BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari 2014 sampai dengan Februari 2014. Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap yang diawali dengan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan pada bulan Januari 2014. Sedangkan penelitian lanjutan dilaksanakan pada saat penyusunan skripsi dengan jangka waktu ± 2 bulan dari bulan Januari sampai dengan Februari 2014.
3.2 Desain Penelitian Penelitian merupakan penelitian studi lapangan karena penelitian ini hanya mengumpulkan data, mencari fakta, kemudian menjelaskan data yaitu dengan cara pengumpulan dan penyusunan data, selanjutnya dianalisis berdasarkan model analisis yang diambil dan kemudian diinterpretasikan berdasarkan landasan teori yang ada. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena empiris yang disertai data statistik, karakteristik dan pola hubungan antar variabel. Penelitian kuantitatif, penelitian yang bermula dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap hipotesis yang digunakan sebagai cara untuk memecahkan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian orang, lembaga, masyarakat pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang terlihat atau sebagaimana adanya. Penelitian kuantitatif dalam penelitian ini yakni menganalisis dan untuk
mengetahui adanya pengaruh antar variabel X (Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus) dengan variabel Y (Belanja Langsung) di Kabupaten Gorontalo. Desain penelitian dapat digambarkan sebagai:
Pendapatan Asli Daerah (X1)
Belanja Langsung (Y)
Dana Alokasi Umum (X2)
Dana Alokasi Khusus (X3)
Gambar 2: Gambar Desain Penelitian
3.3 Definisi Operasional Variabel 3.3.1 Variabel Independen a.
Pendapatan Asli Daerah Menurut Mardiasmo (2004: 133) Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan
semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. Kelompok PAD dipsahkan menjadi empat jenis pendapatan, yaitu: (1) pajak daerah, (2) retribusi daerah, (3) hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan, (4) lain-lain PAD yang sah. Pendapatan Asli Daerah dalam penelitian ini dapat diketahui dalam pos Pendapatan Asli Daerah dalam Laporan APBD Pemerintah Kabupaten Gorontalo dari tahun 2006 sampai dengan 2011. Rumus Pendapatan Asli Daerah:
PAD=Pajak Daerah + Retribusi daerah + Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah + Lain-lain PAD yang sah. b. Dana Alokasi Umum Dau merupakan block grant yang diberikan kepada semua kabupaten dan kota untuk mengisi kesenjangan antara kapasitas dengan kebutuhan fiskalnya, dan didistribusikan dengan formula berdasarkan prinsip-prinsip tertentu yang secara umum mengindikasikan bahwa daerah miskin dan terbelakang harus menerima lebih banyak daripada daerah kaya (Kuncoro, 2012: 335).
c.
Dana Alokasi Khusus Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari Pendapatan
APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan dalam APBN (Darise, 2009: 91).
3.3.2. Variabel Dependen a. Belanja Langsung Menurut Darise (2009: 136) Belanja Langsung adalah yang penganggaranya dipengaruhi secara langsung oleh adanya program atau kegiatan. Belanja Langsung di bagi menjadi: (a) Belanja Pegawai, (b) Belanja Barang dan Jasa, (c), Belanja Modal.
Tabel 3: Definisi Operasional variabel Variabel
Definisi Variabel
X1: Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah. (Mardiasmo, 2004:133).
Indikator 1. 2. 3.
4.
1.
Skala
Pajak daerah Retribusi daerah Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain PAD yang sah
Rasio
Jumlah Dana Alokasi Umum
Rasio
X2: Dana Alokasi Umum
Kuncoro (2012: 335) DAU merupakan block grant yang diberikan kepada semua kabupaten dan kota untuk mengisi kesenjangan antara kapasitas dengan kebutuhan fiskalnya, didistribusikan dengan formula berdasarkan prinsip-prinsip tertentu yang secara umum mengindikasikan bahwa daerah miskin dan terbelakang harus menerima lebih banyak daripada daerah kaya.
X3: Dana Alokasi Khusus
Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari Pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan dalam APBN (Darise, 2009: 91).
1.
Jumlah Dana Alokasi Khusus
Rasio
Y: Belanja Langsung
Menurut Darise (2009: 136) Belanja Langsung adalah yang penganggaranya dipengaruhi secara langsung oleh adanya program atau kegiatan
1. 2.
Belanja Pegawai Belanja barang & Jasa Belanja Modal
Rasio
3.
Sumber: Data Olahan 2014
3.4 Populasi dan Sampel Populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek-obyek satuan atau individu yang mempunyai karakteristik tertentu (Setiawan, 2010). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah data PAD, DAU, DAK, dan data Belanja Langsung yang ada pada Laporan APBD Kabupaten Gorontalo selama 7 tahun berturut-turut yakni dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2012, sehingga total dari populasi adalah 7 Tahun. Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai karakteristik dianggap dapat mewakili keseluruhan populasi. Teknik sampling yang digunakan adalah
teknik full sampling, yaitu semua populasi digunakan sebagai sampel (Setiawan, 2010). Penelitian ini mengambil data selama 7 tahun berturut-turut yakni dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2012. Maka jumlah sampel penelitian keseluruhan adalah 7 tahun.
3.5 Tekhnik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data dokumentasi yakni dengan cara mempelajari dokumen-dokumen atau data yang dibutuhkan. Dokumen ini berupa data laporan APBD di Kabupaten Gorontalo. Selain data dokumentasi juga digunakan data pustaka yakni metode pengumpulan data dengan cara membaca literatur, arsip dan buku-buku. Sumber data dalam proposal ini adalah data sekunder yakni data laporan APBD dari tahun 2006 sampai dengan 2012.
3.6 Tekhnik Analisis Data Teknik analisis data merupakan metode yang penting dalam metode ilmiah karena dengan teknik analisis, data diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda (Sugiyono, 2012; 34). Dimana sebelum melakukan analisis regresi berganda terlebih dahulu dilakukan pengujian rasio kemandirian, analisis statistik deskriptif, uji normalitas data dan uji asumsi klasik. Analisis statistik deskriptif ini digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai responden atau data variabel yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata dan nilai standar deviasi. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki
distribusi normal. Uji klasik perlu dilakukan karena pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan jika model dari penelitian memenuhi syarat bebas dari pengujian asumsi klasik, dimana data tidak mengandung multikolinearitas, autokorelasi dan heterokedastisitas.
3.6.1 Perhitungan Rasio Kemandirian Rasio kemandirian menggambarkan ketergantungan daerah terhadap sumber dana ekstern. Semakin tinggi rasio kemandirian mengandung arti bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak ekstern (terutama pemerintah pusat dan provinsi) semakin rendah dan demikian pula sebaliknya. Rasio kemandirian juga menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah. Semakin tinggi rasio kemandirian, semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah akan menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi. (Wahyuni, 2011: 5). Menghitung Rasio kemandirian: Rasio Kemandirian =
Pendapatan Asli Daerah Bantuan Pemerintah Pusat / Propinsi Daerah
3.6.2 Analisis Regresi Berganda Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi berganda, hal ini sesuai dengan rumusan masalah, tujuan dan hipotesis penelitian ini. Metode regresi berganda menghubungkan satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen dalam suatu model prediktif tunggal. Uji regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana
Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Belanja Langsung. Hubungan antar variabel tersebut dapat digambarkan dengan persamaan sebagai berikut : Y = α + b1X1 + b2X2 +b3X3 + ɛ dimana :
Y = Belanja Langsung a = Konstanta b1,…bk= koefisien regresi yang dihubungkan dengan variabel bebas X1 = Pendapatan Asli Daerah X2 = Dana Alokasi Umum X3 = Dana Alokasi Khusus ɛ
= Error Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Hο ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Hο diterima. Pengujian hipotesis bertujuan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen serta kemampuan model dalam menjelaskan perilaku belanja langsung dalam APBD. Pengujian hipotesis menggunakan analisis data panel (pooled data), Oleh karena itu pengujian dikelompokkan menjadi:
1. Uji Statistik t Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi variabel bebas terhadap variabel terikat secara individual, hal ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan tabel pada level of significant 5% dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
Hο: b = 0 artinya tidak ada pengaruh signifikan variabel independen terhadap variabel dependen. Hο: b ≠ 0 artinya ada pengaruh signifikan variabel independen terhadap variabel dependen. a. Jika t hitung < t tabel maka Hο diterima dan H1 ditolak b. Jika t hitung > t tabel maka H1 diterima dan Hο ditolak
2. Uji Statistik F Uji f digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Hipotesis yang digunakan: Ho = b1 = b2 = …..= bk = 0 (model regresi linear berganda tidak signifikan atau dengan kata lain tidak ada hubungan linier antar variabel individu terhadap variabel dependen). Ha = b1 = o ( model regresi linier berganda signifikan atau dengan kata lain ada hubungan linier antara variabel individu terhadap variabel dependen).
Secara
statistik dalam mempengaruhi variabel terikat. Apabila nilai F hitung lebih besar daripad nilai F table, maka variabel-variabel penjelas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat.
3. Koefisien Determinasi Pengujian ini untuk menguji tingkat keeratan atau keterikatan antar variabel dependen dan variabel independen yang bisa dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi (adjusted R-square). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabelvariabel independen dalam
menjelaskan keterikatannya dengan variabel dependen amat terbatas sedangkan nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
4. Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang digunakan dalam penelitian.Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal.
3.6.3 Uji Asumsi Klasik Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model dari penelitian ini memenuhi syarat bebas dari asumsi klasik, dimana data tidak mengandung multikolinearitas, autokorelasi dan heterokedastisitas. Untuk itu perlu dilakukan pengujian asumsi klasik, yang terdiri dari:
1. Uji Multikolonieritas Uji Multikolonieritas untuk menguji korelasi antara variabel bebas (independen) dalam regresi, model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflasi Factor (VIF). Variabel yang akan dimasukkan dalam perhitungan regresi harus mempunyai tolerance di atas 10%. Jika VIF lebih besar dari pada 10 maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolonieritas dengan variabel bebas lainnya.
2. Uji Heteroskedasitas Uji heteroskedasitas bertujuan menguji ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari heteroskedasitas. Cara mengetahui ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas, maka dilakukan dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen yang dikenal sebagai uji Glejser
3. Uji Auto Korelasi Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Auto korelasi adalah keadaan dimana variabel error-term pada periode tertentu berkorelasi dengan variabel error-term pada periode lain yang bermakna variabel error-term tidak random. Asumsi ini berakibat interval keyakinan terhadap hasil estimasi menjadi melebar sehingga uji signifikansi tidak kuat.