33
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan atas Pendapatan dan Beban PT. XYZ PT. XYZ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengelolaan gedung dan jasa lainnya. Perusahaan ini telah menerapkan penerapan perencanaan pajak (tax planning) sebagai upaya meminimalkan pajak penghasilannya. Implementasi perencanaan pajak yang dilakukan pada dasarnya adalah dengan mempertimbangkan aspek perpajakan dan memilih alternatif yang menimbulkan beban pajak yang paling kecil melalui strategi penghematan pajak yang sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 :
34
Berikut penjelasan dari Laporan Keuangan PT XYZ setelah perusahaan melakukan penerapan perencanaan pajak (tax planning) atas pendapatan dan beban diatas sebagai berikut: 1. Pendapatan Pelaporan pendapatan usaha dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam yaitu pendapatan yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan dan pendapatan dari luar operasional perusahaan. Pendapatan usaha yang berasal dari kegiatan
perusahaan selama tahun 2009 sebesar Rp.
35
276.314.452.480,- sedangkan pendapatan usaha yang berasal dari luar kegiatan usaha selama tahun 2009 sebesar Rp. 138.533.947,- yakni merupakan keuntungan atas pengalihan asset perusahaan.
2. Beban Usaha Beban ini merupakan biaya – biaya yang digunakan perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan administrasi dan operasional perusahaan dan biaya – biaya lainnya yang menurut peraturan perpajakan dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Adapun rincian perencanaan pajak atas beban usaha adalah sebagai berikut : 1) Gaji Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan kepada karyawan dalam bentuk gaji, THR, tunjangan telepon dan BBM, tunjangan perumahan, tunjangan PPh Pasal 21, dan tunjangan lain selama tahun 2009 yang dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto sesuai pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh. Berikut penjelasan tax planning atas akun gaji : Biaya gaji (laporan fiskal perusahaan)
Rp. 201.108.985.553,-
Tax planning gaji (dalam bentuk tunjangan)
Rp.
Komponen gaji setelah tax planning
Rp. 201.352.630.725,-
243.645.173,-
2) Biaya Karyawan Pelaksana Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan meliputi untuk penelitian dan pengembangan SDM, pesangon, reimburse pengobatan, pakaian seragam yang dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto sesuai pada pasal 6 ayat (1) huruf a dan f UU PPh. Dalam hal ini, tax planning yang dilakukan perusahaan adalah : Biaya Pelaksana lainnya (laporan fiskal perusahaan)
Rp. 14.815.851.324,-
Tax Planning atas biaya pelaksana lainnya (pemberian logo seragam karyawan, reimburse pengobatan)
Rp.
4.128.597.055,-
Beban karyawan pelaksana setelah tax planning Rp. 18.944.448.379,-
36
3) Perjalanan Dinas Biaya ini merupakan biaya operasional perusahaan yang terkait langsung dengan kegiatan usaha perusahaan berupa perjalanan dinas keluar kota sebesar Rp. 1.304.855.261,- dan dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto sesuai pada pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh. 4) Bahan Baku Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pembelian bahan-bahan baku operasional pekerjaan baik yang bersifat rutin maupun pekerjaan proyek sebesar Rp.41.243.197.458,- yang dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto sesuai pada pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh. 5) Penyusutan PT. XYZ menggunakan metode garis lurus dalam penyusutan seluruh asset perusahaannya. Penyusutan selama tahun 2009 sebesar Rp. 1.281.633.942,- yang dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto sesuai pada pasal 6 ayat (1) huruf b UU PPh. 6) Pemeliharaan dan Perbaikan Biaya ini mencatat pengeluaran perusahaan yang berkenaan dengan pengeluaran rumah tangga kantor, baik berupa perbaikan kantor, service kenderaan dinas maupun pergantian sparepart kenderaan dinas kantor sebesar Rp. 855.516.278,- yang dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto sesuai pada pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh. 7) Sewa Kantor Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan atas sewa kantor untuk kegiatan
operasional
perusahaan
selama
tahun
2009
sebesar
Rp.1.086.400.000,- dan dapat menjadi pengurang penghasilan bruto sesuai pada pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh. 8) Telpon, Listrik & Air Merupakan akun biaya atas penggunaan telpon kantor, listrik dan air dalam
rangka
kegiatan
operasional
perusahaan
sebesar
Rp.
1.049.745.962,- yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto sesuai pada pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh.
37
9) ATK dan Barang Cetakan & Fotocopy Biaya – biaya yang dikeluarkan perusahaan yang berkenaan dengan pembeliatan alat-alat tulis kantor dan barang cetakan yang digunakan untuk keperluan operasional kantor sebesar Rp. 603.294.147,- yang merupakan biaya yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha dan menjadi pengurang penghasilan bruto sesuai pada pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh. 10) Biaya Rapat Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka rapat kerja manajemen perusahaan seperti RUPS, penyusunan rencana kerja anggaran perusahaan yakni sebesar Rp. 66.648.923,- yang merupakan biaya yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha dan menjadi pengurang penghasilan bruto sesuai pada pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh. 11) Biaya Administrasi Kantor Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membantu berjalannya operasional perusahaan, diantaranya legalitas perusahaan, pengiriman berkas/dokumen, keperluan kantor/karyawan lainnya sebesar Rp. 2.328.859.456,- yang merupakan biaya yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha dan menjadi pengurang penghasilan bruto sesuai pada pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh. 12) BBM, Parkir & Tol Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka kegiatan operasional kantor sebesar Rp. 1.246.276.634,- yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto sesuai pada pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh. 13) Transport Pengeluaran perusahaan yang digunakan untuk kepentigan operasional perusahaan untuk perjalanan yang berada didalam kota, yakni sebesar Rp. 457.701.849,- yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto sesuai pada pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh.
38
14) Beban Administrasi Bank Beban ini untuk mencatat pengeluaran atas biaya yang dibebankan oleh pihak bank kepada perusahaan atas jasa – jasa yang telah diberikan oleh pihak bank yang berupa biaya administrasi bank dan biaya – biaya atas transaksi bank lainnya sebesar Rp. 862.008.198,-
B. Analisa Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan atas Pendapatan dan Beban PT. XYZ PT ABC telah menerapkan perencanaan pajak, namun belum dilakukan secara maksimal, oleh karena itu penulis mencoba untuk menganalisa penerapan perencanaan pajak penghasilan wajib pajak badan PT. XYZ menurut penulis. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 hasil analisa penulis setelah menerapkan perencanaan pajak (tax planning):
39
Berikut adalah penjelasan hasil analisa penulis terhadap penerapan perencanaan pajak atas pendapatan dan beban pada PT XYZ : 1. Pendapatan Perusahaan menetapkan perencanaan pajak penghasilan berupa kebijakan pengakuan pendapatan diakui berdasarkan akrual basis (accrual basis),
40
dimana
perusahaan
mengakui
pendapatan
pada
saat
perusahaan
mempunyai hak untuk melakukan penagihan dari hasil kegiatan usaha atau setelah berakhirnya pekerjaan. Berdasarkan analisi penulis, bahwa penerepan perencanaan pajak atas akun pendapatan telah efisien dan sesuai dengan peraturan perpajakan. 2. Gaji Penerapan perencanaan pajak (tax planning) yang telah dilakukan perusahaan, adalah : Biaya gaji (laporan fiskal perusahaan)
Rp. 201.108.985.553,-
Tax planning gaji (dalam bentuk tunjangan)
Rp.
Komponen gaji setelah tax planning
Rp. 201.352.630.725,-
243.645.173,-
Menurut penulis, strategi perusahaan dalam penerapan perencanaan pajak atas akun gaji ini telah efisien, hal ini dikarenakan atas pemberian fasilitas tunjangan kepada karyawan dapat dijadikan sebagai pengurang atas pajak penghasilan perusahaan yang mengacu pada UU No. No. 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat (1) huruf a. 3. Biaya karyawan pelaksana Biaya karyawan pelaksana (laporan fiskal perusahaan)
Rp. 14.815.851.324,-
Tax Planning atas biaya pelaksana lainny (pemberian logo seragam karyawan, reimburse pengobatan)
Rp.
4.128.597.055,-
Biaya karyawan pelaksana setelah tax planning
Rp. 18.944.448.379,-
Menurut penulis strategi perusahaan dalam penerapan perencanaan pajak atas akun biaya ini telah efisien sesuai dengan UU No. No. 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat (1) huruf a dan f, akan tetapi penggunaan nama akun haruslah lebih diperjelas agar tidak menjadi sesuatu yang dipertanyakan oleh pihak pajak. 4. Telpon, listrik dan air Berdasarkan penelitian penulis, terdapat pemakaian pulsa oleh manager sebesar Rp. 35.611.998,-. yang dimasukkan kedalam biaya telpon kantor.
41
Sesuai KEP-220/PJ/2002, bahwa biaya telpon ini sebesar 50% sebagai pengurang penghasilan bruto perusahaan. Berikut tax planning atas biaya telpon menurut penulis : Biaya telpon, listrik dan air (setelah tax planning perusahaan)
Rp.
1.049.745.962,-
(50% x Rp. 35.611.998)
Rp.
17.805.999,-
Total biaya setelah tax planning
Rp.
1.067.551.961,-
Tax planning biaya telpon
5. Iklan/pemasaran & entertainment Dalam kompenen akun biaya ini, penulis menemukan nominal sebesar Rp. 203.096.000,- merupakan biaya iklan yang digunakan untuk kepentingan pemasaran perusahaan selama 2009. Kompenen biaya ini dapat dijadikan pengurang pajak penghasilan karena merupakan biaya yang digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, yakni mengacu pada UU No. No. 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat (1) huruf a. Kemudian untuk penggunaan nama akun harus lebih diperhatikan agar tidak menjadi pertanyaan oleh pihak pajak, sebagai contoh akun entertainment menurut perpajakan harus mencantumkan daftar nominatif. 6. Sumbangan Menurut perusahaan seluruh sumbangan telah dilakukan koreksi fiskal sebesar Rp. 478.187.800,-, dikarenakan bagi perusahaan hal itu bukan sebagai pengurang penghasilan sesuai dengan UU No. 36 Tahun 2008 pasal 9 ayat (1) huruf g. Namun berdasarkan penelitian penulis, salah satu dari komponen biaya sumbangan tersebut merupakan sumbangan bencana alam nasional di Padang yakni sebesar Rp. 121.000.000,- yang dapat dijadikan sebagai pengurang pajak penghasilan mengacu pada UU No. 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat (1) huruf i.
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, penerapan perencanaan pajak pada PT. XYZ menunjukkan belum dilakukan secara efisien. Hal ini dapat dilihat dengan adanya perbedaan antara besarnya penghasilan kena pajak
42
dan pph badan terutang setelah penerapan tax planning menurut perusahaan dengan hasil analisa penulis :
Dengan demikian besarnya jumlah penghematan pajak yang seharusnya dapat dilakukan oleh perusahaan dengan adanya analisa perencanaan pajak yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut
.
PPh badan terutang menurut perusahaan
Rp. 1.055.535.380,-
PPh badan terutang menurut penulis
Rp.
959.802.821,-
Penghematan pajak
Rp.
95.732.559,-