BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pembahasan Masalah Dalam rangka mengamankan penerimaaan Negara perlu dilakukan berbagai upaya, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui peningkatan kepatuhan Wajib Pajak khususnya Wajib Pajak Orang Pribadi atas kewajibannya dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan. Salah satu kewajiban menjadi Wajib Pajak adalah mengisi surat pemberitahuan dengan lengkap, yaitu memuat seluruh unsur yang harus dilaporkan dalam surat pemberitahuan baik yang berkaitan dengan objek pajak dan bukan objek pajak, benar dalam perhitungannya dan penerapan ketentuan serta benar dalam penulisannya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dan jelas yaitu melaporkan seumber dari objek pajak dan unsurunsur lain yang harus dilaporkan dalam surat pemberitahuan, serta menandatanganinya dan melaporkan surat pemberitahuan ke kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tempat Wajib Pajak terdaftar atau tempat lain yang telah ditetapkan oleh DJP dalam rangka waktu yang telah ditetapkan yaitu paling lama 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun pajak. Surat Pemberitahuan (SPT) dapat disampaikan melalui media internet (efiling). Cara ini terbilang masih baru karena mulai efektif digunakan pada tahun 2016 ini dan untuk pelaporan SPT Tahunan untuk tahun 2015. Wajib Pajak yang memiliki kewajiban menyampaikan SPT Tahunan PPh, sesuai
31
32
dengan Surat Edaran No.8 Tahun 2015 tentang kewajiban penyampaian surat pemberitahuan tahunan pajak penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi oleh Aparatur sipil negara/anggota tentara nasional Indonesia/Kepolisian Republik Indonesia melalui e-filing yaitu Wajib Pajak yang memiliki Bukti Potong A1 & A2. Wajib Pajak yang ingin menggunakan e-filing harus mengajukan permohonan e-FIN. Persyaratan untuk mengajukan permohonan secara tertulis dengan formulir yang disediakan oleh KPP Terdaftar dengan dilampiri fotokopi kartu NPWP, KTP, mengisikan No.Telp, dan mengisi Email pribadi. E-FIN (E-filing Identification Number) adalah nomor identitas yang diberikan kepada Wajib Pajak atas pengajuan permohonan untuk menyampaikan SPT secara elektronik oleh KPP tempat Wajib Pajak Terdaftar. Setelah mendapatkan e-FIN Wajib Pajak harus mendaftar terlebih dahulu sebelum Login di e-filing. Keunggulan e-filing atas penyampaian SPT secara manual diakui karena menghemat waktu, tenaga, biaya, dan kenyamanan kerja. Mengingat semakin banyaknya jumlah Wajib Pajak yang terdaftar maka penyampaian SPT secara manual dinilai tidak mungkin lagi ditangani oleh pihak otoritas pajak mengingat besarnya bobot penyimpanan dokumen, kesulitan pencarian dan peneitian. Untuk mengoptimalkan e-filing sejak dini kepada Wajib Pajak. efiling
dinilai
dapat
meningkatkan
kepatuhan
Wajib
Pajak
dalam
menyampaikan SPT karena dengan e-filing Wajib Pajak tidak lagi terlambat oleh jarak antara KPP Pratama Klaten dengan rumah atau kerja Wajib Pajak. e-filing dapat disampaikan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari selama 24 jam.
32
Hasil penelitian yang dieroleh dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten yaitu berupa: 1. Tingkat Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun 2012-2014 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten, Wajib Pajak Orang Pribadi dikatakan patuh dalam menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan jika Wajib Pajak tersebut menyampaikan SPT Tahunan Pajak Penghasilan tepat waktu. Untuk memecahkan permasalahan tersebut maka penulis menghitung : a. Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar Wajib SPT Tahunan 1770, dan SPT Tahunan Karyawan (1770S & 1770SS) PPh dan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melaporkan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2012-2015 pada KPP Pratama Klaten. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka diperoleh data dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten, yaitu:
Tabel.3.1 Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar Wajib SPT Tahunan 1770, dan SPT Tahunan Karyawan (1770S & 1770SS) Pajak Penghasilan Tahun 2012-2014 di KPP Pratama Klaten. NO
1770
WP OP Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh SPT Karyawan (1770S & 1770SS)
Tahun
1
2012
6.598
75.333
2
2013
8.188
75.907
3 2014 8.226 Sumber: Seksi PDI (2016)
78.304
32
Tabel 3.2 Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melaporkan SPT Tahunan 1770, dan SPT Tahunan Karyawan (1770S & 1770SS) Pajak Penghasilan Tahun 2012-2014 Tepat Waktu di KPP Pratama Klaten. WP OP Lapor SPT SPT Tahunan PPh Tepat Waktu SPT Karyawan (1770S & 1770SS) 1770
NO
Tahun
1
2012
2.614
51.067
2
1013
2.614
51.676
3 2014 2.237 Sumber: Seksi PDI (2016)
60.380
b. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Pelaporan SPT Tahunan PPh Tahun 2012-2014 di KPP Pratama Klaten.
Tabel 3.3 Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh dan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melaporkan SPT Tahunan 1770 PPh Tepat Waktu.
No
Tahun
WP OP Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh
WP OP Lapor SPT Tahunan PPh Tepat Waktu
Presentase
1
2012
6.598
2.610
39,55 %
2
2013
8.188
2.614
31,92 %
3
2014
8.226
2.237
27,19 %
Rata-rata Tingkat Kepatuhan
32,89%
32
Tabel 3.4 Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh dan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melaporkan SPT Tahunan 1770S dan 1770SS PPh Tepat Waktu.
No
Tahun
WP OP Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh
1
2012
75.333
51.067
67,78 %
2
2013
75.907
51.676
68,80 %
3
2014
78.304
60.380
77,10 %
WP OP Lapor SPT Tahunan PPh Tepat Waktu
Presentase
Rata-rata Tingkat Kepatuhan
71,23 %
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat kepatuhan Wajib Pajak non karyawan dalam melaporkan SPT Tahunan pada tahun 2012-2014 masih sangat rendah yaitu sebesar 32,89% Jumlah tersebut masih sangat jauh jika dibandingkan dengan Wajib Pajak Karyawan yang tingkat kepatuhaan pelaporan SPT Tahunan dari tahun 2012-2014 sudah melebihi target yaitu sebesar 71,23%. Hal tersebut dipengaruhi karena banyaknya Wajib Pajak karyawan dibandingkan dengan Wajib Pajak non karyawan yang terdaftar di KPP Klaten. Jika melihat tingkat kepatuhan Wajib Pajak non karyawan dan karyawan tahun 2012-2014 maka terlihat perubahan tingkat kepatuhannya, Wajib Pajak non karyawan tingkat kepatuhan yang paling tinggi terlihat pada tahun 2012,
32
yaitu sebesar 39,55%, sedangkan Wajib Pajak karyawan tingkat kepatuhan yang paling tinggi terlihat pada tahun 2014, yaitu sebesar 77,10%. Berbeda dengan tingkat kepatuhan Wajib Pajak karyawan yang terus merangkak naik dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 yaitu sebesar 77,10%, Wajib Pajak non karyawan justru mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu dari tahun 2012 sebesar 39,55% dan pada tahun 2014 menjadi 27,10%. Hal tersebut disebabkan karena Wajib Pajak non karyawan atau pekerja bebas kesadaran untuk melaporkan kewajiban perpajakannya masih sangat rendah, sehingga KPP Pratama Klaten perlu melakukan himbauan kepada Wajib Pajak non karyawan sehinngga kesadaran Wajib Pajak non karyawan dalam melaporkan SPT Tahunan dapat mengalami kenaikan. Nilai ini didapat dari: ο· Untuk SPT Tahunan 1770
=
ππππ πΏππππ πππ πππππ‘ ππππ‘π’ ππππ πππππππ‘ππ πππππ πππ ππππ’πππ
x 100%
Atau jika menggunakan nilai adalah sebagai berikut: 2.610
=
6.598
x 100 %
=39,55 % ο· Untuk SPT Tahunan 1770S dan 1770SS
=
ππππ πΏππππ πππ πππππ‘ ππππ‘π’ ππππ πππππππ‘ππ πππππ πππ ππππ’πππ
x 100%
32
Atau jika menggunakan nilai sebagai berikut:
=
51.067 75.333
x 100 %
= 67,78 %
Grafik 3.1 Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Menyampaikan SPT Tahunan 1770
9,000 8,000 7,000 WP OP Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh
6,000 5,000 4,000
WP OP Lapor SPT Tahunan PPh Tepat Waktu
3,000 2,000 1,000 0 2012
2013
2014
32
Grafik 3.2 Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Menyampaikan SPT Tahunan 1770S dan 1770SS
80,000 70,000 60,000
WP OP Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh
50,000 40,000
WP OP Lapor SPT Tahunan PPh Tepat Waktu
30,000 20,000 10,000 0 2012
2013
2014
c. Untuk Tahun Pajak 2015 yang dilaporkan pada tahun 2016 ini KPP Pratama Klaten sudah mengefektifkan Pajak dengan cara e-filing, tapi masih ada beberapa Wajib Pajak yang masih belum mengerti cara menggunakan e-filing sehingga masih ada beberapa WP yang melaporkan Pajaknya dengan cara manual. Tabel 3.4 Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2015 melalui e-filing dan Manual.
No
1
Tahun
2015
WP OP Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh
81.748
WP OP Lapor SPT Tahunan PPh e-filing
Manual
45.196
14.635
32
Sumber: Seksi PDI (2016) d. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Pelaporan SPT Tahunan PPh Tahun 2015 menggunakan e-filing dan dengan cara Pelaporan Manual. a) Pelaporan dengan cara e-filing =
=
πππππΏπππππππππ ππ’πππππ ππππππππ’π βππππππ 2015 ππππππππππ‘πππππππ ππ’πππππ π2015 45.196 81.748
x 100%
x 100%
=55,28 %
b) Pelaporan dengan cara Manual πππππΏπππππππππ ππ’πππππ ππ πππππππππ’ππ 2015
=
=
ππππππππππ‘πππππππ ππ’πππππ π2015 14.635 81.748
x 100%
x 100%
=17,90 % Presentase Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam Pelaporan SPT Tahunan Tahun 2015 melalui e-filing dan Manual. Tabel 3.5 Tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan melalui e-filing dan manual pada Tahun Pajak 2015
32
No
1
WP OP Terdaftar Tahun SPT Tahunan PPh
2015
81.748
WP OP Lapor SPT Tahunan PPh
Prsentase
e-filing
Manual
e-filing
Manual
45.196
14.635
55,28 %
17,90 %
Rata-rata Tingat Kepatuhan
36,59%
Pelaporan pajak tahun 2015 yang dilaporkan pada tahun 2016 di KPP Pratama Klaten sudah mewajibkan Wajib Pajak untuk melaporkan kewajiban Pajaknya dengan menggunakan e-filing hal tersebut dapat diihat dari tabel diatas dimana tingkat kepatuhan penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi yang menggunakan e-filing sebesar 55,28% jika dibandingkan dengan penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi yang masih menggunakan cara manual yaitu sebesar 17,90%. Angka ini menunjukan bahwa Wajib Pajak yang melaporkan kewajiban pajaknya menggunakan e-filing lebih tinggi dibandingkan dengan pelaporan yang masih menggunakan cara manual. Hal tersebut disebabkan karena pelaporan pajak menggunakan efiling selain mengguntungan dan menghemat waktu bagi Wajib Pajak yang tempat kerjanya jauh dari KPP Pratama Klaten agar tidak lama-lama mengantri untuk melaporkan pajaknya, selain itu dapat menghemat biaya dan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. 2. Hambatan yang mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan di KPP Pratama Klaten.
32
Untuk meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi, Kantor Pelayanan Pajak Pratama melakukan berbagai upaya agar penerimaan pajak setiap tahunnya dapat tercapai dengan maksimal. Namun dalam pelaksanaannya terdapat hambatan-hambatan yang terjadi, antara lain: 1) Masih ada wajib pajak yang terlambat atau tidak melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi. 2) Terbatasnya Sumber Daya Manusia (SDM) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Klaten. 3) Kurangnya kesadaran dan pemahaman Wajib Pajak terhadap penyampaian SPT Tahunan. 4) Masih ada Wajib Pajak yang belum mengerti dengan Internet dan cara pelaporan SPT Tahunan dengan e-filing. 3. Upaya KPP Pratama Klaten untuk Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Pelaporan SPT Tahunan PPh. 1) Agar kesadaran Wajib Pajak meningkat dalam Pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi, maka dilakukan upaya sebagai berikut: a) Penyuluhan perpajakan. b) Menerbitkan surat teguran. c) Penerapan sanksi administrasi. 2) Untuk mengatasi terbatasnya Sumber Daya Manusia maka Kantor Pelayanan Pajak Klaten melakukan upaya sebagai berikut: a) Partisipasi dari mahasiswa Magang.
32
3) Untuk mengatasi Kurangnya kesadaran dan pemahaman Wajib Pajak terhadap penyampaian SPT Tahunan, maka dilakukan upaya sebagai berikut: a) Memberikan Sosialisasi Perpajakan. b) Menerbitkan Surat Himbauan kepada Wajib Pajak. c) Memberikan Pelayanan Khusus. 4) Untuk mengatasi Wajib Pajak yang belum mengerti dengan Internet dan cara pelaporan SPT Tahunan dengan e-filing, maka dilakukan upaya sebagai berikut: a) Memberikan Sosialisasi Perpajakan. b) Memberikan Pelayanan Khusus kepada Wajib Pajak. c) Memperkenalkan
Internet
dengan
Wajib
Pajak
terutama
yang
berpendidikan rendah dan tidak mengerti sama sekali dengan Internet.
B. Temuan Setelah penulis melakukan penelitian di KPP Pratama Klaten mengenai Kepatuhan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT Tahunan Non Karyawan dan Karyawan, penulis menemukan kelebihan dan kekurangan mengenai hal tersebut, adapun kelebihan dan kekuran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kelebihan a. Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan pada tahun 2012-2014 di KPP Pratama Klaten oleh Wajib Pajak karyawan sudah melebihi target yang telah ditentukan oleh Direktorat Jederal Pajak (DJP) yaitu sebesar 50% dari Wajib Pajak karyawan yang terdaftar.
32
b. Sama dengan tahun sebelumnya, namun pada tahun 2015 di KPP Pratama Klaten sudah mewajibkan Wajib Pajak untuk melakukan pelaporan Pajaknya melalui e-filing dan pelaporan pajak dengan menggunakan efiling sudah melebihi target yang telah ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yaitu sebesar 50% dari Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar. c. Dengan adanya pelaporan pajak dengan menggunakan e-filing diharapkan Wajib Pajak dapat meningkatkan kepatuhan untuk melakukan kewajiban perpajakannya karena Wajib Pajak yang berada di Wilayah kerja jauh dari KPP Pratama Klaten tidak perlu lagi datang ke KPP Pratama Klaten karena dapat melakukan kewajiban perpajakannya dirumah atau dimana saja dan kapan saja. Sehingga jarak tempuh tidak lagi menjadi persoalan.
2. Kelemahan a. Masih adanya Wajib Pajak yang belum mengerti sama sekali dengan Internet
sehingga
melakukan
kewajiban
Perpajakannya
dengan
menggunakan e-filing yang seharusnya diisi sendiri oleh Wajib Pajak masih dibantu atau diisikan oleh Petugas Pajak. b. Penyampaian SPT Tahunan Pajak Penghasilan pada tahun 2012-2014 di KPP Pratama Klaten oleh Wajib Pajak non karyawan belum mencapai target atau bisa dikatakan masih sangat rendah dari pencapaian yang telah ditentukan oleh Direktorat Jederal Pajak (DJP) yaitu sebesar 50% dari Wajib Pajak non karyawan yang terdaftar.
32
c. Adanya tradisi Wajib Pajak dalam penyampaian SPT pada batas akhir penyampaian SPT, hal ini membuat sistem DJPonline sempat mengalami kendala sehingga pelaporan pajak tahun 2015 yang dilakukan pada tahun 2016 yang menggunakan sistem pajak elektronik mengalami gangguan yang mengakibatkan mundurnya batas waktu penyampaian SPT diseluruh Indonesia.