BAB III TEORI PENUNJANG
Untuk menunjang laporan Kerja Praktik ini dibutuhkan beberapa teori-teori penunjang sebagai referensi praktikan untuk membuat sebuah perancangan
dari
proyek
yang
diberikan
perusahaan.
Teori-teori
penunjang yang digunakan yaitu:
A. Buku Tahunan Sekolah BTS (Buku Tahunan Sekolah) adalah buku kenangan siswa di akhir sekolahnya yang memuat foto-foto bersama teman-temannya, gurugurunya, kegiatan-kegiatan sekolahnya, juga lingkungan sekolahnya yang menjadi kenangan manis tak terlupakan.
Kenangan itu kemudian
dituangkan dalam sebuah buku memory, buku kenangan, dimana disitu tersimpan juga biodata dan alamat teman-teman dan gurunya sehingga meskipun telah terpisah karena meneruskan studi masing-masing, mereka tetap masih bisa berhubungan nantinya. Buku tahunan merupakan sebuah buku kenangan yang berisikan foto dan ilustrasi desain grafis, profil dan biodata dan biodata mengenai sekolah yang bersangkutan, mulai dari guru, karyawan, hingga muridmuridnya. Sebuah buku yang dikemas dalam suatu konsep dengan berbagai macam ide. Dengan kata lain Buku Tahunan Sekolah adalah sebuah buku yang isi keseluruhannya menunjukkan kepribadian sekolah itu pada masa tahun ajarannya. Bagi penulis buku tahunan adalah kumpulan ide yang tertuang didalam lembaran-lembaran kertas, buku yang penuh akan kumpulan kenangan tentang masa-masa indah dibangku sekolah. Buku yang akan selalu membawa kita kembali merasakan kenangan-kenangan indah itu di suatu hari nanti. Proses pembuatan buku tahunan meliputi pengenalan, penawaran ide dan konsep, pemotretan, desain dan layout, hingga proses cetak.
B. Teknik Fotografi 1. Composition/Angle (sudut pandang)
Untuk menghasilkan foto yang menarik diperlukan keberanian untuk meletakan objek foto tidak selalu ditengah frame kamera. Biasanya para pemula sering terpaku dengan teori-teori yang pernah diketahui. Padahal dengan meletakan objek d ipojok frame juga akan menarik asal dapat menyatu dengan elemen yang ada disekitar objek. Setiap fotografer mempunyai cara yang berbeda dalam mengambil kondisi/angle, itu semua tergantung dari sense of art dan banyak memotret.
Gambar 1 Foto composition/angle (sudut pandang)
2.
Deph of Field (ketajaman) Seorang fotografer harus dapat menemukan ketajaman objek yang
akan dijepretnya. Apakah objek tersebut dibuat fokus semuanya atau hanya objek utama yang fokus sedangkan objek yang lainnya tidak.
Gambar 2 Foto Dept of field (ketajaman)
3.
Exposure (pencahayaan) Hasil sebuah foto sangat ditentukan oleh pencahayaan yang ada.
Foto yang baik adalah foto dengan pencahayaan yang pas, tidak under dan over exposure.
Gambar 3 Exposure (pencahayaan)
4.
Focus (fokus) Agar foto dapat dilihat dengan enak,objek yang dihasilkan harus
fokus. Seorang fotografer harus dibiasakan mengambil foto dalam keadaan under pressure agar matanya terlatih dalam melihat objek secara jernih. Saat sekarang kamera dan lensa sudah dilengkapi dengan fitur AF (Auto Focus) yang dapat membantu fotografer. Secara kasat mata kerja seorang fotografer tampak seperti datang, memotret lalu pergi. Padahal sesungguhnya kerja di lapangan hanya sepersekian dari kerja total yang dilakukan fotografer. Bagian terbesar dari kerja ini justru dipersiapannya. Persiapan yang paling mendasar adalah kemampuan teknis. Hal ini tidak bisa dipelajari dalam waktu singkat. Perlu waktu beberapa hari sampai bulan untuk menguasai teori fotografi dasr dan juga pengenalan pada alat yang dipakai. Pada pemakian lensa non otofocus, harus ada pembiasan dalam dalam memutar gelang fokus. Ada lensa yang memutar
searah jarum jam untuk mendapatkan fokus yang tak terhingga, namun ada yang sebaliknya. Lampu kilat dari dua jenis dengan merek yang samapun sering punya aturan penyetelan yang berbeda. Pendeknya seorang fotografer harus sangat kenal dengan benda-benda yang akan dipakainya. Hal terpenting yang harus diingat adalah kerja, kerja seorang fotografer tidak kenal waktu. Kejadian yang harus dipotret bisa datang kapanpun. Maka, emua peralatan seorang fotografer juga harus dalam keadaan siap. Kondisi selalu siap ini bisa dicapai kalau seorang jurnalis foto mampu mendisiplinkan diri untuk mengembalikan segala sesuatu pada tempatnya dan pada kondisi terbaiknya. Maka, akan sangat berguna bagi seorang fotografer untuk datang awal sebelum waktu pemotretan. Ini beguna untuk menjaga-jaga kalau ada sesuatu kekurangan alat yang dibawanya, juga untuk mengetahui segi liputannya. Maka sebuah kalimat yang layak dirijuk adalah “Fotografer datang paling awal dan pulang paling akhir”, adalah kalimat yang harus diterapkan kapanpun.
Gambar 4 Focus (fokus)
C. Jenis-jenis angle berbagai angle dalam fotografi yang umum dilakukan oleh para fotografer:
1. Normal angle Normal angle adalah angle umum karena pada posisi ini kamera yang dipegang oleh fotografer sejajar dengan objek yang kita jadikan objek sebuah foto.
Gambar 5 Normal angle
2. Bird eye view atau eagle eye angle Angle ini merupakan suatu angle dimana kita sedang berada disuatu ketinggian tertentu, oleh sebab itu diistilahkan sebagai sudut pandang
mata
elang.
Ini
basanya
dilakukan
dalam
melakukan landscape photohgraphy dimana angle yang kita tuju adalah keluasan ruang yang akan kita jadikan sebuah karya fotografi.
Gambar 6 Bird eye view
3. Low angle Kata yang satu ini pasti sudah sangat sering di dengar. Sesuai dengan kata-katanya 'low angle' berarti sudut tembak yang rendah dari objek adalah sasaran bidik kita.
Gambar 7 Low angle
4. High angle Angle jenis
ini
merupakan
kebalikan
dari
'low
angel'
yaitu
memposisikan diri tepat berada di atas objek yang kita jadikan sasaran atau objek bidik.
Gambar 8 High angle
5. Frog eye angle Angle jenis ini sesuai dengan namanya 'frog' yang berarti kodok. Yaitu suatu angle yang
sangat
rendah.
Bahkan
lebih
rendah
dari 'low
angel'. Angel ini menuntut seorang fotografer untuk mengambil posisi kamera yang dipegang sangat dekat dengan tanah. Bahkan tidak sedikit fotografer mencapai angle ini dengan posisi tiarap laksana seorang tentara yang sedang tiarap.
Gambar 9 Frog eye angle
D. Prinsip Desain Dalam Penataan Layout
1. Penataan Layout Suatu publikasi bidang kerja, hierarkinya lebih tinggi dari sekadar membuat sebuah grafis atau gambar. Pada desain komunikasi visual, berprinsip bahwa sebuah publikasi merupakan karya grafis seutuhnya. Sebuah karya artwork (baca gambar) yang bagus, akan sia-sia jika dipasang dengan tata perwajahan yang salah. Hingga saat ini kita masih menjumpai penyusunan layout atau tata perwajahan yang tidak mengindahkan estetika ruangan. Prinsip-prinsip desain grafis merupakan bagian yang harus diketahui untuk membantu proses penempatan elemen-elemen grafis pada bidang publikasi.
Prinsip desain grafis itu adalah:
a.
Kesederhanaan
Prinsip kesederhanaan ini berhubungan dengan kemampuan daya tangkap rata-rata manusia di dalam menerima informasi. Manusia secara insting
menginginkan
kesederhanaan
dalam
menerima
informasi.
Informasi yang rumit tidak akan dapat dicerna atau diingat oleh si penerima informasi. Jadi, sebuah informasi atau pesan harus dibuat sesederhana mungkin. Namun dalam penyederhanaan hendaknya harus memperhatikan segmen kepada siapa informasi itu disampaikan. Pesan yang terlalu verbal biasanya cendrung diremehkan
b.
oleh
respondenya.
Kontras
Kontras diperlukan untuk menarik perhatian, memberi penekanan terhadap elemen atau pesan yang ingin disampaikan. Ada beberapa teknik yang dapat diberikan pada elemen gratis, contohnya sebagai berikut:
1.Menggunakan
style
2. Memilihkan
Bold huruf
3. Memanfaatkan
kontras
4. Memberikan tekstur
dan
Italic
display
pada
yang
body lebih
teks. atraktif.
dalam warna.
pada latar
belakang.
5. Memperbesar bagian tertentu yang ingin ditonjolkan.
c. Keseimbangan
Penempatan elemen grafis pada halaman publikasi haruslah memiliki efek keseimbangan. Keseimbangan dapat merupakan keseimbangan yang formal, dalam hal ini biasanya susunan yang senantiasa simetris. Dengan tatanan yang simetris akan mampu memberikan kesan yang formal, seimbang, dapat dipercaya, dan mapan. Susunan yang asymetris sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu dinamika, energi serta pesan yang tidak formal.
2. Keharmonisan
Harmoni maksudnya memiliki keselarasan antara satu elemen dengan elemen grafis yang lain. Prinsip harmoni itu dapat diwujudkan dalam dua
cara:
Harmoni
dalam
bentuk.
Harmoni dalam bentuk adalah keserasian dalam penempatan elemenelemen grafis pada bidang publikasi. Dalam hal ini bersangkutan erat dengan bentuk dan ukuran publikasi itu sendiri, apakah dalam bentuk halaman penuh, halaman yang dilipat dua atau tiga, kartu nama, tag, dan sebagainya. Di antara elemen yang sangat besar pengaruhnya adalah pemilihan bentuk huruf, ukuran, dan susunannya. Harmoni dalam tonasi warna. Keserasian dalam pemasangan warna antar elemen. Serasi didalam harmoni warna nuansanya bisa sangat luas. Dengan teknologi cetak mutakhir, para seniman tidak puas dengan estetika yang telah mapan. Kecenderungan memunculkan setting warna yang memberikan citra baru dan futuristikkadang-
kadang sulit dicari batasannya. Yang mampu menerima konsep semacam ini bergantung pada segmen yang dituju. Keharmonisan sesuai dengan pandangan responden dewasa dan matang, berbeda sekali dengan pandangan anak muda yang dinamis. E. Dasar – dasar Dalam Mendesain Layout
Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan.
1. Konsisten Penerapan beberapa elemen (bentuk, teks maupun gambar) dalam sebuah layout adalah salah satu rahasia jitu untuk membuat desain tampak profesional. misal, terlalu banyak jenis font akan membuat layout kacau, tidak fokus, dan tidak sedap dipandang mata. Cukup lakukan pengecualian pada bagian-bagian tertentu, seperti ketika ingin memberi ketegasan pada sebuah teks.
2. Pintar dalam memilih font
Font adalah salah satu kunci penting dalam menyampaikan informasi dalam sebuah layout. Setiap font memiliki sifat masing-masing dalam menyampaikan pesan. Pilihlah font yang sesuai tema. Contoh, jika anda ingin membuat sebuah brosur yang berisi informasi tentang produkproduk teknologi, pilihlah font yang elegan, formal, dan terkesan mewah. Jangan menggunakan font grunge atau font dengan bentuk ceria seperti yang biasa terdapat pada poster anak-anak.
3. Prioritas Dalam setiap layout desain, tentu ada bagian tertentu yang akan jadi prioritas untuk ditonjolkan, seperti judul maupun sub judul misalnya. Dalam hal ini, anda harus mampu memandu pembaca visual ke dalam rentetan pesan yang anda tawarkan dalam desain. Anda pasti sering melihat bagian layout seperti "DISKON 50%" atau "GARANSI SEUMUR HIDUP" yang terlihat menonjol pada sebuah desain poster. Hal ini ditujukan oleh desainer untuk menarik perhatian pembaca. Ketika pembaca (dari jauh) melihat dan tertarik untuk membaca detailnya, maka desainer telah berhasil membimbing pembaca pada tahap itu.
4. Warna
Setiap warna mewakili sifat tertentu yang dapat mempengaruhi pembaca (silakan baca postingan saya mengenai Psikologis warna dalam pemasaran). Berikanlah warna yang sesuai dengan tema. Dan tentukan kapasitas warna desain anda. Jangan takut bermain dengan warna kontras, dalam hal ini, saya sarankan untuk sering bereksperimen untuk menemukan warna yang sesuai.
5. Margin
Perhatikan margin atau batasan pada layout design anda. Berikan sedikit ruang yang cukup sehingga desain terlihat rapi. Sebuah layout design yang bagus akan sekejap menjadi amatir hanya karena kurang memperhatikan margin.
6. Desain alternatif
Jangan langsung menghapus sebuah desain jika anda merasa kurang puas dengan hasilnya. Cobalah untuk membuat opsi lain, biarkan yang
sudah ada. Hal ini akan sangat membantu untuk memperbandingkan dan mencari kesalahan pada setiap bagian layout.
7. Produksi
Pertimbangan terhadap produksi adalah hal yang baik untuk dilakukan. Banyak kasus ditemui dalam bagian produksi ketika desainer tidak mempertimbangkan kemungkinan yang akan terjadi pada produksi, seperti pergeseran warna, margin yang terlalu sempit sehingga akan terpotong ketika proses cutting, dll.
8. Print test
Biasakanlah untuk melakukan tes print pada desain layout anda. Tes print berguna untuk melihat kesalahan yang sulit ditemukan ketika kita melihat desain pada screen komputer.
9. Grid System
Sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Grid systems digunakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Melalui grid system seorang perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah kompisisi yang sudah diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid systems dalam desain grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara estetik.
10. The Golden Section
Sebelum kita bisa membuat grid, kita memerlukan sebuah halaman untuk meletakkannya. Di bidang seni grafis, proporsi agung menjadi dasar
pembuatan ukuran kertas dan prinsip tersebut dapat digunakan untuk menyusun
keseimbangan
sebuah
desain.
Proporsi
agung
sudah
ditemukan sejak jaman kuno untuk menghadirkan proporsi yang sangat sempurna dan indah. Membagi sebuah garis dengan perbandingan mendekati rasio 8 : 13 berarti bahwa jika garis yang lebih panjang dibagi dengan garis yang lebih pendek hasilnya akan sama dengan pembagian panjang garis utuh sebelum dipotong dengan garis yang lebih panjang tadi. Proporsi agung juga dikenal dalam istilah deret bilangan fibonacci yaitu deret bilangan yang setiap bilangannya adalah hasil jumlah dari dua bilangan sebelumnya dan di mulai dari nol. Deret bilangan ini memiliki rasio 8 : 13 yaitu rasio proporsi agung. Bilangan ini sering dipakai dalam pengukuran bangunan, arsitektur, karya seni, huruf hingga layout sebuah halaman karena proporsinya yang harmonis. 0 1 1 2 3 5 8 13 21 34 55 89 144 233 377... Sebuah obyek yang mempunyai proporsi agung mampu sekaligus memuaskan mata dan tercermin pada benda-benda alam. Ujung daun pakis dan spiral dalam rumah keong adalah contoh yang paling populer.
11. The symetrical grid Dalam grid simetris, halaman kanan akan berkebalikan persis seperti bayangan cermin dari halaman kiri. Ini memberikan dua margin yang sama baik margin luar maupun margin dalam. Untuk menjaga proporsi, margin luar memiliki bidang yang lebih lebar. Layout klasik yang dipelopori oleh Jan Tschichold (1902-1974) seorang typographer dari Jerman ini didasari ukuran halaman dengan proporsi 2 : 3. Sistem Layout digunakan hampir pada semua bidang yang berhubungan dengan desain visual, anda mungkin pernah mendengar kata layout berita, layout rumah, layout web dll.
F. Macam-Macam Pose Yang Baik di Depan Kamera Untuk Pria
1. Pose sangat sederhana. Memfoto tubuh bagian atas dengan tangan yang saling bersedekap/ menyilang. 2 hal yang harus Anda perhatikan adalah : bahu harus ditarik sedikit ke belakang, dan kencangkan otot perut Anda.
Gambar 10 Pose yang baik depan kamera
2. Tangan menyilang juga sangat bagus untuk foto jenis full-body. Tetapi jangan lupa untuk menyilangkan salah satu kaki di depan kaki lainnya. Tetapi pastikan agar berat tubuh tidak berada di tengah jarak kedua kaki, karena hal ini menyebabkan pose terlihat sangat aneh.
3. Banyak di antara laki-laki kebingungan untuk meletakkan tangannya. Solusi ini sebenarnya sangat sedehana. Ada 4 hal yang perlu diingat : #1. Lepas di samping tubuh. #2. Di pinggul. #3. Masuk ke dalam saku celana.#4. Kedua tangan disilangkan di dada. Dan di samping itu tangan harus selalu santai, yang berarti tidak ada tekanan otot, kecuali kalau ingin berpose seperti binaragawan.
4. Pose saat berdiri tegak. Laki-laki memang memiliki masalah dalam menempatkan
tangan
mereka
di dalam
saku,
apakah masuk
seluruhnya atau hanya sebagian. Yang penting Anda harus mengetahui sendiri mana diantara keduanya yang memperlihatkan Anda terlihat lebih santai.
5. Pose dengan sedikit variasi dari pose sebelumnya. Memegang beberapa pakian/jaket di atas bahu, hanya ibu jari yang dimasukkan dalam saku, dan kaki disilangkan,
6. Untuk pose duduk agar terlihat santai dan natural, taruhlah pergelangan kaki
di
salah
agak sedikit dari atas.
satu
lutut.
Ambil
foto
dari
angle
7. Bersandar pada dinding adalah variasi lain dari pose tegak.
8. Sandarkan tubuh di dinding sangat bagus untuk foto casual dan formal.
9.
Sangat mudah untuk berpose formal. Peganglah gadget/barang (laptop, buku, dll) di samping dengan santai. Pose ini dapat menunjukkan aktifitas harian dari si model.
10.
Bertentangan dengan kebiasaan umum, sangat lah tidak masalah untuk berpose duduk sebagian di atas kursi. Letakkan kedua tangan di pertengahan paha, dan jangan lupa untuk senantiasa santai/relax. Pose ini memiliki kesan formal.
11.
Pose sederhana saat duduk di depan meja. Untuk menimbulkan image pekerjaan sujek (model) letakkan barang/ gadget ( laptop, buku, dll) di meja.
12.
Fariasi pose dari pose sebelumnya. Sangat tepat untuk potret formal.
13.
Untuk menunjukkan lingkungan kerja dapat mengambil gambar dari belakang dengan latar belakang adalah meja kerja.
14. Pose dengan menyilangkan tangan dimana tubuh ditopang oleh tangan. Sekali lagi, Anda dapat meletakkan barang/ gadget di meja untuk dapat memberikan kesan lingkungan kerja.
15.
Menggunakan sebuah kursi sebagai properti dapat membuat foto potrait lebih menarik. Pose sangat bagus untuk seorang pekerja profesional saat di lingkungan kerja mereka.
16.
Pose sedang duduk di taman memeberi kesan natural. Cobalah dengan berbagai macam angel (sudut) dan arah .
17.
Variasi lain dari pose duduk di taman. Sangat cocok untuk pemotretan di luar ruang.
18. Pose santai yang mudah saat duduk
19.
Pose informal. Anda duduk santai di lantai/ tanah/ taman dengan
20.
bersandar
pada
sebuah
objek
Terakhir, pose close up. Jangan pernah takut untuk memotong bagian wajah model (kepala bagian atas).
G. Macam-Macam Pose Yang Baik di Depan Kamera Untuk Wanita
Gambar 11 Pose yang baik depan kamera
1. Pose yang sederhana dengan memperlihatkan bentuk bahu nya dan terlihat menarik jika mengambilnya dari sudut yang berbeda.
2. Dalam fotografi potret, tangan biasanya tidak terlihat atau setidaknya tidak dominan. Namun, Anda mungkin mendapatkan kreatif dengan meminta model untuk bermain-main dengan tangannya mencoba posisi yang berbeda di kepalanya atau wajah.
3. Anda mungkin akrab dengan aturan komposisi seperti aturan pertiga. Dalam cara yang sama, efek menyenangkan dapat dibuat dengan menggunakan diagonal. Juga ingat bahwa Anda tidak perlu selalu memegang kamera Anda pada tingkat yang bahkan sempurna. Jangan takut untuk miring, Anda mungkin mencapai beberapa perspektif yang menarik dan tidak biasa.
4. Benar-benar bagus dan indah berpose dengan model duduk. Lutut harus saling bersentuhan. mengambil gambar sedikit dari atas.
5. Lainnya terbuka dan mengundang berpose dengan model tergeletak di tanah. Turun dan mengambil gambar Anda hampir dari permukaan tanah.
6. Hanya variasi untuk berpose dengan model tergeletak di tanah. Kedua tangan mungkin juga akan bertumpu di tanah. terlihat lebihbaik di luar ruangan, di atas rumput atau di padang rumput bunga liar, misalnya.
7. Cantik dan mudah berpose untuk model duduk di tanah.
8. Pose yang sederhana dan ramah berpose untuk model duduk di tanah. Cobalah arah yang berbeda.
9. Sederhana dan kasual tampak berpose. Banyak variasi yang mungkinyang berbeda. Mintalah model untuk memutar tubuhnya, bereksperimen dengan posisi tangan ditempat yang berbeda.
10. Pose yang sangat sederhana dan elegan. Model ini berbalik sedikit ke samping tangan di
saku belakang
yang berbeda.
11. Pose sensual. Dengan memegang tangan di atas kepala lekuk tubuh ditekankan.
Bekerja
dengan
tipe
tubuh
fityang
berbeda.
12. Variasi tak berujung yang mungkin untuk berpose di ketinggian penuh. Pose ini hanyalah titik awal yang berbeda. Mintalah model untuk sedikit mengubah tubuhnya, ubah posisi tangan, kepala dan perubahan arah mata.
13. Pose
santai
dengan
model
berdiri
tegak
dan
mendukung
punggungnya dinding yang berbeda. Ingat bahwa model dapat menggunakan dinding tidak hanya untuk mendukung, tetapi juga untuk meletakkan tangan dan kaki di tempat yang berbeda.