
50
kebangkrutan dapat digunakan untuk mendeteksi adanya masalah pada tingkat likuiditas perusahaan adalah indikator-indikator yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri (internal). Tabel 4.1 Hasil perhitungan X1 pada 17 Perusahaan Tekstil yang terdaftar Di BEI pada tahun 2014 NO
PERUSAHAAN
TAHUN 2014
1
ARGO PANTES TBK
2
ARPAC CITRA CENTERTEX TBK
3
ASIA PASIFIC FIBERS TBK
4
CENTURY TEXTILE INDUSTRY TBK
-0.43438574
5
ERATEX DJAJA TBK
0.001249107
6
EVER SHINE TEX TBK
7
INDO RAMA SYNTHETIC TBK
8
NUSANTARA INTI CORPORA TBK
9
PAN BROTHERS TBK
10
PANASIO INDO RESOURCES TBK
11
POLYCHEM INDONESIA TBK
0.223804197
12
RICKY PUTRA GLOBAL INDO TBK
0.309309358
13
SRI REJEKI ISMAN TBK
0.19881912
14
STAR PETROCHEM TBK
0.251082248
15
TIFICO FIBER INDONESIA TBK
0.117981118
16
TRISULA INTERNATIONAL TBK
0.370495722
17
UNITEX TBK
Sumber : Data diolah
-0.288796338 -0.38558637 0.24390952
-0.194206882 0.355480614 -0.241578008 0.574779445 -0.003206191
-1.291630766
51
2. Hasil Perhitungan X2 (Retained Earning To Total Assets) X2 akan mengukur besarnya kemampuan suatu perusahaan dalam memperoleh suatu keuntungan, ditinjau dari kemampun perusahaan dalam memperoleh suatu keuntungan, ditinjau dari kemampuan perusahaan yang bersangkutan dalam memperoleh laba dibandingkan dengan kecepatan perputaran assets sebagai ukuran efisiensi usaha. Manajemen suatu perusahaan sangat berkepentingan untuk dapat melihat rasio ini, karena sekaligus akan terlihat tingkat efisiensi usaha dan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan hasil penjualannya.
52
Tabel 4.2 Hasil perhitungan X2 pada 17 Perusahaan Tekstil yang terdaftar Di BEI pada tahun 2014 NO PERUSAHAAN
TAHUN 2014
1
ARGO PANTES TBK
-1.573379061
2
ARPAC CITRA CENTERTEX TBK
-0.640244667
3
ASIA PASIFIC FIBERS TBK
4
CENTURY TEXTILE INDUSTRY TBK
5
ERATEX DJAJA TBK
0.081693207
6
EVER SHINE TEX TBK
0.069113398
7
INDO RAMA SYNTHETIC TBK
0.167027328
8
NUSANTARA INTI CORPORA TBK
0.053290724
9
PAN BROTHERS TBK
10
PANASIO INDO RESOURCES TBK
11
POLYCHEM INDONESIA TBK
0.041530622
12
RICKY PUTRA GLOBAL INDO TBK
0.046374722
13
SRI REJEKI ISMAN TBK
0.108791921
14
STAR PETROCHEM TBK
0.010273875
15
TIFICO FIBER INDONESIA TBK
-0.008872851
16
TRISULA INTERNATIONAL TBK
0.126720278
17
UNITEX TBK
-7.88376981 -0.521767139
0.09428329 -0.124711893
-1.370107256
Sumber : Data di olah
3. Hasil Perhitungan X3 (Earning Before Interest And Tax to Total Assets) X3 merupakan rasio yang mengukur kemampuan dari modal yang di investasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor termasuk pemegang saham dan obligasi. X3 mencerminkan
53
keseluruhan kekuatan perusahaan dalam mendatangkan pendapatan. Melemahnya faktor ini merupakan indikator terbaik akan terjadinya kebangkrutan. Tabel 4.3 Hasil perhitungan X3 pada 17 Perusahaan Tekstil yang terdaftar Di BEI pada tahun 2014 NO
PERUSAHAAN
TAHUN 2014
1
ARGO PANTES TBK
-0.208008046
2
ARPAC CITRA CENTERTEX TBK
-0.077534262
3
ASIA PASIFIC FIBERS TBK
-0.290702259
4
CENTURY TEXTILE INDUSTRY TBK
0.009281829
5
ERATEX DJAJA TBK
0.048565421
6
EVER SHINE TEX TBK
7
INDO RAMA SYNTHETIC TBK
0.005449075
8
NUSANTARA INTI CORPORA TBK
0.000899187
9
PAN BROTHERS TBK
10
PANASIO INDO RESOURCES TBK
11
POLYCHEM INDONESIA TBK
12
RICKY PUTRA GLOBAL INDO TBK
0.012907538
13
SRI REJEKI ISMAN TBK
0.072286181
14
STAR PETROCHEM TBK
0.000449683
15
TIFICO FIBER INDONESIA TBK
0.013572831
16
TRISULA INTERNATIONAL TBK
0.068608725
17
UNITEX TBK
0.027938398
Sumber : Data di olah
-0.084967587
0.02757939 -0.05301216 -0.024985512
54
4. Hasil Perhitungan X4 (Book Value to Book Value Of Debt) X4 adalah kemampuan finansial jangka panjang dari suatu perusahaan.
Rasio
ini
mengukur
kemampuan
perusahaan
dalam
memberikan jaminan kepada setiap hutangnya melalui modalnya sendiri. X4 juga melambangkan solvabilitas atau kemampuan finansial jangka panjang dari suatu perusahaan. Tabel 4.4 Hasil perhitungan X4 pada 17 Perusahaan Tekstil yang terdaftar Di BEI pada tahun 2014 NO
PERUSAHAAN
TAHUN 2014
1
ARGO PANTES TBK
2
ARPAC CITRA CENTERTEX TBK
0.332311293
3
ASIA PASIFIC FIBERS TBK
0.537438446
4
CENTURY TEXTILE INDUSTRY TBK
0.648860704
5
ERATEX DJAJA TBK
0.262481286
6
EVER SHINE TEX TBK
1.664546138
7
INDO RAMA SYNTHETIC TBK
0.366235214
8
NUSANTARA INTI CORPORA TBK
0.541236424
9
PAN BROTHERS TBK
0.143572497
10
PANASIO INDO RESOURCES TBK
0.212440511
11
POLYCHEM INDONESIA TBK
1.263663491
12
RICKY PUTRA GLOBAL INDO TBK
0.414311021
13
SRI REJEKI ISMAN TBK
0.326816598
14
STAR PETROCHEM TBK
1.679822564
15
TIFICO FIBER INDONESIA TBK
0.552895864
16
TRISULA INTERNATIONAL TBK
0.486851961
17
UNITEX TBK
0.230688656
Sumber : Data di olah
-0.129541401
55
5. Hasil Perhitungan X5 (Sales to Total Assets) X5 merupakan rasio yang mengukur aktivitas perusahaan. Rasio ini juga dapat dikatakan sebagai rasio yang mengukur kemampuan modal yang di investasikan oleh perusahaan untuk memperoleh revenue. Tabel 4.5 Hasil perhitungan X5 pada 17 Perusahaan Tekstil yang terdaftar Di BEI pada tahun 2014 NO
PERUSAHAAN
TAHUN 2014
1
ARGO PANTES TBK
2
ARPAC CITRA CENTERTEX TBK
1.042989187
3
ASIA PASIFIC FIBERS TBK
1.810998788
4
CENTURY TEXTILE INDUSTRY TBK
1.118014787
5
ERATEX DJAJA TBK
1.175750886
6
EVER SHINE TEX TBK
0.677944226
7
INDO RAMA SYNTHETIC TBK
0.979655624
8
NUSANTARA INTI CORPORA TBK
0.232452192
9
PAN BROTHERS TBK
0.923695344
10
PANASIO INDO RESOURCES TBK
0.278434096
11
POLYCHEM INDONESIA TBK
0.963558085
12
RICKY PUTRA GLOBAL INDO TBK
1.012548474
13
SRI REJEKI ISMAN TBK
0.842921971
14
STAR PETROCHEM TBK
0.294647216
15
TIFICO FIBER INDONESIA TBK
0.82692517
16
TRISULA INTERNATIONAL TBK
1.425516333
17
UNITEX TBK Sumber : Data di olah
0.71877504
0.98113767
56
Keterangan : 1. PT. Argo Pantes Tbk Berdasarkan table 4.1 diatas hasil perhitungan Working Capital / Total Assets (X1) PT. Argo Pantes Tbk negative dikarenakan current liability lebih besar daripada current assets, yang menjadikan hasil X1 negatif. Berdasarkan table 4.2 diatas hasil perhitungan Retained Earning / Total Assets (X2) negative. Hal ini dikarenakan laba ditahan mengalami deficit (negatif). Berdasarkan table 4.3 diatas hasil perhitungan EBIT / Total Assets (X3) PT. Argo Pantes Tbk bernilai negatif, disebabkan karena EBIT PT. Argo Pantes Tbk adalah negatif. Berdasarkan table 4,4 diatas hasil perhitungn Book Value Equity to Book Value of Debt (X4) negatif, dikarenakan book value of debt lebih besar daripada book value equity. Dan berdasarkan table 4.5 diatas hasil perhitungan Sales / Total Assets (X5) menunjukkan hasil positif.
2. PT. Arpac Citra Centerex Tbk Berdasarkan table 4.1 diatas hasil perhitungan Working Capital / Total Assets (X1) PT. Arpac Citra Centerex Tbk adalah negatif, hal ini dikarenakan current liability lebih besar daripada current assets. Berdasarkan table 4.2 diatas hasil perhitungan Retained Earning / Total Assets (X2) PT. Arpac Citra Centerex Tbk adalah negatif, hal ini dikarenakan laba ditahan yang negatif dibandingkan dengan total aktiva.
57
Berdasarkan table 4.3 diatas hasil perhitungan X3 adalah negatif, dikarenakan EBIT pada PT. Arpac Citra Centerex mengalami defisit (negatif). Berdasarkan table 4.4 Book Value Equity to Book Value of Debt (X4) dan pada table 4.5 hasil perhitungan Sales / Total Aktiva (X5) PT. Arpac Citra Centerex Tbk menunjukkan hasil yang positif.
3. PT. Asia Pasific Fibers Tbk Berdasarkan table 4.1 diatas hasil perhitungan Working Capital / Total Assets (X1) PT. Asia Pasific Fibers Tbk menunjukkan nilai positif. Berdasarkan table 4.2 diatas hasil perhitungan Retained Earning / Total Assets (X2) PT. Asia Pasific Fibers Tbk adalah negatif, hal ini disebabkan laba ditahan yang negative dibandingkan dengan total aktiva. Begitu juga dengan table 4.3 diatas hasil perhitungan X3 adalah negative, hal ini dikarenkan EBIT PT. Asia Pasific Fibers Tbk mengalami defisit (negatif). Berdasarkan table 4.4 diatas hasil perhitungan Book Value Equity to Book Value of Debt (X4) dan pada table 4.5 hasil perhitungan Sales / Total Aktiva (X5) PT. Asia Pasific Fibers Tbk menunjukkan nilai positif.
58
4. PT. Century Textile Industry Tbk Berdasarkan table 4.1 diatas hasil perhitungan Working Capital / Total Assets (X1) PT. Century Textile Industry Tbk adalah negative, hal ini dikarenakan current liability lebih besar daripada current assets dan pada table 4.2 diatas hasil perhitungan Retained Earning / Total Assets adalah negative, hal ini dikarenakan Laba ditahan mengalami defisit (negatif). Berdasarkan table 4.3 diatas hasil perhitungan EBIT / Total Assets (X3), Book Value of Equity to Book Value of Debt (X4), dan Sales to Total Assts (X5) PT. Century Textile Industry Tbk menunjukkan hasil yang positif.
5. PT. Eratex Djaja Tbk Berdasarkan tabel-tabel diatas hasil perhitungan Working Capital / Total Assets (X1), Retained Earning / Total Assets (X2), EBIT / Total Assets (X3), Book Value Equity to Book Value of Debt (X4), dan hasil perhitungan Sales / Total Assets (X5) PT. Eratex Djaja Tbk menunjukkan nilai positif.
6. PT. Evershine Tex Tbk Berdasarkan tabel 4.1 diatas hasil perhitungan Working Capital / Total Assets (X1) adalah negative, hal ini dikarenakan current lliability lebih besar daripada current assets.
59
Berdasarkan tabel 4.2 diatas hasil perhitungan Retained Earning / Total Assets (X2) PT. Evershine Tex adalah positif. Berdasarkan tabel 4.3 diatas hasil perhitungan EBIT / Total Assets (X3) adalah negative hal ini dikarenakan EBIT PT. Evershine Tex Tbk mengalami defisit (negative). Berdasarkan tabel 4.4 diatas hasil perhitungan Book Value of Equity to Book Value of Debt (X4) dan hasil perhitungan Sales / Total Assets (X5) PT. Evershine Tex Tbk menunjukkan hasil positif.
7. PT. Indorama Synthetic Tbk Berdasarkan tabel-tabel diatas hasil perhitungan Working Capital / Total Assets (X1), Retained Earning / Total Assets (X2), EBIT / Total Assets (X3), Book Value Equity to Book Value of Debt (X4), dan hasil perhitungan Sales / Total Assets (X5) PT. Indorama Synthetic menunjukkan hasil yang positif.
8. PT. Nusantara Inti Corpora Tbk Berdasarkan tabel 4.1 diatas hasil perhitungan Working Capital / Total Assets (X1) PT. Nusantara Inti Corpora Tbk adalah negative, hal ini dikarenakan current liability lebih besar daripada current assets. Berdasarkan tabel-tabel hasil perhitungan Retained Earning / Total Assets (X2), EBIT / Total Assets (X3), Book Value Equity to Book Value of Debt (X5), dan hasil perhitungan Sales / Total Assets (X5) PT. Nusantara Inti Corpora Tbk menunjukkan hasil positif.
60
9. PT. Pan Brothers Tbk Berdasarkan tabel-tabel diatas hasil perhitungan Working Capital / Total Assets (X1), Retained Earning / Total Assets (X2), EBIT / Total Assets (X3), Book Value Equity to Book Value of Debt (X4), dan hasil perhitungan Sales / Total Assets (X5) PT. Pan Brothers Tbk menunjukkan hasil positif.
10. PT. Panasio Indo Resources Tbk Berdasarkan tabel 4.1 diatas hasil perhitungan Working Capital / Total Assets (X1) PT. Panasio Indo Resources Tbk adalah negative, hal ini dikarenakan current liability lebih besar daripada current assets. Berdasarkan tabel. 4.2 diatas hasil perhitungan Retained Earning / Total Assets (X2) PT. Panasio Indo Resources Tbk adalah negative, hal ini dikarenakan laba ditahan yang negative dibandingkan total aktiva. Berdasarkan tabel 4.3 diatas hasil perhitungan EBIT / Total Assets (X3) menunjukkan hasil negative, hal ini dikarenakan EBIT PT. Panasio Indo Resources Tbk mengalami defisit (negatif). Berdasarkan tabel 4.4 diatas hasil perhitungan Book Value of Equity to Book Value of Debt (X4) dan Sales / Total Assets (X5) PT. Panasio Indo Resources Tbk menunjukkan hasil yang positif.
61
11. PT. Polychem Indonesia Tbk Berdasarkan tabel 4.1 hasil perhitungan Working Capital / Total Assets (X1) dan pada tabel 4.2 Retained Earning / Total Assets (X2) PT. Polychem Indonesia Tbk adalah positif. Berdasarkan tabel 4.3 hasil perhitungan EBIT / Total Assets (X3) adalah negative hal ini dikarenakan EBIT PT. Polychem Indonesia Tbk mengalami defisit (negatif). Berdasarkan tabel 4.4 hasil perhitungan Book Value of Equity / Book Value of Debt (X4) dan pada tabel 4.5 Sales / Total Assets (X5) PT. Polychem Indonesia Tbk menunjukkan hasil yang positif.
12. PT. Ricky Putra Global Indo Tbk Berdasarkan tabel-tabel diatas hasil perhitungan Working Capital / Total Assets (X1), Retained Earning / Total Assets (X2), EBIT / Total Assets (X3), Book Value Equity to Book Value of Debt (X4), dan hasil perhitungan Sales / Total Assets (X5) PT. Ricky Putra Global Indo Tbk menunjukkan hasil positif.
13. PT. Sri Rejeki Isman Tbk Berdasarkan tabel-tabel diatas hasil perhitungan Working Capital / Total Assets (X1), Retained Earning / Total Assets (X2), EBIT / Total Assets (X3), Book Value Equity to Book Value of Debt (X4), dan hasil perhitungan Sales / Total Assets (X5) PT. Sri Rejeki Isman Tbk menunjukkan hasil yang positif.
62
14. PT. Star Petrochem Tbk Berdasarkan tabel-tabel diatas hasil perhitungan Working Capital / Total Assets (X1), Retained Earning / Total Assets (X2), EBIT / Total Assets (X3), Book Value Equity to Book Value of Debt (X4), dan hasil perhitungan Sales / Total Assets (X5) PT. Star Petorchem Tbk menunjukkan hasil yang positif.
15. PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk Berdasarkan tabel 4.1 hasil perhitungan Working Capital / Total Assets (X1) PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk adalah positif. Berdasarkan tabel 4.2 hasil perhitungan Retained Earning / Total Assets (X2) PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk adalah negative, hal ini dikarenakan laba ditahan yang negative dibandingkan total aktiva.. Berdasarkan tabel-tabel diatas hasil perhitungan EBIT / Total Assets (X3), Book Value of Equity / Book Value of Debt (X4) dan Sales / Total Assets (X5) PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk menunjukkan hasil yang positif.
16. PT. Trisula International Tbk Berdasarkan tabel-tabel diatas hasil perhitungan Working Capital / Total Assets (X1), Retained Earning / Total Assets (X2), EBIT / Total Assets (X3), Book Value Equity to Book Value of Debt (X4), dan hasil perhitungan Sales / Total Assets (X5) PT. Trisula International menunjukkan hasil yang positif.
63
17. PT. Unitex Tbk Berdasarkan tabel 4.1 hasil perhitungan Working Capital / Total Assets (X1) PT Unitex Tbk adalah negative, hal ini dikarenakan current liability lebih besar daripada current assets. Berdasarkan tabel 4.2 hasil perhitungan Retained Earning / Total Assets (X2) PT Unitex Tbk adalah negative, hal ini dikarenakan laba ditahan yang negative dibandingkan total aktiva. Berdasarkan tabel-tabel diatas hasil perhitungan EBIT / Total Assets (X3), Book Value of Equity / Book Value of Debt (X4) dan Sales / Total Assets (X5) PT. Unitex menunjukkan hasil yang positif.
B. Hasil Perhitungan Z-Score Tabel berikut ini menyajikan perhitungan Z-Score masing-masing perusahaan yang didasarkan pada laporan keuangan yang tersedia di BEI. Untuk memudahkan analisis, berikut ini disajikan rangkuman hasil perhitungan Z-Score masing-masing perusahaan pada tahun 2014.
64
Tabel 4.6 Hasil perhitungan Z-Score pada 17 perusahaan tekstil yang terdaftar Di BEI pada tahun 2014 No
Nama Perusahaan
2014
1
PT. ARGO PANTES TBK
-1.41426 B
2
PT. ARPAC CITRA CENTEREX TBK
0.120822 B
3
PT. ASIA PASIFIC FIBERS TBK
-5.37278 B
4
PT. CENTURY TEXTILE INDUSTRY TBK
0.663748 B
5
PT. ERATEX DJAJA TBK
6
PT. EVER SHINE TEX TBK
7
PT. INDORAMA SYNTHETIC TBK
8
PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK
9
PT. PAN BROTHERS TBK
10
PT. PANASIO INDO RESOURCES TBK
11
PT. POLYCHEM INDONESIA TBK
1.610384 RB
12
PT. RICKY PUTRA GLOBAL INDO TBK
1.905692 RB
13
PT. SRI REJEKI ISMAN TBK
1.437792 RB
14
PT. STAR PETROCHEM TBK
1.189709 B
15
PT. TIFICO FIBER INDONESIA TBK
1.176736 B
16
PT. TRISULA INTERNATIONAL TBK
2.21219 RB
17
PT. UNITEX TBK
-0.92371 B
Sumber : Data di olah Keterangan : B
: Bangkrut, jika Z-Score < 1,20
RB
: Rawan Bangkrut, jika Z-Score 1,20 – 2,90
S
: Sehat, jika Z-Score > 2,90
1.504624 RB 1.030996 B 1.544797 RB 0.334026 B 1.540464 RB 0.094464 B
65
Berdasarkan titik cut-off model Altman (Z-Score) maka skor 2,90 merupakan ambang batas untuk perusahaan sehat/tidak bangkrut. Jadi perusahaan yang mempunyai skor diatas 2,90 dapat dikatakan sebagai perusahaan sehat/tidak bangkrut. Sedangkan perusahaan yang mempunyai skor dibawah 1,20 akan diklasifikasikan sebagai perusahaan yang berpotensi bangkrut. Kemudian skor antara 1,20 dan 2,90 diklasifikasikan sebagai perusahaan pada daerah grey area (daerah kelabu atau daerah rawan). Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2014, terdapat 10 (sepuluh) perusahaan yang mempunyai nilai Z-Score dibawah 1,20 yaitu PT. Argo Pantes Tbk, PT. Arpac Citra Centerex Tbk, PT. Asia Pasific Fibers Tbk, PT. Century Textile Industry Tbk, PT. Ever Shine Tex Tbk, PT. Nusantara Inti Corpora Tbk, PT. Panasio Indo Resources Tbk, PT. Star Petrochem Tbk, PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk, PT. Unitex Tbk, sehingga dikatakan perusahaan dalam keadaan bangkrut, terutama pada PT. Argo Pantes Tbk, PT. Asia Pasific Fibers Tbk dan PT. Unitex Tbk, karena pada tahun 2014 ketiga perusahaan tersebut menunjukkan hasil yang negative. Sementara itu ada 7 (tujuh) perusahaan yang berada di antara 1,20 dan 2,90 yaitu PT. Eratex Djaya Tbk, PT. Indorama Synthetic Tbk, PT. Pan Brothers Tbk, PT. Polychem Indonesia Tbk, PT. Ricky Putra Global Indo Tbk, PT. Sri Rejeki Isman Tbk, PT. Trisula International Tbk, sehingga perusahaanperusahaan tersebut dinyatakan rawan bangkrut. Berikut ini adalah analisis tiap perusahaan dan tindakan yang harus dilakukan perusahaan agar perusahaan dalam keadaan sehat/tidak bangkrut.
66
1. PT. Argo Pantes Tbk Berdasarkan tabel diatas, dari hasil perhitungan Z-Score spade tahun 2014, PT. Argo Pantes Tbk mempunyai nilai Z-Score yang negatif, yang dapat dikatakan perusahaan berada dalam kondisi bangkrut. Hal ini dikarenakan hutang yang dimiliki perusahaan membesar, laba ditahan perusahaan yang menunjukkan hasil yang negative, dan rendahnya nilai laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) sehinggan menyebabkan kerugian pada tahun 2014. 2. PT. Arpac Citra Centerex Tbk Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2014, PT. Arpac Citra Centertex Tbk mempunyai nilai Z-Score kurang dari 1,20, sehingga dapat dikatakan perusahaan dalam keadaan bangkrut, yang dapat dikatakan perusahaan akan terancam bangkrut dimasa mendatang. Hal ini disebabkan beberapa masalah, yaitu karena hutang yang dimiliki perusahaan lebih besar dibandingkan asset perusahaan tersebut. Laba ditahan yang menunjukkan hasil yang negative, dan rendahnya nilai laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Nilai laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) ini berhubungan dengan komponen X3, penurunan nilai EBIT dipengaruhi oleh piutang dagang yang meningkat, rugi terus menerus, persediaan meningkat tetapi penjualan menurun.
3. PT. Asia Pasific Fibers Tbk Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tahun 2014, hanya PT. Asia Pasific Fibers Tbk yang mendapatkan hasil penilaian Z-Score yang sangat jauh dibawah 1,20. Hal ini dikarenakan banyak factor, terutama pada masalah membengkaknya hutang perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
67
tersebut banyak mengandalkan pinjaman tanpa disertai tindakan antisipatif. Jadi untuk masa yang akan datang perusahaan harus merencanakan jatuh tempo kewajibannya dan mempertmbangkan tingkat suku bunganya sehingga perusahaan tidak mengalami masalah pada saat kewajiban yang harus dibayar. Sedangkan untuk pinjaman luar negeri sebaiknya perusahaan membatasi (hedging) pinjaman caluta asingnya sehingga pinjaman tersebut terhindar dari dampak negative fluktuasi nilai tukar rupiah, dan perusahaan juga harus lebih bijaksana dalam mengelola hutang-hutangnya. Dan para manajer keuangan beserta auditor dapat mengontrol proses penjualan dari total aktiva, diharapkan dengan terus meningkatkan penjualan dan total aktiva lambat laun perusahaan akan berada pada posisi sehat. 4. PT. Century Textile Industry Tbk Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2014, PT. Century Textile Industry Tbk mempunyai nilai Z-Score dibawah 1,20, yang dapat dikatakan perusahaan berada dalam keadaan bangkrut. Hal ini disebabkan sangat menurunnya nilai laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Hal ini menunjukkan kinerja yang relative fluktuasi. Waktu berjalannya perusahaan beroperasi, memiliki modal yang cukup untuk mengantisipasi kesulitan perputaran keuangan. 5. PT. Eratex Djaja Tbk Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun penelitian 2014, PT. Eratex Djaja Tbk mempunyai nilai Z-Score kurang dari 2,90, sehingga dapat dikatakan perusahaan dalam keadaan rawan bangkrut. Hal ini disebabkan salah satunya karena rendahnya nilai laba sebelum bunga dan pajak. Oleh karena itu
68
dimasa yang akan datang, perusahaan harus meningkatkan pengendalian penjualan, meningkatkan pengendalian atas piutang, berusaha menaikkan kredibilitas perusahaan, serta berhati-hati dalam memberikan kredit kepada konsumen. 6. PT. Evershine Tex Tbk Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pada tahun 2014 PT. Evershine Tex Tbk mempunyai nilai Z-Score dibawah 1,20 yang dapat dikatakan perusahaan berada dalam kondisi bangkrut. Hal ini disebabkan oleh salah satunya karena laba ditahan yang menunjukkan hasil yang negative. Nilai laba ditahan berhubungan dengan komponen X2 penurunan nilai laba biasanya dipengaruhi oleh
profitabilitas
kumulatif
terhadap
panjangnya
waktu,
maka
ini
mengisyaratkan bahwa semakin muda suatu perusahaan, semakin besar kemungkinan untuk bangkrut. Untuk masa yang akan datang perusahaan harus meningkatkan laba ditahan agar perusahaan dalam kondisi sehat di masa yang akan datang. 7. PT. Indorama Synthetic Tbk Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun penelitian, PT. Indorama Synthetic Tbk mempunyai nilai Z-Score kurang dari 2,90, sehingga dapat dikatakan perusahaan berada dalam keadaan rawan bangkrut. Hal ini disebabkan salah satunya karena adanya peningkatan dalam hutang perusahaan, begitu pula sebaliknya dengan menurunnya aktiva perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus meningkatkan lagi pengendalian akan hutang-hutang perusahaan dan pengendalian atas asset-aset perusahaan. 8. PT. Nusantara Inti Corpora Tbk
69
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa selama tahun penelitian 2014, PT. Nusantara Inti Corpora Tbk mempunyai nilai Z-Score dibawah1,20, yang dapat dikatakan bahwa perusahaan berada dalam keadaan bangkrut. Hal ini disebabkan karena beberapa masalah yaitu hutang yang dimiliki perusahaan lebih besar dibandingkan asset perusahaan tersebut, rendahnya nilai laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dan penjualan yang mengalami penurunan. Jadi untuk masa yang akan datang perusahaan perlu menerapkan inovasi dalam meningkatkan penjualan dan penetrsi pasar yang lebih baik lagi agar penjualan terus meningkat. 9. PT. Pan Brothers Tbk Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa selama tahun penelitian 2014, PT. Paan Brothers Tbk mempunyai nilai Z-Score dibawah 2,90, yang dapat dikatakan bahwa perusahaan berada dalam keadaan rawan bangkrut. Hal ini disebabkan rendahnya nilai laba sebelum bunga dan pajak. Oleh karena itu, di masa yang akan datang perusahaan harus meningkatkan pengendalian penjualan dan meningkatkan pengendalian atas piutang. 10. PT. Panasio Indo Resources Tbk Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun penelitian 2014, PT. Panasia Indo Resources Tbk mempunyai nilai Z-Score dibawah 1,20 yang dapat dikatakan bahwa perusahaan berada dalam keadaan bangkrut. Hal ini disebabkan oleh laba ditahan dan nilai laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang menunjukkan hasil yang negative. Oleh karena itu perusahaan diharapkan perlu menerapkan inovasi dalam meningkatkan penjualan dan juga kecakapan manajemen dalam mengantisipasi perubahan pasar.
70
11. PT. Polychem Indonesia Tbk Berdasarkan tabel diatas dilihat bahwa pada tahun penelitian 2014, PT. Polychem Indonesia Tbk tidak mendapatkan hasil yang diinginkan karena mempunyai nilai dibawah 2,90 dapat dikatakan dalam keadaan rawan bangkrut. Hal ini disebabkan oleh nilai laba sebelum bunga dan pajak yang negative. Untuk mengantisipasi perihal tersebut dimasa yang akan datang perusahaan harus meningkatkan pengendalian penjualan dan berusaha menaikkan kredibilitas perusahaan. 12. PT. Ricky Putra Globalindo Tbk Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun penelitian 2014, PT. Ricky Putra Globalindo Tbk mempunyai nilai Z-Score dibawah 2,90 sehingga dapat dikatakan perusahaan berada dalam keadaan rawan bangkrut. Hal ini disebabkan oleh rendahnya nilai laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Dimasa yang akan datang diharapkan perusahaan dapat lebih cermat dan bijaksana dalam mengontrol aktifitas hutang perusahaan. 13. PT. Sri Rejeki Isman Tbk Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun penelitian 2014, PT. Sri Rejeki Isman Tbk mempunyai nilai Z-Score dibawah 2,90 sehingga dapat dikatakan perusahaan berada dalam keadaan rawan bangkrut. 14. PT. Star Petrochem Tbk Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun penelitian 2014, PT. Star Petrochem Tbk mempunyai nilai Z-Score dibawah 1,20, yang dapat dikatakan perusahaan berada dalam keadaan bangkrut.
71
15. PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun penelitian 2014, PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk mempunyai nilai Z-Score dibawah 1,20 yang dapat dikatakan perusahaan berada dalam keadaan bangkrut. 16. PT. Trisula International Tbk Berdasarkan tabel diatas dilihat bahwa pada tahun penelitian 2014, PT. Trisula International Tbk mempunyai nilai Z-Score dibawah 2,90 sehingga dapat dikatakan perusahaan berada dalam kondisi rawan bangkrut. 17. PT. Unitex Tbk Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun penelitian 2014, PT. Unitex Tbk mempunyai nilai Z-Score dibawah 1,20 dan mendapatkan hasil negative. Hal ini disebabkan salah satunya hutang yang meningkat, baik hutang lancar maupun hutang jangka panjang dan rendahnya nilai laba dan rendahnya nilai laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut banyak mengandalkan pinjaman tanpa disertai tindakan antisipatif dan ketidakmampuan manajemen dalam mengendalikan biaya. Untuk masa yang akan datang perusahaan perlu melakukan anggaran dan pengendalian biaya.
Berikut ini adalah informasi daftar perusahaan yang termasuk ke dalam golongan “Bangkrut” dan “Rawan Bangkrut”, sebagai berikut :
72
Tabel 4.7 Daftar Perusahaan-Perusahaan Yang Termasuk Ke Dalam Golongan “Rawan Bangkrut” Di BEI pada tahun 2014 NO
NAMA PERUSAHAAN
1
PT. Eratex Djaja Tbk
2
PT. Indorama Synthetic Tbk
3
PT. Pan Brothers Tbk
4
PT. Polychem Indonesia Tbk
5
PT. Ricky Putra Globalindoo Tbk
6
PT. Sri Rejeki Isman Tbk
7
PT. Trisula International Tbk Sumber : Data dari Tabel 4.6
73
Tabel 4.8 Daftar Perusahaan-Perusahaan Yang Termasuk Ke Dalam Golongan “Bangkrut” Di BEI pada tahun 2014 NO
NAMA PERUSAHAAN
1
PT. Argo Pantes Tbk
2
PT. Arpac Citra Centerex Tbk
3
PT. Asia Paasific Fibers Tbk
4
PT. Century Textile Industry Tbk
5
PT. Evershine Tex Tbk
6
PT. Nusantara Inti Corpora Tbk
7
PT. Panasio Indo Resources Tbk
8
PT. Petrochem Tbk
9
PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk
10
PT. Unitex Tbk Sumber : Data dari Tabel 4.6