BAB III METODE PENELITIAN 3.1 3.1.1
Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren, Kecamatan
Pedan, Kabupaten Klaten. Pada semester II tahun pelajaran 2011/2012. Lokasi penelitian di desa Ngaren, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten. SD berada didekat kantor kelurahan desa setempat. Kondisi ruang belajar 8 x 7 meter dengan ventilasi, penerangan, dan pertukaran udara yang cukup. Sedangkan kondisi siswa sangat heterogen, baik ditinjau dari faktor sosial ekonomi, tingkat pendidikan orang tua, dan kecerdasan siswa maupun lingkungan masyarakat. 3.1.2
Jadwal penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 selama 3
bulan, mulai bulan Februari sampai bulan April 2012. Dalam waktu 3 bulan tersebut peneliti mulai dari perbaikan proposal penelitian sampai melaporkan hasil penelitian. Waktu yang demikian singkat peneliti pergunakan dengan sebaik-baiknya mengingat peneliti juga harus melaksanakan tugas kuliah sebagai mahasiswa. 3.1.3
Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD negeri 2 Ngaren Kecamatan
Pedan Kabupaten Klaten yang berjumlah 17 siswa, terdiri atas 5 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. 3.2
Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif
artinya penelitian yang menggunakan ukuran dengan angka-angka hasil perhitungan sebagai tolak ukur keberhasilannya. Sedangkan jenis penelitian ini adalah termasuk Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Disebut PTK karena penelitian ini dilakukan oleh guru dan mahasiswa (kolaborasi) di dalam kelas yang sedang berlangsung kegiatan belajar dan mengajar, atau dalam proses pembelajaran. PTK timbul atau dilaksanakan karena ada 29
30
kesenjangan/ perbedaan antara harapan dan kenyataan, sehingga setelah PTK ini dilaksanakan diharapkan terjadi keadaan yang ideal. Desain penelitian yang dilakukan diadaptasi dari model penelitian tindakan kelas (Action Classroom Research) menurut Kemmis & Taggart (Kasbollah, 1998: 113) yaitu berbentuk spiral dari satu siklus ke siklus yang berikutnya. Prosedur pelaksanaannya yaitu melalui empat tahap meliputi (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi.
Gambar Model penelitian proses menurut Kemmis dan Mc Taggart Alur penelitian tindakan kelas seperti yang tertera pada bagan berikut: Bagan Kerangka Berpikir PTK Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah (blm menggunakan media power point) Pembelajaran matematika Menggunakan media power point
Diduga hasil belajar matematika siswa kelas III meningkat dengan menggunakan media power point
Siswa Siswa menjadi pasif, cepat bosan, diam, tidak memperhatikan pelajaran dan Hasil nilai siswa rendah Siklus I
Memanfaatkan media secara klasikal
Siklus II Menggunakan media power point dalam PBM
31
3.3
Variabel Penelitian Variabel penelitian ini adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarai sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:60). Dalam penelitian ini ada dua variabel yang terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.Variabel-variabel tersebut antara lain: 1.
Variabel Bebas (Independen) Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan media power point. 2.
Variabel Terikat (Dependen) Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel bebas. Dalam
penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar matematika.. Hasil belajar adalah besarnya skor dari tes yang telah dikerjakan di setiap akhir kegiatan pembelajaran. 3.4 3.4.1 1)
Prosedur Penelitian Perencanaan Tindakan Permintaan izin Permintaan izin di SD N 2 Ngaren kepada Kepala Sekolah dan guru kelas III SD tersebut.
2)
Observasi dan wawancara Kegiatan observasi dan wawancara dilakukan untuk mendapatkan gambaran awal tentang SDN 2 Ngaren secara keseluruhan dan keadaan proses belajar mengajar pada mata pelajaran matematika di kelas III, terutama pada pembelajaran matematika.
3)
Menyusun rencana penelitian Pada tahap ini peneliti menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh yang berupa siklus tindakan kelas.
32
4) 3.4.2
Menyusun lembar observasi untuk setiap tahapan penelitian. Siklus Tindakan Penelitian Tindakan Kelas yang dikembangkan oleh Kemmis & Mc Taggart
(Kasbollah, 1998: 113). Dalam perencanaan Kemmis dan Mc Taggart menggunakan sistem spiral yang dimulai dengan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. 1)
Siklus 1
a.
Perencanaan Peneliti mengidentifikasi data baik dari dokumentasi maupun dari observasi serta wawancara dengan guru kelas maupun kepala sekolah. a)
Menentukan kelas penelitian, waktu penelitian, dan guru kolaborator
b)
Peneliti menentukan pokok bahasan yang akan dibelajari ( Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator)
c)
Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran matematika dengan Kompetensi Dasar pecahan sederhana dengan menerapkan media power point dalam pembelajaran (RPP terlampir).
d)
Membuat pedoman observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran
e)
Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui perkembangan hasil belajar matematika siswa
f)
Menyampaikan rencana kegiatan pelaksanaan pembelajaran kepada guru matematika kelas tiga atau guru kolaborator SD Negeri 2 Ngaren
b.
Tindakan/ Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan kegiatan pembelajaran yang telah dirancang sebelumnya dalam perencanaan. Yaitu: Pertemuan I Kegiatan awal a)
Berdoa bersama diteruskan dengan presensi kehadiran siswa.
33
b)
Apersepsi : Dengan menunjukan satu buah gambar animasi dan bertanya :“ gambar apakah ini? Ada berapa apel yang ibu miliki? Jika ibu bagi kepada kedua keponakan ibu agar setiap anak mendapatkan bagian yang sama, apa yang harus ibu lakukan?”
c)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.
Kegiatan inti a)
Dengan tanya jawab guru menjelaskan tentang bilangan pecahan sederhana dengan media power point menggunakan gambar apel.
b)
Siswa diminta untuk membaca pecahan pada gambar media power point sebagai contoh.
c)
Siswa diminta untuk memperhatikan penjelasan guru tentang bagianbagian dari pecahan.
d)
Siswa diminta memperhatikan contoh yang diberikan oleh guru bagaimana cara menentukan nilai pecahan sederhana melalui gambar yang diarsir dengan benar, dengan penggunaan animasi didalam power point.
e)
Salah satu siswa meminta untuk mengerjakan soal latihan didepan kelas.
f)
Siswa dengan bimbingan guru membahas hasil soal latihan yang dikerjakan siswa.
g)
Guru membenarkan jika jawaban siswa salah dan menjelaskan cara menentukan nilai pecahan dengan menggunkan gambar yang diarsir melalui media power point.
h)
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok diberikan soal lembar kerja kelompok.
i)
Setiap perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok secra bergantian.
j)
Siswa dengan bimbingan guru membahas hasil kerja kelompok siswa. Kemudian guru membenarkan jika ada jawaban yang masih salah.
34
Kegiatan akhir a)
Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami.
b)
Guru memberikan penguatan dengan mengulas kembali pembelajaran yang telah berlangsung.
c)
Siswa bersama dengan guru merangkum pembelajaran yang telah dilaksanakan
d)
Tindak lanjut. Dengan memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.
Pertemuan II Kegiatan awal a)
Guru memberi salam, berdoa, dan presensi.
b)
Motivasi siswa : Mengajak siswa melakukan brain game
c)
Apersepsi : mengingat pertemuan pertama tentang nilai pecahan melalui gambar yang diarsir “ Pada pertemuan pertama kemarin apa yang kita pelajari?”
d)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Kegiatan inti a)
Siswa mengamati beberapa nilai pecahan yang ditunjukan guru.
b)
Dengan tanya jawab guru menggali pengetahuan awal siswa.
c)
“ siapa yang dapat membaca nilai pecahan yang ibu miliki?”
d)
Siswa dan guru membenarkan jawaban siswa jika salah
e)
Siswa diminta memperhatikan penjelasan dari guru bagaimana membaca dan menulis lambang pecahan yang disampaikan melalui media power point.
f)
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok diberikan soal lembar kerja kelompok.
g)
Setiap perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok secra bergantian.
35
h)
Siswa bersama dengan guru membahas hasil kerja kelompok siswa. Kemudian membenarkan jika ada jawaban yang masih salah.
Kegiatan akhir a)
Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami.
b)
Guru meberikan penguatan dengan mengulas kembali pembelajaran yang telah berlangsung
c)
Siswa bersama dengan guru merangkum pembelajaran yang telah dilaksanakan
d)
Tindak lanjut. Dengan memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.
Pertemuan III Kegiatan awal a)
Guru memberi salam, berdoa, dan presensi.
b)
Motivasi : Mengajak siswa melakukan brain game
c)
Apersepsi : Guru bercerita kepada siswa: “ Anak-anak ibu memiliki satu batang tebu. Akan ibu bagikan kepada ketiga keponakan ibu yang bernama doni,Anton dan Dinda. Doni ibu beri 2 bagian Anton 3 bagian dan Dinda satu bagian.” Bagai mana cara membaginya?
d)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari
Kegiatan inti a)
Dengan tanya jawab guru menjelaskan tentang bilangan pecahan sederhana pada garis bilangan serta menetukan bilangan dan menuliskan pecahanya dengan media power point.
b)
Siswa diminta untuk menentukan bilangan dan menuliskan pecahan menggunakan garis bilangan pada gambar media power point sebagai contoh.
36
c)
Siswa
diminta
untuk
memperhatikan
penjelasan
guru
cara
menggambarkan garis bilangan setelah itu memasukan bilangan pecahan dalam garis bilangan. d)
Siswa diminta untuk memperhatikan guru saat memberi contoh cara menentukan nilai pecahan sederhana pada garis bilangan dengan benar, yang disampaikan melalui media power point.
e)
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok diberikan soal lembar kerja kelompok.
f)
Setiap perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok secra bergantian.
g)
Siswa bersama denagn guru membahas hasil kerja kelompok siswa. Kemudian membenarkan jika ada jawaban yang masih salah.
Kegiatan akhir a)
Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami.
b)
Guru meberikan penguatan dengan mengulas kembali pembelajaran yang telah berlangsung.
c)
Siswa bersama dengan guru merangkum pembelajaran yang telah dilaksanakan
c.
d)
Tindak lanjut. Dengan memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.
e)
Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa (post tes).
Pengamatan (observasi) Pada tahap ini hal yang penting yaitu melakukan pengamatan terhadap
pelaksanaan tindakan kelas dengan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh peneliti untuk mengamati guru yang menjadi kolaborasi saat melakukan kegiatan pembelajaran. Hasil pengamatan dimasukkan dalam lembar observasi sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan proses pembelajaran selanjutnya.
37
d.
Refleksi Peneliti dan guru kelas mendiskusikan hasil proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan dampak dari tindakan sehingga peneliti bersama dengan guru kolaborator dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal. Dari observasi, guru dapat melihat gambaran umum tentang kegiatan yang telah dilakukan. Keseluruhan data yang diperoleh dari siklus ini akan dijadikan pedoman dalam merencanakan siklus selanjutnya. 2)
Siklus II Siklus II dirancang apabila Siklus I belum berhasil. Kegiatan yang dilakukan
pada Siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan atau kekurangan pada Siklus sebelumnya. 3.5
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data a.
Tes Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan pada akhir kegiatan tiap-tiap siklus (post tes) dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek penelitian. Dalam pengumpulan data alat yang digunakan berupa soal test sesuai dengan materi.
b.
Observasi atau Pengamatan Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen observasi terhadap kegiatan mengajar guru dengan menggunakan media power point dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran.
c.
Dokumentasi Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik, peneliti menggunakan metode ini untuk memperoleh data awal
38
tentang nama siswa, no induk, nilai hasil ulangan kelas III SD Negeri 2 Ngaren khususnya pada mata pelajaran Matematika semester II tahun 2011/2012. 3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data a.
Butir soal tes Dalam pengumpulan data alat yang digunakan peneliti berupa soal tes isian singkat tentang pecahan sederhana. Hal ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan hasil belajar matematika pokok bahasan pederhana dalam proses belajar mengajar. (kisi-kisi instrument test terlampir)
b.
Lembar observasi atau pengamatan Lembar observasi guru digunakan untuk mengamati kegiatan mengajar guru, apakah sudah menggunakan media Power point dengan baik. Lembar observasi saat proses pembelajaran berlangsung sampai akhir pembelajaran digunakan untuk mengetahui sikap dan ketrampilan dalam mengikuti pembelajaran. Lembar observasi diadaptasi dari panduan Pemantapan Praktik Lapangan PGSD UKSW 2008. (kisi-kisi lembar observasi dan lembar observasi terlampir)
c.
Dokumentasi Peneliti menggunakan metode ini untuk memperoleh data awal tentang nama siswa, no induk, foto kegiatan belajar mengajar, dan nilai hasil ulangan kelas III SD Negeri 2 Ngaren khususnya pada mata pelajaran Matematika semester II tahun 2011/2012, serta Foto-foto penelitian.
3.6 3.6.1
Uji Validitas dan Reliabelitas Instrumen Validitas Tes Setelah menyusun instrument selanjutnya peneliti melakukan (try out). Uji
coba ini dilakukuan untuk mengetahui apakah instrumen atau alat ukur yang telah disusun benar-benar merupakan instrumen yang baik dan memadai. Karena baik dan buruknya instrumen akan berpengaruh terhadap data yang akan diperoleh sehingga
39
sangat menentukan kualitas hasil penelitian. Uji coba akan dilaksanakan pada kelas SD lain yang tidak digunakan untuk penelitian. Menurut (Sugiyono, 2008:188) menyatakan bahwa, suatu item instrument penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,3. Validitas dihitung dengan menggunakan penghitungan SPSS 16.0 for Windows. 3.6.2
Reliabelitas Kemudian untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument atau tingkat
keajegan jawaban siswa terhadap pernyataan-pernyataan dalam item instrumen digunakan metode Alpha (Cronbach’s). Besarnya koefisien alpha merupakan tolok ukur dari tingkat reliabelitasnya. Tahapan uji validitad dan reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16 for windows. Uji reliabelitas penelitian adalah dengan menggunakan teknik Alpha yang dikembangkan oleh George dan Mallery dalam Mawardi (2005:62) untuk menentukan tingkat reliabelitas menggunakan kriteria sebagai berikut : α ≤ 0,7
: tidak dapat diterima
0,7 < α ≤ 0,8
: dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9 α > 0,9
: reliabelitas bagus : reliabelitas memuaskan
Hasil penghitungan validitas item pada instrumen soal tes siklus 1 dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan rentang koefisien validitas yang dikemukakan oleh Sugiyono, maka nomor item 17, 18,19,20,21 dinyatakan tidak valid karena hanya mempunyai koefisien korelasi ≤ 0,3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari 25 item yang diuji validitasnya ada 20 item yang valid dan 5 item yang tidak valid. Instrumen soal setelah dikurangi item yang tidak valid diuji tingkat reliabilitasnya. Adapun hasil uji tingkat reliabilitasnya dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan pada penghitungan tingkat reliabilitas dapat dibaca bahwa Cronbach`s
40
Alpha sebesar 0,844 dari 25 item yang diuji. Menurut George dan Mallery (Prosedur Penulisan Skripsi S1 PGSD), Cronbach`s Alpha 0,844 termasuk memiliki tingkat reliabilitas yang bagus. Ini berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian. Hasil penghitungan validitas item pada instrumen soal tes siklus 2 dengan menggunakan SPSS 16.0 for Windows dapat dilihat pada lampiran. berdasarkan rentang koefisien validitas yang dikemukakan oleh Sugiyono, maka nomor item 5,13,15,17,21 dinyatakan tidak valid karena hanya mempunyai koefisien korelasi ≤ 0,3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari 25 item yang diuji validitasnya ada 20 item yang valid dan 5 item yang tidak valid. Instrumen soal setelah dikurangi item yang tidak valid diuji tingkat reliabilitasnya. Adapun hasil uji tingkat reliabilitasnya dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan pada penghitungan tingkat reliabilitas dapat dibaca bahwa Cronbach`s Alpha sebesar 0,918 dari 25 item yang diuji. Menurut George dan Mallery dalam Mawardi (2005: 65), Cronbach`s Alpha 0,918 termasuk memiliki tingkat reliabilitas yang memuaskan. Ini berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian. 3.7
Uji Taraf Kesukaran Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik,
disamping memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soalsoal yang termasuk mudah, sedang dan sukar secara proporsional. Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar. (Nana Sudjana, 2011: 137) Untuk menentukan indeks kesukaran digunakan rumus sebagai berikut : I= Keterangan : I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
41
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan. Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal tersebut. (Nana Sudjana, 2011: 137). Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut : I = 0,00 – 0,30 = soal kategori sukar I = 0,31 – 0,70 = soal kategori sedang I = 0,71 – 1,00 = soal kategori mudah Tabel 3.1 Taraf Kesukaran Soal Siklus I Indeks kesukaran
Item Soal
Mudah 1,2,3,4,5,6,7,8,9,16,19,20 Sedang 10,11, 13,14,15 ,18 Sukar 12,17 Hasil taraf kesukaran siklus I untuk soal isian singkat dari 20 soal yang valid terdapat 13 soal mempunyai taraf kesukaran mudah, 6 soal mempunyai taraf kesuran sedang dan 2 soal mempunyai taraf kesuran sukar. Tabel 3.2 Taraf Kesukaran Soal Siklus II Indeks kesukaran
Item Soal
Mudah Sedang
3,12 2,4,5,6,7,9,10,11,13,114,15,16, 17,18,19,20 Sukar 1,8 Hasil taraf kesukaran siklus II untuk soal isian singkat dari 20 soal yang valid terdapat 2 soal mempunyai taraf kesukaran mudah, 16 soal mempunyai taraf kesuran sedang dan 2 soal mempunyai taraf kesuran sukar.
42
3.8
Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar
yang ditunjukkan dengan adanya kenaikan hasil tes belajar matematika siswa. Dalam pembelajaran diharapkan kenaikan hasil tes belajar siswa sebanyak 80% siswa mendapat nilai > 65 dengan KKM 65. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: P = ∑ siswa yang tuntas belajar X 100% ∑ siswa Keterangan :
3.9
P
: prosentase ketuntasan belajar
∑
: jumlah
Analisis Data Data-data yang berupa angka (data kuantitatif) dari hasil belajar pada kondisi
awal, siklus I, dan siklus II dianalisis menggunakan teknik deskriptif komparatif dilanjutkan dengan refleksi. Analisis dengan teknik deskriptif komparatif adalah dengan cara membandingkan data hasil belajar matematika siswa pada kondisi awal dengan data hasil belajar matematika siswa pada siklus I, data hasil belajar matematika siswa pada siklus I dibandingkan dengan data hasil belajar matematika siswa pada siklus II, dan data hasil belajar matematika siswa pada kondisi awal dibandingkan dengan data hasil belajar matematika siswa pada siklus akhir (siklus II). Dari perbandingan data tadi, dapat dilihat perubahan atau kemajuan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan hasil belajar matematika yang diperlihatkan oleh peserta didik sebagai hasil pembelajaran yang dilakukan.