BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan menangani beberapa urusan wajib yaitu Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Ketahanan Pangan. Pemberdayaan Masyarakat di Kota Madiun diarahkan untuk mewujudkan pembangunan ekonomi yang berdaya saing berbasis potensi lokal dan pembardayaan masyarakat dengan sasaran meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Keluarga berencana merupakan program Nasional. Orientasi pembangunan pada penyenggaraan urusan Keluarga Berencana (KB) dan Keluarga Sejahtera (KS) di Kota Madiun untuk mewujudkan pelayanan dasar masyarakat dengan sasaran meningkatkan kwalitas pencegahan, pemberantasan dan penanganan penyakit melalui peningkatan kualitas penanganan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera. Pemberdayaan
Perempuan
dan
perlindungan
anak
diarahkan
untuk
mengembangkan nilai-nilai sosial dalam kebijakan publik yang kontrotif dan dinamis menuju
harmonisasi
pembangunan
untuk
mencapai
tujuan
mengembangan
pengarusutamaan gender dengan sasaran meningkatnya peran serta perempuan dalam pembanguan dan meningkatnya perlindungan hak-hak anak dan perempuan. Ketahanan Pangan diarahkan untuk mencapai tujuan meningkatkan potensi ekonomi lokal yang mendukung potensi perdagangan dengan meningkatkan ketahanan pangan. 3.1.1. Identifikasi Permasalahan Dalam membangun
Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan
Ketahanan Pangan Kota Madiun yang berbasis kepada penguatan kelembagaan masyarakat, mewujudnya pembangunan yang berwawasan kependudukan, meningkatkan peran serta perempuan dalam pembangunan dan
mendukung
program raskin dan raskinda juga program peningkatan produksi pertanian.
Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun
III - 1
Tabel 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun
Aspek Kajian
(1) jumlah partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan, politik, organisasi bisnis dan organisasi masyarakat. Jumlah penanganan Korban KDRT terhadap perempuan dan anak
Capaian/ Kondisi Saat ini
Standar yang Digunakan
Faktor yang Mempengaruhi INTERNAL (KEWENANGAN SKPD)
Permasalahan Pelayanan SKPD
Jenis Data yang diperlukan tidak selalu tersedia pada SKPD terkait.
(2)
(3)
Masih rendah
IKK
Inventarisasi data pada SKPD sesuai dengan tupoksi.
Adanya koordinasi dengan Instansi lintas sektoral.
SPM
1. Sarana dan prasarana pelayanan
1. Cara berfikir masyarakat yang masih tradisional 1.
Angka sedang
(4)
EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD) (5)
2. Tenaga yang terlatih 3. Pengetahuan dan pembinaan kepada masyarakat
(6)
1.Tidak adanya identifikasi datan secara spesifik terhadap Korban KDRT dan non KDRT
4. Koordinasi antar instansi terkait Jumlah Unmetneed
Angka tinggi
SPM
1. Sarana dan prasarana pelayanan 2. Tenaga yang terlatih
1. Masih banyaknya pasangan yang ingin mempunyai anak
1. Kurangnya KIE kepada PUS
1.Masih banyaknya akseptor yang belum menggunakan
1. Terbatasnya tenaga medis MOP/MOW 2. Masih
3. Pengetahuan dan pembinaan kepada masyarakat 4. Koordinasi antar instansi terkait
Jumlah masyarakat yang menggunakan
Masih rendah
IKK
1. Sarana dan prasarana Pelayanan
Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun
III - 2
Aspek Kajian
Capaian/ Kondisi Saat ini
(1)
(2)
Standar yang Digunakan
Faktor yang Mempengaruhi INTERNAL (KEWENANGAN SKPD)
(3)
(4)
alat kontrasepsi MKJP
2.Tenaga yang terlatih
EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD) (5) alat kontrasepsi KB MKJP
Permasalahan Pelayanan SKPD (6) terjadinya kegagalan MOW/MOP
3.Pengetahuan dan pembinaan kepada masyarakat 4.Koordinasi antar instansi terkait
Isu-isu strategis tersebut diatas dianalisis yang berhubungan atau mempengaruhi SKPD dari faktor-faktor eksternal lainnya seperti diuraikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.2 Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal) Isu Strategis No
Dinamika Internasional
Dinamika Nasional
Dinamika Regional / Lokal
Lain-lain
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Pencapaian
Pencapaian
Millenium
beberapa indikator kemiskinan Jawa dengan
1
Development Goals MDG’s (MDG’s)
2
Tingkat sampai Timur
Diharapkan tertinggi pengendalian
tahun 2014 masih secara nasional
jumlah penduduk,
belum
sesuai
masyarakat
dengan
target
sejahtera
lebih
nasional Paham
Pembangunan
pembangunan
belum sepenuhnya berorientasi pada partisipasi
berbasis
melibatkan
masyarakat
yang aktif
Pembangunan
peran pro
poor,
masyarakat growth,
Meningkatnya pro masyarakat dalam pro pembangunan
semakin meluas di secara luas
environtment, pro
negara-negara
gender, dan pro
berkembang
job berbasis
Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun
dengan pada
III - 3
Isu Strategis No
Dinamika Internasional
Dinamika Nasional
Dinamika Regional / Lokal
Lain-lain
people
centered
namun
belum
optimal Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun berperan dalam program Keluarga Berencana dan pemberdayaan masyarakat, diharapkan dengan Keluarga Berencana dan pemberdayaan masyarakat dapat mengendalikan jumlah penduduk dan meningkatkan kesejahteraan keluarga serta meningkatkan partisipasi masyarakat sebagai bagian integral pembangunan Nasional. 3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Walikota dan Wakil Walikota Terpilih Visi, Misi, dan Program Walikota dan Wakil Walikota Terpilih yang berkaitan dengan tugas dan fungsi SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun dijabarkan dalam tabel di bawah ini: Tabel 3.3 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Visi: Terwujudnya Kota Madiun yang Lebih Maju dan Sejahtera No
Misi dan Program KDH danWakil KDH terpilih
Permasalahan Pelayanan SKPD
(1)
(2)
(3)
1
Misi 1 Mewujudkan pembangunan berbasis pada partisipasi masyarakat
Jumlah partisipasi perempuan
Pola pikir masyarakat yang masih tradisional.
Adanya pemahaman masyarakat tentang kesetaraan Gender
2
Misi 2 Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa Misi 4 Meningkatkan dan memeratakan tingkat kesejahteraan masyarakat
Pencapaian SPM
Data yang kurang akurat
Tersedianya SDM yang cukup dan data akurat.
Jumlah masyarakat yang menggunakan alat kontrasepsi MKJP
Masih rendahnya Kesadaran masyarakat pengguna MKJP.
Adanya uang kompensasi dari pemerintah Daerah bagi Aseptor MOP/MOW.
3
Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun
Faktor Penghambat
Pendorong
(4)
(5)
III - 4
Berdasarkan tabel diatas, visi dan misi Kepala Daerah Kota Madiun, terutama misi ke 1, yaitu Mewujudkan pembangunan berbasis pada partisipasi masyarakat, misi ke 2 yaitu Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa dan misi ke 4 Meningkatkan dan memeratakan tingkat kesejahteraan masyarakat berkaitan erat dengan tugas dan fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun dimana tugas pokok Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun yaitu: a. Melaksanakan
penyusunan
dan
pelaksanaan
kebijakan
daerah
di
bidang
Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan. Dan fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun yaitu : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan ketahanan pangan ; b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan ; c.
Pembinaan
dan
pelaksanaan
tugas
di
bidang
Pemberdayaan
Masyarakat,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan ; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dari perumusan Visi dan Misi tersebut di atas, maka Program yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun meliputi : a. Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan Masyarakat ; b. Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak ; c.
Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan ;
d. Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan dan anak ; e. Program peningkatan peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan ; f.
Program keluarga berencana ;
g. Program pelayanan kontrasepsi ; h. Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri ; i.
Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KS dengan mandiri ;
Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun
III - 5
j.
Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak dan remaja ;
k. Program kependudukan dan keluarga berencana ; l.
Program kesehatan reproduksi remaja (Genre) ;
m. Program pengembangan lembaga ekonomi kecil kelurahan ; n. Program peningkatan keberdayaan masyarakat ; o. Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun kelurahan ; p. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat ; q. Program pelayanan administrasi perkantoran ; r.
Program pemeliharaan barang milik daerah ;
s.
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan ;
t.
Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur.
3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra SKPD Provinsi Telaahan Renstra K/L dan Renstra SKPD Provinsi mengemukakan apa saja faktor-faktor penghambat ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari sasaran jangka menengah Renstra K/L ataupun Renstra SKPD provinsi/kabupaten/kota. Identifikasi faktor tersebut dapat disusun pada tabel berikut: Tabel 3.4 Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya Sasaran Permasalahan Sebagai Faktor No Jangka Pelayanan SKPD Menengah Provinsi / Penghambat Pendorong Renstra K/L Kabupaten / Kota (1) 1
(2)
(3)
(4)
Meningkatnya
Terbatasnya
K/L
lapangan pekerjaan Perempuan tidak boleh
yang bisa menjadi
bagi perempuan.
melebihi penghasilan
wadah untuk
laki-laki .
partisipasi dalam
pemda
dan yang
menerapkan kebijakan yang
Anggapan penghasilan
(5)
responsif gender
di
Adanya lembaga
pembangunan bidang ekonomi.
bidang ekonomi
Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun
III - 6
No
Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L
Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi / Kabupaten / Kota
(2)
(3)
(1) 2
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong
(4)
(5)
Meningkatnya
Kurangnya
Anggapan Kaum
Adanya peluang
K/L
kepercayaan
perempuan tidak boleh
keikutsertaan
terhadap potensi
menjadi pemimpin.
/partisipasi dalam
pemda
dan yang
menerapkan kebijakan yang
perempuan.
bidang polseskum(eksek
responsif gender
utif,legeslatif dan
di
yudikatif.
bidang polsoskum
3
Meningkatnya K/L pemda
dan yang
menerapkan kebijakan
Kurangnya
Kurangnya
Adanya undang-
pemahaman
pemahaman kaum
undang
tentang keadilan
perempuan terhadap
perlindungan
gender.
haknya.
TKW dan undang-undang
perlindungan
perlindungan
hak
perempuan dan
perempuan
anak.
4
Meningkatnya
Kurangnya
Banyak orang tua
Adanya
K/L
dan
pemahaman hak
menganggap anak
penyediaan
yang
anak oleh orang
sebagai aset.
vasilitasi
pemda
menerapkan kebijakan
tua.
pemenuhan hak anak dibidang
perlindungan
pendidikan,
hak anak
kesehatan dan kemasyarakatan
5
Meningkatnya
Kuranya
K/L
penyediaan sekolah orang tua terhadap
pemerintah dan
untuk anak yang
non pemerintah
pemda
dan yang
menerapkan kebijakan tumbuh
Pemaksaan kehendak anak
berkebutuan
yang menangani
khusus.
tumbuh kembang anak.
kembang anak
6
Adanya lembaga
Meningkatnya
Belum adanya
Kurangnya data dukung
Adanya petunjuk
kualitas
mekanisme
pelaporan dari lintas
sistem pelaporan
sektor.
dengan
pelayanan
Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun
III - 7
No
Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L
Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi / Kabupaten / Kota
(2)
(3)
(1)
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong
(4)
(5)
administrasi di
menggunakan
lingkungan
sistem aplikasi.
Kementerian PP dan PA
7
Ketersediaan
Jumlah lahan
energi
pertanian yang
lain untuk sarana dan
pangan lancar.
semakin kurang
prasarana transportasi-
Pasokan bahan
dan tidak seimbang
dan perdagangan
pangan dan
per
kapita dipertahankan minimal 2.200 kilokalori/hari dan
Alih fungsi lahan antara- Akses dan distribusi
wilayah sekitar
dengan jumlah
lancar.
penduduk
penyediaan protein
per
kapita minimal 57 gram/hari;
8
Jumlah
Masih rendahnya
Pengetahuan
Adanya pelatihan
penduduk
kesadaran
Masyarakat tentang
pengetahuan dan
rawan pangan
keposyandu
penying dan manfaat
bantuan alat yang
datang ke posyandu
mendukung pola
kurang
makan B2SA
berkurang minimal
1%
setiap tahun;
9
Jumlah
Masih rendahnya
konsumsi
kesadaran
pengetahuan
masyarakat untuk
masyarakat
tentang
makan B2SA di
mengkonsumsi
kualitas dan kuantitas
masyarakat yang
pangan sesuai
konsumsi pangan
melibatkan PKK
Masih rendahnya
Masih rendahnya
Adanya program
kesadaran
pengetahuan
diversifikasi
masyarakat
masyarakat
konsumsi pangan
menerapkan pada
menerapkan pola
untuk
pangan
per
kapita
untuk
memenuhi kecukupan
sosialisasi
pola
dengan kebutuhan
energi minimal 2.000 kilokalori/hari dan
Adanya kegiatan
Kurangnya
gizi yang diperlukan
protein
minimal sebesar
52
gram/hari;
10
Konsumsi beras tahun menurun
per
Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun
III - 8
No
Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L
Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi / Kabupaten / Kota
(2)
(3)
(1)
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong
(4)
(5)
sebesar 1,5%
konsumsi pangan
konsumsi pangan B2SA
mensosialisasikan
per
B2SA
(Beragam, Bergiizi
dan menggiatkan
Seimbang dan Aman)
pola konsumsi
tahun
yang diimbangi
pangan B2SA di
dengan
masyarakat
kenaikan
melalui PKK dan
konsumsi
di lingkungan
umbi-umbian dan
sekolah
sumber
protein hewani, buahbuahan
dan
sayuran, sehingga terjadi peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat yang diindikasikan dengan
skor
Pola Pangan Harapan (PPH) tahun
2014
sebesar 93,3;
11
Terpantaunya
Ketergantungan
Kenaikan ongkos
Sarana dan
distribusi
bahan pangan dari
angkut dan faktor
prasarana akses
pasokan luar
cuaca.
dan distribusi
pangan
yang
lancar
daerah
sehingga dapat menjaga
pangan cukup memadai
stabilitas harga dan
pasokan
pangan
yang
terjangkau
Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun
III - 9
No
Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L
Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi / Kabupaten / Kota
(2)
(3)
(1)
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong
(4)
(5)
oleh masyarakat;
12
Tersedianya
Masih rendahnya
Masih rendahnya
Adanya program
cadangan
kesadaran
pengetahuan
diversifikasi
pangan
masyarakat
masyarakat dalam hal
pangan untuk
memanfaatkan
pemanfaatan lahan
mengoptimalkan
lahan pekarangan
pekarangan untuk
pemanfaatan
sebagai lumbung
sumber pangan
lahan pekarangan
pangan keluarga.
keluarga.
Meningkatnya
Masih rendahnya
Belum optimalnya
Adanya program
pengawasan
pengetahuan
kontrol keamanan
diversifikasi
keamanan
produksi pangan
pangan segar karena
pangan melalui
sayur dalam hal
keterbatasan personil
kegiatan
pemerintah provinsi di 17 provinsi dan cadangan pangan pemerintah kabupaten/kot a
di
100
kabupaten/kot a, serta berkembangny a
2.600
lumbung pangan masyarakat di 2.000 desa.
13
pangan segar melalui peran dan partisipasi masyarakat;
praktek
optimalisasi
penanganan
pemanfaatan
pangan yang aman
lahan pekarangan dan sosialisasi pola konsumsi pangan B2SA menjadikan masyarakat memiliki pengetahuan mengenai
Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun
III - 10
No
Sasaran Jangka Menengah Renstra K/L
Permasalahan Pelayanan SKPD Provinsi / Kabupaten / Kota
(2)
(3)
(1)
Sebagai Faktor Penghambat
Pendorong
(4)
(5) keamanan pangan.
14
Meningkatnya
Belum optimalnya
Belum optimalnya
Terdapat
efektifitas
peran dewan
koordinasi antar SKPD
program dan
koordinasi
pertahanan pangan
dan instansi terkait
kegiatan yang
kebijakan
dalam hal
ketahanan
mendukung
perumusan
pangan
terciptanya
kebijakan
melalui
ketahanan
ketahanan pangan
Dewan
pangan pada
Ketahanan
SKPD dan
Pangan.
instansi terkait.
Permasalahan Pelayanan Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun berdasarkan Sasaran Renstra K/L adalah pada tabel 3.4 kolom 3. 3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Faktor-faktor
penghambat
dan
pendorong
dari
pelayanan
SKPD
yang
mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari implikasi RTRW dan KLHS akan ditelaah dan diuraikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 3.5 Permasalahan Pelayanan SKPD berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah beserta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya Rencana Tata Faktor Permasalahan Ruang Wilayah No Pelayanan terkait Tugas dan Penghambat Pendorong SKPD Fungsi SKPD (1)
(2)
(3)
(4)
1
-
-
-
(5) -
(- data tidak tersedia)
Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun
III - 11
Permasalahan Pelayanan SKPD Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun berdasarkan telaahan rencana tata ruang wilayah adalah tidak ada karena data tidak tersedia. 3.5
Penentuan Isu-Isu Strategis Faktor-faktor dari pelayanan SKPD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan
SKPD ditinjau dari: 1. gambaran pelayanan SKPD; 2. sasaran jangka menengah pada Renstra K/L; 3. sasaran jangka menengah dari Renstra SKPD provinsi/kabupaten/kota; 4. implikasi RTRW bagi pelayanan SKPD; dan 5. implikasi KLHS bagi pelayanan SKPD sehingga dapat ditentukan isu-isu strategis Badan Pemberdayaan Masyarakat, Keluarga Berencana dan Ketahanan Pangan Kota Madiun adalah sebagai berikut: I.
Permasalahan Pembangunan Bidang Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yaitu : -
Masih rendahnya partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan, politik, organisasi bisnis dan organisasi masyarakat.
-
Masih adanya kekerasan terhadap perempuan dan anak.
-
Belum Optimal penanganan pengaduan/laporan kekeran terhadap perempuan dan anak.
II. Permasalahan Pembangunan Bidang Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera yaitu : -
Masih rendahnya MOP dan masih banyaknya unmet need.
-
Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP).
-
Adanya kecenderungan peningkatan perkawinan pertama wanita usia muda.
-
Berkurangnya tenaga lini lapangan
-
Masih rendahnya jumlah Keluarga Sejahtera yang mempunyai usia sebagai upaya peningkatan pendapatan keluarga.
-
Belum tersedianya data keluarga yang benarlengkap dan akurat.
-
Masih rendahnya jumlah kader KB yang berkualitas.
-
Belum Optimalnya pembangunan yang berwawasan kependudukan.
-
Masih terbatasnya pengetahuan remaja dan siswa sekolah terhadap program KB dan KS.
Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun
III - 12
-
Belum optimalnya pembinaan Balita, Remaja, Dewasa dan Lansia dalam upaya peningkatan KS.
-
Pemenuhan kebutuhan alat dan obat kontrasepsi selama ini masih tergantung provinsi.
III. Permasalahan Pembangunan Bidang Urusahan Ketahanan Pangan yaitu: -
Beralihnya fungsinya lahan pertanian menjadi kawasan industri dan pemukiman.
-
Masih tingginya angka konsumsi beras per kapita.
-
Cadangan pangan Pemerintah Kota Madiun yang masih rendah.
-
Pola Pangan Harapan (PPH) masih rendah.
IV. Permasalahan Pembangunan Bidang Urusan Pemberdayaan Masyarakat yaitu: -
Masih kurangnya kapasitas sumber daya aparatur.
-
Kurangnya pemahaman masyarakat tentang lembaga Pengembangan ekonomi Kecil Kelurahan.
-
Kuranya pemahaman masyarakat tentang pemanfaatan serta pengembangan Teknologi Tepat Guna (TTG)
Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun
III - 13