26
BAB II URAIAN TEORITIS
II.1. KOMUNIKASI Setiap orang yang hidup dalam masyarakat secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi adalah konsekuensi dari hubungan sosial (sosial relations). Istilah komunikasi atau communication berasal dari kata latin communication dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama dalam artian sama makna. Menurut Carl I. Hovland komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the behavior of other individuals)(Effendy, 2005:10). Akan tetapi, perubahan sikap, pendapat atau perilaku orang lain dapat terjadi apabila komunikas tersebut belangsung secara komunikatif. Sedangkan Harold Lasweel memberikan pengertian komunikasi melalui paradigma yang dikemukakannya dalam karyanya The Structire abd Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan “Whos Says What In Which Channel To Whom With What Effect ?” Paradigma Lasswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsure sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yakni : Komunikator (communicator, source, sender)
Universitas Sumatera Utara
27
Pesan (Message) Media (channel, media) Komunikan (communicant, receiver, recipient) Efek (effect, impact, influence) Berdasarkan paradigma lasswell tersebut komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan mellaui media yang menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2005:10).
II.1.1. Unsur-unsur Komunikasi Berdasarkan pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, maka jelas bahwa komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bias terjadi jika didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima, dan efek. Unsur-unsur ini juga disebut komponen atau elemen komunikasi (Cangara, 2006: 23-27). Adapun Unsur-unsur komunikasi adalah : 1. Sumber Semua peristiwa akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang atau dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi, atau lembaga. Sumber sering disebeut pengirim, komunikator atau alam bahasa Inggris disebut source atau sender. 2. Pesan Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara
Universitas Sumatera Utara
28
tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bias berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya disebut message, content, atau information. 3. Media Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran.
II.1.2. Proses Komunikasi Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yaitu : 1. Proses Komunikasi secara primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai
media. Lambang sebagai media primer dalam proses
komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar dan lain sebagaianya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan (Effendy, 2005:16). 2. Proses Komunikasi secara sekunder Proses Komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang secara media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relative jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan lain sebagainya
Universitas Sumatera Utara
29
merupakan media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi (Effendy, 2005:16)
II.1.3. Ruang Lingkup Komunikasi Ilmu komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari, menelaah, dan meneliti kegiatan-kegiatan komunikasi manusia yang luas ruang lingkup dan banyak dimensinya. Berikut ini jenis-jenis komunikasi menurut konteksnya (Efendi, 1993:52-54) : 1. Berdasarkan bidang komunikasi Yang dimaksud dengan bidang disini adalah bidang kehidupan manusia, dimana di antara jenis kehidupan yang satu dengan jenis kehidupan lainnya terdapat perbedaan yang khas dan kekhasan ini menyangkut proses komunikasi. Berdasarkan bidangnya komunikasi meliputi : a. Komunikasi sosial (sosial communication) b. Komunikasi organisasional/manajemen (organization.management communication) c. Komunikasi bisnis (business communication) d. Komunikasi politik (political communication) e. Komunikasi internasional (international communication) f. Komunikasi antarbudaya (intercultural communication) g. Komunikasi pembangunan (development communication) h. Komunikasi tradisional (traditional communication)
Universitas Sumatera Utara
30
2. Berdasarkan sifat komunikasi Ditinjau dari sifatnya komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut : a. Komunikasi verbal (verbal communication) 1) Komunikasi lisan (oral communication) 2) Komunikasi tulisan (written communicaaation) b. Komunikasi nirverbal (nonverbal communication) 1) Komunikasi kial (gestural/body communication) 2) Komunikasi gambar (pictorial communication) 3) Lain-lain c. Komunikasi tatap muka (face-to-face communication) d. Komunikasi bermedia (mediated communication)
3. Berdasarkan tatanan komunikasi Yang dimaksud dengan tatanan komunikasi adalah proses komunikasi ditinjau dari jumlah komunikan, apakah satu orang, sekelompok orang, atau sejumlah orang yang bertempat tinggal secara tersebar. Berdasarkan situasi komunikan seperti itu, maka diklasifikasikan mejadi bentuk sebagai berikut: a. Komunikasi pribadi (personal communication) 1) Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) 2) Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) b. Komunikasi kelompok (group communication) 1) Komunikasi kelompok kecil (small group communication) a) Ceramah
Universitas Sumatera Utara
31
b) Forum c) Symposium d) Diskusi panel e) Seminar f) Lain-lain 2) Komunikasi kelompok besar (large group communication) c. Komunikasi Massa (mass communication) 1) Komunikasi media massa cetak a)surat kabar b) majalah 2) Komunikasi media massa elektronik a) radio b) televisi c) film d) lain-lain d. Komunikasi medio a) surat b) telepon c) pamflet d) poster e) spanduk f) lain-lain
Universitas Sumatera Utara
32
II.1.4. Tujuan komunikasi Tujuan Komuniaksi (Effendy, 2003:55), yaitu : a. Mengubah sikap (to change attitude) b. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion) c. Mengubah perilaku (to change the behavior) d. Mengubah masyarakat (to change the society) II.1.5. Fungsi Komunikasi Fungsi komuniaksi (Effendy, 2003:55), yaitu ; a. Menginformasikan (to inform) b. Mendidik (to educate) c. Menghibur (to entertain) d. Mempengaruhi (to influence)
II.2. KOMUNIKASI MASSA Komunikasi
massa
diadopsi
dari
istilah
bahasa
Inggris
“mass
communication”,singkatan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau “mass mediated”. Komunikasi Massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu melipatgandakan pesan-pesan komunikasi (Wiryanto, 2000:1). Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner yaitu komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan mellaui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages
Universitas Sumatera Utara
33
communicated through a mass medium to a large number of people)(Ardianto, 2004:3). Defenisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh Gerbner. Menurut Gerbner (1967) komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Dari defenisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi (Ardianto,2004:4) . Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, atau bulanan. Proses
memproduksi pesan tidak dapat dilakukan perorangan,
melainkan harus oleh lembaga, dan membutuhkan suatu teknologi tertentu sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat industry.
II.2.1. Ciri-ciri Komunikasi massa Ciri-ciri komunikasi massa (Nurudin,2007:19), yaitu : 1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan orang-orang. Artinya, gabungan antara berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah sistem. Sebagaimana kita ketahui, sistem adalah sekelompok orang, pedoman dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, symbol, lambang menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai suatu kesepakatan dan saling pengertian satu
Universitas Sumatera Utara
34
sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi. Komunikator dalam komunikasi massa itu lembaga disebabkan elemen utama komunikasi massa adalah media massa. 2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/beragam. Artinya, penonton televisi itu beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial, ekonomi, punya jabatan yang beragam, punya agama atau kepercayaan yang tidak sama pula. Herbert Blumer pernah memberikan ciri tentang karakteristik audience/ komunikan, yaitu : 1.
Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka berasal dari berbagai kaelompok dalam masyarakat.
2. Bersisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Disamping itu, antara individu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung. 3. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal. 3. Pesannya bersifat umum Pesan-pesan dalam komunikasi massa itu tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesan yang dikemukakannya pun tidak boleh bersifat khusus. Artinya, pesan itu memang tidak disengaja untuk golongan tertentu. Meskipun dalam televisi ada program acara yang dikhususkan pada kalangan tertentu. , tetapi televisi perlu
Universitas Sumatera Utara
35
menyediakan acara lain yang sifatnnya lebih umum. Ini penting agar televisi tidak kehilangan cirri khasnya sebagai saluran komunikasi massa. 4. Komunikasinya berlangsung satu arah Komunikasi dalam komunikasi massa berlangsung satu arah. Artinya, komunikasi berlangsung dari media massa ke khalayak, namun tidak terjadi sebaliknya. Respon yang diberikan oleh khalayak tidak terjadi langsung pada saat komunikasi tersebut berlangsung. Meskipun terkadang terjadi dua arah, namun tidak kepada semua khalayak. Misalnya, telepon interaktif yang dilakukan pembawa acara dan khalayak. 5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan Salah satu ciri komunikasi selanjutnya adalah bahwa dalam komunikasi massa itu ada keserempakan. Serempak disini berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut secara bersamaan. 6. Komunikasi mengandalkan peralatan teknis Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis yang dimaksud misalnya pemancar untuk media elektronik. 7. Komunikasi massa dikontrol oleh Gatekeeper Gatekeeper atau yang sering disebut pentapis informasi/ palang pintu/ penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.
Universitas Sumatera Utara
36
II.2.2. Fungsi Komunikasi Massa Menurut
Karnilah
fungsi
komunikasi
massa
secara
khusus
(Ardianto,2004:19-23) terdiri dari : a. Fungsi informasi b. Fungsi pendidikan c. Fungsi mempengaruhi d. Fungsi proses pengembangan mental e. Fungsi adaptasi lingkungan f. Fungsi memanipulasi lingkungan
II.3. TELEVISI Televisi (TV) adalah paduan antara radio (broadcast) dan film (moving picture. Para penonton televisi tidak akan mungkin menangkap siaran televisi jika tidak ada unsure-unsur radio dan tidak akan dapat melihat gambar yang bergerak pada layar pesawat TV jika tidak ada unsur-unsur film. Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele (bahasa Yunani) yang berarti jauh, dan visi (videre, bahasa Latin) yang berarti penglihatan Dengan demikian televise diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh maksudnya gambar dan suara yang diproduksi di suatu tempat dan dapat dilihat dari tempat lain mellaui sebuah perangkat penerima. Televisi memiliki daya tarik yang kuat bila dibandingkan dengan media lainnya. Selain memiliki unsure kata-kata, music dan sound effect, televise juga memiliki memiliki unsure visual berupa gambar bergerak. Gambar yang terdapat
Universitas Sumatera Utara
37
dalam televisi merupakan gambar yang hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada penonton. Televisi sebagai media massa, secara umum memiliki lima fungsi utama (Wahyudi, 1986:215), yaitu : 1. Pendidikan 2. Hiburan 3. Penerangan/informasi 4. Iklan 5. Seleksi
II.3.1. Klasifikasi Siaran Televisi Pada prinsipnya penyelenggaraan siaran di stasiun televisi umum dibagi menjadi dua (Baksin, 2006:79-81), yaitu: 1. Karya Artistik Yang tergolong ke dalam karya artistik adalah : 1. Film 2. Sinetron (sinema alektronik) 3. Pergelaran musik, tari, pantomin, lawak, sirkus, sulap, dan teater 4. Acara keagamaan 5. Variety show 6. Kuis 7. Ilmu pengetahuan dan teknologi. 8. Penerangan umum 9. Iklan (komersial dan layanan masyarakat).
Universitas Sumatera Utara
38
2. Karya Jurnalistik Berbeda dengan karya artistic yang menekankan pada aspek keindahan dan menggunakan imajinasi senimannya, karya jurnalistik justru sebaliknya. Yang tergolong dalam karya jurnalistik adalah : 1. Berita aktual yang bersifat timeconcern. 2. Berita nonaktual yang bersifat timeless 3. Penjelasan yang bersifat aktual atau sedang hangat-hangatnya yang tertuang dalam acara : a. Monolog (seprti pengumuman harga BBM, pidato kepala Negara) b. Dialog (bis aberupa wawanvara atau diskusi) c. Laporan d. Siaran langsung (komentar, reportase)
JB Wahyudi berpendapat memasuki abad ke-21 ada kecenderungan terjadi penggabungan antara artistik dan jurnalistik. Penggabungan ini sangat terasa pada media televisi karena siaran televisi lebih berperan sebagai media hiburan. Acara talkshow merupakan hasil penggabungan antara karya artistic dan jurnalistik (Baksin, 2006:82). Karya jurnalistik eletronik (televisi) memiliki unsur dominan yang menjadi ciri khas dari karya jurnalistik media cetak, yakni adanya penampilan anchor, narasumber, dan bahasa yang digunakan. Karakteristik suatu peristiwa yang meliputi Fakta dan opini yang layak menjadi berita adalah fakta dan opini yang harus mengandung unsur penting dan menarik. Begitu pula pesan lainnya yang bertujuan menghibur. Tetapi, pesan yang
Universitas Sumatera Utara
39
disampaikan melalui televisi juga memetlukan pertimbangan lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran (Ardianto, 2004:131). Faktor tersebut adalah : a. Pemirsa Pemirsa adalah khalayak yang menonton tayangan tersebut. Sasaran khalaak perlu diperhatikandan disesuaikan dengan pesan yang disampaikan agar maksud pesan tersebut sampai kepada khalayak sasaran b. Waktu Setelah mengetahui minat dan kebiasaan setiap kategori pemirsa, langkah selanjutnya adalah menyesuaikan waktu penayangan dengan kebiasaan pemirsa. Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan agar setiap acara ditayangkan secara proporsional dan dapat diterima oleh khalayak yang dituju. c. Durasi Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap penayangan acara. Durasi masing-masing acara disesuaikan dengan jenis acara dan tuntutan naskah. Suatu acata tidak akan mencapai sasaran karena durasi terlalu singkat atau terlalu lama. d. Metode Penyajian Fungsi utama televisi menurut khalayak pada umumnya adalah untuk menghibur dan informasi. Tetapi, tidak berarti fungsi mendidik dan membujuk dapat diabaikan. Hal yang perlu diperhatikan untuk memadukan fungsi televisi adalah cara mengemas pesan sedemikian
Universitas Sumatera Utara
40
rupa, yakni menggunakan metode penyajian tertentu dimana pesan nonhiburan dapat mengundang unsure hiburan.
II.4. MODEL TEORI S-O-R Teori S-O-R sebagai singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semula berasal dari psikologi. Kalau kemudian menjadi teori komunikasi juga tidak mengherankan karena objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini, perilaku,kognisi, afeksi dan konasi. Menurut stimulus response ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Unsur-unsur dalam model ini adalah : a. Pesan (stimulus, S) b. Komunikan (Organism, O) c. Efek (Response, R) Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah aspek “how” bukan “what” dan “why”. Jelasnya, how to communicate dalam hal ini how to change attitude/ bagaimana mengubah sikap komunikan. Prof. Dr. Mar’at dalam bukunya “Sikap Manusia, Perubahan serta Pengukurannya”, mengutip pendapat Hovland, Janis, dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru, ada tiga variabel penting, yaitu (Effendy, 1993:255) : a. Perhatian
Universitas Sumatera Utara
41
b. Pengertian c. Penerimaan
Stimulus
Organism : Perhatian Pengertian penerimaan
Response (Perubahan Sikap)
Gambar 1. Model teori S-O-R (Effendy,1993:255) Gambar diatas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Maka, setelah terjadinya proses-proses di dalam diri komunikan, maka perubahan yang terjadi: a. Perubahan kognitif, pada perubahan ini pesan yang ditunjukkan kepada komunikan bertujuan hanya untuk mengubah pikiran komunikan. b. Perubahan afektif, dalam hal ini adapun tujuan komunikator bukan saja hanya untuk diketahui oleh komunikan, melainkan diharapkan adanya timbul suatu bentuk perasaan tertentu seperti rasa iba, sedih, terharu, gembira, puas, dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
42
c. Perubahan behavioral, yaitu dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.
II.5. TALK SHOW Talk show adalah wawancara di program televisi atau radio antara pembawa acara/host dengan narasumber untuk membahas sebuah topik. Format talk show bias formal dan nonformal. Daya tariknya tergantung pembawa acara dan topik yang dibahas (hardiman, 2006:126). Menurut Masduki dalam Wiryanto (2004:39), talkshow adalah wawancara berita bersifat dinamis, tidak terpaku pada aktivitas atau topik perbincangan dan jam tayang juga lebih fleksibel. Talkshow juga dapat dimasukkan dalam program khusus atau program wawancara sebagai berita. Bila dilihat dari maknanya maka talkshow berasal dari kata talk = obrolan, show = gelaran. Talkshow merupakan perpaduan antara seni panggung dan teknik wawancara jurnalistik. Wawancara dilakukan ditengah-tengah atau disela-sela pertunjukan, baik itu music, lawak, peragaan busana, dan sebagainya. Jika suatu wawancara diselenggarakan ditengah-tengah show, maka acara ini disebut talkshow. Dalam acara ini pembawa acara juga berfungsi sebagai pewawancara (Wahyudi,
1996:90).
Pembawa
acara
harus
mampu
memadukan
seni
panggung(artistic) dan teknik wawancara (baksin,2006:82) Dewasa ini acara talkshow telah menjadi program unggulan di dunia pertelevisian di Indonesia. Hal ini dikarenakan acara ini dapat disiarkan secara laangsung, interaktif, atraktif dan dapat menghibur pemirsa di rumah walaupun
Universitas Sumatera Utara
43
topik pembicaraan yang sedang dibahas adalah hal yang terkesan berat dan pelik seperti masalah politik.
II.6. PERILAKU POLITIK Perilaku politik merupakan salah satu aspek dari perilaku secara umum karena disamping perilaku politik masih ada perilaku lain seperti perilaku ekonomi, perilaku budaya, perilaku keagamaan dan sebagainya. Perilaku politik merupakan perilaku yang menyangkut masalah politik . Perilaku politik dapat dirumuskan sebagai kegiatan yang berkenaan dengan proses dan pelaksanaan keputusan politik. Sejalan dengan pengertian politik, perilaku politik berkenaan dengan tujuan suatu masyarakat. Kebijakan untuk mencapai suatu tujuan, serta sistem kekuasaan yang memungkinkan adanya suatu otoritas untuk mengatur kehidupan masyarakat kearah pencapaian tujuan tersebut. Politik senantiasa berkenaan dengan tujuan masyarakat secara umum (public goal). Perilaku politik dapat dijumpai dalam berbagai bentuk. Dalam suatu negara misalnya, ada pihak yang memerintah dan pihak lain yang diperintah. Terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah ada yang setuju dan ada yang kurang setuju. Perilaku politik dirumuskan sebagai kegiatan yang berkenaan dengan proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik. Yang melakukan kegiatan ini adalah pemerintah dan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan dibagai menjadi dua, yaitu : 1. Fungsi pemerintahan yang dipegang oleh pemerintah 2. Fungsi politik yang dipegang oleh masyarakat
Universitas Sumatera Utara
44
Pemerintah dan masyarakat merupakan kumpulan manusiandan akegiatannya dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Warga negara memiliki fungsi pemerintahan (pejabat pemerintah) 2. Warga negara biasa yang tidak memiliki fungsi pemerintahan namun memiliki hak untuk mempengaruhi orang yang memiliki fungsi pemerintahan (fungsi politik). Pendekatan behavioralisme menjawab bahwa individulah yang secara actual melakukan kegiatan politik, sedangkan perilaku lembaga ploitik pada daearnya merupakan perilaku individu yang berpola tertentu. Dibalik tindakan lembaga-lembaga politik dan pemerintahan, seperti keputusan pemerintah, tindakan legislatif, keputusan pengadilan, dan keputusan partai terdapat sejumlah individu yang yang membuat keputusan dan melakukan tindakan. Oleh Karen itu, untuk menjelaskan perilaku suatu lembaga yang perlu ditelaah bukan lembaganya, melainkan latar belakang individu yang secara actual mengendalikan lembaga. Pada sistem politik yang mantap, mungkin lembaga yang menonjol daripada kepribadian individu. Dalam konteks dan permasalahan tertentu, misalnya ketika membuat keputusan untuk menyelesaikan konflik diantara berbagai kelompok dalam masyarakat mungkin kepribadian individu yang lebih menonjol daripada lembaga. Oleh karena itu, sisi pendekatan perilaku politik ini juga perlu ditelaah. Berikut ini diuraikan dua contoh kajian pendekatan perilaku, yaitu suatu model perilaku politik pada umumnya dan konsep partisipasi politik.
Universitas Sumatera Utara
45
1. Model Perilaku Politik Dalam melakukan kajian terhadap perilaku politik dapat dipilih tiga kemungkinan unit analisais, yakni individu aktor politik, agregasi politik, dan tipologi kepribadian poltik.. Ramlan Surbakti mengemukakan beberapa kajian pendekatan perilaku politik, yaitu (Surbakti, 1999:132) : a. Individu aktor politik Manakala kita menaruh perhatian pada perilaku individu sebagai aktor politik, tipe aktor politik yang lebih memiliki pengaruh dalam proses politik adalah pimpinan politik dan pemerintahan. Yang termasuk dalam kategori individu aktor politik meliputi aktor politik (pemimpin), aktivis politik Aktor politik adalah individu yang menjalankan fungsi pemerintahan atau fungsi politik. Misalnya, memiliki jabatan dalam lembaga pemerintahan, atau organisasi. Dikatakan aktor politik karena invidu tersebut aktif menjalankan fungsinya dalam jabatan yang dipegangnya. b. Agregasi politik Agregasi politik adalah kelompok individu yang tergabung dalam suatu organisasi seperti partai politik, kelompok kepentingan, birokrasi dan lembagalembaga pemerintahan (Sastroatmodjo, 1995:7). c. Tipologi Kepribadian politik Tipologi kepribadian politik adalah tipe-tipe kepribadian pemimpin seperti pemimpin otoriter, demokratis, dan leissfeir.
Universitas Sumatera Utara
46
Kajian terhadap perilaku politik seringkali dijelaskan dari sudut psikologik disamping pendekatan structural fungsional dan structural konflik. Berikut ini diuraikan sebuaha model tentang factor-faktor yang mempengaruhi perilaku politik individu aktor politik yang merupakan kombinasi ketiga pendekatan tersebut. Menurut model ini terdapat empat faktor yang mempengaruhi perilaku politik seorang aktor politik : 1. Lingkungan sosial politik tak lansung, seperti sistem poltik, sistem ekonomi, sistem budaya, dan media massa. 2. Lingkungan sosial politik langsung yang mempengaruhi dan membentuk kepribadian aktor, seperti keluarga, agama, sekolah dan kelompok pergaulan. 3. Struktur kepribadian yang tercermin dalam sikap individu. 4. lingkungan sosial politik langsung berupa situasi, yaitu keadaaan yang mempengaruhi aktor secara langsung ketika hendak melakukan suatu kegiatan seperti cuaxaa, keadan keluarga, keadaan ruangan, kehadiran orang lain, suasana kelompok, dan ancaman dengan segala bentuknya. 2. Partipasi Politik Partisipasi politik merupakan salah satu aspek penting dalam demokrasi. Keputusan politik yanag dibuat dan dilaksanakan oleh pemerintah mempengaruhi kehidupan warga masyarakat maka warga masyarakat berhak ikut serta menentukan isi keputusan politik. Partisipsi politik juga diartikan sebagai keikutsertaan warga negara biasa dalam menentukan segala keputusan yang menyangkut, memmpengaruhi hidupnya. Kegiatan warga negara biasa ini pada dasarnya dibagi dua, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
47
1. Mempengaruhi isi kebijakan umum 2. Ikut menentukan pembuat dan pelaksanaan keputusan politik Kegiatan yang dikategorikan partisipasi politik adalah ; 1. Partai politik yang dimaksudkan berupa kegiatan atau perilaku luar individu warga negara biasa yang dapat diamati, bukan perilaku dalam berupa sikap dan orientasi. 2. Kegiatan itu diarahkan untuk mempengaruhi pemerintah selaku pembuat dan pelaksana keputusan politik. Termasuk kedalam pengertian ini kegiatan mengajukan alternative kebijakan umum, alternative pembuat dan pelaksana keputusan politik dan kegiatan mendukung atau menentang keputusan politik yang dibuat pemerintah. 3. Kegiatan yang berhasil (efektif) maupun yang gagal mempengaruhi pemerintah termsuk dalam konsep partaisipasi politik. 4. Kegiatan mempengaruhi pemerintah dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. 5. Kegiatan memmpengaruhi pemerintah dapat dilakukan melalui prosedur yang wajar (konvensional) dan tidak berupa kekerasan seperti ikut memilih dalam pemilihan umum, mengajukan petisi, menulis surat, atau dengan cara-cara tidak wajar seperti demonstrasi.
Partisipasi politik dapat dilihat dari berbagai sisi. Sebagai suatu kegiatan, partisipasi politik dibagi menjadi dua, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
48
1. Partisipasi aktif Partisipasi aktaif mencakupi kegiatan warga negara mengajukan usul mengenai suatu kebijakan umum, mengajukan alternatif kebijakan umum yang berbeda dengan kebijakan pemerintah, mengajukan kritikan dan saran perbaikan untuk meluruskan kebijaksanaan, membayar pajak, dan ikut serta dalam kegiatan pemilihan pimpinan pemerintahan. 2. Partisipasi pasif Partisipasi pasif antara lain berupa kegiatan mentaati peraturan/perintah, menerima dan melaksanakan begitu saja setiap keputusan pemerintah.
Universitas Sumatera Utara