BAB III PENGOLAHAN DATA ALOS PRISM
3.1
Tahap Persiapan Pada tahap persiapan, dilakukan langkah-langkah awal berupa :
pengumpulan bahan-bahan dan data, di antaranya citra satelit sebagai data primer, peta rupa bumi wilayah penelitian sebagai data sekunder, serta bahan-bahan penunjang lainnya seperti perangkat keras, perangkat lunak, serta literatur-literatur yang menunjang pada penelitian tugas akhir ini.
3.1.1
Wilayah Peneliltian Penelitian ini dilakukan di wilayah Bandung.
(sumber data : LAPAN Jakarta) Gambar 3.1 Daerah Studi Penelitian (Kota Bandung)
‐18‐
3.1.2
Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data primer citra satelit ALOS PRISM Pankromatik (P), diperoleh dari LAPAN Jakarta, yang mempunyai karakteristik sebagai berikut :
Jenis sensor
Waktu perekaman : 07 Agustus 2006
Type data
: Raw data (terlampir)
Format data
: Dalam bentuk format *.BSQ
Geodetik Datum : WGS84
Proyeksi Peta
Resolusi Spasial : 2.5 x 2.5 meter
Resolusi Spektral : 1 Band, yaitu Band Pankromatik
: ALOS PRISM Pankromatik (P)
: SUTM48
2. Data sekunder peta muka bumi BAKOSURTANAL skala 1:25.000, no sheet :
3.1.3
1208-541
1209-221
1208-542
1209-222
1208-543
1209-223
1208-544
1209-224
1208-631
1209-311
1208-632
1209-312
1208-633
1209-313
1208-634
1209-314
Perangkat Yang Digunakan 1. Perangkat lunak yang digunakan :
Perangkat lunak ERDAS Imagine 9.1 yang digunakan saat pemilihan titik-titik GCP, dan untuk proses pembuatan serta penyajian akhir DEM.
Perangkat lunak PCI V9.1 digunakan untuk pembentukan DEM dari kontur RBI skala 1:25.000 yang dijadikan referensi pada ‐19‐
penaksiran ketelitian pada DEM yang terbentuk dari citra satelit ALOS PRISM.
Arcview 3.3 yang digunakan untuk konversi data dari format (.cad) kedalam format (.shp), yang nantinya dijadikan sebagai input dalam menurunkan DEM yang berasal dari peta topografi/kontur. Selain itu perangkat lunak ini digunakan untuk memeriksa titiktitik tinggi yang akan dijadikan sebagai input pembuatan kontur wilayah studi menggunakan Autocad LDD 2004.
Perangkat lunak Autodesk Land Desktop Development 2004 digunakan saat melakukan pengeditan data kontur RBI dengan interval kontur 12,5 meter, yang dijadikan input pada pembentukan DEM dari RBI.
Microsoft Excel digunakan pada saat menampilkan koordinat planimetrik (x,y) dan titik tinggi (z), serta perhitungan RMSE.
Global Mapper 9 digunakan untuk melihat tampilan hasil DEM dalam bentuk 3D, serta untuk konversi data citra kedalam berbagai format.
2. Perangkat keras yang digunakan :
Processor
: AMD Athlon X2 64 Dual Core Processor 3800+, 3D Now, 1.8 GHz
3.2
Memory
: 1024 MB RAM
Motherboard
: Nividia GeForce 6150 GPU
Bios
: DFI – award workstation Bios v6.00PG
Tahapan Pelaksanaan Penelitian Pelaksaan pembuatan DEM menggunakan software ERDAS 9.1 melalui
beberapa tahap sebagai berikut :
‐20‐
3.2.1
Pembuatan Direktori Baru Melakukan pembuatan LPS blok, dimana Leica Photogrametry Suite
(LPS) merupakan software tambahan yang hanya bisa pada ERDAS 9.1. LPS ini berfungsi dalam proses pengabungan tiga citra PRISM nadir, backward, dan forward untuk pembuatan DEM. Langkah yang dilakukan adalah pembuatan keterangan proses yang diperlukan, memilih jenis data serta model matematika yang akan dipergunakan dan menentukan sistem proyeksi serta datum yang akan dipergunakan. Pada penelitian ini sistem proyeksi yang digunakan adalah UTM (Universal Transverse Mercator) zona 48 S, dan datum yang digunakan adalah World Geodetic System 1984 (WGS 84).
3.2.2
Pemilihan GCP (Ground Control Point) dan TP (Tie Point) Pada tahap ini dilakukan pemilihan titik-titik yang akan kita jadikan
sebagai titik GCP yang mengacu kepada suatu referensi. Referensi yang digunakan dapat berupa peta, citra, atau hasil pengukuran langsung di lapangan. Titik yang dipilih harus bersesuaian dengan titik yang ada pada referensi dan kenampakannya harus jelas serta mudah dikenali. Titik dapat diletakkan pada objek-objek seperti persimpangan jalan, pojok bangunan, sungai, dan lain-lain. Pada penelitian ini referensi yang digunakan adalah Peta Rupa Bumi skala 1:25.000. Pada pemilihan GCP ini kita menggunakan software ERDAS Imagine 9.1 dalam penentuan GCP dan proses pemilihan tie point-nya dilakukan secara otomatis oleh software yang digunakan.
Gambar 3.2 Titik GCP dan Tie Point
‐21‐
Gambar 3.3 Sebaran GCP dan Tie Point
3.2.3
Proses Epipolar Proses Epipolar merupakan salah satu proses yang harus dilakukan pada
pembentukan DEM. Citra epipolar merupakan pasangan citra yang memiliki orientasi yang sama antara citra kiri dan citra kanan, dan gambar yang cocok antara citra terlihat sepanjang sumbu x. Dengan menggunakan Citra epipolar akan menambah kecepatan dalam proses mencari hubungan dan memperkecil kemungkinan kesalahan dalam pencocokan.
3.2.4
Proses Pembentukan DEM Setelah proses Epipolar dilakukan, maka di dapat citra yang telah memiliki
orientasi yang sama dan kedua citra telah berada pada posisinya, sehingga kita dapat melanjutkan pengolahan ke tahap selanjutnya, yaitu ekstraksi DEM dari ‐22‐
citra ALOS PRISM. Pada pembentukan DEM ini komputer akan memprosesnya secara otomatis. DEM yang dihasilkan berasal dari 2 view dan 3 view, dimana untuk 2 view DEM dari citra ALOS PRISM backward-forward, backward-nadir, dan forward-nadir. Sedangkan untuk 3 view merupakan hasil ekstraksi dari forward, nadir, dan backward. Berikut DEM yang terbentuk pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.4 DEM forward-backward
Gambar 3.5 DEM backward-nadir
‐23‐
Gambar 3.6 DEM forward-nadir
Gambar 3.7 DEM forward, nadir dan backward
3.2.5
Pengolahan Geocoded Setelah DEM terbentuk dilakukan proses Geocoded, proses ini bertujuan
agar DEM yang terbentuk memiliki referensi. Pemilihan datum dan sistem proyeksi sudah ditentukan pada tahap awal. Namun apabila sistem referensinya tidak sesuai dapat disesuaikan pada tahap ini. Gambar 3.8 memberikan ilustrasi DEM yang sudah memiliki referensi. ‐24‐
Gambar 3.8 DEM yang sudah memiliki referensi
3.2.6
Pemotongan DEM Pemotongan dilakukan karena cakupan DEM lebih luas dibandingkan
dengan daerah penelitian, sehingga DEM sesuai dengan daerah penelitian. Dan juga untuk menghemat tempat karena ukuran berkas menjadi lebih kecil.
Gambar 3.9 DEM Daerah Studi
‐25‐
3.2.7
Pembuatan Profil Setelah masing-masing DEM terbentuk dan sudah dipotong sesuai daerah
studi, maka langkah berikutnya dilakukan pembuatan profil. Hasil dari profil ini nantinya yang akan digunakan dalam penghitungan RMSE dari setiap DEM. Jalur profilnya dapat dilihat pada gambar 3.10 dibawah ini.
Gambar 3.10 Jalur Profil
3.2.8
Validasi Data Untuk menguji ketelitian DEM yang diperoleh dari hasil ektraksi data
ALOS PRISM, maka DEM dari ALOS PRISM diselisihkan dengan DEM yang dihasilkan dari peta topografi skala 1:25.000. Sedangkan untuk analisis hasil dari penelitian ini akan dibahas pada bab selanjutnya.
‐26‐