31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 7 Gorontalo 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 dalam waktu ± 2 bulan. 3.2 Metode Dan Desain Penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan
Posttest - Only Control
Group
Desaign
(Emzir : 2012, 99). Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi tes akhir (post test) untuk mengetahui keadaan kemampuan siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelas
Perlakuan
Post Test
Eksperimen
X1
O
Kontrol
X2
O
32
Keterangan : X1 : pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. X2 : adalah pembelajaran dengan menggunakan metode Konvensional. O : adalah tes akhir (post test) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3.3 Variabel Penelitian Variabel penelitian menurut Sugiyono (2012: 2) adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah: 3.3.1 Variabel Independen (Bebas) Menurut Sugiyono (2012: 4) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbul variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah perlakuan. Untuk kelas eksperimen pembelajaran diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing dalam pembelajaran dan kelas kontrol diberikan perlakuan berupa model pembelajaran konvensional. 3.3.2 Variabel Dependen (Terikat) Menurut sugiyono (2012: 4) variable terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan koneksi matematika pada pokok bahasan luas permukaan dan volume prisma tegak dan limas untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Gorontalo.
33
3.4 Populasi Dan Sampel 3.4.1 Populasi Menurut Sugiyono (2012: 61) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam Penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Gorontalo. Yang tersebar di 5 kelas dengan jumlah Rata-rata setiap kelas terdiri atas 30-33 orang. Total Populasi berjumlah 157 orang. Berikut sebaran jumlah siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Gorontalo. Tabel 3.2 Sebaran siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Gorontalo Kelas
Jumlah Siswa
VIII A
32
VIII B
30
VIII C
31
VIII D
33
VIII E
31
Total
157
Sumber Data: Daftar hadir Kelas VIII SMP Negeri 7 Gorontalo
34
3.4.2 Sampel Menurut Sugiyono (2012: 62) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi. Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara Cluster Simple Random Sampling dengan nama rancangan adalah kuasi eksperimen. Kuasi eksperimen adalah pengacakan dalam bentuk kelompok. Langkah-langkah kuasi eksperimen adalah: pada tahap I dipilih dua kelas dengan melakukan undian terhadap lima kelas, siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Gorontalo. Undian tersebut dilakukan untuk menentukan kelas yang akan dikenai perlakuan. Pada tahap II, dipilih dengan cara
mengundi yaitu kelas yang akan di ajar dengan model
pembelajaran penemuan terbimbing dan kelas yang akan diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil undian, kelas VIIIA terpilih sebagai kelas yang mendapat perlakuan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing, Sedangkan
kelas VIIID terpilih sebagai kelas perlakuan dengan
pembelajaran konvensional. 3.5 Tehnik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 3.5.1 Tehnik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam Penelitian ini adalah data kemampuan koneksi matematika pada mata pelajaran matematika khususnya pada luas permukaan dan volume prisma tegak dan limas. Sumber data tersebut adalah seluruh siswa yang
35
menjadi sampel. Data tersebut diperoleh dengan menggunakan instrumen berupa tes kemampuan koneksi matematika sesudah pembelajaran (post test). 3.5.2 Instrumen Penelitian Instrumen berfungsi dan berperan penting dalam rangka mengetahui keefektifan proses pembelajaran. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini yakni instrumen untuk mengukur kemampuan koneksi matematika siswa pada mata pelajaran matematika, khususnya pada pokok bahasan luas permukaan dan volume prisma tegak dan limas. Instrumen tersebut berbentuk test essay. a. Definisi Konseptual Model pembelajaran penemuan terbimbing adalah model pembelajaran dimana siswa berpikir sendiri, mempergunakan ide, konsep dan keterampilan yang sudah mereka pelajari untuk menemukan pengetahuan baru dengan bimbingan dan arahan dari guru. Guru membimbing siswa untuk menemukan penyelesaian dari persoalan dengan pertanyaan-pertanyaan atau dengan LKS. Kemampuan yang termasuk dalam koneksi matematika adalah (1) suatu kemampuan untuk mencari dan memahami keterkaitan atau koneksi antar proses dalam suatu konsep matematika ; (2) menemukan keterkaitan matematika dengan ilmu yang lain dan (3) menemukan keterkaitan matematika dengan kehidupan sehari-hari.
36
b. Definisi Oprasional Kemampuan koneksi matematika adalah total skor yang diperoleh siswa setelah mengalami proses interaksi pembelajaran yang dapat di ukur dengan menggunakan tes kemampuan koneksi matematika yaitu : (1) Kemampuan untuk mencari dan memahami keterkaitan atau koneksi antar proses dalam suatu konsep; (2) menemukan keterkaitan matematika dengan ilmu yang lain dan (3) menemukan keterkaitan matematika dengan kehidupan sehari-hari.
37
c. Kisi – kisi instrumen kemampuan koneksi matematika N o
Indikator
1 Mencari dan memahami
Bentuk Soal
Menghitung Luas Permukaan
Nom or Soal 1
Prisma tegak
Keterkaitan antar konsep
Menghitung luas Permukaan Limas
3
Menghitung Volume Prisma
5
Tegak
7
Menghitung Volume Limas
2 Menemukan keterkaitan antar matematika dengan ilmu lain
Menghitung banyak genting yang
4
diperlukan Menghitung volume Air kolam
6
renang
3 Menemukan keterkaitan matematika dengan kehidupan
Menghitung besar biaya untuk membuat dus kemasan Menghitung Banyaknya Biaya
sehari-hari.
2
8
membuat piramida
Instrumen tes kemampuan koneksi matematika yang telah disusun harus dianalisis terlebih dahulu derajat kualitasnya, baik tes secara keseluruhan maupun butir soal yang menjadi bagian dari tes tersebut. Untuk dapat mengetahui derajat kualitas tes perlu diadakan pengujian validitas dan reliabilitas.
38
a) Uji Validitas Tes Validitas tes adalah tingkat sesuatu tes mampu mengukur apa yang hendak diukur, atau dengan kata lain suatu soal dikatakan valid apabila soal itu dapat mengukur apa yang hendak diukur. Pengujian validitas butir soal menggunakan uji korelasi product moment dari Pearson, yaitu korelasi antara skor butir tes dengan skor total tes. Rumus yang digunakan adalah:
rxy
N x
N xy x y 2
x
2
N y
2
y
2
(Arikunto, 2009 : 171) Dimana: = Koefisien korelasi product moment
∑ = Jumlah Skor untuk setiap item
∑ = Jumlah Skor Total untuk keseluruhan item = Jumlah Responden
Dengan menggunakan taraf nyata
= 0,05 dan N = 31 dengan kriteria
interval kepercayaan 95% maka diperoleh harga rdaftar = r(α)( ) = 0,355. Dengan
membandingkan harga rdaftar dengan r hitung setiap item soal, diperoleh bahwa rdaftar < rhitung . Hal ini menunjukkan bahwa semua item pada soal valid dan baik jika digunakan sebagai instrumen pengumpulan data. Koefisien validasi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini :
39
Tabel 3.3 Koefisien Validasi dan Status Validasi No. Butir Soal
rhitung
rtabel
keterangan
1
0,5888
Valid
2
0,5827
Valid
3
0,4824
Valid
4
0,4505
Valid 0,355
5
0,4981
Valid
6
0,3716
Valid
7
0,4021
Valid
8
0,5426
Valid
b) Uji Reliabilitas Tes Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Menurut Arikunto (2009 : 180), dalam pengujian reliabilitas tes menggunakan teknik korelasi Alpha dengan rumus sebagai berikut :
∑
40
Dimana: = Reliabilitas Instrumen k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑
= Jumlah varians butir = Varians Total
Untuk memperoleh jumlah varians butir dilakukan terlebih dahulu menghitung varians setiap butir (dengan rumus seperti yang digunakan dalam menghitung varians total), kemudian dijumlahkan. Menurut Arikunto (2006 : 184), adapun rumus untuk mencari varians setiap butir dan varians total adalah sebagai berikut :
=
X = Butir Soal Y = Total Butir soal
=
Σ
−
(
)
−
(
)
41
Reliabilitas instrumen dinyatakan dengan koefisien (r) dengan rentang nilai sebagai
berikut:
Tabel 3.4 Klasifikasi Derajat Reliabilitas Nilai 0 < r < 0,20 21 < r < 0,40 0,41 < r < 0,60 0,61 < r < 0,80 0,81 < r < 1,00
Interpretasi derajat r sangat rendah derajat r rendah derajat r sedang derajat r tinggi derajat r sangat tinggi (sempurna)
Berdasarkan hasil perhitungan (Lampiran 12) diperoleh reliabilitas tes sebesar 0,6756 dengan derajat reliabilitas tinggi. 3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu analisis data deskriptif dan analisis data inferensial. Menurut Sugiyono (2012: 21), tujuan dari statistik deskriptif adalah untuk menggambarkan atau menganalisis suatu statistik hasil penelitian, tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang luas (generalisasi/inferensi). Sedangkan analisis inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Menurut Sugiyono (2012 : 23), statistik inferensial adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel, dan hasilnya akan digeneralisasikan (diinferensikan) untuk populasi di mana sampel diambil. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t, Syarat uji t adalah kedua kelompok harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai varians yang
42
homogen. Oleh sebab itu sebelum melakukan uji t perlu analisis normalitas dan homoginitas sebagai berikut: 3.6.1 Uji Normalitas Data Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh peneliti berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah uji lilliefors (Sudjana, 2005 : 466) dengan prosedur sebagai berikut: a. Pengamatan X1,X2,…..¸Xn dijadikan bilangan baku Z1 ,Z2, ….,Zn dengan menggunakan rumus Z1
Xi X s
Dimana : X = rata-rata sampel yang diperoleh dengan rumus
X
X
i
n
S = standar deviasi yang diperoleh dengan rumus
S
2
(X
i
X )2
n 1
b. Untuk bilangan baku menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F Zi PZ Zi Misalnya; untuk Z = 0,2 maka F(0,2) - P(Z 0,2) = P(- ~ < Z 0) + P (0 < Z < 0,2) - 0,5000 + 0,0793 = 0,5793 Selanjutnya dihitung profosi
43
Z1 , Z 2 ,......., Z n yang lebih kecil atau sama dengan Z i Jika proporsi ini dinyatakan oleh S( Z i ), maka : S (Z i )
Banyaknya Z 1 , Z 2 ,..., Z n yang Z i n
c. Hitung selisih F(Zi) - S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya. d. Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut yang disebut dengan Hipotesis statistik yang diuji dinyatakan sebagai berikut : H0 : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima jika L0 Ltabel dan tolak H0 jika
L0 Ltabel pada taraf nyata yang dipilih. 3.6.2 Uji Homogenitas Varians Pengujian homogenitas varians bertujuan untuk menguji kesamaan rata-rata dari beberapa varians. Karena dalam penelitian ini hanya menggunakan dua kelas maka rumus yang digunakan adalah uji kesamaan dua varians. Menurut Sudjana (2005 : 249), langkah-langkah pengujian kesamaan dua varians adalah sebagai berikut : Akan diuji mengenai dua pihak untuk pasangan hipotesis nol H0 dan tandingannya H1 :
44
∶ ∶
= ≠
Berdasarkan sampel acak yang masing-masing secara independen diambil dari populasi tersebut. Jika sampel dari populasi ke-satu berukuran n1 dengan varians dan sampel dari populasi kedua berukuran n2 dengan varians
maka untuk
menguji hipotesis di atas digunakan statistik.
s12 s 22
F=
Kriteria
pengujian
F1 n 1 F F1 1
2
adalah
n1 1. n 2 1
terima
hipotesis
Ho
jika
Untuk taraf nyata , dimana F m , n didapat
dari daftar distribusi F dengan peluang , dk pembilang = n dan dk penyebut = n. Dalam hal lainnya Ho ditolak. Statistik lain yang digunakan untuk menguji hipotesis Ho di muka juga adalah:
F=
Varians terbesar Varians terkecil
Tolak Ho hanya jika F F1
2
V1 .V2
. Dengan F1
2
V1 .V2
didapat daftar
distribusi F dengan peluang 1 , sedangkan derajat kebebasan v1 dan v2 2 masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan penyebut. (Sudjana, 2005 : 250).
45
3.6.3 Pengujian Hipotesis Menurut Sudjana, (2005: 239) Uji statistik yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah independent t-test, yakni menggunakan uji satu pihak dengan rumus sebagai berikut : =
̅ −
+
̅
Dengan :
= Keterangan: t ̅
̅ n1 n2
= = = = =
(
− 1)
+ ( − 2) + −2
Nilai hitung untuk uji t Nilai rata-rata kelas ekperimen Nilai rata-rata kelas kontrol Jumlah anggota sampel kelas eksperimen Jumlah anggota sampel kelas kontrol
= Varians sampel s1
= Standar deviasi kelas eksperimen
s2
= Standar deviasi kelas kontrol
46
Hipotesis penelitian yang dinyatakan dalam bentuk hipotesis statistik adalah sebagai berikut : H0:
≤
Kemampuan koneksi matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran penemuan terbimbing lebih rendah atau sama dengan kemampuan koneksi matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
H1:
>
Kemampuan koneksi siswa yang diajar dengan model pembelajaran penemuan terbimbing lebih tinggi dibanding dengan kemampuan koneksi matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
dk = (n1 + n2 - 2) dan kriteria pengujian sebagai berikut : Jika
hitung
≤
maka H0 diterima dan tolak H0 jika t mempunyai harga-harga lain. (Sudjana, 2005 : 243)