BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Sekian banyak pengertian komunikasi dari para ahli, salah satunya yaitu menurut : Hovland, Janis & Kelley:1953 bahwa komunikasi merupakan suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam banyak kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk prilaku orang-orang lainnya (khalayak) dan menurut Bamlund, 1964. Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebtuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastia, bertindak secara efektif, mempertahankan atau memperkuat ego.6 Komunikasi
mempunyai
dua
fungsi
utama.
Pertama,
untuk
kelangsungan hidup diri sendiri yang meliputi : keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat,
tepatnya
untuk
memperbaiki
hubungan
sosial
dan
mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.7
6 7
S. Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, 2001, Universitas Terbuka Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, 2005, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung
2.1.2 Jenis-jenis Komunikasi Kehidupannya manusia sebagai makhluk sosial sudah tentu harus berhubungan antara satu dengan yang lainnya, juga dengan lingkungannya. Hubungan ini disesuaikan dengan pertumbuhan si manusia itu sendiri, biasnaya dimulai dengan atau dilakukan dengan suara tangis, tertawa dan seterusnya. Kemudian jika manusia itu telah meningkat dewasa (telah menjadi manusia yang berbudaya), hubungan ini dilakukan antara lain dengan : 1. Surat menyurat 2. Melalui udara 3. Melalui kawat 4. Dan seterusnya8 Semua ini seperti kita ketahui semua, dilakukan dengan lambanglambang yang berarti, yang kemudian kita kenal dengan komunikasi. Maka perkembangan kebudayaan berlangsung karena adanya komunikasi. Pross komunikasi kita sangat kenal dengan perkataan “komunikator” dan “komunikan”. Komunikator adalah seseorang yang sedang mengadakan komunikasi dengan seseorang dengan kelompok lainnya. Sedangkan komunikan adalah obyek dari kegiatan komunikasi tadi. Jadi semua keberhasilan
komunikasi
tergantung
bagaimana
cara
komunikator
menyampaikan pesan tersebut, jika komunikator menyampaikan pesan dengan
8
Teguh Meinanda, Pengntar Komunikasi dan Jurnalistik, 1981, Armiko, Bandung
baik maka komunikan lebih mudah menangkap pesan yang ada dengan baik pula.9 Menurut Wilbur Schramm, di dalam proses komunikasi untuk dapat mencapai komunikasi yang efektif harus memperhatikan 4 syarat, yang disebutnya sebagai “the condition of success in communication”, yaitu : 1. Messages haruslah direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga message itu dapat menarik perhatian sasaran yang dituju. 2. Message harus menggunakan tanda-tanda yang didasarkan pada pengalaman yang sama antar sumber dan sasaran, sehingga kedua pengertian itu bertemu. 3. Message harus membangkitkan kebutuhan pribadi dari pada sasaran dan menyarankan cara-cara untuk mencapai kebutuhan itu. 4. Message harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan yang layak dari situasi kelompok dimana kesadaran pada saat digerakan untuk memberikan respons yang dikehendaki.10 Proses penyampaian pesan tidak selalu berjalan dengan mulus, kadang dalam menyampaikan pesan terdapat nois yang dapat menganggu pesan tersebut.
9
Ibid, hal. 13 Teguh Meinanda, Pengantar Komunikasi dan Jurnalistik, 1981, Armiko, Bandung
10
2.2 Komunikasi Massa Komunikasi massa dapat diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi kepada khalayak luas. Dengan karakteristik yang tertentu, komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca/ pendengar/penonton yang akan coba diraihnya dan efeknya terhadpa mereka. Komunikasi massa merupakan disiplin kajian ilmu sosial yang relative muda jika dibandingkan dengan ilmu psikologi, sosiologi, ilmu politik dan ekonomi. Salah satu fokus utama dari teori dan riset komunikasi massa selama bertahun-tahun adalah mencoba menilai dampak komunikasi massa. Pernyataan ini mungkin benar karena beberapa alasan : 1. Publik prihatin dengan dampak pesan-pesan media pada audien. 2. Para pencipta pesan-pesan komunikasi massa prihatin dengan dampak upaya-upaya mereka. 3. Memahami sebab dan akibat adalah salah satu jenis ilmu pengetahuan manusia yang paling kuat. 4. Menganalisis komunikasi massa dari segi sebab dan akibat sangat sesuai dengan model riset ilmiah.11 Pengalaman kehidupannya manusia selalu dipengaruhi oleh empat faktor sosialisasi, yaitu hereditas (warisan biologis), warisan sosial, lingkungan hidup dan kelompok. Manusia memperoleh hereditas dalam
11
Werner J. Severin-James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi Sejarah, Metode dan Terapa di Dalam Media Massa, 2001, Fajar Interpratama Offset, Jakarta
bentuk bakat untuk belajar dan mengajar yang berfungsi sebagai pertumbuhan kebudayaannya.12 Banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakannya ada satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan Michael W. Gamle dan Teri Kwal Gamle (1986) akan semakin memperjelas apa itu komunikasi massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut : 1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan itu disebarkan melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi, film atau gabungan diantara media tersebut. 2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesanpesannya bermaksud mencoba berbagai pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anonimitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan jenis komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain. 3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang, karena itu diartikan milik publik. 4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan. Dengan kata lain, komunikatornya 12
Kustandi Suhandang, Pengantar Jurnalistik Seputar Organisasi, Produk dan Kode Etik, 2004, Penerbit Nuansa, Bandung
tidak berasal dari seseorang tetapi lembaga. Lembaga ini pun biasanya berorientasi pada keuntungan, bukan organisasi suka rela atau nirlaba. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan di kontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan melalui media massa. 6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis komunikasi lain, umpan balik bisa bersifat langsung. Misalnya, dalam komunikasi antar personal. Dalam komunikasi ini umpan balik langsung dilakukan, tetapi komunikasi yang dilakukan lewat surat kabar tidak bisa langsung dilakukan alias tertunda (delayed).13 Keterangan di atas media massa merupakan alat-alat yang dapat menyebarkan pesan secara serempak dan luas dengan sangat cepat. Jika dilihat dari sifat fisik jenis media, maka masing-masing mempunyai kelebihan. Hal ini dapat terlihat dari tabel berikut ini :
Tabel 2.2 Jenis Media dan Sifatnya JENIS MEDIA Audiovisual
SIFAT •
Dapat didengar dan melihat langsung suatu peristiwa melalui gambar-gambar
13
•
Mempunyai daya rangsang yang sangat tinggi
•
Memiliki daya jangkau yang sangat luas
•
Elekstris
•
Biaya sangat mahal
Nurdin, M.Si, Pengantar Komunikasi Massa, 2007, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Audio
Cetak
•
Dapat didengar saja tanpa bisa melihat gambar-gambar
•
Daya rangsangnya rendah
•
Memiliki daya jangkau yang luas
•
Elekstris
•
Biaya relatif murah
•
Dapat dibaca dimana saja dan kapan saja
•
Dapat dibaca berulang-ulang
•
Daya rangsang yang rendah
•
Daya jangkau yang terbatas
•
Bila elakris dan mekanik
•
Biaya relatif murah
2.3 Televisi sebagai Saluran Media Massa 2.3.1
Sejarah TV Siaran televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 1962. Saat itu
masyarakat Indonesia disuguhi tontonan realita yang begitu memukau. Meskipun hanya siaran televisi hitam putih, tetapi siaran pertama televisi di Indonesia itu menjadi momentum yang paling bersejarah. Booming televisi dimulai pada tahun 1992 ketiak RCTI mulai mengudara dengan bantuan decoder. Saat ini di Indonesia sudah mengudara sebelas stasiun televisi, satu TVRI dan sepuluh stasiun televisi wasta. Tetapi sejarah kelahiran televisi di Indonesia harus tetap menjadi catatan kita. Sebab, bagaimanapun canggih dan hebatnya stasiun televisi swasta yang kini mengudara, tetap tidak bisa meninggalkan sejarah lahirnya televisi di negara kita. Dan bicara sejarah
televisi Indonesia tentu tidak bisa lepas dari kelahiran TVRI sebagai cikal bakal dunia penyiaran televisi di Indonesia.14 Televisi secara harfiah artinya “melihat dari jauh”. Namun demikian, dalam pengertian sederhana ini sebenarnya meliputi dua bagian utama, yaitu pemancar televisi yang berfungsi mengubah dan memancarkan sinyal-sinyal gambar (view) bersama-sama dengan sinyal suara sehingga sinyal-sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi penerima pada jarak yang cukup jauh. Kedua televisi penerima yang menangkap sinyal tersebut dan mengubahnya kembali sehingga apa yang dipancarkan oleh transmisi televisi tadi dapat dilihat dan didengar seperti keadaan aslinya.15
2.3.2
Karakteristik TV Secara umum, dikenal tiga tipe media televisi yang dipilih berdasarkan
karateristiknya, yaitu : 1. Televisi public ( Public TV- Broadcasting ) Media ini memberikan penekanan yang spesifik atas fungsi tertentu. 2. Televisi komersial ( Commercial TV-Broadcasting ) Media ini member pada fungsi hiburan. RCTI, adalah televisi komersial pertama (1998) 3. Televisi pendidikan (Education TV-Broadcasting) Media ini memberikan materi factual-ideaalistis ( pendidikan dan pengajaran ). 14
Askurifai Baksion, Jurnalistyik TV Teori dan Praktik, 2006, Simbiosa Rekatama Media, Bandung 15 Cipto Setyobudi, Pengantar Teknik Broadcasting Televisi, 2005, Graha Ilmu, Yogyakarta
Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi di bandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain. Masalahnya, masyarakat kita masih menjadikan televisi sebagai media hiburan. Dalam sebuah keluarga televisi bisa sebagai perekat keintiman keluarga itu karena masing-masing anggota keluarga mempunyai kesibukan sendiri-sendiri, misalnya kedua orang tua di kala siang sibuk bekerja sedangkan anak-anak mereka sedang bersekolah, ketika malam hari di saat keluarga lelah seharian beraktifitas maka disitulah mereka melepaskan kejenuhan dengan menjadi televisi sebagai media hiburan sekaligus sarana untuk berkumpul bersama keluarga. Televisi memiliki keuanggulan yang menyebabkan masyarakat harus tetap terpaku 4 sampai 6 jam sehari di depan layar kaca, dan bahkan bagi anak-anak yang seirng menonton televisi, memberikan dampak malas belajar. Sementara itu, sebanyak 53,5% mereka mengakui bahwa waktu belajarnya lebih sedikit dibandingkan dengan lama untuk menonton televisi. Karena keunggulannya, masyarakat tak pernah mampu melepaskan diri dari hubungannya dengan media penyiaran. hampir paruh waktu mereka dihabiskan untuk menikmati program-program siaran baik radio maupun televisi. Hal ini wajar karena program-program radio televisi banyak menawarkan dan menyajikan acara-acara yang menarik dan variatif. Program yang semakin menarik dan variatif ini memang merupakan salah satu kita dari pengelola media untuk menarik perhatian konsumennya, di samping media sebagai alat bisnis hiburan yang sengaja mencari keuntungan. Karena itu tampilan programnya harus selalu menarik dan memiliki nilai jual yang tinggi
agar mampu meraih jumlah penonton yang besar sehingga suguhan program tidak semata-mata hanya sekedar penyajian informasi dan hiburan semata tetapi sudah merupakan barang komoditas yang diperjualbelikan. Penyiaran merupakan suatu kegiatan penyelenggaraan siaran radio dan televisi, yang diselenggarakan oleh organisasi penyiaran radio dan televisi. Output dari organisasi penyiaran adalah siaran. Siaran ini dapat berupa siaran yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang dapat menerima siaran radio dan televisi. Keunggulan media penyiaran bila dibandingkan dengan media cetak adalah juga karena kemampuan penyampaian pesan yang relative cepat serta menyiarkan suatu peristiwa yang tengah berlangsung melalui suaran reportase atau siaran pandangan mata.16
2.3.3
Televisi pemerintah Kehendak rakyat Indonesia dan Pemerintah Republik Indonesia untuk mengadakan media penyiaran televisi dicatat dalam sejarah sebagai suatu loncatan besar bangsa Indonesia dalam upaya mewujudkan cita-cita nasional. Catatan sejarah tersebut ditandai dengan lahirnya Ketetapan MPRS No. II/MPRS/1960. Dalam Pasal 18, Bab I, Lampiran A dari ketetapan tersebut dinyatakan pentingnya pembangunan siaran televisi untuk kepentingan pendidikan nasional.
16
Tommy Suprapto, Berkarier di Bidang Broadcasting, 2005, Penerbit Media Pressindo, Yogyakarta
Berdasarkan ketetapan tersebut, pada tahun 1961 Pemerintah memutuskan untuk mendirikan media penyiaran televisi, disusul dengan terbitnya Surat Keputusan Menteri Penerangan Nomor 20/SK/M/1961 tertanggal 25 Juli 1961 tentang Pembentukan Panitia Persiapan Televisi (P2TV). Dalam melaksanakan tugasnya, P2TV harus menunggu Keputusan Presiden, khususnya mengenai peralatan yang akan digunakan. Sambil menunggu keputusan dimaksud, P2TV menyusun
berbagai
penawaran
peralatan
televisi
dari
perusahaan-perusahaan besar televisi seperti Siemens (Jerman Barat), Marconi (Inggris), NEC (Jepang), Gates dan RCA (Amerika Serikat). Disamping itu P2TV bersama tenaga ahli dari Jerman Barat juga melakukan studi kelayakan terhadap lokasi yang cocok untuk TVRI, diantaranya gedung studi bekas Perfini milik PFN di Mampang Perapatan dan Jatinegara, gedung pemancar RRI di Kebayoran dan kompleks Asian Games di Senayan, dan atas persetujuan Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno pemancar antena dan studio televisi dibangun di kompleks Asian Games di Senayan.
2.4 Program Televisi Secara tekniks penyiaran televisi, program televisi (television programming) di artikan sebagai penjadwalan atau perencanaan siaran televisi dari hari ke hari (horizontal programming) dan dari jam ke jam (vertical programming) setiap harinya.17 Program tayangan televisi di Indonesia pada umumnya diproduksi oleh stasiun televisi yang bersnagkutan. Di Amerika sebuah stasiun televisi tidak memproduksi sendiri semua program siarannya. Mereka hanya membeli atau memesan dari production company yakni kalau di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan production house. Cara seperti ini akan dapat lebih menguntungkan kedua belah pihak. Stasiun televisi dapat memilih program yang menarik dan memiliki nilai jual kepada pemasang iklan, sementara perusahaan produksi acara televisi dapat meraih keuntungan dair produksinya. Yang biasnaya diproduksi oleh stasiun televisi di negara Paman Sam ini hanyalah terbatas pada produksi berita dan event olah raga.18 Pada umumnya isi program siaran di televisi maupun radio meliputi acara seperti diterangkan berikut dengan tentunya dengan penggunaan berbagai nama berbeda sesuai dengan keinginan stasiun televisi masingmasing. 1. News reporting (laporan berita) 2. Talk show 3. Call-in show 17
RM. Soenarto, Program Televisi, 2007, Lembaga Penerbitan, Jakarta Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Professional, 2005, PT. remaja Rosdakarya, Bandung 18
4. Documentair 5. Magazine / tabloid 6. Rural program 7. Advertising 8. Education / instructional 9. Art and culture 10. Musik 11. Sinetron / drama 12. TV movies 13. Game show / kuis 14. Comedy dan lain-lain.19 Berbagai jenis program siaran tersebut bukanlah sesuatu hal yang mutlak harus ada. semuanya dan dari program-program siaran di atas, stasiun televisi harus dapat menyusun tayangan tersebut pada jam-jam tayangan yang sesuai dengan kebutuhan penonton.20
2.5 Berita 2.5.1
Pengertian berita Berita merupakan suatu peristiwa / kejadian yang fakta dan memiliki
nilai berita ( unusual, factual, asensial ) dan disiarkan melalui media secara periodic. Liputan gambar yang diambil biasanya dengan memperhatikan hal – hal yang tidak terlalu membuat penonton kaget. 19 20
Ibid. Ibid, hal. 9
Dalam kamus besar bahasa Indonesia KBBI, dapartemen pendidikan nasional-balai pustaka 2001:140 mendefinisikan berita sebagai berikut : cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat, kabar, laporan, pemberitahuan, pengumuman 21 Sebegitu pentingnya berita, sehingga ada rubik tertentu dalam televisi yang dinamakan “ infotainment “ yang artinya sebuah berita ( informasi ) yang dikemas secara menghibur, secara enak. Dalam bab sendiri mengenai rubrikasi, tempat berita dalam sebuah media akan dibahas secara mendetail bahwa yang namanya berita masih bisa dipilah-pilah lagi dalam kategori. Yang jelas manusia ternyata membutuhkan berita ( informasi ) tentang manusia lain yang melingkupi dan mempengaruhi kehidupannya. Kebutuhan itu terbukti dari banyaknya peminat ( pembaca, pemirsa )
media yang
menyiarkan atau mempublikasikan berita atau informasi. Sementara media yang mengandalkan opini, sering hanya sedikit peminatnya. 2.5.2
Jenis Berita Adapun jenis-jenis berita adalah sebagain berikut : 1. Straight news report Laporan langsung mengenai suatu peristiwa mis : sebuah pidato biasanya merupakan berita-berita langsung yang hanya menyajikan apa yang terjadi dalam waktu singkat. Berita memiliki nilai penyajian objektif tentang fakta-fakta yang dapat dibuktikan. Biasanya berita ini ditulis dengan unsur 5w+1h.
21
Asyarie Musa, Teknik Menulis Berita & Future , 2006, PT indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.
2. Depth news report Laporan yang sedikit berbeda dengan straigt news report. Reporter menghimpun informasi dan fakta-fakta mengenai peristiwa itu sendiri sebagai informasi tambahan untuk peristiwa tersebut. Dalam sebuah depth report tentang pidato pemilihan calon presiden, reporter akan memasukan ke dalam pidato itu sendiri dan dibandingkan
dengan
pernyataan-pernyataan
yang
telah
dikeluarkan oleh calon presiden tersebut beberapa waktu lalu. 3. Comprehensivie news Merupakan laporan tentang fakta yang bersifat menyeluruh, sesungguhnya merupakan jawaban terhadap kritik segaligus kelemahan yang terdapat dalam berita langsung. Sebagai gambaran, berita langsung bersifat sepotong-potong, tidak utuh, hanya merupakan serpihan fakta setiap hari. Berita langsung seperti tidak peduli dengan hubungan atau keterkaitan antara berita yang satu dengan berita yang lain. 4. Interpretative report Lebih dari sekedar straigt news dan depth news. Berita interpretative biasanya memfokuskan sebuah isu masalah, atau peristiwa-peristiwa kontrofersial. Namun demikian focus laporan beritanya masih berbicara mengenai fakta yang terbukti dan bukan opini. Biasanya reporter interpretative menemui sedikit masalah
dalam pencarian fakta. Mereka umumnya mencoba menerangkan berbagai peristiwa public. 5. Feature story Berbeda
dengan
straight
news.
Depth
news,
atau
interpretative news. Dalam laporan-laporan berita tersebut, reporter menyajikan informasi yang penting untuk para pembaca. Sedangkan dalam feature penulis mencari fakta untuk menarik perhatian
pembacanya,
penulis
feature
menyajikan
suatu
pengalaman pembaca ( reading experiences ) yang lebih tergantung pada gaya ( style ) penulisan dan humor dari pada pentingnya informasi yang disajikan. 6. Depth reporting Pelaporan jurnalistik yang bersifat mendalam, tajam, lengkap dan utuh tentang suatu peristiwa fenomenal atau actual. Dengan membaca karya pelaporan mendalam, orang akan mengetahui dan memahami dengan baik duduk perkara suatu persoalan dilihat dari berbagai perspektif atau sudut pandang. 7. Investigative reporting Berisikan hal-hal yang tidak jauh berbeda dengan laporan interpretatif. Berita jenis ini biasanya memutuskan pada sejumlah masalah dan kontroversi, namun demikian, dalam laporan investigatif, para wartawan melakukan penyelidikan untuk
memperoleh fakta yang tersembunyi demi tujuan pelaksanaanya sering ilegal atau tidak etis 8. Editorial Writing Pikiran sebuah institusi yang di uji di depan sidang pendapat umum. Editori pengujian adalah penyajian fakta dan opini
yang
menafsirkan
berita-berita
yang
penting
dan
mempengaruhi pendapatan umum, para penulis editorial bukan bekerja untuk dirinya sendiri 22
2.5.3
Strategi melakukan liputan investigasi Terminology
investigative
journalism
memberikan
atribut
penyelidikan, keingintahuan & misi tertentu para wartawannya. Jurnalisme ini tidak mau terjebak dengan adonan pemberitaan entertainment. Liputan beritanya bukan lagi berdasarkan agenda pemberitaan harian yang sudah terjadwal diruang redaksi. Para wartawan investigasi tidak bekerja berdasarkan pengagendaan berita seperti dalam peliputan regular. Mereka memasuki subjek pemberitaan tatkala mereka tertarik untuk mengetahui sesuatu kerja peliputannya tidak lagi dibatasi oleh tekanan-tekanan waktu. Ada kekhususan kerja peliputan dibandingkan biasannya. Para wartawan investigasi memaparkan kebenaran yang mereka temukan, pelaporan adanya kesalahan-kesalahan dan menyentuh
22
Sumadiria Haris, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita & Future , 2006, Simbiosa Rekstsms Media, bandung.
masyarakat untuk serius terhadap soal yang dikemukakan, mengafeksi masyarakat dengan bacaaan moral yang dikumpulkan. Maka itulah, harsono mengindikasikan kerja liputan investigasi yang antara lain berciri : •
Riset dan reportase yang mendalam dan berjangka waktu panjang untuk membuktikan kebenaran atau kesalahan hipotesis.
•
Paper trail (pencarian jejak dokumen) yang berupa upaya pelacakan dokumen, publik maupun peribadi untuk mencari kebenaran-kebenaran untuk mendukung hipotesis.
•
Wawancara yang mendalam dengan pihak-pihak yang terkait dengan investigasi, baik para pemain langsung maupun mereka yang bisa memberikan background terhadap topic investigasi.
•
Pemakaian metode penyelidikan polisi dan peralatan anti kriminalitas. Metode ini termasuk melakukan penyamaran, sedangkan alat-alat bisa termasuk kamera tersembunyi atau alatalat komunikasi elektronik untuk merekam pembiraan pihak-pihak yang dianggap tau persoalan tersebut. Ini memang mirip kerja detektif 23
Didalam melakukan investigasi, sering tidak mudah. Berbagai hambatan, bahkan sering ancaman ditemui untuk memperoleh berita yang benar-benar ekslusif. Wartawan harus bisa mendapatkan berita secara fair.
23
Rakhmat Jalaludin, komunikasi politik , 2000, PT Remaja Rosdakarya, bandung.
Bagaimana caranya, tergantung pada kemampuan lobi dan keterampilan persuasi sang wartawan 24 2.5.4
Struktur organisasi kerja bagian pemberitaan Sebagai gambaran, berikut ini adalah cuplikan struktur organisasi kerja
dibagian pemberitaan secara umum ditelevisi komersial Amerika dan di TVRI. 1. Direktur Pemberitaan Tugas sebagai direktur pemberitaan adalah memberikan arahan terhadap semua aktivitas siaran televise untuk bagian pemberitaan. Direktur pemberitaan adalah seorang aksekutif senior yang
bertanggung
jawab
distasiun
televisi
untuk
bagian
pemberitaan. Ia adalah orang yang paling berhak untuk memutuskan semua pilihan berita, wawancara, pemilihan dokumen dan peristiwa-peristiwa khusus yang akan disiarkan oleh stasiun televise tersebut. 2. Wakil Direktur Pemberitaan Tugasnya adalah memberikan tugas-tugas meliput dan mengawasi kegiatan dibagian pemberitaan. Wakil direktur pemberitaan bertanggung jawab untuk menangani operasional harian bagian pemberitaan. Ia juga mengkoordinasikan pelayanan untuk pengirinam atau penerimaan berita. 3. Penulis Berita 24
Putra Masri Sareb, tekhnik menulis berita & future , 2006, PT Indeks Kelompok Gramedia, jakarta.
Tugas-tugasnya adalah menulis dan menyunting peristiwa berita dan menyusunnya kembali kedalalam suatu urutan berita. Selain itu, seorang penulis berita juga bertanggung jawab untuk menulis dan mengedit kalimat-kalimat penghubung dalam susunan berita, membuat introduksi serta menguraikan hal-hal yang dapat mengangkat atau memilih bagian ucapan lisan untuk dijadwalkan sebagai siaran harian. 4. Pembantu Redaksi Tugas-tugasnya adalah menyiapkan bantuan secara umum kepada bagian pemberitaan disebuak stasiun televisi. Mereka adalah pembantu umum karena mereka pada umumnya terdiri atas para pemagang yang memiliki keinginan mengenai hal yang spesifik dibidang penyiaran, khusunya dalam karir pemberitaan. 5. Penyiar Tugasnya
adalah
menyajikan
laporan
berita
dan
menyampaikan laporan para reporter serta sebagai titik sentral dalam siaran berita. Posisi penyiar ini, fungsi utamanya adalah sebagai tuan rumah yang dijadwalkan secara regular dalam siaran berita, melaporkan beberapa berita utama, membuat pengantar untuk berita-berita yang lain serta aktivitas penyiaran lainnya. 6. Reporter Seorang reporter televise adalah seorang wartawan aktif yang bertugas mengumpulkan berita-berita dari berbagai sumber,
menyusun masing-masing laporan dan kadang-kadang menulisnya kemudian
melaporkannya
melalui
stasiun
televise
yang
bersangkutan. 7. Weather Reporter ( Reporter Cuaca ) Para reporter cuaca harus mampu menguasai pengetahuan meteorologi yang tentunya sangat berhubungan dengan cuaca. Laporan cuaca ini sangat penting bagi daerah-daerah tertentu karena akan dapat mempengaruhi jalannya perekonomian didaerah yang bersangkutan. 8. Sportcaster ( Penyiar Olah Raga ) Seorang penyiar olah raga memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama sebagai seorang reporter tetapi penyiar olah raga berkemampuan sedikit lebih luas yaitu harus paham olah raga ditingkat dunia. 9. Editor Bertanggunng
jawab
pada
semua
bagian
dibidang
pemberitaan. Memutuskan kebijaksanaan umum yang berkaitan dengan editorial dan memproyeksikan jangka panjang. Editor juga secara keseluruhan bertanggung jawab tetapi tidak mencampuri urusan-urusan harian. Bertanggung jawab terhadap tampilan acara berita seperti penampilan background penyiar berita, penggunaan chomakey dan pemilihan penyiar berita.
10.Deputy Editor Adalah wakil dari editor yang sebagian besar tanggung jawabnya untuk keperluan keuangan, anggaran, negosiasi dengan lembaga-lembaga
perdagangan
yang
berkaitan
dengan
pemberitaan. 11.Chief Assistant Editor Berhubungan dengan kegiatan harian yang menyangkut para reporter. Memperhatikan hal-hal seperti pergantian petugas, cuti dan laporan tahunan bagi para reporter. Secara khsus, ia adalah orang yang bertanggung jawab sebagai personel manager dalam lingkup pemberitaan untuk menentukan siapa melakukan pekerjaan apa. 12.Chieaf Engineer Untuk pemberitaan, ia bertanggung jawab secara penuh kepada editor khususnya terhadap hal yang berkaitan dengan peralatan yang berhubungan dengan keperluan pemberitaan25
2.6 Strategi Produksi Program Televisi Strategi
pada
hakikatnya
adalah perencanaan (planning) dan
managemen (management) untuk mencapai tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan 25
Iskandar Muda Dedi, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional , 2005, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
bagaimana taktik operasionalnya.26 Istilah strategi berasal dari bahasi yunani “strategi” yang berarti kepemimpinan (leadership). Strategi merupakan pengolahan yang memungkinkan suatu perusahaan mencapai sasaran. Hal ini juga berlaku untuk perusahaan media. Tujuan program televisi pada umumnya untuk menarik dan mendapatkan sebanyak mungkin penonton. Program siaran harus bersaing dengan program siaran sejenis tetapi juga dengan media lainnya dalam strategi produksinya meliputi manajemen produksi : perencanaan, pengawasan, organisasi, evaluasi. a. Perencanaan Perencanaan produksi (pra production planning) : merupakan sebuah awal dari kegiatan. Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting, sebab apabila tahap ini dapat selesai dengan baik makasebagian dari yang direncanakan berati sudah selesai. Tahap ini meliputi: membuat konsep, menetapkan tujuan dan melaksanakan pendekatan produksi, penulisan naskah, melakukan production meeting dengan krabat kerja, melakukan casting pendukung, dan menyusun rencana anggaran belanja27 segala tipe organisasi didalam menjalankan kegiatannya sangat mutlak membutuhkan perencanaan. Perencanaan menentukan terlebih dahulu kegiatan – kegiatan apa yang harus dilakukan, bagaimana cara melakukannya, dan siapa yang harus melaksanakan semua kegiatan.
26
Iskandar Muda Dedi, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional , 2005, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. 27 www.google.com, mekanisme produksi acara televise, maret 2009
Didunia penyiaran, perencanaan merupakan unsur yang sangat penting, Karena siaran memiliki dampak yang sangat luas dimasyarakat. Perencanaan disini meliputi : 1. Perencanaan siaran termasuk didalamnya perencanaan produksi dan pengadaan materi siaran yang harus dibeli dari rumah produksi, serta menyusun menjadi rangkaian mata acara, baik harian, mingguan, bulanan dan seterusnya, sesuai dengan misi, fungsi, tugas, dan tujuan yang hendak dicapai. 2. Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana. 3. Perencanaan atministrasi termasuk didalamnya perencanaan dana, tenaga pemasaran dan sebagainya. Para perencana siaran memiliki tanggung jawab moral dan etika terhadap masyarakat. Perencanaan yang baik akan memperlancar proses produksi dan penyiaran, serta memberikan mekanisme control. Evaluasi baru dapat dilakukan bila ada perencanaan. Organisasi utama/induk
yang
perencanaan dijabarkan
radio/televisi perencanaan
memiliki unit
kerja
perencanaan tidak
boleh
menyimpangdari perencanaan utama/induk disusun berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Perencanaan dilakukan tiga unsure utama manajemen media pennyiaran,yaitu manusia mengelola siaran, teknik dan atministrasi. Pada dasarnya, perencanaan adalah fungsi pimpinan/ manajer seseorang pemimpin manajer berdasarkan : a. Tujuan, misi, fungsi, tugas.
b. Status organisasi c. Kemampuan dana, tenaga dan sarana. d. Masukan lain pada input Untuk mencapai keadaan yang diinginkan, perlu direncanakan tahaptahap pelaksanaan dengan jelas setiap tahapan yang dikerjakan, termasuk : a.
Jangka waktu penyelesaian
b. Siapa yang harus dihubungi c. Siapa penanggung jawab setiap tahapan kerja d. Apa yang hendak dicapai Dengan demikian, untuk dapat membuat perencanaan dengan sempurna seseorang pemimpin/menejer harus mengetahui : a. Tujuan yang hendak dicapai. b. Situasi atau kondisi masa kini. c. Kemampuan yang dimiliki. d. Tantangan yang dihadapi. e. Hambatan yang ada. f. Strategi yang tepat untuk pelaksanaan. Dalam dunia penyiaran harus luwes/flexible yang dapat berubah sesuai selera khalayak. Oleh karena, dunia penyiaran memerlukan tenaga-tenaga profesi yang dinamis, berdedikasi, disiplin dan kreatif. Pada dasarnya, semua perencanaan akan melalui seperti diatas agar perencanaan menjadi sempurna akan sangat membantu proses produksi, serta akan memberikan mekanisme control. Untuk membentuk organisasi produksi
dan menetapkan personal untuk meninjau lokasi liputan adalah yang pertama – tama dilakukan yaitu rapat program. Pembahasan pada rapat program lebih bersifat teknis, khususnya teknik memproduksi tidak menyinggung masalah kebijakan lagi. Bila dianggap perlu, kerabat kerja teknik dapat meminta waktu untuk menyelenggarakan rapat teknis Persiapan dan latihan (setup and reherseal) : tahapan ini merupakan tahap yang bersifat teknis yang dilakukan oleh tim inti bersama tim produksinya dan mempersiapkan peralatan yang akan diguanakan singga mempersiapkan lokasi untuk setting lampu, microphone atau dekorasi pangguang.
Setelah
persiapan-persiapan
selesai
dilakukan,
tahapan
selanjutnya adalah melakukan latihan baik dari tim produksi hingga artis pendukung. Mulai dari switcher, piñata lampu, piñata suara, floor director, cameraman, sampai kepengarah acaranya dimana prosesi ini dipimpin langsung oleh pengarah acara dan bukan produser. Produksi (production) : pelaksanaan produksi tergantung pada tuntutan naskahnya. Dimana karakter naskah ini dibagi menjadi 3. Pertama, produksi dilakukan didalam atau diluar studio jenis produksi ini disiarkan langsung atau direkam terlebih dahulu dan dalam penyelesaiannya dapat dilakukan paska produksi atau dapat langsung sekaligus jadi. Kedua, adalah produksi gabungan yang artinya sebagian produksi ada yang dilakukan didalam studio atau ada juga yang diproduksi sebelumnya diluar studio. Dan karakter yang ketiga adalah, produksi rekaman dimana pelaksanaannya dapat dilakukan dalam bentuk rekaman secara utuh (live on tape)
b. Pengorganisasian Organisasi sebagai wadah bersifat statis, tetapi sebagai proses bersifat dinamis. Struktur organisasi adalah mekanisme untuk mencapai tujuan dengan penerapan pembagian tugas/pekerjaan dari unsur-unsur atau fungsi yang ada sesuai dengan bidang masing-masing disertai batas-batas kewenang dan tanggung jawab. Organisasi dibentuk untuk melalui bidang penyiaran disebut organisasi penyiaran. Dengan demikian, organisasi penyiaran adalah tampat orang-orang penyiaran
(siaran-teknik-atministrasi)
saling
bekerjasama
dalam
merencanakan, memproduksi atau mengadakan materi siaran, dan sekaligus menyiarkan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditatapkan. Organisasi penyiaran mengelola stasiun penyiaran yang didalamnya terdapat 2 unsur yaitu : a. Perangkat keras Perangkat keras disini adalah sarana dan prasarana penunjang siaran, seperti : 1. Studio dan perangkatnya 2. Transmisi/pemancar 3. Prasarana, seperti gedung, jalan, gudang, dan lain-lain Perangkat
keras
diatas
dirancang sedemikian
rupa,
sehingga
membentuk satu keterpaduan yang akan memperlancar jalannya proses perencanaan, produksi, dan penyiarannya sekaligus.
b. Perangkat llunak Perangkat keras diatas, baru dapat berfungsi bila ada perangkat lunaknya, seperti manusia mengelola, peraturan-peraturan, mata acara siaran (program). Sedangkan dalam managemen penyiaran terdapat : 1. Manusia pengelola siaran 2. Manusia pengelola teknik (sarana dan prasarana) 3. Manusia pengelola atministrasi Dengan demikian dalam manajemen penyiaran terdapat 2 kelompok besar yaitu : kelompok siaran dalam kelompok ini terdiri dari perencanaan siaran, produksi atau pelaksanaan siaran, dan fasilitas siaran. Juru kamera nerita masuk dalam kelompok ini. Sedangkan kelompok penunjang antara lain manusia pengelola
teknik dan
atministrasi/ketatalaksanaan, seperti keuangan, kepegawaian, fasilitas umum, humas dan lain-lain Kelompok siaran dengan dukungan kelompok penunjang (teknik dan atministrasi), merencanakan, menproduksi/mengadakan materi siaran yang baik, dan sekaligus menyiarkannya. Kerjasama antara kelompok siaran dan penunjang tersebut berlandaskan saling menghargai dan pengertian secara jujur dan terbuka dalam berorientasi pada tujuan tersebut. Secara lengkap mekanisme kerja antara kelompok siaran dan kelompok penunjang adalah isi pesan siaran yang ditunjukan kepada khalayak harus berimpit dengan tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, warna siaran akan ditetapkan oleh status organisasi penyiaran yang dibentuk.
Menejemen siaran selain memiliki tugas utama merencanakan, memproduksi dan mengadakan materi siaran, serta menyiarkan sekaligus juga harus mampu menciptakan iklim kerja yang harmonis, kreativitas yang dinamis, system kerja yang luwes dan flexible, mekanisme control yang efektif, saling asih, asah, dan asuh, suasana kerja diatas kesadaran (bukan ketakutan), sikap terbuka dan jujur Mengingat penyiaran merupakan kerja yang didukung produk teknologi informasi yang memiliki khas kecepatan, maka organisasi penyiaran perlu menerapkan system informasimenejemen dan pengelolanya, sudah harus meninggalkan system manual System informasi menejemen dalam tubuh organisasi penyiaran akan mampu mendukung kelancaran informasi, sehingga memperlancar setiap perencanaan yang akan dilaksanakan. Dizaman teknologi informasi dewasa ini, kecepatan tidak merupakan kunci keberhsilan usaha dan merupakan senjata untama dalam menghadapi persaingan. Siaran sebagai output organisasi penyiaran dapat dikatakan sebagai organisasi profesi. Bila sudah demikian, pembentukan organisasi dan pemilihan tenaga-tenaga profesi juga harus dilakukan secara professional. Menejemen yang diterapkan dalam organisasi penyiaran harus sesuai dengan sifat-sifat penyiaran itu sendiri.
c. Pengawasan Pengawasan menjadi tugas eksekutif produser. Untuk itu harus menguasai apa yang direncanakan, dengan demikian akan dapat melakukan pengawasan secara efektif dan efesien. Dalam dunia penyiaran, akan lebih tepat bila system control dilakukan secara pengendalian oleh semua pimpinan/manajer disemua tingkatan. Hal ini mengingat output siaran memiliki dampak sangat luas dimasyarakat. Dengan kata lain pengawasan preventif/penjegahan ( pengendalian ) jauh lebih cepat diterapkan. Kesalahan dapat diketahui secara dini dan diperbaiki sebelum materi itu disiarkan, akan jauh lebih baik bila kesalahan itu diketahui saat materi itu sedang disiarkan. Pengawasan pada penggunaan perangkat keras, misalnya melalui system SOP, pencatatan penggunaan, waktu pemeliharaan bertujuan untuk menjaga peralatan itu bila ada kerusakan dapat diketahui secara dini dan memperpanjang usia pakai. Tetapi jika kesalahan itu terletak pada proses perencanaan, produksi/pengadaan materi siaran, serta siarannya sendiri akan berpengaruh luas pada masyarakat.
d. Evaluasi Suatu tahapan hasil yang diperoleh dan merupakan tolak ukur dari seluruh kegiatan untuk mengetahui hasil akhir dari pelaksanaan program.
Evaluasi adalah system untuk mengumpulkan dan mengola informasi mengenai sasaran dan tujuan dalam mencapai tujuan 28
2.6.1
Tahap-Tahap Produksi Suatu produksi program televisi yang melibatkan banyak peralatan,
orang, dan biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang rapi juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingakan tahap sebelumnya. Tahap produksi terdiri dari tiga bagian yang ditelevisi lazim disebut dengan SOP (standart operation procedure ) seperti berikut : 29 a. Pra produksi ( perencanaan dan persiapan ) Tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah bagus. Tahap pra produksi meliputi tiga bagian: 1.
Penemuan ide, tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan idea tau gagasan
2.
Perencanaan, tahap ini meliputi penetapan jangka waktu (time schedule),
penyempurnaan naskah, bentuk crew.
biaya,
perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti. 3.
Persiapan, pengecekan alat-alat, sarana dan sebagainya agar berjalan dengan baik.
b. Produksi ( pelaksanaan ) 28
Nartama, Menjadi Sutradara Televisi, 2004, Gramedia, Jakarta. Iskandar Muda Dedi, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional , 2005, PT Remaja Rosdakarya, Bandung. 29
Tahap setelah perencanaan dan persiapan selesai betul, pelaksanaan produksi akan dimulai. Sutradara bekerjasama denagan para artis dan crew mencoba mewujudkan apa yamg direncanaka dalam kertas dan tulisan (shooting script), menjadi gambar susunan gambar yang dapat bercerita misalnya dalam memproduksi sinetron, maka harus diperhatikan segi pengambilan gambar serta tata cara pencahayaan yang tepat dan audio yang baik. Biasanya hasil gambar shooting dikontrol setiap malam diakhir shooting hari itu, untuk melihat apakah pengambilan gambit itu cukup baik. c.
Pasca produksi ( penyelesaian dan penayangan ), Ada beberapa cara atau tahap dalam pasca produksi yaitu dalam proses editingnya diantaranya : 1. Proses editing digital sebenarnya tinggal penyempurnaan hasil editing offline dalam computer, sekaligus mixing dengan music ilustrasi atau efek gambar, misalnya (perlu animasi atau wipe efek) dan suara (sound effect atau narasi) yang harus dimasukkan. Setelah semuanya sempurna hasil online ini kemudian dimasukan kembali dari file menjadi gambar pada pita batacam SP atau pita dengan kualitas broadcast standart 2. Penayangan dengan hasil yang sempurna dan semenarik mungkin.
2.7 Etika Penyiaran Dalam memproduksi sebuah program harus memiliki etika dalam penyiaran termasuk program berita yang diteliti yaitu strategi produksi program warta berita malam di tv dalam mempertahankan etika penyiaran yang diambil dalam p3sps tahun 2000 tentang penyiaran. Peraturan-peraturan ini bisa dikaitkan dalam penelitian tersebut : BAB II Pasal 2 Pedoman prilaku penyiaran dan standar program siaran ditetapkan berdasarkan pada nilai-nilai agama, nilai-nilai moral, norma-norma lain yang berlaku dan diterima oleh masyarakat umum, sebagai kode etik, standar professional dan pedoman prilaku yang dikembangkan masyarakat penyiaran. Serta peraturan perundangan yang berlaku. Misalnya undangundang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, undang-undang no 8 tahun 1992 tentang perfilman, undang-undang nomor 40 tahun 1999 tentang pers, dan kitab undang-undang hukum pidana. Pasal 4 Pedoman prilaku penyiaran dan standar program siaran ditetapkan dengan tujuan memperkukuh integrasi nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertaqwa. Mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum. Dalam rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil dan sejahtera
pasal 5 pedoman perilaku penyiaran diarahkan agar : a. Lembaga penyiaran taat dan patuh hukum terhadap segenap peraturan perundangan yang berlaku diindonesia b. Lembaga penyiaran menjunjung tinggi rasa persatuan dan kesatuan Negara kesatuan republic Indonesia c. Lembaga penyiaran menjunjung tinggi norma dan nilai agama dan budaya bangsa yang multicultural d. Lembaga penyiaran menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia e. Lembaga penyiaran menjunjung tinggi prinsip ketidakberpihakan dan keakuratan f. Lembaga penyiaran melindungi kaum anak-anak, remaja dan kaum perempuan g. Lembaga penyiaran melindungi kaum yang tidak diuntungkan h. Lembaga penyiaran melindungi publik dari pembodohan dan kejahatan i. Lembaga penyiaran menumbuhkan demokratisasi Pasal 7 Program prilaku penyiaran standar program siaran ditetapkan dengan menghormati asas manfaat, asas adil dan merata, asas kepastian hukum, asas keaman, asas keberagamaan, asas kemitraan, etika, asas kemandirian, dan asas kebebasan dan tanggung jawab BAB III
Pasal 11 a. Lembaga penyiaran harus menghindari penyajian informasi yang tidak lengkap dan tidak adil b. Penggunaan footage / potongan gambar dan atau potongan suara dalam sebuah acara yang sebenarnya berasal dari program lain harus ditempatkan dala konteks yang tepat dan adil serta tidak merugikan pihak-pihak yang menjadi subyek pemberitaan c. Bila sebuah program memuat potongan gambar dan atau potongan suara yang berasal dari acara lain, lembaga penyiaran wajib menjelaskan waktu pengambilan potongan gambar dan atau potongan suara tersebut. d. Dalam pemberitaan kasus criminal dan hukum setiap terskan sangka harus diberitakan sebagai tersangka, terdakwa sebagai terdakwa, dan terhukum sebagai terhukum. e. Dalam pemberitaan kasus kriminalitas dan hukum. Lembaga penyiaran harus menyamarkan identitas (
sudah termasuk
menyamarkan wajah ) tersangka, kecuali identitas tersangka memang terpublikasi dan dikenal secara luas. f. Jika sebuah program acara memuat informasi yang mengandung kritik yang menyerang atau merusak citra seseorang atau sekelompok orang pihak lembaga penyiaran wajib menyediakan kesempatan dalam waktu yang pantas dan setara bagi pihak yang dikritik untuk
memberikan komentar atau argument balik terhadap kritikan yang diarahkan kepadanya. Pasal 24 Dalam penyajiannya program yang berisi liputan dan laporan tentang peristiwa yang diduga dapat menimbulkan kepanikan, mempertajam konflik masyarakat atau dapat mendorong terjadinya kerusuhan, lembaga penyiaran harus mengikuti ketentuan sebagai berikut a. Lembaga penyiaran dilarang menyiarkan secara langsung adegan penjarahan, serta tindakan-tindakan merusak oleh massa yang dapat menimbulkan kepanikan atau mendorong masyarakat didaerah lain meniru prilaku tersebut. b. Lembaga penyiaran dilarang menyiarkan secara langsung peristiwa kerusakan atau konflik fisik yang melibatkan unsur suku, ras dan agama. c. Dalam meliput dan menyajikan laporan tentang konflik antar kelompok masyarakat, lembaga penyiaran dilarang berpihak pada salah satu kelompok atau dengan sengaja menyajikan informasi yang dipercaya mampu menyulut kemarahan setidaknya salah satu kelompok.
Pasal 27 a. Lembaga penyiaran tidak boleh menjual jam tayangan kepada pihak manapun, kecuali iklan. b. Lembaga penyiaran diperbolehkan menyiarkan program yang merupakan hasil kerjasama produksi dengan pihak lain selama isi program dikendalikan lembaga penyiaran yang bersangkutan. c. Dalam program berita, lembaga penyiaran dilarang dilarang memuat berita yang disajikan atas dasar imbalan tertentu(uang,jasa,dan sebagainya) d. Dalam setiap program yang merupakan kerjasama produksi atau disponsori,lembaga penyiaran harus: 1. Memberitahukan kepada khalayak bahwa program tersebut merupakan kerjasama produksi dan sponsori. Pemberitaan tersbut harus ditempat dalam cara yang memungkin khalayak dapat dengan mudah mengidentifikasi bahwa program tersebut didanai atau turut danai oleh pihak tertentu. 2. Lembaga
penyiaraan
dilarang
menyajikan
program
kerjasama produksi atau disponsori oleh peruasahaan yang memproduksi produk yang dilarang untuk diiklankan, misalnya minuman keras dan zat adiktif.
BAB IV KESOPANAN,KEPATASAN,DAN KESUSILAAN
Pasal 31 Sesuai dengan kodratnya,lembaga penyiaran dapat menjangkau secara langsung
khalayak
yang
belakang,ekonomi,budaya, penyiaranharus
senantiasa
sangat
beragam
agama,dan
baik
dalam
keyakinan.karena
berhati-hati
agar
isi
usia,latar
itu,lembaga siaran
yang
dipancarakannya tidak merugikan, menimbulkan efek negative,atau bertentangan dan menyinggung nilai-nilai dasar yang dimiliki beragam kelompok khalayak tersebut.
Pasal 32 1. Program atau promo yang mengandung muatan kekerasan secara dominan, atau mengandung adegan kekerasan eksplisi dan vulgar,hanya dapat disiarkan pada jam tayang dimana anak-anak pada umumnya diperkirakan sudah tidak menonton televisi yakni pukul 22.00-03.00 sesuai dengan waktu stasiun penyiaran yang menayangkan. 2. Lembaga penyiaran dilarang menyajikan program dan promo program yang mengandung adegan yang diluar perikemanusiaan atau saklitis.
3. Lembaga penyiaran dilarang menyajikan program yang dapat di persepsikan
sebagai
menganggung-agungkan
kekerasan
atau
menjustifikasikan kekerasan sebagai hal yang lumrah dalam kehidupan sehari-hari. 4. Lembaga penyiaran dilarang menyajikan lagu-lagu atau klip video music yang mengandung muatan pesen menggelorakan atau mendorong kekerasan.
Pasal 34 1. Adegan rekontruksi kejahatan tidak boleh disiarkan secara rinci. 2. Adegan rekontruksi kejahatan seksual dan pemerkosaan tidak boleh disiarkan. 3. Siaran rekontruksi kejahatan harus memperoleh izin dari korban kejahatan atau pihak-pihak yang dapat dipandang sebagai wakil korban. 4. Siaran rekontruksi yang memperlihatkan modus kejahatan secara rinci dilarang. 5. Adegan rekontruksi yang memperlihatkan cara pembuatan alat-alat kejahatan tidak boleh disiarkan.30
30
3 SPS
Komisi peraturan penyiaran indonesia no 02 tahun 2007 tentang pedoman prilaku penyiaran memutuskan :
BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1.
Pedoman prilaku penyiaran adalah ketentuan–ketentuan bagi lembaga penyiaran yang ditetapkan oleh komisi penyiaran indonesian
untuk
menyelenggarakandan
mengawasi
sistem
penyiaran nasional indonesia. 2.
Pedoman prilaku penyiaran merupakan panduan tentang batasan – batasan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dalam proses pembuatan program siaran.
3.
Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima siaran.
4.
Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui saluran pemancar dan atau sarana transmisi didarat, dilaut, atau diantarikasa dengan menggunakan spektrum frekwensi radio, melalui udara, kabel, dan atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.
5.
Penyiaran radio adalah media komunikasi massa dengar, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum
dan
terbuka,
berupa
program
yang
teratur
dan
berkesinambungan. 6.
Penyiaran televisi adalah saluran media massa dengar pandang, yang menyalurkan gagasan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum baik yang terbuka maupun tertutup, berupa program yang teratur dan berkesinambungan.
7.
Lembaga penyiaran adalah penyelenggara siaran, baik lembaga penyiaran publik, maupun swasta, lembaga penyiaran komunitas maupun langganan yang dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawab berpedoman pada peraturan perundang – undangan yang berlaku.
8.
Yang dimaksud dengan program faktual adalah program siaran yang menyajikan fakta non-fiksi, yang diproduksi dengan berpegang pada prinsip jurnalistik, terutama apabila materi yang disiarkan berkaitan dengan kebijakan publik.
9.
Yang dimaksud dengan program faktual adalh program berita, features, dokumentasi, program realita, konsultasi on-air, diskusi, talkshow, jejak pendapat, pidato, ceramah, editorial, kuis, perlombaan, pertandingan olah raga, program-program sejenis lainnya yang bersifat nyata dan terjadi tanpa rekayasa.
10.
Yang dimaksud dengan program non-factual adalah program siaran yang berisi ekspresi, pengalaman situasi yang bersifat rekayasa atau imajinatif dan bertujuan menghibur.
11.
Yang termasuk dalam program non-faktual adalah drama yang dikemas dalam bentuk sinetron, musik, atau program-program sejenis lainnya yang bersifat rekayasa yang bertujuan menghibur
12.
Program asing adalah program utuh yang diimpor dari luar negri.
13.
Yang dimaksud dengan program yang mengandung muatan unsur kekerasan adalah program yang dalam penyajiannya memunculkan efek suara yang berupa hujatan, kemarahan yang berlebihan, pertengkaran dengan suara seolah orang membanting atau memukul
sesuatu,
visualisasi
gambar
yang
nyata-nyaata
menampilkan tindakan seperti pemukulan, perusakan secara eksplisit dan vulgar 14.
Komisi penyiaran indonesia adalah selanjutnya disebut kpi adalah lembaga negara independen, mengatur hal-hal mengenai penyiaran yang tugas, fungsi dan wewenangnya diatur dalam undang-undang no 32 tahun 2002 tentang penyiaran.
15.
Kpi
pusat
kedudukan
diibukota
berkedudukan diibukota propini.
negara
dan
kpi
daerah
16.
Kpi pusat dan kpi daerahdalam menjalankan tugas dan fungsinya, berwewenang mengawasi lembaga penyiaran dalam pedoman prilaku penyiar.31
31
Peraturan komisi penyiaran indonesia no 02 tahun 2007