BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Kota Gorontalo.
Penelitian ini
dilaksanakan dari bulan Januari 2014 sampai dengan Maret 2014. Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap yang diawali dengan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan pada bulan Januari
2014. Sedangkan penelitian lanjutan dilaksanakan pada
saat penyusunan skripsi dengan jangka waktu ± 3 bulan dari bulan Januari sampai dengan Maret 2014.
3.2 Desain Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menguji adanya pengaruh antara variabel X dengan variabel Y, dalam penelitian ini yaitu variabel X1 (Pajak Daerah), variabel X2 (Retribusi Daerah), variabel X3 (Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan), variabel X4 (Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah) dan variabel Y (Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, yakni menganalisis adanya dampak antara variabel yang satu dengan yang lain, Menurut Sangadji dan Sopiah (2010: 26)
penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan teknik statistik. Desain penelitian pada dasarnya menggambarkan adanya prosedur-prosedur yang mungkin dapat menguji hipotesis penelitian dari peneliti, agar bisa mencapai kesimpulan mengenai pengaruh variabel bebas dengan variabel terikat dalam penelitian ini. Adapun desain penelitian yang ditetapkan dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2 sebagai berikut:
X1 X2
Y
X3 X4 Gambar 2: Desain Penelitian Keterangan: X1
= Pajak Daerah
X2
= Retribusi Daerah
X3
= Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan
X4
= Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Y
= Kinerja keuangan pemerintah daerah
3.3 Definisi Operasional Variabel Agar data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat diketahui maka terlebih dahulu perlu mengoperasionalisasikan variabelvariabel yang telah disebutkan pada latar belakang masalah dan kerangka berpikir dengan maksud untuk menentukan indikatorindikator dari variabel yang bersangkutan. Sesuai dengan masalah yang diteliti, variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independen (X) terdiri dari: X1
= Pajak Daerah
X2
= Retribusi Daerah
X3
= Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan
X4
= Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
2. Variabel Dependen (Y) adalah Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Definisi operasional menjelaskan tentang definisi variabel, dimensi penelitian, indikator serta skala yang digunakan dalam penelitian. Untuk lebih jelasnya definisi operasional variabel dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.
Tabel 3: Definisi Operasional Variabel Variabel
Konsep Variabel
Indikator
Skala
Pajak Daerah ( X1)
Menurut Pasal 1 ayat 1 Peraturan Pemerintah RI Nomor 65 Tahun 2001 tentang pajak daerah, yang dimaksud pajak daerah, yang selanjutnya disebut pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah (Darise, 2009:48).
Pajak daerah
Penerimaan pajak daerah
Rasio
Retribusi Daerah (X2)
Menurut Darise (2009: 67) retribusi daerah yang selanjutnya disebut retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan
Retribusi Daerah
Penerimaan Retribusi Daerah
Rasio
Hasil Pengelolaan Kekayaan yg Dipisahkan (X3)
Menurut Florida (2006:6) hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan adalah penerimaan dari laba atas Usaha Milik Daerah.
Hasil Pengelolaan Kekayaan yg Dipisahkan
Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan yang Dipisahkan
Rasio
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah (X4)
Menurut Florida (2006:6) lain-lain pendapatan asli daerah yang sah adalah penerimaan daerah yang berasal dari penerimaan dinas-dinas yang tidak merupakan penerimaan dari pajak dan retribusi daerah, misalnya dari Dinas Pertanian, Dinas PekerjaanUmum dan Dinas LLAJ dan penerimaan lain-lain yaitu hasil penjualan milik daerah, penjualan barang-barang bekas, cicilan rumah yang dibangun oleh pemerintah, penerimaan jasa dan giro-giro lain.
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Penerimaan Lainlain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Rasio
Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah
- Pendapatan Transfer
Rasio
Kinerja keuangan pemerintah daerah ( Y)
Menurut Azhar (2008:39) kinerja keuangan pemerintah daerah adalah tingkat pencapaian dari suatu hasil kerja di bidang keuangan daerah yang meliputi penerimaan dan belanja daerah dengan menggunakan indikator keuangan yang ditetapkan melalui suatu kebijakan atau ketentuan perundang-undangan selama satu periode anggaran. Sumber: Olahan, 2014
Dimensi
- Total Pendapatan
3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi Menurut Sangadji dan Sopiah (2010: 185) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: subyek atau obyek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan
penelitian
ini
kemudian adalah
ditarik
seluruh
kesimpulan. dokumen
Populasi
Realisasi
dalam
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Gorontalo dari tahun 2006 sampai dengan 2012.
3.4.2 Sampel Menurut Sangadji dan Sopiah (2010: 188) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik penarikan sampel secara penuh (total sampling) dimana semua jumlah populasi dijadikan sampel. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah semua dokumen Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Gorontalo dari tahun 2006 sampai dengan 2012.
3.5 Sumber Data Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder. Menurut Sugiyono (2012: 193) data sekunder
merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Misalnya lewat orang lain atau dokumen. Dalam penelitian ini sumber data sekundernya yaitu dokumen Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Kota Gorontalo dengan periode pengamatan mulai dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2012.
3.6 Teknik Pengumpulan Data Menurut Silalahi (2009: 280) teknik pengumpulan data adalah suatu proses mendapatkan data empiris melalui responden dengan menggunakan metode tertentu. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data
berupa dokumentasi. Dokumentasinya adalah
seperangkat dokumen Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah (APBD) Pemerintah Kota Gorontalo dari tahun 2006 sampai dengan
tahun
mengumpulkan,
2012.
Pengumpulan
mencatat,
dan
data
menghitung
dilakukan
dengan
data-data
yang
berhubungan dengan penelitian.
3.7 Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Dimana analisis deskriptif kuantitatif adalah alat analisis yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2013: 2007-208).
3.7.1 Analisis Trend linear Untuk menganalisis bagaimana trend ataupun kecenderungan dari komponen sumber- sumber penerimaan daerah maka penulis menggunakan teknik analisis trend linear. Supangat, (2010: 167-168) menjelaskan analisis trend melukiskan gerak data deret waktu selama jangka waktu yang panjang atau cukup lama. Gerak ini mencerminkan sifat kontinuitas atau keadaan yang terus menerus dari waktu ke waktu selama kurun waktu tertentu, karena sifat kontinuitas inilah maka trend dianggap sebagai gerak yang stabil sehingga dalam menginterpretasikannya dapat digunakan model matematis, sesuai dengan keadaan dan data deret waktunya itu sendiri. Yang dimaksud dengan trend linear adalah merupakan model persamaan garis lurus yang terbentuk berdasarkan titik-titik diagram pencar dari data selama kurun waktu tertentu. Model trend biasa digunakan untuk memprediksi suatu persoalan (membuat ramalan jangka panjang), adapun bentuk umum dari model trend linear ini dinyatakan dengan persamaan:
Yt = a + b X
yt : Nilai trend untuk setiap unit x x : Unit waktu tertentu a : intercept (nilai trend yt pada saat x = 0) b : Koefisien trend: pertambahan y untuk setiap unit waktu tertentu. Dalam
penelitian
ini
analisis
trend
digunakan
dalam
menganalisis trend pajak daerah, trend retribusi daerah, trend hasil pengelolaan
kekayaan
yang
dipisahkan,
dan
trend
lain-lain
pendapatan asli daerah pemerintah Kota Gorontalo tahun 2006 – 2012.
3.7.2 Uji Normalitas Salah satu asumsi yang harus dipenuhi dalam melakukan analisis regresi linear baik sederhana maupun berganda adalah data variabel dependen (terikat) harus berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk itu sebelum diolah lebih lanjut, diperlukan pengujian asumsi normalitas tersebut dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis sebagai berikut: H0 = data variabel dependen berdistribusi normal Ha = data variabel dependen tidak berdistribusi normal
α = 5% Kriteria uji: tolak H0 jika nilai signifikansi yang diperoleh kecil dari α, terima Ha dalam hal lainnya.
3.7.3 Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas, model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model. Pengujian tentang bebas atau tidaknya data dengan output SPSS nilai Collinearity Statistic (nilai tolerance dan VIF). Jika variabel independen memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka tidak terjadi korelasi (Florida, 2006: 36).
3.7.4 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dipakai untuk mendeteksi dilakukan dengan uji Durbin Watson. Model regresi
terbebas dari autokorelasi jika nilai Durbin Watson hitung terletak didaerah no autokorelasi. Penentuan letak tersebut dibantu dengan tabel dl dan tabel du, dibantu dengan nilai k (jumlah variabel independen) (Florida, 2006: 36).
3.7.5 Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan (variance) dari residual atau pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas. Asumsi klasik statistik heterokedastisitas dapat dideteksi dari output SPSS gambar scatter-plot (Florida, 2006: 37).
3.7.6 Uji Regresi Linear Multiple Untuk menguji pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah terhadap Kinerja Keuangan peneliti menggunakan uji regresi linear multiple. Menurut Supangat (2010: 336) yang dimaksud dengan model regresi linear multiple adalah model persamaan regresi linear dengan variabel bebas lebih dari satu. Menurut Benson et. al (2006) dalam bukunya Efferin, Darmadji dan Tan (2008: 211) regresi berganda memungkinkan seorang peneliti untuk memahami sebuah fenomena yang mempengaruhi
kondisi
dari variabel dependen (Y), karena hampir semua kondisi yang berpengaruh terhadap suatu faktor, disebabkan oleh lebih dari satu faktor variabel independen (X). Bentuk umum persamaan ini antara lain:
Ŷ=a0 + a1x1 + a2x2 + a3x3 + a4x4 + e
3.8 Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis bertujuan menganalisis semakin tinggi nilai sumber-sumber pendapatan asli daerah maka semakin tinggi juga nilai kinerja keuangan pemerintah daerah. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan uji T, uji F, dan koefisien determinasi.
3.8.1 Uji Statistik t Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi variabel bebas terhadap variabel terikat secara individual, hal ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan tabel pada level of significant 5% dengan kriteria pengujian sebagai berikut : Hο: b = 0 artinya tidak ada pengaruh signifikan variabel independen terhadap variabel dependen. Hο: b ≠ 0 artinya ada pengaruh signifikan variabel independen terhadap variabel dependen.
a. Jika t hitung < t tabel maka Hο diterima dan H1 ditolak b. Jika t hitung > t tabel maka H1 diterima dan Hο ditolak
3.8.2 Uji Statistik F Uji F digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Hipotesis yang digunakan: Ho = b1 = b2 = …..= bk = 0 (model regresi linear berganda tidak signifikan atau dengan kata lain tidak ada hubungan linier antar variabel individu terhadap variabel dependen). Ha = b1 = o ( model regresi linier berganda signifikan atau dengan kata lain ada hubungan linier antara variabel individu terhadap variabel dependen). Secara statistik dalam mempengaruhi variabel terikat. Apabila nilai F hitung lebih besar daripad nilai F tabel, maka variabel-variabel penjelas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat.
3.8.3 Koefisien Determinasi Pengujian ini untuk menguji tingkat keeratan atau keterikatan antar variabel dependen dan variabel independen yang bisa dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi (adjusted R-square). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan keterikatannya dengan variabel dependen amat terbatas sedangkan nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
3.9 Hipotesis Statistik Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik sebagai berikut: Hipotesis pertama: H1
=
jika ρ ≠ 0 artinya pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah berpengaruh negatif terhadap tingkat ketergantungan keuangan pemerintah di Kota Gorontalo (periode 2006 – 2013)
H0
=
jika ρ = 0 artinya pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah tidak berpengaruh negatif terhadap tingkat ketergantungan pemerintah di Kota Gorontalo (periode 2006 – 2013)
Hipotesis kedua: H1
=
jika ρ ≠ 0 artinya pendapatan asli daerah berpengaruh negatif
terhadap
tingkat
ketergantungan
keuangan
pemerintah di Kota Gorontalo (periode 2006 – 2013) H0
=
jika ρ = 0 artinya pendapatan asli daerah tidak berpengaruh negatif
terhadap
tingkat
ketergantungan
keuangan
pemerintah di Kota Gorontalo (periode 2006 – 2013)