BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo, dari bulan September sampai bulan Oktober 2013.
B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, dimana data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diambil melalui wawancara, pengisian kuesioner dan data pengamatan langsung di lapangan. Data sekunder di ambil dari berbagai sumber yang ada hubungan dengan penelitian ini, antara lain Dinas Peternakan Kabupaten Gorontalo, kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Gorontalo, kelompok peternak dan instansi lain yang terkait. Data yang dikumpul terdiri dari data yang berasal dari pengolahan data podes, data statistik peternakan dan Kabupaten Gorontalo dalam angka.
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan objek penelitian berdasarkan pertimbanganpertimbangan lain yang logis (Rianse dan Abdi, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah kelompok peternak yang ada di Kecamatan Mootilango. Sampel adalah sebagian yang diambil dari seluruh objek yang diteliti yang di anggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu. Pemilihan responden dan pengambilan sampel dilakukan di daerah
12
kunci (key region). Sampel di tentukan dengan metode pengambilan sampel acak terstratifikasi (Statified Random Sampling), yaitu metode peilihan sampel dengan cara membagi populasi kedalam kelompok-kelompok yang homogen yang disebut strata,
kemudian
diambil
sampel
secara
acak
dari
setiap
strata
(Sugiarto dkk. 2003). Besarnya sampel yang diambil dari tiap-tiap strata dapat sebanding dengan strata atau tidak sebanding (Singarimbun dan Effensi, 1995). Sebelum pengambilan sampel, terlebih dahulu dilakukan stratifikasi berdasarkan jumlah populasi ternak sapi potong dan kelengkapan fasilitas peternakan terhadap Kecamatan Mootilango di Kabupaten Gorontalo. Setelah itu dilakukan staratifikasi terhadap peternak.. Jumlah kelompok sampel adalah 5 kelompok dari 3 desa yang memiliki populasi sapi potong terbayak yang ada di Kecamatan Mootilango, dari masingmasing kelompok diambil 10 orang sebagai responden dengan menggunakan cara purposive sampling. Kelompok yang dimaksud adalah sebagai berikut: Tabel 1. Kelompok peternak yang dijadikan sampel dalam penelitian Jumlah Jumlah Ternak No Desa Anggota (ekor) Awal Akhir (orang) 1 Desa Paris Kembang Indah 25 55 130 2 Desa Helumo Mekar Jaya 3 25 55 127 3 Desa Paris Bersemi 25 55 118 4 Desa Helumo Mekar Jaya 1 25 55 111 5 Desa Huyula Mutiara 3 25 55 101 Sumber : Dinas Perikanan, Kelauatan dan Peternakan Kabupaten Gorontalo Nama Kelompok
13
D. Teknik Pengumpulan Data Data sekunder dikumpul dari berbagai sumber yang ada hubungan dengan penelitian ini, antara lain Dinas Peternakan Kabupaten Gorontalo, Kantor BPS Kabupaten Gorontalo, Kelompok Peternak. Sedangkan untuk data primer diambil melalui wawancara, pengisian kuesioner dan data pengamatan langsung di lapangan.
E. Analisis Data Untuk menjawab tujuan penelitian ini maka dilakukan analisis sebagai berikut: a. Analisis deskriptif, digunakan untuk menganalisa wilayah, karakter peternak, populasi dan jenis ternak, serta lembaga-lembaga pendukung yang ada. Data yang diperoleh disederhanakan kedalam bentuk tabel dan gambar kemudian dilakukan analisis deskriptif. b. Analisa Kapasitas Peningkatan Populasi Sapi Potong (KPPSP) Untuk menganalisa potensi pengembangan usaha ternak sapi potong di Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo, digunakan perhitungan kapasitas penigkatan populasi sapi potong (KPPSP). Metode ini merujuk pada Nell dan Rollinson (1974) dengan langkah sebagai berikut : Potensi Maksimum Berdasarkan Keluarga Petani (PMKK) dirumuskan : PMKK = c x KK
Dimana: c
:
Koefisien yang dihitung berdasarkan jumlah satuan ternak (ST) yang dapat dipelihara oleh suatu keluarga yaitu 2,33 ST/KK
KK
:
Kepala keluarga petani
Nilai KPPSP :
14
KPPSP (KK) = PMKK – Popril
Dimana : KPPSP (KK) :
Kapasitas
Peningkatan
Populasi
Sapi
Potong
(ST)
berdasarkan kepala keluarga petani.
F. Konsep Operasional Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah : 1. Potensi Sumberdaya Manusia yaitu dengan melihat karakter peternak sebagai berikut : a) Umur adalah usia hidup yang dimiliki oleh peternak yang dinyatakan dalam satuan tahun. b) Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal yang dimiliki oleh peternak dalam satuan tahun. c) Pengalaman peternak adalah lamanya beternak oleh kelompok peternak dan peternak itu sendiri yang diukur atau dinyatakan dalam satuan tahun. d) Jumlah keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang terdapat dalam rumah tangga dan dinyatakan dalam satuan orang. e) Jumlah kepemilikan ternak adalah ternak yang dimiliki atau dipelihara oleh peternak yang dinyatakan dalam satua ekor. 2. Kelembagaan yaitu beberapa lembaga yang ada dan berperan pada wilyah dalam hal ini:
15
a) Dinas Peternakan adalah lembaga pemerintah di daerah yang tugasnya mengelola bidang peternakan (dalam mengamankan peternakan) dengan tujuan pokok dan fungsi yang dibentuk berdasarkan visi dan misi dan di perkuat dengan Undang-undang peternakan. b) Kelompok peternak adalah sekumpulan individu yang mempunyai kemampuan dalam mengupayakan ternaknya agar mendapat nilai tambah sertaefisien dalam pengelolaannya yang dinyatakan dalam satuan orang. c) Pos kesesehatan hewan adalah suatu lembaga yang mengatur tentang kesehatan ternak berdasarkan undang-undang petrenakan yang berkaitan dengan perawatan hewan, pengobatan hewan, pelayanan kesehatan hewan, pengendalian penanggulangan penyakit hewan, obat hewan dan peralatan kesehatan hewan, serta keamanan pakan yang dinyatakan dalam satuan unit. d) Pasar hewan adalah tempat bertemunya satu orang atau lebih dalam melakukan transaksi jualbeli ternak yang ada di Kecamatan Mootilango yang dinyatakan dalam satuan unit. e) Rumah Potong Hewan adalah suatu bangunan atau kompleks bangunan yang digunakan sebagai tempat pemotongan ternak selain unggas bagi konsumsi masyarakat luas (Manual Kesmavet, 1993), yang dinyatakan dalam satuan unit.
16