BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Perusahaan 1. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk a.
Sejarah Singkat Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) merupakan perusahaan yang dibentuk dari proses nasionalisasi perusahaan Belanda bernama Naamloze
Vennotschap
Technische
Handel
Maatschappij
en
Bouwbedijf Vis en Co. atau NV Vis en Co. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1960 dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) No. 5 tanggal 11 Maret 1960, dengan nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja. Kegiatan usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk pada saat itu adalah pekerjaan instalasi listrik dan pipa air. Pada awal dasawarsa 1960-an, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk turut berperan serta dalam proyek pembangunan Gelanggang Olah Raga Bung Karno dalam rangka penyelenggaraan Games of the New Emerging Forces (GANEFO) dan Asian Games ke-4 di Jakarta. Seiring berjalannya waktu, berbagai tahap pengembangan kerap kali dilakukan untuk terus tumbuh serta menjadi bagian dari pengabdian PT Wijaya Karya (Persero) Tbk bagi perkembangan bangsa melalui
30
31
jasa-jasa
konstruksi
negeri.Perusahaan
yang
memasuki
tersebar babak
di
baru
berbagai pada
20
penjuru Desember
1972.Melalui Akta No. 110, dibuat di hadapan Notaris Djojo Muljadi, perusahaan berubah status menjadi Perseroan Terbatas Wijaya Karya (Persero).PT Wijaya Karya (Persero) Tbk kemudian berkembang menjadi sebuah kontraktor konstruksi dengan menangani berbagai proyek penting seperti pemasangan jaringan listrik di Asahan dan proyek irigasi Jatiluhur. Pada tahun 1997, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk mendirikan anak perusahaannya yang pertama, yaitu PT Wijaya Karya Beton, mencerminkan pesatnya perkembangan Divisi Produk Beton WIKA saat itu.Kegiatan PT Wijaya Karya Beton saat itu diantaranya adalah pengadaan bantalan jalan rel kereta api untuk pembangunan jalur double-track Manggarai, Jakarta, dan pembangunan PLTGU Grati serta Jembatan Cable Stayed Barelang di Batam. Langkah PT Wijaya Karya Beton kemudian diikuti dengan pendirian PT Wijaya Karya Realty pada tahun 2000 sebagai pengembangan Divisi Realty. Pada tahun yang sama didirikan pula PT Wijaya Karya Intrade sebagai pengembangan Divisi Industri dan Perdagangan. Semakin berkembangnya Perseroan, semakin tinggi pula tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan Perseroan. Hal ini tercermin dari keberhasilan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) pada tanggal 27
32
Oktober 2007 di Bursa Efek Indonesia (saat itu bernama Bursa Efek Jakarta). Pada IPO tersebut, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk melepas 28,46 persen sahamnya ke publik, sehingga pemerintah Republik Indonesia memegang 68,42 persen saham, sedangkan sisanya dimiliki oleh masyarakat, termasuk karyawan, melalui Employee/Management Stock Option Program (E/MSOP), dan Employee Stock Allocation (ESA). Sementara itu, langkah pengembangan Divisi menjadi anak perusahaan yang berdiri di atas kaki sendiri terus dilakukan. Pada tahun 2008 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk mendirikan anak perusahaan PT Wijaya Karya Gedung yang memiliki spesialisasi dalam bidang usaha pembangunan high rise building. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk juga mengakuisisi 70,08 persen saham PT Catur Insan Pertiwi yang bergerak di bidang mechanical-electrical. Kemudian nama PT Catur Insan Pertiwi dirubah menjadi PT Wijaya Karya Insan Pertiwi. Pada tahun 2009, bersama dengan PT Jasa Sarana dan RMI, mendirikan PT Wijaya Karya Jabar Power yang bergerak dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP). Pada tahun 2013 Perseroan mendirikan usaha patungan PT Prima Terminal Peti Kemas bersama PT Pelindo I (Persero) dan PT Hutama Karya (Persero), mengakuisisi saham PT Sarana Karya (Persero) (βSAKAβ) yang sebelumnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, mendirikan usaha patungan PT WIKA Kobe dan PT WIKA
33
Krakatau Beton melalui Entitas Anak WIKA Beton, dan melakukan buyback saham sebanyak 6.018.500 saham dengan harga perolehan rata-rata Rp1.706,77,-. (Sumber: www.wika.co.id)
b. Anak Perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 1. PT Wijaya Karya Beton (WIKA BETON) 2. PT Wijaya Karya Reality (WIKA REALITY) 3. PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi (WIK) 4. PT Wijaya Karya Bangunan Gedung (WIKA GEDUNG) 5. PT Wijaya Karya Rekayasa Konstruksi (WRK) 6. PT Sarana Karya (SAKA)
c. Visi dan Misi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk adalah sebagai berikut: VISI Menjadi salah satu perusahaan terbaik di bidang Engineering Procurement dan Construction (EPC) dan Investasi terintegrasi di Asia Tenggara MISI 1. Menyediakan produk dan jasa yang unggul dan terpadu di bidang EPC dan Investasi untuk Infrastruktur, Gedung Bertingkat, Energi, Industrial Plant, Industri, Realty dan Property
34
2. Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan Utama 3. Menjalankan Praktik Etika Bisnis untuk Menjadi Warga Usaha yang Baik dan Memelihara Keberlanjutan Perusahaan 4. Ekspansi Strategis ke luar Negeri 5. Mengimplementasikan "Praktek-praktek" Sistem Manajemen Terintegrasi
35
d. Struktur Organisasi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
Gambar 3.1 Sumber : www.wika.co.id
36
2. PT Waskita Karya (Persero) Tbk a. Sejarah Singkat Perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) adalah perseroan yang didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara pada tanggal 1 Januari 1961 melalui proses nasionalisasi perusahaan Belanda yang semula bernama Volker Aannemings Maatschappij N.V. Pada Desember 2012, Perseroan melakukan go public dan menjadi PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Perseroan memperoleh pernyataan efektif dan Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham WSKT (IPO) kepada masyarakat sebanyak 3.082.315.000 dengan nilai nominal Rp 100,- per saham, dengan harga penawaran Rp 380,- per saham. Dari jumlah saham yang ditawarkan dalam penawaran umum kepada masyarakat tersebut sebesar 6,25% atau sebanyak 192.644.000 saham biasa atas nama baru diperuntukkan karyawan perusahaan melalui program penjatahan saham untuk pegawai perusahaan (Employee Stock Allocation/ESA). Pada tanggal 19 Desember 2012 seluruh saham perusahaan sebanyak 9.632.236.000 saham telah tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan pada tanggal 10 Juni 2015 memperoleh pernyataan efektif dari
dewan
komisaris
OtorisasiJasa
Keuangan
atas
Pernyataan
Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) berdasarkan SuratKeputusan No. S-238/D.04/2015 dan pada tanggal 7 Juli 2015 seluruh saham perusahaan melalui PUT I I sebanyak 3.653.498.200 saham telah tercatat pada Bursa Efek Indonesia, sehingga
37
jumlah keseluruhan saham Perusahaan setelah PUT I menjadi sebesar 13.567.473.560 saham Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PT Waskita Karya (Persero) Tbk adalah turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan Program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya industri konstruksi, industri pabrikasi, jasa penyewaan, jasa keagenan, invetasi, agro industri, perdagangan,
pengelolaan
kawasan,
layanan
jasa
peningkatan
kemampuan di bidang jasa konstruksim teknologi informasi serta kepariwisataan dan pengembangan. Saat ini, kegiatan usaha yang dijalankan Perseroan adalah pelaksanaan konstruksi dan pekerjaan terintegrasi Enginering, Procurement and Construction (EPC). (Sumber: www.waskita.co.id)
b. Anak Perusahaan PT Waskita Karya (Persero) Tbk 1. PT Waskita Karya Realty 2. PT Waskita Beton Precast 3. PT Waskita Toll Road 4. PT Waskita Sangir Energy 5. PT Citra Waspphutowa 6. PT Prima Multi Terminal 7. PT Jasamarga Kualanamu
38
c. Visi dan Misi PT Waskita Karya (Persero) Tbk adalah sebagai berikut: VISI Menjadi perusahaan Indonesia terkemuka di bidang industri konstruksi, rekayasa, investasi, infrastruktur dan property/realty MISI Meningkatkan nilai perusahaan yang berkelanjutan melalui : SDM yang kompeten, Sistem dan teknologi terintegrasi, Sinergi dengan mitra usaha, Inovasi, Diversifikasi usaha.
39
d. Struktur Organisasi PT Waskita Karya (Persero) Tbk
Gambar 3.2 Sumber : www.waskita.co.id
40
3. PT Adhi Karya (Persero) Tbk a. Sejarah Singkat Perusahaan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)berawal dari perusahaan milik Belanda bernama Architecten-Ingenicure-en Annemersbedrijf Associatie Selle en de Bruyn, Reyerse en de Vries N.V. (Associatie N.V.), yangdinasionalisasikan dan kemudian ditetapkan sebagai PN Adhi Karya pada tanggal 11Maret 1960.Nasionalisasi ini bertujuan untuk memacu pembangunan infrastruktur diIndonesia.Terhitung sejak tanggal 1 Juni 1974,
PT
Adhi
Terbatas,berdasarkan
Karya
(Persero)
pengesahan
Tbk
Menteri
menjadi Kehakiman
Perseroan Republik
Indonesia.ADHI merupakanPerseroan konstruksi pertama yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 18 Maret 2004, dimana pada akhir tahun 2003 negara Republik Indonesiatelah melepas 49% kepemilikan sahamnya kepada masyarakat melalui mekanisme InitialPublic Offering (IPO). PT Adhi Karya (Persero) Tbk melakukan penawaran umum kepada masyarakat atas 441.320.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp 100,per saham dan harga penawaran Rp 150,- per saham. Dari jumlah saham yang ditawarkan dalam penawaran umum kepada masyarakat tersebut, sebesar 10% atau sebanyak 44.132.000 saham biasa atas nama baru dujatahkan secara khusus kepada manajemen (Employee Management Buy Out / EMBO) dan karyawan perusahaan melalui program penjatahan saham untuk pegawai perusahaan (Employee Stock Allocation / ESA).
41
Dalam usaha meningkatkan daya saing perusahaan dan kekuatan perusahaan dalam menghadapi tekanan persaingan dan perang harga yang terjadi pada tahun 2006 PT Adhi Karya (Persero) Tbk juga melebarkan sayapnya dengan bergerak di bidang terkait seperti bisnis Engenering Procurement and Contruction (EPC) dan Investasi. Melalui taglinenya βBeyond Constructionβ PT Adhi Karya (Persero) Tbk menggambarkan motifasinya dalam bergerak dibidang bisnis yang berkaitan dengan core business perusahaan.PT Adhi Karya (Persero) Tbk juga telah merambah dunia internasional dengan mulai melebarkan usahanya di negara-negara Asia Tenggara. (Laporan Tahunan PT Adhi Karya (Persero) Tbk)
a. Anak Perusahaan PT Adhi Karya (Persero) Tbk 1. PT Adhi Persada Gedung (APG) 2. PT Adhi Persada Properti (APP) 3. PT Adhi Persada Beton (APB)
b. Visi dan Misi PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah sebagi berikut: VISI Menjadi Perusahaan Konstruksi Terkemuka di Asia Tenggara MISI 1. Berkinerja berdasarkan atas peningkatan Corporate Value secara Incorporated.
42
2. Melakukan proses pembelajaran (Learning) dalam mencapai pertumbuhan (Peningkatan Corporate Value). 3. Menerapkan
Corporate
Culture
yang
simple
tapi
membumi/dilaksanakan (Down to Earth). 4. Proaktif melaksanakan lima lini bisnis secara profesional, governance, mendukung pertumbuhan perusahaan. 5. Partisipasi aktif dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan Corporate Social Responsibility (CSR) seiring pertumbuhan perusahaan.
43
c. Struktur Organisasi PT Adhi Karya (Persero) Tbk
Gambar 3.3 Sumber :www.adhi.co.id
B. Analisis Rasio Keuangan 1. Analisis Kinerja Keuangan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Berdasarkan Analisis Rasio Profitabilitas Laporan Keuangan Periode 2011-2015 Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada ingkat penjualan,
44
aset dan modal saham tertentu. Rasio profitabilitas terdiri dari Rasio Profit Margin (Net Profit Margin), Rasio Return On Asset (ROA), dan Rasio Return On Equity(ROE). a. Analisis Rasio Profitabilitas PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 1) Rasio Profit Margin (Net Profit Margin) Rasio profit margin menggambarkan sejauh mana perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.Rasio profit margin juga dapat diinterprestasikan sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (efisiensi) di perusahaan pada periode tertentu. (Hanafi dan Halim, 2009:83) Net Profit Margin
=
πΏππππ΅πππ πβ πππππ’ππππ
Tabel 3.1 Perhitungan Rasio Profit Margin PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tahun
Laba Bersih
Penjualan
Rasio
2011
390.946.495.000
7.741.827.272.000
5,0%
2012
505.124.962.000
9.816.085.895.000
5,1%
2013
624.371.679.000 11.884.667.552.000
5,3%
2014
750.795.820.000 12.463.216.288.000
6,0%
2015
709.311.344.000 13.620.101.419.000
5,2%
Sumber : Data diolah (Annual Report PT Wijaya Karya (Persero) Tbk periode 2011-2015)
45
Berdasakan perhitungan tabel diatas tingkat rasio profit margin PT Wijaya Karya (Persero) Tbk pada tahun 2011 menunjukkan angka sebesar 5,0% yang berarti bahwa setiap Rp 1 penjualan mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,05. Pada tahun 2012 nilai rasio menunjukkan angka sebesar 5,1% dan nilai rasio kembali meningkat pada tahun 2013 yaitu sebesar 5,3% yang artinya setiap Rp 1 penjualan mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,053. Pada tahun 2014 merupakan tahun yang mencerminkan perolehan nilai rasio profit margin tertinggi dalam rentang waktu 2011 hingga 2015, yaitu sebesar 6,0% yang artinya setiap Rp 1 penjualan mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,06. Hal ini disebabkan oleh adanya peningkatan penjualan bersih perusahaan sebesar 4,87% dari tahun 2013. Peningkatan penjualan bersih ini juga didukung oleh perolehan kontrak baru senilai Rp 41,42 triliun dan juga terjadinya peningkatan laba bersih sebesar 20,24% dibanding tahun 2013. Pada tahun 2015 nilai rasio profit margin
perusahaan
mengalami penurunan menjadi 5,2% yang artinya setiap Rp 1 penjualan mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,052. Hal ini dikarenakan laba bersih perusahaan mengalami penurunan sebesar 5,48% dari tahun 2014. Ini terjadi akibat tertekan adanya perlambatan ekonomi nasional serta akibat faktor lain seperti kendala pembebasan lahan serta adanya perubahan nomenklatur
46
organisasi kementrian yang berpengaruh pada pencairan pembayaran pekerjaan.(Aktual.com, 4 Agustus 2015) Meskipun laba bersih turun penjualan
mengalami
peningkatan
sebesar
9,28%.
Hal
ini
menandakan pada tahun 2015 perusahaan belum berhasil menekan biaya-biaya baik biaya usaha maupun biaya produksi.
2) Rasio Return On Asset (ROA) Rasio
Return
On
Asset
digunakan
untuk
mengetahui
kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Rasio ROA yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset yang sangat baik. (Hanafi dan Halim, 2009:83)
Return On Total Asset =
πΏππππ΅πππ πβ πππ‘ππ π΄π ππ‘
Tabel 3.2 Perhitungan Rasio Return On Asset (ROA) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tahun
Laba Bersih
Total Aset
Rasio
2011
390.946.495.000
8.322.979.571.000
4,7%
2012
505.124.962.000
10.945.209.418.000
4,6%
2013
624.371.679.000
12.594.962.700.000
5,0%
2014
750.795.820.000
15.915.161.682.000
4,7%
2015
703.005.054.000
19.602.406.034.000
3,6%
Sumber : Data diolah (Annual Report PT Wijaya Karya (Persero) Tbk periode 2011-2015)
47
Pada perhitungan rasio diatas dapat diketahui bahwa nilai rasio pada tahun 2011 4,7%, tahun 2012 4,6%, tahun 2013 5,0%, tahun 2014 4,7%, dan tahun 2015 3,6% maka dapat diketahui bahwa PT Wijaya Karya (Persero) Tbk mengalami pertumbuhan rasio secara fluktuatif. Pada tahun 2011 nilai margin ROA sebesar 4,7% yang berarti dengan Rp 1 aset yang dimiliki perusahaan mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,047. Pada tahun 2012 nilai margin ROA mengalami penurunan menjadi 4,6%. Dapat dilihat dari nilai rasio diatas, perolehan nilai margin ROA tertinggi perusahaan pada tahun 2013 yaitu sebesar 5,0%. Ini berarti dengan Rp 1 aset yang dimiliki perusahaan mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,05. Hal ini disebabkan oleh perusahaan mengalami peningkatan laba berih tertinggi dari tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 19,32%. Pada tahun 2014 margin ROA mengalami penurunan menjadi sebesar 4,7%. Hal ini terjadi karena aset perusahaan mengalami kenaikan yang lebih besar yaitu sebesar 26,36% dibanding dengan kenaikan laba bersih perusahaan yang naik sebesar 20,24%. Pada tahun 2015 nilai margin ROA kembali mengalami penurunan menjadi sebesar 3,6% yang artinya setiap Rp 1 aset yang dimiliki perusahaan mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,036. Hal ini dikarenakan laba bersih yang mengalami penurunan karena peningkatan beban pajak final seiring dengan kenaikan pendapatan
48
usaha.Aset perusahaan juga mengalami penambahan dengan komposisi terbesar pada piutang lain-lain. Penurunan return on assetini tidak menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam menggunakan aset untuk mencapai laba menurun. Penurunan inin juga dipengaruhi oleh faktor eksternal.
3) Rasio Return On Equity Rasio Return On Equity merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih. Semakin tinggi hasil pengembalian atas ekuitas berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam ekuitas. (Hery, 2015) Return On Equity
=
πΏππππ΅πππ πβ πππ‘ππ πΈππ’ππ‘ππ
Tabel 3.3 Perhitungan Rasio Return On Equity (ROE) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tahun
Laba Bersih
Total Ekuitas
Rasio
2011
390.946.495.000
2.071.560.773.000
18,9%
2012
505.124.962.000
2.574.070.857.000
19,6%
2013
624.371.679.000
2.948.962.839.000
21,2%
2014
750.795.820.000
4.876.754.741.000
15,4%
2015
703.005.054.000
5.438.101.365.000
12,9%
Sumber : Data diolah (Annual Report PT Wijaya Karya (Persero) Tbk periode 2011-2015)
49
Berdasarkan tabel perhitungan rasio return on equity PT Wijaya Karya (Persero) Tbk diatas mengalami pertumbuhan yang fluktuatif. Pada tahun 2011 nilai ROE menunjukkan nilai sebesar 18,9% yang artinya setiap Rp 1 ekuitas turut berkontribusi menciptakan Rp 0,189 laba bersih. Pada tahun 2012 mengalami sedikit peningkatan menjadi 19,6%. Pada tahun 2013 menunjukkan nilai ROE tertinggi yaitu sebesar 21,2% yang berarti setiap Rp 1 ekuitas turut berkontribusi menciptakan Rp 0,212 laba bersih. Peningkatan ini disebabkan oleh kegiatan penjualan perusahaan yang optimal dengan menunjukkan peningkatan
sebesar
30,15%
dari
tahun
2012
dan
dapat
menghasilkan peningkatan laba bersih sebesar 19,32%. Pada tahun 2014 nilai ROE perusahaan mengalami penurunan menjadi sebesar 15,4% dan kembali mengalami penurunan pada tahun 2015 .Nilai ROE pada tahun 2015 menunjukkan hasil ROE terendah dalam periode lima tahun terrakhir yaitu sebesar 12,9%. Artinya setiap Rp 1 ekuitas turut berkontribusi menciptakan Rp 0,129. Hal ini dikarenakan terjadinya penurunan laba perusahaan dan juga tidak adanya peningkatan modal saham dan tambahan modal disetor sama sekali pada tahun 2015 ini, sehingga berdampak pada penurunan nilai ROE perusahaan.
50
b. Analisis Rasio Profitabilitas PT Waskita Karya (Persero) Tbk 1) Rasio Profit Margin (Net Profit Margin) Tabel 3.4 Perhitungan Rasio Profit Margin PT Waskita Karya (Persero) Tbk Tahun
Laba Bersih
Penjualan
Rasio
2011
171.989.194.121
7.274.166.637.800
2,4%
2012
254.031.291.579
8.808.415.748.693
2,9%
2013
367.970.229.295
9.686.610.301.864
3,8%
2014
501.212.792.063
10.286.813.284.004
4,9%
1.047.590.672.774 14.152.752.847.612
7,4%
2015
Sumber : Data diolah (Annual Report PT Waskita Karya (Persero) Tbk periode 2011-2015)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa rasio profit margin PT Waskita Karya (Persero) Tbk pada setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 tingkat rasio menunjukkan angka sebesar 2,4% yang artinya setiap Rp 1 penjualan mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,024. Pada tahun 2012 dan 2013 nilai rasio profit margin perusahaan mengalami kenaikan masing-masing menjadi sebesar 2,9% dan 3,8%. Pada tahun 2014 nilai rasio kembali meningkat menjadi sebesar 4,9% yang artinya bahwa setiap Rp 1 penjualan mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,049. Berdasarkan laporan tahunan PT Waskita Karya (Persero) Tbk hal ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan usaha
51
terutama di bidang jasa konstruksi serta pendapatan sewa gedung dan penjualan precast yang mengalami peningkatan signifikan dari Rp 127,23 miliar menjadi Rp 802,61 miliar. Kenaikan ini juga diimbangi dengan kenaikan laba bersih perusahaan yang meningkat sebesar 36% dari tahun 2013. Pada tahun 2015 merupakan tahun yang mencerminkan nilai rasio tertinggi dalam rentang waktu 2011 hingga 2015, yaitu sebesar 7,4% yang artinya setiap Rp 1 penjualan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,074. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya pendapatan usaha yang mencapai 37,58% dari tahun 2014. Peningkatan pendapatan ini dikarenakan terjadinya peningkatan pendapatan precast serta jasa konstruksi sebesar 157,73% dan 27,08%.
Laba bersih perusahaan juga meningkat
sangat signifikan yaitu sebesar Rp 986,2 miliar dari tahun sebelumnya, hal ini didukung oleh pencapaian perolehan kontrak baru dengan nilai Rp 32,08 triliun yang tumbuh 37,58% dari tahun 2014. Dengan semakin meningkatnya tingkat rasio profit margin perusahaan menandakan bahwa perusahaan mampu meningkatkan pengelolaan dan melakukan efisiensi dalam kegiatan operasionalnya serta akan semakin baik juga performa yang ditunjukkan oleh perusahaan.
52
2) Rasio Return On Asset (ROA) Tabel 3.5 Perhitungan Rasio Return On Asset (ROA) PT Waskita Karya (Persero) Tbk Tahun
Laba Bersih
Total Aset
Rasio
2011
171.989.194.121
5.116.001.714.508
3,4%
2012
254.031.291.579
8.366.244.088.038
3,0%
2013
367.970.229.295
8.788.303.237.620
4,2%
2014
501.212.792.063
12.542.041.344.848
4,0%
1.047.590.672.774 30.309.111.177.468
3,5%
2015
Sumber : Data diolah (Annual Report PT Waskita Karya (Persero) Tbk periode 2011-2015)
Berdasarkan tabel perhitungan diatas terlihat bahwa nilai rasio return on asset PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengalami pertumbuhan yang fluktuatif. Pada tahun 2011 nilai rasio adalah sebesar 3,4% yang artinya bahwa setiap Rp 1 total aset mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,034. Pada tahun 2012 nilai rasio mengalami sedikit penurunan menjadi 3,0%. Pada tahun 2013 nilai rasio mengalami peningkatan menjadi sebesar 4,2% yang artinya setiap Rp 1 total aset mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,042. Hal ini disebabkan oleh peningkatan jumlah aset perusahaan sebesar 5,04% dari tahun 2012. Peningkatan ini disebabkan adanya penambahan Aset Tetap, Properti Investasi dan Aset Ventura Bersama.Walaupun
53
peningkatan rasio tidak begitu signifikan, namun perusahaan mampu meningkatkan aset perusahaan sehingga laba bersih juga ikut meningkat sebesar 44% dari tahun 2012. Pada tahun 2014 nilai rasio return on asset perusahaan kembali mengalami penurunan yaitu menjadi sebesar 4,0% dan pada tahun 2015 nilai rasio return on asset perusahaan kembali mengalami penurunan menjadi sebesar 3,5% yang artinya setiap Rp 1 total aset dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,035. Penurunan ini disebabkan oleh pertumbuhan aset pada 2015 sebesar 141,66% atau sebesar Rp 17.767,07 miliar menjadi Rp 30.309,11 miliar dari tahun 2014. Peningkatan aset tersebut antaralain disebabkan oleh kenaikan kas dan setara kas, kenaikan piutang usaha, dan kenaikan aset tetap. Kenaikan aset tertinggi terlihat pada kas dan setara kas yang meningkat sebesar 228,97%, dengan jumlah kas dan setara kas yang banyak bukan berarti kinerja perusahaan dikatakan baik, hal ini juga menunjukkan bahwa banyak aset perusahaan yang kurang produktif dan
belum
maksimal
dalam
pemanfaatan
aset
perusahaan.
Pendapatan perusahaan juga mengalami peningkatan sebesar 37,58% dan juga meningkatnya laba bersih perusahaan sebesar 104,78% dari tahun 2014, dengan adanya peningkatan tersebut juga berpengaruh terhadap peningkatan beban penjualan, beban umum dan
administrasi
serta
beban
lain-lain
perusahaan.hal
ini
menunjukkan perusahaan belum mampu melakukan efisiensi
54
terhadap beban perusahaan. Dengan demikian menunjukkan bahwa semakin
tingginya
aset
dan
laba
perusahaan
tidak
selalu
menunjukkan peningkatan rasio return on asset perusahaan.
3) Rasio Return On Equity (ROE) Tabel 3.6 Perhitungan Rasio Return On Equity (ROE) PT Waskita Karya (Persero) Tbk Tahun
Laba Bersih
Total Ekuitas
Rasio
2011
171.989.194.121
620.222.360.893
27,7%
2012
254.031.291.579
2.007.075.228.694
12,7%
2013
367.970.229.295
2.383.437.061.880
15,4%
2014
501.212.792.063
2.848.829.878.616
17,6%
1.047.590.672.774 9.704.206.867.663
10,8%
2015
Sumber : Data diolah (Annual Report PT Waskita Karya (Persero) Tbk periode 2011-2015)
Berdasarkan tabel diatas nilai rasio return on equity PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengalami pertumbuhan yang fluktuatif. Pada tahun 2011 nilai rasio menunjukkan angka sebesar 27,7% yang artinya setiap Rp 1 ekuitas turut berkontribusi menciptakan Rp 0,277 laba bersih. Pada tahun 2012 nilai rasio return on equity mengalami penurunan menjadi sebesar 12,7%, hal ini karena terjadinya peningkatan beban pokok pendapatan 2012 sebesar 22,16%. Peningkatan beban pokok pendapatan ini melebihi peningkatan
55
pendapatan usaha yang diakibatkan adanya peningkatan tajam pada beban tidak langsung sebesar 209,60% dan adanya beban usaha produk beton yang baru terjadi di 2012. Pada tahun 2013 nilai rasio mengalami peningkatan menjadi 15,4% yang artinya setiap Rp 1 ekuitas turut berkontribusi menciptakan Rp 0,154 laba bersih. Pada tahun 2014 nilai rasio return on equity perusahaan kembali mengalami peningkatan menjadi sebesar 17,6%. Peningkatan ini disebabkan oleh modal saham yang meningkat karena tambahan modal disetor yang cukup signifikan yaitu Rp 831,14 pada tahun 2013 menjadi Rp 880,79 pada tahun 2014, sehingga ekuitas perusahaan meningkat sebesar Rp 446,02 miliar. Peningkatan ekuitas juga disebabkan adanya penambahan opsi saham sebesar Rp 31,88 miliar pada tahun 2014, serta peningkatan saldo laba sejalan dengan peningkatan laba perseroan. Pada tahun 2015 nilai rasio kembali mengalami penurunan menjadi sebesar 10,8%. Meski mengalami penurunan rasio, namun ekuitas perusahaan mengalami peningkatan yang signifikan sebesar Rp 6.939,23 miliar dari tahun 2014. Peningkatan ekuitas tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan modal disetor yang berasal dari dana penyertaan
modal negara melalui mekanisme Penawaran
Umum Terbatas (PUT). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan belum optimal dalam memanfaatkan ekuitas yang dimiliki. Laba
56
bersih perusahaan juga mengalami peningkatan sebesar 104,78% dari tahun 2014. Hal ini menandakan bahwa walaupun terjadi peningkatan pada ekuitas dan laba bersih perusahaan, tidak selalu berpengaruh terhadap peningkatan rasio return on equity perusahaan serta menurunnya nilai rasio juga bukan berarti menurun pula kinerja perusahaan.
c. Analisis Rasio Profitabilitas PT Adhi Karya (Persero) Tbk 1) Rasio Profit Margin Tabel 3.7 Perhitungan Rasio Profit Margin PT Adhi Karya (Persero) Tbk Tahun
Laba Bersih
Penjualan
Rasio
2011
182.692.722.038 6.695.112.327.923
2,7%
2012
213.317.532.467 7.627.702.794.424
2,8%
2013
408.437.913.454 9.799.598.395.352
4,2%
2014
326.656.560.598 8.653.578.309.020
3,8%
2015
465.025.548.006 9.389.570.098.578
5,0%
Sumber : Data diolah (Annual Report PT Adhi Karya (Persero) Tbk periode 2011-2015)
Berdasarkan perhitungan rasio profit margin PT Adhi Karya (Persero) Tbkdiatas, pada tahun 2011 nilai rasio sebesar 2,7% yang artinya Rp 1 penjualan bersih turut berkontribusi menciptakan Rp 0,027 laba bersih. Pada tahun 2012 nilai rasio mengalami sedikit
57
peningkatan menjadi sebesar 2,8% . nilai rasio kembali meningkat pada tahun 2013 menjadi sebesar 4,2% yang artinya setiap Rp 1 penjualan bersih turut berkontribusi menciptakan Rp 0,042 laba bersih. Peningkatan ini disebabkan oleh naiknya pendapatan usaha pada perusahaan yang cukup tinggi, serta adanya keuntungan dari penjualan aset tetap yang menambah kenaikan laba bersih serta keberhasilan manajemen dalam efisiensi beban kontrak.Perusahaan juga mencatatakan kenaikan pada pendapatan bersih proyek kerjasama bersama.Pada tahun 2013 ini kinerja perusahaan dinilai baik karena mampu meningkatkan pendapatan, laba bersih serta melakukan efisiensi pada beban kontrak. Pada tahun 2014 nilai rasio profit margin PT Adhi Karya (Persero) Tbk mengalami penurunan menjadi 3,8%. Hal ini dikarenakan terjadi penurunan pendapatan usaha sebesar Rp 8,7 triliun pada tahun 2014, menurun sebesar Rp 1,1 triliun atau 11,7% dari Rp 9,8 triliun pada tahun 2013, penurunan ini disebabkan oleh turunnya perolehan kontrak baru sehingga pendapatan usaha juga mengalami penurunan karena berkurangnya kontrak yang bisa dikerjakan. Penurunan pendapatan usaha juga berdampak pada menurunnya laba bersih perusahaan. pada tahun 2014 perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp 326,6 miliar turun sebesar 20% dari Rp 409,8 miliar pada tahun 2013.
58
Pada tahun 2015 nilai rasio profit margin PT Adhi Karya (Persero) Tbk mengalami peningkatan yang signifikan menjadi 5,0% yang artinya setiap Rp 1 penjualan bersih dapat menghasilkan Rp 0,05 laba bersih. Hal ini disebabkan oleh peningkatan perolehan kontrak baru sepanjang tahun 2015, perusahaan mebukukan kenaikan pendapatan usaha sebesar Rp 9,4 triliun atau naik 8,5% dari Rp 8,7 triliun pada tahun 2014. Seiring dengan peningkatan pendapatan perusahaan, laba bersih perusahaan di tahun 2015 turut mengalami peningkatan. Pertumbuhan laba bersih perusahaan juga didukung oleh pendapatan lain-lain dan pendapatan bersih ventura bersama, dengan komposisi kenaikan pendapatan lain-lain tahun 2015 tercatat Rp 271,7 miliar atau meningkat Rp 82,9 miliar dari tahun 2014. Sementara itu pendapatan bersih ventura bersama naik menjadi Rp 32,1 miliar di tahun 2015 dari Rp 11,2 miliar pada tahun 2014. 2) Rasio Return On Asset (ROA) Tabel 3.8 PerhitunganReturn On Asset(ROA) PT Adhi Karya (Persero) Tbk Tahun
Laba Bersih
Total Aset
Rasio
2011
182.692.722.038
6.112.953.591.126
3,0%
2012
213.317.532.467
7.872.073.635.468
2,7%
2013
408.437.913.454
9.720.961.764.422
4,2%
59
2014
326.656.560.598 10.458.881.684.274
3,1%
2015
465.025.548.006 16.761.063.514.879
2,8%
Sumber : Data diolah (Annual Report PT Adhi Karya (Persero) Tbk periode 2011-2015)
Berdasarkan tabel perhitungan rasio return on asset PT Adhi Karya (Persero) Tbk diatas menunjukkan bahwa pada tahun 2011 nilai rasio menunjukkan angka 3,0% yang artinya setiap Rp 1 total aset turut berkontribusi menciptakan laba bersih sebesar Rp 0,03. Pada tahun 2012 nilai rasio mengalami sedikit penurunan menjadi sebesar 2,7%. Hal ini dikarenakan pada tahun 2012 laba bersih perusahaan mengalami peningkatan dan aset perusahaan juga mengalami peningkatan yang didominasi oleh persediaan sebesar 138,9%. Dengan meningkatnya persediaan berarti perusahaan belum menggunakan
asetnya
secara
maksimal
untuk
menciptakan
penjualan, hal ini ditunjukan oleh peningkatan penjualan perusahaan yang hanya meningkat sebesar 14% dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2013 rasio return on asset mengalami peningkatan menjadi sebesar 4,2%. Peningkatan ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu meningkatkan usahanya dalam mencapai laba dengan tingkat aset tertentu.Hal ini terbukti dengan peningkatan laba serta bertambahnya aset perusahaan yang didominasi real estate sehingga
perusahaan
mampu
mencapai
keuntungan
dari
60
pertambahan aset yang dimiliki. Pada tahun 2014 rasio return on asset mengalami penurunan menjadi sebesar 3,1% yang artinya artinya setiap Rp 1 total aset turut berkontribusi menciptakan laba bersih sebesar Rp 0,031. Pada tahun 2015 nilai rasio return on asset perusahaan kembali mengalami penurunan menjadi sebesar 2,8%. Hal ini dikarenakan aset perusahaan mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar 72,4% dari tahun 2014. Komposisi terbanyak yaitu pada peningkatan kas dan setara kas perusahaan yang meningkat sebesar 432,1% sedangkan laba bersih yang dihasilkan perusahaan hanya meningkat sebesar 40,29%. Hal ini menunjukkan
bahwa
perusahaan
belum
optimal
dalam
memanfaatkan aset yang dimiliki untuk menciptakan penjualan.
3) Rasio Return On Equity (ROE) Tabel 3.9 PerhitunganReturn On Equity(ROE) PT Adhi Karya (Persero) Tbk Tahun
Laba Bersih
Total Ekuitas
Rasio
2011
182.692.722.038
990.367.790.588
18,4%
2012
213.317.532.467 1.180.918.969.692
18,1%
2013
408.437.913.454 1.548.462.792.571
26,4%
2014
326.656.560.598 1.751.543.349.644
18,6%
2015
465.025.548.006 5.162.131.796.836
9,0%
61
Sumber : Data diolah (Annual Report PT Adhi Karya (Persero) Tbk periode 2011-2015)
Berdasarkan perhitungan rasio return on equity PT Adhi Karya (Persero) Tbk mengalami pertumbuhan yang fluktuatif. Pada tahun 2011 nilai rasio menunjukkan angka sebesar 18,4% yang artinya setiap Rp 1 ekuitas turut berkontribusi dalam menciptakan Rp 0,184 laba bersih. Pada tahun 2012 nilai rasio mengalami sedikit penurunan menjadi sebesar 18,1%. Pada tahun 2013 nilai rasio return on equity PT Adhi Karya (Persero) Tbk mengalami peningkatan yang signifikan menjadi sebesar 26,4% yang artinya setiap Rp 1 ekuitas turut berkontribusi dalam menciptakan Rp 0,264 laba bersih. Nilai rasio return on equity pada tahun 2013 ini merupakan nilai rasio tertinggi dari rentang waktu 2011 hingga 2015. Menurut laporan tahunan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya saldo laba yang ditentukan penggunaannya dari Rp 734,5 miliar di tahun 2012 menjadi Rp 903,8 miliar di tahun 2013, serta peningkatan pada saldo laba belum ditentukan penggunaannya dari Rp 209,1 miliar di tahun 2012 menjadi Rp 403,5 miliar ditahun 2013 dan terjadinya peningkatan laba perusahaan. Pada tahun 2014 nilai rasio perusahaan turun menjadi 18,6%. Penurunan ini terjadi karena adanya penurunan pendapatan perusahaan yang berdampak pada penurunan laba perusahaan
62
sebesar 20,2% dari tahun 2013, akan tetapi ekuitas perusahaan mengalami peningkatan sebesar 13,15. Kenaikan ini disebabkan oleh tambahan cadangan dari laba tahun sebelumnya yang tidak dibagikan sebagai dividen dan laba bersih tahun berjalan. Pada tahun 2015 nilai rasio return on equity perusahaan kembali mengalami penurunan hingga menjadi 9,0% yang artinya setiap Rp 1 ekuitas turut berkontribusi menghasilkan Rp 0,09. Penurunan ini disebabkan oleh lebih tingginya peningkatan ekuitas perusahaan sebesar
214,6%
dari
tahun
sebelumnya
dibanding
dengan
peningkatan pendapatan usaha sebesar 8,5%. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas penjualan perusahaan belum optimal dan belum maksimalnya penggunaan ekuitas perusahaan untuk menciptakan penjualan. d. Perbandingan Kinerja Keuangan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Berdasarkan Analisis Rasio Profitabilitas Laporan Keuangan Periode 2011-2015. Tabel 3.10 Perbandingan Hasil Nilai Rasio Profit Margin PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Menggunakan Metode Sum of Year Digit
Tahun 2011 2012 2013
Tahun keWIKA 1 1/15 x 5,0% = 0,3% 2 2/15 x 5,1% = 0,7% 3 3/15 x 5,3% = 1,1%
Profit Margin WSKT 1/15 x 2,4% = 0,2% 2/15 x 2,9% = 0,4% 3/15 x 3,8% = 0,8%
ADHI 1/15 x 2,7% = 0,2% 2/15 x 2,8% = 0,4% 3/15 x 4,2% = 0,8%
63
2014 2015 TOTAL
4 4/15 x 6,0% = 1,6% 4/15 x 4,9% = 1,3% 4/15 x 3,8% = 1,0% 5 5/15 x 5,2% = 1,7% 5/15 x 7,4% = 2,5% 5/15 x 5,0% = 1,7% 15 5,4% 5,1% 4,1% Sumber : Data Diolah (Hasil Nilai Rasio Profit Margin PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk)
Tabel 3.11 Perbandingan Hasil Nilai Rasio Return On Asset PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Menggunakan Metode Sum of Year Digit
Return On Asset Tahun Tahun keWIKA WSKT ADHI 2011 1 1/15 x 4,7% = 0,3% 1/15 x 3,4% = 0,2% 1/15 x 3,0% = 0,2% 2012 2 2/15 x 4,6% = 0,6% 2/15 x 3,0% = 0,4% 2/15 x 2,7% = 0,4% 2013 3 3/15 x 5,0% = 1,0% 3/15 x 4,2% = 0,8% 3/15 x 4,2% = 0,8% 2014 4 4/15 x 4,7% = 1,3% 4/15 x 4,0% = 1,1% 4/15 x 3,1% = 0,8% 2015 5 5/15 x 3,6% = 1,2% 5/15 x 3,5% = 1,2% 5/15 x 2,8% = 0,9% TOTAL 15 4,4% 3,7% 3,2% Sumber : Data Diolah (Hasil Nilai Rasio Return On Asset PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk)
Tabel 3.12 Perbandingan Hasil Nilai Rasio Return On Equity PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Menggunakan Metode Sum of Year Digit Tahun Tahun ke2011 1 2012 2 2013 3 2014 4 2015 5 TOTAL 15
Return On Equity WIKA WSKT 1/15 x 18,9% = 1,3% 1/15 x 27,7% = 1,8% 2/15 x 19,6% = 2,6% 2/15 x 12,7% = 1,7% 3/15 x 21,2% = 4,2% 3/15 x 15,4% = 5,3% 4/15 x 15,4% = 4,1% 4/15 x17,6% = 4,7% 5/15 x 12,9% = 4,3% 5/15 x 10,8% = 3,6% 16,5% 17,1%
ADHI 1/15 x 18,4% = 1,2% 2/15 x 18,1% = 2,4% 3/15 x 26,4% = 5,3% 4/15 x 18,6% = 5,0% 5/15 x 9,0% = 3,0% 16,9%
64
Sumber : Data Diolah (Hasil Nilai Rasio Return On EquityPT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk)
Berdasarkan total atas perbandingan hasil nilai rasio profit margin, return on asset, dan return on equity PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk menggunakan metode sum of year digit dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui kinerja perusahaan yang lebih baik, dengan cara mengelompokkan total hasil dari masing-masing rasio pada setiap perusahaan dan menjumlahkannya. Berdasarkan hasil penjumlahan, akan diketahui total nilai tertinggi dari ketiga perusahaan yang akan menunjukkan kinerja perusahaan yang terbaik.
Tabel 3.13 Total Atas Perbandingan Hasil Nilai Rasio Profit Margin, Return On Asset, Dan Return On Equity PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk Dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Rasio Profit Margin Return On Asset Return On Equity TOTAL
Nama Perusahaan WIKA WSKT ADHI 5,4% 5,1% 4,1% 4,4% 3,7% 3,2% 16,5% 17,1% 16,9% 26,3% 25,9% 24,1% Sumber: Data Diolah
Berdasarkan hasil perbandingan diatas dapat diketahui bahwa PT Wijaya Karya (Persero) Tbk memiliki nilai rasio profit margin lebih baik dibandingkan dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT
65
Adhi Karya (Persero) Tbk, karena terjadinya peningkatan penjualan bersih serta perolehan kontrak baru yang mendukung terjadinya peningkatan laba bersih perusahaan. Akan tetapi pada tahun 2015 kinerja PT Waskita Karya (Persero) Tbk dinilai lebih baik dibanding yang lainnya karena terjadinya peningkatan pendapatanyang lebih tinggi dibanding dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. PT Adhi Karya (Persero) Tbk memiliki kinerja yang kurang baik akibat dari penurunan pendapatan usaha yang berpengaruh pada menurunnya nilai rasio perusahaan. Rasio return on asset PT Wijaya Karya (Persero) Tbk secara keseluruhan memiliki kinerja yang lebih baik dibanding PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Hal ini menandakan bahwa perusahaan telah menggunakan asetnya dengan optimal guna meningkatkan laba bersih perusahaan dibanding dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Rasio return on equityPT Waskita Karya (Persero) Tbk memiliki kinerja yang lebih baik dibanding dengan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, karena peningkatan modal saham akibat tambahan modal disetor yang cukup signifikan, sehingga ekuitas perusahaan meningkat. Peningkatan ekuitas juga disebabkan adanya penambahan opsi saham serta peningkatan saldo laba sejalan dengan peningkatan laba perusahaan.
66
2. Analisis Kinerja Keuangan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Berdsarkan Analisis Rasio Solvabilitas Laporan Keuangan Periode 2011-2015 Rasio
solvabilitas
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
untuk
memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini dapat diukur dengan Total Hutang terhadap Aset (Debt To Asset) dan Total Hutang Terhadap Modal (Debt To Equity). a. Analisis Rasio Solvabilitas PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 1) Rasio Total Hutang terhadap Aset (Debt To Asset) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset dan juga digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang, atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pembiayaan aset. (Hery, 2015:195) Debt To Asset=
πππ‘ππ ππ‘πππ πππ‘ππ π΄π ππ‘
Tabel 3.14 Rasio Hutang Terhadap Aset(Debt To Asset) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tahun
Total Kewajiban
Total Aset
Rasio
2011
6.103.603.696.000
8.322.979.571.000
0,73
2012
8.131.203.824.000
10.945.209.418.000
0,74
2013
9.368.003.825.000
12.594.962.700.000
0,74
2014
10.936.403.458.000 15.915.161.682.000
0,69
67
2015
14.164.304.669.000 19.602.406.034.000
0,72
Sumber : Data diolah (Annual Report PT Wijaya Karya (Persero) Tbk periode 2011-2015)
Perhitungan rasio total hutang terhadap aset / Debt To AssetPT Wijaya Karya (Persero) Tbk diatas mengalami pertumbuhan secara fluktuatif setiap tahunnya. Pada tahun 2011 tingkat solvabilitas perusahaan sebesar 0,73, ini berarti bahwa pada tahun 2011 setiap Rp 0,73 hutang yang dimiliki perusahaan dijamin oleh Rp 1. Pada tahun 2012 dan tahun 2013 tingkat solvabilitas perusahaan memiliki nilai yang sama, yaitu sebesar 0,74, yang berarti bahwa Rp 0,74 hutang dapat dijamin oleh total aset. Jumlah ini mengalami sedikit kenaikan dari tahun 2011, hal ini dikarenakan jumlah hutang yang mengalami peningkatan pada tahun 2012 dan tahun 2013.Naiknya jumlah hutang ini didorong oleh naiknya hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang perusahaan.Meski demikian aset perusahaan dan pendapatan perusahaan tidak mengalami penurunan, sehingga perusahaan masih dapat dikatakan solvabel karena masih dapat menjamin seluruh hutangnya dengan seluruh total aset. Pada tahun 2014 tingkat solvabilitas mencapai angka 0,69, yang berarti setiap Rp 0,69 hutang yang dimiliki perusahaan dapat dijamin oleh Rp 1 total aset. Jumlah ini mengalami perbaikan dari tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan jumlah aset tetap perusahaan per 31 Desember 2014 mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar
68
39,3% menjadi Rp 6,40 triliun dari Rp 4,60 triliun pada 31 Desember 2013, peningkatan aset tetap ini disebabkan naiknya property investasi, asset real estate, dan investasi pada ventura bersama. Terjadinya penurunan rasio debt to asset menandakan bahwa kinerja perusahaan mengalami peningkatan, karena mampu mengelola aset yang dimiliki guna menjamin hutang-hutang perusahaan pada pihak ketiga. Pada tahun 2015 tingkat rasio hutang terhadap aset/ debt to asset perusahaan menjadi 0,72 yang berarti setiap Rp 0,72 hutang yang dimiliki perusahaan dapat dijamin oleh Rp 1 total aset. Jumlah ini kembali mengalami peningkatan dari tahun 2014. Hal ini disebabkan oleh
kenaikan
hutang
perusahaan
sebesar
28,39%
dari
Rp
11.032.465.000 menjadi Rp 14.164.305.000 di tahun 2015. Hal ini juga dipengaruhi oleh penurunan laba bersih sebesar 5,48 dari tahun 2014. Namun , perusahaan masih dikatakan solvabel karena masih dapat menjamin seluruh hutangnya dengan seluruh total aset yang dimiliki perusahaan.
2) Rasio Utang Terhadap Modal (Debt to Equity Ratio) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya porsi utang terhadap modal dan juga digunakan untuk mengetahui besarnya perbandingan antara jumlah dana yang disediakan oleh kreditor dengan jumlah dana yang berasal dari perusahaan. Pada umumnya kreditur lebih
69
menyukai perusahaan dengan nilai rasio debtto equity yang kecil karena hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besarnya jumlah modal perusahaan yang dapat dijadikan sebagai jaminan hutang.Sebaliknya jika semakin besar nilai rasio debtto equity menunjukkan bahwa semakin kecilnya jumlah modal perusahaan yang dapat dijadikan sebagai jaminan hutang. (Hery, 2015:198)
Debt to Equity Ratio=
πππ‘ππ ππ‘πππ πππ‘ππ πππππ
Tabel 3.15 Rasio Hutang Terhadap Ekuitas(Debt To Equity)PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Tahun
Total Kewajiban
Total Ekuitas
Rasio
2011
6.103.603.696.000
2.071.560.773.000
2,9
2012
8.131.203.824.000
2.574.070.857.000
3,2
2013
9.368.003.825.000
2.948.962.839.000
3,2
2014
11.032.465.016.000
4.876.754.741.000
2,3
2015
14.164.304.669.000
5.438.101.365.000
2,6
Sumber : Data diolah (Annual Report PT Wijaya Karya (Persero) Tbk periode 2011-2015)
Berdasarkan perhitungan diatas nilai rasio debt to equity PT Wijaya Karya (Persero) Tbk pada tahun 2011 menunjukkan angka sebesar 2,9. Pada tahun 2012 dan 2013 nilai rasio menunjukkan angka yang sama yaitu sebesar 3,2. Kedua tahun tersebut merupakan tahun
70
yang menunjukkan nilai rasio debt to equity tertinggi dari rentang waktu 2011 hingga 2015.Menurut laporan tahunan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, hal ini disebabkan pada dua tahun tersebut perusahaan melakukan penambahan pinjaman untuk mendanai proyek-proyek yang ada dan adanya peningkatan kewajiban imbalan paska kerja dan uang muka proyek jangka panjang serta adanya pinjaman jangka panjang untuk investasi perusahaan. Pada tahun 2014 rasio debt to equity perusahaan mengalami penurunan menjadi sebesar 2,3. Penurunan ini disebabkan oleh terjadinya penurunan hutang jangka pendek perusahaan dengan komposisi terbanyak pada penurunan kewajiban bruto pemberi kerja, pendapatan yang diterima dimuka serta hutang pajak, sedangkan ekuitas perusahaan mengalami peningkatan sebesar 54,29% dari tahun 2013. Peningkatan perubahan ekuitas pada entitas anak dan kepentingan non pengendali memberikan kontribusi besar pada peningkatan jumlah ekuitas ini.Dengan penurunan rasio debt to equity ini berdampak pada meningkatnya kemampuan perusahaan dalam meleverage pendanaan untuk proyek-proyek maupun investasi. Pada tahun 2015 nilai rasio kembali mengalami kenaikan menjadi 2,6. Menurut laporan tahunan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, peningkatan ini disebabkan oleh terjadinya sedikit kenaikan ekuitas sebesar 11,51% dari tahun sebelumnya. Hal ini didukung oleh tidak adanya penambahan atau tidak adanya kenaikan sama sekali
71
pada modal saham, tambahan modal disetor serta perubahan ekuitas pada entitas anak. Peningkatan rasio ini juga didukung oleh peningkatan
hutang
perusahaan
sebesar
28,39%
dari
tahun
sebelumnya. Peningkatan hutang pajak tangguhan dan uang muka proyek jangka panjang merupakan pos hutang jangka panjang yang menunjukkan peningkatan paling tinggi yaitu masing-masing sebesar 417,13% dan 58,44%.
b. Analisis Rasio Solvabilitas PT Waskita Karya (Persero) Tbk 1) Rasio Total Hutang terhadap Aset (Debt To Asset) Tabel 3.16 Rasio Hutang Terhadap Aset(Debt To Asset) PT Waskita Karya (Persero) Tbk Tahun
Total Kewajiban
Total Aset
Rasio
2011
4.495.779.353.615
5.116.001.714.508
0,88
2012
6.359.168.859.344
8.366.244.088.038
0,76
2013
6.404.866.175.740
8.788.303.237.620
0,73
2014
9.693.211.466.232
12.542.041.344.848
0,77
2015
20.604.904.309.804 30.309.111.177.468
0,68
Sumber : Data diolah (Annual Report PT Waskita Karya (Persero) Tbk periode 2011-2015)
Perhitungan rasio hutang terhadap aset/debt to asset PT Waskita Karya (Persero) Tbk selama periode 2011-2015 menunjukkan hasil tertinggi pada tahun 2011 yaitu sebesar 0,88. Ini berarti setiap Rp 0,88
72
hutang perusahaan dijamin oleh Rp 1. Hal ini dikarenakan meningkatnya hutang bank seiring dengan peningkatan produksi perusahaan. Pada tahun 2012 angka rasio perusahaan turun menjadi 0,76. Penurunan hasil rasio debt to asset perusahaan kembali terjadi di tahun 2013 yaitu sebesar 0,73 berarti setiap Rp 0,73 utang perusahaan dijamin oleh Rp 1 aset perusahaan. Hal ini terjadi karena pertumbuhan aset tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 5,04%. Kenaikan tersebut disebabkan oleh peningkatan investasi pada ventura bersama dan jangka panjang dan juga adanya penurunan hutang perusahaan khususnya hutang jangka panjang sebesar 8,4% dibanding tahun 2012. Pada tahun 2014 rasio debt to asset perusahaan kembali mengalami peningkatan menjadi 0,77 akan tetapi pada tahun 2015 perusahaan dapat menghasilkan nilai rasio terendah dari periode 20112015 yaitu sebesar 0,68. Nilai tersebut berarti perusahaan dapat menjamin 0,68 hutangnya dengan Rp 1 aset perusahaan. Dengan semakin kecilnya rasio debt to asset menunjukkan bahwa sebagian investasi perusahaan didanai oleh asetnya. Untuk mendukung rasio ini diperlukan stabilitas laba perusahaan. Pada tahun 2011-2015 kenaikan laba perusahaan masih cukup stabil, sehingga perusahaan masih solvabel dalam menjamin hutang angka panjangnya dengan aset yang dimiliki perusahaan.
73
2) Rasio Total Hutang terhadap Ekuitas (Debt To Equity) Tabel 3.17 Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt To Equity)PT Waskita Karya (Persero) Tbk Tahun
Total Kewajiban
Total Aset
Rasio
2011
4.495.779.353.615
620.222.360.893
7,2
2012
6.359.168.859.344
2.007.075.228.694
3,2
2013
6.404.866.175.740
2.383.437.061.880
2,7
2014
9.693.211.466.232
2.848.829.878.616
3,4
2015
20.604.904.309.804
9.704.206.867.663
2,1
Sumber : Data diolah (Annual Report PT Waskita Karya (Persero) Tbk periode 2011-2015)
Berdasarkan perhitungan di atas, menunjukkan bahwa nilai rasio debt to equity PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengalami pertumbuhan
yang
fluktuatif.
Pada
tahun
2011
nilai
rasio
menunjukkan angka sebesar 7,2. Nilai rasio pada tahun ini merupakan nilai rasio tertinggi dari periode 2011 hingga 2015. Pada tahun 2012 nilai rasio mengalami penurunan yang cukup signifikan menjadi sebesar 3,2. Menurut Laporan tahunan PT Waskita Karya (Persero) Tbk penurunan ini disebababkan oleh pembayaran pinjaman bank sebesar Rp 12.271,83 miliar dan adanya penambahan ekuitas dari peristiwa IPO sebesar Rp 171,28 miliar dan juga adanya peningkatan saldo laba sejalan dengan peningkatan laba perusahaan.
74
Pada tahun 2013 nilai rasio kembali mengalami penurunan menjadi sebesar 2,7 namun pada tahun 2014 nilai rasio kembali mengalami peningkatan menjadi sebesar 3,4. Peningkatan ini terjadi karena peningkatan hutang terutama pada peningkatan hutang jangka panjang perusahaan. Pada tahun 2015 nilai rasio kembali mengalami penurunan menjadi sebesar 2,1. Penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya ekuitas perusahaan hingga 250,97% yang didominasi oleh peningkatan tambahan modal disetor, penambahan dana penyertaan modal negara melalui mekanisme Penawaran Umum Terbatas (PUT) serta saldo laba. Peningkatan ekuitas juga sejalan dengan peningkatan hutang perusahaan, namun peningkatan hutang perusahan lebih kecil dibandingkan peningkatan ekuitas perusahaan, sehingga rasio debt to equity perusahaan mengalami penurunan.
c. Analisis Rasio Solvabilitas PT Adhi Karya (Persero) Tbk 1) Rasio Total Hutang terhadap Aset (Debt To Asset) Tabel 3.18 Rasio Hutang Terhadap Aset(Debt To Asset) PT Adhi Karya (Persero) Tbk Tahun
Total Kewajiban
Total Aset
Rasio
2011
5.122.585.800.538
6.112.953.591.126
0,84
2012
6.691.154.665.776
7.872.073.635.468
0,85
2013
8.172.498.971.851
9.720.961.764.422
0,84
2014
8.707.338.334.630
10.458.881.684.274
0,83
75
2015
11.598.931.718.043 16.761.063.514.879
0,69
Sumber : Data diolah (Annual Report PT Adhi Karya (Persero) Tbk periode 2011-2015)
Berdasarkan tabel rasio debt to asset PT Adhi Karya (Persero) Tbk diatas dapat dilihat bahwa tiga tahun terakhir nilai rasio debt to asset perusahaan semakin mengalami penurunan.Rasio yang kecil menunjukkan bahwa sedikitnya aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang. (Hery, 2015) Pada tahun 2011 rasio debt to asset PT Adhi Karya (Persero) Tbk menunjukkan angka sebesar 0,84 yang artinya setiap Rp 0,84 hutang perusahaan dijamin oleh Rp 1 aset perusahaan. pada tahun 2012 solvabilitas perusahaan menjadi 0,85 yang berarti setiap Rp 0,85 hutang yang dimiliki perusahaan dijamin oleh Rp 1 aset perusahaan. kemampuan perusahaan tentu masih dapat dikatakan aman, karena perusahaan masih dapat menjamin seluruh hutang yang dimiliki perusahaan. pada tahun 2013 solvabilitas perusahaan terletak pada angka 0,84 jumlah ini sama halnya dengan nilai rasio pada tahun 2011. Pada tahun 2013 perusahaan juga masih dalam kondisi solvabel/ mampu menjamin seluruh utangnya dengan aset yang dimiliki. Pada tahun 2014 nilai rasio debt to asset perusahaan mengalami penurunan menjadi 0,83 dan pada tahun 2015 kembali mengalami penurunan menjadi sebesar 0,69. Hal ini desebabkan totl aset perusahaan meningkat 72,4% dari tahun 2014, kenaikan ini terjadi
76
khususnya pada aset lancar. Peningkatan yang signifikan terlihat pada kas dan setara kas, aset tetap, biaya dibayar dimuka dan tagihan bruto aset real estate.Secara keseluruhan peningkatan ini seiring dengan kenaikan penapatan usaha perusahaan. hal ini juga seiring dengan peningkatan jumlah utang perusahaan yang didominasi oleh peningkatan hutang bank sebesar 69,5% dari tahun 2014 dikarenakan penambahan kedit bank untuk tambahan modal kerja. Berdasarkan perhitungan rasio debt to asset PT Adhi Karya (Persero) Tbk dapat diketahui pada lima tahun terakhir yaitu selama periode 2011 hingga 2015 perusahaan dapat dikatakan solvabel. Hal ini dikarenakan total aset yang dimiliki perusahaan mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya.
2) Rasio Total Hutang terhadap Ekuitas (Debt To Equity) Tabel 3.19 Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt To Equity)PT Adhi Karya (Persero) Tbk Tahun
Total Kewajiban
Total Ekuitas
Rasio
2011
5.122.585.800.538
990.367.790.588
5,2
2012
6.691.154.665.776
1.180.918.969.692
5,7
2013
8.172.498.971.851
1.548.462.792.571
5,3
2014
8.707.338.334.630
1.751.543.349.644
5,0
2015
11.598.931.718.043
5.162.131.796.836
2,2
Sumber : Data diolah (Annual Report PT Adhi Karya (Persero) Tbk periode 2011-2015)
77
Berdasarkan perhitungan rasio debt to equity PT Adhi Karya (Persero) Tbk diatas pada tahun 2011 nilai rasio menunjukkan angka sebesar 5,2 nilai rasio mengalami sedikit peningkatan pada tahun 2012 yaitu menjadi sebesar 5,7. Penyebab peningkatan ini adalah adanya peningkatan hutang perusahaan yaitu sebesar 30,6% yang didominasi oleh hutang obligasi dan sukuk berkelanjutan I tahap I senilai Rp 750.000 miliar sedangkan ekuitas perusahaan hanya meningkat sebesar 19,38%. Pada tiga tahun berikutnya, nilai rasio perusahaan kian mengalami perbaikan.Hal ini menandakan perusahaan telah mampu mengoptimalkan pembiayaan perusahaan dengan ekuitas yang dimiliki. Pada tahun 2013 nilai rasio mengalami penurunan menjadi sebesar 5,3, tahun 2014 kembali mengalami penurunan menjadi sebesar 5,0 dan pada tahun 2015 rasio perusahaan mengalami penurunan yang signifikan menjadi 2,2. Menurut laporan tahunan PT Adhi Karya (Persero) Tbk penurunan ini disebabkan oleh masuknya dana segar hasil penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue serta meningkatnya laba perusahaan yang berdampak pada naiknya jumlah ekuitas perusahaan, sehingga berdampak positif terhadap rasio debt to equity perusahaan
78
d. Perbandingan Kinerja Keuangan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Berdasarkan Analisis Rasio Solvabilitas Laporan Keuangan Periode 2011-2015. Tabel 3.20 Perbandingan Hasil Nilai Rasio Debt To Asset PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Menggunakan Metode Sum of Year Digit
Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Total
Debt To Asset Tahun KeWIKA WSKT ADHI 1 1/15 x 0,73 = 0,05 1/15 x 0,88 = 0,06 1/15 x 0,84 = 0,06 2 2/15 x 0,74 = 0,10 2/15 x 0,76 = 0,10 2/15 x 0,85 = 0,11 3 3/15 x 0,74 = 0,15 3/15 x 0,73 = 0,15 3/15 x 0,84 = 0,17 4 4/15 x 0,69 = 0,18 4/15 x 0,77 = 0,21 4/15 x 0,83 = 0,22 5 5/15 x 0,72 = 0,24 5/15 x 0,68 = 0,23 5/15 x 0,69 = 0,23 15 0,72 0,74 0,79 Sumber : Data Diolah (Hasil Nilai Rasio Debt To Asset PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk)
Tabel 3.21 Perbandingan Hasil Nilai Rasio Debt To Equity PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Menggunakan Metode Sum of Year Digit
Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Total
Debt To Equity Tahun KeWIKA WSKT ADHI 1 1/15 x 2,9 = 0,19 1/15 x 7,2 = 0,48 1/15 x 5,2 = 0,35 2 2/15 x 3,2 = 0,43 2/15 x 3,2 = 0,43 2/15 x 5,7 = 0,76 3 3/15 x 3,2= 0,64 3/15 x 2,7 = 0,54 3/15 x 5,3 = 1,06 4 4/15 x 2,3 = 0,61 4/15 x 3,4 = 0,91 4/15 x 5,0 = 1,33 5 5/15 x 2,6 = 0,87 5/15 x 2,1 = 0,70 5/15 x 2,2 = 0,73 15 2,74 3,05 4,23 Sumber : Data Diolah (Hasil Nilai Rasio Debt To Equity PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk)
79
Berdasarkan total atas perbandingan hasil nilai rasio debt to asset, dan debt to equity PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk menggunakan metode sum of year digit dapat digunakan sebagai dasar untuk mengetahui kinerja perusahaan yang lebih baik, dengan cara mengelompokkan total hasil dari masing-masing rasio pada setiap perusahaan dan menjumlahkannya. Berdasarkan hasil penjumlahan, akan diketahui total nilai tertinggi dari ketiga perusahaan yang akan menunjukkan kinerja perusahaan yang terbaik. Tabel 3.22 Total Atas Perbandingan Hasil Nilai Rasio Debt To Asset Dan Debt To Equity PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk Dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Rasio Debt To Asset Debt To Equity Total
Nama Perusahaan WIKA WSKT ADHI 0,72
2,74 3,46 Sumber : Data diolah
0,74
0,79
3,05 3,79
4,23 5,02
Berdasarkan tabel perbandingan rasio Debt To Asset nilai rasio PT Wijaya Karya (Persero) Tbk menunjukkan perolehan rasio yang lebih baik dibanding dengan nilai rasio PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Hal ini disebabkan pada tahun 2014 jumlah aset tetap perusahaan mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 39,3% yang disebabkan oleh naiknya property investasi, asset real estate, dan investasi pada ventura bersama. Pada
80
tahun 2014 perusahaan dinilai mengalami peningkatan kinerja karena mampu mengelola aset yang dimiliki guna menjamin hutang-hutang pada pihak ke 3. Namun pada tahun 2015 perbandingan nilai rasio PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk menunjukkan nilai rasio yang lebih baik dibandingkan nilai rasio PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil rasio Debt To Asset berarti sebagian investasi perusahaan didanai oleh asetnya dan ini menunjukkan juga bahwa pada tahun 2015 PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk telah menggunakan asetnya secara lebih optimal dibanding PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Berdasarkan rasio Debt To Equity nilai rasio PT Wijaya Karya (Persero) Tbk menunjukkan perbandingan nilai rasio terbaik dibanding nilai rasio PT Waskita Karya dan (Persero) Tbk PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Hal ini menunjukan bahwa kinerja PT Wijaya Karya (Persero) Tbk lebih baik karena semakin kecil nilai rasio Debt To Equity yang dimiliki perusahaan maka berarti semakin besar jumlah ekuitas perusahaan yang dapat dijadikan sebagai jaminan hutang perusahaan. Nilai rasio Debt To Equity PT Adhi Karya (Persero) Tbk menunjukkan nilai yang kurang baik diantara PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, hal ini menunjukkan bahwa PT Adhi Karya (Persero) Tbk belum optimal
81
dalam
mengelola
ekuitas
perusahaan,
sehingga
menyebabkan
peningkatan rasio Debt To Equity perusahaan. Dengan meningkatnya rasio Debt To Equity maka berarti semakin kecil jumlah ekuitas perusahaan yang dapat dijadikan sebagai jaminan hutang perusahaan.
3.
Analisis SWOT PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenght) dan peluang (Oppotunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threat).Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus
dipertimbangkan
dalam
analisis
SWOT.
(Rangkuti,2006)
82
a. Tabel Faktor Internal dan Faktor Eksternal PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Tabel 3.23Faktor Internal dan Faktor Eksternal PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk
NO.
FAKTOR STRATEGIS INTERNAL DAN EKSTERNAL
SKOR
SKOR PEMBOBOTAN BOBOT
WIKA
WSKT
ADHI
KETERANGAN WIKA
WSKT
ADHI
FAKTOR INTERNAL KEKUATAN 1
KEKUATAN MODAL
1.450
1.494
1.296
3
3.625
3.734
3.240
WSKT
2
SUMBER DAYA MANUSIA
2.069
1.311
1.766
2
3.104
1.967
2.649
WIKA
3
LABA BERSIH
912
940
857
3
2.737
2.821
2.570
WSKT
4
JUMLAH ENTITAS ANAK
6
7
3
400
2.400
2.800
1.200
WSKT
5
HARGA SAHAM
2.640
2.140
1.670
1
2.640
2.140
1.670
WIKA
6
PERTUMBUHAN PERUSAHAAN
4
5
4
350
1.400
1.750
1.400
WSKT
7
EKSPANSI KE LUAR NEGERI
5
4
2
300
1.500
1.200
600
WIKA
83
8
PENGALAMAN DIBIDANG BISNIS
56
55
56
25
1.400
1.375
1.400
WIKA & ADHI
9
BRAND IMAGE POSITIF
0
5,3
2,7
250
0
1.325
675
WSKT
10
ALOKASI ANGGARAN NEGARA
0
3,5
1,4
350
0
1.225
490
WSKT
11
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
93
87
76
10
930
870
760
WIKA
12
TEKNOLOGI ACPS (Adhi Concrete Pavment System)
0
0
1
500
0
0
500
ADHI
13
STRATEGI COST LEADERSHIP DAN STRATEGI DIFERENSIASI
0
1
0
500
0
500
0
WSKT
14
SISTEM DESENTRALISASI
0
1
0
500
0
500
0
WSKT
KELEMAHAN 15
UTANG
-1.940
-2.131
-1.845
1,5
-2910
-3196
-2768
WSKT
16
BIAYA
-88
-86
-90
20
-1757
-1728
-1792
ADHI
17
KERUSAKAN AKTIVA TETAP
-29
-20
-13
50
-1456
-1012
-673
ADHI
18
KERUSAKAN MESIN
-38
-37
-44
30
-1.128
-1.096
-1.324
ADHI
84
FAKTOR EKSTERNAL PELUANG 19
PANGSA PASAR
30
40
25
50
1.500
2.000
1.250
WSKT
20
SEGMEN PASAR DOMESTIK
27
32
29
50
1.350
1.600
1.450
WSKT
21
SEGMEN PASAR LUAR NEGERI
5
4
2
300
1.500
1.200
600
WIKA
22
PERTUMBUHAN EKONOMI
5
5
5
200
1.000
1.000
1.000
WIKA, WSKT &ADHI WIKA, WSKT 23
24
PERTUMBUHAN INDUSTRI KONSTRUKSI
14
PENINGKATAN PERATURAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT POSITIF
3
14
14
50
700
700
700 &ADHI WIKA, WSKT
3
3
200
600
600
600 &ADHI
ANCAMAN 25
PIUTANG MACET
-75
-137
-71
10
-750
-1.370
-710
26
FLUKTUASI NILAI TUKAR MATA UANG
-0,5
-0,5
-0,5
2.000
-1.000
-1.000
-1.000
WSKT WIKA, WSKT &ADHI
85
WIKA, WSKT 27
TINGKAT SUKU BUNGA
-0,5
-0,5
-0,5
2.000
-1.000
-1.000
-1.000 &ADHI WIKA, WSKT
28
KELANGKAAN BAHAN BAKU
-1
-1
-1
1.000
-1.000
-1.000
-1.000 &ADHI WIKA, WSKT
29
HARGA BAHAN BANGUNAN
-1
-1
-1
1.000
-1.000
-1.000
-1.000 &ADHI
-1
-0,5
-0,5
1.000
-1.000
-500
-500
WIKA
-0,5
-1
-1
1.000
-500
-1.000
-1.000
WSKT &ADHI
PENINGKATAN PERTUMBUHAN PESAING YANG CEPAT
-3
-3
-3
300
-900
-900
-900
KOMPETITOR
-10
30
KENAIKAN HARGA
31
KETIDAK PASTIAN SUPPLY MATERIAL DAN PERALATAN
32
WIKA, WSKT &ADHI WIKA, WSKT
33
-10
-10
50
-500
-500
-500 &ADHI
TOTAL
Sumber: Data Diolah
12.885
15.405
9.985
86
Grafik 3.1 Faktor Internal Kekuatan (Strenght) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk
1. KEKUATAN MODAL
2. SUMBER DAYA MANUSIA SKOR
SKOR 2.069
1.766
1.494 1.450
1.311 1.296
WIKA
WSKT
ADHI
3. LABA BERSIH
WIKA
WSKT
ADHI
4. JUMLAH ENTITAS ANAK
SKOR
SKOR
940 7
912
6
857
WIKA
WSKT
ADHI
3
WIKA
WSKT
ADHI
87
Grafik 3.1 (Lanjutan 1)
5. HARGA SAHAM SKOR
2.640 2.140 1.670
WIKA
6. PERTUMBUHAN PERUSAHAAN
WSKT
ADHI
7. EKSPANSI KE LUAR NEGERI
SKOR
SKOR
5
5 4
4
4 2
WIKA
WSKT
ADHI
WIKA
WSKT
ADHI
88
Grafik 3.1 (Lanjutan 2)
8. PENGALAMAN DIBIDANG BISNIS
9. BRAND IMAGE POSITIF SKOR
SKOR
56
56
5,3
2,7 55
WIKA
WSKT
ADHI
10. ALOKASI ANGGARAN NEGARA
0 WIKA
WSKT
ADHI
11. GOOD CORPORATE GOVERNANCE
SKOR
SKOR
93 3,5
87 76
1,4 0 WIKA
WSKT
ADHI
WIKA
WSKT
ADHI
89
Grafik 3.1 (Lanjutan 3)
13. STRATEGI COST LEADERSHIP DAN STRATEGI DIFERENSIASI
12. TEKNOLOGI ACPS (Adhi Concrete Pavment System) SKOR
SKOR 1
1 0 WIKA
0 WSKT
0 WIKA
ADHI
WSKT
14. SISTEM DESENTRALISASI SKOR
1
0 WIKA
WSKT
0 ADHI
0 ADHI
90
Grafik 3.2 Faktor Internal Kelemahan (Weakness) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk
15.UTANG
16. BIAYA
SKOR WIKA
WSKT
SKOR ADHI
WIKA
WSKT
ADHI
-1.845 -86
-1.940 -88 -2.131
-90
17. KERUSAKAN AKTIVA TETAP
18. KERUSAKAN MESIN SKOR
SKOR
WIKA
WSKT
WIKA
WSKT
-38
-37
ADHI
ADHI
-13 -20 -29
-44
91
Grafik 3.3 Faktor Eksternal Peluang (Opportunities) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk
20.SEGMEN PASAR DOMESTIK
19.PANGSA PASAR SKOR
SKOR
40 32
30 25
29 27
WIKA
WSKT
ADHI
WIKA
21.SEGMEN PASAR LUAR NEGERI
WSKT
ADHI
22. PERTUMBUHAN EKONOMI
SKOR
SKOR
5
5
5
5
4
2
WIKA
WSKT
ADHI
WIKA
WSKT
ADHI
92
Grafik 3.3 (Lanjutan) 23.PERTUMBUHAN INDUSTRI KONSTRUKSI SKOR
24.PENINGKATAN PERATURAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT POSITIF SKOR
14
14
14
3
WIKA
WSKT
ADHI
WIKA
3
WSKT
3
ADHI
Grafik 3.4 Faktor Eksternal Ancaman (Threats) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk
26.FLUKTUASI NILAI TUKAR MATA UANG
25.PIUTANG MACET SKOR
SKOR WIKA
WSKT
ADHI WIKA
WSKT
ADHI
-71
-75
-137
-0,5
-0,5
-0,5
93
Grafik 3.4 (Lanjutan 1) 27.TINGKAT SUKU BUNGA
28.KELANGKAAN BAHAN BAKU
SKOR
SKOR 0
WIKA
WSKT
ADHI
WIKA
WSKT
0 ADHI
-1 -0,5
-0,5
-0,5
29. HARGA BAHAN BANGUNAN
30.KENAIKAN HARGA SKOR
SKOR WIKA WIKA
WSKT
WSKT
ADHI
-0,5
-1 -1
-1
ADHI
-1
-0,5
94
Grafik 3.4 (Lanjutan 2) 31. KETIDAK PASTIAN SUPPLY MATERIAL DAN PERALATAN
32.PENINGKATAN PERTUMBUHAN PESAING YANG CEPAT
SKOR WIKA
WSKT
SKOR ADHI
WIKA
WSKT
ADHI
-0,5
-1
-1
-3
-3
33. KOMPETITOR SKOR
WIKA
WSKT
ADHI
-10
-10
-10
-3
95
Keterangan perolehan score tabel 3.21 : 1. Kekuatan modal diukur dari rata-rata ekuitas PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk selama tiga tahun terakhir (tahun 2013-2015) kemudian diakar 4. a.
Perhitungan score untuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk πΈππ’ππ‘ππ ππ πππππ¦π πΎπππ¦π (ππππ πππ)πππ ππβπ’π 2013 + β ππβπ’π 2014 + ππβπ’π 2015 3
4
4
=β
2.948.962.839.000+4.876.754.741.000+5.438.101.365.000 3
4
β
=
13.263.818.945.000 3
4
= β4.421.272.981.667 = 1.450
b. Perhitungan score untuk PT Waskita Karya (Persero) Tbk
4
β
πΈππ’ππ‘ππ ππ πππ πππ‘π πΎπππ¦π (ππππ πππ)πππ ππβπ’π 2013 + ππβπ’π 2014 + ππβπ’π 2015 3
4
=β
2.383.437.061.880+2.848.829.878.616+9.704.206.867.663
4
=
3
β
14.936.473.808.159 3
4
= β4.978.824.602.720 = 1.494
c. Perhitungan score untuk PT Adhi Karya (Persero) Tbk
4
β
πΈππ’ππ‘ππ ππ π΄πβπ πΎπππ¦π (ππππ πππ)πππ ππβπ’π 2013 + ππβπ’π 2014 + ππβπ’π 2015 3
96
4 1.548.462.792.571+1.751.543.349.644+5.162.131.796.836
=β
4
=
β
3
8.462.137.939.051 3
4
= β2.820.712.646.350 = 1.296
2. Sumber daya manusia diketahui dari jumlah pegawai yang tercatat dalam Laporan Tahunan 2015 pada masing-masing perusahaan. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk memiliki sejumlah 2.069 pegawai, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dengan 1.311 pegawai, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan 1.766 pegawai. 3. Laba bersih diukur dari rata-rata laba bersih PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk selama tiga tahun terakhir (tahun 2013-2015) kemudian diakar 4. a.
Perhitungan score untuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk
4
β
πΏπππ π΅πππ πβ ππ πππππ¦π πΎπππ¦π (ππππ πππ)πππ ππβπ’π 2013 + ππβπ’π 2014 + ππβπ’π 2015 3
4 624.371.679.000+750.795.820.000+703.005.054.000
=β
4
=
β
3
2.078.172.553.000 3
4
= β692.724.184.333 = 912
b. Perhitungan score untuk PT Waskita Karya (Persero) Tbk πΏπππ π΅πππ πβ ππ πππ πππ‘π πΎπππ¦π (ππππ πππ)πππ ππβπ’π 2013 + β ππβπ’π 2014 + ππβπ’π 2015 3
4
97
4 366.629.440.989+497.057.611.319+1.483.266.414.227
=β
4
β
=
3
2.346.953.466.535 3
4
= β782.317.822.178 = 940
c. Perhitungan score untuk PT Adhi Karya (Persero) Tbk πΏπππ π΅πππ πβ ππ π΄πβπ πΎπππ¦π (ππππ πππ)πππ ππβπ’π 2013 + β ππβπ’π 2014 + ππβπ’π 2015 3
4
4 409.861.901.693+326.616.041.206+878.753.954.012
=β
4
=
β
3
1.615.231.896.911 3
4
= β538.410.632.304 = 857
4. Jumlah entitas anak diketahui dari jumlah entitas anak PT Wijaya Karya (Persero) Tbk memiliki 6 entitas anak yaitu : PT Wijaya Karya Beton (WIKA BETON), PT Wijaya Karya Reality (WIKA REALITY), PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi (WIK), PT Wijaya Karya Bangunan Gedung (WIKA GEDUNG), PT Wijaya Karya Rekayasa Konstruksi (WRK), dan PT Sarana Karya (SAKA). PT Waskita Karya (Persero) Tbk dengan 7 entitas anak yaitu: PT Waskita Karya Realty, PT Waksita Beton Precast, PT Waskita Toll Road, PT Waskita Sangir Energy, PT Citra Waspphutowo, PT Prima Multi Terminal, dan PT Jasa Marga Kualanamu dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan 3 entitas anak yaitu: PT Adhi Persada Gedung (APG), PT Adhi Persada Properti (APP), dan PT Adhi Persada Beton (APB).
98
5. Harga saham diukur dari harga saham penutup Desember 2015 masing-masing perusahaan. Harga saham penutup PT Wijaya Karya (Persero) Tbk adalah Rp 2.640, Harga saham penutup PT Waskita Karya (Persero) Tbk adalah Rp 1.670 , serta Harga saham penutup PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah Rp 2.140. 6. Pertumbuhan perusahaan diukur dari penurunan laba bersih yang terjadi pada masing-masing perusahaan periode 2011-2015. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk mengalami penurunan laba bersih pada tahun 2015 menjadi sebesar Rp 703.005.054.000 dari Rp 750.795.820.000 pada tahun 2014 atau mengalami penurunan sebesar 6%, yang berarti dalam kurun waktu 5 tahun PT Wijaya Karya (Persero) Tbk mengalami satu kali penurunan laba bersih sehingga pertumbuhan perusahaan dalam menghasilkan lababersih dinilai baik pada 4 tahun sebelumnya. PT Waskita Karya (Persero) Tbk tidak mengalami penurunan laba sama sekali pada periode 2011-2015, sehingga pertumbuhan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dinilai baik dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. PT Adhi Karya (Persero) Tbk mengalami penurunan laba bersih pada tahun 2014 menjadi Rp 326.616.041.206 dari Rp 409.861.901.693 pada tahun 2013 atau mengalami penurunan sebesar 20% yang berarti dalam kurun waktu 5 tahun PT Adhi Karya (Persero) Tbk mengalami satu kali penurunan laba bersih sehingga pertumbuhan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dinilai baik pada 4 tahun pada periode 2011-2015. 7. Ekspansi ke luar negeri diukur dari kegiatan ekspansi masing-masing perusahaan di beberapa negara. Untuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk melakukan ekspansi ke 5 negara yaitu Arab Saudi, Filiphina, Malaysia, Timor
99
Leste, dan Aljazair. PT Waskita Karya (Persero) Tbk melakukan ekspansi pada 4 negara yaitu Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Timor Leste , dan Malaysia. Sedangkan PT Adhi Karya (Persero) Tbk melakukan ekspansi pada 2 negara yaitu India dan Timor Leste. 8. Pengalaman dibidang bisnis diukur dari usia masing-masing perusahaan dengan tahun berdiri PT Wijaya Karya (Persero) Tbk tahun 1960 atau berusia 56 tahun hingga sekarang, PT Waskita Karya (Persero) Tbk yang berdiri pada tahun 1961 atau berusia 55 tahun hingga sekarang, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk yang berdiri pada tahun 1960 atau berusia 56 tahun hingga sekarang. 9.
Brand Image positif diukur dari restrukturisasi modal pada setiap perusahaan pada tahun 2015. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk pada tahun 2015 tidak melakukan retrukturisasi modal, PT Waskita Karya (Persero) Tbk melakukan restrukturisasi modal dengan tambahan modal melalui PUT I sebesar Rp 5,3 triliun yang terdiri dari Penanaman Modal Negara (PMN) sebesar Rp 3,5 triliun dan dana publik sebesar Rp 1,8 triliun (Laporan tahunan PT Waskita Karya (Persero) Tbk, 2015) sedangkan PT Adhi Karya (Persero) Tbk melakukan restrukturisasi modal dengan tambahan modal melalui PUT sebesar Rp 2,7 triliun yang terdiri dari Penanaman Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,4 triliun dan dana publik sebesar Rp 1,3 triliun (Laporan tahunan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, 2015).
10. Alokasi anggaran negara diukur dari perolehan Penanaman Modal Negara (PNM) 2015. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk tidak mendapatkan PMN pada
100
tahun 2015, PT Waskita Karya (Persero) Tbk mendapatkan PMN sebesar Rp 3,5 triliun, PT Adhi Karya (Persero) Tbk mendapatkan PMN sebesar Rp 1,4 triliun. 11. Good Corporate Governance diukur dari perolehan score masing-masing perusahaan. menurut laporan keuangan masing-masing perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk memperoleh score 93,35, PT Waskita Karya (Persero) Tbk memperoleh score 86,64, sedangkan PT Adhi Karya (Persero) Tbk memperoleh score 75,79. 12. Teknologi ACPS (Adhi Concrete Pavment System) merupakan teknologi sistem pengerasan kaku modular yang menggunakan metode beton pracetak yang hanya dimiliki oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. 13. Strategi cost leadership dan strategi diferensiasi merupakan strategi yang menitik beratkan penawaran harga yang kompetitif serta pendekatan pada kualitas produk. Strategi ini hanya di terapkan padaPT Waskita Karya (Persero) Tbk dan tidak diterapkan pada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, sehingga penulis memberi score 1 untuk PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan score 0 untuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. 14. Sistem desentralisasi merupakan sistem reorganisasi dalam rangka melakukan evaluasi terhadap efektifitas pelaksanaan struktur organisasi perusahaan yang ada sebelumnya. Sistem ini hanya diterapkan pada PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan tidak diterapkan pada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk, sehingga penulis memberi score 1 untuk PT
101
Waskita Karya (Persero) Tbk dan score 0 untuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. 15. Utang diukur dari jumlah utang pada tahun 2015 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk kemudian diakar4. a. Perhitungan score untuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 4
βπ½π’πππβ ππ‘πππ ππ πππππ¦π πΎπππ¦π (ππππ πππ) πππ ππβπ’π 2015 4
= β14.164.304.669.000 = 1.940 b. Perhitungan score untuk PT Waskita Karya (Persero) Tbk 4
βπ½π’πππβ ππ‘πππ ππ πππ πππ‘π πΎπππ¦π (ππππ πππ) πππ ππβπ’π 2015 4
= β20.604.904.309.804= 2.131 c. Perhitungan score untuk PT Adhi Karya (Persero) Tbk 4
βπ½π’πππβ ππ‘πππ ππ π΄πβπ πΎπππ¦π (ππππ πππ) πππ ππβπ’π 2015 4
= β11.598.931.718.043 = 1.845 16. Biaya diukur dari perbandingan beban pokok penjualan dan penjualan bersih tahun 2015 dikali seratus, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbkpada tahun 2015. a.
Perhitungan score untuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk π΅ππππ πππππ πππππ’ππππ ππβπ’π 2015 πππππ’ππππ π΅πππ πβ ππβπ’π 2015
=
11.965.441.022 x 100 13.620.101.419
x 100
102
= 88 b.
Perhitungan score untuk PT Waskita Karya (Persero) Tbk π΅ππππ πππππ πππππ’ππππ ππβπ’π 2015 πππππ’ππππ π΅πππ πβ ππβπ’π 2015
=
x 100
12.231.514.814.135 x 100 14.152.752.847.612
= 86 c.
Perhitungan score untuk PT Adhi Karya (Persero) Tbk π΅ππππ πππππ πππππ’ππππ ππβπ’π 2015 πππππ’ππππ π΅πππ πβ ππβπ’π 2015
=
x 100
8.414.925.778.081 x 100=90 9.389.570.098.578
17. Kerusakan Aktiva Tetap diukur dari perbandingan akumulasi dengan aset tetap tahun 2015 dikali seratus, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbkpada tahun 2015. a. Perhitungan score untuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk π΄ππ’ππ’πππ π π΄π ππ‘ πππ‘ππ ππβπ’π 2015 π½π’πππβ π΄π ππ‘ πππ‘ππ ππβπ’π 2015
=
x 100
927.296.347.000
x 100 3.184.400.114.000
= 29 b. Perhitungan score untuk PT Waskita Karya (Persero) Tbk π΄ππ’ππ’πππ π π΄π ππ‘ πππ‘ππ ππβπ’π 2015 π½π’πππβ π΄π ππ‘ πππ‘ππ ππβπ’π 2015
=
389.211.700.479
x 100 1.923.143.995.454
x 100
103
= 20 c. Perhitungan score untuk PT Adhi Karya (Persero) Tbk π΄ππ’ππ’πππ π π΄π ππ‘ πππ‘ππ ππβπ’π 2015 π½π’πππβ π΄π ππ‘ πππ‘ππ ππβπ’π 2015
=
x 100
148.087.843.309
x 100 1.099.426.730.319
= 13 18. Kerusakan mesin diukur dari perbandingan akumulasi peralatan pabrik dan proyek dengan peralatan pabrik dan proyek tahun 2015 dikali seratus, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbkpada tahun 2015. a. Perhitungan score untuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk π΄ππ’ππ’πππ π πππππππ‘ππ ππππππ πππ ππππ¦ππ ππβπ’π 2015 π½π’πππβ πππππππ‘ππ ππππππ πππ ππππ¦ππ ππβπ’π 2015
=
x 100
659.078.680.000
x 100 1.753.159.059.000
= 38 b. Perhitungan score untuk PT Waskita Karya (Persero) Tbk π΄ππ’ππ’πππ π πππππππ‘ππ ππππππ πππ ππππ¦ππ ππβπ’π 2015 π½π’πππβ πππππππ‘ππ ππππππ πππ ππππ¦ππ ππβπ’π 2015
=
x 100
306.066.347.737 x 100 837.927.095.896
= 37 c. Perhitungan score untuk PT Adhi Karya (Persero) Tbk π΄ππ’ππ’πππ π πππππππ‘ππ ππππππ πππ ππππ¦ππ ππβπ’π 2015 π½π’πππβ πππππππ‘ππ ππππππ πππ ππππ¦ππ ππβπ’π 2015
x 100
104
=
75.525.132.147
x 100 171.106.928.388
= 44 19. Pangsa pasar diukur dari proyeksi pencapaian kontrak perusahaan tahun 2016 dengan nilai masing-masing PT Wijaya Karya (Persero) Tbk sebesar Rp 30 triliun, PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebesar Rp 40 triliun, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk sebesar Rp 25 triliun. (market.bisnis.com, 2016) 20. Segmen pasar domestik diukur dari wilayah operasi di dalam negeri pada tahun 2015.PT Wijaya Karya (Persero) Tbk memiliki 27 wilayah operasi di Indonesia, PT Waskita Karya (Persero) Tbk memiliki 32 wilayah operasi di Indonesia, serta PT Adhi Karya (Persero) Tbk memiliki 29 wilayah operasi di Indonesia. 21. Segmen pasar luar negeri diukur dari wilayah operasi di luar negeri, pada tahun 2015. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk memiliki 5 wilayah operasi di luar negeri, PT Waskita Karya (Persero) Tbk memiliki 4 wilayah operasi di luar negeri, sertaPT Adhi Karya (Persero) Tbk memiliki 2 wilayah operasi diluar negeri. 22. Pertumbuhan ekonomi diukur menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi indonesia pada tahun 2015 tingkat pertumbuhan ekonomi di indonesia 4,79%. Penulis memberi score 5 berdasarkan pembulatan keatas tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 23. Pertumbuhan industri konstruksi diukur dari pertubuhan industri konstruksi pada tahun 2015 yang tumbuh 14,26%. (Laporan tahunan PT Adhi Karya,
105
2015). Penulis memberi score 14 berdasarkan pembulatan kebawah tingkat pertumbuhan industri konstruksi di Indonesia. 24. Peningkatan peraturan pemerintah yang bersifat positif dilihat dari tiga paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yaitu berupa kebijakan yang terkait rantai pasok jasa konstruksi, kebijakan yang terkait segmentasi pasar usaha jasa konstruksi, dan kebijakan yang terkait dengan pemaketan pekerjaan konstruksi. (Bisnis.com, 2015) 25. Piutang macet diukur dari tingkat kolektibilitas piutang berdasarkan laporan tahunan masing-masing perusahaan pada tahun 2015. Tingkat kolektibilitas piutang PT Wijaya Karya (Persero) Tbk selama 75 hari , PT Waskita Karya (Persero) Tbk selama 137 hari, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk selama 71 hari. 26. Fluktuasi nilai tukar rupiah dilihat dari tingkat fluktuasi nilai tukar rupiah yang terjadi pada setiap tahunnya. Penulis memberi score yang sama pada ke tiga perusahaan, karena ketiga perusahaan telah memiliki mitigasi untuk menanggulangi dampak fluktuasi nilai tukar rupiah. 27. Tingkat suku bunga dilihat dari peningkatan suku bunga yang terjadi pada setiap tahunnya. Penulis memberi score yang sama pada ke tiga perusahaan, karena ketiga perusahaan telah memiliki mitigasi untuk menanggulangi dampak peningkatan suku bunga. 28. Kelangkaan bahan bakudilihat dari risiko-risiko yang dihadapi oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis sepanjang tahun 2015. Ketiga perusahaan belum memiliki mitigasi dalam kelangkaan bahan baku, sehingga
106
Penulis memberikan score yang sama pada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. 29. Harga bahan bangunan diukur dari potensi naiknya harga bahan baku seiring dengan menguatnya nilai tukar dollar AS terhadap rupiah yang berada diatas Rp 14.000 pada tahun 2015. Penulis memberikan skor -1 pada ke tiga perusahaan karena masing-masing perusahaan belum memiliki mitigasi sehingga dinilai kurang mampu dalam mengantisipasi fluktuasi harga bahan bangunan. 30. Kenaikan harga dilihat dari risiko-risiko yang dihadapi oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis sepanjang tahun 2015. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk belum memiliki mitigasi dalam kenaikan harga, sehingga score yang dimiliki lebih besar dibandingkan PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk berdasarkan laporan tahunan masing-masing perusahaan yang telah memiliki mitigasi jika terjadi kenaikan harga. 31. Ketidakpastian supply material dan peralatan dilihat dari manajemen risiko PT Wijaya Karya (Persero) Tbk pada laporan tahunan 2015. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk telah memiliki mitigasi dalam Ketidakpastian supply material dan peralatan, sehingga penulis memberikan score yang lebih kecil dibandingkan dengan PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk yang belum memiliki mitigasi dalam Ketidakpastian supply material dan peralatan, sehingga Penulis memberi score yang lebih tinggi. 32. Peningkatan pertumbuhan pesaing yang cepat diukur dari pesaing sesama BUMN, swasta dan pesaing dari luar negeri.
107
33. Kompetitor dilihat dari 11 kompetitor perusahaan konstruksi yang terdaftar dalam BEI, yaitu PT Acset Indonusa Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk ,PT Nusa Konstruksi Enjenering Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Indonesia Pondasi Raya Tbk, PT Mitra Pemuda Tbk, PT Nusa Raya Cipta Tbk, PT Surya semesta Internusa Tbk, PT Total Bangun Persada Tbk ,PT PP (Persero) Tbk. Penulis memberi score 10 untuk masing-masing perusahaan dilihat dari jumlah kompetitor dikurangi 1.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa PT Waskita Karya (Persero) Tbk memiliki skor pembobotan tertinggi. SWOT yang dimiliki PT Waskita Karya (Persero) Tbk antara lain: 1. Kekuatan (Strenghts) a. Memiliki permodal yang kuat b. Pencapaian perolehan laba bersih yang tinggi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir c. Memiliki 7 anak perusahaan yang mendukung keunggulan perusahaan d. Pertumbuhan perusahaan yang konsisten e. Mendapatkan alokasi anggaran dari pemerintah yang cukup besar f. Memiliki brand image yang positif g. Menggunakan strategi cost leadership dan strategi deferensiasi h. Penerapan sistem desentralisasi
108
2. Kelemahan (Weakness) PT Waskita Karya (Persero) Tbk memiliki kelemahan yaitu utang yang tinggi terutama pada utang jangka panjang.
3. Peluang (Opportunities) a. Pangsa pasar yang tinggi b. Segmen pasar domestik yang luas yang mencakup hampir di seluruh Indonesia c. Pertumbuhan ekonomi yang mendukung industri konstruksi d. Pesatnya pertumbuhan industri konstruksi di Indonesia e. Adanya peraturan pemerintah yang bersifat positif
4. Ancaman (Threats) a. Risiko piutang macet yang disebabkan oleh lamanya perputaran piutang perusahaan b. Adanya kompetitor yang kompeten dibidangnya c. Peningkatan pertumbuhan pesaing yang semakin cepat d. Fluktuasi nilai tukar rupiah e. Tingkat suku bunga yang tinggi f. Kelangkaan bahan baku g. Harga bahan bangunan yang fluktuatif h. Ketidak pastian supply material dan peralatan
109
Alat yang digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matrik SWOT.Matrik SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. (Rangkuti, 2006)
Tabel 3.24 Matrik SWOT PT Waskita Karya (Persero) Tbk Faktor Internal
Strenghts(S) 1. Memiliki yang kuat
Weakness (W)
permodal
2. Pencapaian perolehan laba bersih yang tinggi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir 3. Memiliki 7 perusahaan mendukung keunggulan perusahaan 4. Pertumbuhan perusahaan konsisten
anak yang
yang
5. Mendapatkan alokasi anggaran dari pemerintah yang cukup besar 6. Memiliki brand image yang positif 7. Menggunakan strategi
Memiliki kelemahan yaitu utang yang tinggi terutama pada utang jangka panjang
110
cost leadership dan strategi deferensiasi 8. Penerapan desentralisasi
Faktor Eksternal Opportunities (O) 1. Pangsa tinggi
pasar
yang
2. Segmen pasar domestik yang luas yang mencakup hampir di seluruh Indonesia 3. Pertumbuhan ekonomi yang mendukung industri konstruksi 4. Pesatnya pertumbuhan industri konstruksi di Indonesia 5. Adanya peraturan pemerintah yang bersifat positif Threats (T) 1. Risiko piutang macet yang disebabkan oleh lamanya perputaran piutang perusahaan 2. Adanya kompetitor yang kompeten dibidangnya 3. Peningkatan pertumbuhan pesaing yang semakin cepat 4. Fluktuasi
nilai
tukar
sistem
Strategi SO (S1,O2) Dengan modal yang dimiliki, perusahaan dapat memanfaatkan peluang segmen pasar domestik yang luas untuk lebih mengembangkan pencapaian perolehan kontrak-kontrak baru, serta perusahaan dapat melakukan ekspansi dengan mendirikan anak perusahaan baru.
Strategi ST (S6,T2,T3) Dengan memiliki Brand Image yang positif, perusahaan dapat menekan ancaman adanya kompetitor serta peningkatan pesaing yang cepat, karena perusahaan telah mendapatkan banyak kepercayaan dari pelanggannya atas kinerja yang telah
Strategi WO (W,O1,O2) Adanya pangsa pasar yang tinggi serta didukung oleh segmen pasar domestik yang luas, perusahaan dapat meningkatkan penjualan dan dapat menghasilkan laba, dengan mengalokasikan berapa persen dari laba tersebut perusahaan dapat membayar sebagian dari hutang yang dimiliki, sehingga dapat mengurangi jumlah hutang perusahaan.
Strategi WT (W,T1) Perusahaan dapat melakukan penagihan secara berkala atas piutang yang dimiliki perusahaan untuk mendapatkan dana berupa kas. Dengan bertambahnya kas, perusahaan dapat menggunakannya untuk membayar sebagian dari hutang yang dimiliki, sehingga dapat
111
rupiah
dilakukan perusahaan.
5. Tingkat suku yang tinggi
oleh
mengurangi jumlah hutang perusahaan.
bunga
6. Kelangkaan bahan baku 7. Harga bahan bangunan yang fluktuatif 8. Ketidak pastian supply material dan peralatan
Setelah melihat dari tabel tersebut, maka terdapat empat alternatif bagi PT Waskita Karya (Persero) Tbk untuk melakukan berbagai strategi. Alternatif strategi tersebut antara lain: a. Strategi SO (Strenghts β Opportunities) PT Waskita Karya (Persero) Tbk Strategi yang dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya (Rangkuti, 2006).Strategi SO yang dapat dilakukan PT Waskita Karya (Persero) Tbk adalah dengan modal yang dimiliki, perusahaan dapat memanfaatkan peluang segmen pasar domestik yang luas untuk lebih mengembangkan pencapaian perolehan kontrak-kontrak baru, serta perusahaan dapat melakukan ekspansi dengan mendirikan anak perusahaan baru.
b. Strategi ST (Strenghts β Threats) PT Waskita Karya (Persero) Tbk Adalah srategi
dalam
menggunakan
kekuatan
yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman (Rangkuti, 2006). Strategi ST yang
112
dapat dilakukan PT Waskita Karya (Persero) Tbk yaitu dengan memiliki Brand Image yang positif, perusahaan dapat menekan ancaman adanya kompetitor serta peningkatan pesaing yang cepat, karena perusahaan telah mendapatkan banyak kepercayaan dari pelanggannya atas kinerja yang telah dilakukan oleh perusahaan.
c. Strategi WO (Weakness β Opportunities) PT Waskita Karya (Persero) Tbk Strategi yang diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada (Rangkuti, 2006). Strategi WO yang dapat dilakukan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk adalah dengan adanya pangsa pasar yang tinggi serta didukung oleh segmen pasar domestik yang luas, perusahaan dapat meningkatkan penjualan dan dapat menghasilkan laba, dengan mengalokasikan berapa persen dari laba tersebut perusahaan dapat membayar sebagian dari hutang yang dimiliki, sehingga dapat mengurangi jumlah hutang perusahaan.
d. Strategi WT (Weakness β Threats) PT Waskita Karya (Persero) Tbk Strategi yang disadasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman (Rangkuti, 2006). Strategi WT yang dapat dilakukan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk yaitu perusahaan dapat melakukan penagihan secara berkala atas piutang yang dimiliki perusahaan untuk mendapatkan dana
berupa
kas.
Dengan
bertambahnya
kas,
perusahaan
dapat
113
menggunakannya untuk membayar sebagian dari hutang yang dimiliki, sehingga dapat mengurangi jumlah hutang perusahaan.
PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk memiliki skor pembobotan dibawah PT Waskita Karya (Persero) Tbk. SWOT yang dimiliki oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk antara lain: 1. Kekuatan (Strenghts) a. Memiliki komposisi sumber daya manusia yang banyak dan berkualitas b. Harga saham perusahaan yang tinggi pada harga saham penutup Desember 2015 c. Berekspansi ke berbagai negara seperti Arab Saudi, Filiphina, Malaysia, Timor Leste, dan Aljazair d. Pengalaman dibidang bisnis selama 56 tahun e. Penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang baik dalam perusahaan
2. Kelemahan (Weakness) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk memiliki kelemahan dalam hal risiko terjadinya kerusakan aktiva tetap yang tinggi.
114
3. Peluang (Opportunities) a. Segmen pasar luar negeri yang cukup luas b. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi c. Pertumbuhan industri konstruksi yang pesat d. Peningkatan peraturan pemerintah yang bersifat positif yang mendukung keberlanjutan industri konstruksi
4. Ancaman (Threats) a. Kompetitor yang ahli dan kompeten b. Peningkatan pertumbuhan pesaing yang cepat c. Fluktuasi nilai tukar rupiah d. Tingkat suku bunga yang tinggi e. Kenaikan harga f. Kelangkaan bahan baku hingga harus mengimpor dari luar negeri
Tabel 3.25 Matrik SWOT PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Faktor Internal
Strenghts(S) 1.
Memiliki komposisi sumber daya manusia yang banyak dan berkualitas
2.
Harga saham perusahaan yang tinggi pada harga saham penutup Desember 2015
Weakness (W) Risiko terjadinya kerusakan aktiva tetap yang tinggi
115
Faktor Eksternal Opportunities (O) 1.
2.
3.
4.
Segmen pasar luar negeri yang cukup luas. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi Pertumbuhan industri konstruksi yang pesat Peningkatan peraturan pemerintah yang bersifat positif yang mendukung keberlanjutan industri konstruksi
3.
Berekspansi ke berbagai negara seperti Arab Saudi, Filiphina, Malaysia, Timor Leste, dan Aljazair
4.
Pengalaman dibidang bisnis selama 56 tahun
5.
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang baik dalam perusahaan. Strategi SO (S1,S5,O3,O4) Memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki serta pengalaman dibidang bisnis untuk lebih bersinergi dalam melakukan pengembangan usaha.Selain itu dengan adanya pertumbuhan industri konstruksi yang pesat serta ditunjang dengan peraturan pemerintah yang bersifat positif, sehingga dapat membantu melancarkan kegiatan usaha perusahaan.
Strategi WO (W,O1,O3) Perusahaan telah memiliki segmen pasar luar negeri yang cukup luas dan dengan pertumbuhan konstruksi Dengan
industri yang
adanya
pesat. peluang
tersebut, perusahaan dapat meningkatkan
penjualan
sehingga berdampak pada bertambahnya profit yang dihasilkan. mengantisipasi
Untuk kelemahan
perusahaan, sebagian profit yang
dihasilkan
dialokasikan
dapat dengan
116
ketentuan berapa persen dari profit perusahaan digunakan untuk
mengurangi
terjadinya tetap.
risiko
kerusakan
Hal
diwujudkan
aset
ini
dapat
dengan
cara
melakukan
rekonstruksi,
melakukan
perawatan,
meningkatkan
pengawasan
serta mengasuransikan aset tetap
yang
dimiliki
perusahaan. Threats (T) 1.
Kompetitor yang ahli dan kompeten
2.
Peningkatan pertumbuhan pesaing yang cepat
3.
Fluktuasi nilai tukar rupiah
4.
Tingkat suku bunga yang tinggi
5.
Kenaikan harga
6.
Kelangkaan bahan baku hingga harus mengimpor dari luar negeri
Strategi ST (S1,T1) Memaksimalkan kinerja sumber manusia berkualitas agar tersaingi kompetitor.
Strategi WT
daya yang tidak oleh
(S5,T2) Untuk meminimalisir ancaman mengenai kompetitor, perusahaan dapat memanfaatkan pengalaman bisnis yang dimiliki. Dengan pengalaman bisnis yang dimiliki selama 56 tahun, perusahaan telah dikenal dan mempunyai pangsa pasar yang luas, baik di dalam maupun
(W,T1) Melakukan rekonstruksi terhadap aktiva tetap yang rusak, sehingga masa manfaatnya bertambah dan dapat berkontribusi meningkatkan laba atas manfaat yang telah diberikan. Dengan memiliki profit yang tinggi perusahaan dapat melakukan pengembangan usahasehingga dapat meminimalisirancaman dalam bersaing dengan kompetitor yang bergerak dalam bisnis yang sama.
117
diluar negeri. Sehingga dapat meminimalisir adanya pertumbuhan pesaing yang tinggi di bidang usaha yang sama.
Setelah melihat dari tabel tersebut, maka terdapat empat alternatif bagi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk untuk melakukan berbagai strategi. Alternatif strategi tersebut antara lain: a. Strategi SO (Strenghts β Opportunities) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Strategi SO yang dapat dilakukan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk adalah Memanfaatkan sumber daya manusia yang dimiliki serta pengalaman dibidang bisnis untuk lebih bersinergi dalam melakukan pengembangan usaha.Selain itu dengan adanya pertumbuhan industri konstruksi yang pesat serta ditunjang dengan peraturan pemerintah yang bersifat positif, sehingga dapat membantu melancarkan kegiatan usaha perusahaan.
b. Strategi ST (Strenghts β Threats) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Strategi ST yang dapat dilakukan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk adalah memaksimalkan kinerja sumber daya manusia yang berkualitas agar tidak tersaingi oleh kompetitor.PT Wijaya Karya (Persero) Tbk juga dapat meminimalisir ancaman mengenai kompetitor
dengan memanfaatkan
pengalaman bisnis yang dimiliki. Dengan pengalaman bisnis yang dimiliki selama 56 tahun, perusahaan telah dikenal baik dan mempunyai pangsa pasar yang luas, baik di dalam maupun diluar negeri. Sehingga dapat
118
meminimalisir adanya pertumbuhan pesaing yang tinggi di bidang usaha yang sama.
c. Strategi WO (Weakness β Opportunities) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Strategi WO yang dapat dilakukan oleh PT Wijaya Karya (Persero) yaitu perusahaan telah memiliki segmen pasar luar negeri yang cukup luas dan dengan pertumbuhan industri konstruksi yang pesat.Dengan adanya peluang tersebut, perusahaan dapat meningkatkan penjualan sehingga berdampak pada bertambahnya profit yang dihasilkan.Untuk mengantisipasi kelemahan perusahaan, sebagian profit yang dihasilkan dapat dialokasikan dengan ketentuan berapa persen dari profit perusahaan digunakan untuk mengurangi risiko terjadinya kerusakan aset tetap. Hal ini dapat diwujudkan dengan caramelakukan rekonstruksi, melakukan perawatan, meningkatkan pengawasan serta mengasuransikan aset tetap yang dimiliki perusahaan.
d. Strategi WT (Weakness β Threats) PT Wijaya Karya (Persero) Tbk Strategi WT yang dapat dilakukan oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yaitu melakukan rekonstruksi terhadap aktiva tetap yang rusak, sehingga
masa
manfaatnya
bertambah
dan
dapat
berkontribusi
meningkatkan laba atas manfaat yang telah diberikan. Dengan memiliki profit yang tinggi perusahaan dapat melakukan pengembangan usaha sehingga dapat meminimalisir ancaman dalam bersaing dengan kompetitor yang bergerak dalam bisnis yang sama.
119
SWOT yang dimiliki PT Adhi Karya (Persero) Tbk antara lain : 1. Kekuatan (Strenghts) a. Memiliki teknologi ACPS (Adhi Concrete Pavment System) sebagai tambahan nilai jual perusahaan b. Memiliki pengalaman selama 56 tahun dibidang bisnis
2. Kelemahan (Weakness) a. Risiko terjadinya kerusakan alat berat sangat tinggi b. Belum efisien dalam menekan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan khususnya beban pokok penjualan
3. Peluang (Opportunities) a. Pertumbuhan ekonomi yang pesat b. Pertumbuhan industri konstruksi yang cukup tinggi pada tahun 2015 yaitu sekitar 14,26% c. Peningkatan kebijakan pemerintah yang bersifat positif yang mendukung jalannya perusahaan
4. Ancaman (Threats) a. Kompetitor yang kompeten dibidangnya khususnya sesama BUMN b. Pertumbuhan pesaing yang cepat, baik pesaing dari dalam negeri maupun luar negeri c. Fluktuasi nilai tukar rupiah
120
d. Tingginya tingkat suku bunga e. Kelangkaan bahan baku f. Harga bahan bangunan yang fluktuatif g. Ketidak pastian supply meterial dan peralatan
Tabel 3.26 Matrik SWOT PT Adhi Karya (Persero) Tbk Faktor Internal
Strenghts(S) 1.
Weakness (W)
Memiliki teknologi 1. ACPS (Adhi Concrete Pavment System) sebagai tambahan nilai jual perusahaan 2.
2.
Memiliki pengalaman selama 56 tahun dibidang bisnis
Faktor Eksternal Opportunities (O) 1.
Pertumbuhan ekonomi yang pesat
2.
Pertumbuhan industri konstruksi yang cukup tinggi pada tahun 2015 yaitu sekitar 14,26%
3.
Peningkatan kebijakan perusahaan yang bersifat positif yang mendukung jalannya perusahaan
Strategi SO
kerusakan
terjadinya alat
berat
sangat tinggi. Belum efisien dalam menekan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan khususnya beban pokok penjualan. Strategi WO
(S1,O1,O2) Memanfaatkan momen pertumbuhan ekonomi yang baik dan pertumbuhan industri konstruksi. Hal ini dapat dilakukan dengan memaksimalkan teknologi yang telah dimiliki untuk lebih meningkatkan penjualan perusahaan (S2,O2) Berdasarkan pengalaman
Risiko
usaha
(W2,O2) Adanya peluang pertumbuhan industri konstruksi yang pesat, mengharuskan perusahaan untuk selektif dalam melakukan kerjasama atau melakukan kontrak dengan pihak swasta maupun pemerintah. Perusahaan harus melakukan perhitungan estimasi biaya yang akan dikeluarkan berdasarkan kontrak yang telah diterima. Hal ini
121
Threats (T) 1.
Kompetitor yang kompeten dibidangnya khususnya sesama BUMN
2.
Pertumbuhan pesaing yang cepat, baik pesaing dari dalam negeri maupun luar negeri
3.
Fluktuasi tukar rupiah
nilai
4.
Tingginya tingkat suku bunga
5.
Kelangkaan bahan baku
6.
Ketidak pastian supply meterial dan peralatan
yang dimiliki perusahaan serta tingginya pertumbuhan industri konstruksi, perusahaan dapat lebih mengembangkanusaha. Hal ini dapat dilakukan dengan caramemperluas cakupan wilayah usaha perusahaan didalam maupun diluar negeri. Strategi ST
dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya keterlambatan pembayaran tagihan, sehingga perusahaan dapat melakukan efisiensi terhadap biaya yang akan dikeluarkanatas kontrak yang diterima.
(S1,T1,T2) Melakukan inovasi teknologi-teknologi baru untuk meningkatkan daya jual agar tetap dapat mengungguli kompetitor dan semakin cepatnya pertumbuhan pesaing dalam bidang bisnis yang sama.
(W1 ,T5) Untuk meminimalisir kerusakan alat berat yang tinggi, perusahaan dapat melakukan perawatan secara berkala serta melakukan pengawasan terhadap penggunaan alat berat. Dengan meminimalisir kerusakan alat berat tersebut perusahaan sekaligus dapat meminimalisir ancaman ketidakpastian supply peralatan, karena apabila peralatan yang dimiliki perusahaan telah terawat dengan baik, perusahaan dapat mengurangi kebutuhan akan pembelian peralatan baru.
Strategi WT
122
Setelah melihat dari tabel tersebut, maka terdapat empat alternatif bagi PT Adhi Karya (Persero) Tbk untuk melakukan berbagai strategi. Alternatif strategi tersebut antara lain: a.
Strategi SO (Strenghts β Opportunities) PT Adhi Karya (Persero) Tbk Dalam hal ini strategi yang dapat dilakukan PT Adhi Karya (Persero) Tbk yaitu memanfaatkan momen pertumbuhan ekonomi yang baik dan pertumbuhan industri konstruksi dengan memaksimalkan teknologi yang telah dimiliki untuk lebih meningkatkan penjualan perusahaan, serta PT Adhi Karya (Persero) Tbk juga dapat memanfaatkan pengalaman usaha yang dimiliki perusahaan serta tingginya pertumbuhan industri konstruksi, perusahaan dapat lebih mengembangkan usahanya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memperluas cakupan wilayah usaha perusahaan didalam maupun diluar negeri.
b.
Strategi ST (Strenghts β Threats) PT Adhi Karya (Persero) Tbk Dalam hal ini strategi yang dapat dilakukan PT Adhi Karya (Persero) Tbk adalah melakukan inovasi teknologi-teknologi baru untuk meningkatkan daya jual agar tetap dapat mengungguli kompetitor, serta mengantisipasi semakin cepatnya pertumbuhan pesaing dalam bidang yang sama.
123
c.
Strategi WO (Weakness β Opportunities) PT Adhi Karya (Persero) Tbk Dalam hal strategi WO, adanya peluang pertumbuhan industri konstruksi yang pesat, mengharuskan perusahaan untuk selektif dalam melakukan kerjasama atau melakukan kontrak dengan pihak swasta maupun pemerintah. Perusahaan harus melakukan perhitungan estimasi biaya yang akan dikeluarkan berdasarkan kontrak yang telah diterima. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya keterlambatan pembayaran tagihan, sehingga perusahaan dapat melakukan efisiensi terhadap biaya yang akan dikeluarkan atas kontrak yang diterima.
d.
Strategi WT (Weakness β Threats) PT Adhi Karya (Persero) Tbk Untuk meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman yang dimiliki,untuk meminimalisir kerusakan alat berat yang tinggi, PT Adhi Karya (Persero) Tbk dapat melakukan perawatan secara berkala serta melakukan pengawasan terhadap penggunaan alat berat. Dengan meminimalisir kerusakan alat berat tersebut perusahaan sekaligus dapat meminimalisir ancaman ketidakpastian supply peralatan, karena apabila peralatan yang dimiliki perusahaan telah terawat dengan baik, perusahaan dapat mengurangi kebutuhan akan pembelian peralatan baru.