36
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian indakan kelas ini dilaksanakan di SDN I Gegesik Kulon Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon. Alasan penulis memilih sekolah tersebut sebagai tempat penelitian, berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: a. Peneliti merupakan salah satu tenaga pendidik di sekolah tersebut, sehingga peneliti telah memahami kondisi sekolah, karakteristik siswa, serta proses pembelajaran yang berlangsung. b. Siswa kelas V SDN I Gegesik Kulon mengalami kesulitan dalam memahami gerak teknik dasar Lompat Jauh. c. Peneliti memiliki keinginan untuk meningkatkan kertampilan gerak dasar siswa khususnya lompat jauh, dan berupaya meningkatkan kompetensi serta profesionalime guru. d. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan tidak mengganggu tugas pokok peneliti sebagai seorang pendidik, Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip penelitian tindakan kelas yaitu bahwa “ Penelitian tindakan kelas apapun tidak boleh mengganggu tugas mengajar:” (Kasbolah, 1998:26)
37
2. Waktu Penelitian Lamanya tindakan dalam penelitian ini selama 4 bulan. Mulai dari bulan Januari sampai pada bulan April 2011.
1
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian WAKTU PELAKSANAAN Januari februari Maret April URAIAN KEGIATAN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Persiapan dan pembekalan
2
Perencanaan
3
Pelaksanaan siklus I
4
Pelaksanaan siklus II
5
Pelaksanaan siklus III
6
Pengolahan data
7
Penyusunan laporan
NO
B. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian Subyek dalam penelitian ini siswa kelas V SDN I Gegesik Kulon tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 25 siswa. 2. Obyek Penelitian Obyek penelitian tindakan ini berupa kegiatan pembelajaran lompat jauh melalui bermain dengan menggunakan alat/media kotak kardus dan keset.
38
C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian dengan pendekatan kualitatif yang menghasilkan data deskriptif dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran secara mendalam tentang pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui lompat kotak kardus dan lompat keset pada siswa kelas V SDN I Gegesik Kulon Kecamatan gegesik Kabupaten Cirebon. Tujuan dari penelitian tindakan ini adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran. Dengan melakukan penelitian ini guru dapat mengetahui sampai sejauhmana ketepatgunaan metode, materi, media dan prosedur penilaian dalam proses pembelajaran selama ini. Setelah mengetahui kelemahan atau kekurangannya, maka guru akan berupaya untuk memperbaikinya. Dasar pertimbangan menggunakan metode penelitian tindakan dengan pendekatan kualitatif ini seperti yang dikemukakan Moleong (1988: 5) adalah sebagai berikut; Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; Kedua, metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden; dan Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.
39
Karakteristik ini dalam penelitian kualitatif adalah latarnya alamiah yang menghendaki adanya kenyataan-kenyataan sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya. Alat pengumpul data yang utama dalam penelitian kualitatif adalah manusia, laporan hasil penelitian berisi kutipan-kutipan data yang telah dirundingkan dan disepakati bersama. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk memahami segala sesuatu yang dialami oleh subjek penelitian baik mengenai perilaku atau tindakan. Dengan kata lain maka tepatlah jika digunakan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif dalam pembelajaran sehingga mampu mengatasi ketidakpahaman siswa akan teknik dasar lompat jauh. Sedangkan kuantitatif menurut pendapat Hatimah (2007: 196) mendefinisikan bahwa pendekatan kuantitatif adalah “Prosedur penelitian yang menghasilkan data yang berbentuk bilangan atau angka.” Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan
matematika atau
statistika. Dengan demikian bidang kajian penelitian ini yaitu praktek pembelajaran yang memfokuskan kepada penerapan pendekatan penerapan media kotak kardus dan keset dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas dan pendekatannya menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Berkaitan dengan karakteristik tersebut di atas, maka dalam penelitian ini peneliti terlibat langsung dan berperan serta waktu mengumpulkan data di lapangan.
40
Data yang di kumpulkan adalah data kegiatan penerapan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui kegiatan lompat kotak kardus dan lompat keset pada siswa kelas V SDN I Gegesik Kulon Kecamatan gegesik Kabupaten Cirebon dari hasil pengamatan, catatan lapangan dan evaluasi. Hasil penelitian kemudian di interpretasikan dan dirundingkan serta di sepakati dari sumber data dalam hal ini praktisi, siswa dan orang-orang yang ada kaitannya dengan penelitian ini. 2. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan alasan bahwa penelitian ini berangkat dari permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru di kelas/lapangan. Dengan melakukan PTK guru dapat memperbaiki kualitas pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tentang PTK Hopkins (Wiriaatmadja, 2006: 11) menjelaskan bahwa penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan subtantif. Suatu tindakan yang di lakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan. Salah satu ciri PTK menurut Kasbolah (1998: 24) adalah adanya tindakantindakan yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas yang bersangkutan. Tindakan-tindakan yang diambil dalam rangka melakukan perbaikan ini harus di rencanakan secara cermat.
41
Rancangan PTK yang digunakan mengacu pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Kasbolah (1998: 113) mengemukakan bahwa dalam perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, perencanaan kembali merupakan dasar untuk ancang-ancang pemecahan masalah. Dalam hal ini refleksi pada siklus pertama merupakan bahan pertimbangan untuk perencanaan tindakan pada siklus berikutnya. penelitian tindakan kelas dapat dipandang sebagai wahana pelaksanaan inovasi pembelajaran. Dalam kegiatan inovasi pembelajaran, guru perlu selalu mencaoba untuk mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan pendekatan, metode, atau gaya pembelajarannya agar ia mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik kelasnya. Karakteristik siswa yang dihadapi guru biasanya berubah dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, jika guru melakukan penelitian tindakan kelas dari kelasnya sendiri, dan berangkat dari permasalahan yang secara aktual terdapat di dalam kelasnya sendiri, dan kemudian manghasilkan pemecahan terhadap permasalahan tersebut, maka guru dapat dikatakan telah terlibat dalam inovasi pembelajaran. Inovasi pembelajaran seperti ini jauh lebih efektif dibandingkan dengan inovasi yang dilakukan melalui penataran. Alasannya yaitu karena inovasi yang dilakukan lewat penataran sering berangkat dari teori yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan guru secara individual untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelasnya (Kasbolah, 1998:114). Alur umum pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah dapat digambarkan sebagai berikut:
42
Siklus I Pelaksanaan Tindakan
Observasi
Rencana tindakan Refleksi Siklus II
Tindakan Pelaksanaan Tindakan
Observasi
Refleksi
Rencana tindakan
Tindakan Observasi
Siklus III
Tindakan Pelaksanaan
Gambar. 3.1 Alur Pelaksanaan Tindakan PTK (Kasboah, 1998/1999:70)
43
Dari bagan tersebut di atas dapat di jelaskan sebagai berikut; Pertama, pada tahap perencanaan yaitu peneliti membuat rencana tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana tersusun kemudian melaksanakan tindakan. Ketiga, bersamaan dengan dilakukannya tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebut peneliti melakukan refleksi atas pelaksanaan tindakan berdasarkan hasil observasi. Kemudian dari hasil refleksi, peneliti mengkaji ulang hasil pengamatannya yang pertama melalui diskusi dengan kepala sekolah, untuk dijadikan pertimbangan sebagai bahan perencanaan berikutnya.
D. Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan dalam penelitian tindakan ini berbentuk siklus sesuai dengan desain penelitian diatas, yang terdiri dari tiga siklus. Siklus pertama dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, sedangkan siklus ketiga dilaksanakan satu kali pertemuan, masing-masing pertemuan dilakukan selama dua jam pelajaran. Adapun prosedur penelitian tindakan tersebut dapat diuraikan dalam tahaptahap penelitian sebagai berikut: 1. Tahap perencanaan tindakan Langkah-langkah yang ditempuh peneliti dalam perencanaan tindakan ini meliputi kegiatan sebagai berikut: a. Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti mengadakan pendekatan kepada Kepala Sekolah SDN I Gegesik Kulon Kecamatan gegesik
44
Kabupaten Cirebon untuk membicarakan maksud dan tujuan penelitian, selanjutnya mengajukan permintaan izin penelitian. b. Mengadakan penelitian awal pada proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok di kelas V SDN I Gegesik Kulon Kecamatan gegesik Kabupaten Cirebon, untuk mendapatkan data awal dan mencatat permasalahan dan kendala yang ditemukan. c. Berdiskusi dengan Kepala Sekolah SDN I Gegesik Kulon Kecamatan gegesik Kabupaten Cirebon yang dalam hal ini sebagai observer untuk membicarakan permasalahan yang di temukan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. d. Peneliti mengenalkan metode penelitian yang akan dipakai yaitu pendekatan penelitian tindakan kelas (PTK). pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui kegiatan permainan lompat kotak kardus dan keset. e. Membuat skenerio pembelajaran yang mencangkup langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti dan apa yang akan dilakukan oleh siswa dengan terlebih dahulu menganalisis kurikulum atau bahan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah dasar pada kelas V. f. Mempersiapkan sarana dan prasarana, fasilitas serta sumber belajar yang diperlukan. g. Mempersiapkan lembar observasi, catatan lapangan dan membuat alat tes hasil belajar yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian.
45
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang akan dilakukan dalam tahap pelaksanaan tindakan ini adalah sebagai berikut: a. Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan penelitian yang terdiri dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, berupa pelaksanaan kegiatan pembelajaran lompat jauh melalui bentuk permainan dengan menggunakan alat/media kotak kardus dan keset. b. Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran lompat jauh melalui kegiatan lompat kotak kardus dan keset, peneliti melaksanakan observasi. 3. Tahap Observasi Kegiatan observasi seperti telah dikemukakan di atas, pelaksanaannya dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Kegiatan ini meliputi semua kegiatan untuk mengenal, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses dan hasil yang dicapai. Tujuan dari observasi ini adalah untuk mendapatkan data mengenai kesulitan dan mengetahui kemajuan-kemajuan baik yang dialami oleh siswa maupun guru, kelebihan dan kekurangan, hasil maupun dampak yang timbul dari proses pembelajaran lompat jauh melalui kegiatan lompat kotak kardus dan keset, kemudian dijadikan salah satu bahan kajian dalam mengukur keberhasilan tindakan. 4. Tahap Analisis dan Refleksi Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini yaitu melakukan analisis, Interpretasi terhadap semua data yang diperoleh dari hasil observasi. Dengan
46
demikian data yang berhasil diperoleh melalui alat pengumpul data yang terekam oleh peneliti akan di konfirmasikan, dianalisis dan dievaluasi agar dapat diketahui apakah pelaksanaan tindakan tersebut telah sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya, dan apakah hasil tindakan tersebut bisa menunjukkan adanya peningkatan terhadap kemampuan keterampilan siswa. Kegiatan refleksi dilakukan secara berkelanjutan, pemaknaan hasil observasi dijadikan dasar untuk menyusun langkah-langkah dalam tindakan berikutnya, sehingga kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan selalu dapat ditingkatkan efektifitasnya.
E. Instrumen Pengumpulan Data Peneliti menggunakan alat atau instrumen untuk memperoleh data yang dapat menunjang dalam memperoleh data dari permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan pada metode penelitian yang telah penulis pilih, yaitu penelitian kualitatif dengan pendekatan PTK, maka instrumen atau alat pengumpulan data yang dipergunakan untuk mendapatkan data dalam proses pembelajaran lompat jauh melalui kegiatan lompat kotak kardus dan keset ini adalah sebagai berikut: 1. Lembar Observasi, yaitu berupa format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau perilaku yang digambarkan ketika menerapkan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui kegiatan lompat kotak kardus dan keset pada siswa kelas V SDN I Gegesik Kulon Kecamatan gegesik Kabupaten Cirebon, berdasarkan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Observasi adalah pengamatan langsung terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat
47
indra. Alat yang digunakan berupa pedoman observasi. Tujuan diadakan observasi yaitu untuk memperoleh data perilaku sehingga didapatkan catatan lapangan tentang perilaku guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pedoman observasi dalam penelitian ini terdapat pada lampiran. 2. Pedoman Wawancara, Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara
untuk
memperoleh
informasi
dari
terwawancara.
Yang
diwawancarai oleh peneliti yaitu guru Penjas kelas V, siswa, dan Kepala Sekolah. Wawancara ini dilakukan sebelum KBM dan setelah KBM. Tujuan diadakan wawancara yaitu untuk memperoleh data verbal atau konfirmasi dari siswa dan guru tentang penyebab kesulitan siswa dalam belajar Lompat Jauh sehingga diperoleh data tentang proses belajar mengajar lompat jauh di kelas V SDN I Gegesik Kulon Kecamatan Gegesik Kabupaten Cirebon. Pedoman wawancara dalam penelitian ini terdapat pada lampiran. 2. Lembar Catatan Lapangan, yaitu Guru sebagai peneliti mencatat peristiwaperistiwa penting selama kegiatan berlangsung yaitu berisi deskripsi proses pembelajaran, interpretasi, koreksi dan saran dari praktisi untuk perbaikan. 3. Lembar/tes hasil belajar lompat jauh gaya jongkok, yaitu berupa format penilaian keterampilan gerak dasar pada lompat jauh gaya jongkok.
48
F. Teknik Pengumpulan dan Analisa Data Pengumpulan dan analisa data dalam penelitian ini menggunakan aturan pengolahan dan analisis data penelitian kualitatif dan kuantitatif. Data yang terkumpul terlebih dahulu dikelompokkan berdasarkan sifatnya, kemudian diolah dan dianalisis berdasar kebutuhannya. 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data ini melalui : a) Obesrvasi kinerja guru b) Wawancara c) Tes Data penelitian yang dikaji yaitu data pelaksanaan tindakan dan data hasil belajar yang di perlukan untuk memonitor tahap-tahap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi, catatan lapangan, dan alat tes. Mengenai teknik pengolahan data tes hasil belajar yang di gunakan peneliti, yaitu berupa penilaian keterampilan proses yang terdiri dari tiga aspek sebagai berikut: a. Awalan dan Tolakan Deskripsi penilaian awalan dan tolakan adalah sebagai berikut: 1) Irama langkah awalan yang beraturan dengan kontinu 2) Adanya percepatan, ketepatan langkah menjelang tolakan 3) Ketepatan tolakan pada papan tolak 4) Tolakan dilakukan dengan salah satu kaki yang terkuat
49
Tabel 3.2 Cara Menilai Awalan dan Tolakan Nilai
Penjelasan
Keterangan
4
Apabila empat deskriptor muncul / tampak
Nilai 4 = A
3
Apabila tiga deskriptor muncul / tampak
Nilai 3 = B
2
Apabila dua deskriptor muncul / tampak
Nilai 2 = C
1
Apabila satu deskriptor muncul / tampak
Nilai 1 = K
b. Sikap Badan di Udara Deskriptor penilaian sikap badan saat di udara adalah sebagai berikut: 1) Mengangkat kedua kaki keatas ke arah lompatan 2) Sikap badan di udara jongkok 3) Membulatkan badan dengan kedua lutut ditekuk 4) Kedua tangan di depan Tabel 3.3 Cara Menilai Sikap Badan di Udara Nilai
Penjelasan
Keterangan
4
Apabila empat deskriptor muncul / tampak
Nilai 4 = A
3
Apabila tiga deskriptor muncul / tampak
Nilai 3 = B
2
Apabila dua deskriptor muncul / tampak
Nilai 2 = C
1
Apabila satu deskriptor muncul / tampak
Nilai 1 = K
c. Sikap Mendarat Deskriptor penilaian sikap mendarat adalah sebagai berikut: 1) Mendarat dengan bagian tumit terlebih dahulu
50
2) Berat badan dibawa ke depan 3) Kepala ditundukan 4) Kedua lengan ke depan
Tabel 3.4 Cara Menilai Sikap Mendarat Nilai
Penjelasan
Keterangan
4
Apabila empat deskriptor muncul / tampak
Nilai 4 = A
3
Apabila tiga deskriptor muncul / tampak
Nilai 3 = B
2
Apabila dua deskriptor muncul / tampak
Nilai 2 = C
1
Apabila satu deskriptor muncul / tampak
Nilai 1 = K
Keterangan: Aspek yang di nilai ada tiga aspek yaitu awalan dan tolakan, sikap di udara, dan sikap mendarat. Setiap aspek nilai tertinggi adalah 4, jadi skor ideal adalah 4 x 3 = 12. Rumus sebagai berikut: Nilai yang di peroleh x 10 Nilai ideal
2. Analisis Data Analisis data menurut Moleong (1998: 103) adalah proses pengorganisasian dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah dan mempelajari semua
51
data yang terkumpul dari berbagai sumber, kemudian data tersebut di reduksi dengan jalan membuat abstraksi yaitu merangkumnya menjadi intisari yang terjaga kebenarannya. Selanjutnya data tersebut disusun dan dikategorikan, disajikan, diberi makan, disimpulkan, dan diperiksa keabsahannya. Secara umum kegiatan pengolahan data dan analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap pembelajaran pada setiap siklus tindakan yang sudah dilakukan. 2. Menganalisa perubahan perilaku siswa dari seluruh format observasi dan catatan guru setelah tiga siklus pembelajaran dilaksanakan. 3. Menganalisa hasil tes awal dengan tes akhir keterampilan lompat jauh. 4. Menyimpulkan jumlah siswa yang dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar pada lompat jauh gaya jongkok melalui kegiatan lompat kotak kardus dan keset pada siswa kelas V SDN I Gegesik Kulon Kecamatan gegesik Kabupaten Cirebon dalam penelitian ini. Pengolahan nilai ini menggunakan rumus : 5 X 100 51 G. Validasi Data Kriteria keberhasilan ditentukan dengan melihat hasil kemajuan atau peningkatan dari setiap aspek yang menjadi fokus penelitian dalam mencek keabsahan data. Dari hasil ini tindakan selanjutnya dideskripsikan sesuai tujuan
52
penelitian. Teknik validasi untuk memeriksa keabsahan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Triangulasi Triangulasi menurut Moleong (1988: 178) adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam proses triangulasi peneliti melakukan pengecekan derajat kepercayaan terhadap validasi data yang diperoleh dengan cara mengkonfirmasikan data atau informasi dengan memanfaatkan sumber data, metode pengumpulan data dan memanfaatkan teori lain yang menunjang. 2. Member Check Member Check adalah cara untuk memperoleh keabsahan data terhadap kebenaran data yang di peroleh setelah selesai mengumpulkan data, yaitu dengan cara mengkonfirmasikan kepada subyek penelitian maupun sumber lain yang berkopenten malalui diskusi balikan. 3. Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi Menurut Moleong (1988: 179) bahwa teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang di peroleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat. Maksud penggunaan teknik ini adalah agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran, memberikan kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis yang muncul dari pemikiran peneliti.
53
4. Ekspert Opinion Ekspert Opinion menurut Wiriaatmadja (2006: 171) adalah bahwa tahap akhir validasi dengan meminta nasihat kepada pakar atau pembimbing penelitian ini.