Panduan Belajar Ilmu Ke
eran F
k & Me
BAB III PEMERIKSAAN LABORATORIUM PENUNJANG A. Tujuan pembelajaran Tujuan instruksional umum: mahasiswa mampu memahami penanganan sampel untuk pemeriksaan penunjang Mampu mengelola sampel untuk pemeriksaan penunjang dan atau laboratorium: toksikologi, patologi anatomi, parasitologi, mikrobiologi, odontologi, anthropologi, sperma, serologi, DNA, radiologi, diatome. Mampu melakukan pemeriksaan laboratorium: golongan darah, alkohol, arsen, sianida, sperma. Mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan laboratorium. B. Pertanyaan dan persiapan dokter muda Pertanyaan minimal penanganan sampel untuk pemeriksaan penunjang Apakah setiap kasus forensik perlu pemeriksaan penunjang? Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan pada kasus ditemukan di air dan apa kepentingannya? Seorang laki-Iaki diperkirakan usia 53 tahun, ditemukan tergeletak dipinggir jalan diduga akibat kecelakaan lalu lintas. Pada pemeriksaan tercium bau alkohol dan ada trauma di bagian leher. a. Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan pada penanganan kasus tersebut? b. Sampel apa yang diperiksa, bagaimana cara pengawetan, penyimpanan, pengiriman, dan interpretasi hasilnya? 43
Fakultas Kedokteran UGM
C. Algoritme kasus Pemeriksaan Barang Bukti Medis (forensik klinik dan jenazah)
q
Pemeriksaan penunjang Sesuai indikasi, meliputi : l Golongan darah l Toksikologi l Patologi Anatomi l Parasitologi l Mikrobiologi l Odontologi l Anthropologi l Sperma l DNA l Radiologi l Diatome l dll D. Penjabaran prosedur Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk membantu membuat jelasnya suatu perkara kasus, dalam menentukan identitas, saat kematian, sebab kematian. Pemilihan pemeriksaan penunjang sesuai indikasi kasus, dalam suatu kasus dapat dilakukan satu macam pemeriksaan penunjang atau lebih. Pengambilan sampel, pengiriman dan pemeriksaan barang bukti medis adalah spesifik untuk masing-masing pemeriksaan penunjang.
44
Panduan Belajar Ilmu Ke
I.
eran F
k & Me
Golongan Darah A. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu mengambil darah Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan golongan darah Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan golongan darah
B. Pertanyaan dan persiapan dokter muda Bagaimana persiapan saudara untuk mengambil darah korban? Bagaimana cara pengambilan darah? Bagaimana cara pemeriksaan darah? Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan darah?
45
Fakultas Kedokteran UGM
C. Algoritme kasus Pemeriksaan golongan darah
q Hasil pemeriksaan
46
Panduan Belajar Ilmu Ke
eran F
k & Me
D. Penjabaran Prosedur Setelah melakukan pemeriksaan golongan darah, hasil pemeriksaan dicantumkan dalam laporan medis sebagai kelengkapan identitas korban II. Pemeriksaan toksikologi A. Tujuan pembelajaran Mahasiswa mampu mengelola dan mengirim sampel toksikologi Mahasiswa memahami berbagai macam pemeriksaan toksikologi Mahasiswa mampu memeriksa: alkohol, arsen, sianida Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan toksikologi B. Pertanyaan dan persiapan dokter muda Kasus apa saja yang perlu pemeriksaan toksikologi? Sampel apa saja yang dapat diambil untuk pemeriksaan toksikologi? Berikan contoh kasus beserta interpretasi hasil pemeriksaan akibat racun !
47
Fakultas Kedokteran UGM
C. Algoritme kasus
D. Penjabaran prosedur Informasi kontak dengan racun dan olah tempat kejadian perkara. Pemahaman materi ini diharapkan dapat mengidentifikasi jenis racun yang dapat digunakan sebagai pegangan penanganan lebih lanjut. Informasi dapat diperoleh dari penyidik maupun keluarga korban atau yang mengetahui kasus itu terjadi.
48
Panduan Belajar Ilmu Ke
eran F
k & Me
Berbagai racun yang terdapat dimasyarakat meliputi : barbiturat, tranquiliser, senyawa analgetik, sianida, zat korosiv dan pelarut bahan kimia untuk keperluan rumah tangga, dimana peredaran dan penggunaannya setiap tahun meningkat . Informasi sisa barang bukti yang didapat, hal ini dapat dicocokkan dengan tanda klinis yang dijumpai pada tubuh korban saat pemeriksaan. Pada korban hidup perlu informasi kapan zat itu masuk dan keadaan setelah kontak dengan racun bagaimana ? misalnya muntahmuntah, maka muntahan harus disimpan untuk analisa toksikologi. Jenis racun Sesuai dengan aksinya racun dibedakan 7 kelompok: a. Korosif : asam atau basa kuat misalnya cresol. b. Zat yang menyebabkan iritasi : logam (As, Sb,Hg) dan phosphor, amonia, SO dll. c . Hipnotik dan narkotik : barbiturat, morfin, kloral dll d. Deliriant dan convulsant: kokain, strikhnin aconite dll e. Paralytic dan anti kholinesterase : Coniine, curare, nikotin dll f. Gas atau uap beracun : misalnya CO, H2S, HCN, Arsine, Tetrakhloretan Kewajiban dokter dalam menangani kasus keracunan: Memastikan dimana racun itu berada, didasarkan dari anamnesa dan tanda klinis yang dijumpai pada pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam. Pada korban yang meninggal, diperlukan informasi sisa racun dan dicocokkan dengan kelainan yang dijumpai pada jenazah. Selanjutnya menentukan sampel yang perlu diambil untuk pemeriksaan toksikologi, disesuaikan dengan jenis racun yang masuk kedalam tubuh.
49
Fakultas Kedokteran UGM
Untuk korban hidup dengan mengetahui jenis racun dan waktu kontak dengan racun kemudian menentukan cara mengatasinya. Apakah diperlukan antidotum, memuntahkan racun tersebut atau cukup memperbaiki kondisi tubuh. Pengambilan dan pemeriksaan sampel serta interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium a.
Sampel dapat diambil berdasarkan cara masuk racun dan sifat racun. Sisa barang bukti, darah, cairan vitreus, muntahan, urin, feses, rambut untuk analisa toksikologi. Jika gejala jelas pengambilan sampel dapat lebih terarah, jika gejala tidak jelas perlu dipikirkan cara masuk racun, metabolisme dan ekskresinya. Harus dipertimbangkan kecurigaan terhadap jenis racun yang masuk ke dalam tubuh. b. Penanganan sampel untuk pemeriksaan alkohol, sianida dan arsen dapat langsung diperiksa dan dianalisa hasilnya, sedangkan pemeriksaan sampel untuk zat yang lain perlu dirujuk, Sampel organ perlu diawetkan dengan pengawet yang sesuai (biasanya alkohol absolut/95% dengan mempertimbangkan zat yang akan diperiksa tidak rusak/terpengaruh terhadap alkohol), sedang muntahan dan sisa barang bukti, tanpa pengawet dan segera dikirim/dirujuk. c Pembungkusan dan pengiriman barang bukti untuk pemeriksaan toksikologi, disesuaikan dengan sampel yang akan dikirim: untuk organ dimasukkan dalam toples steril tertutup rapat, bahan/zat yang lain dapat juga dimasukkan ke dalam plastik yang masih baru dan tertutup rapat, disertai label, berita acara dan surat permohonan pemeriksaan, bahan pengawet yang diperlukan dengan wadah tersendiri disertakan (sebagai kontrol).
50
Panduan Belajar Ilmu Ke
d
eran F
k & Me
Analisis hasil pemeriksaan toksikologi dikaitkan dengan hasil pemeriksaan tubuh korban dan hasil pemeriksaan penunjang yang lain jika ada.
III. Pemeriksaan Patologi Anatomi, Parasitologi, Mikrobiologi, Odontologi, Anthropologi, Sperma, NA, Radiologi A. Tujuan pembelajaran Mahasiswa mampu mengelola sample untuk pemeriksaan patologi anatomi, parasitologi, mikrobiologi, odontologi, anthropologi, sperma, DNA dan radiologi. B. Pertanyaan dan persiapan dokter muda Kasus apa yang perlu pemeriksaan patologi anatomi, parasitologi, mikrobiologi, odontologi, anthropologi, sperma, DNA dan radiologi. Bagaimana mengelola sample untuk pemeriksaan patologi anatomi, parasitologi, mikrobiologi, odontologi, anthropologi, sperma, DNA dan radiologi. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan penunjang tersebut?
51
Fakultas Kedokteran UGM
Patologi Anatomi Parasitologi Mikrobiologi
q
C. Algoritma kasus Sampel organ
q
Fiksasi (sesuai pemeriksaan yang akan dilakukan)
q
Rujuk/kirim (sesuai prosedur)
q
Pemeriksaan laboratorium
q
Hasil pemeriksaan
52
Panduan Belajar Ilmu Ke
q
Odontologi Anthropologi Sperma DNA Diatome Tes apung paru
eran F
k & Me
Sampel
q langsung
q
dirujuk/dikirim
q Periksa/laboratorium
q
Radiologi
q
Hasil pemeriksaan
Sampel/barang bukti
q Rujuk/koordinasi dengan Bagian Radiologi RS Dr. Sardjito
q
Periksa
q Hasil pemeriksaan
53
Fakultas Kedokteran UGM
D. Penjabaran prosedur Pemeriksaan Patologi Anatomi, sampel yang diambilldiperiksa : jaringan yang mengalami kelainan dan atau jaringan sekitar luka. Sampel diawetkan dengan formalin 10 %, kemudian buat preparat PA untuk selanjutnya diperiksa secara mikroskopis. Hasil yang didapat apabila pada sample akibat trauma ditemukan sel radang berarti trauma terjadi saat korban masih hidup, tetapi apabila tidak ditemukan sel radang berarti trauma terjadi setelah korban meninggal. Pemeriksaan Parasitologi, sam pel yang diambil/diperiksa : larva atau lalat yang ada pada jenazah Cara pengiriman sampel : a. Sebagian sampel diawetkan dengan formalin 10 % untuk mengetahui kondisi sa at itu (saat diperiksa) b. Sebagian sampel tanpa pengawet, diletakkan pad a tempat tertutup tidak kedap udara, untuk mengetahui jenis larva lebih lanjut. Pemeriksaan Mikrobiologi, sam pel (jaringan lorgan yang mengalami abses), segera dikirim tanpa bahan pengawet dalam wadah steril dan tertutup rapat, untuk mengetahui jenis mikroorganisme. Pemeriksaan Sperma, pada kasus diduga kejahatan seksual sampel (usapanvagina/bercak diduga sperma) segera diperiksa dibawah mikroskop (sesuai prosedur). Pemeriksaan DNA, sampel (organ, rambut dll) dibekukan pada suhu minus 30°C, segera diperiksa sesuai prosedur. Pemeriksaan Radiologi, pada kasus kriminal sulit (Iuka tembak, kecelakaan lalu lintas atau yang lain). Sampel/barang bukti yang akan diperiksa dirujuk/dikirim dan atau koordinasi dengan Bagian Radiologi RSUP DR. Sardjito Yogyakarta.
54
Panduan Belajar Ilmu Ke
eran F
k & Me
Pemeriksaan Diatome, pada kasus diduga akibat tenggelam perlu diambil sampel organ paru jenazah segar. Pemeriksaan destruksi (disgestiv asam) pada paru: a. Ambil jaringan perifer paru sebanyak 100 gram b. Masukkan ke dalam labu Kjeldahl dan tambahkan asam sulfat pekat sampai jaringan paru terendam c . Diamkan lebih kurang setengah hari agar jaringan hancur d. Panaskan larutan tersebut di dalam almari asam sambil diteteskan asam nitrat pekat sampai terbentuk cairan jernih, dinginkan dan cairan dipusingkan dalam centrifuge e . Sedimen yang terjadi ditambah dengan akuades, pusingkan kembali dan akhirnya dilihat dengan mikroskop f. Pemeriksaan diatome positif bila pada jaringan paru ditemukan diatome cukup banyak, 4-5/LPB atau 10-20 per satu sediaan atau pada susmsum tulang cukup ditemukan satu. Odontologi, Anthropologi, DNA: untuk membantu identifikasi korban (Iihat identifikasi forensik). Pemeriksaan Tes apung paru, pada kasus orok, untuk mengetahui orok lahir hidup atau lahir mati.
55