BAB IV PEMBAHASAN
IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung Dalam menghitung laporan laba rugi perusahaan, terdapat perbedaan antara laporan laba rugi berdasarkan peraturan yang sesuai dengan Standar Akuntansi dengan peraturan yang sesuai dengan peraturan perpajakan. Berdasarkan Standar Akuntansi, biaya- biaya yang berkaitan secara langsung maupun secara tidak langsung dapat dijadikan sebagai pengurang dari pendapatan. Berdasarkan peraturan perpajakan, tidak semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, dapat dijadikan sebagai pengurang. Terdapat ketentuan- ketentuan atas biaya- biaya yang boleh dijadikan sebagai pengurang maupun yang tidak. PT Rysban Jaya Agung telah melakukan perhitungan laporan laba rugi sesuai dengan peraturan perpajakan. Akan tetapi, menurut evaluasi penulis, terdapat koreksi positif atas akun biaya komersial yang menyebabkan laba perusahaan bertambah sehingga menyebabkan jumlah Pajak Penghasilan Badan yang harus dibayar oleh perusahaan. Dalam menghitung jumlah laba fiskal diperlukan evaluasi atas biaya komersial untuk menentukan apakah biaya-biaya komersial tersebut termasuk dalam biaya fiskal atau biaya non fiskal.
Sebelum dilakukan koreksi fiskal, perlu dilakukan evaluasi
terhadap objek pajak penghasilan dan biaya- biaya pada PT Rysban Jaya Agung.
39
Berikut ini beban-beban yang telah dikeluarkan oleh PT Rysban Jaya Agung secara umum dari tahun 2010-2011 adalah sebagai berikut: 1.
Perusahaan mengeluarkan biaya Ekspor dan Pemasaran yang dibagi menjadi tiga akun yaitu: Ekspedisi dan Pengiriman, Promosi, Pameran, dan Pengembangan, dan Biaya Ekspor. Biaya ini dikeluarkan perusahaan untuk kegiatan operasional perusahaan.
2.
Perusahaan mengeluarkan biaya Gaji kepada karyawannya. Gaji tersebut diberikan kepada karyawannya berdasarkan golongan atau jabatan masing- masing karyawan.
3.
Perusahaan memberikan voucher/pulsa kepada seluruh karyawannya sebesar Rp 50.000,00 per bulan. Pemberian natura ini dibiayakan pada biaya telepon dan listrik perusahaan yang juga digunakan untuk operasional perusahaan.
4.
Perusahaan mengeluarkan biaya Kantor yang dikeluarkan untuk kebutuhan kantor dan merupakan kegiatan operasional perusahaan.
5.
Perusahaan mengeluarkan biaya Perijinan sebagai biaya untuk mendirikan perusahaan.s
6.
Perusahaan menanggung pajak beberapa karyawan dan dimasukan dalam pos PPh pasal 21.
7.
Perusahaan mengeluarkan biaya BBM dan parkir. Biaya ini untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan.
8.
Biaya Sparepart dan Pemeliharaan Kendaraan digunakan perusahaan untuk memelihara dan merawat Aset perusahaan.
9.
Biaya Umum dan Dapur merupakan biaya- biaya yang dikeluarkan secara umum dan ditujukan untuk keperluan kantor. 40
10. Biaya Sumbangan ini dikeluarkan perusahaan untuk membantu karyawan,seperti sumbangan kesehatan karyawan. 11. Biaya Penyusutan merupakan biaya dalam menghitung jumlah penyusutan atas aset yang dimiliki perusahaan. Perusahaan menghitung biaya penyusutan dengan menggunakan metode garis lurus.
41
IV.2
Koreksi Fiskal Terhadap Laporan Laba Rugi dari Hasil Evaluasi Biaya Tabel IV.1 Koreksi Fiskal terhadap Laporan Laba Rugi dari Hasil Analisis Biaya Tahun 2010 RYSBAN JAYA AGUNG, PT LAPORAN LABA/ RUGI PERIODE JULI s/d DES TAHUN 2010 Keterangan
Penjualan Lokal Ekspor Retur Penjualan Total Penjualan Harga Pokok Penjualan Persediaan Bahan Awal Pembelian Pembelian Beban Angkut Pembelian Potongan Pembelian Jumlah Pembelian (Net) Bahan Tersedia untuk diproduksi Persediaan bahan akhir Jumlah pemakaian bahan Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead Overhead Penyusutan peralatan pabrik
Komersial
Koreksi Perusahaan
Fiskal Perusahaan
Koreksi Penulis
Fiskal Penulis
52.096.182 436.059.184 488.155.366
52.096.182 436.059.184 488.155.366
52.096.182 436.059.184 488.155.366
177.572.301
177.572.301
177.572.301
263.176.401 (400.570) (5.255.517) 257.520.314 435.092.615 90.614.766 344.477.849 212.595.400
263.176.401 (400.570) (5.255.517) 257.520.314 435.092.615 90.614.766 344.477.849 212.595.400
263.176.401 (400.570) (5.255.517) 257.520.314 435.092.615 90.614.766 344.477.849 212.595.400
50.423.700 6.096.318
50.423.700 6.096.318
50.423.700 6.096.318 42
Keterangan Jumlah beban overhead Jumlah Biaya Produksi Persediaan barang dalam proses: Awal Periode Akhir Periode Total beban Produksi Persediaan barang Jadi Awal Periode Akhir Periode Harga Pokok Penjualan Laba kotor Biaya Operasional Biaya ekspor dan pemasaran Ekspedisi dan pengiriman Promosi, pameran dan pengembangan Ekspor Biaya administrasi dan Umum Gaji Telepon, listrik Kantor Perizinan
Komersial
Koreksi Perusahaan
Fiskal Perusahaan
Koreksi Penulis
Fiskal Penulis
56.520.018 613.593.267
56.520.018 613.593.267
56.520.018 613.593.267
56.394.026 (186.574.609) (130.180.583) 483.412.684
56.394.026 (186.574.609) (130.180.583) 483.412.684
56.394.026 (186.574.609) (130.180.583) 483.412.684
97.954.208 (392.872.653) (294.918.445) 188.494.239 299.661.127
97.954.208 (392.872.653) (294.918.445) 188.494.239 299.661.127
97.954.208 (392.872.653) (294.918.445) 188.494.239 299.661.127
45.382.175 16.268.788 13.396.894 75.047.857
45.382.175 16.268.788 13.396.894 75.047.857
45.382.175 16.268.788 13.396.894 75.047.857
129.359.132 32.864.595 10.152.025 17.000.000
129.359.132 32.864.595 10.152.025 17.000.000
129.359.132 30.614.595 10.152.025 17.000.000
2.250.000
43
Keterangan Pph 21 BBM dan Parkir Sparepart dan Pemeliharaan Kendaraan Umum dan Dapur Sumbangan Penyusutan Jumlah biaya administrasi dan umum Jumlah biaya Operasional Laba Operasional Pendapatan (Biaya) lainnya Pendapatan bunga Beban Administrasi bank Rugi selisih kurs Jumlah Pendapatan (Biaya) lain- lain Laba (Rugi) Sebelum Pajak PPh tahun 2010
Komersial 1.087.750 3.544.550 1.453.780 6.013.900 340.000 9.225.356 211.041.088 286.088.945 13.572.182 239.010 (563.550) (1.574.560) (1.899.100) 11.673.082 1.459.135
Koreksi Perusahaan 1.087.750
340.000
(239.010)
Fiskal Perusahaan 3.544.550 1.453.780 6.013.900 9.225.356 209.613.338 284.661.195 14.999.932 (563.550) (1.574.560) (2.138.110) 12.861.822 1.607.728
Koreksi Penulis
Fiskal Penulis -
6.013.900 2.662.218
-
3.544.550 1.453.780 6.563.138 198.687.220 273.735.077 25.926.050 (563.550) (1.574.560) (2.138.110) 23.787.940 2.973.493
44
PPh Badan Tahun 2010 yang terhutang setelah dikoreksi fiskal didapat dari: (50% x 25%) x Rp24.514.830,00 = Rp3.064.354,00. Sedangkan pajak terhutang tahun 2010 menurut PT Rysban Jaya Agung adalah sebesar Rp1.607.728,00 didapat dari koreksi fiskal yang dilakukan oleh perusahaan sehingga penghasilan kena pajaknya menjadi lebih besar, yaitu sebesar Rp12.861.823,00. Berikut ini merupakan rincian koreksi fiskal yang dilakukan oleh perusahaan untuk penghasilan kena pajak yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. Laba (Rugi) bersih sebelum pajak
Rp11.673.082,00
Koreksi Positif: Biaya PPh 21
Rp1.087.750,00
Biaya Sumbangan
Rp 340.000,00
Koreksi Negatif: Pendapatan Bunga
Rp (239.010,00)
Laba Kena Pajak
Rp12.861.823,00
Perhitungan PPh Badan: (50% x 25%) x Rp12.861.823 = Rp1.607.728,00
45
Tabel IV.2 Koreksi Fiskal terhadap Laporan Laba Rugi dari Hasil Analisis Biaya Tahun 2011 RYSBAN JAYA AGUNG, PT LAPORAN LABA/ RUGI PERIODE JAN s/d DES TAHUN 2011 Keterangan
Komersial
Koreksi Perusahaan
Fiskal Perusahaan
Koreksi Penulis
Fiskal Penulis
Penjualan Lokal Ekspor Total Penjualan Harga Pokok Penjualan Persediaan Bahan Awal Pembelian Pembelian Beban Angkut Pembelian Potongan Pembelian Jumlah Pembelian (Net) Bahan Tersedia untuk diproduksi Persediaan bahan akhir Jumlah pemakaian bahan Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead Overhead Penyusutan peralatan pabrik Jumlah beban overhead Jumlah Biaya Produksi Persediaan barang dalam proses: Awal Periode Akhir Periode
132.520.023 406.307.250 538.827.273
132.520.023 406.307.250 538.827.273
132.520.023 406.307.250 538.827.273
151.296.861
151.296.861
151.296.861
230.234.354 (737.660) (4.589.934) 224.906.760 376.203.621 78.279.680 297.923.941 184.187.483
230.234.354 (737.660) (4.589.934) 224.906.760 376.203.621 78.279.680 297.923.941 184.187.483
230.234.354 (737.660) (4.589.934) 224.906.760 376.203.621 78.279.680 297.923.941 184.187.483
39.468.746 26.397.620 65.866.366 547.977.790
39.468.746 26.397.620 65.866.366 547.977.790
39.468.746 26.397.620 65.866.366 547.977.790
46.309.996 (161.164.048)
46.309.996 (161.164.048)
46.309.996 (161.164.048)
46
Keterangan Total persediaan barang dalam proses Total beban Produksi Persediaan barang Jadi Awal Periode Akhir Periode Total Persediaan barang jadi Harga Pokok Penjualan Laba kotor Biaya Operasional Biaya ekspor dan pemasaran Ekspedisi dan pengiriman Promosi, pameran dan pengembangan Ekspor Total biaya ekspor dan pemasaran Biaya administrasi dan Umum Gaji Telepon, listrik Kantor Perijinan Pph 21 BBM dan Parkir Sparepart dan Pemeliharaan Kendaraan Umum dan Dapur Sumbangan Penyusutan Jumlah biaya administrasi dan umum Jumlah biaya Operasional Laba Operasional
Komersial
Koreksi Perusahaan
Fiskal Perusahaan
Koreksi Penulis
Fiskal Penulis
(114.854.052) 433.123.738
(114.854.052) 433.123.738
(114.854.052) 433.123.738
92.356.866 (340.089.031) (247.732.165) 185.391.573 353.435.700
92.356.866 (340.089.031) (247.732.165) 185.391.573 353.435.700
92.356.866 (340.089.031) (247.732.165) 185.391.573 353.435.700
50.110.975 17.781.300 14.548.336 82.440.611
50.110.975 17.781.300 14.548.336 82.440.611
50.110.975 17.781.300 14.548.336 82.440.611
131.785.240 32.101.574 10.776.500 18.320.000 1.857.950 3.879.550 1.562.559 6.465.000 325.000 49.647.712 256.721.085 339.161.696 14.274.004
131.785.240 32.101.574 10.776.500 18.320.000 3.879.550 1.562.559 6.465.000 49.647.712 254.538.135 336.978.746 16.456.954
1.857.950
325.000
4.500.000
-
6.465.000 23.083.601
131.785.240 27.601.574 10.776.500 18.320.000 3.879.550 1.562.559 26.564.111 220.489.534 302.930.145 50.505.555
47
Keterangan Pendapatan (Biaya) lainnya Pendapatan bunga Beban Administrasi bank Rugi selisih kurs Jumlah Pendapatan (Biaya) lain- lain Laba (Rugi) Sebelum Pajak PPh tahun 2010
Komersial 182.682 (643.621) (1.445.356) (1.906.295) 12.367.709 1.545.964
Koreksi Perusahaan (182.682)
Fiskal Perusahaan (643.621) (1.445.356) (2.088.977) 14.367.978 1.795.997
Koreksi Penulis -
Fiskal Penulis (643.621) (1.445.356) (2.088.977) 48.416.578 6.052.072
48
PPh Badan Tahun 2011 yang terhutang setelah dikoreksi fiskal didapat dari: (50% x 25%) x Rp45.491.482,00 = Rp5.686.435,00. Sedangkan pajak terhutang tahun 2010 menurut PT Rysban Jaya Agung adalah sebesar Rp1.795.997,00 didapat dari koreksi fiskal yang dilakukan oleh perusahaan sehingga penghasilan kena pajaknya menjadi lebih besar, yaitu sebesar Rp14.367.978,00. Berikut ini merupakan rincian koreksi fiskal yang dilakukan oleh perusahaan untuk penghasilan kena pajak yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011. Laba (Rugi) bersih sebelum pajak
Rp12.367.709,00
Koreksi Positif: Biaya PPh 21
Rp1.857.950,00
Biaya Sumbangan
Rp 325.000,00
Koreksi Negatif: Pendapatan Bunga
Rp (182.682,00)
Laba Kena Pajak
Rp14.367.978,00
Perhitungan PPh Badan: (50% x 25%) x Rp14.367.978 = Rp1.795.997,00 Besarnya koreksi fiskal terhadap laporan laba rugi PT Rysban Jaya Agung untuk tahun 2010 dan 2011 adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan usaha Pendapatan usaha merupakan aktivitas utama perusahaan dalam memperoleh penghasilan. Pendapatan usaha diperoleh dari hasil penjualan rotan sintetis. Penjualan rotan sintetis tidak hanya lokal, melainkan pula ekspor ke berbagai negara. Perusahaan memilih metode accrual basis sebagai metode pengakuan pendapatan 49
karena sebagian besar kegiatan pembayaran atas penjualan rotan sintetis dilakukan secara kredit. Menurut pajak, penghasilan yang diakui dengan metode accrual basis, telah sesuai dengan ketentuan perpajakan. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, PT Rysban Jaya Agung telah melaporkan pendapatan atas penjualan rotan sintetis sesuai dengan UU Perpajakan sehingga tidak perlu dilakukan koreksi fiskal atas pendapatan tersebut. 2. Biaya Ekspedisi dan Pengiriman Biaya Ekspedisi dan Pengiriman dikeluarkan perusahaan untuk membayar jasa atas pengiriman yang dilakukan perusahaan untuk daerah regional. Termasuk didalam nya biaya kurir yang berkaitan langsung dengan pengiriman. Atas biaya ekpedisi dan pengiriman serta biaya kurir ini tidak perlu dikoreksi karena sesuai dengan Pasal 6 ayat 1 (a) UU PPh No. 36 tahun 2008 tentang biaya- biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Biaya Ekspedisi dan pengiriman merupakan biaya untuk mendapatlan, menagih, dan memelihara penghasilan. 3. Biaya Promosi, Pameran, dan Pengembangan Biaya Promosi, Pameran, dan Pengembangan dikeluarkan perusahaan untuk membayar biaya pameran seperti mengikuti bazaar. Termasuk didalamnya biaya gaji karyawan yang berkaitan langsung dengan kegiatan promosi dan pameran dan biaya entertainment. Atas biaya ini tidak perlu dilakukan koreksi karena atas biaya tersebut memang dikeluarkan perusahaan untuk kegiatan operasional perusahaan. 4. Biaya Ekspor Biaya Ekspor adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk jasa pengiriman ke luar negeri. Atas biaya ekspor ini tidak perlu dikoreksi karena biaya tersebut 50
dikeluarkan sehubungan dengan pekerjaan dan dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto. 5. Biaya Gaji Biaya Gaji dikeluarkan perusahaan untuk membayar gaji, bonus, dan tunjangan kepada karyawan sesuai dengan jabatan masing- masing karyawan. Atas biaya gaji ini tidak perlu dikoreksi karena sesuai dengan Pasal 6 ayat 1 (a) UU PPh no. 36 tahun 2008 tentang biaya- biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Biaya gaji dan tunjangan merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, seperti: biaya gaji, upah, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang tidak perlu dikoreksi karena biaya- biaya tersebut dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. 6. Biaya Telepon dan Listrik Biaya Telepon dan Listrik adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar pemakaian telepon dan listrik untuk kegiatan operasional perusahaan. Atas biaya listrik perusahaan tidak perlu melakukan koreksi karena biaya tersebut seluruhnya digunakan untuk kegiatan usaha perusahaan. Tetapi dalam biaya telepon, perusahaan harus melakukan koreksi positif sebagian karena perusahaan memberikan voucher/ pulsa handphone kepada lima belas orang karyawan sebesar Rp 50.000,00 per bulan. Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor 138/KMK.03/2002 menyatakan atas biaya pengisian pulsa atau perbaikan telepon seluler yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya, dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan sebesar 50% dari jumlah biaya berlangganan atau pengisian pulsa dalam tahun pajak yang bersangkutan. 51
Adapun besarnya koreksi setiap tahunnya atas biaya telepon dari tahun 2010 dan 2011 tersebut adalah sebesar Rp 6.750.000,00 yang didapat dari: Tahun 2010 Rp 50.000,00/bulan x 15 orang = Rp 750.000,00/bulan Rp 750.000,00/bulan x 12 bulan = Rp 9.000.000,00 Rp 9.000.000,00/tahun x 1/2 tahun = Rp 4.500.000,00 Biaya yang boleh diakui hanya 50%, maka Rp 4.500.000,00 x 50% = Rp 2.250.000,00 Tahun 2011 Rp 50.000,00/bulan x 15 orang = Rp 750.000,00/bulan Rp 750.000,00/bulan x 12 bulan = Rp 9.000.000,00 Rp 9.000.000,00/tahun x 1 tahun = Rp 9.00.000,00 Biaya yang boleh diakui hanya 50%, maka Rp 9.000.000,00 x 50% = Rp 4.500.000,00 7. Biaya Kantor Biaya Kantor adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli perlengkapan kantor, materai, perangko, dan alat- alat tulis. Biaya kantor tidak perlu dikoreksi karena biaya tersebut dikeluarkan untuk pekerjaan dan dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto. 8. Biaya Perizinan Biaya Perizinan adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mendirikan perusahaan. Biaya perizinan tidak perlu dikoreksi karena biaya tersebut dikeluarkan untuk pekerjaan dan dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto. 52
9. Biaya PPh 21 Berdasarkan UU PPh Pasal 9 ayat 1 (h) yaitu mengenai pajak penghasilan yang bukan merupakan pengurang penghasilan bruto. Dalam hal ini perusahaan menanggung PPh Pasal 21 karyawannya, maka atas biaya PPh Pasal 21 tersebut harus dilakukan koreksi secara keseluruhan karena PPh Pasal 21 bukan merupakan biaya fiscal. Besarnya koreksi yang dilakukan adalah sebesar Rp 1.087.750,00 untuk tahun 2010 dan Rp1.857.950,00 untuk tahun 2011. 10.Biaya BBM dan Parkir Biaya BBM dan Parkir adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai bahan bakar yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan seperti: ke tempat client dan pemasok. Biaya BBM dan parkir tidak perlu dikoreksi karena biaya tersebut dikeluarkan untuk pekerjaan dan dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto. 11. Biaya Sparepart dan Pemeliharaan Kendaraan Biaya Sparepart dan Pemeliharaan Kendaraan dikeluarkan perusahaan untuk pemeliharaan kendaraan bermotor yang dapat dibawa pulang. Atas biaya Sparepart dan pemeliharaan kendaraan, perusahaan mencatat pengeluaran atas perbaikan dan perawatan kendaraan operasional perusahaan yang rusak. Biaya ini tidak perlu dikoreksi karena merupakan biaya yang dipergunakan untuk memelihara kendaraan perusahaan. 12. Biaya Umum dan Dapur
53
Biaya Umum dan Dapur merupakan akun untuk mencatat pengeluaran lain- lain perusahaan, seperti: biaya membeli parsel untuk klien. Atas biaya tersebut perusahaan tidak dapat merinci isi dari biaya umum dan dapur (tidak memiliki daftar nominatif). Oleh karena itu, biaya umum dan dapur dikoreksi positif sebesar Rp6.013.900,00 untuk tahun 2010 dan Rp6.465.000,00 untuk tahun 2011. 13. Biaya Sumbangan Biaya Sumbangan merupakan akun untuk mencatat pengeluaran sumbangan seperti: sumbangan kesehatan kepada karyawan. Atas biaya tersebut perusahaan tidak dapat merinci isi dari biaya sumbangan (tidak memiliki daftar nominatif). Sumbangan yang dapat dijadikan biaya fiskal antara lain adalah sumbangan yang memenuhi pengecualian dari pasal 9 ayat 1 huruf g UU PPh, sumbangan yang diberikan Wajib Pajak dalam rangka bantuan kemanusiaan untuk bencana alam di Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara sesuai dengan PMK no. 609/PMK.03/2004 dan bencana gempa bumi di Provinsi Jawa Tengah serta gempa bumi dan tsunami di Pesisir Pantai Selatan Pulau Jawa sesuai dengan PMK no. 94/PMK.03/2006, serta sumbangan dalam rangka bantuan GNOTA sesuai SE-33/PJ.421/1996. Oleh karena itu, biaya sumbangan dikoreksi positif sebesar Rp 340.000,00 untuk tahun 2010 dan Rp325.000,00 untuk tahun 2011.
54
Selain melakukan koreksi fiskal positif, dari laporan rekonsiliasi laba rugi diatas juga terdapat koreksi fiskal negatif, yaitu: 1. Biaya Penyusutan Biaya Penyusutan merupakan akun untuk mencatat penyusutan atas asset yang dimiliki oleh perusahaan, seperti kendaraan, peralatan meja dan kantor, kursi, AC, komputer, peralatan listrik, laptop, tabung pemadam, mesin las, dan puring. Perusahaan telah melakukan penghitungan atas biaya penyusutan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan no. 96/PMK.03/2009, biaya penyusutan pada tahun 2010 adalah sebesar Rp15.321.674,00 dan biaya penyusutan untuk 2011 adalah sebesar Rp76.045.332,00. Pada Tahun 2010, perusahaan tidak menghitung depresiasi terhadap mobil yang dibeli pada bulan Desember 2010 dan mengelompokkan AC dan mesin las sebagai kelompok
I,
sementara
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Keuangan
no.
96/PMK.03/2009, AC dan mesin las masuk ke dalam kelompok II.Sehingga, menurut penulis, perlu dilakukan koreksi. Pada tahun 2011, perusahaan melakukan kesalahan dalam menghitung depresiasi. Penyusutan yang dihitung oleh perusahaan merupakan total dari penyusutan tahun 2010 ditambah dengan penyusutan tahun 2011. Atas penyusutan tersebut terdapat kesalahan dalam pengelompokan aktiva yaitu pada AC, mesin las, dan peralatan produksi. Sementara berdasarkan Peraturan Menteri
55
Tabel IV.3 Metode Penyusutan Tahun 2010
Metode Penyusutan Jenis harta Meja Kerja dan Kursi Dispenser, Tabung Pemadam, Printer
Bulan/Tahun perolehan
Harga Perolehan
Komersial
Nilai Penyusutan
Fiskal
Fiskal Fiskal Penulis Perusahaan
Apr-10
14.341.400 GL
25% Kelompok I SM 50% Kelompok I
2.689.013
2.689.013
Agust-10
21.393.498 GL
25% Kelompok I SM 50%
2.228.489
2.228.489
Meja direktur,kursi, Printer
Sep-10
10.900.000 GL
25% Kelompok I SM 50% Kelompok I
908.333
908.333
Komputer Meja, Kursi, Laptop Peralatan Listrik
Okt-10 Nop-10 Jun-10
4.784.000 GL 17.950.000 GL 338.500 GL
25% Kelompok I SM 50% Kelompok I 25% Kelompok I SM 50% Kelompok I 25% Kelompok I SM 50% Kelompok I
299.000 747.917 49.365
299.000 747.917 49.365
Peralatan Listrik, Las listrik
Agust-10
5.065.000 GL
25% Kelompok I SM 50% Kelompok I
527.604
527.604
Tabung Pemadam Puring Mobil Mesin Las Mesin Las Mesin Las AC AC Jumlah
Sep-10 Nop-10 Des-10 Apr-10 Mei-10 Okt-10 Apr-10 Agust-10
83.333 291.667 1.969.641 2.462.833 711.875 1.701.563 651.042 15.321.674
83.333 291.667 1.086.258 984.820 1.231.417 355.938 850.781 325.521 12.659.456
1.000.000 7.000.000 104.280.800 10.504.750 14.777.000 11.390.000 9.075.000 6.250.000
GL GL GL GL GL GL GL
25% Kelompok I SM 50% 25% Kelompok I SM 50% SM 25% 25% Kelompok I SM 25% 25% Kelompok I SM 25% 25% Kelompok I SM 25% 25% Kelompok I SM 25% 25% Kelompok I SM 25%
Kelompok I Kelompok I Kelompok II Kelompok II Kelompok II Kelompok II Kelompok II Kelompok II
56
Tabel IV.4 Metode Penyusutan Tahun 2011
Metode Penyusutan Jenis harta
Meja Kerja dan Kursi Dispenser, Tabung Pemadam, Printer Meja direktur,kursi, Printer Komputer Meja, Kursi, Laptop Peralatan Listrik Peralatan Listrik, Las listrik Tabung Pemadam Puring Meja, Kursi, Laptop Meja, Kursi, Laptop Meja, Kursi meeting Gulungan elektromekti Kompresor Timbangan Timbangan Peralatan Produksi Mobil Mesin Las Mesin Las Mesin Las AC AC Jumlah
Bulan/Tahun perolehan Apr-10 Agust-10 Sep-10 Okt-10 Nop-10 Jun-10 Agust-10 Sep-10 Nop-10 Jan-11 Feb-11 Nop-11 Mar-11 Apr-11 Agust-11 Sep-11 Jan-11 Des-10 Apr-10 Mei-10 Okt-10 Apr-10 Agust-10
Komersial
Harga Perolehan
14.341.400 GL 21.393.498 10.900.000 4.784.000 17.950.000 338.500 5.065.000 1.000.000 7.000.000 12.496.500 10.600.000 54.800.000 766.500 2.000.000 3.500.000 3.500.000 29.651.000 104.280.800 10.504.750 14.777.000 11.390.000 9.075.000 6.250.000
GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL
25% Kelompok I 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 12,5% 25% 25% 25% 25% 25%
Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok II Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I
Nilai Penyusutan Fiskal
SM
50% Kelompok I
SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM
50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 25% 25% 25% 25% 25% 25%
Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok II Kelompok II Kelompok II Kelompok II Kelompok II Kelompok II Kelompok II
Komersial
Fiskal
6.274.363
3.585.350
7.576.864 3.633.333 1.495.000 5.235.417 133.990 1.793.854 333.333 2.041.667 2.863.781 2.208.333 1.141.667 143.719 333.333 291.667 218.750 6.795.021 13.035.100 4.595.828 6.157.083 3.559.375 3.970.313 2.213.542 76.045.332
5.348.375 2.725.000 1.196.000 4.487.500 84.625 1.266.250 250.000 1.750.000 3.124.125 2.429.167 2.283.333 159.688 375.000 364.583 291.667 3.706.375 13.035.100 1.313.094 1.847.125 1.423.750 1.134.375 781.250 52.961.731
57
Keuangan no. 96/PMK.03/2009, AC, mesin las, dan peralatan produksi masuk ke dalam kelompok II. Oleh sebab itu, atas biaya penyusutan dilakukan koreksi negatif sebesar Rp2.662.218,00 untuk tahun 2010 dan sebesar Rp23.083.601,00 untuk tahun 2011. 2. Pendapatan Bunga Atas Pendapatan Bunga yang diperoleh perusahaan, perusahaan telah melakukan koreksi negatif secara tepat. Atas koreksi tersebut telah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku karena atas pendapatan bunga tersebut telah dipungut pajak yang bersifat final. Besarnya koreksi negatif yang dilakukan adalah Rp239.010,00 untuk tahun 2010 dan sebesar Rp182.682,00 untuk tahun 2011.
IV.3.
Perencanaan Pajak yang Dapat Diterapkan Pada PT Rysban Jaya Agung Perencanaan pajak dapat dilakukan perusahaan dengan cara legal (tax
avoidance) dan cara tidak legal (tax evasion). Dalam mematuhi peraturan perundangundangan yang berlaku, tentu saja perusahaan menggunakan perencanaan pajak yang sesuai dengan peraturan perpajakan. Hal ini dilakukan untuk menghindari sanksi- sanksi perpajakan maupun dengan memanfaatkan celah- celah yang ada dalam peraturan perpajakan yang telah ditetapkan. Perencanaan- perencanaan yang mungkin dapat diterapkan oleh perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Mengingat adanya perbedaan antara perlakuan akuntansi yang diterapkan secara komersial dengan perlakuan akuntansi secara fiskal, maka sebaiknya perusahaan dalam menentukan besarnya pajak penghasilan terhutang tidak hanya mengandalkan 58
laporan keuangan komersial saja. Sebaiknya perusahaan membuat laporan keuangan fiskal yang sudah melalui tahap koreksi fiskal yang didasarkan pada UU Perpajakan yang berlaku saat sekarang agar dapat dilakukan perencanaan pajak yang tepat dan efektif. 2. Selama ini PT Rysban Jaya Abadi belum memiliki karyawan yang benar- benar menguasai dan memahami perpajakan sehingga yang menangani masalah perpajakan hanya staf keuangan yang tidak memiliki keahlian khusus dibidang perpajakan. Sebaiknya untuk meningkatkan kualitas pelaporan perpajakan serta tetap menjaga efisiensi pembayaran pajak, maka perusahaan harus memiliki karyawan profesional yang ahli dalam bidang perpajakan atau menggunakan jasa profesional konsultan pajak. 3. Sejak awal berdiri yaitu tahun 2010 hingga 2011, PT Rysban Jaya Agung tidak menyampaikan SPT PPh Tahunan Badan secara tepat waktu. Hal ini menyebabkan PT Rysban Jaya Agung dikenai denda sebesar Rp1.000.000,00 dan sanksi sebesar 2% per bulan karena terlambat menyetor hutang pajak. Sebaiknya perusahaan menyetor dan melaporkan SPT PPh Tahunan Badan tepat waktu untuk menghindari denda dan sanksi sehingga perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya atas denda dan sanksi tersebut. 4. Biaya sumbangan yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka kesejahteraan karyawan. Karyawan merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting bagi perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan bersedia mengeluarkan biaya tambahan untuk meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Tapi perlu diperhatikan bahwa tidak semua biaya dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Karena itu, sebaiknya 59
perusahaan mengupayakan semaksimal mungkin untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawannya dalam bentuk sumbangan karena biaya ini merupakan biaya fiskal yang sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) huruf a UU PPh. Untuk biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam hal sumbangan tidak boleh dijadikan sebagai pengurang bruto, karena sumbangan tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha perusahaan. Perencanaan yang dapat diterapkan perusahaan atas biaya ini agar dapat dibiayakan adalah dengan memberikan sumbangan kepada pihak- pihak yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 609/KMK.03/2004 yaitu sumbangan untuk korban bencana alam yang dikategorikan sebagai bencana nasional oleh pemeritah seperti bencana tsunami di Aceh. 5. Transaksi yang berhubungan dengan witholding tax Dalam menggunakan jasa pihak ketiga, seperti jasa manajemen yang digunakan PT Rysban Jaya Agung, perusahaan telah melakukan pemotongan PPh Pasal 23, Perencanaan yag dapat dilakukan perusahaan adalah melakukan pemotongan PPh Pasal 23 dengan cara memberikan tunjangan dengan metode gross up. Dengan metode ini, maka perusahaan harus menggross up besarnya penghasilan atas jasa terlebih dahulu kemudian dari hasil penghasilan jasa setelah di gross up, dikalikan dengan tarif tunjangan pajak. Tarif tunjangan dengan metode ini disesuaikan dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-70/PJ/2007 yang mengatur mengenai jenis jasa lain dan perkiraan penghasilan neto atas jasa tehnik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain yang atas imbalannya dipotong pajak penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 UU PPh. 60
Evaluasi penghitungan dengan menggunakan metode gross up untuk transaksi yang berkaitan dengan witholding tax (PPh Pasal 23) Tabel IV.5 Evaluasi Metode Gross Up transaksi Witholding Tax Tahun 2011 (Rupiah) Keterangan Sebelum Perencanaan Setelah Perencanaan Jasa manajemen
2.832.100
Total Biaya Gross up:
2.832.100
Rp 2.832.100 / 0,94
3.012.872
Total Gross up PPh Pasal 23 yang harus disetor
3.012.872
tarif 2% atas jasa manajemen
56.642
Total PPh Pasal 23 yang harus disetor
56.642
60.257
Pengurangan PPh Badan karena biaya Selisih kurang PPh Badan: 30%x ( Rp 3.012.872,00 - Rp 2.832.100,00) Selisih lebih pembayaran PPh Pasal 23:
2.832.100
3.012.872
54.232
(Rp60.257,00-Rp56.642,00)
(3.615)
Penghematan Beban Pajak
50.616
6. Atas pengeluaran biaya Promosi, Pameran, dan Pengembangan berupa biaya entertainment seperti biaya jamuan tamu perusahaan, maka perencanaan pajak yang dapat dilakukan perusahaan adalah membuat daftar nominatif untuk biaya entertainment agar biaya tersebut tidak dianggap fiktif sehingga bisa dibiayakan oleh perusahaan untuk mengurangi penghasilan bruto. Daftar Nominatif harus dibuat 61
secara lengkap atas transaksi yang terjadi dan dilampirkan dalam SPT Tahunan PPh. Isi dari daftar nominatif sesuai dengan SE-27/PJ.22/1986 sebagai berikut: Tabel IV.6 Daftar Nominatif Biaya Promosi, Pameran, dan Pengembangan Tahun Pajak: Pemberian entertainment dan sejenisnya No Tanggal Tempat Alamat Jenis
Jumlah (Rp)
Relasi usaha yang diberikan entertainment dan sejenisnya Keterangan Nama Jenis NPWP Nama Posisi Perusahaan Usaha
7. Biaya listrik dan telepon merupakan biaya yang pada dasarnya dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto jika biaya- biaya tersebut dikeluarkan perusahaan dalam rangka kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan melakukan koreksi positif dikarenakan biaya telepon yang dikeluarkan perusahaan untuk biaya voucher/pulsa para karyawan. Biaya ini dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan sebesar 50% dari jumlah biaya perolehan sebagaimana telah dimaksud dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-220/PJ./2002 tentang perlakuan Pajak Penghasilan atas biaya pemakaian telepon seluler. Perencanaan pajak yang seharusnya dilakukan perusahaan adalah dengan mengganti biaya pulsa handphone para karyawan menjadi tunjangan komunikasi dalam bentuk uang tunai kepada para karyawan dalam bentuk uang tunai kepada para karyawan. Bagi para karyawan, hal ini bisa menjadi penambah penghasilan akan tetapi bagi perusahaan menjadi pengurang penghasilan sehingga dapat menghemat beban pajak penghasilan. Tunjangan ini dapat dijadikan pengurang biaya dalam menghitung Penghasilan kena Pajak. Hal ini sesuai dengan UU PPh No. 36 Tahun 2008
62
tentang biaya- biaya yang dapat menjadi pengurang penghasilan bruto, salah satunya adalah tunjangan dalam bentuk uang tunai. 9. Sejak awal berdiri yaitu tahun 2010, PT Rysban Jaya Agung tidak menyetorkan PPh Pasal 25, sehingga pada setiap jatuh tempo atas kewajiban PPh Badan,perusahaan harus membayar sekaligus. Hal ini tentu memberatkan pihak perusahaan. Untuk selanjutnya, agar tidak memberatkan perusahaan maka akan lebih baik jika perusahaan membayar PPh Pasal 25. 10. Pada perhitungan biaya penyusutan, terdapat kesalahan penghitungan dan pengelompokan aktiva. Pada tahun 2010, terdapat pembelian mobil yang dilakukan pada bulan Desember dan oleh perusahaan tidak disusutkan dan atas aset seperti mesin las dan AC, oleh perusahaan dikelompokan pada kelompok I sementara berdasarkan PMK no. 96/PMK.03/2009, AC dan mesin las masuk dalam kelompok II. Pada tahun 2011, perusahaan menghitung jumlah penyusutan dengan cara mengakumulasi biaya penyusutan ditahun 2010 dan penyusutan di tahun 2011, sehingga menyebabkan biaya yang dibebankan lebih besar. Atas aset seperti mesin las dan AC, oleh perusahaan dikelompokan pada kelompok I. Perencanaan pajak atas biaya penyusutan ini adalah perusahaan melakukan perhitungan penyusutan dengan mengelompokan atas AC dan mesin las pada kelompok II dan dalam perhitungan penyusutannya tidak dilakukan secara akumulasi. Penulis tidak menyarankan metode Saldo Menurun karena berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh penulis, apabila menggunakan metode Saldo Menurun akan menyebabkan laba perusahaan pada tahun 2011 menjadi rugi, sehingga akan menimbulkan peluang pemeriksaan oleh petugas pajak.
63
Tabel IV.7 Metode Penyusutan Tahun 2010 Dengan Tax planning
Metode Penyusutan Jenis harta Meja Kerja dan Kursi Dispenser, Tabung Pemadam, Printer
Bulan/Tahun perolehan
Harga Perolehan
Komersial
Nilai Penyusutan
Fiskal
Fiskal Fiskal Penulis Tax Planning Perusahaan
Apr-10
14.341.400 GL
25% Kelompok I SM 50% Kelompok I
2.689.013
2.689.013
5.378.025
Agust-10
21.393.498 GL
25% Kelompok I SM 50%
2.228.489
2.228.489
4.456.979
Meja direktur,kursi, Printer
Sep-10
10.900.000 GL
25% Kelompok I SM 50% Kelompok I
908.333
908.333
1.816.667
Komputer Meja, Kursi, Laptop Peralatan Listrik
Okt-10 Nop-10 Jun-10
4.784.000 GL 17.950.000 GL 338.500 GL
25% Kelompok I SM 50% Kelompok I 25% Kelompok I SM 50% Kelompok I 25% Kelompok I SM 50% Kelompok I
299.000 747.917 49.365
299.000 747.917 49.365
598.000 1.495.833 98.729
Peralatan Listrik, Las listrik
Agust-10
5.065.000 GL
25% Kelompok I SM 50% Kelompok I
527.604
527.604
1.055.208
Tabung Pemadam Puring Mobil Mesin Las Mesin Las Mesin Las AC AC Jumlah
Sep-10 Nop-10 Des-10 Apr-10 Mei-10 Okt-10 Apr-10 Agust-10
83.333 291.667 1.969.641 2.462.833 711.875 1.701.563 651.042 15.321.674
83.333 291.667 1.086.258 984.820 1.231.417 355.938 850.781 325.521 12.659.456
166.667 583.333 2.172.517 1.969.641 2.462.833 711.875 1.701.563 651.042 25.318.911
1.000.000 7.000.000 104.280.800 10.504.750 14.777.000 11.390.000 9.075.000 6.250.000
GL GL GL GL GL GL GL
25% Kelompok I SM 50% 25% Kelompok I SM 50% SM 25% 25% Kelompok I SM 25% 25% Kelompok I SM 25% 25% Kelompok I SM 25% 25% Kelompok I SM 25% 25% Kelompok I SM 25%
Kelompok I Kelompok I Kelompok II Kelompok II Kelompok II Kelompok II Kelompok II Kelompok II
64
Tabel IV.8 Metode Penyusutan Tahun 2011 Dengan Tax planning
Metode Penyusutan Jenis harta
Meja Kerja dan Kursi Dispenser, Tabung Pemadam, Printer Meja direktur,kursi, Printer Komputer Meja, Kursi, Laptop Peralatan Listrik Peralatan Listrik, Las listrik Tabung Pemadam Puring Meja, Kursi, Laptop Meja, Kursi, Laptop Meja, Kursi meeting Gulungan elektromekti Kompresor Timbangan Timbangan Peralatan Produksi Mobil Mesin Las Mesin Las Mesin Las AC AC Jumlah
Bulan/Tahun perolehan Apr-10 Agust-10 Sep-10 Okt-10 Nop-10 Jun-10 Agust-10 Sep-10 Nop-10 Jan-11 Feb-11 Nop-11 Mar-11 Apr-11 Agust-11 Sep-11 Jan-11 Des-10 Apr-10 Mei-10 Okt-10 Apr-10 Agust-10
Komersial
Harga Perolehan
14.341.400 GL 21.393.498 10.900.000 4.784.000 17.950.000 338.500 5.065.000 1.000.000 7.000.000 12.496.500 10.600.000 54.800.000 766.500 2.000.000 3.500.000 3.500.000 29.651.000 104.280.800 10.504.750 14.777.000 11.390.000 9.075.000 6.250.000
GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL GL
25% Kelompok I 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% 12,5% 25% 25% 25% 25% 25%
Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok II Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I
Nilai Penyusutan Fiskal
SM
50% Kelompok I
SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM SM
50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 25% 25% 25% 25% 25% 25%
Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok I Kelompok II Kelompok II Kelompok II Kelompok II Kelompok II Kelompok II Kelompok II
Komersial
Fiskal
Tax Planning
6.274.363
3.585.350
7.170.700
7.576.864 3.633.333 1.495.000 5.235.417 133.990 1.793.854 333.333 2.041.667 2.863.781 2.208.333 1.141.667 143.719 333.333 291.667 218.750 6.795.021 13.035.100 4.595.828 6.157.083 3.559.375 3.970.313 2.213.542 76.045.332
5.348.375 2.725.000 1.196.000 4.487.500 84.625 1.266.250 250.000 1.750.000 3.124.125 2.429.167 2.283.333 159.688 375.000 364.583 291.667 3.706.375 13.035.100 1.313.094 1.847.125 1.423.750 1.134.375 781.250 52.961.731
10.696.749 5.450.000 2.392.000 8.975.000 169.250 2.532.500 500.000 3.500.000 6.248.250 4.858.333 4.566.667 319.375 750.000 729.167 583.333 7.412.750 26.070.200 2.626.188 3.694.250 2.847.500 2.268.750 1.562.500 105.923.462
65
11. Pada perhitungan PPh Badan, pada laba sebelum kena pajak tidak dilakukan pembulatan oleh perusahaan. Sehingga pajak yang harus dibayarkan menjadi lebih besar. Perencanaan pajak untuk permasalahan ini adalah akan lebih efisien jika perusahaan sebelum menghitung hutang pajak PPh Badan, terlebih dahulu melakukan pembulatan pada laba sebelum pajak. IV.4 Rekonsiliasi Fiskal Sebelum dan Sesudah Perencanaan Pajak Rekonsiliasi fiskal dilakukan apabila terdapat perbedaan pengakuan antara penghasilan dan biaya secara akuntansi komersial dan fiskal karena laporan komersial mengacu pada PSAK yang mengatur mengenai semua biaya komersial dapat mengurangi penghasilan bruto perusahaan sedangkan laporan fiskal mengacu pada peraturan perpajakan dimana tidak semua biaya komersial dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Atas biaya komersial yang tidak dikurangkan dari penghasilan bruto harus dilakukan koreksi fiskal. Koreksi fiskal dibagi menjadi dua, yaitu koreksi fiskal positif dan koreksi fiskal negatif. Koreksi fiskal positif atas biaya komersial akan mengakibatkan laba kena pajak perusahaan menjadi semakin besar dan pada akhirnya jumlah PPh Badan yang harus dibayarkan juga akan bertambah besar. Koreksi fiskal negatif atas biaya komersial akan menyebabkan berkurangnya laba kena pajak dan PPh Badan juga nilainya semakin kecil. Perencanaan pajak yang dapat dilakukan perusahaan secara maksimal adalah dengan meminimalkan koreksi fiskal positif atas biaya komersial dan memaksimalkan koreksi fiskal negatif atas biaya komersial. Dalam rekonsiliasi fiskal sebelum dan sesudah perencanaan pajak akan terlihat perbedaan antara laba komersial dan laba fiskal.
66
Berdasarkan evaluasi atas rekonsiliasi perhitungan laba rugi komersial dan fiskal, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan adanya perencanaan pajak atas biayabiaya komersial, maka perusahaan dapat memperoleh penghematan PPh Badan. Penghematan pajak diperoleh karena biaya- biaya komersial dapat diminimalkan untuk koreksi fiskal sehingga jumlah penghasilan sebelum pajak penghasilan menurun yaitu: 1. Untuk tahun 2010 menurun dari Rp2.973.493,00 menjadi Rp2.692.125,00 dan memperoleh penghematan PPh Badan senilai 9,46% 2. Untuk tahun 2011 menurun dari Rp6.052.000,00 menjadi Rp5.587.125,00 dan memperoleh penghematan PPh Badan senilai 7,68% Beberapa penjelasan atas usulan perencanaan pajak adalah sebagai berikut : a. Untuk biaya telepon dan listrik untuk tahun 2010 dan 2011 sebesar Rp2.250.000,00 dan Rp4.500.000,00. Untuk biaya ini sebenarnya tidak perlu dikoreksi asalkan biaya- biaya ini digunakan untuk keperluan operasional perusahaan, akan tetapi dalam kenyataannya, biaya telepon yang dicatat pada laporan keuangan komersial ternyata juga digunakan untuk pembelian voucher handphone para karyawan. Perencanaan pajak atas biaya telepon ini adalah dengan mengganti biaya telepon/voucher dengan tunjangan komunikasi dimana tunjangan ini dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto perusahaan. b. Perhitungan PPh Badan yang terhutang dilakukan pembulatan sehingga Laba sebelum kena pajak sebesar Rp21.537.940,00 dan Rp44.697.857,00 untuk tahun 2010 dan tahun 2011 menjadi sebesar Rp21.537.000,00 dan Rp44.697.000,00 c. Berdasarkan perhitungan PPh Badan untuk tahun 2010 dan 2011 maka PPh Pasal 25 yang dapat disetorkan setiap bulannya sebesar Rp228.375,00 dan Rp465.594,00. 67
Tabel IV.9 RYSBAN JAYA AGUNG, PT REKONSILIASI PERHITUNGAN LABA RUGI KOMERSIAL DAN FISKAL UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 Desember 2010 (Rupiah) Sebelum Perencanaan Pajak Setelah Perencanaan Pajak Keterangan Komersial Koreksi Fiskal Fiskal Tax Planning Fiskal Penjualan Lokal Ekspor Total Penjualan Harga Pokok Penjualan Persediaan Bahan Awal Pembelian Pembelian Beban Angkut Pembelian Potongan Pembelian Jumlah Pembelian (Net) Bahan Tersedia untuk diproduksi Persediaan bahan akhir Jumlah pemakaian bahan Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead Overhead Penyusutan peralatan pabrik Jumlah beban overhead
52.096.182 436.059.184 488.155.366
52.096.182 436.059.184 488.155.366
52.096.182 436.059.184 488.155.366
177.572.301
177.572.301
177.572.301
263.176.401 (400.570) (5.255.517) 257.520.314 435.092.615 90.614.766 344.477.849 212.595.400
263.176.401 (400.570) (5.255.517) 257.520.314 435.092.615 90.614.766 344.477.849 212.595.400
263.176.401 (400.570) (5.255.517) 257.520.314 435.092.615 90.614.766 344.477.849 212.595.400
50.423.700 6.096.318 56.520.018
50.423.700 6.096.318 56.520.018
50.423.700 6.096.318 56.520.018 68
Sebelum Perencanaan Pajak Keterangan Jumlah Biaya Produksi Persediaan barang dalam proses: Awal Periode Akhir Periode Total beban Produksi Persediaan barang Jadi Awal Periode Akhir Periode Harga Pokok Penjualan Laba kotor Biaya Operasional Biaya ekspor dan pemasaran Ekspedisi dan pengiriman Promosi, pameran dan pengembangan Ekspor Total biaya ekspor dan pemasaran Biaya administrasi dan Umum Gaji Telepon, listrik Kantor Perizinan Pph 21
Komersial
Koreksi Fiskal
Fiskal
Setelah Perencanaan Pajak Tax Planning
Fiskal
613.593.267
613.593.267
613.593.267
56.394.026 (186.574.609) (130.180.583) 483.412.684
56.394.026 (186.574.609) (130.180.583) 483.412.684
56.394.026 (186.574.609) (130.180.583) 483.412.684
97.954.208 (392.872.653) (294.918.445) 188.494.239 299.661.127
97.954.208 (392.872.653) (294.918.445) 188.494.239 299.661.127
97.954.208 (392.872.653) (294.918.445) 188.494.239 299.661.127
45.382.175 16.268.788 13.396.894 75.047.857
45.382.175 16.268.788 13.396.894 75.047.857
45.382.175 16.268.788 13.396.894 75.047.857
129.359.132 32.864.595 10.152.025 17.000.000 1.087.750
129.359.132 30.614.595 10.152.025 17.000.000 -
129.359.132 30.614.595 10.152.025 17.000.000 -
2.250.000
1.087.750
69
Sebelum Perencanaan Pajak Keterangan BBM dan Parkir Sparepart dan Pemeliharaan Kendaraan Umum dan Dapur Sumbangan Tunjangan Komunikasi Penyusutan Jumlah biaya administrasi dan umum Jumlah biaya Operasional Laba Operasional Pendapatan (Biaya) lainnya Pendapatan bunga Beban Administrasi bank Rugi selisih kurs Jumlah Pendapatan (Biaya) lain- lain Laba (Rugi) Sebelum Pajak Pembulatan Laba Sebelum Pajak PPh Badan yang Terhutang PPh Pasal 25
Komersial 3.544.550 1.453.780 6.013.900 340.000 9.225.356 211.041.088 286.088.945 13.572.182 239.010 (563.550) (1.574.560) (1.899.100) 11.673.082 1.459.135 121.595
Koreksi Fiskal
6.013.900 340.000 2.662.218
(239.010)
Fiskal 3.544.550 1.453.780 6.563.138 198.687.220 273.735.077 25.926.050 0 (563.550) (1.574.560) (2.138.110) 23.787.940 2.973.493 247.791
Setelah Perencanaan Pajak Tax Planning
(2.250.000)
Fiskal 3.544.550 1.453.780 2.250.000 6.563.138 200.937.220 275.985.077 23.676.050 0 (563.550) (1.574.560) (2.138.110) 21.537.940 21.924.000 2.740.500 228.375
70
Tabel IV.10 RYSBAN JAYA AGUNG, PT REKONSILIASI PERHITUNGAN LABA RUGI KOMERSIAL DAN FISKAL UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 Desember 2011 (Rupiah) Sebelum Perencanaan Pajak Setelah Perencanaan Pajak Keterangan Komersial Koreksi Fiskal Fiskal Tax Planning Fiskal Penjualan Lokal Ekspor Total Penjualan Harga Pokok Penjualan Persediaan Bahan Awal Pembelian Pembelian Beban Angkut Pembelian Potongan Pembelian Jumlah Pembelian (Net) Bahan Tersedia untuk diproduksi Persediaan bahan akhir Jumlah pemakaian bahan Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead Overhead Penyusutan peralatan pabrik Jumlah beban overhead
132.520.023 406.307.250 538.827.273
132.520.023 406.307.250 538.827.273
132.520.023 406.307.250 538.827.273
151.296.861
151.296.861
151.296.861
230.234.354 (737.660) (4.589.934) 224.906.760 376.203.621 78.279.680 297.923.941 184.187.483
230.234.354 (737.660) (4.589.934) 224.906.760 376.203.621 78.279.680 297.923.941 184.187.483
230.234.354 (737.660) (4.589.934) 224.906.760 376.203.621 78.279.680 297.923.941 184.187.483
39.468.746 26.397.620 65.866.366
39.468.746 26.397.620 65.866.366
39.468.746 26.397.620 65.866.366 71
Sebelum Perencanaan Pajak Keterangan Jumlah Biaya Produksi Persediaan barang dalam proses: Awal Periode Akhir Periode Jumlah perediaan barang dalam proses Total beban Produksi Persediaan barang Jadi Awal Periode Akhir Periode Jumlah Perediaan barang jadi Harga Pokok Penjualan Laba kotor Biaya Operasional Biaya ekspor dan pemasaran Ekspedisi dan pengiriman Promosi, pameran dan pengembangan Ekspor Jumlah biaya ekspor dan pemasaran Biaya administrasi dan Umum Gaji Telepon, listrik Kantor Perizinan Pph 21
Komersial
Koreksi Fiskal
Fiskal
Setelah Perencanaan Pajak Tax Planning
Fiskal
547.977.790
547.977.790
547.977.790
46.309.996 (161.164.048) (114.854.052) 433.123.738
46.309.996 (161.164.048) (114.854.052) 433.123.738
46.309.996 (161.164.048) (114.854.052) 433.123.738
92.356.866 (340.089.031) (247.732.165) 185.391.573 353.435.700
92.356.866 (340.089.031) (247.732.165) 185.391.573 353.435.700
92.356.866 (340.089.031) (247.732.165) 185.391.573 353.435.700
50.110.975 17.781.300 14.548.336 82.440.611
50.110.975 17.781.300 14.548.336 82.440.611
50.110.975 17.781.300 14.548.336 82.440.611
131.785.240 32.101.574 10.776.500 18.320.000 1.857.950
131.785.240 27.601.574 10.776.500 18.320.000 -
131.785.240 27.601.574 10.776.500 18.320.000 -
4.500.000
1.857.950
72
Sebelum Perencanaan Pajak Keterangan BBM dan Parkir Sparepart dan Pemeliharaan Kendaraan Umum dan Dapur Sumbangan Tunjangan Komunikasi Penyusutan Jumlah biaya administrasi dan umum Jumlah biaya Operasional Laba Operasional Pendapatan (Biaya) lainnya Pendapatan bunga Beban Administrasi bank Rugi selisih kurs Jumlah Pendapatan (Biaya) lain- lain Laba (Rugi) Sebelum Pajak Pembulatan Laba Sebelum Pajak PPh Badan yang Terhutang PPh Pasal 25
Komersial 3.879.550 1.562.559 6.465.000 325.000 49.647.712 256.721.085 339.161.696 14.274.004 182.682 (643.621) (1.445.356) (1.906.295) 12.367.709 1.545.964 128.830
Koreksi Fiskal
6.465.000 325.000 23.083.601
(182.682)
Fiskal 3.879.550 1.562.559 26.564.111 220.489.534 302.930.145 50.505.555 (643.621) (1.445.356) (2.088.977) 48.416.578 6.052.072 504.339
Setelah Perencanaan Pajak Tax Planning 781.280
(4.500.000)
Fiskal 3.879.550 781.280 4.500.000 26.564.111 224.208.255 306.648.866 46.786.834 (643.621) (1.445.356) (2.088.977) 44.697.857 44.697.000 5.587.125 465.594
73
Tabel IV.11 RYSBAN JAYA AGUNG, PT REKONSILIASI PERHITUNGAN LABA RUGI KOMERSIAL DAN FISKAL METODE PENYUSUTAN SALDO MENURUN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 Desember 2010 (Rupiah) Sebelum Perencanaan Pajak Setelah Perencanaan Pajak Keterangan Komersial Koreksi Fiskal Fiskal Tax Planning Fiskal Penjualan Lokal Ekspor Total Penjualan Harga Pokok Penjualan Persediaan Bahan Awal Pembelian Pembelian Beban Angkut Pembelian Potongan Pembelian Jumlah Pembelian (Net) Bahan Tersedia untuk diproduksi Persediaan bahan akhir Jumlah pemakaian bahan Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead Overhead Penyusutan peralatan pabrik Jumlah beban overhead
52.096.182 436.059.184 488.155.366
52.096.182 436.059.184 488.155.366
52.096.182 436.059.184 488.155.366
177.572.301
177.572.301
177.572.301
263.176.401 (400.570) (5.255.517) 257.520.314 435.092.615 90.614.766 344.477.849 212.595.400
263.176.401 (400.570) (5.255.517) 257.520.314 435.092.615 90.614.766 344.477.849 212.595.400
263.176.401 (400.570) (5.255.517) 257.520.314 435.092.615 90.614.766 344.477.849 212.595.400
50.423.700 6.096.318 56.520.018
50.423.700 6.096.318 56.520.018
50.423.700 6.096.318 56.520.018 74
Sebelum Perencanaan Pajak Keterangan Jumlah Biaya Produksi Persediaan barang dalam proses: Awal Periode Akhir Periode Total beban Produksi Persediaan barang Jadi Awal Periode Akhir Periode Harga Pokok Penjualan Laba kotor Biaya Operasional Biaya ekspor dan pemasaran Ekspedisi dan pengiriman Promosi, pameran dan pengembangan Ekspor Total biaya ekspor dan pemasaran Biaya administrasi dan Umum Gaji Telepon, listrik Kantor Perizinan Pph 21
Komersial
Koreksi Fiskal
Fiskal
Setelah Perencanaan Pajak Tax Planning
Fiskal
613.593.267
613.593.267
613.593.267
56.394.026 (186.574.609) (130.180.583) 483.412.684
56.394.026 (186.574.609) (130.180.583) 483.412.684
56.394.026 (186.574.609) (130.180.583) 483.412.684
97.954.208 (392.872.653) (294.918.445) 188.494.239 299.661.127
97.954.208 (392.872.653) (294.918.445) 188.494.239 299.661.127
97.954.208 (392.872.653) (294.918.445) 188.494.239 299.661.127
45.382.175 16.268.788 13.396.894 75.047.857
45.382.175 16.268.788 13.396.894 75.047.857
45.382.175 16.268.788 13.396.894 75.047.857
129.359.132 32.864.595 10.152.025 17.000.000 1.087.750
129.359.132 30.614.595 10.152.025 17.000.000 -
129.359.132 30.614.595 10.152.025 17.000.000 -
2.250.000
1.087.750
75
Sebelum Perencanaan Pajak Keterangan BBM dan Parkir Sparepart dan Pemeliharaan Kendaraan Umum dan Dapur Sumbangan Tunjangan Komunikasi Penyusutan Jumlah biaya administrasi dan umum Jumlah biaya Operasional Laba Operasional Pendapatan (Biaya) lainnya Pendapatan bunga Beban Administrasi bank Rugi selisih kurs Jumlah Pendapatan (Biaya) lain- lain Laba (Rugi) Sebelum Pajak Pembulatan Laba Sebelum Pajak PPh Badan yang Terhutang PPh Pasal 25
Komersial 3.544.550 1.453.780 6.013.900 340.000
Koreksi Fiskal
6.013.900 340.000
9.225.356 211.041.088 286.088.945 13.572.182
2.662.218
239.010 (563.550) (1.574.560) (1.899.100) 11.673.082
(239.010)
1.459.135 121.595
Fiskal 3.544.550 1.453.780 6.563.138 198.687.220 273.735.077 25.926.050 0 (563.550) (1.574.560) (2.138.110) 23.787.940 2.973.493 247.791
Setelah Perencanaan Pajak Tax Planning
(2.250.000) (12.659.456)
Fiskal 3.544.550 1.453.780 2.250.000 19.222.593 213.596.675 288.644.532 11.016.595 0 (563.550) (1.574.560) (2.138.110) 8.878.485 8.538.000 1.067.250 88.938
76
RYSBAN JAYA AGUNG, PT REKONSILIASI PERHITUNGAN LABA RUGI KOMERSIAL DAN FISKAL METODE PENYUSUTAN SALDO MENURUN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 Desember 2011 (Rupiah) Sebelum Perencanaan Pajak Setelah Perencanaan Pajak Keterangan Komersial Koreksi Fiskal Fiskal Tax Planning Fiskal Penjualan Lokal Ekspor Total Penjualan Harga Pokok Penjualan Persediaan Bahan Awal Pembelian Pembelian Beban Angkut Pembelian Potongan Pembelian Jumlah Pembelian (Net) Bahan Tersedia untuk diproduksi Persediaan bahan akhir Jumlah pemakaian bahan Biaya tenaga kerja langsung Biaya overhead Overhead Penyusutan peralatan pabrik Jumlah beban overhead Jumlah Biaya Produksi
132.520.023 406.307.250 538.827.273
132.520.023 406.307.250 538.827.273
132.520.023 406.307.250 538.827.273
151.296.861
151.296.861
151.296.861
230.234.354 (737.660) (4.589.934) 224.906.760 376.203.621 78.279.680 297.923.941 184.187.483
230.234.354 (737.660) (4.589.934) 224.906.760 376.203.621 78.279.680 297.923.941 184.187.483
230.234.354 (737.660) (4.589.934) 224.906.760 376.203.621 78.279.680 297.923.941 184.187.483
39.468.746 26.397.620 65.866.366 547.977.790
39.468.746 26.397.620 65.866.366 547.977.790
39.468.746 26.397.620 65.866.366 547.977.790
77
Sebelum Perencanaan Pajak Keterangan Persediaan barang dalam proses: Awal Periode Akhir Periode Jumlah perediaan barang dalam proses Total beban Produksi Persediaan barang Jadi Awal Periode Akhir Periode Jumlah Perediaan barang jadi Harga Pokok Penjualan Laba kotor Biaya Operasional Biaya ekspor dan pemasaran Ekspedisi dan pengiriman Promosi, pameran dan pengembangan Ekspor Jumlah biaya ekspor dan pemasaran Biaya administrasi dan Umum Gaji Telepon, listrik Kantor Perizinan Pph 21 BBM dan Parkir
Komersial
Koreksi Fiskal
Fiskal
Setelah Perencanaan Pajak Tax Planning
Fiskal
46.309.996 (161.164.048) (114.854.052) 433.123.738
46.309.996 (161.164.048) (114.854.052) 433.123.738
46.309.996 (161.164.048) (114.854.052) 433.123.738
92.356.866 (340.089.031) (247.732.165) 185.391.573 353.435.700
92.356.866 (340.089.031) (247.732.165) 185.391.573 353.435.700
92.356.866 (340.089.031) (247.732.165) 185.391.573 353.435.700
50.110.975 17.781.300 14.548.336 82.440.611
50.110.975 17.781.300 14.548.336 82.440.611
50.110.975 17.781.300 14.548.336 82.440.611
131.785.240 27.601.574 10.776.500 18.320.000 3.879.550
131.785.240 27.601.574 10.776.500 18.320.000 3.879.550
131.785.240 32.101.574 10.776.500 18.320.000 1.857.950 3.879.550
4.500.000
1.857.950
78
Sebelum Perencanaan Pajak Keterangan Sparepart dan Pemeliharaan Kendaraan Umum dan Dapur Sumbangan Tunjangan Komunikasi Penyusutan Jumlah biaya administrasi dan umum Jumlah biaya Operasional Laba Operasional Pendapatan (Biaya) lainnya Pendapatan bunga Beban Administrasi bank Rugi selisih kurs Jumlah Pendapatan (Biaya) lain- lain Laba (Rugi) Sebelum Pajak Pembulatan Laba Sebelum Pajak PPh Badan yang Terhutang PPh Pasal 25
Komersial 1.562.559 6.465.000 325.000
Koreksi Fiskal 6.465.000 325.000
49.647.712 256.721.085 339.161.696 14.274.004
23.083.601
182.682 (643.621) (1.445.356) (1.906.295) 12.367.709
(182.682)
1.545.964 128.830
Fiskal 1.562.559 26.564.111 220.489.534 302.930.145 50.505.555 (643.621) (1.445.356) (2.088.977) 48.416.578 6.052.072 504.339
Setelah Perencanaan Pajak Tax Planning 781.280
(4.500.000) (52.961.731)
Fiskal 781.280 4.500.000 79.525.842 277.169.985 359.610.596 (6.174.896) (643.621) (1.445.356) (2.088.977) (8.263.873) (16.001.000) -
79
Tabel IV.7 Perhitungan PPh Badan Tahun 2010 dan 2011 (Rupiah)
Keterangan Penghasilan Kena Pajak tahun 2010 Penghasilan Kena Pajak tahun 2011 PPh Badan 2010: 50% x 25% x 23.787.000* 50% x 25% x 21.537.000* PPh Badan 2011: 50% x 25% x 48.416.000* 50% x 25% x 44.697.000* *Pembulatan ke ribuan rupiah
Sebelum Perencanaan Setelah Perencanaan Pajak Pajak 23.787.940 48.416.578
Persentase Penghematan
21.537.940 44.697.857
9,46% 7,68%
2.692.125
9,46%
5.587.125
7,68%
2.973.375
6.052.000
80