81
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Pada bagian ini penulis akan mengemukakan hasil-hasil perhitungan dari pengolahan data sebagaimana adanya, sesuai dengan data hasil penelitian yang penulis laksanakan. Pengolahan dan analisis data dilakukan sesuai dengan langkah-langkah yang telah dikemukakan dalam Bab III.
1. Gambaran Umum Hasil Penelitian Berikut ini akan digambarkan secara detail tentang masing-masing variabel penelitian. a. Motivasi olahraga Untuk mengukur baik tidaknya motivasi olahraga Siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten yang menjadi sampel dalam penelitian ini
dapat
menghitung persentase ketercapaian skor yang diperoleh seluruh responden. Dari 44 pernyataan yang diajukan, setiap pernyataan memiliki bobot maksimal sebesar 5 maka dengan jumlah responden 50 orang total skor ideal variabel motivasi olahraga adalah 11000. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa jumlah skor variabel motivasi olahraga adalah 8020. Dengan menggunakan rumus sebagaimana telah dikemukakan pada bab III, maka persentase skor ketercapaian variabel adalah sebesar 72,91%. Hal ini berarti bahwa motivasi olahraga siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten termasuk pada kategori tinggi/baik. 81
82
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, motivasi olahraga dalam hal ini diukur/dikategorikan berdasarkan 15 indikator yakni 1) memelihara kesehatan; 2) mengisi waktu luang; 3) kebutuhan pekerjaan; 4) bersenang-senang; 5) melepaskan ketegangan psikis; 6) hubungan dengan orang lain; 7) kebanggaan kelompok/team; 8) prestasi; 9) penghargaan; 10) hobi olahraga; 11) nilai olahraga; 12) hadiah; 13) bentuk tubuh; 14) kegembiraan; 15) prestise. Secara umum, gambaran umum variabel motivasi olahraga siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten yang menjadi sampel dalam penelitian ini berdasarkan masing-masing indikator dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Persentase Ketercapaian Skor Motivasi olahraga berdasarkan masing-masing Indikator Indikator Memelihara kesehatan Mengisi waktu luang Kebutuhan pekerjaan Bersenang-senang Melepaskan ketegangan psikis Hubungan dengan orang lain Kebanggaan kelompok/team Prestasi Penghargaan Hobi Olahraga Nilai Olahraga Hadiah Bentuk tubuh Kegembiraan Prestise
Skor Total 1244 356 585 152 955 953 318 152 370 578 358 510 959 352 178
Skor Ideal 1750 500 750 250 1250 1250 500 250 500 750 500 750 1250 500 250
% Ketercapaian 71.09 71.20 78.00 60.80 76.40 76.24 63.60 60.80 74.00 77.07 71.60 68.00 76.72 70.40 71.20
Keterangan Baik/Tinggi Baik/Tinggi Baik/Tinggi Baik/Tinggi Baik/Tinggi Baik/Tinggi Baik/Tinggi Baik/Tinggi Baik/Tinggi Baik/Tinggi Baik/Tinggi Baik/Tinggi Baik/Tinggi Baik/Tinggi Baik/Tinggi
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, tampak bahwa motivasi olahraga siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten lebih banyak didominasi oleh faktor
83
penghargaan yang diharapkan para siswa baik secara moril (empati yang didapat) maupun materil (piagam penghargaan) yakni sebesar 74,0%. 74 . Berdasarkan tabel di atas, tampak pula bahwa faktor yang tidak terlalu menjadi pertimbangan para siswa sebagai motivator dalam melakukan olahraga adalah bersenang-senang bersenang dan prestasi (60,80%).. Artinya, motivasi olahraga yang dimiliki para siswa umumnya bukan karena siswa memang suka berolah raga ataupun karena ingin mendapatkan prestasi puncak. Perbandingan skor persentase ketercapaian motivasi ivasi olahraga berdasarkan masing-masing indikator dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini.
Persentase Ketercapaian
80.00
78.00 71.09
76.40
77.07
76.24
74.00
71.20
76.72 71.60 68.00
70.00
70.40
71.20
63.60 60.80
60.80
60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00 Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator Indikator 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Gambar 4.1 Perbandingan Persentase Ketercapaian Motivasi olahraga berdasarkan masing-masing Indikator
b. Kemampuan gerak dasar Kemampuan gerak dasar dalam penelitian ini merupakan skor total yang diperoleh siswa dari hasil pengukuran berdasarkan pada kemampuan melakukan
84
bermacam-macam gerakan dasar, yaitu Basket Ball Throw, Dash (lari cepat), Wall Pass, Standing Broad Jump. Adapun data hasil penelitian tentang kemampuan gerak dasar yang dimiliki para siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten adalah sebagaimana ditunjukkan tabel berikut. Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Data Hasil Penelitian Variabel Kemampuan Gerak Dasar Masing-masing Indikator Indikator
Rata-rata
St. Deviasi
Basket Ball Throw – cm Dash (Lari Cepat) – m Wall Pass – f Standing Broad Jump – cm
986.48 22.71 37.50 165.06
517.09 4.92 9.56 48.17
Nilai Tertinggi 2260.00 36.40 54.00 245.00
Nilai Terendah 480.00 16.70 17.00 22.00
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa rata-rata kemampuan basket ball thraw para siswa adalah 986,48cm dengan standar deviasi/simpangan yang cukup besar sebesar 517,09 dimana skor tertinggi adalah 2260cm sedangkan skor terendah adalah 480cm. Rata-rata kemampuan dash (lari cepat) para siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten adalah 22,71 meter dengan standar deviasi/simpangan sebesar 4,92 dimana skor tertinggi adalah 36,4 meter sedangkan skor terendah adalah 16,7 meter. Rata-rata kemampuan wall pass yang dimiliki para siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten adalah 37,5 kali dengan standar deviasi/simpangan sebesar 9,56 dimana wall pass yang paling banyak dapat dilakukan adalah sebanyak 54 kali sedangkan yang paling sedikit adalah sebanyak 17 kali.
85
Terakhir, rata-rata kemampuan standing broad jump yang dapat dilakukan para siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten adalah 165,06 cm dengan standar deviasi/simpangan sebesar 48,17 dimana skor tertinggi adalah 245 cm sedangkan skor terendah adalah 22 cm. Skor-skor hasil pengukuran keempat indikator tersebut selanjutnya diubah ke dalam bentuk t skor untuk kemudian dihitung total skor kemampuan gerak dasar berdasarkan Test Scott Motor Ability dengan rumus: TSMA = 0,7BBT + 2Dash + 1WP + 0,5SBJ. Hasil total skor Test Scott Motor Ability adalah sebagaimana ditunjukkan tabel berikut. Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Data Hasil Penelitian Variabel Kemampuan Gerak Dasar Indikator
Rata-rata
Nilai Rata-rata
209,62
St. Deviasi
33,12
Nilai Tertinggi
301,20
Nilai Terendah
162,73
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa rata-rata hasil test scott motor ability (kemampuan gerak dasar) yang dimiliki para siswa adalah sebesar 209,62 dengan standar deviasi/simpangan sebesar 33,12 dimana skor tertinggi adalah 301,20 sedangkan skor terendah adalah 162,73.
86
Rincian secara detail terkait klasifikasi kemampuan gerak dasar para siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten berdasarkan panduan acuan normatif dapat dilihat dari tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Klasifikasi Kemampuan Gerak Dasar Siswa Klasifikasi
Rentang Interval
f
%
Rendah
< 209
30
60
Sedang
209 – 255
15
30
Tinggi
> 255
5
10
50
100
TOTAL
Pada tabel di atas, tampak bahwa dari 50 orang siswa SMA Negeri Cahaya Madani yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, 30 orang diantaranya atau 60% dari total responden memiliki kemampuan gerak dasar yang termasuk pada kategori rendah berdasarkan patokan acuan normatif kelompok dengan skor kurang dari 209. 15 orang lainnya atau 30% dari total responden memiliki kemampuan gerak dasar yang termasuk pada kategori sedang berdasarkan patokan acuan normatif kelompok dengan skor antara 209 - 225. Sedangkan sisanya sebanyak 5 orang atau 10% dari total responden memiliki kemampuan gerak dasar yang termasuk pada kategori tinggi berdasarkan patokan acuan normatif kelompok dengan skor lebih dari 255. Perbandingan lebih jelas antara jumlah siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar dengan kategori rendah, sedang dan tinggi berdasarkan patokan acuan normatif kelompok tampak pada gambar berikut.
87
30
Jumlah Siswa
25 20 15
30
10
15
5
5
0 < 209 (Rendah)
209 - 255 (Sedang)
> 255 (Tinggi)
Kemampuan Gerak Dasar
Gambar 4.2 Perbandingan Klasifikasi Kemampuan Gerak Dasar Siswa
Berdasarkan gambar di atas, tampak bahwa berdasarkan patokan acuan normatif kelompok, jumlah siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar dengan kategori rendah masih sangat mendominasi dibanding siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar dengan de kategori sedang atau rendah. Sebagaimana telah di awal, kemampuan gerak dasar siswa diukur berdasarkan empat indikator yakni 1) basket ball throw; 2) dash; 3) 3 wall pass; dan 4) standing broad jump. jump Kontribusi masing-masing masing indikator tersebut terhadap kemampuan gerak dasar siswa dengan berpatokan pada fungsi test Scott Motor Ability setelah data diubah ke dalam bentuk t skor adalah sebagaimana ditunjukkan tabel 4.5 berikut.
88
Tabel 4.5 Kontribusi Masing asing-masing masing Indikator terhadap Kemampuan Gerak Dasar Indikator Basket Ball thraw Dash Wall pass Standing broad jump Test Scott Motor Ability
Rata-rata Skor 34,93 99,69 50,00 25,00 209,62
% Kontribusi 16 16,67 47 47,56 23 23,85 11 11,93 100
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa kemampuan gerak dasar siswa yang diukur berdasarkan fungsi test scott motor ability lebih didominasi oleh kemampuan dash yakni 47,56%. Urutan kedua setelah dash adalah wall pass yakni 23,85%, selanjutnya basket ball thraw sebesar 16,67%, dan yang terakhir atau paling kurang dikuasai siswa dalam kemampuan gerak dasar adalah standing broad jump dengan persentase kontribusi sebesar 11,93%. Perbandingan skor persentase kontribusi masing-masing masing masing indikator terhadap kemampuann gerak dasar siswa dapat dilihat pada gambar berikut.
47.56% Persentase Kontribusi
50.00% 40.00% 23.85%
30.00% 20.00%
16.67% 11.93%
10.00% 0.00% Basket Ball thraw
Dash
Wall pass
Standing broad jump
Gambar 4.3 Perbandingan Persentase Kontribusi Masing-masing masing Indikator terhadap Kemampuan Gerak Dasar
89
c. Penguasaan Keterampilan Bolabasket Keterampilan bola basket dalam penelitian ini merupakan skor total yang diperoleh siswa dari hasil pengukuran berdasarkan pada kemampuan teknik dasar bola basket yakni passing, shooting, dan dribbling masing-masing selama 30 detik. Adapun data hasil penelitian tentang penguasaan keterampilan bola basket yang dimiliki para siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten adalah sebagaimana ditunjukkan tabel berikut. Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Data Hasil Penelitian Variabel Penguasaan Keterampilan Bola Basket Masing-masing Indikator Indikator Passing Shooting Dribbling
Rata-rata
St. Deviasi
13,18 9,14 7,18
6,83 3,52 4,97
Skor Tertinggi 29 15 15
Skor Terendah 0 2 0
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa rata-rata kemampuan passing dalam permainan bola basket yang dimiliki para siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten adalah 13,18 dengan standar deviasi/simpangan sebesar 6,83 dimana skor tertinggi adalah 29 sedangkan skor terendah adalah 0. Rata-rata kemampuan shooting dalam permainan bola basket yang dimiliki para siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten adalah 9,14 dengan standar deviasi/simpangan sebesar 3,52 dimana skor tertinggi adalah 15 sedangkan skor terendah adalah 2. Adapun rata-rata kemampuan dribbling dalam permainan bola basket yang dimiliki para siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten adalah 7,18 dengan
90
standar deviasi/simpangan sebesar 4,97 dimana skor tertinggi adalah 15 sedangkan skor terendah adalah 0. Skor-skor hasil pengukuran ketiga indikator tersebut selanjutnya diubah ke dalam bentuk t skor untuk kemudian dihitung total skor penguasaan keterampilan bola basket secara umum. Hasil total skor penguasaan keterampilan bola basket para siswa SMA Negeri Cahaya Madani adalah sebagaimana ditunjukkan tabel berikut.
Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Data Hasil Penelitian Variabel Penguasaan Keterampilan Bola Basket Indikator
Rata-rata
Nilai Rata-rata
150,0
St. Deviasi
14,40
Nilai Tertinggi
181,60
Nilai Terendah
120,70
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa rata-rata hasil penguasaan keterampilan bola basket yang dimiliki para siswa adalah sebesar 150,0 dengan standar deviasi/simpangan sebesar 14,40 dimana skor tertinggi adalah 181,60 sedangkan skor terendah adalah 120,70. Rincian secara detail terkait klasifikasi penguasaan keterampilan bola basket para siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten berdasarkan panduan acuan normatif dapat dilihat dari tabel 4.7 berikut.
91
Tabel 4.8 Klasifikasi Penguasaan Keterampilan Bola Basket Klasifikasi
Rentang Interval
f
%
Rendah
< 142
13
26,0
Sedang
142 – 161
25
24,0
Tinggi
> 161
12
50,0
50
100
TOTAL
Pada tabel di atas, tampak bahwa dari 50 orang siswa SMA Negeri Cahaya Madani yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, 13 orang diantaranya atau 26% dari total responden memiliki penguasaan keterampilan bola basket yang termasuk pada kategori rendah berdasarkan patokan acuan normatif kelompok dengan skor kurang dari 142. 25 orang lainnya atau 50% dari total responden memiliki penguasaan keterampilan bola basket yang termasuk pada kategori sedang berdasarkan patokan acuan normatif kelompok dengan skor antara 142 161. Sedangkan sisanya sebanyak 12 orang atau 24% dari total responden memiliki penguasaan keterampilan bola basket yang termasuk pada kategori tinggi berdasarkan patokan acuan normatif kelompok dengan skor lebih dari 161. Perbandingan lebih jelas antara jumlah siswa yang memiliki penguasaan keterampilan bola basket dengan kategori rendah, sedang dan tinggi berdasarkan patokan acuan normatif kelompok tampak pada gambar berikut.
92
25
Jumlah Siswa
20 15 25 10 13
12
5 0 < 142 (Rendah)
142 - 161 (Sedang)
> 161 (Tinggi)
Penguasaan Keterampilan Bola Basket
Gambar 4.4 Perbandingan Klasifikasi Penguasaan Keterampilan Bola Basket Berdasarkan gambar di atas, tampak bahwa berdasarkan patokan acuan normatif kelompok, jumlah siswa yang memiliki penguasaan keterampilan bola basket dengan kategori sedang cukup mendominasi dibanding siswa yang memiliki penguasaan keterampilan bola basket dengan kategori rendah atau tinggi. Sebagaimana telah di awal, keterampilan bola basket siswa diukur berdasarkan tiga indikator yakni 1) passing; 2) shooting; dan 3) 3 dribbling. Kontribusi masing-masing masing indikator tersebut terhadap keterampilan bola basket siswa berdasarkan rata-rata rata skor mentah yang dihasilkan masing-masing masing indikator adalah sebagaimana ditunjukkan tabel 4.9 berikut.
93
Tabel 4.9 Kontribusi Masing-masing Masing masing Indikator terhadap Keterampilan Bola Bakset Indikator Passing Shooting Dribbling Keterampilan Bola Basket
Rata-rata Skor 13,18 9,14 7,18 29,50
% Kontribusi 44 44,68 30 30,98 24 24,34 100
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa keterampilan bola basket siswa yang diukur berdasarkan tiga indikator utama keterampilan bola basket lebih didominasi oleh kemampuan passing yakni 44,68%. Urutan kedua setelah passing adalah shooting yakni 30,98%, dan dan yang terakhir atau paling kurang dikuasai siswa dalam keterampilan bola basket adalah dribbling dengan persentase kontribusi sebesar 24,34%. Perbandingan skor persentase kontribusi masing-masing masing masing indikator terhadap keterampilan bola basket siswa dapat dilihat dilihat pada gambar berikut.
Persentase Kontribusi
50.00%
44.68%
40.00%
30.98% 24.34%
30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Passing
Shooting
Dribling
Gambar 4.5 Perbandingan Persentase Kontribusi Masing-masing masing Indikator terhadap Keterampilan Bola Basket
94
2. Analisis Data Hasil Penelitian a. Uji Normalitas Data Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal (data tersebar secara normal). Distribusi data dikatakan tersebar secara normal apabila nilai sig > α. Sebaliknya, data dikatakan tidak tersebar secara normal apabila nilai sig < α. Berdasarkan pengolahan data dengan bantuan SPSS (Statistical Product and service sollution) yang dilakukan dengan menggunakan rumus One–Sample Kolmogorov-Smirnov, diperoleh hasil bahwa semua data dalam penelitian ini adalah normal. Sebab, nilai signifikansi masing-masing variabel yakni motivasi olahraga (X1) sebesar 0,389, kemampuan gerak dasar (X2) sebesar 0,156, dan penguasaan keterampilan bola basket (Y) sebesar 0,884. Dengan demikian, karena signifikansi semua variabel > α (0,05) maka data semua variabel dapat dikatakan berdistribusi normal sehingga layak untuk dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik yaitu analisis regresi. Hasil pengujian data yang dilakukan dengan One-Sample Kolmogorov-Smirnov sebagaimana telah diuraikan di atas dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas dengan One- Sample Kolmogorov – Smirnov Variabel
Signifikansi
Keterangan
Motivasi olahraga (X1)
0,389
Normal
Kemampuan gerak dasar (X2)
0,156
Normal
Penguasaan keterampilan bola basket (Y)
0,884
Normal
95
b. Hasil Estimasi Regresi Sederhana Analisis dalam model penelitian ini terdiri dari model regresi linear sederhana dan model regresi berganda. Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui kontribusi variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara masing-masing/parsial. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui besarnya pengaruh motivasi olahraga dan kemampuan gerak dasar secara parsial terhadap penguasaan keterampilan bola basket Siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten . Hasil analisis regresi sederhana atas dua variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini. 1) Koefisien Korelasi antar Variabel-variabel X dengan variabel Y Berdasarkan hasil analisis, diketahui koefisien korelasi antar variabelvariabel independent (X1 dan X2) dengan variabel dependen (Y), adalah sebagai berikut: Tabel 4.11 Koefisien Korelasi antar Variabel-Variabel X dengan Variabel Y Variabel Koef. Korelasi Nilai Sign. X1 – Y 0,575 0,000 X2 – Y 0,639 0,000 Sumber: hasil perhitungan dengan SPSS
Keterangan Signifikan Signifikan
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa hubungan variabel X1 dan X2 dengan variabel Y signifikan pada alpha = 0.05 karena nilai signifikansi dari masing-masing variabel masih lebih kecil dari 0.05. Variabel X1 (motivasi olahraga) memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan variabel Y (Penguasaan keterampilan bola basket) dengan koefisien 0,575 sehingga termasuk pada kategori sangat cukup. Adapun variabel
96
X2 (kemampuan gerak dasar) juga memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan variabel Y (Penguasaan keterampilan bola basket) dimana koefisiennya adalah sebesar 0,639 sehingga termasuk pada kategori kuat/tinggi.
2) Model-model Persamaan Regresi Sederhana Hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil analisis statistik atas model regresi menghasilkan persamaan-persamaan regresi sederhana sebagaimana ditunjukkan tabel 4.12 berikut.
Tabel 4.12 Nilai Penduga Koefesien Regresi Model I II
Variabel (Constant) X1 (Constant) X2
Koef. b 84,646 0,517 91,724 0,278
thitung
Sign
4,868
0,000
5,760
0,000
R2
Fhitung
Sign.
0,331
23,698
0,000
0,409
33,183
0,000
Berdasarkan tabel di atas dapat dibuat persamaan-persamaan regresi linear sederhana untuk masing-masing variabel bebas sebagai berikut: Y = 84,646 + 0,517X1
R2 = 0,331
Y = 91,724 + 0,278X2
R2 = 0,409
Pada model persamaan regresi yang pertama, tampak bahwa nilai konstanta sebesar 84,646 menunjukkan bahwa jika diasumsikan tidak ada variabel X1 yang mempengaruhi, maka penguasaan keterampilan bola basket siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten adalah sebesar 84,646. Koefisien 0,517 pada X1 menunjukkan bahwa apabila motivasi olahraga para siswa meningkat sebesar satu satuan, maka penguasaan keterampilan bola basket akan meningkat sebesar 0,517
97
poin dengan koefisien determinasi/derajat keberpengaruhan sebesar 0,331 atau 33,1%. Uji hipotesis atas model regresi yang dihasilkan dilakukan dengan uji F yang diperoleh melalui tabel anova. Pada tabel 4.9 di atas tampak bahwa nilai Fhitung dari model regresi pertama atas variabel X1 lebih besar dari Ftabel pada alpha 0,05 dan dk1 = 1, dk2 = 48 sebesar 4,043. Selain itu nilai signifikansinya lebih kecil dari pada alpha 0,05. Dapat disimpulkan koefisien regresi signifikan dan model regresi tersebut layak dijadikan sebagai alat prediksi variabel Y. Dengan kata lain motivasi olahraga benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan keterampilan bola basket Siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten. Dari perhitungan koefisien arah regresi diperoleh nilai thitung sebesar 4,868, dengan dk 48 pada taraf nyata α = 0,05 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,011. Hasil tersebut menunjukkan bahwa angka thitung (4,868) lebih besar daripada ttabel (2,011). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien arah regresi signifikan. Hal ini juga menunjukkan bahwa penguasaan keterampilan bola basket (Y) tergantung pada motivasi olahraga (X). Model persamaan regresi variabel motivasi olahraga atas penguasaan keterampilan bola basket juga dapat ditunjukkan melalui gambar interaktif model regresi sebagai berikut.
98
Dot/Lines show Means
180.00
Keterampilan Bola Basket
Linear Regression
Keterampilan Bola Basket = 84.65 + 0.52 * X1 R-Square = 0.33
160.00
140.00
120.00 110.00
120.00
130.00
140.00
150.00
160.00
Motiva si Olahraga
Gambar 4.6 Gambar Interaktif Model Regresi Variabel X1 atas variabel Y Selanjutnya, pada model persamaan regresi yang kedua, tampak bahwa nilai konstanta sebesar 91,724 menunjukkan bahwa jika diasumsikan tidak ada variabel X2 yang mempengaruhi, maka penguasaan keterampilan bola basket siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten adalah sebesar 91,724. Koefisien 0,278 pada X2 menunjukkan bahwa apabila kemampuan gerak dasar para siswa meningkat sebesar satu satuan, maka penguasaan keterampilan bola basket juga akan meningkat sebesar 0,278 poin dengan koefisien determinasi/derajat keberpengaruhan sebesar 0,409 atau 40,9%. Uji hipotesis atas model regresi yang dihasilkan dilakukan dengan uji F yang diperoleh melalui tabel anova. Pada tabel 4.9 di atas tampak bahwa nilai Fhitung dari model regresi kedua di atas lebih besar dari Ftabel (33,183 > 4,043). Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi signifikan dan model regresi tersebut layak dijadikan sebagai alat prediksi variabel Y. Dengan kata lain kemampuan gerak dasar benar-benar berpengaruh secara signifikan
99
terhadap penguasaan keterampilan bola basket siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten. Dilihat berdasarkan perhitungan koefisien arah regresi diperoleh nilai thitung sebesar 5,760 lebih besar dari pada nilai ttabel sebesar 2,011. Dengan demikian maka koefisien arah regresi pada variabel X2 juga signifikan. Hal ini juga menunjukkan bahwa penguasaan keterampilan bola basket (Y) tergantung pada kemampuan gerak dasar (X2). Model persamaan regresi variabel kemampuan gerak dasar atas penguasaan keterampilan bola basket juga dapat ditunjukkan melalui gambar interaktif model regresi berikut ini.
180.00
Dot/Lines show Means
Keterampilan Bola Basket
Keterampilan Bola Basket = 91.72 + 0.28 * X2 R-Square = 0.41
Linear Regression
160.00
140.00
120.00 160.00
200.00
240.00
280.00
Kema mpuan Ge rak Da sar
Gambar 4.7 Gambar Interaktif Model Regresi Variabel X2 atas variabel Y c. Hasil Estimasi Regresi Berganda Selain regresi sederhana, Analisis data dalam penelitian ini juga menggunakan model regresi linear berganda. Analisis ini digunakan untuk
100
mengetahui kontribusi variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama. Dari hasil penelitian ini dapat diketahui besarnya pengaruh motivasi olahraga dan kemampuan gerak dasar terhadap penguasaan keterampilan bola basket Siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten . Hasil analisis regresi atas dua variabel independen terhadap variabel dependen dalam penelitian ini adalah sebagaimana akan diuraikan berikut ini.
1) Koefisien Korelasi Variabel-variabel X dengan variabel Y Dalam hal ini, koefisien korelasi yang dimaksud adalah hubungan antara semua variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) sebagai berikut:
Tabel 4.13 Koefisien Korelasi Ganda antar Variabel-variabel X dengan Variabel Y Model Koef. Korelasi 1 0,745 Sumber: hasil perhitungan dengan SPSS Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa koefisien korelasi dari semua variabel bebas (X1 dan X2) dengan variabel terikat (Y) adalah sebesar 0,745. Dengan koefisien korelasi sebesar itu, maka kita dapat menyimpulkan bahwa hubungan antara kedua variabel bebas yang diteliti yakni variabel motivasi olahraga (X1) dan kemampuan gerak dasar (X2) terhadap variabel penguasaan keterampilan bola basket (Y) termasuk pada kategori kuat/tinggi.
2) Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah derajat keberpengaruhan variabel-variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat
101
(Y). Hasil uji koefisien determinasi dalam model persamaan regresi ini adalah sebagaimana ditunjukkan tabel berikut. Tabel 4.14 Koefisien Determinasi antara Variabel-variabel X dengan Variabel Y Model Adjusted R2 1 0,555 Sumber: hasil perhitungan dengan SPSS Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa Nilai adjusted R2 adalah sebesar 0,555.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
koefisien
determinasi
(derajat
keberpengaruhan variabel-variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebesar 55,5%. Dengan kata lain, hal ini berarti besarnya sumbangan variabel independen (motivasi olahraga dan kemampuan gerak dasar) terhadap variabel Y adalah sebesar 55,5% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain sebesar 44,5%.
3) Model Persamaan Regresi Hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil analisis statistik atas dua variabel X terhadap variabel Y menghasilkan persamaan regresi sebagaimana ditunjukkan tabel 4.15 berikut.
Tabel 4.15 Nilai Penduga Koefesien Regresi Variabel (Constant)
Koefisien 57,979
Nilai thitung
Sig
Ket -
X1
0,365
3,932
0,000
Ho Ditolak
X2
0,219
4,871
0,000
Ho Ditolak
102
Berdasarkan Tabel di atas dapat dibuat persamaan regresi linear berganda sebagai berikut: Y = 57,979 + 0,365X1 + 0,219X2 Adjusted R2 = 0,555 R = 0,745
Berdasarkan persamaan regresi yang dihasilkan, nilai konstanta sebesar 57,979 berarti bahwa tanpa adanya motivasi olahraga (X1) dan kemampuan gerak dasar (X2), penguasaan keterampilan bola basket siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten adalah sebesar 57,979. Koefisien 0,365 pada motivasi olahraga (X1) menunjukkan bahwa apabila motivasi olahraga meningkat sebesar satu satuan, maka penguasaan keterampilan bola basket akan meningkat sebesar 0,365. Artinya, semakin tinggi/baik motivasi olahraga, maka semakin tinggi pula penguasaan keterampilan bola basket yang domiliki para siswa, begitu pula sebaliknya. Selanjutnya, koefisien 0,219 pada kemampuan gerak dasar (X2) menunjukkan bahwa apabila kemampuan gerak dasar para siswa naik sebesar satu satuan, maka penguasaan keterampilan bola basket mereka pun akan meningkat sebesar 0,219. Artinya, semakin tinggi kemampuan gerak dasar dimiliki seorang siswa, maka semakin tinggi pula penguasaan mereka terhadap keterampilan bola basket, begitu pula sebaliknya.
103
4) Uji Signifikansi a) Uji F Hasil uji F atas model persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut: Tabel 4.16 Hasil Uji F Model
Fhitung
FTabel
Sig.
1 29,321 3,195 0,000 Sumber: hasil perhitungan dengan SPSS
Keterangan Signifikan
Uji hipotesis melalui uji F diperoleh melalui tabel anova. Pada tabel di atas tampak bahwa nilai F test adalah sebesar 29,321 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Uji hipotesis dilakukan dengan membandingkan antara F hitung terhadap F tabel dengan langkah-langkah sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya. Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa nilai Fhitung sebesar 29,321 > Ftabel sebesar 3,195. Oleh karena itu, maka semua variabel secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan keterampilan bola basket siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten.
b) Uji t Hasil pengujian pengaruh masing-masing variabel secara parsial terhadap penguasaan keterampilan bola basket adalah sebagaimana ditunjukkan tabel berikut.
104
Tabel 4.17 Hasil Uji t Variabel Independen Thitung Motivasi olahraga (X1) 3,932 Kemampuan gerak dasar (X2) 4,871 sumber : hasil perhitungan dengan SPSS
ttabel 2,012 2,012
Sig. Keterangan 0,000 Signifikan 0,000 Signifikan
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa hasil uji t pada variabel motivasi olahraga (X1) dan variabel kemampuan gerak dasar (X2) signifikan. Hal tersebut didasarkan pada nilai signifikansi masing-masing variabel yang lebih kecil dari 0,05. Selain itu, nilai thitung pada masing-masing variabel yaitu 3,932 dan 4,871 lebih besar daripada ttabel sebesar 2,012. Dengan demikian, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya kedua variabel tersebut yakni motivasi olahraga (X1) dan kemampuan gerak dasar (X2) secara parsial memiliki pengaruh yang sigifikan terhadap penguasaan keterampilan bola basket.
5) Uji Asumsi Klasik a) Multikolinieritas Salah satu alternatif untuk mendeteksi multikolinieritas yaitu melalui faktor varian inflasi (VIF, Variance Inflation Factor) yang bisa dilihat pada tabel di berikut. Tabel 4.18 Nilai VIF & Tolerance Model I
Motivasi olahraga Kemampuan gerak dasar sumber : hasil perhitungan dengan SPSS
Collinearity Statistic Tolerance VIF 0,887 1,127 0,887 1,127
105
Hasil pengolahan data menunjukkan nilai VIF untuk variabel X1 (motivasi olahraga) dan X2 (kemampuan gerak dasar) adalah sebesar 1,127. Karena nilai VIF dari variabel bebas adalah kecil, yaitu di bawah 5, dengan demikian variabelvariabel tersebut tidak mempunyai persoalan multikolinieritas.
b) Heteroskedastisitas Hasil pengujian SPSS terkait persoalan heteroskedastis ditunjukkan melalui gambar berikut: Dependent Variable: Keterampilan Bola Basket
Regression Standardized Residual
3
2
1
0
-1
-2 -2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 4.8 Scatter Plot
Grafik plot untuk model regresi di atas tidak menunjukkan pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan tidak mengalami heterokedastisitas.
c) Autokorelasi Pengujian yang digunakan untuk mengetahui autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson. Hasil pengujian Durbin-Watson dengan bantuan SPSS
106
diperoleh nilai Durbin-Watson 1,657. Nilai dU dan dL pada k = 2 dan n = 50 masing-masing adalah 1,63 dan 1,46. Berdasarkan kriteria penentuan adanya autokorelasi atau tidak dalam model yang telah dibahas pada bab III, maka nilai dW berada pada rentang dU < dW < 4 – dU atau (1,63) < 1,657 < (4 – 1,63) 1,63 < 1,657 < 2,37. Hal ini menunjukkan bahwa memang tidak ada masalah autokorelasi pada model regresi. (Santosa, 2005: 241).
B. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan ini dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dari lapangan beserta kajian teori yang telah dijelaskan dalam bab II. Pembahasan
dalam
penelitian
ini
bertujuan
untuk
menerangkan
menginterpretasikan hasil penelitian dan tujuan penelitian.
dan
Pembahasannya
dilakukan dari dua segi, yaitu hasil deskripsi tiap variabel dan hasil analisis korelasi antar variabel. Hasil analisis deskripsi tiap variabel menunjukkan bahwa: Pertama, variabel motivasi olahraga diperoleh skor total 8020 dari skor ideal 11000. Jadi persentase ketercapaian motivasi olahraga berdasarkan semua indikator sebesar 72,90%.
Ini menunjukkan bahwa motivasi olahraga yang
dimiliki oleh siwa SMA Negeri Cahaya Madani cukup tinggi. Secara umum variabel motivasi olahraga siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten yang menjadi sampel dalam penelitian ini berdasarkan masingmasing indikator sebagai berikut:
107
1) Kebutuhan pekerjaan, dengan persentase ketercapaian 78,00%. Indikator ini menduduki urutan pertama dari 14 indikator lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten merasa butuh untuk berolahraga karena kejenuhan dalam berpikir yang sehari-harinya selalu berkutat dengan pelajaran-pelajaran yang menuntut untuk berpikir secara maksimal. Mereka belajar mulai dari jam.07.00 pagi sampai jam 16.00 sore. Belum lagi pada malam harinya mereka belajar materi keasramaan mulai jam 20.00 sampai jam 21.30. Selebihnya mereka juga harus mengerjakan tugastugas mandiri di asrama. Karena padatnya kegiatan belajar para siswa, sehingga mereka merasa butuh melakukan kegiatan olahraga. Oleh karena itu disarankan kepada pihak sekolah agar melengkapi sarana prasarana olahraga yang ada di SMA Negeri Cahaya Madani Banten. 2) Hobi olahraga, dengan persentase ketercapaian 77,07%.
Indikator ini
menduduki urutan ke dua. Ini menggambarkan bahwa sebagian besar siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten memiliki hobi berolahraga walaupun tidak pada satu cabang olahraga saja. kebutuhan fisik untuk digerakkan.
Hal ini terjadi karena tuntutan
Karena mereka beranggapan dengan
berolahraga badan menjadi fresh, segar dan menyenangkan.
Mereka
cenderung melakukan kegiatan olahraga beregu seperti bermain softball, bola basket, futsal dan lain sebagainya. 3) Bentuk tubuh, dengan persentase ketercapaian 76,72%.
Indikator ini
menduduki urutan ke tiga. Hal ini dipredikasi bahwa siswa SMA Negeri
108
Cahaya Madani Banten sebagian besar perempuan. Sehingga keinginan bentuk tubuh yang ideal umumnya diharapkan oleh kalangan anak-anak remaja perempuan. 4) Urutan ke empat indikator melepaskan ketegangan psikis dengan skor ketercapaian sebesar 76,40%.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa SMA
Negeri Cahaya Madani Banten memang membutuhkan suatu keadaan dan kondisi lingkungan sekolah yang dapat melepaskan ketegangan psikis, karena sehari-hari mereka hidup di asrama yang dapat membuat mereka mencapai titik jenuh. Karena mereka selalu hidup bersama dengan orang yang berada dalam lingkungan asrama secara terus menerus.
Mereka diperbolehkan
bertemu dengan orang tunya satu bulan satu kali pada minggu pertama awal bulan. Oleh karena itu disarankan kepada pengambil kebijakan sekolah agar membuat rencana kegiatan yang dapat menghilangkan rasa jenuh para siswa seperti kegiatan outbond , studi tour, studi lapangan ke pantai dan lain-lain. 5) Kemudian urutan kelima adalah indikator hubungan sosial dengan orang lain skor ketercapaian sebesar 76,24%. Hal ini menggambarkan bahwa siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten membutuhkan hubungan komunikasi dengan orang lain di luar lingkungan asrama. Ini terbukti dengan rutinitas mereka membuka facebooknya di internet dan mereka berkomunikasi dengan orang lain lewat facebook.
Sering mereka berkomunikasi dengan para
alumninya di facebook, berkomunikasi tentang berbagai hal tentang perkembangan SMA Negeri Cahaya Madani. Hubungan sosial bagi siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten menjadi hal penting untuk menambah
109
pengetahuan dan pengalaman baru. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dalam jurnal Christina M. Frederick, Richard M. Ryan (1993,Vol.16) :
Their results showed that women rated tension release and social factors as top reasons for participation whereas men rated health and fitness most highly as motives for participation. When sex differences were examined in a multivariate framework, it was found that men showed higher competition motives than women, whereas women showed higher social experience and tension release motives than men. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa bagi perempuan faktor-faktor sosial sebagai alasan utama untuk berpartisipasi dalam olahraga sedangkan laki-laki nilai kesehatan dan kebubagaran yang paling tinggi sebagai motif untuk berpartisifasi. Selanjutnya pria menunjukkan motif persaingan lebih tinggi daripada perempuan, sedangkan perempuan pengalaman sosial dan motif melepaskan ketegangan lebih tinggi daripada pria. Lima indikator dari 15 indikator motivasi olahraga, yang dapat penulis utarakan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan fisik dan psikis tidak dapat dipisahkan karena antara kebutuhan yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan saling menopang. Hal ini sejalan dengan pendapat Maslow (1993:46) yang mengatakan bahwa, “…walaupun suatu kebutuhan telah terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi perilaku, hanya intensitasnya lebih kecil, karena kebutuhan-kebutuhan manusia saling tergantung dan saling menopang”. Ke dua, variabel kemampuan gerak dasar diperoleh skor total dari hasil Test Scott Motor Ability sebesar 5000. Dengan r hitung sebesar 0,581, sedangkan r tabel sebesar 0,270.
Hal ini menunjukkan bahwa tes tersebut reliabel.
110
Berdasarkan hasil analisis pada variabel kemampuan gerak dasar ditemukan bahwa: Indikator dash (lari cepat) memberikan kontribusi yang paling besar pada kemampuan gerak dasar dengan persentase kontribusi sebesar 47,56%. Hal ini diprediksi karena indikator ini tidak terlalu kompleks. Komponen kemampuan geraknya adalah kekuatan dan kecepatan. Selanjutnya indikator yang kedua adalah wall pass memberikan kontribusi sebesar 23,85%. Komponen kemampuan gerak pada indikator ini diperlukan koordinasi antara mata, tangan dan kekuatan otot lengan. Indikator basket ball thraw memberikan kontribusi sebesar 16,67% pada kemampuan gerak dasar. Hal ini diprediksi bahwa komponen kemampuan gerak dasar yang diperlukan pada indikator ini adalah kekuatan, kelentukan,dan explosiv power . Pada komponen ini, karena mayoritas sampelnya perempuan dan mereka kurang memiliki kekuatan dan daya ledak otot lengan yang baik. Sehingga hasil lemparan bola basket tidak terlalu jauh. Indikator yang terakhir adalah standing broad jump. Indikator ini memberikan kontribusi sebesar 11,93%.
Komponen kemampuan gerak dasar
yang terdapat dalam standing broad jump adalah power otot tungkai, kekuatan otot tungkai. Indikator ini memberikan kontribusi paling rendah karena sampel penelitian kebanyakan perempuan dan mereka memiliki power otot tungkai dan kekuatan otot tungkai yang kurang bagus. Ke tiga, variabel penguasaan keterampilan bola basket dengan skor total 3750, dengan r hitung sebesar 0,491 sedangkan r tabel 0,270.
Hal ini
111
membuktikan bahwa tes tersebut reliabel. Dengan validitas tiap-tiap item tes sebagai berikut: ( 1) validitas tes passing r = 0,887, (2) validitas tes shooting r = 0,500, dan (3) validitas dribbling r = 0,623. Jadi validitas tes yang digunakan oleh penulis dikatakan valid. Berdasarkan hasil deskripsi setiap variabel penelitian tersebut di atas, menunjukkan bahwa : a)
Pada model persamaan regresi yang pertama, tampak bahwa nilai konstanta sebesar 84,646 menunjukkan bahwa jika diasumsikan tidak ada variabel X1 yang mempengaruhi, maka penguasaan keterampilan bola basket siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten adalah sebesar 84,646. Koefisien 0,517 pada X1 menunjukkan bahwa apabila motivasi olahraga para siswa meningkat sebesar satu satuan, maka penguasaan keterampilan bola basket akan meningkat sebesar 0,517 poin dengan koefisien determinasi/derajat keberpengaruhan sebesar 0,331 atau 33,1%. Hal ini dapat dilihat melalui persamaan regresi Y = 84,646 + 0,517 X1.
b) Selanjutnya, pada model persamaan regresi yang kedua, tampak bahwa nilai konstanta sebesar 91,724 menunjukkan bahwa jika diasumsikan tidak ada variabel X2 yang mempengaruhi, maka penguasaan keterampilan bola basket siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten adalah sebesar 91,724. Koefisien 0,278 pada X2 menunjukkan bahwa apabila kemampuan gerak dasar para siswa meningkat sebesar satu satuan, maka penguasaan keterampilan bola basket juga akan meningkat sebesar 0,278 poin dengan koefisien determinasi/derajat keberpengaruhan sebesar 0,409 atau 40,9%.
112
Hal ini dapat dilihat melalui persamaan regresi Y = 91,724 + 0,278X2. c)
Berdasarkan persamaan regresi ganda yang sebesar
dihasilkan,
nilai
konstanta
57,979 berarti bahwa tanpa adanya motivasi olahraga (X1) dan
kemampuan gerak dasar (X2), penguasaan keterampilan bola basket siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten adalah sebesar 57,979. Koefisien 0,365 pada motivasi olahraga (X1) menunjukkan bahwa apabila motivasi olahraga meningkat sebesar satu satuan, maka penguasaan keterampilan bola basket akan meningkat sebesar 0,365. Artinya, semakin tinggi/baik motivasi olahraga, maka semakin tinggi pula penguasaan keterampilan bola basket yang domiliki para siswa, begitu pula sebaliknya. Selanjutnya, koefisien 0,219 pada kemampuan gerak dasar (X2) menunjukkan bahwa apabila kemampuan gerak dasar para siswa naik sebesar satu satuan, maka penguasaan keterampilan bola basket mereka pun akan meningkat sebesar 0,219. Artinya, semakin tinggi kemampuan gerak dasar dimiliki seorang siswa, maka semakin tinggi pula penguasaan mereka terhadap keterampilan bola basket, begitu pula sebaliknya. Hal ini dapat dilihat melalui persamaan regresi ganda sebagai berikut: Y = 57,979 + 0,365X1 + 0,219X2 Adjusted R2
= 0,555
R = 0,745 1. Pengaruh Motivasi olahraga terhadap Penguasaan Keterampilan Bola Basket Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan ditemukan bahwa nilai
113
Fhitung sebesar 29,321 > Ftabel sebesar 3,195. Oleh karena itu, maka semua variabel X1 (motivasi olahraga) dan X2 (Kemampuan gerak dasar) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Y (penguasaan keterampilan bola basket). Hal ini mengindikasikan bahwa penguasaan keterampilan bola basket para siswa ditentukan oleh tinggi rendahnya motivasi olahraga yang dimiliki para siswa itu sendiri. Dengan kata lain baik tidaknya motivasi olahraga akan berpengaruh terhadap penguasaan keterampilan bola basket. Apabila motivasi olahraga dipersepsi meningkat ke arah yang positif, maka hal tersebut akan mengkibatkan penguasaan keterampilan bola basket juga meningkat, sebaliknya apabila motivasi olahraga dinilai mengalami perubahan ke arah negatif atau jelek maka penguasaan keterampilan bola basket juga akan mengalami penurunan/kemunduran. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa semua variabel prediktor yang diteliti mengenai motivasi olahraga mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan penguasaan keterampilan bola basket. Oleh karena itu, untuk mencapai penguasaan keterampilan bola basket, semua faktor yang berkaitan dengan penguasaan keterampilan bola basket tersebut harus diperhatikan. 2. Pengaruh Kemampuan Gerak Dasar terhadap Penguasaan Keterampilan Bola Basket Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan ditemukan bahwa kemampuan gerak dasar, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penguasaan keterampilan bola basket. Hal ini mengindikasikan bahwa penguasaan keterampilan bola basket para siswa SMA Negeri Cahaya Madani Banten
114
ditentukan oleh tinggi rendahnya kemampuan gerak dasar yang dimiliki pada siswa itu sendiri. Dengan kata lain tinggi rendahnya kemampuan gerak dasar yang dimiliki para siswa akan berpengaruh terhadap penguasaan keterampilan bola basket. Apabila kemampuan gerak dasar para siswa meningkat maka hal tersebut akan mengkibatkan penguasaan keterampilan bola basket juga meningkat, sebaliknya apabila kemampuan gerak dasar siswa menurun maka penguasaan keterampilan bola basket juga akan mengalami penurunan/kemunduran. 3.
Pengaruh Motivasi Olahraga dan Kemampuan Gerak Dasar terhadap Penguasaan Keterampilan Bola Basket Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan ditemukan bahwa secara
bersama-sama motivasi olahraga dan kemampuan gerak dasar berhubungan dengan penguasaan keterampilan bola basket. Artinya meningkatnya motivasi olahraga dan kemampuan gerak dasar diikuti dengan meningkatnya penguasaan keterampilan bola basket, demikian pula sebaliknya.
Sifat hubungan yang
demikian melahirkan pemikiran bahwa penguasaan keterampilan bola basket dapat ditelusuri, dijelaskan, atau bahkan diramalkan dari motivasi olahraga dan kemampuan gerak dasarnya. Hal ini dapat dilihat pada persamaan regresi ganda Y = 57,979 + 0,365X1 + 0,219 X2.
115