BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini disajikan hasil analisis terhadap data yang telah terkumpul selama pelaksanaan penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam bab ini meliputi analisis statistika. Analisis statistika yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda (multiple regressions) yang digunakan untuk melakukan uji terhadap hipotesis dengan menggunakan alat uji EViews 5. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan tahunan 84 sample perusahaan non keuangan tahun 2008 yang termasuk dalam Indeks Kompas 100 periode Agustus 2008-Februari 2009. Tabel 4.1 Nama 84 Perusahaan Sample
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
NAMA PERUSAHAAN ADHI KARYA PERSERO TBK AKR COPORINDO TBK ANEKA TAMBANG PERSERO TBK APEXINDO PRATAMA DUTA TBK ASTRA AGRO LESTARI TBK ASTRA GRAPHIA TBK ASTRA INTERNATIONAL TBK BAKRIE & BROTHERS TBK BAKRIE SUMATRA PLANTATIONS TBK BAKRIE TELECOM TBK
NO. 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
47
NAMA PERUSAHAAN KALBE FARMA TBK KIMIA FARMA TBK LAUTAN LUAS TBK LIPPO KARAWACI TBK MATAHARI PUTRA PRIMA TBK MEDCO ENERGI INTERNATIONAL TBK MEDIA NUSANTARA CITRA TBK METRODATA ELECTRONICS TBK MITRA RAJASA TBK MOBILE‐8 TELECOM TBK
48 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
BAKRIELAND DEVELOPMENT TBK BERLIAN LAJU TANKER TBK BISI INTERNATIONAL TBK BUDI ACID JAYA TBK BUKIT DARMO PROPERTY TBK BUMI RESOURCES TBK CENTRAL PROTEINAPRIMA TBK CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK CIPUTRA DEVELOPMENT TBK CIPUTRA PROPERTY TBK CIPUTRA SURYA TBK DARMA HENWA TBK DAVOMAS ABADI TBK DAYAINDO RESOURCES INTERNATIONAL TBK ENERGI MEGA PERSADA TBK ETERINDO WAHANATAMA TBK FAJAR SURYA WISESA TBK GAJAH TUNGGAL TBK GLOBAL MEDIACOM TBK GUDANG GARAM TBK HOLCIM INDONESIA TBK INDAH KIAT PULP & PAPER TBK INDO TAMBANGRAYA MEGAH TBK INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA TBK INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK INDOSAT TBK INTERNATIONAL NICKEL IND TBK INTIKERAMIK ALAMASRI INDS TBK JAPFA TBK JASA MARGA (PERSERO) TBK JAYA PARI STEEL TBK KAWASAN INDUSTRI JABABEKA TBK
53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84
MODERNLAND REALTY LTD TBK MULTIPOLAR TBK MULTISTRADA ARAH SARANA TBK NEW CENTURY DEVELOPMENT TBK NUSANTARA INFRASTUCTURE TBK PABRIK KERTAS TJIWI KIMIA TBK PERUSAHAAN GAS NEGARA TBK POLYCHEM INDONESIA TBK PP LONDON SUMATERA TBK RAMAYANA LESTARI SENTOSA TBK RICKY PUTRA GLOBALINDO TBK SAMPOERNA AGRO TBK SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK SENTUL CITY TBK SORINI AGRO ASIA COPORINDO TBK SUMALINDO LESTARI JAYA TBK SUMMARECON AGUNG TBK SUPARMA TBK TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM TBK TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK TEMPO SCAN PACIFIC TBK TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD TBK TIMAH TBK TOTAL BANGUN PERSADA TBK TRIAS SENTOSA TBK TRIWIRA INSANLESTARI TBK TRUBA ALAM MANUNGGAL E TBK TUNAS BARU LAMPUNG TBK TUNAS RIDEAN TBK UNILEVER INDONESIA TBK UNITED TRACTORS TBK WIJAYA KARYA TBK
49
4.1
Hasil Pengujian Regresi Model Pertama Tabel 4.2 Hasil Pengujian Model Pertama Regresi Berganda (N=84) Variabel Independen (Expected sign)
Coefficients
t-stat.
p-value
Constant
.687
21.672
.000
IDK
-.082
-1.721
.089
KOMAU
.029
1.326
.188
KUAUD
.122
11.382
.000
84
N F-stat (p-value) Adjusted R2
52.588 (.000) 0.650
Trans = α + β1KOMAUi + β2KUAUDi + β3IDKi + ei , TRANS = Rasio skor pengungkapan perusahaan i teradap total skor pengungkapan maksimum (85), KOMAU = Variabel dummy untuk keberadaan komite audit pada perusahaan, 1 jika memenuhi ketentuan standar yang berlaku umum dan 0 jika tidak, KUAUD = Variabel dummy untuk ukuran KAP yang digunakan perusahaan i, 1 untuk KAP Big 4 dan 0 untuk KAP Non Big 4, IDK = Proporsi komisaris independen dibanding dengan total dewan komisaris yang ada pada perusahaan i.
Pada Tabel 4.3 diatas dapat dilihat dari jumlah sample (N) sebanyak 84 perusahaan didapatkan nilai Adjusted R2 sebesar 0,650 artinya variabel independen yaitu dewan komisaris independen, komite audit, dan kualitas audit mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu transparansi sebesar 65%. Sedangkan untuk sisanya yaitu sebesar 35% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam model. Nilai F-stat yang diperoleh sebesar 52,588 dengan
50
tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas signifikansinya 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05 maka variabel independen secara statistik mempengaruhi variabel dependen secara bersama-sama. Setelah dilakukan pengujian regresi berganda dapat dilihat pada Tabel 4.2 diatas bahwa dari ketiga variabel independen, hanya KUAUD saja yang memiliki keterkaitan dengan transparansi. KUAUD merupakan variabel dummy untuk ukuran KAP yang digunakan oleh perusahaan sample, 1 jika perusahaan sample menggunakan KAP Big 4 dan 0 jika Non-Big 4. Dari hasil pengujian regresi berganda pada tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa kualitas audit memilki koefisien sebesar 0,122 terhadap transparansi. Hal ini berarti jika kualitas audit naik 1 maka akan menaikan transparansi sebesar 0,122. Dapat dilihat nilai t-statistik sebesar 11,382 dan p-value sebesar 0,000, karena p-value lebih kecil dari α = 5% (0,000 < 0,05) maka HA6 diterima yang berarti terdapat keterkaitan antara kualitas audit dengan transparansi. Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian Khomsyiah (2003) dan Jamaan (2007) yang menunjukkan adanya keterkaitan antara kualitas audit dengan pengungkapan. Dapat dianalisis bahwa dalam memberikan informasi yang dibutuhkan pasar mengenai perusahaan, KAP Big 4 lebih jelas dan akurat dalam menyampaikan informasi yang dibutuhkan pasar. IDK merupakan proporsi dari jumlah komisaris independen dibandingkan dengan total dewan komisaris perusahaan sample. Pada tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa komisaris independen memilki koefisien sebesar -0,082 terhadap transparansi. Hal ini berarti jika komisaris independen naik 1 maka akan menurunkan transparansi
51
sebesar -0,082. Dapat dilihat nilai t-statistik sebesar -1.721 dan p-value sebesar 0,089, karena p-value lebih besar dari α = 5% (0,089 > 0,05) maka HA4 ditolak yang berarti tidak terdapat keterkaitan antara dewan komisaris independen dengan transparansi. Hasil penelitian Mintara (2008) juga menunjukan tidak terdapat keterkaitan antara dewan komisaris independen dengan pengungkapan laporan keuangan Hal ini bertentangan dengan teori dasarnya, karena seharusnya keberadaan komisaris independen mendukung prinsip responsibilitas dalam penerapan Corporate Governance, yang mengharuskan perusahaan untuk memberikan informasi lebih baik sebagai wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders. KOMAU merupakan variabel dummy untuk keberadaan komite audit pada perusahaan sample, 1 jika memenuhi standar dan 0 jika tidak memenuhi standar sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh BEI. Pada tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa komite audit memilki koefisien sebesar 0,029 terhadap transparansi. Hal ini berarti jika komite audit naik 1 maka akan menaikan transparansi sebesar 0,029. Dapat dilihat nilai t-statistik sebesar 1,326 dan p-value sebesar 0,188. Karena p-value lebih besar dari α = 5% (0,188 > 0,05) maka HA5 ditolak yang berarti tidak terdapat keterkaitan antara komite audit dengan transparansi. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Mayangsari (2003) dan Mintara (2008) bahwa tidak terdapat keterkaitan antara komite audit dengan pengungkapan laporan keuangan. Hal ini bertentangan dengan teori dasarnya, karena seharusnya keberadaan komite audit mendukung prinsip responsibilitas dalam penerapan corporate governance, yang menekan perusahaan untuk memberikan informasi lebih baik terutama keterbukaan dan penyajian yang jujur dalam laporan keuangan.
52
4.2
Hasil
Pengujian Regresi Model Kedua Tabel 4.3 Hasil Pengujian Kedua Regresi Berganda (N=84)
Independent variable (Expected sign)
Coefficients
t-stat.
p-value
Constant
1.001
8.082
.000
IDK
.000
.010
.991
KOMAU
.061
1.437
.154
KUAUD
.006
.287
.774
TRANS
-.120
-.819
.414
84
N F-stat (p-value) Adjusted R2
1.8237(.1325) 0.0381
Q = α + β1KOMAUi + β2KUAUDi +β3IDKi + β4TRANS+ ei, Q = Tobin’s Q = proksi dari nilai perusahaan, KOMAU = Variabel dummy untuk keberadaan komite audit pada perusahaan, 1 jika memenuhi ketentuan standar yang berlaku umum dan 0 jika tidak, KUAUD = Variabel dummy untuk ukuran KAP yang digunakan perusahaan i, 1 untuk KAP Big 4 dan 0 untuk KAP Non Big 4, IDK = Proporsi komisaris independen dibanding dengan total dewan komisaris yang ada pada perusahaan i, TRANS = Rasio skor pengungkapan perusahaan i teradap total skor pengungkapan maksimum (85).
Pada Tabel 4.3 diatas dapat dilihat dari jumlah sample (N) sebanyak 84 perusahaan didapatkan nilai Adjusted R2 sebesar 0,0381 artinya variabel independen yaitu dewan komisaris independen, komite audit, kualitas audit, dan transparansi mampu menjelaskan variasi dari variabel dependen yaitu Tobin’s Q sebesar 3,81%. Sedangkan untuk sisanya yaitu sebesar 96,19% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang
53
tidak diikutsertakan dalam model. Nilai F-stat yang diperoleh sebesar 1,8237 dengan tingkat signifikansi 0,1325. Karena probabilitas signifikansinya 0,1325 lebih besar dari 0,05 maka variabel independen secara statistik tidak mempengaruhi variabel dependen secara bersama-sama. Setelah dilakukan pengujian regresi berganda dapat dilihat pada Tabel 4.3 diatas bahwa dari keempat variabel independen (IDK, KOMAU, KUAUD, dan TRANS) tidak ada yang memiliki keterkaitan dengan nilai perusahaan yang diproksi dengan Tobin’s Q. IDK merupakan proporsi dari jumlah komisaris independen dibandingkan dengan total dewan komisaris perusahaan sample. Dari hasil pengujian regresi berganda pada tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa komisaris independen memilki koefisien sebesar 0,000 terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti jika komisaris independen naik 1 maka akan menaikan nilai perusahaan sebesar 0,000. Dapat dilihat nilai t-statistik sebesar 0,010 dan p-value sebesar 0,991, karena p-value lebih besar dari α = 5% (0,991 > 0,05) maka HA1 ditolak yang berarti tidak terdapat keterkaitan antara dewan komisaris independen dengan nilai perusahaan, Hasil penelitian Darmawati (2003), Parulian (2004), Wedari (2004) dan Carningsih (2008) juga menunjukkan bahwa tidak terdapat keterkaitan antara dewan komisaris independen dengan nilai perusahaan. Keberadaan komisaris independen dalam perusahaan hanyalah bersifat formalitas untuk memenuhi regulasi saja dan tidak dimaksudkan untuk menegakkan good corporate governance (GCG) didalam perusahaan. Sehingga keberadaan komisaris independen ini tidak untuk menjalankan
54
fungsi monitoring yang baik dan tidak menggunakan indepedensinya untuk mengawasi kebijakan direksi. KOMAU merupakan variabel dummy untuk untuk keberadaan komite audit pada perusahaan sample, 1 jika memenuhi standar dan 0 jika tidak memenuhi standar sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh BEI. Dari hasil pengujian regresi berganda pada tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa komite audit memilki koefisien sebesar 0,061 terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti jika komite audit naik 1 maka akan menaikan nilai perusahaan sebesar 0,061. Dapat dilihat nilai t-statistik sebesar 1,437 dan p-value sebesar 0,154, karena p-value lebih besar dari α = 5% (0,154 > 0,05) maka HA2 ditolak yang berarti tidak terdapat keterkaitan antara komite audit dengan nilai perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2003). Nuryanah (2004), dan Lestari (2007) juga menunjukkan bahwa tidak terdapat keterkaitan antara komite audit dengan nilai perusahaan. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa keberadaan komite audit dalam perusahaan hanyalah bersifat formalitas untuk memenuhi regulasi saja, sama halnya dengan keberadaan komisaris independen didalam perusahaan. KUAUD merupakan variabel dummy untuk ukuran KAP yang digunakan oleh perusahaan sample, 1 jika perusahaan sample menggunakan KAP Big 4 dan 0 jika Non-Big 4. Dari hasil pengujian regresi berganda dapat pada tabel 4.3 diatas dilihat bahwa kulaitas audit memilki koefisien sebesar 0,006 terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti jika kualitas audit naik 1 maka akan menaikan nilai perusahaan sebesar 0,006. Dapat dilihat nilai t-statistik sebesar 0,287 dan p-value sebesar 0,774, karena p-value lebih besar dari α = 5% (0,774 > 0,05) maka HA3 ditolak yang berarti tidak
55
terdapat keterkaitan antara kualitas audit dengan nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Sandra dan Kusuma (2004) juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kualitas audit dengan nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Ramaniya (2005) juga memberikan hasil yang sama yaitu tidak terdapat keterkaitan antara kualitas audit dengan nilai perusahaan. Dari hasil penelitian tersebut terdapat indikasi bahwa pasar tidak menilai kualitas audit dari besarnya KAP, sehingga ukuran KAP tidak mempengaruhi penilaian pasar terhadap perusahaan. TRANS merupakan rasio skor pengungkapan perusahaan sample terhadap total skor pengungkapan maksimum (85). Dari hasil pengujian regresi berganda pada tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa transparansi memilki koefisien sebesar -0,120 terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti jika transparansi naik 1 maka akan menurunkan nilai perusahaan sebesar -0,120. Dapat dilihat nilai t-statistik sebesar -0,819 dan p-value sebesar 0,414, karena p-value lebih besar dari α = 5% (0,414 > 0,05) maka HA7 yang berarti tidak terdapat keterkaitan antara transparansi dengan nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2005) juga menunjukkan hasil yang sama, luas pengungkapan sukarela pada laporan tahunan perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia masih rendah. Kondisi ini mungkin terjadi karena rendahnya kesadaran manajemen mengenai manfaat yang dapat diperoleh dari pengungkapan informasi perusahaan.