BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN 5 Tibawa Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai dari bulan Juni sampai Agustus 2013. 3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas III SDN 5 Tibawa dengan jumlah 20 orang siswa yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. 3.2. Variabel Penelitian Variabel yang ditentukan sebagai sasaran penelitian adalah sebagai berikut: 3.1.1 a. b. c.
Variabel input: merupakan proses sebelum pembelajaran berlangsung seperti : Kesiapan siswa mengikuti pembelajaran. Kegiatan guru dalam menyusun rencana pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang sudah dirancang guru untuk siswa dalam hal meningkatkan
kemampuan bercerita siswa. d. Sumber belajar Buku Bahasa Indonesia kelas III SD e. Prosedur evaluasi adalah untuk mengetahui atau mengukur keberhasilan siswa setelah memperoleh tindakan. 3.1.2 Variabel proses: Variabel proses dalam penelitian ini adalah: a. Keterampilan bertanya guru dalam memberikan stimulus pada siswa untuk dapat memberikan respon pada pertanyaan yang diajukan seperti pada saat guru menunjukkan sebuah gambar pada siswa. b. Cara guru bertanya, yakni dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan sesuai tingkat kesulitan siswa. Apabila siswa belum paham dengan suatu pertanyaan, maka guru akan mengajukan pertanyaan yang lebih sederhana dan mudah dipahami siswa. c. Cara bertanya siswa, yaitu memperbaiki pertanyaan siswa yang masih sederhana. Guru harus memperbaiki maksud dan tujuan siswa, sehingga siswa paham dengan maksud pertanyaannya yang dapat membantu siswa dalam mengemukakan ide-ide dalam 3.1.3
pikirannya pada gambar seri yang ditunjukkan. Variabel output:
Variabel output pada penelitian ini adalah hasil peningkatan kemampuan bercerita siswa melalui media visual gambar seri pada siswa kelas V SDN 5 Tibawa Kecamatan Tibawa Kabupaten Gorontalo. 3.3 Prosedur penelitian Diawali dengan adanya masalah yang ditemui dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek berbicara. Peneliti melakukan observasi sebagai pra penelitian dalam pembelajaran tentang bercerita. Berbagai masalah teridentifikasi dan dianalisis selanjutnya merumuskan masalah yang akan diteliti serta media yang akan digunakan yaitu media visual yang berupa gambar seri. Secara lebih detail, tahap-tahap prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 3.3.1 Pelaksanaan Siklus I 1. Tahap persiapan Adapun hal-hal yang dilakukan pada prosedur ini adalah sebagai berikut : a) Peneliti menghubungi kepala sekolah SDN 5 Tibawa sebagai tempat penelitian untuk meminta rekomendasi agar diberikan kesempatan melaksanakan penelitian tindakan kelas di kelas III. b) Mengadakan observasi dan wawancara dengan pihak yang terkait pada pelaksanaan tindakan. c) Menyusun rencana pembelajaran. d) Menyiapkan alat, bahan serta media gambar yang digunakan pada pembelajaran. e) Menyusun lembar observasi. f) Merancang alat evaluasi. 2. Tahap pelaksanaan Tindakan Jika tahap persiapan sudah lengkap, maka tahap berikutnya adalah pelaksanaan tindakan, yaitu menerapkan dan melaksanakan tindakan berdasarkan rencana yang telah ditetapkan. Apabila tidak menunjukkan hasil yang diharapkan maka diadakan peninjauan kembali terhadap prosedur serta merumuskan rencana perbaikan/penyempurnaan yang akan dilaksanakan pada siklus
berikutnya. Adapun tahap pelaksanaan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: -
Guru melakukan kegiatan apersepsi dengan manyanyikan lagu “bangun tidur” Guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang isi lagu. Guru menunjukkan beberapa gambar dan siswa diminta untuk menceritakan isi gambar. Salah seorang siswa diminta menceritakan kembali isi gambar seri secara runtut. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran bahwa siswa akan mengamati gambar
seri dalam setiap kelompok. - Siswa akan berdiskusi saling berbagi informasi mengemukakan ide dan pikirannya ke dalam bentuk kalimat sesuai dengan kegiatan yang terdapat pada gambar seri. - Siswa menceritakan kembali kegiatan yang terdapat pada gambar seri secara runtut. - Guru mengelilingi siswa dan mendengarkan diskusi setiap kelompok sambil sesekali memberikan perbaikan pada penggunaan kata yang tepat pada kalimat-kalimat siswa. - Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menceritakan di depan kelas hasil pengamatan pada gambar seri yang dibagikan. - Melaksanakan analisis dan refleksi. Apabila pada hasil analisis dan refleksi siklus 1 kemampuan bercerita siswa belum mencapai indikator keberhasilan baik dari segi aktivitas siswa dan guru maupun hasil yang dicapai siswa dalam pembelajaran belum maksimal maka pelaksanaan tindakan dilanjutkan ke siklus berikutnya. Siklus ini merupakan siklus perbaikan atau penyempurnaan terhadap proses pembelajaran. 3. Tahap Pemantauan dan Evaluasi Hal-hal yang akan menjadi pantauan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: - Proses pembelajaran dan aktivitas guru dalam memberikan tindakan meningkatkan kemampuan bercerita siswa. - Kemampuan bercerita siswa yang akan dicapai dalam proses pembelajaran. Hal-hal yang akan dievaluasi dalam pelaksanaan tindakan kelas di atas, yakni: - Data yang diperoleh melalui proses pembelajaran tentang aktivitas guru dalam memberikan materi bercerita secara runtut. - Data tentang kemampuan bercerita siswa. 4. Tahap Analisis dan Refleksi Pada tahap analisis dan refleksi peneliti melakukan diskusi dengan guru mitra tentang pembelajaran kemampuan bercerita siswa. Dari hasil analisis dan refleksi tersebut diketahui kelebihan dan kekurangan guru dalam membelajarkan untuk meningkatkan kemampuan bercerita pada siswa, serta akan diketahui pula kemampuan bercerita siswa. Peneliti menggunakan gambar
seri yang isinya menceritakan seorang peternak sapi perah, yang memerah susu sapinya dan mengantarkannnya ke pabrik susu, selanjutnya akan diantar kerumah-kerumah penduduk yang membutuhkan susu sapi segar. Siswa akan mengamati dan mendiskusikan bersama isi gambar seri, dan menceritaka kembali secara individu isi dari cerita gaambar seri yang diberikan. Pada hasil analisis dan refleksi pada hasil evaluasi yang dilakukan menunjukkan adanya peningkatan kemampuan bercerita siswa melalui penggunaan media visual gambar seri, tetapi belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, sehingga penelitian dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Berdasarkan hasil refleksi terdapat 8 orang siswa yang masih perlu ditingkatkan lagi kemampuannya bercerita pada aspek-aspek penilaian yang ditetapkan yaitu pada aspek kebahasaaan yang terdiri dari ketepatan penggunaan kalimat, dan keruntutan cerita, aspek non kebahasaan yang terdiri dari gerak dan mimik yang tepat dan kenyaringan suara, dan pada aspek media terdiri dari cerita sesuai gambar dan menyampaikan pesan. Hal ini tidak menutup kemungkinan siswa lainnya untuk lebih meningkatkan kemampuan bercerita pada aspek-aspek yang di atas. 3.3.2 Pelaksanaan Siklus II 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan yang dilakukan pada siklus II, merupakan penyempurnaan pada siklus I. Pada tahap perencanaan ini peneliti bersama rekan sebagai pengamat menyusun kegiatan perbaikan pada langkah-langkah pembelajaran yang kurang terlaksana dengan baik. Pada tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan materi dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media gambar seri serta lembar observasi dan evaluasi. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus I, pelaksanaan tindakan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bercerita siswa, tapi lebih menitikberatkan pada aspek yang mengalami kendala pada pelaksanaan tindakan siklus I. Peneliti menanyakan kembali materi yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Peneliti meminta siswa agar lebih konsentrasi dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti menjelaskan kembali tentang cara
bercerita yang baik dan benar. Setelah kegiatan pembelajaran selesai, peneliti bersama siswa mengadakan refleksi terhadap pembelajaran yang berlangsung dan membuat simpulan terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. 3. Pemantauan dan evaluasi Pada tahap ini, peneliti mempersiapkan lembar observasi. Aspek-aspek yang diobservasi pada siklus II sama dengan lembar observasi pada siklus I. Dalam kegiatan observasi, peneliti dibantu oleh guru lain agar semua kegiatan siswa selama pembelajaran dapat diamati dengan baik. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan tindakan siklus II. Melalui observasi, peneliti mendapatkan data berupa keterangan kegiatan siswa selama pembelajaran. Dalam kegiatan observasi ini, pengamat memberikan tanda chek list (√ ) pada pedoman observasi yang telah disiapkan. 4. Analisis dan Refleksi Analisis dan Refleksi pada siklus II ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan penggunaan media gambar seri dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan bercerita siswa dan demi pelaksanaan perbaikan tindakan pada siklus II. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Untuk
memperoleh
data
dalam
penelitian
ini,
maka
data
diperoleh
melalui
prosedur-prosedur sebagai berikut: 1. Observasi Kegiatan ini dilakukan sebagai langkah awal yang digunakan untuk mengumpulkan data umum objek penelitian yaitu pengamatan langsung situasi dan kondisi di lapangan dengan tetap berfokus pada subjek yang diteliti. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data yaitu kegiatan guru bersama siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam kegiatan observasi ada beberapa hal yang dilakukan, antara lain: mengamati situasi sekolah dalam proses belajar mengajar, kegiatan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Observasi awal dilakukan pada pembelajaran untuk memperoleh data kemampuan bercerita
siswa. Peneliti membacakan sebuah cerita dan meminta siswa untuk menceritakan kembali isi cerita yang telah dibacakan. Aspek-aspek kegiatan siswa yang diamati dan dinilai adalah ketepatan kalimat, kelancaran bercerita, kejelasan ucapan, ekspresi, dan keruntutan isi cerita. Hasil kemampuan bercerita siswa pada kegiatan observasi awal dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1 Ketepatan Kalimat 11 55 %
Hasil Penilaian Kemampuan Bercerita Siswa pada Observasi Awal ASPEK YANG DINILAI Kelancaran Kejelasan Keruntutan Isi Ekspresi Bercerita Ucapan Cerita 14 18 19 4 70 % 90 % 95 % 20 %
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pada observasi awal dari 20 orang siswa terdapat 11 orang atau 55% siswa bercerita dengan kalimat yang tepat sesuai isi cerita, 14 orang atau 70% lancar bercerita, 18 orang atau 90% siswa bercerita dengan ucapan yang jelas, 19 orang atau 95% mampu bercerita dengan ekspresi yang baik, dan 4 orang atau 20% mampu bercerita dengan runtut. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi, ternyata masih banyak siswa yang belum mampu bercerita dengan baik, hal ini terbukti dari 20 siswa hanya 6 orang siswa atau 30% yang mampu bercerita dan sesuai dengan standar ketuntasan yang ditetapkan. Sedangkan yang belum mampu sebanyak 14 orang siswa atau 70%. Dari hasil tersebut menjadi acuan peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas ini. 2. Tes Tes yang dilakukan adalah berupa tes lisan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bercerita melalui penggunaan gambar seri. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada siklus I dan siklus II. Hasil siklus I dianalisis dan direfleksi dan hasil tersebut selanjutnya dijadikan sebagai dasar untuk menghadapi tes pada siklus II. Setelah dianalisis hasil tes siswa pada siklus II dapat diketahui peningkatan kemampuan bercerita siswa dalam bercerita melalui penggunaan gambar seri. 3. Dokumentasi Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi adalah untuk mencari data atau hal-hal
penting lainnya yang relevan dengan penelitian, berupa foto, catatan lapangan, rekaman video, dan hasil penilaian kemampuan bercerita siswa kelas III SDN 5 Tibawa. 3.5 Teknik Analisis Data Analisis data untuk pengajuan hipotesis penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kualitatif dan kuantitatif. Teknik kualitatif digunakan untuk menggambarkan aktivitas guru dalam mengajar dengan menggunakan media visual gambar seri dan aktivitas siswa dalam pembelajaran yang memperoleh tindakan melalui penggunaan media visual gambar seri, sedangkan teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis pencapaian siswa dalam bercerita melalui penggunaan gambar seri. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif untuk setiap siklusnya. Analisi data dilakukan dengan cara mengelompokkan data aspek guru dan aspek siswa, menyajikan data, menafsirkan data, dan menyimpulkan. Data aspek aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran dianalisis berdasarkan kemunculan indikator. Untuk mengetahui ketuntasan hal tersebut diatas, maka digunakan rumus sebagai berikut Jumlah nilai siswa 100 % Ketuntasan klasikal = Jumlah siswa keseluruhan Dalam menetapkan tingkat hasil keberhasilan siswa, digunakan penafsiran acuan patokan (PAP). Presentase
Penafsiran
90 % - 100 % 80 % - 89 % 65 % - 79 % 55 % - 64 % Kurang dari 55 %
Sangat baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali