BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai Januari 2014
berlokasi di Kabupaten Gorontalo.
B.
Jenis Penelitian Penilitian tentang evaluasi program pengembangan sapi potong melalui
bantuan ternak di Kabupaten Gorontalo dilakukan dengan metode survei, yaitu penelitian yang dilakukan secara mendalam untuk memberikan gambaran dan perkembangan dari suatu obyek yang diteliti.
C.
Populasi dan Sampel
Tabel 1. Jumlah Responden yang dijadikan sampel No Nama Kelompok Jumlah Anggota Proporsional (Orang) (%) 1. Kelompok Tiga Berlian 10 40 2. Kelompok Mawar 10 40 3. Kelompok harapan 10 40 4. Kelompok Angin segar 10 40 5. Kelompok Mohuyula 10 40 6. Kelompok karya baru 10 40 7. Karya Bersama 10 40 8. Agro Jaya 10 40 Total Responden 80 Sumber: Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Gorontalo
Responden (Orang) 4 4 4 4 4 4 4 4 32
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peternak penerima bantuan sosial sapi potong jenis sapi Bali yang ada di Kabupaten Gorontalo yang berjumlah 80 orang terbagi dalam 8 kelompok kemudian diambil sampel secara
17
Proporsional sampling yaitu sebesar 40% dari kelompok dan selanjutnya pengambilan responden dilakukan secara acak.
D.
Teknik Pengambilan Data Data yang diambil meliputi data primer dan sekunder. Data primer atau
studi lapangan diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan responden penerima bantuan ternak. Wawancara dilakukan dengan cara Tanya jawab secara langsung tentang informasi kepada responden yang terpercaya. Selain wawancara data primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana responden dapat memilih sejumlah jawaban yang telah disediakan dan memudahkan responden dalam menjawab pertanyaan.
E. Teknik Analisis Data 1. Analisa dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu suatu metode penganalisaan data dimana data dikumpulkan dan disusun. Analisa deskriptif hanya menggambarkan dan menegaskan suatu konsep atau gejala. Analisis ini dilakukan untuk menggambaran tujuan dari penelitian yaitu peningkatan populasi ternak dan pendapatan peternak. 2. Untuk menganalisa kelayakan finansial menggunakan metode discount cash flow yang meliputi : a) BCR ( Benefit Cost Ratio ), dapat dihitung dengan cara :
BCR =
n
i 1 n
i 1
NBC (1 i ) n ( positif ) NBC (1 i ) n (negatif )
18
Dimana :
NBC = Net Benefit Cost i
= discount factor
n
= lama (tahun)
Apabila nilai BCR>1 berarti rencana usaha tersebut layak untuk dilanjutkan(go), sebaliknya apabila nilai BCR<1 maka usaha tersebut berarti tidak layak(no go), dan apabila nilai BCR=1 berarti arus kas proyek dalam keadaan impas (break even) dimana total cost sama nilainya dengan total benefit.
b) NPV (Net Present Value), dihitung dengan cara : n
NPV =
NBi (1 i)
n
i 1
Dimana : NB
= Net Benefit = benefit-cost
i
= discount factor
n
= lama (tahun)
Apabila nilai NPV > 0 berarti rencana usaha tersebut layak untuk dilanjutkan (go), sebaliknya apabila nilai NPV<0 maka usaha tersebut berarti tidak layak (no go), dan apabila nilai NPV = 0 berarti arus kas proyek dalam keadaan impas (break even) dimana jumlah penerimaan sama besarnya dengan jumlah pengeluaran.
c) IRR (Internal Rate of Return), dihitung dengan cara :
IRR =
i1
NPV1 (i2 i1 ) ( NPV1 NPV2
19
Dimana : i1
= Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1
i2
= Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2
NPV1 = NPV bernilai positif mendekati nilai 0 (nol) NPV2 = NPV bernilai negatif mendekati nilai 0 (nol) Apabila nilai IRR<SOCC, hal ini berarti bahwa usaha atau proyek tersebut tidak layak secara finansial. Sebaliknya apabila nilai IRR>SOCC, hal ini berarti bahwa usaha atau proyek tersebut layak secara finansial. Dan apabila nilai IRR=SOCC, hal ini juga berarti bahwa usaha atau proyek tersebut dalam keadaan break even point.
F.
Definisi Operasional Variabel Adapun definisi operasional variabel penelitian ini adalah :
a. Sapi potong adalah sapi yang dibudidayakan untuk diambil dagingnya atau dikonsumsi. Sapi yang termasuk dalam penelitian ini adalah sapi potong jenis sapi Bali. b. Sapi Bali adalah sapi domestikasi dari banteng yang berwarna merah bata, terdapat warna putih pada keempat kakinya, mulai dari lutut sampai ke bawah, belakang pelvis dengan batas yang tampak jelas dan berbentuk setengah bulan, ujung ekor berwarna hitam. c. Bantuan sosial merupakan program yang didanai oleh pemerintah dalam APBD dan APBN yang disalurkan kepada peternak dalam kelompokkelompok peternak yang bertujuan untuk menjalankan suatu usaha peternakan dinyatakan dalam satuan ekor.
20
d. Evaluasi Program adalah tingkat keberhasilan usaha peternakan sapi potong diukur dari aspek peningkatan populasi dan pendapatan peternak. e. Kelompok adalah kelompok tani ternak yang tergabung dalam kelompok penerima bantuan sosial yang memerlukan penguatan modal dan bimbingan untuk penguatan usahanya dinyatakan dalam satuan orang. f. Pendapatan peternak sapi potong adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan usaha peternakan dinyatakan dalam rupiah g. Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan yang paling akhir yang diperoleh secara formal oleh peternak yang dinilai berdasarkan strata SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi. h. Jumlah anggota keluarga adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal dan mempunyai pengeluaran bersama, hidup dalam satu atap dinyatakan dalam satuan orang i.
Peternak adalah orang yang memelihara ternak sapi potong bantuan pemerintah yang dinilai berdasarkan umur, lama beternak, pengalaman beternak.
j.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
21