BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian pengembangan. Penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses untuk mengembangkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada dimana produk yang dihasilkan mampu dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2013). Penelitian dan pengembangan yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan produk. Produk yang dikembangkan adalah Subject Spesific Pedagogy/ SSP yang didesain secara spesifik pada materi tertentu dalam mata pelajaran IPA. Produk yang dihasilkan berupa RPP, modul, LKS dan evaluasi. Pengembangan Subjek Spesifik Pedagogik (SSP) dalam penelitian tersebut mengadaptasi model 4-D (define, design, develop and disseminate) dari Thiagarajan, et al. (1974) dalam Trianto (2013). B. Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Tahapan dari pengembangan dan validasi produk awal draft I dilaksanakan di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Uji coba terbatas dan uji coba subjek penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Banyudono yang beralamatkan di Jl. Kuwiran 2 Banyudono, Boyolali.
2.
Waktu Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang terbagi menjadi beberapa tahap yaitu tahap pendefinisian, tahap perancangan, tahap pengembangan dan penyusunan laporan penelitian. Tahap pendefinisian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari. Tahap perancangan dilaksanakan pada bulan Februari. Tahap pengembangan dilaksanakan pada bulan Maret, tahap pengembangan meliputi tahap validasi, revisi dan uji coba produk. Tahap uji coba produk dilakukan pada bulan April. Penyusunan laporan penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai
26
27 Mei. Pengujian hasil penelitian dan revisi hasil laporan dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni. C. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian menggunakan model pengembangan yang dimodifikasi dari model 4-D (four-D) oleh Thiagarajan (Trianto, 2013). Model 4-D terdiri dari tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop) dan penyebaran (disseminate). Tahapan yang dilakukan hanya sampai pada tahap pengembangan. Tahap penyebaran tidak dilakukan karena peneliti hanya ingin mengembangkan Subject Spesific Pedagogy pada mata pelajaran IPA materi pencemaran dan kerusakan lingkungan. D. Prosedur Pengembangan Pengembangan Subject Spesific Pedagogy (SSP) yang digunakan dalam penelitian mengadaptasi model 4-D (define, design, develop, and disseminate) yang diadaptasi dari Thiagarajan (Trianto, 2013). Penelitian pengembangan yang dilakukan terbatas hanya sampai pada tahap pengembangan (develop) tanpa melaksanakan tahap penyebaran (disseminate) karena keterbatasan waktu dan biaya. Tahapan pelaksanaan pengembangan SSP berbasis PBL adalah sebagai berikut: 1.
Tahap Pendefinisian (Define) Tahap
pendefinisian
meliputi
analisis
ujung
depan,
analisis
karakteristik siswa, analisis konsep dan merumuskan tujuan. a.
Analisis Ujung Depan Kegiatan analisis ujung depan dilakukan untuk menetapkan masalah dasar yang diperlukan dalam pengembangan perangkat pembelajaran (SSP berbasis PBL). Analisis tersebut meliputi telaah silabus, RPP, materi pencemaran dan kerusakan lingkungan yang terdapat pada mata pelajaran IPA kelas VII semester genap dengan memperhatikan teori yang relevan, tantangan dan tuntutan masa depan. Analisis perangkat dilakukan dengan menyusun matriks kesesuaian
28 indikator pembelajaran yang digunakan dengan dimensi ekologi skala NEP. Hasil analisis digunakan untuk menentukan deskripsi pola pembelajaran yang dianggap paling sesuai. b. Analisis Siswa Kegiatan analisis siswa merupakan telaah tentang karakteristik siswa yang sesuai dengan rancangan dan pengembangan bahan pembelajaran. Karakteristik siswa diketahui melalui angket New Ecological Paradigm (NEP) dan hasil observasi kegiatan pembelajaran siswa di kelas. Hasil angket menunjukkan sikap peduli lingkungan siswa berada pada kategori cukup sehingga masih perlu ditingkatkan. Hasil observasi pembelajaran di kelas menunjukkan kondisi pembelajaran siswa yang kurang aktif. c.
Analisis Konsep Kegiatan analisis konsep bertujuan untuk mengidentifikasi, merinci dan menyusun secara sistematis konsep-konsep yang relevan dengan materi yang akan diajarkan berdasarkan analisis ujung depan. Analisis konsep disesuaikan dengan lima dimensi ekologi dari skala NEP.
d. Perumusan Tujuan Perumusan
tujuan
dilakukan
untuk
mengetahui
tujuan
pembelajaran yang akan digunakan sebagai dasar pengembangan perangkat. Perumusan tujuan pembelajaran disesuaikan dengan hasil analisis ujung depan yang secara keseluruhan akan digunakan sebagai dasar dalam menggunaan model, metode dan media dalam perangkat pembelajaran. 2.
Tahap Perancangan (Design) Pada tahap ini peneliti merancang perangkat SSP. Komponen SSP meliputi silabus, RPP, modul, LKS dan alat evaluasi. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perancangan yaitu pemilihan format dan perancangan
29 awal perangkat. Perangkat SSP yang dihasilkan pada tahap perancangan disebut sebagai draf I yang selanjutnya akan divalidasi pada tahap pengembangan. 3.
Tahap Pengembangan (Develop) Tujuan tahap pengembangan adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran SSP berbasis PBL yang sudah direvisi berdasarkan masukan para ahli. Tahapan dalam pengembangan SSP berbasis PBL adalah sebagai berikut: a.
Validasi Perangkat SSP Berbasis PBL Validasi perangkat yang berupa silabus, RPP, LKS dan soal evaluasi dinilai dari aspek konstruk sedangkan validitas untuk perangkat yang berupa modul dinilai dari aspek substansi, konstruk, kebahasaan dan desain. Subjek validasi dilakukan oleh masing-masing satu orang ahli pengembangan, ahli materi, ahli desain dan keterbacaan. Validasi ahli dilakukan oleh dosen Universitas Sebelas Maret sesuai dengan kepentingan validasi. Validasi juga dilakukan oleh satu orang guru praktisi pendidikan di SMP Negeri 1 Banyudono. Uji validasi menggunakan lembar validasi yang disusun sesuai dengan BSNP (2006). Hasil uji validasi ahli dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk saran dan masukan serta deskriptif kuantitatif (persentase) untuk analisis skor penilaian masing-masing ahli. Penilaian pada setiap komponen penilaian dalam lembar penilaian uji coba terbatas memiliki skor 1 sampai 5, dengan kriteria 1 (tidak baik), 2 (kurang baik), 3 (cukup baik), 4 (baik), dan 5 (sangat baik). Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitaif, yaitu dengan persentase (%).
P=
Keterangan :
x 100%
30 P
= Persentase penilaian
∑xi = Jumlah jawaban dari validator ∑x
= Jumlah jawaban tertinggi Cara menyusun tabel hasil validasi ahli adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan persentase tertinggi
= (5/5) x 100%
=100%
2) Menetapkan persentase terendah
= (1/5) x 100%
= 20%
3) Menentukan rentangan persentase
= 100%-20%
= 80%
4) Menetapkan kelas interval
=4
5) Panjang Kelas Interval
= 80%:4
= 20%
Kriteria Persentase: 20% - 40%
: Tidak Layak
41% - 61%
: Cukup Layak
62% - 82%
: Layak
83% - 100%
: Sangat Layak
b. Revisi I Perangkat SSP Berbasis PBL Revisi I perangkat SSP berbasis PBL dilakukan berdasarkan hasil uji validasi ahli terkait kesesuaian konstruk, materi, bahasa dan desain. Saran dan masukan dari dosen digunakan untuk merevisi desain produk SSP yang disusun menjadi draft II. Draft II perangkat SSP berbasis PBL hasil revisi digunakan untuk uji coba terbatas. c.
Uji Coba Terbatas Uji coba terbatas bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dan penilaian oleh siswa dan guru praktisi terhadap draf I produk SSP berbasis PBL yang berupa LKS dan modul. Uji coba terbatas dilakukan oleh seorang guru dan lima orang siswa SMP Negeri 1 Banyudono. Penilaian uji coba terbatas berfokus pada aspek keterbacaan yang meliputi tujuan pembelajaran, materi, bahasa serta ketertarikan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan perangkat SSP berbasis PBL. Hasil uji coba terbatas dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk saran dan masukan serta deskriptif kuantitatif (persentase) untuk analisis skor
31 penilaian terhadap LKS dan modul. Penilaian pada uji coba terbatas menggunakan angket penilaian respon terhadap LKS dan modul. Angket penilaian pada setiap komponen penilaian memiliki skor 1 sampai 5, dengan kriteria 1 (tidak baik), 2 (kurang baik), 3 (cukup baik), 4 (baik) dan 5 (sangat baik). Validasi siswa berfokus pada aspek keterbacaan yang meliputi tujuan pembelajaran, materi, bahasa serta ketertarikan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan perangkat SSP. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitaif, yaitu dengan persentase (%). P=
x 100%
Keterangan : P
= Persentase penilaian
∑xi = Jumlah jawaban dari validator ∑x
= Jumlah jawaban tertinggi Cara menyusun tabel hasil validasi ahli adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan persentase tertinggi
= (5/5) x 100%
=100%
2) Menetapkan persentase terendah
= (1/5) x 100%
= 20%
3) Menentukan rentangan persentase
= 100%-20%
= 80%
4) Menetapkan kelas interval
=4
5) Panjang Kelas Interval
= 80%:4
Kriteria Persentase: 20% - 40%
: Tidak Layak
41% - 61%
: Cukup Layak
62% - 82%
: Layak
83% - 100%
: Sangat Layak
d. Revisi II Produk SSP Berbasis PBL
= 20%
32 Hasil dari masukan siswa digunakan untuk merevisi draft II sehingga menjadi draf III yang digunakan untuk uji coba lebih lanjut dengan jumlah siswa yang sesuai dengan kelas sesungguhnya. e.
Uji Coba kepada Subjek Penelitian Uji coba kepada subjek penelitian dilakukan untuk mengetahui kelayakan modul dan LKS pada uji coba subjek penelitian serta mengetahui efektivitas perangkat yang dikembangkan yaitu perangkat SSP berbasis PBL pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan kelas VII SMP. Penerapan SSP berbasis PBL dilaksanakan pada kelompok siswa berjumlah 64 yang sebelumnya telah mengisi angket NEP. Siswa diberi angket NEP kembali setelah selesai pembelajaran dengan perangkat SSP berbasis PBL dan dilihat perkembangan sikap peduli lingkungan siswa. 1) Desain Uji Coba Desain penelitian yang digunakan dalam uji coba subjek penelitian adalah one group pretest-posttest design. Desain uji menggunakan satu kelas sampel. Kelas sampel mendapatkan pretest terlebih dahulu sebelum menerima perlakuan kemudian dilanjutkan dengan pemberian posttest. 2) Subjek Uji Coba Subjek dalam uji coba subjek penelitian perangkat SSP berbasi PBL adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banyudono. Sampel yang digunakan untuk uji berjumlah dua kelas dari tujuh kelas VII yang beranggotakan 355 siswa. Sampel terdiri atas dua kelas yang dianggap sebagai satu kelas sampel yang berjumlah 64 siswa dipilih secara cluster sampling.
3) Data Uji Coba
33 Data yang diperoleh dari uji coba subjek penelitian berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif terdiri dari data keterlaksanaan sintaks serta angket kelayakan modul dan LKS. Data deskriptif kuantitatif terdiri dari data hasil lembar observasi penilaian afektif dan psikomotorik. Data kuantitatif terdiri dari data hasil belajar kognitif dan data angket skala NEP. 4) Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam uji coba subjek penelitian perangkat SSP berbasis PBL berupa lembar observasi keterlaksanaan sintaks PBL, lembar observasi afektif, lembar observasi psikomotorik, lembar tanggapan siswa siswa terhadap modul dan LKS, angket sikap peduli lingkungan skala NEP serta tes tertulis. 5) Analisis Data Analisis data yang digunakan untuk uji coba subjek penelitian adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data keterlaksanaan sintaks PBL, tanggapan guru dan siswa terhadap modul dan LKS serta hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa. Teknik analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data pretest-posttest dan data hasil sikap peduli lingkungan dengan skala NEP. Uji yang digunakan adalah uji paired sample t-test dengan bantuan SPSS 20 yang didahului dengan uji prasyarat yaitu uji normalitas. a) Uji Prasyarat Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data sampel yang dgunakan berdistribusi normal atau tidak yang diuji menggunakan
uji
Kolmogorov-Smirnov.
Besarnya
taraf
signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Data dikatakan berdistribusi secara normal jika α > 0,05.
34 b) Uji Efektivitas Data Berdistribusi Normal Data sampel yang berdistribusi normal dianalisis menggunakan uji paired sample t-test. Paired sample t-test digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang berpasangan dimana terdapat sebuah sampel yang mengalami dua perlakuan yang berbeda (Priyatno, 2010). Uji t dilakukan untuk membandingkan rata-rata data sebelum dan sesudah dilakukan penelitian. Uji t digunakan untuk mengetahui efektivitas perangkat SSP pada tahap uji coba subjek penelitian. Besarnya taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Kriteria pengambilan keputusan yaitu H0 ditolak jika sig. < 0,05 atau t-hitung > t-tabel (ada perbedaan yang signifikan) sedangkan H0 diterima jika sig. > 0,05 atau t-hitung < t-tabel (tidak ada perbedaan yang signifikan). c) Uji Efektivitas Data Berdistribusi Tidak Normal Data sampel yang berdistribusi tidak normal dianalisis menggunakan statistik nonparametrik dengan uji dua sampel berhubungan Wilcoxon sebagai pengganti uji paired sample ttest. Besarnya taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Kriteria pengambilan keputusan yaitu H0 ditolak jika sig.< 0,05 (ada perbedaan yang signifikan) sedangkan H0 diterima jika sig. > 0,05 (tidak ada perbedaan yang signifikan).
Analisis Ujung Depan
Analisis Siswa
Analisis Konsep
Merumuskan Tujuan
35
Perancangan Perangkat SSP Meliputi Silabus, RPP, LKS, Modul dan Evaluasi
Draf I
Draf I divalidasi oleh validator yaitu dosen
Draf III
Revisi II
Uji Coba Subjek Penelitian
Revisi I
Uji Coba Terbatas Pengisian Angket NEP
Draf II
Analisis Angket NEP
Penguatan Sikap Peduli Lingkungan Siswa Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data penelitian. Teknik pengumpulan data yang peneliti pergunakan adalah sebagai berikut. 1.
Dokumentasi Dokumentasi merupakan metode pencarian data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan tertulis, transkrip, buku, prasasti dan sebagainya (Arikunto, 2013). Metode dokumentasi digunakan untuk menganalisis perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru. Metode dokumentasi digunakan untuk pengumpulan data pada tahap pendefinisian.
2.
Observasi
36 Observasi
merupakan
suatu
cara
pengumpulan
data
dengan
melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2013). Observasi dilakukan peneliti untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan ketercapaian sintaks PBL dalam
pembelajaran.
Observasi
awal
digunakan
untuk
mengetahui
karakteristik siswa pada tahap pendefinisian, observasi afektif dan psikomotorik digunakan untuk mengetahui hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa selama uji coba subjek penelitian serta observasi ketercapaian sintaks PBL digunakan untuk mengetahui ketercapaian sintaks pembelajaran pada uji coba subjek penelitian tahap pengembangan. 3.
Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi oleh responden (Sugiyono, 2012). Angket yang digunakan oleh peneliti adalah angket validasi/ kelayakan perangkat dan angket sikap peduli lingkungan dengan skala NEP. Angket kelayakan perangkat digunakan untuk mengetahui kelayakan perangkat SSP pada tahap validasi para ahli, uji coba terbatas dan uji coba kepada subjek penelitian. Angket NEP digunakan untuk memperoleh data sikap kepedulian lingkungan siswa. Angket NEP berisi 15 pernyataan yang terdiri atas 5 dimensi. Angket NEP diberikan kepada siswa sebelum dilakukan penelitian dan setelah penelitian (kondisi pre dan post), untuk mengetahui perbedaan sikap peduli lingkungan siswa setelah diberikan pengembangan SSP. Angket NEP digunakan untuk mengetahui efektivitas perangkat SSP pada uji coba subjek penelitian.
4.
Tes
37 Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif serta pemahaman siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Tes diberikan dua kali yaitu pretest dan posttest. F. Instrumen Penelitian 1.
Lembar Validasi Instrumen lembar validasi digunakan untuk memperoleh pendapat dari para ahli atau validator pada tahap pengembangan yang nantinya digunakan untuk dasar revisi perangkat SSP. Angket penilaian pada setiap komponen penilaian memiliki skor 1 sampai 5, dengan kriteria 1 (tidak baik), 2 (kurang baik), 3 (cukup baik), 4 (baik), dan 5 (sangat baik).
2.
Lembar Kelayakan Perangkat Lembar kelayakan perangkat digunakan untuk memperoleh pendapat guru dan siswa terhadap kelayakan perangkat SSP yang dikembangkan pada tahap uji coba terbatas dan uji kepada subjek penelitian. Angket penilaian pada setiap komponen penilaian memiliki skor 1 sampai 5, dengan kriteria 1 (tidak baik), 2 (kurang baik), 3 (cukup baik), 4 (baik), dan 5 (sangat baik).
3.
Lembar Observasi Instrumen lembar observasi yang digunakan dalam penelitian berupa lembar observasi karakteristik siswa, lembar observasi afektif, lembar observasi psikomotorik serta lembar observasi ketercapaian sintaks PBL. Lembar observasi karakteristik siswa untuk mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran serta mengetahui karakteristik siswa pada tahap pendefinisian. Lembar observasi afektif dan psikomotorik digunakan untuk menilai hasil belajar siswa pada ranah afektif dan psikomotorik selama pembelajaran berlangsung pada uji coba subjek penelitian. Lembar observasi ketercapaian sintaks PBL digunakan untuk mengamati kesesuaian aktivitas pembelajaran dengan tahapan-tahapan pembelajaran model PBL pada tahap uji coba kepada subjek penelitian.
4.
Angket New Ecological Paradigm (NEP)
38 Angket NEP merupakan angket pengukuran sikap peduli lingkungan. Angket NEP digunakan untuk menganalisis kebutuhan pada tahap pendefinisian dan mengetahui efektivitas perangkat SSP pada tahap uji coba kepada subjek penelitian. Skala NEP terbukti konsisten sebagai alat ukur, karena sudah diujicobakan berulang kali di berbagai negara. NEP hasil revisi dapat memaksimalkan content validity sebagai suatu ukuran (Dunlap, et al., 2000). Angket skala NEP telah teruji sebagai alat ukur yang reliabel dengan nilai α Cronbach sebesar 0,83 (Amburgey & Thoman, 2011). Skala NEP terdiri dari lima dimensi ekologi antara lain balance of nature, limits to growth, anti anthropocentrism, anti-exemptionalism, dan eco-crisis (Aldrich, 2005). Angket NEP dijabarkan dalam 15 pernyataan dengan menggunakan skala Likert. Semakin tinggi skor, semakin tinggi pula kepedulian terhadap lingkungan. Pemberian skor setiap item sesuai dengan tabel 3.1.
Tabel 3.1. Pedoman Penskoran Skala NEP Respon Pernyataan Sangat Setuju Setuju Tidak Yakin Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Skor Pernyataan (+) Pernyataan (-) 5 1 4 2 3 3 2 4 1 5
Skala NEP yang dijabarkan dalam 15 item pernyataan tersusun dari 5 dimensi ekologi. Setiap dimensi ekologi terdiri atas 3 pernyataan. Dimensi limits to growth terdapat dalam pernyataan nomor 1, 6, 11. Dimensi anti anthropocentrism terdapat dalam pernyataan nomor 2, 7, 12. Dimensi balance of nature terdapat dalam pernyataan nomor 3, 8, 13. Dimensi antiexemptionalism terdapat dalam pernyataan nomor 4, 9, 14. Dimensi eco-crisis terdapat dalam pernyataan nomor 5, 10, 15. Kelima belas pernyataan tersebut terdiri atas enam pernyataan negatif yaitu pada nomor 2, 4, 8, 12, 14, 15 serta tujuh pernyataan positif pada nomor 1, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 13.
39 Penentuan kriteria sikap peduli lingkungan berdasarkan hasil skor angket NEP adalah sebagai berikut. SPL = skor item soal 1 + skor item soal 2 +............+ skor item soal 15
Kriteria: Sangat rendah
: 15-30
Rendah
: 31-45
Cukup
: 46-60
Baik
: 61-75
Sangat rendah
15
30
Baik
Cukup
Rendah
45
75
60
Hasil angket awal NEP dari 64 siswa menunjukkan bahwa 97% siswa belum memiliki sikap peduli lingkungan (Thomson, 2013). Sikap peduli lingkungan siswa masih dalam kategori cukup dengan skor 50,11. Setelah pembelajaran dengan SSP dilakukan maka diukur lagi sikap peduli lingkungan siswa menggunakan angket NEP. Hasil dari angket akhir NEP dibandingkan dengan hasil angket awal NEP. Penentuan kriteria sikap peduli lingkungan berdasarkan hasil skor angket NEP yang didasarkan pada lima dimensi ekologi adalah sebagai berikut. SPL = skor item 1+ skor item 2 + skor item 3 Kriteria: Sangat rendah
: 3-6
Rendah
: 7-9
Cukup
: 10-12
Baik
: 13-15
Sangat rendah
3
6
Baik
Cukup
Rendah
9
12
15
40 Hasil angket NEP awal yang disebar kepada 64 siswa pada setiap dimensi
menunjukkan
komponen
limit
to
growth
(10,05),
anti
anthropocentrism (11,03) dan eco-crisis (10,14) berada pada kategori cukup sedangkan komponen balance of nature (9,94) dan anti-exemptionalism (8,95) siswa berada pada kategori rendah. 5.
Tes Instrumen tes yang digunakan berupa soal pretest dan posttest. Tes diberikan secara tertulis dengan bentuk pilihan ganda sejumlah 25 butir soal. Soal tes disusun sesuai dengan indikator pembelajaran. Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa sebelum dan sesudah penerapan perangkat SSP berbasis PBL.