BAB III ANALISA DAN DATA PROYEK
3.1.
Stasiun Jakarta Kota
Gambar 3.1. Fasad Stasiun Jakarta Kota Sumber : wikipedia.com
3.1.1. Identitas Proyek Nama Stasiun
: Stasiun Jakarta Kota
Singkatan Stasiun
: JAKK
Nama Sebelumnya
: Stasiun Batavia-Zuid, Batavia Centrum
Dibuka
: 1929; 87 tahun lalu
Provinsi
: DKI Jakarta
Kota
: Jakarta Barat
Kecamatan
: Taman Sari
Kelurahan
: Pinangsia
Alamat
: Jalan Stasiun Kota No. 1
Layanan
: KA Commuter Jabodetabek, Patas Purwakarta
35 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.1.2. Analisa Studi Fisik Bangunan dan Lingkungan Stasiun Jakarta Kota berlokasi di jalan Taman Stasiun Kota, Kel. Pinangsia, Kec. Taman Sari No. 1, Jakarta Barat. Kawasan Stasiun
Jakarta
Kota
merupakan
daerah
konservasi
serta
merupakan tempat dimana bangunan cagar budaya banyak berdiri.
A. Analisa Makro Bangunan dan Lingkungan
Gambar 3.2. Lokasi Makro Stasiun Jakarta Kota Sumber : maps.google.co.id
Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta adalah 7.659,02 km2. Garis putus-putus yang berwarna hijau menunjukkan jarak dari Staisun Kereta Api Jakarta Kota menuju Bandar Udara Soekarno-Hatta sekitar 22.3 km atau sekitar 31 menit melalui jalan tol. Atau sekitar 2 jam melalui jalur kereta api. Sedangkan
garis
putus-putus
yang
berwarna
biru
menunjukkan jarak dari Staisun Kereta Api Jakarta Kota menuju Halim Perdanakusuma International Airport sekitar 34 menit melalui jalan tol atau sekitar 25 km. Atau sekitar 2 jam melalui jalur kereta api.
36 http://digilib.mercubuana.ac.id/
B. Analisa Mikro Bangunan dan Lingkungan
Bank BNI 46
STASIUN
Halte Transjakarta
REL KERETA API
Museum Bank Indonesia
PERTOKOAN
Museum Bank Mandiri Gambar 3.3. Lokasi Mikro Stasiun Jakarta Kota Sumber : maps.google.co.id
Batas Utara
: Bank BNI 46 dan Masjid Baitussalam
Batas Timur
: Rel Kereta Api
Batas Selatan
: Pertokoan
Batas Barat
: Halte Bus Transjakarta, Museum Bank Indonesia dan Museum Bank Mandiri
37 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Analisa lokasi Mikro Stasiun Jakarta Kota : 1. Terletak pada kawasan pelestarian cagar budaya. 2. Strategis : berada di tengah kota Jakarta, mudah diakses angkutan umum maupun pribadi dan dekat dengan halte Transjakarta.
3.1.3. Analisa (Non Fisik)
Gambar 3.4. Peta Rute KRL JABODETABEK Sumber : www.krl.co.id
38 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.5. Struktur Organisasi PT. Kereta Api Indonesia (Pesero) Sumber : kip.kereta-api.co.id
39 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 3.1. Tarif KRL Mulai Berlaku 1 Oktober 2016 Sumber : www.krl.co.id
Tarif Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek mulai 1 Oktober 2016 akan mengalami penyesuaian sebesar Rp 1.000 untuk seluruh relasi.
Penyesuaian
ini
sesuai
dengan
Peraturan
Menteri
Perhubungan nomor 35 tahun 2016 tentang Tarif Angkutan Orang dengan Kereta Api Pelayanan Kelas Ekonomi untuk Melaksanakan Kewajiban Pelayanan Publik (Public Service Obligation/PSO). Latar belakang penyesuaian tarif ini juga dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan daya beli masyarakat yang semakin meningkat, program pengembangan krl kedepannya melalui tolak ukur pelayanan KRL yang semakin membaik serta ketersediaan
dana
public
service
obligation
(PSO)
untuk
transportasi kereta api yang menyesuaikan dengan kemampuan keuangan Negara, lantaran pemerintah juga mengalokasikan dana PSO secara proporsional untuk angkutan kereta api diluar KRL seperti kereta api antar kota dan kereta perkotaan/komuter.
40 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.1.4. Analisa Citra
Gambar 3.6. Bangunan Stasiun Jakarta Kota Sumber : Dokumentasi Pribadi
Berdasarkan hasil survey, desain dan tema yang digunakan pada Stasiun Jakarta Kota adalah kombinasi antara modern dan art deco. Stasiun Jakarta Kota merupakan karya besar arsitek Belanda kelahiran Tulungagung 8 September 1882 yaitu Frans Johan Louwrens Ghijsels yang dikenal dengan ungkapan Het Indische Bouwen yakni perpaduan antara struktur dan teknik modern barat dipadu dengan bentuk-bentuk tradisional setempat. Dengan balutan art deco yang kental, rancangan Ghijsels ini terkesan sederhana. Sesuai dengan filosofi Yunani Kuno, kesederhanaan adalah jalan terpendek menuju kecantikan. Siluet stasiun Jakarta Kota dapat dirasakan melalui komposisi unit-unit massa dengan ketinggian dan
41 http://digilib.mercubuana.ac.id/
bentuk
atap
pelayanannya
berbeda.
Moderninasi
terlihat
pada
sistem
yang sudah banyak menggunakan perangkat
elekronik, seperti ticketing machine dan LCD untuk memberikan informasi tujuan kereta. Art Deco terdapat pada segi bangunannya, pada langit-langit hall utama yang memperlihatkan rangka atap tersebut. Rangka atap menggunakan besi dengan asbes sebagai penutupnya. Dan jendela yang berbentuk setengah lingkaran. Atap tersebut membentuk setengah silindris mengikuti bentuk jendela pada ujung-ujung hall. Dinding didominasi oleh warna putih. Pada peron menggunakan rangka baja.
3.1.5. Analisa Aktivitas Pola Sirkulasi A. Pola Aktivitas Penumpang Datang
Membeli Tiket Mencari Informasi Menunggu Kereta Tujuan Cafetaria & Area Retail
Pulang
Mengembalikan Kartu Tiket
42 http://digilib.mercubuana.ac.id/
B. Pola Aktivitas Pengantar/Penjemput Datang
Membeli Tiket Mencari Informasi Menunggu Kereta Tujuan Cafetaria & Area Retail
Pulang
Mengembalikan Kartu Tiket
C. Pola Aktivitas Pengelola Datang
Penjualan Tiket Melayani Pengunjung
Memberi Informasi
Menjaga Kebersihan dan Keamanan
Pulang
3.1.6. Analisa Aktivitas, Kebutuhan Fasilitas dan Besaran Ruang A. Analisa Kegiatan Pengguna Kereta Api Pengguna
Stasiun
Kereta
Api
Jakarta
Kota,
yaitu
penumpang, pegawai/karyawan dan penyewa ruang/retail. 1. Penumpang dibagi menjadi 2 : a. Penumpang yang berangkat. b. Penumpang yang datang atau tiba.
43 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pelaku kegiatan penumpang terbagi lagi berdasarkan tujuan berpergian : a. Golongan penumpang dalam kota Jakarta dan sekitarnya. Umumnya penumpang ini berpergian atau datang dari tempat kerja, rumah dan sekolah yang memerlukan waktu yang cepat. b. Golongan penumpang antar kota atau jarak jauh.umumnya oenumpang ini memerlukan tempat duduk.
2. Pegawai atau Karyawan Mereka yang melakukan aktivitas pekerjaan kegiatan operasional.
3. Penyewa Ruangan atau Retail Mereka yang memanfaatkan bisnis bagi penunjang fasilitas pada stasiun, seperti jasa pedagang.
Tabel 3.2. Analisa Kegiatan Pengguna Kereta Api Pengguna Penumpang kereta api
Pengantar penumpang
Aktivitas o Membeli dan memesan tiket o Naik atau turun dari kereta o Menunggu kedatangan kereta o Transit kereta o Mencari informasi o Menggunakan fasilitas pelayanan yang ada o Membeli makanan atau minuman o Mengantar atau menjemput o Menunggu
44 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Pengunjung umum Pengelola atau Karyawan
Penyewa retail
o Melihat-lihat saja Megawasi kegiatan penumpang Melayani penumpang Mengurus fasilitas pelayanan umum Melakukan koordinasi antar bidang kegiatan. o Melayani konsumen o Melakukan transaksi jual beli o Bongkar muat barang atau jasa yang dijual o o o o
B. Analisa Aktivitas dan Kebutuhan Fasilitas Berdasarkan hasil survey, aktivitas dan fasilitas yang ada pada Stasiun Jakarta Kota adalah sebagai berikut : Tabel 3.3. Analisa Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Stasiun Jakarta Kota Nama Ruang Loket
Sifat
Pemakai
Publik
o Pengunjung o Staff o Penjemput penumpang
o Membeli tiket o Melayani penjualan dan pemesanan tiket
Informasi
Semi Publik
o Pengunjung o Staff
Pintu kontrol tiket
Semi Publik
Ruang Tunggu
Semi Publik
o Penumpang o Pengantar/ Penjemput o Staff o Penumpang o Pengantar/Pe njemput
Kafetaria
Semi Publik
o Menanyakan informasi o Memberikan informasi o Memberikan pengumuma n o Memeriksa tiket o Mengawasi penumpang o Menunggu o Melihat TV o Makan/ Minum o Menunggu o Makan/
o Penumpang o Pengantar/Pe
Aktivitas
Kebutuhan Fasilitas o Ticketing Machine o Meja counter o Fasilitas duduk o Storage o Meja counter o Fasilitas duduk o Mikrofon o Media informasi o Pagar pembatas o Fasilitas duduk o Media informasi o Dapur o Meja
45 http://digilib.mercubuana.ac.id/
njemput o Pengelola o Penyewa Retail Pos Kesehat an
Privat
o Penumpang o Pengelola
Minum o Melayani konsumen o Transaksi jual beli o Periksa kesehatan o Istirahat
o o o o o o
Toilet
Publik
Mushola Publik
o Penumpang o Pengantar/Pe njemput o Pengelola/K aryawan o Penyewa Retail o Penumpang o Pengantar/Pe njemput o Pengelola/K aryawan o Penyewa Retail o Penumpang
Ruang Menyus ui
Privat
Ruang Penitipa n Barang Hilang dan Temuan
Privat
o Pengelola/K aryawan
Galeri ATM
Publik
o Penumpang o Pengantar/Pe njemput o Pengelola/K aryawan o Penyewa Retail
o Membuang air besar/kecil o Cuci muka
o o o o
Counter Meja Fasilitas duduk Media informasi Tempat tidur Meja Kerja Kursi Kerja Storage Wastafel Closet Cermin
o Ibadah
o Sajadah o Storage
o Menyusui o Membersihk an badan bayi o Menerima barang hilang/temu an o Menyimpan barang hilang/temu an o Memberikan informasi o Mengambil uang o Transaksi lain
o Meja samping o Tempat duduk o Storage o Meja counter o Tempat duduk
o Mesin ATM o partisi
46 http://digilib.mercubuana.ac.id/
C. Analisa Aktivitas, Kebutuhan Fasilitas dan Besaran Ruang Menurut Buku Pedoman Standarisasi Stasiun 2011, penentuan luas ruang yang diperuntukan bagi kegiatan penunjang dan jasa pelayanan khusus di stasiun disesuaikan dengan kebutuhannya menyangkut jenis pelayanan, kapasitas dan utulitasnya serta tetap memenuhi aspek-aspek aksesibilitas, keselamatan, keamanan dan kenyamanan. Standar minimum untuk luas ruang-ruang bagi kegiatan pokok di stasiun ditentukan pada table berikut :
Tabel 3.4. Standar Luas Min. Ruang Kegiatan Pokok Stasiun Ruang Ruang KS Ruang WKS Ruang PPKA Ruang PAP Ruang Keuangan Ruang Serbaguna Ruang Peralatan Ruang UPT Kru KA Ruang Istirahat Kru KA Ruang Petugas Keamanan Ruang Petugas Kebersihan Ruang Hall Ruang Loket Ruang Pelayanan Informasi Ruang Tunggu VIP Ruang Ekslusif Ruang Tunggu Umum Ruang Layanan Kesehatan Ruang Toilet Umum
Luas Ruangan (m2) Berdasarkan Kelas Stasiun Besar Sedang Kecil 30 24 20 15 15 25 18 18 4 20 16 100 50 16 12 8 24 30 25 15 12 9 9 9 6 250 150 60 25 12 60 15 12 9 90 75 60 600 160 40 25 15 15 54 45 15
47 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Ruang Mushola 49 30 20 Ruang Ibu Menyusui 15 10 Sesuai dengan fasilitas yang ada pada stasiun Jakarta Kota, sehingga stasiun ini termasuk dalam kelas stasiun sedang.
3.1.7. Analisa Studi Persyaratan Ruang A. Fungsi Aktivitas Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kegiatan yang berlangsung di dalam Stasiun Kereta Api. 1. Kegiatan Penerimaan Meliputi melayani informasi, ticketing dan penitipan barang.
2. Kegiatan Penumpang Meliputi menunggu kedatangan dan keberangkatan kereta api.
3. Kegiatan Pengelola Menangani kegiatan masing-masing bidang, seperti kegiatan administrasi, koordinasi pimpinan, dll.
4. Kegiatan Pelayanan Meliputi kebersihan dan keamanan.
5. Kegiatan Komersil Meliputi pengambilang uang, penjualan makanan, dll.
48 http://digilib.mercubuana.ac.id/
B. Sistem Pelayanan 1. Pelayanan Informasi Media informasi yang disediakan di Stasiun Jakarta Kota berupa : o Led Display
Gambar 3.7. Informasi Kereta Tujuan Melalui LED Display Sumber : Dokumentasi Pribadi
o Papan informasi biasa o LCD TV
Gambar 3.8. Informasi Melalui LED Display TV Sumber : Dokumentasi Pribadi
49 http://digilib.mercubuana.ac.id/
o Audio melalui speaker/pengeras suara
Gambar 3.9. Informasi Melalui Speaker Sumber : Dokumentasi Pribadi
2. Pelayanan Ticketing Pelayanan ticketing di Stasiun Jakarta Kota melayani calon penumpang dan memberikan informasi mengenai : o Penjualan tiket o Pemesanan tiket o Informasi harga tiket o Layanan elektronik payment
3. Pelayanan Keselamatan Pelayanan keselamatan yang ada pada Stasiun Jakarta Kota, yaitu sebagai berikut : o Peringatan yang disampaikan kepada penumpang berupa peringatan melaui audio yang dilakukan petugas saat adanya kereta api yang melintas di stasiun dan berupa garis batas aman peron.
50 http://digilib.mercubuana.ac.id/
o Pelayanan gambar atau media visual jalur evakuasi Namun pada Stasiun Jakarta Kota tidak terdapat penempatan assembly point, sebagai papan informasi agar jika terjadi bencana, penumpang dapat langsung menuju tempat berkumpul darurat
4. Pelayanan Keamanan Pelayanan keamanan yang ada pada Stasiun Jakarta Kota hanya ada petugas kemanan, tidak terdapat kamera CCTV. Staiun Jakarta Kota adalah stasiun kelas sedang namun tidak dilengkapi dengan metal detector ataupun walktrough detector yang berguna untuk sterilisasi dari kemungkinan bahaya ancaman senjata tajam, senjata api dan bahan peledak.
5. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan untuk penumpang dan pegawai operasional kereta api yang menyangkut masalah kesehatan yang sifatnya darurat.
51 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.10. Layanan Kesehatan Stasiun Jakarta Kota Sumber : Dokumentasi Pribadi
6. Pelayanan Umum a. Layanan Toilet dan Mushola Toilet pada stasiun Jakarta Kota sangat tidak nyaman, dikarenakan kurangnya perawatan. Mulai dari fasilitasnya yang kotor sehingga membuat bau yang tidak sedap. Dimungkinkan karena stasiun Jakarta Kota sangat ramai penggunanya dan fasilitas umumnya kurang memadai. Begitu pula dengan musholanya yang terbilang kurang nyaman.
52 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.11. Mushola pada Stasiun Jakarta Kota Sumber : Dokumentasi Pribadi
b. Pelayanan Ruang Tunggu Pada Stasiun Jakarta Kota hanya terdapat ruang tunggu umum, tidak terdapat ruang tunggu ekslusif ataupun ruang tunggu VIP. Ruang tunggu umum pada Stasiun Jakarta Kota masih kurang memadai sehingga tidak sedikit para calon penumpang yang duduk lesehan di lantai dan itu tidak terlihat sedap dipandang mata.
Gambar 3.12. Area Tunggu pada Stasiun Jakarta Kota Sumber : Dokumentasi Pribadi
53 http://digilib.mercubuana.ac.id/
c. Pelayanan Restoran, Pertokoan, ATM, TITAM Pelayanan restoran merupakan pelayanan yang ada di stasiun yang melayani penjualan makanan dan minuman
yang
dibutuhkan
oleh
penumapng
dan
menyediakan tempat untuk makan dan munum. Pertokoan adalah pelayanan yang menyediakan makanan dan minuman atau kebutuhan yang lain (misal : bacaan,
obat-obatan,
souvenir
dan
lain-lain)
bagi
penumpang tanpa disediakan tempat (meja dan kursi). Pelayanan ATM adalah pelayanan untuk dapat bertransaksi tunai atau non tunai. TITAM adalah tiket terpadu antar moda dimana penumpang dapat menikmati layanan tiket tunggal yang dapat dipakai dua hingga tiga jenis transportasi sekaligus sehingga penupang kereta api yang akan melanjutkan perjalanan dengan bus atau kendaraan lain tidak perlu membeli tiket berkali-kali.
d. Pelayanan Penitipan Barang Hilang dan Temuan Pelayanan ini sangat membantu para penumpang kereta api. Pelayanan ini seperti tempat penitipan barang, walaupun hanya barang hilang dan temuan.
54 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.13. Layanan Penitipan Barang Hilang dan Temuan Sumber : Dokumentasi Pribadi
7. Pelayanan Khusus Hanya tersedia pelayanan
untuk
ibu
menyusui.
Pelayanan yang disediakan di Stasiun Jakarta Kota untuk ibu menyusui kurang memadai karena hanya bisa digunakan untuk satu orang ibu dan letaknya sangat kurang nyaman karena terletak ditengah-tengah keramaian orang berlalu lalang. Tidak tersedia pelayanan untuk penyandang cacat dan lansia ataupun pelayanan smoking area.
Gambar 3.14. Ruang Ibu Menyusui Sumber : Dokumentasi Pribadi
55 http://digilib.mercubuana.ac.id/
C. Elemen Pembentuk Ruang 1. Lantai Lantai pada bagian area loket, ticketing menggunakan keramik motif marmer berwarna krem dan area ruang tunggu menggunakan keramik motif marmer berwarna abu-abu. Namun terdapat beberapa warna keramik berbeda seperti keramik berwarna putih pada beberapa bagian, perbedaan warna tersebut bukan sebagai motif pola lantai, melainkan karena penggantian keramik yang rusak tanpa menggunakan keramik yang sama. Dan terlihat tidak indah di mata. Pada lantai koridor kafetaria samping peron menggunakan aspal.
Gambar 3.15. Lantai pada Area Tunggu Sumber : Dokumentasi Pribadi
56 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.16. Lantai pada Peron dan Teras Area Kafetaria dan Kantor Operasional Sumber : Dokumentasi Pribadi
2. Dinding Dinding pada bagian area loket menggunakan finishing cat berwarna jingga, area lainnya menggunakan finishing cat putih. Dinding pada bagian kafetaria di sebelah sisi samping peron menggunakan finishing cat putih dan cokelat, cat putih pada bagian atas dan cat coklat pada bagian bawah dinding. Warna pada dinding ini terlihat sudah kusam dan terlihat tidak sedap di mata. Terdapat dinding partisi besi finishing cat berwarna jingga pembatas antara bagian luar dengan dalam.
Gambar 3.17. Dinding Loket Sumber : Dokumentasi Pribadi
57 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.18. Dinding Kafetaria Samping Peron dan Kantpr Operasional Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.19. Pembatas Dinding Partisi Sumber : Dokumentasi Pribadi
3. Plafon Pada bagian peron dan ruang tunggu tidak terdapat plafon karena langsung atap. Plafon tersebut memperlihatkan langsung rangka atap yang digunakan. Rangka tersebut menggunakan rangka baja penutupnya menggunakan asbes.
Gambar 2.20. Atap Asbes pada Peron dan Teras Samping Sumber : Dokumentasi Pribadi
58 http://digilib.mercubuana.ac.id/
D. Sistem Interior 1. Pencahayaan Pencahayaan pada stasiun ini lebih dominan pada pencahayaan alami. Karena terdapat cukup banyak bukaanbukaan, sehingga pada siang hari ruangan dapat menyediakan cahaya alami yang efektif ke dalam ruangan. Dan penggunaan lampu-lampunya adalah Compact Fluorescent pada area peron dengan warna cahaya putih dan pada tuang tunggu menggunakan LED dengan warna cahaya putih.
Gambar 2.21. Pencahayaan pada Area Tunggu Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 2.22. Pencahayaan pada Area Peron Sumber : Dokumentasi Pribadi
59 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Penghawaan Penghawaan di Stasiun Jakarta Kota lebih banyak menggunakan penghawaan alami karena banyaknya bukaan,. Kareana letak bangunan stasiun ini dikelilingi oleh jalan raya utama sehingga dilewati ratusan kendaraan umum, yang mempengaruhi penghawaan di dalam ruang kurang nyaman dan Stasiun Jakarta Kota termasuk dalam kategori stasiun besar sehingga penumpang di stasiun ini juga terbilang banyak yang membuat sirkulasi udara kurang nyaman tanpa adanya penyeimbang udara seperti Air Conditioner. Pada area kafetaria dan ruang private lainnya menggunakan Air Conditioner. Namun pada area kafetaria Air Conditioner tersebut kurang dimaksimalkan penggunaaanya dengan luas ruangan yang terbilang kecil untuk sebuah tempat makan, sehingga udara masih terasa panas.
3. Akustik Area bangunan ini terletak di dikelilingi oleh jalan raya dan
dilewati
ratusan
kendaraan
umum,
sehinga
mempengaruhi faktor kebisingan yang tinggi. Dan juga oleh karena suara dari kereta api itu sendiri yang menimbulkan suara bising pada ruang dalam stasiun, maka seharusnya material yang digunakan adalah material yang memiliki sifat akustik baik dan dapat menyerap bunyi.
60 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.1.8. Organisasi Ruang A. Analisa Hubungan Kedekatan Ruang Diagam Matrix
Diagram Bubble RUANG PENITIPAN BARANG HILANG/ TEMUAN
RUANG MENYUSUI
KAFETARIA
PINTU KONTROL TIKET
LOKET & TICKETING RUANG TUNGGU
TOILET
GALERI ATM
MUSHOLA
POS KESEHATAN
KANTOR OPERASIONAL RUANG INFORMASI
LANGSUNG TIDAK LANGSUNG 61 http://digilib.mercubuana.ac.id/
PUBLIK
PRIVAT
PUBLIK
PUBLI K
PRIVA T
B. Analisa Zoning dan Grouping
PUBLIK PRIVAT
Gambar 3.23. Zoning Stasiun Jakarta Kota Sumber : heritage.kereta-api.com
Analisa menurut gambar 3.23, : 1. Pintu masuk pertama terletak pada sisi sebelah barat, tetapi sudah beberapa tahun lalu pintu tersebut ditutup. Tetapi terdapat lahan parkir. 2. Pintu masuk kedua terletak pada sisi sebelah utara dan selatan. Pintu masuk ini yang sekarang digunakan bagi para pengunjung/pengguna stasiun karena mayoritas pengguna stasiun menggunakan kendaraan umum yang diturunkan pada sisi sebelah utara dan selatan. Selain itu terdapat pula jalur lorong bawah tanah yang menghubungkan lorong halte Transjakarta dengan lorong Stasiun Jakarta Kota.
62 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.24. Grouping Stasiun Jakarta Kota Sumber : heritage.kereta-api.com
ZONA PERKANTORANN OPERASIONAL PT.KAI ZONA KOMERSIAL ZONA FASILITAS UMU (TOILET & MUSHOLA) HALL TICKETING PAYMENT AREA ZONA 3 (BELUM BERTIKET) AREA ZONA 1 (BERTIKET) Terdapat ruang perkantoran operasional yang berada diantara area publik. seharusnya terletak berada pada satu area agar mempermudah kinerja kantor tersebut. .
63 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.2.
Stasiun Bogor
Gambar 3.25. Fasad Stasiun Bogor Sumber : wikipedia.com
3.2.1. Identitas Proyek Nama Stasiun
: Stasiun Bogor
Singkatan Stasiun
: BOO
Nama Sebelumnya
: Stasiun Buitenzorg
Dibuka
: 1881
Provinsi
: Jawa Barat
Kota
: Bogor
Kecamatan
: Bogor Tengah
Kelurahan
: Cibogor
Alamat
: Jalan Nyi Raja Permas 1
Layanan
: KA Commuter Jabodetabek, Red Line dan Yellow Line
64 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.2.2. Analisa Studi Fisik Bangunan dan Lingkungan Stasiun Bogor berlokasi di Jalan Nyi Raja Permas 1, Kel. Cibogor, Kec. Bogor Tengah, Bogor. A. Analisa Makro Bangunan dan Lingkungan
Gambar 3.26. Lokasi Makro Stasiun Bogor Sumber : maps.google.co.id
Luas Wilayah Kota bogor sebesar 118.50 km2. Tanda yang berwarna orange menunjukkan jarak dari Stasiun Kereta Api Bogor menuju Gunung Salak sekitar 2 jam atau sekitar 57.4 km. Tanda yang berwarna biru menunjukkan jarak stasiun Kereta Api Bogor menuju Gunung Pangrango sekitar 1 jam atau sekitar 32 km. Untuk menuju ke kedua gunung tersebut hanya bisa menggunakan kendaraan beroda empat atau beroda dua, tidak ada jalur untuk kereta api.
65 http://digilib.mercubuana.ac.id/
B. Analisa Mikro Bangunan dan Lingkungan
Museum Perjoangan Bogor
Masjid Agung Bogor
R E L K E R E T A STASIUN BOGOR
A P I
P E R T O K O A N
Taman Topi Bogor
PERTOKOAN
Polresta Bogor Kota Gambar 3.27. Lokasi Makro Stasiun Bogor Sumber : maps.google.co.id
Batas Utara
: Museum Perjoangan Bogor, Rel Kereta Api dan Masjid Agung Bogor
Batas Timur
: Pertokoan dan Taman Topi Bogor
Batas Selatan
: Pertokoan dan Polresta Bogor Kota
Batas Barat
: Jalan Raya Utama
66 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Analisa lokasi Mikro Stasiun Bogor : 1. Terletak pada kawasan pelestarian cagar budaya dan Pertokoan Oleh-Oleh/Souvenir. 2. Strategis : berada di tengah kota Jakarta, mudah diakses angkutan umum maupun pribadi dan dekat dengan halte Transjakarta.
3.2.3. Analisa (Non Fisik) (Sama dengan stasiun Jakarta Kota, hal. 38 - 40)
3.2.4. Analisa Citra
Gambar 3.28. Bangunan Stasiun Bogor Sumber : Dokumentasi Pribadi
Berdasarkan hasil survey, desain dan tema yang digunakan pada Stasiun Jakarta Kota adalah kombinasi antara modern dan tradisional. Arsitektur bangunan utama menampilkan karakter khas gaya Indische Empire dengan bentuk massa bangunan yang
67 http://digilib.mercubuana.ac.id/
simetris dan memberikan penekanan pada bagian tengah sebagai pintu masuk dan lobby utama bergaya Neoklasik. Atap pelana dengan pedimen segitiga dan gerbang lengkung menciptakan kesan anggun pada fasad depan bangunan ini. Di belakangnya dinding plesteran dengan ornamen garis-garis list serta akhiran cornice pada bagian atas berpola lekukan-lekukan kecil yang menurut istilah arsitektur klasik disebut guttae membingkai atap jurai diatasnya. Pintu dan jendela berpenutup kayu memperkuat karakter klasik bangunan ini. Sedangkan bangunan emplasemen berupa struktur atap bentang lebar dengan rangka baja dan penutup atap plat besi gelombang. Moderninasi terlihat pada sistem pelayanannya yang sudah banyak menggunakan perangkat elekronik, seperti ticketing machine dan LCD untuk memberikan informasi tujuan kereta. Tradisionalnya terdapat pada pintu-pintu yang digunakan. Pintu tersebut menggunakan bahan dari kayu dan terdapat ukiran-ukiran yang mencirikan budaya Indonesia.
3.2.5. Analisa Aktivitas Pola Sirkulasi (Sama dengan stasiun Jakarta Kota, hal. 42 – 43)
3.2.6. Analisa Aktivitas, Kebutuhan Fasilitas dan Besaran Ruang A. Analisa Kegiatan Penumpang Kereta Api (Sama dengan stasiun Jakarta Kota, hal. 43 – 45)
68 http://digilib.mercubuana.ac.id/
B. Analisa Aktivitas dan Kebutuhan Fasilitas Berdasarkan hasil survey, aktivitas dan fasilitas yang ada pada Stasiun Bogor adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5. Analisa Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Stasiun Bogor Nama Ruang Loket
Sifat
Pemakai
Aktivitas
Publik
o Pengunjung o Staff o Penjemput penumpang
o Membeli tiket o Melayani penjualan dan pemesanan tiket
Informasi
Semi Publik
o Pengunjung o Staff
Pintu kontrol tiket
Semi Publik
o Penumpang o Pengantar/ Penjemput o Staff
Kafetaria
Semi Publik
o Penumpang o Pengantar/Pe njemput o Pengelola o Penyewa Retail
o Menanyak an informasi o Memberik an informasi o Memberik an pengumum an o Memeriksa tiket o Mengawas i penumpan g o Menunggu o Makan/ Minum o Melayani konsumen o Transaksi jual beli
Pos Kesehat an
Privat
o Penumpang o Pengelola
o Istirahat o
Kebutuhan Fasilitas o Ticketing Machine o Meja counter o Fasilitas duduk o Storage o Meja counter o Fasilitas duduk o Mikrofon o Media informasi
o Pagar pembatas
o Dapur o Meja Counter o Meja o Fasilitas duduk o Media informasi o Tempat tidur o Meja o Tempat duduk
69 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Toilet
Publik
Mushola Publik
Tempat Charger Gratis
Publik
Galeri ATM
Publik
o Penumpang o Pengantar/Pe njemput o Pengelola/K aryawan o Penyewa Retail o Penumpang o Pengantar/Pe njemput o Pengelola/K aryawan o Penyewa Retail o Penumpang o Pengantar/Pe njemput o Penumpang o Pengantar/Pe njemput o Pengelola/K aryawan o Penyewa Retail
o o Membuang o air o besar/kecil o o Cuci muka
o Ibadah
Storage Wastafel Closet Cermin
o Sajadah o Storage
o Mengisi o Ambalan daya baterai HP, dll o Mengambi o Mesin l uang ATM o Transaksi o partisi lain
C. Analisa Aktivitas, Kebutuhan Fasilitas dan Besaran Ruang Menurut Buku Pedoman Standarisasi Stasiun 2011, penentuan luas ruang yang diperuntukan bagi kegiatan penunjang dan jasa pelayanan khusus di stasiun disesuaikan dengan kebutuhannya menyangkut jenis pelayanan, kapasitas dan utilitasnya serta tetap memenuhi aspek-aspek aksesibilitas, keselamatan, keamanan dan kenyamanan. Standar minimum untuk luas ruang-ruang bagi kegiatan pokok di stasiun ditentukan pada tabel berikut :
70 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 3.6. Standar Luas Min. Ruang Kegiatan Pokok Stasiun Ruang Ruang KS Ruang WKS Ruang PPKA Ruang PAP Ruang Keuangan Ruang Serbaguna Ruang Peralatan Ruang UPT Kru KA Ruang Istirahat Kru KA Ruang Petugas Keamanan Ruang Petugas Kebersihan Ruang Hall Ruang Loket Ruang Pelayanan Informasi Ruang Tunggu VIP Ruang Ekslusif Ruang Tunggu Umum Ruang Layanan Kesehatan Ruang Toilet Umum Ruang Mushola Ruang Ibu Menyusui
Luas Ruangan (m2) Berdasarkan Kelas Stasiun Besar Sedang Kecil 30 24 20 15 15 25 18 18 4 20 16 100 50 16 12 8 24 30 25 15 12 9 9 9 6 250 150 60 25 12 60 15 12 9 90 75 60 600 160 40 25 15 15 54 45 15 49 30 20 15 10 -
Sesuai dengan fasilitas yang ada pada stasiun Bogor, sehingga stasiun ini termasuk dalam kelas stasiun kecil.
3.2.7. Analisa Studi Persyaratan Ruang A. Fungsi Aktivitas (Sama dengan stasiun Jakarta Kota, hal. 48)
71 http://digilib.mercubuana.ac.id/
B. Sistem Pelayanan 1. Pelayanan Informasi Media informasi yang disediakan di Stasiun Bogor berupa : o Papan informasi biasa
Gambar 3.29. Informasi melalui Papan Informasi Sumber : Dokumentasi Pribadi
o LED Display
Gambar 3.30. Informasi melalui LED Display Sumber : Dokumentasi Pribadi
o LCD TV
Gambar 3.31. Informasi melalui LED TV Sumber : Dokumentasi Pribadi
72 http://digilib.mercubuana.ac.id/
o Audio melalui speaker/pengeras suara
Gambar 3.32. Informasi melalui Speaker Sumber : Dokumentasi Pribadi
2. Pelayanan Ticketing Pelayanan ticketing di Stasiun Bogor melayani calon penumpang dan memberikan informasi mengenai : o Penjualan tiket o Pemesanan tiket o Informasi harga tiket o Layanan elektronik payment
3. Pelayanan Keselamatan Pelayanan keselamatan yang ada pada Stasiun Bogor, yaitu sebagai berikut : o Peringatan yang disampaikan kepada penumpang berupa peringatan melaui audio yang dilakukan petugas saat adanya kereta api yang melintas di stasiun dan berupa garis batas aman peron. o Pelayanan gambar atau media visual jalur evakuasi
73 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Namun pada Stasiun Bogor tidak terdapat penempatan assembly point, sebagai papan informasi agar jika terjadi bencana,
penumpang
dapat
langsung
menuju
tempat
berkumpul darurat.
4. Pelayanan Keamanan Pelayanan keamanan yang ada pada Stasiun Bogor hanya ada petugas kemanan, tidak terdapat kamera CCTV. Dan juga tidak dilengkapi dengan metal detector ataupun walktrough detector yang berguna untuk sterilisasi dari kemungkinan bahaya ancaman senjata tajam, senjata api dan bahan peledak.
5. Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan untuk penumpang dan pegawai operasional kereta api yang menyangkut masalah kesehatan yang sifatnya darurat.
Gambar 3.33. Layanan Kesehatan Stasiun Bogor Sumber : Dokumentasi Pribadi
74 http://digilib.mercubuana.ac.id/
6. Pelayanan Umum a. Layanan Toilet dan Mushola Toilet pada stasiun ini sangat nyaman karena tempatnya yang bersih, rapi dan tidak berbau. Begitu pula dengan musholanya.
Gambar 3.34. Mushola Stasiun Bogor Sumber : Dokumentasi Pribadi
b. Pelayanan Ruang Tunggu Pada Stasiun Bogor tidak terdapat ruang tunggu umum, ruang tunggu ekslusif ataupun ruang tunggu VIP. Hanya terdapat beberapa kursi pada area peron. Ruang tunggu pada Stasiun Bogor masih sangat kurang memadai sehingga para calon penumpang menunggu kedatangan kereta hanya dengan berdiri ataupun duduk dimanapun mereka bisa duduk. Dan perilaku tersebut sangan tidak sedap dipandang mata.
75 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.35. Area Peron Sumber : Dokumentasi Pribadi
c. Pelayanan Charger Gratis Terdapat beberapa stop kontak yang sangat berguna bagi para penumpang yang sedang berkomunikasi melalui ponsel mereka. Ketika baterai ponselnya telah habis, mereka bisa mengisi daya baterai ponselnya dan kembali menggunakannya. Di zaman saat ini stop kontak sangat dibutuhkan bagi banyak orang.
Gambar 3.36. Layanan Charger Gratis Sumber : Dokumentasi Pribadi
76 http://digilib.mercubuana.ac.id/
7. Pelayanan Restoran, Pertokoan, ATM, TITAM Pelayanan restoran merupakan pelayanan yang ada di stasiun yang melayani penjualan makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh penumapng dan menyediakan tempat untuk makan dan munum. Pertokoan
adalah
pelayanan
yang
menyediakan
makanan dan minuman atau kebutuhan yang lain (misal : bacaan, obat-obatan, souvenir dan lain-lain) bagi penumpang tanpa disediakan tempat (meja dan kursi).
Gambar 3.37. Pertokoan pada Stasiun Bogor Sumber : Dokumentasi Pribadi
Pelayanan ATM
adalah pelayanan untuk
dapat
bertransaksi tunai atau non tunai. TITAM adalah tiket terpadu antar moda dimana penumpang dapat menikmati layanan tiket tunggal yang dapat dipakai dua hingga tiga jenis transportasi sekaligus sehingga penupang kereta api yang akan melanjutkan perjalanan dengan bus atau kendaraan lain tidak perlu membeli tiket berkali-kali.
77 http://digilib.mercubuana.ac.id/
8. Pelayanan Khusus Tidak tersedia pelayanan khusus seperi pelayanan untuk ibu menyusui, pelayanan untuk penyandang cacat dan lansia ataupun pelayanan smoking area.
C. Elemen Pembentuk Ruang 1. Lantai Lantai pada area komersial menggunakan keramik berpola. Dengan penggunaan lantai berpola ini menjadi daya tarik tersendiri. Dan pada bagian loket dan ticketing menggunakan keramik abu-abu berteksture.
Gambar 3.38. Lantai pada Teras Area Komersial dan Kantor Operasional Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.39. Lantai pada Area Lobby Sumber : Dokumentasi Pribadi
78 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Dinding Dinding pada bagian area komersial menggunakan finishing cat putih dan cat abu-abu. Pada bagian loket dan ticketing menggunakan besi finishing cat berwarna abu-abu dan kaca.
Gambar 3.40. Dinding pada Area Komersial dan Kantor Operasional Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.41. Dinding pada Area Lobby Sumber : Dokumentasi Pribadi
3. Plafon Pada area peron tidak terdapat plafon sehingga memperlihatkan
dengan
jelas
kerangka
atap
yang
menggunakan rangka besi dan asbes sebagai penutup atap tersebut. Pada area loket dan ticketing juga memperlihatkan langsung kerangka atap yang menggukanakan rangka besi 79 http://digilib.mercubuana.ac.id/
dan seng untuk sebagai penutup atapnya yang dikombinasi dengan kaca pada area loket bagian tengah koridornya.
Gambar 3.42. Atap pada Area Ticketing Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.43. Atap pada Area Peron, Teras Area Komersial dan Kantor Operasional Sumber : Dokumentasi Pribadi
80 http://digilib.mercubuana.ac.id/
D. Sistem Interior 1. Pencahayaan Pencahayaan pada stasiun ini lebih dominan pada pencahayaan alami. Karena terdapat cukup banyak bukaan, sehingga pada siang hari ruangan dapat menyediakan cahaya alami yang efektif ke dalam ruangan. Dan penggunaan lampu-lampunya adalah Compact Fluorescent pada area peron dengan warna cahaya putih dan pada bagian loket dan ticketing menggunakan lampu LED berwarna putih.
Gambar 3.44. Pencahayaan pada Area Peron, Teras Area Komersial dan Kantor Operasional Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 3.45. Pencahayaan pada Area Loket dan Ticketing Sumber : Dokumentasi Pribadi
81 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2. Penghawaan Penghawaan
di
Stasiun
Bogor
lebih
banyak
menggunakan penghawaan alami karena banyaknya bukaan. Terdapat juga kipas angin pada area loket dan ticketing. Pada area komersial dan ruang private lainnya menggunakan Air Conditioner.
Gambar 3.46. Kipas Angin pada Area Loket dan Ticketing Sumber : Dokumentasi pribadi
3. Akustik Area bangunan ini terletak di di sebelah jalan raya yang dilewati banyak kendaraan umum, sehinga mempengaruhi faktor kebisingan yang tinggi. Dan juga oleh karena suara dari kereta api itu sendiri yang menimbulkan suara bising pada ruang dalam stasiun, maka seharusnya material yang digunakan adalah material yang memiliki sifat akustik baik dan dapat menyerap bunyi.
82 http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.2.8. Organisasi Ruang A. Analisa Hubungan Kedekatan Ruang Diagram Matrix
Diagram Bubble LOKET & TICKETING TOILET
GALERI ATM
PINTU KONTROL TIKET
KAFETARIA
POS KESEHATAN
MUSHOLA
KANTOR OPERASIONAL
RUANG INFORMASI
LANGSUNG TIDAK LANGSUNG
83 http://digilib.mercubuana.ac.id/
B. Analisa Zoning dan Grouping PRIVAT
PUBLIK
PUBLIK PRIVAT PUBLIK
PUBLIK
Gambar 3.47. Zoning Stasiun Bogor Sumber : Dokumentasi pribadi
Analisa menurut gambar 3.45. : 1. Pintu masuk terletak pada sisi sebelah selatan. Pintu masuk ini yang digunakan bagi para pengunjung/pengguna stasiun. Hanya terdapat satu pintu masuk. 2. Batas untuk pengguna stasiun belum bertiket hanya pada area ticketing setelah pintu masuk yang ditandai oleh warna jingga. Selain area tersebut adalah area khusus, yaitu zona bertiket.
84 http://digilib.mercubuana.ac.id/
Gambar 3.48. Grouping Stasiun Bogor Sumber : Dokumentasi pribadi
HALL TICKETING & AREA ZONA 3 (BELUM BERTIKET) ZONA PERKANTORANN OPERASIONAL PT.KAI ZONA FASILITAS UMU (TOILET & MUSHOLA) ZONA KOMERSIAL AREA ZONA 1 (BERTIKET)
85 http://digilib.mercubuana.ac.id/