BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Pengertian Panggung
Panggung adalah tempat berlangsungnya sebuah pertunjukan dimana interaksi
antara kerja penulis lakon, sutradara, dan aktor ditampilkan di hadapan penonton.Di atas panggung inilah semua pelaku lakon disajikan dengan maksud agar penonton menangkap maksud cerita yang ditampilkan.Untuk menyampaikan maksud tersebut pekerja teater mengolah dan menata panggung sedemikian rupa untuk mencapai maksud yang di inginkan.Seperti telah disebutkan di atas bahwa banyak sekali jenis panggung tetapi dewasa ini hanya tiga jenis panggung yang sering digunakan. Ketiganya adalah panggung proscenium, panggung thrust, dan panggung arena. Dengan memahami bentuk dari masing ‐ masing panggung inilah penata panggung dapat merancangkan karyanya berdasarkan lakon yang akan disajikan dengan baik. 3.2. Bentuk ‐ bentuk panggung 1. BENTUK SEGI EMPAT
Bentuk ini merupakan bentuk yang sederhana dari ruang teater. Perletakan
panggung perunjukkan berada di salah satu sisi dan ruang penonton berada disisi yang lain. Kondisi ini menyebabkan penonton yang berada di arena samping akan merasa kesulitan menikmati pertunjukkan kesenian, karena arah hadapnya tidak lurus ke arah panggung perunjukkan sehingga mengurangi rasa nyaman.
Dapat pula panggung pertunjukkan berada di tengah ‐ tengah ruang penonton.
Kondisi ini dapat menampung lebih banyak penonton, tetapi tetap memiliki masalah yang sama, yakni penonton yang berada di area samping akan merasa kesulitan menikmati pertunjukkan kesenian. Bentuk ini sering digunakan sebagai ruang seminar, workshop, rapat, dan sebagainya.
8
Gambar 1.Panggung segi empat.
2. BENTUK KIPAS ( MELINGKAR )
Bentuk kipas menjadikan ruang penonton melingkari panggung pertunjukkan.
Dengan kondisi ini, kemampuan visual penonton terhadap pertunjukkan kesenian yang berlangsung tidak terganggu dengan posisinya.
Gambar 2.Panggung bentuk kipas.
9
3. BENTUK TAPAK KUDA
Bentuk ruangan ini akan memantulkan gelombang bunyi secara memusat di sisi
tengah ruangan, karena permukaan dinding yang berbentuk cekung. Keadaan ini dapat membuat suara menjadi lebih jelas di bagian tengah ruangan, tetapi dibagian lain akan kurang. Jika berlebihan, suara yang terdengar di titik fokus pantulan akan terlalu keras.
Gambar 3.Panggung bentuk tapak kuda.
4. BENTUK TAK BERATURAN
Bentuk ini tercipta karena untuk memenuhi aspek kenyamanan visual, pencahayaan,
dan akustik.Dinding ruangan dibuat tak beraturan agar dapat menyerap bunyi ataupun memantulkan gelombang bunyi yang dibutuhkan dengan baik. 5. AUDITORIUM 360O
Panggung pertunjukkan berada ditengah, dengan auditorium terletak mengelilingi
panggung pertunjukkan. Dengan begitu, kemampuan arah hadap pementas, maka ia akan menghadap ke arah penonton. Jalur sirkulasi pementasan melewati auditorium.Bentuk ini sering digunakan dalam pertunjukkan konser musik ( terutama band ) dan pertunjukkan teatrikal. Tidak sesuai untuk pertunjukkan sulap.
10
Gambar 4.Panggung bentuk auditorium 3600.
6. AUDITORIUM TRANSVERSE STAGE
Bentuk ini sangat sederhana dengan meletakkan pangung pertunjukkan dan tempat
duduk penonton saling berhadapan. Bentuk ini tidak cocok untuk jumlah penonton yang banyak, karena tingkat visual penonton terhadap pangung yang kurang sempurna.
Gambar 5.Auditorium transvers stage.
7. AUDITORIUM 210o – 220o
Panggung berada di sebuah titik dengan tempat duduk penonton berada
mengelilinginya, tetapi tidak penuh satu lingkaran. Arah pandang visual penonton lurus kedepan, tidak perlu menengok terlalu banyak untuk dapat menikmati pertunjukkan. Bentuk ini cocok untuk digunakan dalam pementasan seni teater, drama, konser musik, tari, sendratari, dan kegiatan lain yang sejenis.
11
Gambar 6.Auditorium 210o – 220o.
8. AUDITORIUM PENGGELINDINGAN 180
Auditorium penggelindingan ini telah digunakan sebagai tempat pementasan teater
sejak zaman Yunani Kuno. Memiliki sifat hampir sama dengan auditorium 210 – 220, tetapi memiliki kapasitas penonton lebih kecil.Bentuk ini sering digunakan sebagai tempat pertunjukkan konser musik. 9. AUDITORIUM PENGGELINGINGAN 90
Karakteristik dan sifat bentuk ini hampir sama dengan bentuk auditorium
penggelindingan 210 – 220. Hanya sudut di panggung pertunjukkan lebih kecil dan lebar tempat penonton yang juga lebih kecil.Kondisi ini mengakibatkan arah pandang penonton menghadap ke panggung, sehingga lebih cocok untuk ruang pertunjukkan.Bentuk ini lebih dikenal dengan sebutan bentuk kipas. 10. AUDITORIUM TANPA SUDUT PENGGELINDINGAN
Panggung pertunjukkan berada di salah satu sisi ruangan dan tempat duduk
penonton berada di sisi yang lain. Keduanya saling berhadapan. Bentuk ini sering digunakan sebagai ruang rapat, seminar, workshop, dan kegiatan lain yang sejenis. 12
11. AUDITORIUM SPACE STAGE
Dengan bentuk elips, gelombang bunyi akan memantul ke arah seluruh ruangan. Jika
dihitung dengan benar, gelombang bunyi akan terpantul dan menyebar ke seluruh area auditorium.
Gambar 7.Auditorium space stage.
12. PANGGUNG TERBUKA
Ruang utama berada dan ruang penonton terletak saling berhadapan.Terkadang
ruang utama juga dikelilingi ruang penonton.
Gambar 8.Panggung terbuka.
13
13. RUANG ARENA
Berupa teater melingkar yang dikembangkan dari bentuk amphitheatre klasik berupa
bentuk radial dan dikembalikan pada bentuk lingkar.Ruang penonton berada di sekeliling ruang utama.
Gambar 9.Ruang arena.
14. PROSCENIUM
Panggung proscenium bisa juga disebut sebagai panggung bingkai karena penonton
menyaksikan aksi aktor dalam lakon melalui sebuah bingkai atau lengkung proscenium (proscenium arch). Bingkai yang dipasangi layar atau gorden inilah yang memisahkan wilayah akting pemain dengan penonton yang menyaksikan pertunjukan dari satu arah.Dengan pemisahan ini maka pergantian tata panggung dapat dilakukan tanpa sepengetahuan penonton.Panggung proscenium sudah lama digunakan dalam dunia teater. Jarak yang sengaja diciptakan untuk memisahkan pemain dan penonton ini dapat digunakan untuk menyajikan cerita seperti apa adanya. Aktor dapat bermain dengan leluasa seolah‐ olah tidak ada penonton yang hadir melihatnya.
14
Pemisahan ini dapat membantu efek artistik yang dinginkan terutama dalam gaya
realisme yang menghendaki lakon seolah‐olah benar‐benar terjadi dalam kehidupan nyata. Tata panggung pun sangat diuntungkan dengan adanya jarak dan pandangan satu arah dari penonton.
Hampir semua sekolah teater memiliki jenis panggung proscenium.Jarak antara
penonton dan panggung adalah jarak yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan gambaran kreatif pemangungan.Pesona inilah yang membuat penggunaan panggung proscenium bertahan sampai sekarang. 15