BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Komunikasi Setiap sisi kehidupan manusia selalu terkait akan komunikasi dan tidak akan lepas dari komunikasi, apapun itu bentuk kegiatannya. Setiap orang saling berhubungan satu sama lain sehingga menimbulkan interaksi sosial. Secara kodrati setiap orang siapapun itu senantiasa terlibat dalam komunikasi. Tentu saja hal itu merupakan konsekuensi dari adanya hubungan sosial. Pengertian Komunikasi dibagi dalam beberapa pengertian seperti yang tertulis dibawah ini : a.
Pengertian secara Umum Dilihat secara umum komunikasi merupakan proses kegiatan penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan, isi pesan yang disampaikan berupa lambang-lambang yang penuh arti dan bermakna. Pengertian komunikasi itu sebenarnya tidak hanya terpaut pada satu hal atau satu situasi saja namun dari banyak sudut. Pengertian komunikasi itu bisa dilihat lebih luas lagi, tergantung dari sudut pandang, konteks\, dan tujuannya.
b.
Pengertian secara Etimologis Secara
etimologis,
istilah
“komunikasi”
berasal
dari
bahasa
latin
:
communication, yang bersumber dari kata communis (artinya: milik bersama atau berlaku dimana mana), yang selanjutnya bermakna sama, yaitu ‘sama dalam memberikan makna(interpretasi) mengenai suatu hal’. Misalnya, dalam konteks 8
9
percakapan, komunikasi akan terjadi atau berlangsung bila ada kesamaan interpretasi mengenai apa yang dibicarakan. Kesamaan bahasa yang digunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna/interpretasi. Jelas bahwa percakapan antara 2 orang atau lebih dapat dikatakan komunikatif (mengerti dan paham) apabila mereka mengerti bahasa yang digunakan dan memiliki kesamaan makna mengenai apa yang dibicarakan. c.
Pengertian secara Paradagmatis (tujuan) Dalam pengertian paradagmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu. Pada dasarnya, komunikasi dapat dilakukan secara lisan dan tertulis, seperti tatap muka langsung, melalui media radio siaran, dan lain-lain. Sehubungan dengan itu ada banyak konsep, definisi, atau alasan pengertian yang dikemukakan oleh oleh para ahli. Dari sekian banyak definisi itu dapat disimpulkan secara lengkap mengenai makna komunikasi yang paling hakliki: komunikasi merupakan proses penyampaian suatu pesan berupa lambang/symbol yang mengandung arti oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau mengubah sikap, pendapat, dan perilaku, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Dalam definisi tersebut tersimpul tujuan, yaitu memberitahukan atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku dengan simbol-simbol yang mengandung arti. Banyak program acara radio yang memberikan memberikan berbagai pesan atau informasi, dengan harapan mampu menambah informasi kepada pendengar.
10
2.1.2 Proses Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan yang di dalamnya ada sejumlah komponen atau unsur yang mencakup kegiatan tersebut. Proses Komunikasi selalu mensyaratkan beberapa unsur, antara lain : KOMUNIKATOR
KOMUNIKAN
PESAN
Keterangan : Komunikator
: orang yang menyampaikan pesan
Pesan
: pernyataan yang disampaikan
Komunikan
: orang yang menerima pesan
Gambaran yang dibuat oleh peneliti tersebut merupakan bentuk komunikasi sederhana, yaitu komunikasi antarindividu secara tatap muka (face to face communication), tanpa menggunakan bantuan alat (media) atau saluran (channel). Hubungan Komunikator – Pesan – Komunikan dalam proses Komunikasi sederhana tersebut dapat berkembang apabila komunikasi memerlukan media (misalnya, media radio siaran) yang dipakai sebagai alat bantu saluran komunikasi. Seperti dijabarkan pada gambar dibawah ini : SUMBER
PESAN
SALURAN
PENERIMA
AKIBAT
Keterangan : Sumber : Perseorangan atau Lembaga Pesan : Pernyataan berupa lambang/simbol visual, auditif, audio visual Saluran :Media yang dipakai sebagai saluran atau sarana bantu
komunikasi
11
Penerima : Penerim Pesan dapat perseorangan atau massa(banyak orang) Akibat :Perubahan tingkah laku yang dialami atau dilakukan oleh si penerima Harold D. Lasswell, menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan kegiatan komunikasi adalah menjawab pertanyaan : “Who says what in which channel to whom which what effect?” Dalam penyampaian suatu pesan, seorang penyiar harus menguasai teknik berkomunikasi agar pesan yang disampaikan tampak lebih indah didengar. Teknik berkomunikasi adalah cara atau seni menyampaikan pesan dari komunikator sehingga menimbulkan dampak tertentu pada komunikan. Pesan yang disampaikan komunikator adalah pernyataan sebagai panduan pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi, keluhan, keyakinan, himbauan, anjuran dan sebagainya. Pernyataan tersebut biasanya dibawakan dengan mempergunakan lambang/simbol-umumnya yang digunakan bahasa.
2.1.3 a.
Dampak Komunikasi Dampak Kognitif Dampak yang timbul pada komunikan, yang menyebabkan ia menjadi tahu atau menungkat intelektualnya. Di sini, pesan-pesan yang disampaikan komunikator ditujukan kepada pikiran komunikan. Dengan kata lain tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.
12
b.
Dampak Afektif Dampak ini lebih tinggi kadarnya jika dibandingkan dengan dampak kognitif. Di sini, tujuan komunikator bukan hanya sekedar berupaya agar komunikan tahu atau mengerti, tetapi dapat menggerakan hati si komunikan sehingga bisa menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.
c.
Dampak Konatif/ Behaviour/ Psikomotorik Yang paling tinggi adalah dampak behavior ini, yaitu dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perubahan perilaku, tindakan, atau kegiatan. Dapat disimpulkan bahwa dampak komunikasi di dunia radio itu sangat diperlukan untuk keperluan peningkatan mutu dan penyampaian pesan dari seorang penyiar kepada pendengar dalam suatu program acara. Apakah dampak yang dihasilkan sudah sesuai dengan yang diharapkan dari setiap program acara? Tentu saja, hal itu tergantung dari bagaimana seorang penyiar mampu menyampaikan pesan dengan baik.
2.1.4 Bentuk dan Model Komunikasi a. Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication) Komunikasi antarpribadi ini juga sering dikenal dengan dadic communication, yaitu komunikasi antara 2 orang dan terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Komunikasi ini dapat berlangsung secara berhadapan muka (face to face) atau melalui sebuah media. Ciri khas komunikasi ini adalah
13
sifatnya dua arah atau timbal balik (two way traffic communication). Dalam komunikasi antarpribadi, komunikator dan komunikan saling bergantian peran/fungsi. Pada suatu ketika, komunikan dapat menjadi komunikator atau sebaliknya, komunikator dapat menjadi komunikan. b. Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok atau group communication adalah komunikasi antara seorang komunikator dengan sejumlah orang komunikan yang berkumpul bersama-sama dalam bentuk kelompok. Kelompok tersebut dapat berupa kelompok kecil (small group) atau dapat pula berupa kelompok besar (large group), tetapi jumlah anggota kelompok itu tidak dapat ditentukan secara eksak. Contoh kelompok kecil, seperti diskusi, ceramah, sarasehan, dan lain-lain, yang dalam situasi tersebut sangat memungkinkan terjadinya dialog aktif dan efektif. c. Komunikasi Massa (mass communication) Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa modern, meliputi surat kabar yang memiliki sirkulasi luas, siaran radio, TV dan film di gedunggedung bioskop yang ditujukan pada khalayak umum. Pengemasan pesan dalam komunikasi massa tersebutsampai kepada sasaran melalui proses yang rumit, yakni setiap komponen komunikasi harus disiapkan sedemikian rupa sehingga bisa menarik sasaran. Selain itu, kelemahan efektifitasnya juga dapat dibentuk melalui model komunikasi dua tahap (two step flow: melalui opinion leader) atau komunikasi tahap ganda (multi step flow: berantai). Radio siaran merupakan bentuk salah satu dari media massa yang memiliki keunikan tersendiri, yang hingga saat ini belum sepenuhnya dimiliki oleh media
14
massa lain. Salah satu keunikannya adalah bentuk komunikasi antarpribadi. Melalui bentuk komunikasi tersebut dapat memungkinkan munculnya kedekatan dengan pendengarnyadari sisi emosional, yang menjadikan radio siaran tetap eksis dan lekat di hati penggemarnya sepanjang zaman.
2.1.5 Tujuan Komunikasi Menurut Hewitt (1981), tujuan dalam proses komunikasi dijabarkanv sebagai berikut: 1. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu 2. Mempengaruhi perilaku seseorang 3. Mengungkapkan perasaan 4. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain 5. Berhubungan dengan orang lain 6. Menyelesaikan sebuah masalah 7. Mencapai sebuah tujuan 8. Menurunkan ketegangan dan menyelesaikan konflik 9. Menstimulasi minat diri sendiri atau orang lain
15
2.2
Komunikasi Massa
A.
Definisi Komunikasi Massa Menurut Wright komunikasi massa adalah: 1. Pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak dan bersifat sekilas. 2. Komunikator bergerak dalam organisasi yang kompleks, yaitu menyangkut
berbagai
pihak
yang
terlibat
dalam
proses
komunikasi massa, mulai dari menyusun pesan sampai pesan diterima oleh komunikan. Misalkan, bila pesan disampaikan melalui media elektronik radio siaran, maka pihak yang terlibat diantaranya adalah penyiar dan operator. 3. Penggunaan seperangkat alat tekhnologi dengan sendirinya menyebabkan komunikasi massa itu membutuhkan biaya relatif besar. Menurut Astrid S. Susanto sendiri Komunikasi Massa merupakan “suatu kegiatan Komunikasi yang ditujukan kepada orang banyak yang tidak dikenal (anonim), selain itu sifat dari massa adalah heterogen dalam latar belakang ekonomi, latar belakang budaya, dan latar belakang pendidikan. Komunikasi dapat dipergunakan dengan media massa dan dapat pula tanpa media.” (Susanto, 1980 : 1) Sedangkan menurut De Fleur & Dennis, komunikasi massa merupakan suatu proses dalam mana Komunikasi menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas dan terus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda melalui berbagai cara. Komunikasi massa menyiarkan informasi, sikap dan gagasan kepada
16
komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media meliputi surat kabar, majalah, televisi, radio, dan film. B.
Karakteristik Komunikasi Massa
Karakteristik komunikasi massa dapat dibedakan menjadi: •
Pesan bersifat umum
Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok tertentu. Pesan komunikasi massa dapat berupa fakta, peristiwa, atau opini, serta pesan tersebut harus memenuhi kriteria penting atau menarik bagi sebagian besar komunikan. •
Komunikan anonim dan heterogen
Komunikatornya tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama, dan tingkat ekonomi. • Pesan serempak Kelebihan komunikasi massa dibandingkan komunikasi lainnya adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak
17
terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula. • Mengutamakan isi Pada komunikasi massa yang lebih dipentingkan adalah isi dibanding hubungan dengan komunikan. Isi adalah pesan yang harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan. • Bersifat satu arah Karena
melalui
media
massa
dalam penyampaian
komunikasi,
maka
komunikator dan komunikan tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan-pun aktif menerima pesan, namun diantara kedua-nya tidak dapat melakukan dialog. Dengan demikina, komunikasi massa itu bersifat satu arah. • Stimulasi alat indera yang terbatas Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media massa. Seperti halnya pada siaran radio, khalayak hanya dapat menangkap pesan dengan cara mendengar. • Hubungan Komunikator dengan Komunikan bersifat non-pribadi Maksud dari hubungan antar komunikator dengan komunikan bersifat nonpribadi karena keunikan yang anonim dicapai oleh orang-orang yang dikenal
18
hanya dalam perannya yang bersifat umum sebagai komunikator. Jadi, komunikasi massa diartikan sebagai salah satu jenis komunikasi yang ditujukan kepada semua khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media massa cetak maupun elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat 2.3 Teori Penyiaran Sejarah pengertian penyiaran berasal dari kata siaran yang merupakan padanan dari kata “broadcast” dalam bahasa Inggris. Undang-undang Penyiaran memberikan pengertian siaran sebagai pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar, atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran. Sementara penyiaran yang merupakan padanan kata
“broadcasting”
memiliki pengertian sebagai: kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum, frekuensi radio (sinyal radio) yang berbentuk gelombang elektromagnetik yang merambat melalui udara, kabel, dan atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat, dengan perangkat penerima siaran. Sedangkan melalui Undang Undang No. 32/2002 tentang penyiaran, penyiaran itu merupakan Kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau saran transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan
19
menggunakan sprektrum frekuensi radio (gelombang elektromagnetik yang dipergunakan untuk penyiaran dan mermabat di udara serta ruang angkasa tanpa sarana penghantar buatan, merupakan ranah publik dan sumber daya alam terbatas) melalui udara, kabel, dan/ atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. 2.4 Penyiaran Radio A.
Definisi penyiaran radio Istilah siaran radio berasal dari kata radio broadcast yang berarti penyampaian informasi kepada khalayak berupa suara yang berjalan satu arah dengan memanfaatkan gelombang radio sebagai media. Berdasarkan Undang-undang Penyiaran No.32, penyiaran radio adalah media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa program yang teratur dan berkesinambungan. Terkait dengan itu, maka radio siaran itu perlu dimuati pesanpesan, informasi, music, serta bunyi-bunyi lainnya, yang terencana, tersusun/tertata, terpola menjadi suatu program yang layak dan siap didengarkan kepada khalayak.
B.
Fungsi siaran radio Adalah menyampaikan informasi dari stasiun pemancar ke seluruh stasiun penerima dengan transmisi tanpa kabel (wireless).
20
C.
Sistem penyiaran radio Pada siaran radio, yang ditransmisikan atau dipancarkan adalah hanya sinyal suara (audio).
D.
Karakteristik Radio Siaran •
Kekuatan Radio
1. Lambang komunikasi radio bersifat auditif, terbatas pada rangkaian suara atau bunyi yang hanya menerpa indera telinga. 2. Radio dapat menembus semua pelosok desa karena daya jangkauannya tidak mengenal batas-batas geografi . 3. Radio merupakan media yang murah bagi penyelenggara pembangunan maupun bagi khalayak . 4. Siaran dapat dilaksanakan sepanjang hari . 5. Ringan dan dapat dibawa kemana-mana . 6. Dapat dinikmati dalam berbagai suasana oleh siapapun . 7. Selektifitas 8. Mencapai khalayak yang tersegmentasi 9. Mencapai calon pelanggan pada tingkat perorangan dan akrab 10. Radio siaran mengandung daya tarik
21
•
Kelemahan Radio
1. Penggunaan radio sebagai media penghibur. 2. Isi/ materi siaran harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 3. Perpecahan (fragmentasi/fraksionalisasi) khalayak 4. Perhatian terbatas 5. Clutter (ketidakberaturan) 6. Tidak dapat menggunakan visualisasi 7. Kesulitan membeli waktu radio
2.5 Radio Radio merupakan salah satu media elektronik yang memiliki sejarah lebih awal dibandingkan media elektronik lainnya. Banyak perkembangan yang telah dijalani oleh radio ini yang berasal dari Dunia maupun yang di Indonesia sekalipun, dibawah ini akan peneliti terangkan sedikit mengenai sejarah perkembangan radio di dunia maupun Indonesia : a) Radio di Dunia ¾ Penemuan Radio Komunikasi Pada awal tahun 1890an seorang Itali bernama Guglielmo Maconi mempelajari ilmu ilmu dasar temuan para ilmuwan tersebut
di
atas
dan
berusaha
mengembangkan
dan
menerapkannya sehingga dapat berguna secara langsung untuk
22
memenuhi kebutuhan hidup manusia. Dengan menciptakan inovasi-inovasi atas dasar peralatan yang diciptakan oleh Hertz, Marconi telah berhasil meningkatkan jarak pancaran gelombang elektromagnet dan mengisinya dengan informasi. Sehingga peralatan transmitter dan receiver ciptaan Marconi tersebut mampu mentransfer informasi dari satu tempat ke tempat lain tanpa kawat, inilah awal dari komunikasi radio. Peralatan sederhana dari Marconi yang diciptakan pada sekitar tahun 1894 ini mempunyai jarak capai sekitar 800 meter. Pada tahun 1896, Marconi pindah dari BolognaItalia ke Inggris melunjutkan percobaan-percobaan
radionya
dengan
memperbesar
jarak
jangkauannya menjadi sekitar 6.5 km dan dua tahun kemudian ia mampu mentransmisikan informasi dengan radionya melintasi Kanal Inggris. Akhirnya, pada tahun 1901 Marconi dan kawankawannya berhasil mengadakan komunikasi radio melintasi Atlantik, ialah dari PoldhuInggris ke Halifax Newfoundland. Sejak saat itu teknologi komunikasi radio telah mampu menerobos masuk ke aspek ekonomi dan militer, peralatan telegraphi tanpa kawat mulai digunakan untuk komunikasi di laut. Sekitar tahun 1905 sparkgap transmitter dan coherer receiver dipasang di kapal-kapal dagang dan kapal kapal angkatan laut sehingga sejak saat itu hubungan antara kapal di seberang lautan dengan daratan dapat dilakukan.
23
Seperti kita sadari bahwa dewasa ini komunikasi radio makin hari makin berkembang, penggunaannya makin meluas dan telah meresap pada hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat di dunia dan komunikasi radio telah menjadi sesuatu yang strategis vital. ¾ Kegiatan Radio Amatir Radio amatirisme telah menarik perhatian para penggemar pengetahuan (scientific hobby) masyarakat di berbagai negara. Experimen-experimen teknik radio telah dikembangkan di berbagai negara. Para amatir radio di berbagai negara telah melakukan eksperimene-ksperimen baik secara perorangan maupun berkelompok dan berbagai organisasi amatir radio telah terbentuk. Tercatat dalam sejarah bahwa organisasi amatir radio tertua di dunia adalah “The Wireless Institute of Australia” yang didirikan pada tahun 1910, disusul pada tahun 1913 berdirinya “The Wireless Society of London” yang kemudian berkembang dan berganti nama menjadi “Radio Society of Great Britain” Pada tahun 1914 berdirilah “The American Radio Relay Legue” dan disusul dengan berdirinya organisasi amatir radio di berbagai negara. Amatir radio di dunia secara rutin mengadakan komunikasi diantara
mereka
untuk
tukar
menukar
pengetahuan
dan
pengalamannya di bidang teknik elektronika radio. Komunikasi
24
yang dilakukan secara rutin ini menimbulkan terjadinya persahabatan diantara para amatir radio di dunia dan memberikan dampak kepada terjadinya persahabatan antar bangsa di dunia. Kerjasama ini dipererat dengan berdirinya The International Amateur Radio Union (IARU) pada tanggal 18 April 1925 yang merupakan organisasi amatir radio internasional dan tanggal 18 April dinyatakan sebagai HARI AMATIR RADIO SEDUNIA. Pada tahun 1977 ORARI secara resmi menjadi anggota IARU. Kerjasama amatir radio antar negara ini mengalami hambatan karena peraturan di setiap negara berbeda. Keseragaman pengaturan di negara-negara tersebut mutlak diperlukan dan mendapatkan legalitas internasional. Perjuangan amatir radio dunia kepada ITU (International Telecommunication Union) berhasil dengan dicantumkannya Radio Amateur Service dalam Radio Regulation yang mengatur dan melindungi kegiatan amatir radio. Teknologi radio ini telah mendorong kemajuan yang pesat pada perkembangan elektronika dan dewasa ini telah mendorong pula kemajuan pada bidang ilmu yang lain ialah pada ilmu bahan (material
sciences).
Dengan
diketemukannya
bahan
semikonduktor, peralatan komunikasi radio telah mengalami perkembangan performancenya.
25
Teknologi komputer mengalami kemajuan yang cukup pesat. Dengan demensi yang sama, kemampuan micro chip meningkat berlipat ganda dalam waktu yang relatif pendek. Perkawinan antara komputer dengan radio telah memberikan era baru
dibidang
telekomunikasi,
ialah
komunikasi
digital.
Disamping transfer data, teknologi komunikasi digital ini telah mampu mentransfer program-program yang disusun dengan bahasa komputer. Digital Signal Proccessing telah berkembang pula, ia telah mampu mengeliminir gangguan pada transfer informasi yang memberikan kemungkinan transfer data bebas dari gangguan. Fotofoto dan informasi lain yang dikirim oleh satelit ke bumi dapat diterima dengan sempurna. Begitu pula informasiinformasi yang ditransfer secara teresterial dapat dilakukan dengan eliminasi gangguan secara penuh. Amatir Radio di berbagai negara telah dengan tekun mengikuti perkembangan teknologi komunikasi ini dan memberikan sumbangan yang cukup berarti
bagi
kemajuan
teknologi
komunikasi
modern.
Diluncurkannya berbagai satelit amatir radio oleh rekan-rekan di negara
maju
eksperimen
memberikan
para
amatir
pertanda radio
di
majunya dunia
eksperimen-
sejalan dengan
perkembangan teknologi. Sumbangan amatir radio tidak hanya terbatas pada pengembangan teknologi transceiver tetapi sampai kepada mempelopori pengembangan radio astronomi.
26
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh amatir radio ini tidak hanya memberikan sumbangan bagi kemajuan teknologi dimana teknologi merupakan tulang punggung pembangunan nasional, akan tetapi memberikan pula aspek ganda. Sekitar tahun 1914 sejak berdirinya ARRL, amatir radio di Amerika Serikat membuat stasiun-stasiun radio yang bertugas merelay berita dari kapal yang ada di seberang lautan ke daratan Amerika. Kegiatan ini merupakan sumbangan amatir radio dalam bentuk public service. Kegiatan relay berita ini akhirnya diambil alih penanganannya oleh pemerintah karena kegiatan semacam ini dapat dijadikan komoditi untuk menghasilkan dana bagi negara. Namun amatir radio diberikan tugas dan peranan lain dalam rangka pengabdian kepada umat manusia ialah merelay berita dari sation radio yang mengalami marabahaya. Tugas ini merupakan tugas mulia seorang amatir radio. Dengan demikian, maka tugas amatir radio tidak hanya mengadakan eksperimen yang hasilnya disumbangkan untuk pembangunan akan tetapi telah berkembang dengan tugas berikutnya ialah dalam rangka kemanusiaan, menolong manusia lain yang berada dalam keadaan marabahaya. Di Amerika Serikat pada tahun 1917 kegiatan radio amatir diberhentikan karena Amerika Serikat terlibat dalam Perang Dunia. Pada awal peperangan, angkatan bersenjata mengalami kesulitan
pengadaan
personil
yang
mahir
di
bidang
27
telekomunikasi. Pengadaan personil terampil di bidang ini tidak mungkin diselenggarakan dalam waktu yang singkat. Melihat keadaan tersebut, amatir radio di Amerika Serikat secara sukarela
telah
menyumbangkan
dirinya
beserta
peralatan
komunikasinya untuk kepentingan negara. Sekitar 4000 personil amatir radio masuk sebagai sukarelawan pada angkatan bersenjata untuk menyumbangkan pengetahuan dan pengalamannya kepada negara. Demikian halnya pada periode Perang Dunia ke II, tercatat sekitar 24 ribu amatir radio di Amerika Serikat menjadi sukarelawan pada angkatan bersenjata. Situasi semacam ini tidak hanya terjadi di Amerika Serikat akan tetapi di berbagai negara yang terlibat dalam peperangan. Sehingga tugas dan fungsi amatir radio berkembang lagi ialah sebagai cadangan nasional di bidang telekomunikasi. Amatir radio harus selalu siap untuk secara sukarela menyumbangkan diri beserta peralatannya untuk negara bila sewaktu-waktu diperlukan. Rasanya sumbangan sukarela ini tidak hanya diperlukan pada waktu negara dalam keadaan bahaya akan tetapi negara memerlukan bantuan pula dari amatir radio pada periode pembangunan. Aspek lain dari kegiatan amatir radio ialah pengabdian kepada masyarakat yang berupa bantuan komunikasi sukarela kepada msyarakat secara nonkomersial. Salah satu bencana alam di Amerika Serikat dimana amatir radio di negara itu untuk pertama kalinya memberikan sumbangannya
28
yang cukup berarti ialah pada waktu terjadi badai besar yang melanda New York pada tahun 1929. b) Sejarah Radio di Indonesia ¾ Radio Republik Indonesia Melalui situsnya dijelaskan bahwa RRI atau Radio Republik Indonesia secara resmi didirikan pada tanggal 11September 1945, oleh para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang di 6 kota. Rapat utusan 6 radio di rumah Adang Kadarusman, Jalan Menteng Dalam, Jakarta, menghasilkan keputusan mendirikan Radio Republik Indonesia dengan memilih Dokter Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang pertama. Rapat tersebut juga menghasilkan suatu deklarasi yang terkenal dengan sebutan Piagam 11 September 1945, yang berisi 3 butir komitmen tugas dan fungsi RRI yang kemudian dikenal dengan Tri Prasetya RRI. Penghapusan Departemen Penerangan oleh
Pemerintah
Presiden
Abdurahman
Wahid
dijadikan
momentum dari sebuah proses perubahan government owned radio ke arah Public Service Boradcasting dengan didasari Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2000 yang ditandatangani Presiden RI tanggal 7 Juni 2000. Saat ini RRI memiliki 52 stasiun penyiaran dan stasiun penyiaran khusus yang ditujukan ke Luar Negeri dengan didukung oleh 8500 karyawan. Kecuali di Jakarta, RRI di daerah hampir
29
seluruhnya menyelenggarakan siaran dalam 3 program yaitu Programa daerah yang melayani segmen masyarakat yang luas sampai pedesaan, Programa Kota (Pro II) yang melayani masyarakat di perkotaan dan Programa III (Pro III) yang menyajikan Berita dan Informasi (News Chanel) kepada masyarakat luas. Di Stasiun Cabang Utama Jakarta terdapat 6 programa yaitu programa I untuk pendengar di Propinsi DKI Jakarta Usia Dewasa, Programa II untuk segment pendengar remaja dan pemuda di Jakarta, Programa III khusus berita dan Informasi, Programa IV Kebudayaan, Programa V untuk saluran Pendidikan dan Programa VI Musik Klasik dan Bahasa Asing. Sedangkan
"Suara
menyelenggarakan
Indonesia" siaran
(Voice dalam
of
Indonesia)
10
bahasa.
¾ Sekilas Sejarah Amatir Radio di Indonesia Kegiatan Amatir radio merupakan kegiatan orang-orang yang mempunyai hobby dalam bidang tehnik transmisi radio dan elektronika, kegiatan ini disahkan, diatur dan diawasi secara global baik oleh Badan-badan telekomunikasi international seperti ITU dan IARU maupun oleh badan telekomunikasi nasional disetiap negara. Oleh karena itu dalam melakukan kegiatannya mereka mempunyai dan berlandaskan KODE ETIK AMATIR RADIO. Kegiatan amatir radio di Indonesia dimulai pada tahun
30
1930-an ketika Indonesia masih dalam jajahan Belanda atau Hindia Belanda. Sangat sedikit orang yang dipercaya oleh kekuasaan untuk memiliki izin amatir radio saat itu. Dua diantara mereka yang disebut-sebut sebagai pelopor adalah : Rubin Kain (YB1KW) yang izinnya didapat tahun 1932. Beliau telah meninggal pada tahun 1981. Yang kedua adalah B. Zulkarnaen (YB0AU) yang izinnya didapat pada tahun 1933. Beliau juga telah meninggal pada tahun 1984. Semua aktifitas amatir radio dihentikan pada saat pendudukan Jepan dan Perang Dunia II, namun ada dari sebagian mereka yang tetap nekat beroperasi dibawah tanah untuk kepentingan Revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia. Tahun 1945, proklamasi kemerdekaan RI disiarkan ke seluruh dunia dengan menggunakan sebuah pemancar radio revolusioner yang dibuat sendiri oleh seorang amatir radio yang bernama Gunawan (YB0BD). Jasa YBoBD ini diakui oleh Pemerintah dan sebagai penghargaannya, pemancar radio buatan Gunawan tersebut di simpan di Museum Nasional Indonesia. Selanjutnya, kegiatan amatir radio diselenggarakan kembali pada tahun 1945 sampai dengan 1949. Namun karena alasan keamanan dalam negeri, pada tahun 1950, pemerintah melarang kegiatan amatir radio hingga tahun 1967. Landasan pelarang itu adalah Undang-undang No. 5/1964 yang menegaskan hukuman yang
31
sangat berat bagi mereka yang memiliki pemancar radio tanpa izin. Pada tahun 1966, amatir radio memperjuangkan kepentingannya kepada pemerintah agar amatir radio dapat diselenggarakan kembali di Indonesia. Akhirnya, dengan Peraturan Pemerintah No. 21/1967, pemerintah mengizinkan kembali kegiatan amatir radio. Melalui Konferensi Amatior Radio yang pertama pada tgl. 9 Juli 1969 di Jakarta, didirikan organisasi yang bernama Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI). Pada Munas ORARI tahun 1977, nama organisasi dirubah menjadi Organisasi Amatir Radio Indonesia dengan singkatan yang sama hingga sekerang. Terbentuknya ORARI dapat dikatakan berawal di Jakarta dan Jawa Barat atau pulau Jawa pada umumnya dan diprakarsai oleh kegiatan aksi mahasiwa , pelajar dan kaum muda, diawal tahun 1965 sekelompok mahasiwa publistik yang tergabung dalam wadah KAMI membentuk radio siaran perjuangan bernama Radio Ampera, mulai saat itu juga bermunculanlah radio siaran lainya seperti Radio Fakultas Tehnik UI, Radio Angkatan Muda, Kayu Manis, Draba, dll. Sudah tentu semua radio siaran itu merupakan siaran yang tak memiliki izin alias Radio gelap. Sadar karena semakin banyaknya radio siaran bermunculan yang memerlukan suatu koordinasi demi tercapainya
32
perjuangan ORBA maka dibentuklah pada tahun 1966 oleh para mahasiwa suatu wadah yang diberi nama PARD (Persatuan Radio Amatir Djakarta) diantaranya terdapat nama-nama koordinatornya seperti Willy A Karamoy. Ismet Hadad, Rusdi Saleh, dll. Di Bandung juga terbentuk PARB. Pada mulanya PARD merupakan wadah bagi para amatir radio dan sekaligus radio siaran . Sehingga pada saat itu secara salah masyarakat mengidentikan Radio amatir sebagai radio siaran non RRI.
¾ Radio Siaran Swasta PRSSNI sebagai wadah organisasi radio swasta di Indonesia menuliskan bahwa keberadaan radio siaran di Indonesia, mempunyai hubungan erat dengan sejarah perjuangan bangsa, baik semasa penjajahan, masa perjuangan proklamasi kemerdekaan, maupun didalam dinamika perjalanan bangsa memperjuangkan kehidupan masyarakat yang demokratis, adil dan berkemakmuran. Di zaman Penjajahan Belanda, radio siaran swasta yang dikelola warga asing menyiarkan program untuk kepentingan dagang, sedangkan radio siaran swasta yang dikelola pribumi menyiarkan program untuk memajukan kesenian, kebudayaan,
disamping
kepentingan
pergerakan
semangat
kebangsaan. Ketika pendudukan Jepang tahun 1942, semua stasiun radio siaran dikuasai oleh pemerintah, programnya
33
diarahkan pada propaganda perang Asia Timur Raya. Tapi setelah Jepang menyerah kepada Sekutu 14 Agustus 1945 para angkasawan pejuang menguasai Radio Siaran sehingga dapat mengumandangkan Teks Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
ke
seluruh
dunia.
Selanjutnya
sejak
proklamasi
kemerdekaan RI sampai akhir masa pemerintahan Orde Lama tahun 1965, Radio Siaran hanya diselenggarakan oleh Pemerintah, dalam
hal
ini
Radio
Republik
Indonesia
atau
RRI.
Secara defacto Radio siaran swasta nasional Indonesia tumbuh sebagai perkembangan profesionalisme “radio amatir” yang dimotori kaum muda diawal Orde baru tahun 1966, secara yuridis keberadaan radio siaran swasta diakui, dengan prasyarat, penyelenggaranya ber-Badan Hukum dan dapat menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Pemerintah RI nomor 55 tahun 1970 tentang Radio Siaran Non Pemerintah, yang mengatur fungsi, hak, kewajiban
dan
tanggungjawab
radio
siaran,
penyelenggaraan, perizinan serta pengawasannya.
syarat-syarat
34
2.6. Konsep Program Radio 2.6.1 Program Radio Siaran Kata Program berasal dari bahasa Inggris ”programme” yang berarti acara atau rencana. Program adalah segala hal yang ditayangkan media penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian, program memiliki pengertian yang sangat luas. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan oleh media penyiaran. Program dapat dianalogikan dengan produk atau barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audiens. Dengan demikian, program adalah produk yang dibutuhkan orang, sehingga mereka bersedia mengikutinya. Yang bertanggungjawab dalam mengelola program atau acara pada media penyiaran adalah bagian program. Program yang dikelola harus disesuaikan dengan karakteristik audiennya, sehingga mampu menarik sebanyak mungkin audiens yang dituju. Format siaran radio dapat didefinisikan sebagai upaya pengelola stasiun radio untuk memproduksi program siaran yang dapat memenuhi kebutuhan audiennya. Format siaran diwujudkan dalam bentuk prinsipprinsip dasar tentang apa, untuk siapa, dan bagaimana proses pengolahan suatu siaran, sehingga dapat diterima audien. Ruang lingkup format
35
siaran tidak saja menentukan bagaimana mengelola program siaran, tetapi juga bagaimana memasarkan program siaran itu. Setiap stasiun radio sangat penting untuk menentukan format siaran, sebelum memulai kegiatan penyiaran. Proses penentuan format dimulai dari penentuan visi dan misi yang ingin dicapai, pemahaman tentang pendengar yang dituju, melalui riset ilmiah untuk mengetahui apa kebutuhan dan bagaimana perilaku sosiologis-psikologis audien. Dari sini ditentukan format siaran apa yang relevan, beserta implementasinya pada wilayah program dan pemasaran. Tujuan penentuan format siaran adalah untuk memenuhi sasaran khalayak secara spesifik, dan untuk kesiapan berkompetisi dengan media lainnya di suatau lokasi siaran. Format siaran lahir dan berkembang seiring dengan tuntutan spesialisasi siaran, akibat maraknya pendirian stasiun radio, format siaran dapat ditentukan dari berbagai aspek, misalnya aspek demografis audien, seperti kelompok umur, jenis kelamin, profesi hingga geografi. Berdasarkan pembagian tersebut, maka muncullah media penyiaran berdasarkan kebutuhan kelompok tersebut. Pada stasiun radio, terdapat beberapa format siaran, misalnya anak-anak, remaja, dewasa dan tua. Berdasarkan profesi, perilaku, atau gaya hidup, ada radio berformat : professional, intelektual, petani, buruh, mahasiswa, dsb. Format stasiun penyiaran radio ketika diterjemahkan dalam kegiatan siaran harus disesuaikan dengan : -Kepribadian - Pilihan musik dan lagu -
36
Pilihan Gaya Tutur - Pilihan Spot atau kemasan iklan, jingle, dan bentukbentuk promosi acara radio lainnya. Bagian program bertugas merencanakan, memilih, dan menyusun acara. Membuat rencana siaran berarti membuat konsep acara yang akan suguhkan kepada audien. Bagian program harus bisa memperkirakan selera audiens. 2.6.2 Format Radio Siaran
Membuat program radio tentu tidak hanya berdasar pada keinginan semata dari seorang Produser atau Program Director. Begitu ada keinginan untuk membuat sebuah program acara, langsung buat program acara baru. Atau ketika tahu di station radio lain ada acara baru yang ngetop kemudian latah ikut-ikutan membuat acara sejenis, sekedar untuk mengikuti trend. Pada akhirnya, acara yang dibuat tidak lagi sesuai dengan segmentasi, target audience, serta positioning yang telah ditetapkan oleh staion radio bersangkutan.
Ada banyak pertimbangan dalam pembuatan program acara radio, misalnya; acara seperti apa yang perlu dibuat, sesuai dengan segmentasi dan target audience-nya tidak, konsep acara pas atau tidak dengan positioning serta format stationnya, apa yang menjadi kelebihan program acara tersebut dibanding dengan program lainnya, siapa yang akan menjadi host atau narasumbernya, kapan sebuah program acara akan diluncurkan, dan masih banyak pertimbangan dalam pembuatan program radio.
37
Salah satu dasar pembuatan program acara yang penting adalah mengacu pada format station yang telah ditetapkan oleh radio station tersebut. Apa saja format station radio, dan bagaimana perwujudannya dalam program acara, tulisan ini akan memberikan gambaran dasar mengenai format station.
Munculnya pemograman radio sebenarnya diawali dengan munculnya aliran music Rock ‘n Roll yang berakar pada music Rhythm and Blues (R&B) pada tahun 1955. Saat itu kelompok music "Bill halley and the Commets" sukses dengan album "Rock Around the Clock" yang diputar di seluruh radio di Amerika Serikat dan menjadi album terlaris pada saat itu. Hal ini membuat para broadcasters mulai menyadari bahwa lagu-lagu
baru
yang
sedang
hits
akan
meningkatkan
jumlah
pendengarnya. Karena itulah kemudian muncul format Top 40 yang menekankan pada pemutaran lagu-lagu baru yang sedang laris. Format ini pula yang kemudian menjadi cikal bakal bagi munculnya format-format lain dan menentukan sebuah program suatu di radio station.
Beberapa format yang kemudian terkenal ke seluruh dunia menurut Michael C. Keith adalah Adult Contemporary, Album Oriented Rock, Beautiful Music, Children, Classical, Classic Hit, Contemporary Country, Contemporary Hit, Dance, Disco, Easy Listening, Ethnic, Jazz, Middle of the Rock, Mix, Modern Rock, News, News/Talk, Religious, Pop, Southern Rock, Top 40, Urban Contemporary, Talk, Rhythm and
38
Blues, Oldies, Nostalgia, All Sports, All Weather, All Business, All Beatles, All Comedy, dan puluhan lagi. Di bawah ini terdapat beberapa pengertian mengenai format radio yang banyak di gunakan sebagai acuan oleh beberapa radio yang berada di Indonesia : 1. Adult Contemporary
Format ini ditujukan untuk kaum muda dan dewasa dengan rentang umur sangat luas antara 25-50 tahun, serta berdaya beli tinggi. Dalam format ini, program siarannya antara lain meliputi musik pop masa kini, soft rock, balada, berita olah raga, ekonomi, serta politik. Format AC ini kemudian berkembang pula ke dalam format lain seperti Middle of the Road, Album Oriented Rock, dan Easy Listening. 2. Contemporary Hit Radio (CHR)/Top 40 Radio
Format ini ditujukan untuk remaja (ABG) yang berumur antara 12-20 tahun. Format ini bisa disebut sebagai format paling populer dengan program siaran yang berisi lagu-lagu Top40/Top 30, serta lagu baru dan terlaris. Program siaran beritanya berisisi seputar gossip idola dan tips praktis. Sebelum CHR awalnya format ini disebut Top 40 Radio. Dalam format CHR pemutaran musik mendapat perhatian yang sangat ketat, karena format ini hanya memutarkan lagu-lagu terkini, tidak memutarkan lagu
39
lama, serta tidak memutar ulang sebuah lagu yang sama secara berdekatan waktunya (repetisi pemutaran lagu tidak sering). 3. All News/All Talks, Sports
All Talks lebih dulu hadir pada tahun 1960 di Los Angeles dengan konsep siaran talk show interaktif mengupas isu-isu lokal. All News hadir Kemudian tahun 1964 dimotori Gordon McLendon di Chicago dengan konsep berita bulletin 20 menit berisi berita lokal, regional, dan dunia. Sasaran radio ini kaum muda dan dewasa berumur 25-50 tahun, berdaya beli tinggi. Berita dan bincang ekonomi-politik menjadi acara unggulan dalam format ini. 4. Classic/Oldies/Nostalgia
Format ini ditujukan untuk kalangan dewasa dan tua berumur 35-60 tahun. Memutar lagu-lagu klasik, apresiasi penyanyi dan lirik lagu lebih penting dari lagunya. Menyiarkan berita kilas balik masa lalu, serta berita mistik.Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat turut pula mempengaruhi perkembangan format radio station.
40
5. News/ Berita
Format penyajian siaran porsi dominannya adalah berita dan program-program interview, seperti contohnya segala isu/ berita actual seputar politik, ekonomi, sosial, dan budaya, dan lain sebagainya (Radio Elshinta) 6. Album Oriented Rock
Format didasarkan dari album-album bergenre rock yang mulai marak beredar sekitar tahun 80an contoh yang biasa digunakan seperti lagu-lagu dari Nirvana, The Cure, Linkin Park, U2, dan lain-lain. 7. Dangdut
Format musiknya full dangdut dan melayu, format radio ini masih sangat digemari di Indonesia terutama oleh para kalangan bawah dimana saat ini televisi masih belum mampu memuaskan selera mereka mengenai music dangdut, contoh yang biasa diputar pada musik dangdut adalah Rhoma Irama, Elvie Sukaesih, Evi Tamala, Rita Sugiarto, Meggi Z, Ridho Rhoma, dan masih banyak lainnya.
41
8. Humor
Materi siaran yang digunakan humor dan cenderung memasukkan unsur lucu pada format radionya. Namun tidak banyak radio yang menggunakan format ini contoh yang menggunakan format ini yaitu Radio SK.
Mengacu pada pengertian format program radio diatas dimana dapat disimpulkan bahwa, format stasiun merupakan sebuah pola yang menggambarkan identitas program atau stasiun radio itu sendiri. Secara garis besar format stasiun dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : 1. format berita 2. format musik 3. format khusus.
Namun, sejalan dengan perkembangan zaman, format siaran mempunyai penambahan pengertian diantaranya format program, format produksi, dan format siaran. Seperti pada radio motion yang menjadi studi penelitian peneliti dapat ditarik kesimpulan dari pendapat yang diutarakan oleh Anton Wahyudi selaku Program direktur dari radio Motion dan program chick chat yaitu format program chick chat ialah berita karena format siaran yang lebih besar memberikan informasi (berita) kepada audiens. Sehingga pihak chick chat
menyimpulkan
bahwa program mereka merupakan program dengan format musik karena tetap memasukkan unsur musik dan juga merupakan format Adult Contemporary dimana merupakan sebuah program yang ditujukan untuk
42
kaum muda dan dewasa dengan rentang umur sangat luas antara 25-50 tahun, serta berdaya beli tinggi. Namun tidak ketinggalan juga untuk program chick chat ini mereka tetap memberikan informasi kepada pendengar seperti informasi mengenai kesehatan, tren fashion yang ada pada saat ini, kehidupan pribadi, ataupun mengenai kebudayaan
Dengan adanya format program, pendengar dapat menikmati siaran radio sesuai dengan minatnya untuk mendengarkan. Format program merupakan suatu batasan mengenai ciri tentang suatu program. Ada beberapa jenis format program di dalam suatu radio. Namun, sebelum membahas mengenai format program secara lebih jauh, disini akan dijabarkan tentang program siaran ditelaah dari karakteristiknya.
Dari aspek karakteristiknya, jenis siaran dibagi menjadi dua, yaitu
1. Siaran karya artistik : siaran yang diproduksi melalui karya artistik, yaitu proses produksi yang mengutamakan keindahan.
2.
Siaran karya jurnalistik : siaran yang diproduksi melalui
pendekatan jurnalistik yaitu suatu proses produksi yang mengutamakan segi kecepatan, termasuk dalam proses penyajian dalam khalayak.
43
2.7 Penyiar Radio Penyiar radio adalah orang yang mampu mengomunikasikan gagasan, konsep, dan ide, seta bertugas membawakan atau menyiarkan suatu program pada suatu acara di radio. Dalam hal ini penyair memiliki tanggung jawab terhadap acara yang dibawakan sehingga dapat berlangsung lancar. Untuk menjadi seorang penyiar radio professional sebenarnya tidaklah sesulit yang dibayangkan, namun seseorang memang memerlukan beberapa syarat
ataupun
ketrampilan
untuk
meningkatkan
kemampuan
mereka
berkomunikasi satu sama lain sehingga ketrampilan dia sebagai penyiar itu lebih terasah lagi. Syarat utama untuk menjadi seorang penyiar sebenarnya sangat sederhana, yaitu cukup memiliki modal suara atau vokal, niat, dan keinginan yang kuat untuk mau belajar, dengan memenuhi syarat seperti itu hampir semua orang bisa menjadi seorang penyiar. Ada beberapa hal yang harus penyiar radio lakukan dan cermati, antara lain : a. Libatkan pendengar dalam program acara Untuk menari perhatian khalayak pendengar, tidak cukup hanya memiliki golden voice (suara yang menarik dan memesona). Sehubungan dengan itu penyiar radio harus melibatkan para pendengar dalam setiap program acara yang dibawakannya.
44
b. Berbicara bukan bersuara Modal paling utama yang harus dimiliki oleh penyiar adalah suara namun pada kenyataannya ketika mereka sedang membawakan sebuah program bukanlah bersuara yang mereka butuhkan, namun lebih kepada berbicara maksud berbicara disini adalah seorang penyiar haruslah bisa membawakan sebuah program itu seperti dia sedang berbicara kepada seorang lawan berbicara dan bukan hanya sedang mengeluarkan suara. sehingga memang dituntut seorang penyiar haruslah bisa mengekspresikan naskah yang didapat sebaik mungkin walaupun pada kenyataannya penyiar hanya mendapatkan beberapa lembar naskah saja. Disini dituntut seorang penyiar harus bisa mengekspresikan naskah yang hanya beberapa lembar saja agar pendengar bisa merasa dihibur sedemikan rupa. c. Maksimalkan ekspresi tubuh ke suara Menjadi penyiar dan membawakan sebuah program di radio hanyalah membutuhkan aspek audio yang dikeluarkan dan sangat perlu diingat bahwa tidak ada unsur visualisasi ketika penyiar tersebut sedang mengudara. Jadi, suarra benar-benar menjadi medium utama komunikasi penyiar dengan pendengar. Oleh karena itu, seluruh energy ekspresi komunikasi penyiar harus tergambar melalui suara.
45
d. Bergairah Salah satu syarat keberhasilan komunikasi ditentukan oleh kegairahan komunikatornya dalam hal ini yang dimaksud adalah penyiar radio. Bagaimana pendengar dapat digerakkan supaya dapat bergairah terhadap program yang disiarkan jika sejak awal program tersebut pendengar mempunyai kesan penyiarnya sendiri loyo dan tidak bersemangat. e. Empati Penyiar merupakan sahabat bagi pendengarnya, salah satu diantara ekspresinya itu adalah dapat membangun empati. Empati adalah kemampuan untuk melihat situasi dari sisi orang lain. Penjabarannya berarti kemampuan penyiar radio melihat kepentingan, kebutuhan, dan keinginan pendengar. f. Penyiar adalah “etalase” radio Penyiar dapat diibaratkan “etalase” atau tempat memajang barang dagangan. Dalam hal ini “etalase” bisa juga diartikan sebagai “citra radio”. Maksudnya gambaran dan citra radio mudah sekali tergambar dari penampilan penyiarnya. Semakin cantik performa penyiar maka makin tampak kecantikan manajemen, kerja sama, dan standarisasi siaran yang ditetapkan radio tersebut.
46
g. Terbuka pada kritik Penyiar adalah profesi yang terus bergerak dan pergerakan ini merupakan pergerakan masyarakat yang dinamis. Jadi seorang penyiar tidaklah boleh merasa tinggi hati atau merasa hebat karena itu sama saja dia tidak bisa menerima pergerakan atau perubahan yang ada dan bisa pula akan ditinggalkan oleh pendengarnya. Ada baiknya seorang penyiar haruslah lapang dada terhadap berbagai kritik yang dilontarkan kepadanya, karena semakin banyak kritik yang masuk berarti penyiar itu sesungguhnya banyak disukai oleh pendengarnya. 2.7.1 Ketrampilan (skill) Penyiar Radio Untuk menjadi seorang penyiar yang professional dan andal, dibutuhkan kerja keras dan sikap pantang menyerah dalam usaha memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi pada saat menjalankan tugsa siaran. Ketrampilan mutlak yang harus dimiliki oleh penyiar radio, antara lain : a. Keterampilan Berbicara di depan mikrofon (announcing skill) Keterampilan berbicara di depan mikrofon atau announcing skill merupakan hal mutlak yang harus dikuasai oleh setiap penyair radio, walaupun penyiar tersebut sudah senior sekalipun. Modal utama seorang penyiar adalah suara, walaupun saat ini tuntutan untuk memiliki golden voice tidaklah mutlak.
47
Sebagai penyiar yang ingin mempertahankan kualitas dan eksistensinya, wajib menjaga kondisi vokal agar tetap standar, bagus, dan menarik. Ada dua teknik yang dapat digunakan oleh penyiar untuk meningkatkan keterampilan berbicara, yaitu : 1. Scripteading Technique Scripteading Technique adalah teknik dasar siaran yang dilakukan oleh penyiar dengan cara menggunakan atau membaca naskah. Biasanya teknik ini digunakan penyiar radio dalam menyampaikan pesan atau informasi berupa berita yang bersifat actual. 2. Adlibbing Technique Adlibbing Technique adalah teknik dasar siaran yang dilakukan oleh penyiar tanpa menggunakan atau membaca naskah. Biasanya, teknik ini digunakan oelh penyiar radio dalam acara-acara interaktif yang bersifat hiburan. Teknik ini dirasa lebih santai, fleksibel, dan bersahabat sehingga mampu membawa pendengar benar-benar masuk ke dalam program acara yang berlangsung. b. Keterampilan Mempergunakan Peralatan (operating skill) Penguasaan peralatan audio menjadi mutlak bagi penyiar radio. Hal-hal yang harus dikuasai oleh penyiar radio di bidang teknik, antara lain :
48
1. Mampu menghidupkan dan mematikan pemancar secara mandiri, kecuali dalam keadaan darurat. 2.
Mampu mengoperasikan peralatan di ruang siaran, seperti
mixer, komputer dan program-program yang ada di dalamnya, ampli, equalizer, stabilisator tegangan, mikrofon, headphone, telepon, dan lainlain. 3. Mengetahui dan mampu mengontrol teknik penggunaan masing-masing alat seperti mikrofon karena setiap mikrofon memiliki karakteristik yang berbeda beda. 4. Peka terhadap kualitas suara yang dihasilkan oleh pemancar sampai ke penerima, dengan
cara selalu mendengarka output siaran
melalui radio penerima. c. Keterampilan memilih dan merangkai musik (musical touch) Penyiar radio harus dapat menikmati dan menghafal berbagai karakter lagu yang diputarkannya di setiap tugas siarannya sehingga nuansa indah yang tercipta dari berbagai macam lagu dan musik dapat dirasakan oleh pendengar. Walaupun di setiap radio siaran selalu tersedia seorang musc director atau piñata music yang bertugas memilih dan menyiapkan koleksi lagu yang harus diputar, namun dalam pelaksanaannya, peran
49
serta dan kemampuan masing-masing penyiar akan sangat menentukan bagaimana sajian lagu itu berlangsung selama kurun waktu tertentu. 2.8 Teori- teori Dasar/Umum Pada bagian ini peneliti akan memulai menulis mengenai teori umum yang memang tepat untuk penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Untuk penelitian kali ini peneliti memakai teori Agenda Setting yang dijadikan sebagai teori umum. 2.8.1 Teori Agenda Setting
Teori umum yang digunakan oleh peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini menggunakan teori agenda setting yang ditemukan oleh Maxwell McCombs dan Donald Shaw pada tahun 1972. Kedua pakar ini menuliskan bahwa audience tidak hanya mempelajari berita-berita dan hal-hal lainnya melalui media massa, tetapi juga mempelajari seberapa besar arti penting diberikan kepada suatu isu atau topik dari cara media massa memberikan penekanan terhadap topik tersebut. Misalnya, dalam merefleksikan apa yang dikatakan para kandidat dalam suatu kempanye pemilu, media massa terlihat menentukan mana topik yang penting.
Dengan kata lain, media massa menetapkan 'agenda' kampanye tersebut. Asumsi agenda-setting ini mempunyai kelebihan karena mudah dipahmi dan relatif mudah untuk diuji. Dasar pemikirannya adalah di antara berbagai topik yang dimuat media massa, topik yang mendapat
50
perhatian lebih banyak dari media massa akan menjadi lebih akrab bagi pembacanya dan akan dianggap penting dalam suatu periode waktu tertentu, dan akan terjadi sebaliknya bagi topik yang kurang mendapat perhatian media.
Secara singkat teori penyusunan agenda ini mengatakan media (khususnya media berita) tidak selalu berhasil memberitahu apa yang kita pikir, tetapi media tersebut benar-benar berhasil memberitahu kita berpikir tentang apa. Media massa selalu mengarahkan pada apa yang harus kita lakukan. Media massa memberikan agenda-agenda melalui pemberitaannya, sedang masyarakat akan mengikutinya.
Menurut asumsi teori ini media mempunyai kemampuan untuk menyeleksi dan mengarahkan perhatian masyarakat pada gagasan atau peristiwa tertentu. Media mengatakan pada kita apa yang penting dan apa yang tidak penting. Media pun mengatur apa yang harus kita lihat, tokoh siapa yang harus didukung. Agenda media ini juga bisa sengaja dimunculkan.
Sekedar contoh adalah kasus Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme yang melibatkan mantan pejabat Orde Baru sudah banyak dilupakan. Secara tiba-tiba media massa mengekspos keterlibatan KKN seorang mantan pejabat Orba. Kemudian berita ini menjadi perhatian utama media massa baik dimunculkan di headline (halaman muka) maupun
51
dikupas beberapa saat. Agenda yang dilakukan media massa ini akhirnya akan menjadi agenda pembicaraan masyarakat, meskipun kasusnya sudah lama dilupakan. Semakin gencar media massa memberitakan semakin hangat dan ramai topic tersebut dibicarakan masyarakat.
Teori ini akhirnya berkembang dan banyak riset dilakukan untuk membuktikan teori ini. Pada awal perkembangannya, riset agenda setting lebih banyak yang menggunakan metode murni kuantitatif. Konsepkonsep seperti agenda media dan agenda publik, dalam tradisi kuantitatif dioperasionalkan sebagai susunan urutan isu-isu yang diberritakan media massa dan isu-isu yang dianggap penting di masyarakat, sehingga bisa diukur secara kuantitatif. Namun dalam perkembangannya, Agenda Setting digabung dan dilengkapi dengan studi kualitatif, baik sebagai pelengkap studi awal analisis prosesnya maupun efek lanjutan.
Teori Agenda Setting ini memiliki beberapa kemampuan yang paling menonjol dari teori ini yaitu Kemampuan untuk mempengaruhi perubahan kognitif individu ini merupakan aspek terpenting dari kekuatan komunikasi massa. Asumsi agenda-setting ini mempunyai kelebihan karena mudah dipahmi dan relatif mudah untuk diuji. Dasar pemikirannya adalah di antara berbagai topik yang dimuat media massa, topik yang mendapat perhatian lebih banyak dari media massa akan menjadi lebih akrab bagi pembacanya dan akan dianggap penting dalam
52
suatu periode waktu tertentu, dan akan terjadi sebaliknya bagi topik yang kurang mendapat perhatian media.
Asumsi ini berhasil lolos dari keraguan yang ditujukan kepada penelitian komunikasi massa yang menganggap media massa memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar dan bukan dengan perubahan sikap atau pendapat. Studi empiris terhadap komunikasi massa telah mengkonfirmasikan bahwa efek yang cenderung terjadi adalah dalam hal informasi. Teori agenda-setting menawarkan suatu cara untuk menghubungkan temuan ini dengan kemungkinan terjadinya efek terhadap pendapat, karena pada dasarnya yang ditawarkan adalah suatu fungsi belajar dari media massa.
Kaitan antara teori agenda setting ini jika dikaitkan dengan penulisan skripsi yang dikerjakan peneliti untuk meneliti mengenai air personality penyiar program Chick Chat sudah tentu dalam kaitannya ketika penyiar tersebut memberikan informasi yang kepada pendengar. Banyak yang melupakan bagaomana antara menganalisis karakter pernyiar dengan teori tersebut, terdapat keterkaitan ketika penyiar memberikan informasi dan informasi itu bisa merupakan suatu berita yang dapat diberikan kepada pendengar.
Untuk membuktikan mengenai teori agenda setting mungkin kita bisa mencoba untuk mengamati mengenai pembicaraan yang sedang anda
53
lakukan dengan rekan anda mungkin anda akan menemukan bahwa hal yang anda anggap penting untuk dibicarakan dalam pertemuan antarpribadi merupakan hal-hal yang menjadi pusat perhatian media. Memang, kita dapat mengatakan bahwa tidak ada peristiwa penting yang dapat terjadi tanpa liputan media massa. Jika memang media tidak meliputnya maka media akan menganggap berita tersebut tidaklah penting. Akan tetapi apakah media memusatkan perhatian hanya pada suatu peristiwa yang memang benar-benar penting atau perhatian medialah yang membuat peristiwa itu penting? Sebenarnya, media mengarahkan kita untuk memusatkan perhatian pada subjek tertentu yang diberitakan media. Ini artinya media massa menentukan agenda kita.
Mengikuti pendapat dari Chaffe dan Berger ada beberapa catatan yang perlu dikemukakan untuk memperjelas teori ini :
1. Teori itu mempunyai kekuatan penjelas untuk menerangkan mengapa orang sama-sama menganggap penting suatu isu.
2. Teori itu mempunyai kekuatan memprediksi sebab bahwa jika orang-orang mengekspos pada suatu media yang sama, mereka akan merasa isu yang sama tersebut penting.
3. Teori itu dapat dibuktikan salah jika, orang-orang tidak mengekspos media yang sama maka mereka tidak akan mempunyai kesamaan bahwa isu media itu penting.
54
Sementara itu, Stephen W.Littlejohn pernah mengatakan, agenda setting ini beroperasi dalam tiga bagian sebagai berikut .
a. Agenda media itu harus diformat. Proses ini akan memunculkan masalah bagaimana agenda media itu terjadi pada waktu pertama kali.
b. Agenda media dalam banyak hal memengaruhi atau berinteraksi dengan agenda publik. Atau kepentingan isu tertentu bagi publik.
c. Agenda Publik memengaruhi atau berinteraksi ke dalam agenda kebijakan. Agenda kebijakan adalah pembuatan kebijakan public yang dianggap penting bagi individu.
Dengan demikian, agenda setting ini memprediksikan bahwa agenda media memengaruhi agenda publik sementara agenda publik sendiri akhirnya memengaruhi agenda kebijakan.
Untuk lebih memperjelas tiga agenda (agenda media, agenda khalayak, agenda, dan agenda kebijakan) dalam teori agenda setting ini, ada beberapa dimensi yang berkaitan seperti yang dikemukakan Werner Severin & James W. Tankard, sebagai berikut . 1. Agenda Media, dimensi-dimensinya : a. Visiabilitas (visiability), yaitu jumlah dan tingkat menonjolnya berita. b. Tingkat menonjol bagi khalayak(audience salience), yakni relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak.
55
c. Valensi (valency), yaitu menyenangkan atau menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.
tidak
2. Agenda Khalayak, dimensi-dimensinya : a. Keakraban (familiarity), yakni derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu. b. Penonjolan Pribadi (personal salience), yakni relevansi kepentingan individu dengan cir pribadi. c. Kesenangan (favorability), yakni pertimbangan senang atau tidak senang akan suatu topic berita. 3. Agenda Kebijakan a. Dukungan (support), yakni kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu. b. Kemungkinan kegiatan (likelihood of action), yakni kemungkinan Pemerintah melaksanakan apa yang mungkin diibaratkan. c. Kebebasan bertindak (freedom of action), yakni nilai kegiatan yang mungkin dilakukan Pemerintah
2.9 Teori Khusus Dibagian ini peneliti berusaha untuk menyempurnakan teori yang digunakan sebagai bahan untuk menyelesaikan penelitian dari peneliti. Peneliti menggunakan Teori Persamaan Media (Media Equation Theory) sebagai teori khusus yang digunakan oleh peneliti sebagai teori yang digunakan untuk penyelesaian penulisan peneliti.
56
2.9.1 Teori Persamaan Media ( Media Equation Theory) Teori ini pertama kali dikenalkan oleh Byron Reeves dan Clifford Nass (professor jurusan komunikasi Universitas Stanford Amerika) dalam tulisannya The Media Equation : How People Treat Computers, Television, and New Media Like Real People and Places pada tahun 1996. Teori ini relative sangat baru dalam dunia komunikasi massa. Media Equation Theory atau Teori Persamaan Media ini ingin menjawab persoalan mengapa orang-orang secara tidak sadar dan bahkan secara otomatis merespon apa yang dikomunikasikan media seolah-olah (media itu) manusia. Menurut asumsi dari teori yang ada ini media itu diibaratkan seperti manusia. Teori ini memperhatikan bahwa media juga bisa diajak untuk berbicara. Media bisa menjadi lawan bicara individu seperti dalam komunikasi interpersonal yang melibatkan dua orang yang meliputi situasi face to face. Misal seperti ketika kita berbicara dengan komputer ketika kita sedang ingin mencari data yang kita butuhkan, seolah-olah komputer itu manusia. Jika dilihat dalam komunikasi interpersonal misalnya, manusia bisa belajar dari orang lain, bisa dimintai nasihat, bisa dikritik, bisa menjadi penyalur kekesalan atau kehimpitan hidup. Apa yang bisa dilakukan pada manusia ini bisa dilakukan oleh media massa. Dalam media elektronik misalnya radio kita pun bisa melihat bahwa pendengar bisa meminta saran kepada penyiar, penyiar pun bisa menjadi seperti seorang sahabat yang hangat dan dekat dengan pendengar bisa memberikan beberapa nasihat pula kepada pendengar yang memang sedang bermasalah. Intinya layaknya
57
manusia, media bisa melakukan apa saja yang dikehendaki individu bahkan bisa jadi lebih dari itu. Selain seperti itu sama dengan contoh ketika kita mendengarkan radio yang suaranya kecil walau volume suara juga sudah dibesarkan tapi tetap terdengar kecil sehingga membuat kita mendekatkan kuping kita menuju tempat speaker dari radio tersebut. Contoh lain seperti ketika kita melihat televisi. Jika televisi yang kita lihat ukurannya lebih kecil, ada kemungkinan kita menontonnya lebih dekat jika dibandingkakn dengan televisi yang berukuran lebih besar. Kita bisa meniru berbagai adegan dalam televisi sama persis seperti yang disajikannya. Perilaku semacam itu sama saja seperti dengan yang dilakukan pada individu yang lain. Ketika orang yang kita ajak berbicara suaranya kecil, kita cenderung mendekat. Dalam proses interaksi sosial dikaatakan bahwa orangorang cenderung dekat dan menyukai satu sama lain karena terjadinya kesamaan, misalnya kesamaan kebutuhan, kepercayaan, status sosial, persamaan senasib, dan lain-lain. Sejalan dengan teori ekuasi media ini, media bahkan dianggap seperti kehidupan nyata. Dengan komputer kita bisa berbuat apa saja, misalnya kita bisa mencari hiburan dengan permainan yang disediakan, kita bisa menjelajah keseluruh dunia dengan perantaraan internet, kita bisa berkirim surat secara cepat melalui email dengan dengan teman yang berada di Negara lain, dan kita pun bisa menghabiskan waktu berjam-jam mencari kebutuhan kita dengan komputer.
58
Radio pun tidak jauh berbeda dengan internet. Radio memberikan hiburan, bisa memberikan nasehat kepada wanita yang sedang patah hati atau pasangan yang sedang bermasalah bahkan radio dengan cepat dapat memberikann informasi mengenai keadaan yang ada di jalanan yang mungkin banyak diperlukan oleh beberapa orang yang terjebak kemacetan di suatu daerah. Teori ekuasi media menemukan kebenarannya jika digunakan untuk mengamati aktivitas di dalam perpustakaan. Saat ini banyak perpustakaan memanfaatkan komputer. Suatu fakta yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Jika sebelumnya kita mencari katalog secara manual, saat ini semua itu sudah diatasi dengan dengan komputer yang disediakan di dalam perpustakaan. Namun ternyata selain hal-hal yang berdekatan dengan kehidupan sosial, sebagaimana dikutip Griffin, Reeves dan Nass menyatakan bahwa, “Media are full partiscipants in our social and natural world.” (Griffin, 2003:405). Bagi Reeves dan Nass, media lebih dari sekedar “tool”. Jika McLuhan mengatakan bahwa media adalah suatu alat, dan kemudian alat itulah yang membentuk kita, namun Reeves dan Nass menyatakan bahwa media lebih dari itu. Bagi mereka yang dinamakan sebagai “tool” sebagai “hardware” yang bisa dibeli di toko. Sedangkan media, selama ini tidak bisa disamakan dengan perangkat keras yang mati. Karena media juga memberikan kontribusi dan pengaruh yang cukup besar bagi kehidupan manusia.
59
Mereka juga memberikan penekanan bahwa yang diberikan melalui televisi, komputer, radio dan bentuk-bentuk media lainnya adalah sebuah realitas virtual seperti yang biasa masyarakat itu lakukan. Oleh karenanya, media bukan hanya sekedar “tool”. Pembuktian The Equation Theory : 1. Interpersonal Distance─jarak interpersonal. Sebuah penelitian mengenai perubahan emosi, sikap, dan gesture beberapa orang ketika mereka sedang berhadapan dengan gambar orang yang tengah berbicara kepada mereka di layar TV dengan jarak yang berbeda. Hasilnya menunjukkan bahwa jarak antara penonton dengan TV berpengaruh terhadap perubahan sikap, emosi, dan gesture penonton. Menurut Reeves dan Nass, orang beranggapan bahwa sebuah gambar wajah, berhubungan dengan ukurannya, hanya merupakan simbol yang merepresentasikan orang yang tidak benarbenar ada di situ. Namun lebih dari itu, ukuran wajah secara luas mempengaruhi response psikologis dari rasa ingin mendekat, sampai penilaian terhadap karakter. 2. Similarity and Attraction (persamaan dan daya tarik) Microsoft dan Macintosh memproduksi dua jenis software computer. Yang pertama Max, yaitu komputer yang menggunakan kata-kata perintah, menunjukkan dominansi terhadap pemakai. Yang kedua bernama Linus, yaitu komputer yang menggunakan kata-kata submissive. Reeves dan Nass menyatakan hal ini berpengaruh pada
60
para pemakai komputer. Menurut mereka, ketika mesin dilengkapi dengan personality-like characteristics, orang akan merespons mesin seolah-olah benda itu punya personality. Meskipun orang-orang ini menyatakan bahwa mereka tidak percaya mesin benar-benar punya kepribadian. 3. Source Credibility─kredibilitas sumber. Misalnya, ketika kita mendengar dari teman kita tentang insiden pemboman di suatu daerah, kita tidak akan mudah percaya. Tetapi ketika kita menonton berita mengenai pemboman itu di TV lewat pembawa acara berita yang terkenal dan kredibel seperti Rosiana Silalahi atau kita mendengarkan melalui radio berita seperti Trijaya fm atau Elshinta mengenai berita pengeboman tersebut tentu kita akan lebih percaya pada media tersebut. Meskipun kita tahu bahwa mungkin saja penyiar tersebut ketika membacakan berita tersebut tidak menulis sendiri beritanya atau tidak terjun langsung ke tempat kejadiannya. 2.9.2 Teori Model Lasswell Satu teori lagi yang digunakan oleh peneliti untuk melengkapi penelitiannya adalah teori model Lasswell, teori komunikasi ini merupakan teori yang dianggap paling awal sekitar tahun 1948 oleh Harold Lasswell. Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan : Who says in which channel to whom with what effect (siapa mengatakan apa
61
melalui saluran apa kepada siapa dengan efek apa). Jawaban bagi pertanyaan paradigmatik : Lasswell itu merupakan unsur-unsur proses komunikasi yaitu Communicator (komunikator), Massage (pesan), Media (media), Receiver (komunikan/penerima), dan Effect (efek). Model yang diutarakan Lasswell ini secara jelas mengelompokkan elemen-elemen mendasar dari komunikasi ke dalam lima elemen yang tidak bisa dihilangkan salah satunya (Littlejohn, 1996:334). Model yang dikembangkan oleh Lasswell ini sangat popular di kalangan ilmuan komunikasi, dan kebanyakan mahasiswa komunikasi ketika pertama kali belajar ilmu komunikasi, akan diperkenalkan dengan model di atas. Sumbangan pemikiran Lasswell dalam kajian teori komunikasi massa adalah identifikasi yang dilakukannya terhadap tiga fungsi dari komunikasi
massa.
Pertama
adalah
kemampuan
media
massa
memberikan informasi yang berkaitan dengan lingkungan di sekitar kita, yang dinamakannya sebagai surveillance. Kedua, adalah kemampuan media massa memberikan berbagai pilihan dan alternatif dalam penyelesaian masalah yang dihadapi masyarakat, yang dinamakannya sebagai fungsi correlation. Ketiga adalah fungsi media massa dalam mensosialisasikan nilai-nilai tertentu kepada masyarakat, yang dalam terminologi Laswell adalah kemampuannya mencatat bagian-bagian yang membentuk sistem komunikasi massa dan serempak pula dapat menggambarkan hasil-hasil yang hendak dicapai oleh komunikasi massa melalui ketiga fungsi yang telah dijelaskan di atas.
62
2.10
Batasan Istilah Pada penelitian kali ini penulis menggunakan judul “Analisis Air
Personality penyiar pada program khusus perempuan di radio (studi kasus terhadap program “chick chat” pada radio Motion 97.5 fm Jakarta”, untuk lebih memahami mengenai penelitian tersebt maka peneliti mencoba untuk memaparkan satu persatu dari kata-kata yang digunakan oleh peneliti pada penelitiannya . a. Analisis Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia analisis merupakan turunan kata dari analisa dimana merupakan kata yang memiliki arti penyelidikan suatu peristiwa bisa merupakan sebuah karangan saja atau perbuatan dar sekelompok orang dan lain sebagainya untuk mengetahui apa penyebab dari kejadian tersebut, sekaligus mencoba untuk menyelidiki beberapa bagian yang menjadi penyebab adanya masalah pada peristiwa tersebut. b. Air Personality Penyiar Seorang penyiar haruslah memiliki suatu gaya kepenyiaran atau kepribadian penyiar yang harus dimiliki oleh seorang penyiar saat sedang mengudara. Seorang penyiar radio yang professional harus memiliki “air personality” yang baik demi meningkatkan profesinya sebagai penyiar radio. Kepribadian ini harus dimiliki oleh tiap penyiar karena dari sinilah suatu image dari program itu dibentuk, selain itu kepribadian penyiar pun sangat dibutuhkan untuk mendapatkan simpati dan kesan mendalam dari pendengar setianya. Banyak hal yang mempengaruhi air personality penyiar, :
63
i.
Naturalness “to be natural is to be yours” untuk menjadi natural dalam
setiap tugas siaran, penyiar sebaiknya mampu menjadi dirinya sendiri, tidak meniru orang lain dan tidak mengada-ada dalam menjalankan tugasnya. Dengan bersifat natural dan apa adanya, karakter penyiar radio akan terbentuk secara alami tanpa dipaksakan, sehingga air personality benar-benar keluar dari dalam diri penyiar melalui kata-kata dan pengekspresian jiwa yang tersirat ketika sedang mengudara. Sikap natural tersebut kemungkinan akan menjadi daya tarik tersendiri yang tidak mungkin dapat ditiru oleh penyiar manapun. Jika akhirnya ada yang mengikuti tentu tidak akan sama persis seperti penyiar tersebut bawakan. ii.
Vitality Seorang penyiar radio adalah panutan bagi pendengarnya,
sehingga penyiar harus tampil sebaik mungkin. Setiap apa yang dilakukan oleh penyiar radio di udara selalu menjadi trend setter bagi pendengarnya sehingga air personality penyiar radio haruslah mencerminkan gaya hidup yang baik dan patut untuk ditiru oleh para audience atau para pendengarnya. Jangan bersikap sembarangan karena hal itu akan memberikan kesan bahwa penyiar radio tidak patut untuk ditiru. Selain itu, tugas penyiar radio yang menghibur selalu menjadi alasan kuat untuk
64
memberikan kesan riang dan lincah di setiap kemunculan penyiar di udara. Kesan riang dan lincah sangat dibutuhkan untuk membentuk kepribadian penyiar di udara. Karena secara tidak langsung kesan tersebut akan langsung menular kepada pendengar. iii.
Reliability Hampir semua pekerjaan apapun itu jenis pekerjaannya
selalu menuntut adanya kejujuran, termasuk dalam dunia penyiaran. Dalam membentuk air personality
yang baik,
kejujuran harus selalu dilakukan oleh setiap penyiar radio. Penyiar harus jujur dalam menyiarkan segala hal, termasuk menyiarkan segala sumber berita yang diperoleh selama proses siaran radio berlangsung. Penyiar radio dituntut untuk selalu mengedepankan kejujuran. iv.
Friendliness Sifat bersahabat juga menjadi faktor pendukung citra
penyiar di udara. Pendengar akan merasa betah mendengarkan siaran radio bila dia mendapatkan perlakuan yang sewajarnya dari seorang sahabat yang bernama “penyiar”. Sebagai seorang sahabat pendengar tidak akan merasa terpaksa mendengarkan siaran anda. Layaknya seorang sahabat maka penyiar akan selalu berusaha untuk tampil akrab di setiap tugas siarannya. Keakraban
65
inilah yang pada akhirnya akan memunculkan sifat persahabatn dan kekeluargaan di antara penyiar dan pendengar. v.
Believability Setiap perkataan yang keluar dari mulut penyiar tentu
harus dapat dipercaya, baik itu yang bersifat hiburan maupun informasi. Segala sesuatu yang diungkapkan oleh penyiar radio harus
dapat
dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
Jangan
mengumbar janji kepada pendengar jika penyiar benar-benar tidak dapat memenuhi janji tersebut. Lebih baik teliti lagi sebelum mengatakan sesuatu pada pendengar karena kepercayaan yang ada di pendengar akan pudar kalau saja penyiar tersebut terlihat sering berjanji namun tidak dapat menepatinya. vi.
Adaptability Pergaulan setelah menjadi penyiar tentu akan berkembang
seiring dengan seberapa besar penyiar mengepakkan sayap. Di sini penyiar harus berusaha untuk belajar beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan bermacam karakter orang dan situasi. Tuntutan untuk menyesuaikan diri adalah suatu yang wajar karena setiap saat penyiar radio selalu berhubungan dengan bermacam orang. Jika penyiar tidak mampu untuk menyesuaikan diri, tentu dia akan tersisih dari pergaulan, baik di dalam maupun di luar bidang penyiaran.
66
c. Penyiar Radio Penyiar radio adalah orang yang mampu mengomunikasikan gagasan, konsep, dan ide, serta bertugas membawakan atau menyiarkan suatu program acara di radio. Dalam hal ini, penyiar radio memiliki tanggung jawab terhadap acara yang sedang dibawakannya sehingga dapat berlangsung dengan lancer. Ada kesamaan pengertian tentang penyiar radio, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penyiar adalah orang yang menyiarkan atau penyeru pada radio. Di sini, fungsi penyiar sangat sederhana, yaitu hanya bertugas untuk menyiarkan dan menyerukan materi siaran melalui radio siaran. Chester, Garisson, dan Willis dalam bukunya yang berjudul Television and Radio mengatakan bahwa penyiar dalam sebuah stasiun radio memainkan banyak peran. Pada umumnya, penyiar merupakan juru bicara stasiun radio siaran. Di balik layar studio, penyiar juga mempunyai pekerjaan tugas lain sesuai keterampilan yang dimilikinya. d. Perempuan Perempuan adalah suatu mahluk yang diciptakan Tuhan yang merupakan lawan jenis dari laki-laki, perempuan juga merupakan makhluk yang memiliki kodrat untuk mengandung, melahirkan, dan menyusui. Perempuan adalah juga Individu yang indah dan unik serta mempunyai peranan tersendiri, peranan yang khusus di dalam kehidupan ini. Perempuan bisa menjadi suatu pribadi yang menyenangkan dan mempunyai arti bila dia menyadari, memahami dan menjalankan fungsinya di posisi dimana dia ditempatkan di dalam dunia ini, baik sebagai anak, ibu, menantu, mertua, adik, kakak, istri ataupun teman. Perempuan
67
juga merupakan mahluk yang senang bersosialisasi. Senang untuk ngobrol kesana kemari dengan teman-temannya karena itu juga oleh sebagian perempuan digolongkan sebagai salah satu bentuk dalam mengungkapkan emosi dan perasaannya. Perempuan suka berbicara dan ingin didengarkan. Perempuan juga merupakan makhluk yang berhati lembut, dan anggun karena mereka merupakan contoh konkrit bagi anak-anaknya. e. Chick Chat Chick chat merupakan salah satu program Khusus untuk perempuan, yang membahas mengenai berbagai hal mengenai wanita dari mengenai permasalahan pribadi hingga menemukan solusi untuk permasalahan yang menyangkut mengenai mereka yang sudah berkeluarga. Chick chat merupakan yang di dalamnya terdapat sebuah segmen “keepin Busy” dimana program tersebut membahas mengenai wirausaha wanita yang sukses dan berhasil dalam karirnya. f. Radio Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).