BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
3.1.1
Setting Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Biluhu
kelas VIII pada mata pelajaran matematika khususnya pada Kubus dan Balok 3.1.2
Karakteristik Subjek Penelitian Subyek yang dikenai tindakan adalah siswa SMP Negeri 1 Biluhu kelas
VIII Tahun Ajaran 2012/2013 dengan jumlah seluruh siswa 17 orang. Ada 7 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Keseluruhan siswa di kelas ini mempunyai kemampuan yang bervariasi. Mulai dari siswa yang berkemampuan pengetahuan rendah, sedang, dan tinggi. 3.2
Prosedur Penelitian Penelitian ini Penelitian Tindakan Kelas bersiklus untuk melihat
peningkatan kemampuan komunikasi matematika siswa khususnya pada materi Kubus dan Balok melalui Realistic Mathematics Education (RME). Pelaksanaan tindakan penelitian ini terdiri dari empat tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu perancanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini berlangsung dalam siklus berulang dan banyaknya siklus yang dilaksanakan, disesuaikan dengan dampak pelaksanaan tindakan yaitu apabila pada akhir kegiatan pembelajaran, hasil evaluasi siswa belum tuntas, maka akan dilanjutkan pada siklus berikutnya atau siklus lanjutan, namun apabila pada
25
26
akhir siklus telah memenuhi ketuntasan belajar, maka tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Menurut Mulyasa (2010: 73) “siklus PTK tersebut dapat digambarkan sebagai berikut”. Siklus Lanjutan
1. Rencana Siklus I
Siklus II 4. Refleksi
1. Rencana 2. Tindakan
4. Refleksi
2. Tindakan
3. Observasi
3. Observasi 3.2.1
Siklus I
1. Perencanaan Perencanaan yaitu persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan penelitian sebagai berikut: a. Meminta izin kepada kepala sekolah b. Menyiapkan semua perangkat pembelajaran meliputi Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan buku-buku penunjang. c. Menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan tindakan. d. Menetapkan waktu pelaksanaan tindakan.
27
e. Menyusun instrumen pemantauan dan alat evaluasi. 2. Pelaksanaan Pelaksanaan rencananya meliputi langkah – langkah sebagai berikut: a. Pendahuluan 1. Melakukan persiapan. 2. Membuka pelajaran (memberi salam dan berdo’a), menjelaskan kepada siswa tentang proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. 3. Menyampaikan
apersepsi
(mengingatkan
kembali
materi
sebelumnya 4. Menginformasikan materi yang akan dibahas yakni Kubus dan Balok 5. Memotivasi siswa tentang manfaat untuk mempelajari materi ini adalah untuk memecahkan masalah dlam kehidupan sehari-hari b. Kegiatan Inti 1. Mengkondisikan peserta didik dalam beberapa kelompok diskusi, setiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota yang memiliki kemampuan heterogen. 2. Memberikan LKS pada peserta didik. 3. Meminta peserta didik memahami LKS yang diberikan. 4. Memberikan siswa masalah kontekstual 5. Merespon secara positif jawaban siswa. Siswa diberi kesempatan untuk memikirkan strategi siswa yang paling efektif 6. Mengarahkan siswa pada beberapa masalah kontekstual dan
28
selanjutnya
mengerjakan
masalah
dengan
menggunakan
pengalaman mereka 7. Memberikan bantuan seperlunya 8. Mengenalkan istilah konsep 9. Menginformasikan kelompok terbaik. a. Kegiatan Penutup 1. Bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan materi pelajaran. 2. Melakukan evaluasi/penilaian serta refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. 3. Siswa mengerjakan soal 4. Memberikan tugas (PR) berupa soal-soal latihan. 5. Menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya. 6. Mengucap salam 3. .Pengamatan atau Observasi dan Evaluasi Observasi terhadap kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru yang bertindak selaku observer menggunakan lembar observasi mengajar guru melakukan proses pembelajaran dan lembar observasi belajar siswa. Selanjutnya, evaluasi dilakukan pada akhir siklus guna mengetahui dampak dari penggunaan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) pada materi kubus dan balok.
29
4. Analisis dan Refleksi Data yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan berupa data hasil observasi kegiatan mengajar guru dan kegiatan belajar siswa serta data hasil belajar siswa dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif. Sedangkan refleksi dilaksanakan melalui diskusi dengan Guru setelah siklus selesai. Refleksi dimaksudkan untuk melihat/mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Hasil refleksi tersebut menentukan apakah harus merencanakan kembali tindakan siklus berikutnya. 3.2.2
Siklus Lanjutan Siklus lanjutan merupakan tindak lanjut dari siklus I yang bertujuan untuk
mengupayakan perbaikan siklus I. Siklus lanjutan dilaksanakan dengan mempertimbangkan peningkatan yang telah dicapai pada siklus sebelumnya. Jika belum dicapai kondisi ideal, siklus akan terus dilanjutkan. Langkah-langkah siklus lanjutan dilakukan sebagaimana siklus I yaitu berupa perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. 3.3
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.3.1
Instrumen Pengumpul Data
1. Tes kemampuan komunikasi matematika Tes kemampuan komunikasi matematika bertujuan untuk memperoleh data kuantitatif
berupa skor kemampuan komunikasi matematika yang disusun
30
berdasarkan indikator kemampuan komunikasi matematika. Soal tes berupa soal essai yang disusun berdasarkan indikator pembelajaran yang terdapat pada RPP. 2. Lembar observasi Lembar observasi ditujukan sebagai pedoman untuk melakukan observasi belajar siswa dan mengajar guru selama proses pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) berlangsung. Observasi terhadap aktivitas siswa difokuskan terhadap aspek matematika realisitik, sedangkan observasi terhadap aktivitas guru difokuskan kepada keterlaksanaan pembelajaran
Realistic
Mathematics
Education
(RME)
dalam
proses
pembelajaran matematika di kelas. Untuk melengkapi data observasi aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung didokumentasikan dalam bentuk foto. 3.4
Definisi Konseptual Kemampuan Komunikasi adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah
mengalami interaksi proses pembelajaran. Kemampuan komunikasi matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses interaksi pembelajaran mata pelajaran matematika yang dijaring dengan tes kemampuan komunikasi matematika. Kemampuan komunikasi matematika merupakan kemampuan menyatakan ide matematika melalui lisan dan tulisan. Kemampuan komunikasi lisan siswa dapat diukur saat siswa tersebut menemukan pengetahuan matematika mereka. Kemampuan komunikasi matematika tulisan dapat diukur melalui tulisan siswa mengenai matematika.
31
3.5
Definisi Operasional Untuk menggambarkan ruang lingkup yang menjadi batasan penelitian
maka dikemukakan definisi operasional sebagai berikut : 1. Realistic Mathematics Education (RME)
adalah pemanfaatan realita dan
lingkungan yang dipahami siswa untuk memperlancar proses pembelajaran matematika sehingga mencapai tujuan pendidikan matematika yang lebih baik dari pada masa lalu. Realita yang dimaksud adalah hal-hal yang nyata atau konkrit yang dapat diamati dan dipahami siswa dengan membayangkan, sedangkan lingkungan adalah tempat siswa berada. 2. Hasil belajar kognitif merupakan skor yang diperoleh siswa dari tes berbentuk essai yang diberikan setelah
untuk mengukur kemampuan komunikasi
matematika pada materi matematika kelas VIII SMP. KISI-KISI INSTRUMEN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar
: a. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus dan balok serta bagian-bagiannya. b. Membuat jaring-jaring kubus dan balok c. Menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok
32
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Komunikasi Matematik Indikator Butir Soal Mengidentifikasi sifat-sifat kubus dan balok serta bagian-bagiannya
Aspek Kognitif
Indikator Kemampuan Komunikasi Matematik
No Soal 1
C2,C2
Kemampuan mengekspresikan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan, dan mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual
Kemampuan memahami, Membuat jaringmenginterpretasikan, dan mengevaluasi jaring kubus dan C2,C3,C4 ide-ide matematis baik secara lisan, balok tulisan, maupun dalam bentuk visual lainnya Kemampuan dalam menggunakan Menghitung luas istilah-istilah, notasi-notasi matematika permukaan dan dan struktur-strukturnya untuk C2,C3 volume kubus dan menyajikan ide-ide, menggambarkan balok hubungan-hubungan dengan modelmodel situasi. Keterangan: C1 = Pengetahuan C2 = Pemahaman C3 = Penerapan 3.6
2
3 4
5 6
C4 = Analisis C5 = Sintesis C6 = Evaluasi.
Analisis Data Data penelitian ini, ada dua jenis data yang dapat disimpulkan yakni:
1. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam menetapkan tingkat keberhasilan siswa menggunakan Realistic Mathematics Education (RME) digunakkan rentang 0 – 100. Daya serap tertinggi yang dicapai siswa adalah 100. Sedangkan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
33
Untuk menentukan keberhasilan siswa, peneliti mengacu pada kriteria ketuntasan minimal 75, artinya setiap siswa dikatakan berhasil jika tingkat capaian hasil belajar mereka nilai minimal 75. 2. Data kualitatif yaitu data yang akan memberi gambaran ekspresi guru dan siswa dalam pembelajaran. Aktivitas guru dan siswa akan diamati dan dinilai dari beberapa kompenen. Hasil observasi aktivitas guru dan siswa akan dianalisis secara kuantitatif. 3.7
Indikator Tindakan Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian tindakan ini,
dirumuskan kriteria sebagai berikut : 1) Hasil observasi menunjukkan bahwa minimal 85% dari keseluruhan aspek kegiatan guru melaksanakan kegiatan proses pembelajaran mencapai kriteria minimal baik (B). 2) Hasil observasi menunjukkan bahwa minimal 85% dari keseluruhan aspek aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran mencapai kriteria minimal baik (B). 3) Hasil penilaian kemampuan komunikasi menunjukkan bahwa minimal 85% dari seluruh siswa yang dikenakan tindakan mencapai kemampuan komunikasi minimal skor 75 pada materi kubus dan balok.