BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Teori Dasar / Umum
2.1.1 Komunikasi Setiap sisi kehidupan manusia tidak lepas dari kegiatan komunikasi. Apapun bentuk kegiatannya, manusia selalu melakukan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan dan tidak dapat dihindari yaitu proses komunikasi. Melalui komunikasi manusia dapat menyampaikan segala keinginannya, sehingga pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan fisik, baik bagi dirinya sendiri maupun untuk lingkungan sosialnya. Secara umum komunikasi merupakan proses kegiatan penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan, isi pesan yang disampaikan berupa lambang-lambang yang penuh arti dan bermakna. Dilihat dari sisi etimologi komunikasi yang dalam bahasa Inggrisnya, ‘Communication’, berasal dari kata Latin ‘communicatio’ yang bersumber dari kata komunis yang berarti sama. Sama dalam artian, sama makna sehingga pengertian komunikasi minimal harus mengandung kesamaan makna di antara dua pihak yang terlibat. (Effendy, 2001:9) Berdasarkan definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa kesamaan arti dalam sebuah proses komunikasi merupakan faktor penting, karena bila hal ini tidak tercapai maka komunikasi akan gagal. Kesuksesan sebuah proses komunikasi bisa dilihat sejauh mana komunikan mengerti terhadap isi pesan yang disampaikan oleh komunikator. Pesan tersebut bisa berupa lambang-lambang yang mempunyai arti. 9
10 Komponen komunikasi menurut Effendy (2001:10), meliputi unsur-unsur : 1. Komunikator, yakni orang yang mengirimkan atau menyampaikan pesan (message). 2.
Pesan (message), yaitu ide, informasi, berita, opini dan lain-lain.
3.
Saluran (channel atau media), adalah alat yang digunakan komunikator untuk menyampaikan pesan.
4.
Komunikan, yaitu orang yang menerima pesan.
5.
Efek, yaitu pengaruh dari proses atau kegiatan komunikasi yang dilakukan komunikator kepada komunikan. Kelima unsur komunikasi tersebut merupakan kesatuan yang utuh, apabila salah satu unsur tidak ada, maka komunikasi tidak akan terjadi, dengan kata
lain
masing-masing
unsur
saling
berhubungan
dan
ada
saling
ketergantungan. Menurut Arifin (2005:25), komunikasi memiliki tiga fungsi, yaitu : 1.
Persuasif, yakni mempengaruhi orang lain untuk bertingkah laku sesuai dengan keinginan kita.
2.
Edukatif, yakni komunikasi yang dilakukan oleh komunikator dilakukan untuk memberikan pengetahuan dan pendidikan kepada komunikan.
3.
Informatif, yakni komunikasi yang dilakukan untuk komunikator di maksudkan untuk memberikan informasi kepada komunikan.
Dengan mengetahui fungsi komunikasi tersebut maka proses komunikasi akan terjadi dan akibatnya terjadi interaksi antara komunikator dan komunikan. Lalu menurut Deddy Mulyana(2007:80) terdapat empat tingkat/tipe komunikasi yang disepakati banyak pakar, yaitu :
11 1. Komunikasi antarpribadi, yaitu komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal ataupun nonverbal 2. Komunikasi kelompok, biasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan kelompok kecil, jadi bersifar tatap muka. Umpan balik dari seorang peserta dalam komunikasi kelompok masih bisa diidentifikasi dan ditanggapi langsung oleh peserta lainnya. Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan juga komunikasi antar pribadi, karena itu kebanyakan teori komunikasi antar pribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok 3. Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suati organisasi tertentu. Satu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam satu lingkungan (Pace, Faules 2005 : 31) 4. Komunikasi massa, yaitu komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak(surat kabar,majalah) atau elektronik(radio,televisi), berbiaya relatif mahal,yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan,yang ditujukan kepada sejumlah besar orang-orang yang tersebar di banyak tempat,anonim, dan heterogen. Penulis akan membahas lebih jauh mengenai komunikasi massa di halaman yang lain. Selain 4 tipe komunikasi di atas, Teri Kwal Gamble dan Michael Gamble (2008 :7) menambahkan 3 tipe komunikasi lagi yaitu :
1. Komunikasi intrapribadi, dimana kita berpikir,berbicara,mempelajari, dan
12 mengevaluasi diri sendiri 2. Komunikasi publik, dimana kita menginformasikan dan mempengaruhi audiens untuk berpikir, dan percaya pada omongan kita sehingga pada akhirnya bertindak seperti yang kita inginkan. 3. Komunikasi secara online dan melalui mesin,dimana kita bisa berinteraksi dan membangun hubungan dengan orang lain menggunakan sarana komputer dan internet. Gambaran ringkas proses komunikasi dapat dilihat dari model komunikasi yang dikembangkan oleh Harold Lasswell, dimana ia mengemukakan sebuah model komunikasi dengan menggunakan lima pertanyaan untuk melihat proses komunikasi, yaitu “who says what in which channel to whom with what effect.” (Effendy 2001:10). supaya lebih jelasnya di gambarkan sebagai berikut : 1
Who
- siapa
= komunikator
2
Says what
- mengatakan apa
= pesan
3
In which channel - dalam media apa
= media
4
To whom
- kepada siapa
= komunikan
5
With what effect
- dengan efek apa
= efek
Berdasarkan model komunikasi Lasswell yang telah diuraikan di atas, maka jika diaplikasikan kedalam penulisan ini, adalah : 1.
Who (siapa) Yaitu komunikator yang merupakan sumber yang akan memberikan informasi atau menyampaikan pesan kepada komunikan,komunikator dalam hal ini adalah Tim kreatif TRANS TV untuk program “Bosan jadi pegawai”
2.
Says what (pesan yang akan disampaikan)
13 Yaitu pesan yang akan disampaikan komunikator, dalam hal ini adalah informasi mengenai kegiatan wirausaha yang disampaikan melalui program “Bosan Jadi Pegawai” 3.
In which channel (media yang dikemukakan) Media yang digunakan adalah media Televisi dengan konsep reality show yang ditayangkan setiap satu minggu sekali dengan durasi setengah jam
4.
To whom (siapa komunikannya) Pesan ditujukan kepada khalayak khususnya Warga RT 03 RW 016 Bukit Cinere Indah,Cinere, Depok yang menjadi segmentasi Program “Bosan Jadi pegawai” dan sudah sering menonton program itu di televisi
5.
With what effect (effect apa yang diharapkan) Efek apa yang diharapkan pada komunikan adalah Terbangunnya jiwa entrepreneurship penonton setelah menyaksikan program “Bosan Jadi Pegawai”
2.1.2
Model Stimulus – Organisme – Respons Menurut Irwanto, model stimulus organisme respon adalah “asosiasi atau konek-
si antara
suatu rangsangan tertentu (stimuli) dengan reaksi tertentu (respons)”
(2002:107). Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat penulis simpulkan bahwa model ini adalah gambaran respon yang terbentuk dari suatu rangsangan pesan pada media. Respon merupakan reaksi/umpan balik dari individu ketika ia menerima stimulus atau rangsangan dari media. Seseorang dapat memperkirakan suatu keterkaitan efek antara pesan-pesan pada media massa dan reaksi audiens, dapat juga dikatakan efek yang dihasilkan adalah reaksi tertentu terhadap stimulus respon, sehingga seseorang dapat
14 mengharapkan kesesuaian antara pesan dan reaksi dari komunikan. Dalam model ini terdapat tiga elemen penting (Irwanto, 2002:107), yaitu: 1.
Pesan ( stimuli, S )
2.
Penerima ( Organisme, O )
3. Efek ( Respon, R ) Prinsip S-O-R merupakan suatu prinsip yang cukup sederhana dimana respon merupakan reaksi terhadap rangsangan tertentu. Stimulus Organisme Respons berkaitan dengan dasar jarum hipodermik, dimana media dipandang sebagai obat yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah sehingga menghasilkan pengaruh yang sesuai dengan isinya. Dalam konsepsi ini terdapat suatu pemikiran bahwa masyarakat modern yang merupakan pribadi, yang tidak terlalu terpengaruh oleh kendala dan ikatan social. Dan media massa dipandang sebagai suatu yang dominant untuk memobilisasi perilaku sesuai dengan tujuan dari barbagai kekuatan yang ada dalam masyarakat.” (Sendjaja, 2004:188) Berdasarkan penjelasan di atas, prinsip S–O–R berasumsi bahwa pesan didistribusikan secara sistematis serta dalam skala yang besar, sehingga secara bersamaan, pesan tersebut dapat tersampaikan ke sejumlah individu dan bukan ditujukan untuk perorangan saja. Penggunaan teknologi untuk proses reproduksi dan proses distribusi diharapkan bisa lebih memaksimalkan penerimaan respon khalayak. Dalam penulisan ini pengaruh program Bosan Jadi Pegawai dalam membangun jiwa Entrepreneurship adalah bentuk suatu respon yang bisa diamati, respons secara tidak langsung berasal dari stimulus dan diperoleh dari dalam organisme manusia. Setiap khalayak khususnya Warga RT 03 RW 016 Bukit Cinere indah, Cinere, Depok yang sering menyaksikan acara Bosan Jadi Pegawai serta mengetahui isi dari acar tersebut. Pesan
15 berupa program di televisi yang terdiri dari warna, suara, ilustrasi dan lain-lain dapat memberikan stimulus pada panca indera untuk membaca pesan yang disampaikan; kemudian pesan pada program tersebut dipahami, diterima dan mengaktifkan proses kesadaran. Oleh sebab itu, dapat kita lihat bahwa dalam keadaan organisme dalam diri manusia dapat disimpulkan atas rangsangan dan respon tersebut. Efek suatu komunikasi tertentu yang berupa perubahan sikap akan tergantung pada sejauh mana komunikasi itu diperhatikan, dipahami, dan diterima. Seperti yang digambarkan pada bagan dibawah ini (Sendjaja, 2004:188):
Gambar 1 hubungan stimulus organisme respons
ORGANISME : STIMULUS
-
PERHATIAN PENGERTIAN PENERIMAAN
RESPONS (PERUBAHAN SIKAP)
Seperti yang kita lihat pada gambar diatas, bahwa terdapat tiga unsur, yaitu stimulus (S) adalah pesan, organisme (O) adalah pihak penerima pesan, dan respons (R) adalah pengaruh yang terjadi yang dinyatakan dari perasaan suka atau tidak terhadap pesan yang disampaikan setelah melalui proses perhatian, pemahaman dan penerimaan yang dilakukan oleh penerima pesan. Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari :
16 a. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif. b. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya. c. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap). d. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku). Jadi yang kesimpulan yang penulis dari beberapa tulisan di atas dapatkan adalah, teori S-O-R ini tidak hanya mempengaruhi organisme sampai ke tahap perubahan sikap saja, namun jika stimulusnya cukup kuat, ia mampu mempengaruhi organisme sampai ke tahap perubahan tindakan(http://terselubungsekali.blogspot.com/2011/05/teoriperubahan-perilaku-kesehatan.html diakses pada tanggal 3 Juli 2011 Jam 11.15)
2.1.3 Komunikasi Massa Banyak definisi tenang komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh para ahli komunikasi. Namun dari sekian banyak definisi itu ada kesamaan definisi antara satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa(media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication(media komunikasi massa). Media massa apa?tentu saja media massa yang dihasilkan oleh teknologi modern. Hal ini perlu ditekankan sebab ada media yang bukan media massa yakni media
17 tradisional seperti Kentongan, Angklung, gamelan , dan lain-lain. Jadi, disini jelas media massa menunjuk pada hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa. Ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble , menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup hal-hal seperti berikut : 1.
Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern
untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khlayak yang luas dan tersebar. Pesan ini disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau gabungan di antara media tersebut 2.
Komunikator dalam komunikasi massa, dalam menyebarkan pesan-
pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audiens dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak mengenal satu sama lain. 3.
Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan
duterima oleh banyak orang. Karena itu, diartikan milik publik 4.
Sebagai sumber, komunkator massa biasanya organisasi formal seperti
jaringan, ikatan, atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari sesorang, tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi sukarela 5.
Komunikasi massa diatur oleh atau penyaring informasi, Artinya, pesan-
pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikotnrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan oleh media massa. Ini berbeda dengan
18 komunikasi antar pribadi. Kelompok atau publik dimana yang mengontrol bukan sejumlah individu. Beberapa individu dalam komunikasi massa ikut berperan dalam membatasi atau memperluas pesan yang disiarkan. Contohnya adalah seroang reporter, editor film, penjaga rubrik, dan lembaga sensor lain dalam media itu bisa berfungsi sebagai gatekeeper 6.
Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya terunda. Kalau dalam
jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya, dalam komunikasi antar personal. Dalam komunikasi ini umpan langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dliakukan lewat surat kabar tidak dapat langsung dilakukan alias terunda. Dengan begitu, media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak,bersamaan dan cepat kepada audiens yang luas dan heterogen,. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu.bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak tebatas (Nurudin, 2009 : 8-9). Definisi lain juga pernah dikemukakan oleh Joseph A. Devito, yang jika diterjemahkan secara bebas berarti, ”pertama komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau ssemua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak suka runtuk dudefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio atau audio-visual. Komunikasi massa barangkali akan lebuh mudah dan lebih logis bisa didefinisikan menurut bentuknya (Televisi,Radio, surat kabar, majalah,film,buku dan pita). (Nurudin
19 2009 : 12) Sementara itu, menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney disebutkan, ”mass communication is a process whereby mass-produced message are transmitted to large anonymous, and heterogenous masses of receivers (komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen). Large di sini berartu luas lebih dari sekedar kumpulan orang yang berdekatan secara fisik, sedangkan anonymous berarti bahwa individu yang menerima pesan cenderung menjadi asing satu sama lain atau tidak saling mengenal satu sama lain, dan heterogenous berarti bahwa pesan yang dikirm to whom it may concern(kepada yang berkepentingan)
yakni
keapada
orang-prang
dari
berbagai
macam
atribut,status,pekerjaan, dan jabatan dengan karakteristik yang berbeda satu sama lain dan bukan penerima pesan yang homogen(Nurudin 2009 : 12). Elemen-elemen komunikasi massa Elemen komunikasi pada komunikasi secara umum juga berlaku bagi komunikasi massa. Secara ringkas proses sederhana komunikasi meliputi komunikator megirimkan pesan melalui saliran kepada penerima. Perbedaan komunikasi massa dengan komunikasi biasa lebih berdasarkan pada jumlah pesan berlipat-lipat yang sampai pada penerima. Terkadang mereka menerimanya serentak, seperti contoh ketika menonton televisi. Atau secara individu atau bahkan puluhan abad seperi dalam buku atau kitab suci. Ada beberapa elemen dalam komunikasi massa antara lain komunikator, isi, audiens, umpan balik, gangguan,gatekeeper, pengatur, dan filter(Nurudin 2009 : 96)
20 1. Komunikator
Komunikator dalam komunikasi massa sangat berbeda dengan komunikator dalam bentuk komunikasi yang lain. Komunikator disini meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, dan staf teknis yang berkaitan dengan sebuah acara televise. Jadi, komunikator dalam komunikasi massa merpakan gabungan dari beberapa individu dalam sebuah lembaga media massa. Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa bukan individu, tetapi kumpulan orang yang bekerja sama satu dengan lainnya. Meskipun ada orang yang dominan, pada akhirnya ia akan terbatasi perannya oleh kumpulan orang. Kumpulan orang itu bisa disebut organisasi,lembaga, institusi, atau jaringan. Jadi, apa yang dikerjakan oleh komunikator dalam komunikasi massa itu “atas nama” lembaga dan bukan atas nama masing-masing individu dalam lembaga tersebut(Nurudin 2009 : 96-97).
2. Isi
Masing-masing media massa mempunyai kebujakan sendiri-sendiri dalam pengelolaan isinya. Sebab, masing-masing media melayani masyarakat yang beragam juga menyangkut individu atau kelompok social. Bagi Ray Eldon Herbert Dkk (1985) isi media setidak-tidaknya bisa dibagi ke dalam lima kategori yakni, 1) Berita dan Informasi, 2) Analisis dan Interpretasi, 3) pendidikan dan sosialisasi, 4) Hubungan masyarakat dan persuasi, 5) iklan dan bentuk penjualan lain, dan 6) hiburan (Nurudin 2009 : 101).
21 3. Audiens
Audiens yang dimaksud dalam komunikasi massa sangat beragam, dari jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah, Koran, atau jurnal ilmiah. Masing-masing audiens berbeda satu sama lain di antaranta dalam hal berpakaian, berpikir, menanggapi pesan yang diterimanya, pengalaman, dan orientasi hidupnya. Akan tetapi, masing-masing individu bisa saling mereaksi pesan yang diterimanya.
Menurut Hiebert dan kawan-kawan, audiens dalam komunukasi massa setidaktidaknya mempunyai lima karakteristik seperti berikut:
1. Audiens cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan social di antara mereka 2. Audiens cenderung besar. 3. Audiens cenderung heterogen 4. Audiens cenderung Anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain . 5. Audiens secara fisik dipisahkan dari komunikator
(Nurudin 2009 : 105-106)
4. Umpan Balik
Ada dua umpan balik (feedback) dalam komunikasi yakni umpan balik langsung (immediated feedback) dan tidak langsung (delayed feedback). Umpan balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan bergadapan langsung atau ada kemungkinan berhadapan langsung.
22 Umpan balik tidak langsung,misalnya bisa ditunjukan dalam letter to the editor/surat pembaca. Disini kita biasa melihat koreksi pembaca atas berita yang ditampilkan di media cetak.
Umpan balik merupakan bahan yang direfleksikan kepada sumber/ komunikan setelah dipertimbangkan dalam waktu tertentu sebelum dikirimkan. Untuk komunikasi massa, Umpan balik tidak langsunglah yang merupakan ciri asli dari komunikasi massa itu sendiri (Nurudin 2009 : 109)
5. Gangguan
Terdapat dua gangguan yaitu gangguan saluran dan gangguan semantik (Nurudin 2009 : 114,116). Untuk gangguan saluran penyebabnya antara lain, kesalahan cetak atau kata yang hilang dalam surat kabar, bisa juga gambar yang tidak jelas pada televise. Dengan kata lain, gangguan yang disebabkan oleh saluran itu sendiri. Lalu gangguan semantik adalah gangguan yang berhubungan dengan bahasa, misalnya, kendala bahasa, perbedaan pendidikan, lingkungan dan lainlain
6. Gatekeeper
Istilah gatekeeper ini pertama kali dikenalkan oleh Kurt Lewin dalam bukunya Human relations (1947), seorang ahli psikologi dari Australia pada tahun 1947. Kata tersebut mertupakan sebuah istilah yang berasal dari lapangan sosiologi, tetapi digunakan dalam penelitian komunikasi massa.
23 John R. Bittner (1996) mengistilahkan Gatekeeper sebagai “individu-individu atau kelompok orang yang memantau arus informasi dalam sebuah saluran komunikasi (massa). Jika diperluas maksnanya, yang disebut sebagai gatekeeper adalah orang yang berperan penting dalam media massa seperti surat kabar, majalah, televise, radio, internet, video tape,compact disk, dan buku. Dengan demikian, mereka yang disebut sebagai gatekeeper antara lain reporter, editor berita, bahkan editor film atau orang lain dalam media massa yang ikut menentukan arus informasi yang disebarkan(Nurudin 2009 : 118-119).
Semua saluran media massa mempunyai sejumlah gatekeeper
7. Pengatur
Yang dimaksud pengatur dalam media massa adalah mereka yang secara tidak langsung ikut mempengaruhi proses aliran pesan media massa. Pengatur ini tidak berasal dari dalam media tersebut, tetapi di liar media. Namun demikian, meskipun di luar media massa, kelompok itu bisa ikut menentukan kebijakan redaksional.
Pengatur
konsumen,organisasi
tersebut
professional,
antara dan
lain
pengadilan,
kelompok
penekan,
pemerintah, termasuk
narasumber, dan pengiklan. Semua itu berfungsi sebahai pengatur. (Nurudin 2009 : 130).
8. Filter
Filter merupakan kerangka pikir audiens yang kemudian digunakan untuk menyaring pesan yang diterimanya. Filter dibagi menjadi tiga jenis 1) filter
24 psikologis 2)Filter fisik, 3) Filter Budaya (warisan budaya, pendidikan, pengalaman kerja, sejarah politik). Semua filter tersebut akan mempengaruhi kuantitas atau kualitas pesan yang diterima dan respons yang dihasilkan. Sementara itu, audiens memiliki perbedaan filter satu sama lain(hiebert, Ungurait, dan Bohn) (Nurudin 2009 : 136)
2.1.4 Entrepreneurship
Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliuti rasa takut atauu cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau berkelompok. Seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptkan peluang usaha yang dapat menghasilkan keuntungan. Risiko kerugian merupakan hal biasa karena mereka memegang prinsip bahwa faktor kerugian pasti ada. Bahkan, semakin besar faktor kerugian yang bakal dihadapi, semakin besar pula peluang keuntungan yang dapat diraih. Tidak ada istilah rugi selama seseorang melakukan usaha dengan keberanian dan penuh perhitungan. Itulah yang disebut dengan jiwa wirausaha.
Jiwa kewirausahaan mendorong minat seseorang untuk mendirikan dan mengelola usaha secara profesional. Hendaknya minat tersebut diikuti dengan perencanaan dan perhitungan yang matang. Misalnya, dalam hal memilih atau menyeleksi bidang usaha yang akan dijalankan sesuai dengan prospek dan kemampuan pengusaha. Pemilihan bidang usaha seharusnya disertai dengan berbagai pertimbangan,
25 seperti minat, modal, kemampuan, dan pengalaman sebelumnya. Jika belum memiliki pengalaman sebelumnya, seseorang dapat menimba pengalaman dari orang lain. Pertimbangan lainnya adalah seberapa lama jangka waktu perolehan keuntungan yang diharapkan.(Kasmir 2006 :17)
Peter F. Drucker mengatakan bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Pengertian ini mengandung maksud bahwa seseorang wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain. Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.
Sementara itu, Zimmerer mengartikan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memcahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
Pendapat ini tidak jauh berbeda dengan pendapat di atas. Artinya, untuk menciptakan sesuatu diperlukan suatu kreativitas dan jiwainovator yang tinggi. Diperlukan seseorang yang memiliki kreativitas dan jiwa inovator tentu berpikir untuk mencari atau menciptakan peluang yang baru agar lebih baik dari sebelumnya.
Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kewiraushaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terus-menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang susah ada sebelumnya. Kreativitas dan inovasi tersebut
26 pada akhirnya mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat banyak(Kasmir 2006 : 18)
Menurut Kasmir (2006 :27-28), Ciri2 wirausahawan yang berhasil antara lain :
1. Memiliki visi dan tujuan yang jelas 2. Inisiatif dan selalu proaktif 3. Berorientasi pada prestasi 4. Berani mengambil resiko 5. Kerja keras 6. Bertanggung jawab 7. Komitmen pada berbagai pihak 8. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak,entah yang berhubungan langsung atau tidak
Entrepreneurship berhubungan dengan perubahan dan juga sering diasosiasikan dengan
isu-isu
yang
berkaitan
dengan
pilihan.
Definisi
yang
ada
dengan
entrepreneurship sering berhubungan dengan peran fungsional entrepreneurs dan mencakup koordinasi, inovasi, bantalan ketidakpastian, penyediaan modal, keputusan pembuatan, kepemilikan dan alokasi sumber daya (Friijs et al. 2002 : 1-2; Jääskeläinen 2000:5). Memang, tiga peran fungsional entrepreneur yang paling sering disebutkan berhubungan
dengan
pemikiran-pemikiran
utama
tentang
entrepreneurship.
(http://www.ciputraentrepreneurship.com/edukasi/379-definisi-entrepreneurship.html Diakses pada tanggal 7 April pada jam 20.05)
27 1.
Risk seeking: Entrepreneur yang menganut faham Cantillon atau Knightian bersedia mengambil risiko terkait dengan adanya ketidakpastian
2.
Inovativeness: Entrepreneur yang menganut faham Schumpeter mengakselerasi terjadinya, penyebaran dan penerapan ide-ide inovatif
3.
Opportunity seeking: Entrepreneur yang menganut faham Kiznerian memahami dan memanfaatkan peluang mendapatkan profit
2.1.5. Televisi Istilah ini berasal dari bahasa Yunani tele(Jauh) dan Vision (melihat). Jadi, secara harfiah berarti ’melihat jauh’ karena pemirsa berada jauh dari studio TV. Pemirsa bisa menikmati kombinasi antara gambar hidup (bergerak) dan suara seperti bergadapan langsung dengan objek yang ditayangkan. Meskipun televisi berbeda dengan film, namun dalam hal gambar, film dan televisi merupakan satu keluarga yaitu moving picture (gambar bergerak) artinya, saat pemirsa menikmati acara televisi, sesungguhnya yang tampak adalah gerakan-herakan gambar yang terangkai dalam satu pengertian sebagaimana halnya suatu proses komunikasi. Dengan demikian, karakter televisi yang paling utama ialah bahwa medium komunikasi massa ini mengutamakan bahasa gambar. Televisi tidak ditemukan sebagai sebuah produk jadi oleh seorang, melainkan melibatkan banyak ahli selama bertahun-tahun. Namun, cikal bakal bermula dari hukum gelombang elektromagnetik yang ditemukan oleh Joseph Henry dan Michael Faraday (1831) yang merupakan awal dari era komunikasi elektronik. Penemuan televisi berdampak hebat bagi percepatan perubahan peradaban dunia. Adapun standar penyiaran
yang
digunakan
SECAM(Zoebazary, 2010 :255).
di
seluruh
dunia
adalah
NTSC,
PAL,
dan
28 2.1.6. Program TV Program acara yang diproduksi untuk konsumsi pemirsa televisi. Secara umum, program televisi dibagi menjadi dua jenis, yakni cerita dan noncerita. Jenis cerita dibagi menjadi dua kelompok, yakni fiksi dan nonfiksi. Kelompok fiksi memproduksi film serial( TV Series, FTV, dan film cerita pendek). Kelompok nonfiksi menggarap aneka program pendidikan, film dokumenter atau profil tokoh. Sementara itu, program non cerita menggarap variety show, quiz, talkshow, dan liputan berita(News)(Zoebazary, 2010:258). 2.1.7. Reality show Acara Televisi yang menyajikan realitas kehidupan sehari-hari. Adegan-adegan dalam acara tersebut memperlihatkan serangkaian kejadian nyata tanpa direkayasa terlebih dahulu. Para pemain umumnya khalayak biasa. Genre ini sering dianggap sebagai dokumenter. Namun, pada perkembangannya, banyak acara bertajuk reality show yang menampilkan kenyataan yang dimodifikasi , dengan cara mengikutsertakan partisipan untuk memancing reasksi tertentu, atau bahkan dengan alur cerita yang telah diatur terlebih dahulu. Dengan kata lain, acara tersebut menampilkan kisah fiktif dan palsu (Zoebazary, 2010 : 210). Dalam
penyajiannya,
acara
reality
terbagi
menjadi
jenis(http://www.scribd.com/doc/29480330/Beberapa-Definisi-Reality-Show
3
Diakses
pada tanggal 12 April Jam 18.45), yaitu 1. Docusoap(documenter dan soap opera) yaitu gabungan rekaman asli dan plot. Disini penonton dan kamera menjadi pengamat pasif dalam mengikuti orang-orang yang sedang menjalani kegiatan sehari-hari mereka. Baik yang profesional maupun pribadi. Dalam hal ini produser
29 menciptakan plot sehingga enak ditonton oleh pemirsa. Para kru dalam proses editing menggabungkan setiap kejadian sesuai dengan yang mereka inginkan sehingga akhirnya terbentuk cerita berdurasi 30 menit di tiap episode. Contohnya :MTV’s Real World The Temptation Island 2. Hidden camera yaitu sebuah kamera tersembunyi merekam orang-orang di dalam situasi yang sudah di-set. Contohnya : spontan, ngacir 3. Reality game show yaitu sejumlah kontestan yang direkam secara intensif dalam suatu lingkungan khusus guna bersaing memperebutkan hadiah. Fokus dari acara ini para kontestan menjalani kontes dengan tipu muslihat sampai reaksi yang menang dan kalah. Contohnya : Survivor, Penghuni terahir,American Idol (Harmandini,September2005). Dari ketiga jenis reality show tadi, penulis menyimpulkan bahwa program ”Bosan Jadi Pegawai” lebih cenderung berjenis docusoap, alasannya adalah, walaupun program ”Bosan Jadi Pegawai” adalah program reality show, tapi ia masih memiliki plot dan struktur yang harus diikuti. Hal ini bisa dilihat di bab3 dimana terdapat tiga segmen dalam program bosan jadi pegawai. Jadi, walaupun ”Bosan Jadi Pegawai” adlah program reality show, ia masih memiliki plot agar setiap kontennya masih berstruktur dan lebih enak untuk ditonton. 2.2. Teori khusus 2.2.1. Teori Uses & effect Uses and Effects Theory pertama kali dipikirkan oleh Sven Windahl pada tahun 1979. Adanya teori ini merupakan sintesis dari teori sebelumnya, yaitu uses and gratifications theory dan teori tradisional mengenai efek. Konsep“ use” merupakan
30 bagian yang sangat penting atau pokok dari suatu pemikiran. Jika pada teori sebelumnya mengenai uses and gratifications theory, penggunaan media pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar individu; sedangkan dalam uses and effects theory, kebutuhan hanyalah salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Asumsi dasar dari teori ini lebih menekankan bagaimana penggunaan media menghasilkan banyak efek terhadap individu. Hasil dari sebuah proses komunikasi massa dan beberapa kaitannya dengan penggunaan media akan membawa pada bagian penting berikutnya dari teori ini. Hubungan antara penggunaan dan hasilnya dapat disajikan dalam beberapa bentuk yang berbeda, yaitu : - Penggunaan media hanya dianggap berperan sebagai perantara, dan hasil dari prosesnya dinamakan efek. - Penggunaan media dapat mengecualikan, mencegah, atau mengurangi aktivitas lainnya. - Penggunaan media dapat melakukan dua proses secara serempak dan akan menerima efek dan konsekuensi. Supaya lebih jelas, penulis akan menyertakan gambar di bawah ini :
31
Gambar 2 teori uses & Effects (http://www.scribd.com/doc/15999121/Tekom-4Komunikasi-Massa diakses pada tanggal 5 Juli pukul 15.38)
Penulis menggunakan teori ini karena penulis ingin melihat apakah penggunaan media benar-benar menghasilkan efek pada individu, seperti yang ditulis pada asumsi dasar teori ini. Dimana pada kasus ini, media yang digunakan adalah televisi melalui program “Bosan Jadi Pegawai”.
2.3. Hipotesis Menurut Umar (2004 : 10), ”Hipotesis merupakan anggapan sementara tentang suatu fenomena tertentu yang akan diselidiki.”. Dalam penulisan ini, penulis mempergunkan hipotesis hubungan (asosiatif). Hipotesis asosiasif adalah “Suatu pernyataan yang menunjukan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih.” (Sugiyono, 2004 : 86). Berdasarkan beberapa uraian tersebut di atas maka dapat
32 disimpulkan hipotesis adalah suatu pernyataan tentatif yang merupakan dugaan atau terkaan sementara tentang apa saja yang akan diamati dalam usaha untuk memahami sebuah penelitian. Hipotesis penulisan sangat terkait dengan rumusan masalah penulisan, rumusan masalah dalam penulisan ini adalah untuk mengetahui hubungan diantara dua variabel. Oleh karena itu bentuk hipotesis penulisannya adalah asosiatif atau hubungan. Untuk lebih jelasnya dijabarkan dibawah ini : 1. Hipotesis Penelitian Di dalam penelitian terhadap pengaruh program “Bosan Jadi Pegawai” dalam membangun jiwa entrepreneurship, penulis mempunyai hipotesis , program “Bosan Jadi Pegawai” memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam membangun jiwa entrepreneurship. Ho : Tidak ada Pengaruh antara Program Bosan Jadi Pegawai dalam membangun jiwa Entrepreneurship Ha : Terdapat Pengaruh antara Program Bosan Jadi Pegawai dalam membangun jiwa Entrepreneurship 2. Hipotesis Statistik RXY>0