8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi Massa Komunikasi merupakan hal pokok dalam kehidupan kita sehari-hari, kita memerlukan adanya komunikasi untuk mendapatkan informasi. Terdapat sangat banyak definisi komunikasi yang dikemukakan oleh para ahli, ada yang hamper mirip ada pula yang berbeda. Komunikasi memiliki empat tujuan : Pertama, Menemukan salah satu tujuan utama komunikasi menyangkut penemuan diri (personal discovery), bila anda berkomunikasi dengan orang lain anda belajar mengenal diri sendiri selain juga tentang orang lain. Kedua, untuk berhubungan, Salah satu motivasi kita yang paling kuat adalah berhubungan dengan orang lain membina dan memelihara hubungan dengan oran lain. Ketiga, Untuk menyakinkan, Media massa ada sebagian besar untuk menyakinkan kita agar mengubah sikap dan perilaku kita, media dapat hidup karena adanya dana dari iklan, yang diarahkan kepada kita untuk membeli produk yang diiklankan melalui media. Sekarang ini mungkin kita lebih banyak bertindak sebagai konsumen ketimbang sebagai penyampai pesan melalui media. Keempat Untuk bermain Kita menggunakan banyak prilaku komunikasi kita untuk bermain dan menghibur diri.4
4
Joseph A Devito.Komunikasi Antar Manusia, PT. Profesional Books, Jakarta : Hal 30
8
9
Menyimak berbagai definisi komunikasi massa yang dikemukakan para ahli komunikasi, nampaknya tidak ada perbedaan yang mendasar atau prinsip, bahkan definisi-definisi itu satu sama lain saling melengkapi. Hal ini memberikan gambaran yang jelas mengenai pengertian komunikasi massa. 5 Komunikasi massa sebagai suatu proses penyampaian informasi atau pesan-pesan yang ditujukan kepada khalayak massa dengan karakteristik tertentu, sedangkan media massa merupakan salah satu komponen atau sarana yang memungkinkan berlangsungnya komunikasi massa.6 Pengertian komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan dan Wright, dalam Liliweri.1991, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar) sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. Definisi komunikasi massa
yang paling sederhana dikemukakan oleh
Bittner yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass comunication is messages communicated through a mass medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Komunikasi massa menurut Sevant, Tan, dan Wright merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan bentuk saluran (media) dalam menghubungkan
5
Elvinaro Ardianto, dan Lukiati Komala Erdinaya, 2004, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung : Hal 6 6 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT Rosda, Bandung
10
komunikator dengan komunikasi secara missal, berjumlah banyak, bertempat tinggal jauh, sangat heterogen dan menimbulkan efek-efek tertentu.7
2.1.1. Karakteristik Komunikasi Massa a. Komunikator Terlembagakan Ciri komunikasi massa yang pertama adalah komunikatornya, Kita sudah menggetahui bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik menggunakan media cetak atau media elektronik, dengan menginggat kembali pendapat
Wright,
bahwa
media
massa
itu
melibatkan
lembaga,
dan
komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks.8 b. Pesan Bersifat Umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan pada semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. c. Komunikannya Anonim dan Hetorogen Komunikan pada komunikasi massa bersifat anonym dan hetorogen. Pada komunikasi antarpesona, komunikator akan mengenal komunikannya, mengetahui identitasnya, seperti : nama, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, sedangkan dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonym), karena komunikasinya menggunakan media tidak tatap muka. Disamping anonym komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari bebagai lapisan masyarakat yang berbeda.
7
Elvinaro Ardianto dan lukiati Komala Erdinaya, 2004, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung : Hal 3 8 Ibid, hal 7-12
11
d. Media Massa Menimbulkan Keserempakan Kelebihan komunikasi massa dibanding komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relativ banyak dan tidak terbatas. e. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan Setiap komunikasi melibatkan isi dan unsur hubungan sekaligus. Pada komunikasi antarpersona, unsur hubungan sangat penting, sebaliknya pada komunikasi massa yang penting unsur isi. f. Komunikasi Bersifat Satu Arah Secara singkat, komunikasi massa itu adalah komunikasi dengan menggunakan atau melalui media massa. Karena melalui media massa komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan namun diantara keduannya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antar personal dengan demikian komunikasi massa itu bersifat satu arah. g. Stimulasi Alat Indra “Terbatas” Ciri komunikasi massa lainnya yang dapat dilihat salah satu kelemahannya adalah stimulasi alat indra yang “terbatas”. Pada komunikasi antar pesona yang bersifat tatap muka, maka seluruh alat indra pelaku komunikasi, komunikator dan komunikan, dapat digunakan secara maksimal. Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra tergantung pada jenis media massa.
12
h. Umpan Balik Tertunda (deleyed) Komponen umpan balik atau yang dikenal dengan sebutan Feedback merupakan faktor penting dalam bentuk komunikasi apapun. Efektifitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari Feedback yang disampaikan oleh komunikan.
2.1.2. Fungsi Komunikasi Massa Popularitas dan pengaruh yang merasuk dari media massa hanya dapat dipertahankan jika mereka menjalankan beragam fungsi pokok. Fungsi komunikasi massa menurut D Jalaludin Rakhmat, selain menyiarkan
informasi
juga
mendidik,
menghibur
dan
mempengaruhi
penjelasannya adalah sebagai berikut : a. Fungsi Menyiarkan Informasi Menyiarkan informasi merupakan fungsi pers yang pertama dan utama, khalayak menerima informasi mengenai berbagai hal yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain dan apa yang dipikirkan orang lain dan lain sebagainya. b. Fungsi Mendidik Fungsi ini sebagai sarana pendidikan massa sebagai khayalak bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bias scara implicit dalam bentuk artikel atau rajuk rencana. c. Fungsi Menghibur
13
Hal-hal yang bersifat menghibur untuk mengimbangi berita-berita yang berbobot yang tujuannya melemaskan ketegangan pikiran setelah dihidangkan berita yang berat d. Fungsi Mempengaruhi Fungsi ini menyebabkan pers memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat dalam mempengaruhi masyarakat atau khalayak.9
2.1.3. Fungsi Komunikasi Massa Bagi Khalayak Para pakar mengemukakan tentang sejumlah fungsi komunikasi kendati dalam setiap fungsi terdapat persamaan dan perbedaan. Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dominick, terdiri dari : a. Surveillence (Pengawasan) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama (1) Pengawasan Peringatan (2) Pengawasan Instrumental b. Interpretation (Penafsiran) Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. c. Linkage (Pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (Pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.
9
Jalaludin Rakhmat, Teori Komunikasi Mass, PT.Rosda, Bandung : Hal 56
14
d. Transmission of values (Penyebaran Nilai-nilai) Sosialisasi mengacu kepada cara dimana individu mengadopsi prilaku dan nilai kelompok. Media massa yang mewakili gambaran itu ditonton, didengar, dan dibaca. e. Entertainment (Hiburan) Sulit
dibantah bahwa pada kenyataannya hampir semua media
menjalankan fungsi hiburan televisi pun demikian banyak yang sedikit memuat hiburan..10
2.2. Televisi Sebagai Media Massa Menurut Undang-undang tentang penyiaran No. 32 Tahun 2002 BAB I Ketentuan Umum Pasal 1, yang dimaksud dengan : 1) Penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan pemancaran sarana transmisi di darat, di laut, di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara,
kabel dan media
lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. 2) Penyiaran televisi adalah media komunikasi massa dengan pandang yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum baik terbuka maupun tertutup berupa program yang teratur dan berkesinambungan.
10
Elvinaro Ardianto, dan Lukiati Komala Erdinaya, 2004, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung : Hal 15-17
15
2.2.1 Program Televisi Program televisi terdiri dari news dan non news. News dibagi atas Soft news dan Hard news. Sedangkan non news terdiri dari drama dan talk show. Dalam kategori berita yang bersifat soft news berita dengan corak ini biasanya adalah berita ringan atau berita yang mengandung konflik yang menegangkan namun dikemas dalam pemilihan materi dan visual dan penyusunan gambar yang tidak menonjolkan segi-segi menegangkan dengan narasi yang agak umum. Program televisi dengan bentuk soft news antara lain current affair, magazines, talk show dan documentary. 11 Sebagai salah satu media massa elektronik, televisi merupakan sarana komunikasi massa yang dapat menjangkau khalayak yang heterogen dan tersebar informasi yang diberikan. Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele (bahasa Yunani) yang berarti jauh, dan visi yang berarti penglihatan. Dengan demikian berarti televisi diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh disini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi disuatu tempat (studio) dapat dilihat dari tempat yang lain melalui sebuah perangkat penerima.12
11
Fred Wibowo, 1997, Dasar-Dasar Produksi Program Televisi, Jakarta.Grasindo, Hal 136 Wahyudi, 1996, Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi, PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta : Hal 46
12
16
Televisi sebagai salah satu sarana komunikasi massa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :13 1.
Informasi disampaikan kepada komunikan melalui proses pemancaran atau transmisi.
2.
Isi pesan audio visual artinya dapat didengar dan dilihat pada waktu bersamaan.
3.
Sifatnya periodik atau tidak dapat diulang.
4.
Sifatnya transitory (hanya meneruskan). Pesan-pesan yang diterima hanya bisa dilihat dan didengar secara sekilas.
5.
Serentak dan global.
6.
Meniadakan jarak dan waktu.
7.
Dapat menyajikan peristiwa atau pendapat yang sedang terjadi, secara langsung atau orisinil dan tunda (perekaman).
8.
Bahasa yang digunakan formal dan non formal (bahasa tutur).
9.
Kalimat singkat, padat, jelas, dan sederhana.
10. Tujuan akhir dari penyampaian pesan untuk menghibur, mendidik, kontrol sosial, dan menghubungkan atau sebagai bahan informasi. Dengan demikian dapat kita pahami bahwa televisi adalah salah satu bentuk media massa yang memancarkan suara dan gambar reproduksi dari kenyataan yang disiarkan lewat gelombang elektromagnetik sehingga dapat diterima oleh pesawat penerima (televisi) di rumah.
13
Ibid, Hal 8-9
17
2.2.2 Karakteristik Televisi Tiga karakteristik televisi menurut Ardianto dan Erdinaya yaitu :14 a) Audiouvisual Dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual). Karena sifatnya yang audiovisual itu, maka acara siaran berita harus dilengkapi dengan gambar, baik gambar diam seperti foto, gambar peta, maupun film berita, yakni rekaman peristiwa yang menjadi topik berita. b) Berpikir dalam gambar Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran televisi adalah pengarah acara. Bila ia membuat naskah acara atau membaca naskah acara, ia harus berpikir dalam gambar (think in picture). Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Kedua, penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar
individual
sedemikian
rupa,
sehingga
kontinuitasnya
mengandung makna tertentu. c) Pengoperasian lebih kompleks Dibandingkan dengan radio, siaran pengoperasian televisi siaran lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakannya pun
14
Ardianto Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya, 2004, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Cetakan Pertama, Remaja Rosdakarya, Bandung : Hal 128
18
lebih banyak dan untuk mengoperasikannya juga lebih rumit serta harus dilakukan oleh orang yang terampil dibidangnya.
2.2.3 Fungsi Televisi Dalam eksistensinya sebagai media massa, televisi memiliki beberapa fungsi dasar. Televisi dapat menampilkan gambar hidup beserta suaranya sesuai kenyataan yang dapat dinikmati oleh seluruh keluarga, oleh karena itu fungsi utama televisi adalah hiburan (entertainment). Karena sifatnya yang audio-visual, maka televisi pun dapat dinikmati oleh khalayak yang tuna aksara. Fungsi selanjutnya televisi sebagai penerangan. Dua faktor yang terdapat pada media massa audio visual yang pertarna adalah immediacy, mencakup pengertian langsung dan dekat, peristiwa yang disiarkan langsung oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung. Yang kedua adalah realism, mengandung makna pernyataan. Dalam menyiarkan informasi secara audio visual dengan perantara microphone dan kamera apa adanya sesuai dengan kenyataan. Yang ketiga, televisi berfungsi sebagai sarana pendidikan (educatif). Televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan pada khalayak yang jumlahnya belum tentu banyak secara simultan. Dengan fungsi demikian, maka televisi menjadi sarana komunikasi massa yang sangat berpengaruh dalam membentuk dan merubah pola serta pendapat
19
umum. Termasuk pendapat umum untuk menyenangi sesuatu, hingga terjadinya pembentukan sikap, perilaku dan pola pikir.
2.2.4 Program Acara Televisi Kata program berasal dari bahasa inggris programme (penulisan gaya Inggris) atau program (penulisan gaya Amerika), yang berarti acara atau rencana.15 Pada dasarnya program atau siaran adalah sama, yaitu mengacu pada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya Purnama Suwardi dalam bukunya seputar bisnis dan produksi siaran televisi, mengatakan bahwa ”sebuah program dapat dikatakan sebagai program televisi apabila sudah memenuhi formula Laswell yaitu : Who says what in which channel to whom and with what effect atau didalamnya ada unsur read (baca), watch (lihat), hear (dengar).”16
1. Read Adalah unsur yang melibatkan kemampuan membaca (dapat dibaca), dalam hal ini read dibagi lagi menjadi : a. Still text, tulisan yang tidak bergerak atau diam (still), biasa diaplikasikan untuk menampilkan informasi, seperti nama pembawa acara, nama dan profesi bintang tamu atau narasumber, alamat redaksi, nomor telepon interaktif. 15 16
Morissan; manajemen media penyiaran, ramdina prakasa, jakarta, 2007, Hal 202 Suwardi Purnama, Seputar Bisnis dan Produksi Siaran Televisi, TVRI Sumbar, 2006
20
b. Running text, tulisan
yang
bergerak,
biasa diaplikasikan untuk
menampilkan credit title (nama kru yang terlibat dalam program televisi) 2. Watch Adalah unsur yang melibatkan kemampuan melihat (dapat dilihat). Unsur watch sendiri dibagi menjadi : a. Setting, yaitu latar belakang yang sesuai alur cerita yang disampaikan akan menghasilkan isi yang menghibur dan masuk akal b. Videographics, yaitu animasi tentang program yang terdapat diawal dan jeda sebelum commercial break. c. Content, yaitu isi program yang terdiri dari tema, pembawa acara, binatang tamu, dll 3. Hear Adalah unsur yang melibatkan kemampuan mendengar (dapat didengar). Unsur ini dibagi lagi menjadi : a. Voice, yaitu suara yang berasal dari suara manusia b. Sound, yaitu suara yang berasal dari benda mati, seperti alat musik, sound effect, dll Tidak ada yang lebih penting dari acara atau program sebagai faktor yang paling penting dan menentukan dalam mendukung keberhasilan finasial suatu stasiun penyiaran radio dan televisi. Kata ”Program” berasal dari bahasa Inggris Programme atau Program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah ”siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian
21
pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata ”program” sering digunakan didalam dunia penyiaran di Indonesia dari pada kata ”siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian program memiliki pengertian yang sangat luas. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran, apakah itu radio atau televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang (goods) atau pelayanan (services) yang dijuala kepada pihak lain, dalam hal ini audien dan pemasang iklan. Dengan demikian program adalah produk yang dibutuhkan suatu rumusan dalam dunia penyiaran yaitu, program yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar atau penonton.17
2.3 Berita Realitas yang terjadi ditengah masyarakat, seperti peristiwa, pendapat, masalah hangat, dan masalah unik akan menghasilkan fakta. Uraian fakta yang menarik dan mengandung nilai berita serta yang sudah disajikan melalui media massa periodik yang dapat disebut sebagai berita.
17
Morissan, Manajemen Media Penyiaran “Strategi Mengelola Radio & Televisi”. Kencana Media Group, Jakarta : Hal 209.210
22
Semua berita adalah informasi, tetapi tidak semua informasi adalah berita. Program berita atau program news berarti suatu sajian laporan berupa fakta dan kejadian yang mempunyai nilai berita (tidak biasa, fakta, penting) dan disiarkan media secara periodik. 18 Berita yang kuat yaitu yang nilai beritanya sangat penting, sangat menarik, dan penting sekaligus menarik. Berita tersebut harus disajikan secepatnya kepada khalayak. Uraian fakta atau pendapat seperti itu disebut berita kuat. Isi berita tersebut minimal mengandung enam unsur berita yakni 5W+1H (what, where, who, when, why, how) .19 Dapat kita ketahui bahwa berita merupakan laporan kejadian yang ada disekitar kita. Sesuatu yang penting dan menarik untuk diketahui oleh orang banyak yang menyangkut kepentingan publik dan disiarkan melalui media.
2.3.1 Unsur-Unsur Layak Berita Unsur layak berita menurut Kusumaningrat20: 1. Berita harus akurat Wartawan harus memiliki kehati-hatian yang sangat tinggi dalam melakukan pekerjaannya mengingat dampak yang luas yang ditimbulkan oleh berita yang dibuatnya. Kehati-hatian dimulai dari kecermatannya terhadap ejaan 18
Wibowo, Freed. 1997, Dasar-dasar Produksi Program Televisi, Grasindo, Jakarta : Hal 85 Wahyudi JB, Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, 1996, PT Pustaka Utama Grafiti, Jakarta : hal 28 20 Kusumaningrat, Purnama, 2005, Jurnalistik Teori dan Praktik, Cetakan Pertama, PT Remaja Rosdakarya, Bandung : Hal 47-57
19
23
nama, angka, tanggal, dan usia serta disiplin diri untuk senantiasa melakukan periksa ulang atas keterangan dan fakta yang ditemuinya. Tidak hanya itu, akurasi juga berarti benar dalam memberikan kesan umum, benar dalam sudut pandang pemberitaan yang dicapai oleh penyajian detail-detail fakta dan oleh tekanan yang diberikan pada fakta-faktanya. 2. Berita harus lengkap, adil dan berimbang. Bagi seorang wartawan, untuk menyusun sebuah laporan atau tulisan yang adil dan berimbang tidaklah sesulit memelihara objektivitas, yang dimaksudkan dengan sikap adil dan berimbang adalah bahwa sorang wartawan harus melaporkan apa sesungguhnya yang terjadi. Unsur adil dan berimbang dalam berita mungkin sama sulitnya untuk dicapai seperti juga keakuratan dalam menyajikan fakta. Selaku wakil dari pembaca atau pendengar berita, seorang wartawan harus senantiasa berusaha untuk menempatkan setiap fakta atau kumpulan fakta-fakta menurut proporsinya yang wajar, untuk mengaitkannya secara berarti dengan unsur-unsur lain, dan untuk membangun segi pentingnya dengan berita secara keseluruhan. 3. Berita harus objektif Selain harus memiliki ketepatan (akurasi) dan kecepatan dalam bekerja, seorang wartawan dituntut untuk bersikap objektif dalam menulis. Dengan sikap objektifnya, berita yang akan ia buat pun akan objektif, artinya berita yang dia buat itu selaras dengan kenyataan, tidak berat sebelas, bebas dari prasangka. Lawan objektif adalah subjektif.
24
4. Berita harus ringkas dan jelas Berita yang disajikan haruslah dapat dicerna dengan cepat. Ini artinya suatu tulisan yang ringkas, jelas, dan sederhana. Tulisan berita harus tidak banyak menggunakan kata-kata, harus langsung dan padu. 5. Berita harus hangat Berita adalah padanan kata News dalam bahasa Inggris. Kata News tu sendiri menunjukkan adanya unsur waktu – apa yang new, apa yang baru, yaitu lawan dari lama. Penekanan pada konteks waktu dalam berita kini dianggap seperti hal biasa. Dunia bergrak dengan cepat, dan penghuninya tahu belaka bahwa mereka harus berlari, bukan berjalan, untuk mengikuti kecepatan geraknya. Peristiwa-peristiwa bersifat tidak kekal, dan apa yang nampak benar hari ini belum tentu benar esok hari.
2.3.2 Nilai-nilai berita Menurut Morissan, peristiwa atau pendapat yang pantas disajikan sebagai berita adalah yang memiliki news value atau nilai berita.21 Ada sepuluh komponen utama dari nilai berita menurut Effendy yaitu :22 1. Minat Diri (Self Interest) Ini bersangkutan langsung dengan kepentingan penonton, seperti keluarga, pekerjaan, kekayaan, hobi dan sebagainya. 21
Morissan. 2005, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Cetakan Pertama, Ramdina Prakarsa, Tangerang : Hal 29 22 Effendy, 2002, Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, Cetakan Kelima, Remaja Rosdakarya, Bandung : Hal 69-71
25
2. Uang (Money) Hidup manusia tidak lepas dari masalah uang. Karenanya, akan selalu menarik. Peraturan kenaikan gaji, SPP, korupsi, perampok bank, dll. Akan menarik untuk disaksikan di televisi. 3. Seks Masalah seks menyangkut semua orang. Karenanya akan selalu menarik perhatian untuk ditonton. 4. Pertentangan (Conflict) Berita
mengenai
pertentangan
akan
merupakan
jaminan
untuk
memeperoleh penonton yang banyak jumlahnya. Contoh berita mengenai pertentangan ialah berita perang, kampanye politik dan sebagainya. 5. Minat Insani (Human Interest) Seperti telah disinggung tadi, berita human interest ialah yang menyentuh rasa manusiawi, yang menimbulkan rasa aneh, takjub, gembira, takut, sedih, terharu, dan lain-lain. Yang dapat menimbulkan perasaan. 6. Ketegangan (Suspense) Berita-berita yang membuat kita ingin mengetahui apa yang akn terjadi sering kali membangkitkan minat yang terus menerus. Berita semacam ini adalah mengenai kisah-kisah petualangan, penyelidikan, dan lain-lain. 7. Kemahsuran (Fame) Orang termahsur bukan hanya “membuat berita” (make news), tetapi ia sendiri adalah berita. Khalayak akan tertarik oleh apa yang dikatakan atau apa yang dilakukan orang yang namanya harum.
26
8. Keindahan (Beauty) Keindahan mencakup berbagai hal yang dapat menarik minat penonton. Keindahan bukan saja mengenai manusia, tetapi juga mengenai keindahan alam, rumah, Dan Lain-lain. 9. Umur (Age) Peristiwa yang menyangkut anak atau seseorang yang lanjut usianya akan mearik minat penonton. 10. Kejahatan (Crime) Kejahatan selalu menarik minat penonton. Kalau setiap stasiun televisi banyak menyiarkan berita kejahatan, karena penontonnya memang menyukainya. Menurut Peter Herford setiap stasiun televisi dapat menayangkan berbagai program hiburan seperti film, musik, kuis, talkshow, dan sebagainya tetapi siaran berita merupakan program yang mengidentifikasi suatu stasiun tv kepada pemirsanya.23 Program berita menjadi identitas khusus atau identitas lokal yang dimiliki suatu stasiun tv. Program berita juga menjadi bentuk kewajiban dan tanggung jawab pengelola stasiun tv kepada masyarakat yang menggunakan gelombang udara publik. Semakin banyak komponen yang terkandung dalam suatu berita, semakin tinggi nilai berita, yang dengan sendirinya akan semakin banyak penontonnya.
23
Morrisan, 2005, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Cetakan Pertama, Ramdina Prakarsa, Tangerang : Hal 2
27
2.3.3 Jenis-Jenis Berita Muda juga mengategorikan bentuk berita menjadi tiga bagian, yaitu :24 1. Hard News (Berita Berat) adalah berita tentang peristiwa yang dianggap penting bagi masyarakat baik sebagai individu, kelompok maupun organisasi. 2. Soft News (berita ringan) Seringkali disebut dengan feature yaitu berita yang tidak terkait dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya. Berita-berita semacam ini seringkali lebih menitik beratkan pada hal-hal yang menakjubkan, kekhawatiran, bahkan simpati pemirsa. 3. Investigative Report Disebut juga laporan penyelidikan (investigasi) adalah jenis berita yang eksklusif. Datanya tidak bisa diperoleh dipermukaan, tetapi harus dilakukan berdasarkan penyelidikan. Pada tayangan SIDIK KASUS yang dipilih dalam penelitian kali ini merupakan salah satu contoh dari investigative report.
2.3.4 Tayangan Berita Kriminal Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kriminal adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kejahatan pelanggaran hukum yang dapat dihukum menurut undang-undang. Abdulsyani mengungkapkan, kriminal berasal dari kata
24
Deddy Iskandar, Muda, 2003, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional, PT Rosdakarya, Bandung : Hal 40
28
crime yang berarti kejahatan. Dan kriminal itu sendiri, berarti suatu perbuatan atau tingkah laku kejahatan yang dapat mengakibatkan timbulnya masalah-masalah dan keresahan bagi kehidupan masyarakat.25 Berita kriminal atau berita kejahatan merupakan berita yang termasuk didalam kategori berita Hard News. Hal ini karena berita-beritanya menyangkut tentang peristiwa dan permasalahan yang dianggap penting bagi manusia atau masyarakat. Dalam pendekatan psikologi, keselamatan menempati urutan pertama bagi kebutuhan dasar manusia (basic needs).26 Maka dapat disimpulkan bahwa, kriminal adalah suatu bentuk tindak kejahatan baik itu berupa ucapan, perbuatan dan tingkah laku yang dapat merugikan masyarakat, karena melanggar norma-norma atau aturan-aturan agama, aturan masyarakat ataupun aturan negara, baik tertulis maupun tidak tertulis dan dapat dikenai hukuman. Sehingga tidak mengherankan apabila berita kriminal memiliki daya rangsang yang tinggi bagi pemirsa.
25
Abdulsyani. 1987, Sosiologi Kriminalitas, Cetakan Pertama, Remaja Karya, Bandung : Hal 1114 26 Deddy Iskandar, Muda, 2003, Jurnalistik Televisi Menjadi Reporter Profesional, PT Rosdakarya, Bandung : Hal 36
29
2.4 Kreativitas Kreativitas menurut kamus besar bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, adalah kemampuan untuk mencipta, daya cipta, perihal berkreasi, kekreatifan.27 Kreativitas terdiri dari kata kreatif. Makna kata kreatif sendiri sesungguhnya berkisar pada persoalan menghasilkan sesuatu yang baru. Suatu ide atau gagasan tentu lahir dari proses berfikir yang melibatkan empat unsur berfikir, yaitu alat indera, fakta, informasi, dan otak. Arti kata kreatif disini harus diarahkan pada proses dan hasil yang positif, tentu untuk kebaikan bukan untuk keburukan. Kreatif juga perlu dibenturkan dengan kesesuaian konteks dengan tema persoalan, nilai pemecahan masalah, serta bobot tanggung jawab yang menyertainya. Dengan demikian tidak setiap kebaruan hasil karya dapat dengan serta-merta disebut kreatif. Yang dimaksud dengan tanggung jawab disini adalah landasan konseptual yang menyertai karya tersebut. Di dalam makna kreatif, untuk menyebut suatu karya baru atau kebaruan yang diutamakan adalah aspek kesegaran ide dalam karya tersebut, bukan sekedar ulangan atau stereotip. Kreatif bisa juga ditinjau dari nilai orsinilitas dan keunikan cara penyampaian. Bisa juga merupakan sebuah alternatif “cara lain”, walau inti pesan sebernarnya tidak berbeda dengan apa yang pernah ada sebelumnya. Sebagian orang berpendapat bahwa kreativitas selalu dimilliki oleh orang berkemampuan akademik yang tinggi. Namun faktanya, banyak orang yang
27
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005, hal 259
30
memiliki kemapuan akademis tinggi tetapi tidak otomatis melakukan aktivitas yang menghasilkan output kreatif. Berbicara kreativitas, kita tidak akan terlepas dari fungsi otak manusia. Para ahli jiwa mengatakan otak manusia dibagi menjadi dua bagian, yaitu otak kiri dan otak kanan. Otak kiri merupakan pusat fungsi intelektual seperti daya ingat, bahasa, logika, perhitungan, daya analisis, dan pemikiran konvergen (cara berfikir searah). Otak kanan berfungsi mengandalkan mental dengan melibatkan intuisi, sikap, emosi, gambar, musik dan irama, gerak dan tari, serta pemikiran divergen (menyebar atau bercabang). Namun kenyataannya kebanyakan orang cenderung hanya menggunakan otak kiri jika menghadapi persoalan. Padahal jika diseimbangkan dengan memfungsikan otak kanan, orang akan berfikir lebih jernih dalam memecahkan persoalan. Untuk itu bagi yang mampu berfikir benar (berfikir dengan otak kiri dan otak kanan), maka seseorang sudah memiliki pola berfikir kreatif. Karenanya ia sanggup memelihara suatu virus dalam dirinya yang dinamakan N-ach (virus mental yang sanggup mengkondisikan manusia selalu dalam keadaan kreatif). Berpikir kreatif menurut James C. Coleman dan Coustance L. Hammen adalah :28 “thingking
which
produces
new
methods,
understanding, new inventions, new work of art.”
28
http://ramakertamukti.wordpress.com/2009/09/30/berpikir-kreatif
new
concepts,
new
31
Berfikir kreatif diperlukan mulai dari komunikator yang harus mendisain pesannya, insinyur yang harus merancang bangunan, ahli iklan yang harus menata pesan verbal dan pesan grafis, sampai pada pemimpin masyarakat yang harus memberikan perspektif baru dalam mengatasi masalah sosial. 29 Berfikir kreatif harus memenuhi tiga syarat (Mac Kionnon, dalam Rakhmat) :30 a. Kreativitas melibatkan respon atau gagasan yang baru, atau yang cara statistik sangat jarang terjadi. b. Kreativitas ialah dapat memecahkan persoalan secara realistis. c. Kreativitas merupakan usaha untuk mempertahankan insight yang orisinil, menilai dan mengembangkannya sebaik mungkin. Guilford membedakan antara berfikir kreatif dan tak kreatif dengan konsep berfikir konfergen dan divergen. Berfikir konfergen yakni kemampuan untuk memberikan satu jawaban yang tepat pada pertanyaan yang diajukan. Sedangkan berfikir difergen yakni mencoba menghasilkan sejumlah kemungkinan jawaban. Berfikir konfergen erat kaitanya dengan kecerdasan.31 1) Faktor-faktor yang mempengaruhi berfikir kreatif Berfikir kreatif tumbuh subur bila ditunjang oleh faktor personal dan situsional. Orang-orang kreatif memiliki tempramen yang beraneka ragam.
29
Jalaluddin Rakhmat, 2004, Metode Penelitian Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta : Hal 74 30 Ibid, hal 75 31 Jalaluddin Rakhmat, 2004, Metode Penelitian Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta : Hal 74
32
Walaupun demikian, ada beberapa faktor yang secara umum menandai orangorang kreatif (Coleman dan Hammen). a) Kemampuan kognitif : Termasuk disini adalah kecerdasan di atas rata-rata, kemampuan melahirkan gagasan-gagasan baru, gagasan-gagasan yang berlainan, dan fleksibilitas kognitif. b) Sikap yang terbuka : orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimuli internal dan eksternal; ia memiliki minat yang beragam dan luas. c) Sikap yang bebas, otonom, dan percaya diri sendiri. Orang kreatif tidak senang “digiring”, ia menampilkan dirinya semampu dan semaunya, ia tidak terlalu terikat pada konvensi-konvensi sosial. Mungkin inilah sebabnya orang-orang kreatif sering dianggap “nyentrik” atau gila.
2.5 Editor Visual editor (penyunting gambar) adalah seseorang yang populer dengan sebutan sebagai juru editing pada film, video atau gambar yang melingkup dengan pembuatan Grafis (alur cerita, penata gambar, template dan suara) yaitu ; 1. Proses menyeleksi, menyusun dan meletakkan kembali potongan–potongan film (gambar) dan rekaman suara, 2. Naskah editing yang melibatkan rasionalisasi dan kesinambungan skenario agar lebih dramatis, serta bertalian secara logis dan efektif. 32 Sedangkan menurut Leonardi Editing berasal dari bahasa Latin editus yang artinya ‘menyajikan kembali’. Dalam bidang audio-visual termasuk film, 32
Ismail,Usmar. 1986, Mengupas Film, Sinar Harapan, Jakarta : Hal 69
33
editing adalah usaha merapikan dan membuat sebuah tayangan film menjadi lebih berguna dan enak ditonton. Tentunya editing film dapat dilakukan jika bahan dasarnya berupa shot (stock shot) dan unsur pendukung seperti voice, sound effect, dan musik sudah mencukupi. Selain itu, dalam kegiatan editing seorang editor harus benar-benar mampu merekontruksi (menata ulang) potongan-potongan gambar yang diambil oleh juru kamera. Editing film adalah merencanakan dan memilih serta menyusun kembali potongan gambar yang diambil oleh juru kamera untuk disiarkan kepada masyarakat. Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa editing adalah proses pemilihan potongan gambar dari hasil merekam dan menyusun kembali potongan gambar tersebut sehingga membentuk suatu cerita, di mana antara potongan-potongan gambar tersebut saling berkesinambungan.33 Editor adalah penyunting film. Karyawan film yang bertugas membentuk kembali struktur naratif sebuah film dengan cara menyambung shot demi shot sesuai dengan skenario 34. Pada dasarnya, editing film dengan video tidak ada bedanya. Hal yang membedakannya,
yakni
pada
aspek
teknologinya.
Karena
dalam
perkembangannya muncul teknologi digital, untuk lebih jelasnya dibedakan antara analog dan digital. Pada proses editing, gambar tidak cukup hanya digabung - gabungkan begitu saja. Banyak sekali variabel yang harus diketahui dalam proses editing, misalnya ; motivasi, informasi, komposisi, sound, effect, continuity, dan lain-lain. 33 34
wisnu, 2008, Hal 13 Opcit, Ismail
34
Istilah-istilah tersebut merupakan "Grammar of The Edit" yang harus dipegang dan diketahui oleh seorang editor. Dari pengertian istilah-istilah Grammar of The Edit di atas diantaranya terdapat, yaitu :
a. Motivasi
Pada film, gambar-gambar seperti panorama gunung, laut, awan, jalanan kota, dan sebagainya sering kali ditampilkan sebelum gambar utama (subjek atau objek). Tujuan dimunculkan gambar-gambar tersebut adalah sebagai penggiring dan penjelas dari gambar selanjutnya. Selain gambar, motivasi dapat juga dimunculkan dalam bentuk audio, misalnya : suara telepon, air, ketukan pintu, langkah kaki, atmosphere, sound effect dan sebagainya. Motivasi dapat juga berupa perpaduan gambar dan audio.
b. Informasi
Pengertian informasi pada editing sebenarnya mengacu pada arti sebuah gambar. Gambar-gambar yang dipilih oleh seorang editor harus memberikan suatu maksud atau menginformasikan sesuatu. Bagi editor informasi merupakan basic yang harus dipegang.
c. Komposisi
Salah satu aspek penting bagi editor adalah pemahaman tentang komposisi gambar yang bagus. Bagus disini artinya memenuhi standar yang sudah disepakati
35
atau sesuai dengan Cameraworks.
d. Continuity
Continuity adalah suatu keadaan dimana terdapat kesinambungan antara gambar satu dengan gambar sebelumnya. Sedangkan fungsi dari continuity adalah untuk menghindari adanya jumping (adegan yang terasa meloncat), baik itu pada gambar atau audio. Jumping sangat berpengaruh pada nilai hasil editing khususnya pada emosi penonton.
e. Tittling
Semua huruf yang diperlukan untuk menambah informasi gambar. Misalnya : judul utama, nama pemeran, dan tim kreatif.
f. Sound
Sound dalam editing dibagi menurut fungsinya, sebagai berikut :
1. Natural Sound
Semua audio atau suara asli subjek atau objek yang diambil bersama dengan pengambilan gambar atau visual. Misalnya sekitar suara kendaraan, suara orang, dan lain-lain.
2. Atmosfer
Semua suara latar atau background yang ada di sekitar subjek atau objek.
36
Misalnya suara situasi di pasar seperti suara orang-orang yang sedang melakukan aktifitas atau transaksi.
3. Sound Effect
Semua suara yang dihasilkan atau ditambahkan ketika saat editing, bisa dari original sound maupun atmosfer. Misalnya suara tangisan bayi yang dapat menyebabkan perasaan haru.
4. Music Ilustrator
Semua jenis bunyi-bunyian atau nada, baik itu secara akustik maupun electric yang dihasilkan untuk memberi ilustrasi atau kesan kepada emosi atau mood penonton. Misalnya musik sedih untuk menimbulkan suasana dramatis.
Dalam editing lebih berfungsi menguatkan tampilan akhir dengan komposisi, penggabungan dan pemotongan. Gambar yang telah dijaga kualitasnya pada tahap produksi akan mempermudah proses editing. Editing bukan memperbaiki kualitas gambar, melainkan memperbaiki rangkaian sehingga kemasan akhir lebih menarik. Proses editing memang menduduki posisi penting dalam menghasilkan suatu informasi atau berita yang menarik dan tidak membosankan. Orang yang melakukan editing biasanya disebut editor. Oleh karena itu, tugas seorang editor begitu berat dan mengandung resiko sebab bisa jadi stock shot yang sebetulnya sudah bagus malah tidak bisa ‘bercerita’ karena kegagalan sang editor.
37
Menurut D.W. Griffith, menjelaskan bahwa metode editing Terbagi menjadi 2, yaitu cut dan transition.35
1) Cut
Proses pemotongan gambar secara langsung tanpa adanya manipulasi gambar.
2) Transition
Proses pemotongan gambar dengan menggunakan transisi perpindahan gambar.
Saat ini hampir semua proses editing dilakukan dengan menggunakan komputer. Semua materi terlebih dahulu ditransfer (capture atau digitize) ke dalam komputer, baru kemudian dilakukan proses editing. Untuk ini diperlukan seperangkat komputer multimedia dengan video capture card (firewire card apabila menggunakan video digital) dan software editing. Saat ini banyak sekali software editing yang beredar di pasaran. Yang paling sering digunakan dalam dunia profesional untuk Digital Video (DV) adalah AVID, Adobe Premiere Pro dan Final Cut Pro. Software editing yang digunakan oleh MNCTV adalah Avid newscutter. Di tahun 2000-an Avid mulai banyak digunakan diperindustrian pertelevisian maupun perfilman dunia. Banyak sekali stasiun televisi atau film yang menggunakan software Avid untuk penyuntingan gambar ataupun suara. Misalnya, seperti film–film luar ; The Black Dahlia, The Da Vinci Code, Stealth, Ray, The Matrix, The Matrix Reloaded, The Matrix Revolutions, The Pursuit of
35
D.W. Griffith, Metode editing di akses pada tanggal 3 April 2012 www.dikiumbara.com
38
Happyness, dan masih banyak yang lainnya. Sehingga tidak perlu diragukan lagi kualitas akan audio effect visual pada software Avid.
2.6 Audio Effect Visual
Dalam penulisan skripsi ini, penulis juga menjelaskan maksud dan arti dari audio effect visual dalam kinerja seorang editor, diantaranya :
a. Audio Dalam Kamus besar Bahasa indonesia (1991:100), Audio : besifat suara, dapat didengar. Audio sangatlah membantu suatu visual. Suatu visual tidak akan terasa hidup apabila tidak didukung oleh audio.36 b. Effect Merupakan satuan dari pemilahan gambar dan suara pada gambar yang dihasilkan dari sebelumnya ditambahkan berupa grafis framing atau gambar, suara-suara yang lucu atau unik. Misalnya, ada gambar animasi disertakan suara yang dapat menyebabkan bentuk gambar, tulisan (kata dan angka), peta, grafik, suara grumunan hujan, petir, suara binatang, dan lainnya agar gambar tersebut memiliki nilai seni serta perbedaan dari gambar-gambar lainnya. c.Visual Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, visual : dapat dilihat dengan indra penglihatan (mata) berdasarkan penglihatan: bentuk. sebuah metode pengajaran
36
Kamus besar bahasa indonesia 1991 hal 100
39
bahasa. Visualisasi : pengungkapan suatu gagasan atau perasaan dengan menggunakan bentuk gambar, tulisan (kata dan angka), peta, grafik, dan sebagainya.37 Sebuah gambar atau visual memiliki sebuah filosofi dan logika, keharusan ini menimbang adanya beberapa arti penting visual di dalam dunia penyiaran diantaranya adalah : 1) Gambar atau visual harus berkemampuan berstimulus pemirsa melalui variasi dan keragamannya, menghadirkan hal-hal baru, aksi dan pergerakan. 2) Pengambilan gambar atau visual harus dilakukan secara menarik dengan memperhatikan etika dan estetika. Kata-kata visi (vision) pada televisi menekankan beberapa pentingnya arti gambar bagi siarannya. Handley Road didalam buku Idris, mengemukakan tiga hal penting mengenai kedudukan visual (gambar-gambar) yaitu :38 a) Gambar-gambar yang baik akan menarik dan mengikat perhatian penonton. Gambar membantu memusatkan kembali perhatian penonton pada pesan yang dikemukakan. b) Gambar-gambar membantu penonton untuk menafsirkan (interpret) makna pesan yang dikemukakan menurut beberapa studi dilakukan, menurut
beberapa
studi
yang
dilakukan,
gambar-gambar
memungkinkan kita ”mengajar” 35 persen lebih banyak dari pada tanpa gambar untuk waktu yang sama. c) Gambar atau visual meningkatkan kemampuan penonton untuk menyimpan pesan-pesan yang dikemukakan (yaitu yang kita terima 37 38
Ibid Hal 11-20 Idris, Soewardi. 1987, Jurnalistik Televisi, Remadja Karya CV, Bandung : Hal 2-3
40
dengan bantuan gambar-gambar lebih lama tersimpan dalam ingatan kita daripada suara).
2.7
Teknik Editing Juru editor atau editing dikenal sebagai teknik pengeditan gambar dan
suara pada program televisi yaitu :39 a) Editing Intercut (intercutting editing), yaitu teknik pemotongan gambar dari berbagai aksi yang terjadi secara serentak di lokasi yang sama atau lokasi yang berbeda. Contoh teknik editing ini adalah rangkaian gambar close up wajah dua orang yang berada disatu lokasi menunjukkan kapada penonton perubahan sudut pandang terhadap aksi dan reaksi yang terjadi diantara kedua orang itu. b) Editing Analitis (analitycal editing), yaitu teknik editing yang menggunakan beberapa gambar yang memiliki ukuran yang berbeda. Contoh, sekuen yang dimulai dari pengambilan gambar long shot untuk menunjukkan hubungan dan situas geografi subjek dengan lingkungan di sekitarnya dan dilanjutkan dengan gambar yang lebih mendekat kearah subjek untuk menunjukkan detail subjek dan fokus kepada aksi yang terpenting. c) Editing Kontiguitas (contiguity editing), yaitu teknik untuk mengikuti suatu aksi melalui satu patokan tertentu. Contoh, misalnya film cowboy
39
Morissan. 2008, Jurnalistik Televisi Muhtakhir, Ramdina Prakasa, Jakarta : Hal 223-224
41
yang
menggambarkan
aksi
kejar-kejaran
antara
dua
kelompok
penunggang kuda yang melewati sebuah pohon. Dengan demikian, fungsi pohon menjadi semacam penanda (signpot) bagi lokasi dan jarak penunggang kuda. d) Editing Pandangan (point of view editing), yaitu teknik edit yang membangun hubungan antara dua tempat yang berbeda. Contoh, gambar seseorang yang sedang memandang kearah sisi layar televisi dilanjutkan dengan gambar yang memperlihatkan objek apa yang dilihat oleh orang tersebut.
Tujuan dasar dari proses editing adalah menyajikan suatu cerita dengan jelas kepada penonton. Staff produksi yang mengerjakan editing atau penyutingan gambar disebut editor.
Seorang editor harus memahami ide dari keseluruhan
ceritera yang disajikan, sebelum dia melakukan proses editing : -
tema dasar cerita
-
plot/alur cerita (perkembangan cerita dari awal sampai akhir)
-
apa yang kita harapkan dari penonton untuk ikut merasakan dan mengalaminya
-
memilih apa yang penting dan membuang apa yang tidak penting dalam konteks keseluruhan cerita
-
apa pesan utama dari program yang akan kita sajikan
42
Syarat utama dalam editing adalah kesinambungan gambar dan suara sekaligus. Harus diperhatikan pula kesinambungan irama dari adegan, hubungan antara shot yang satu dengan shot berikutnya, dengan bermacam variasi komposisinya. Penonton diharapkan mampu menangkap hubungan bermacammacam shot, scene dan sequence, memahami loncatan-loncatan waktu dan ruang yang terjadi dalam keseluruhan ceritera. Dengan kata lain, penonton diharapkan untuk tidak merasakan bahwa program yang disajikan sebetulnya adalah potonganpotongan shot yang disambung-sambung. Editing mempunyai kaitan yang sangat erat dengan hasil pengambilan gambar oleh juru kamera. Dengan hasil gambar yang baik akan mambantu seorang editor untuk menyusun shot-shot secara mudah dan baik pula. Di Amerika Serikat dan Jepang, standar sinyal komposit yang diambil dari industri televisi dan video dikenal dengan istilah Sinyal NTSC = National Television Standart Committee. Sinyal NTSC (North American Standart) mempunyai jumlah frame 30 frame per detik (fps), tepatnya 29,97 fps. Di Eropa Barat, Amerika Selatan, Indonesia secara umum menggunakan sinyal PAL (Phase Alternating Line), dengan menggunakan jumlah frame 25 fps. Jenis-jenis editing yang umum dikenal ada 2 (dua) jenis yaitu : a. Linear Editing Editing dari tape to tape (analog). Proses editing ini menggunakan sistem perekaman/penyusunan gambar yang berurutan (linear), jadi urutan gambar yang diinginkan sesuai dengan urutan pada naskah, mulai dari A s/d Z harus diedit secara alfabetis.
43
Ada 2 (dua) jenis konfigurasi Linear Editing yang banyak dipergunakan yaitu : 1. Simple Editing Konfigurasi editing yang sangat sederhana yang terdiri sebuah VCR Player, sebuah VCR Recorder, 2 (dua) buah TV Monitor dan sebuah Editing Controller.
Gambar 1 Simple Editing
Dalam kondisi tertentu ataupun darurat, konfigurasi jenis ini dapat terdiri dari sebuah VCR Player, sebuah VCR Recorder dan sebuah TV Monitor saja.
Gambar 2 Simple Editing
44
Jenis transisi yang dipergunakan pada sistem ini hanya CUT, maka sering disebut juga dengan CUT to CUT Editing.
2. A/B Roll Editing Konfigurasi editing ini melibatkan seperangkat alat yang terdiri 2 (dua) VCR Player, 1 (satu) VCR Recorder, 5 (lima) TV Monitor (setiap sumber gambar satu TV Monitor), Audio Mixer, Video Mixer dan Editing Controller. Dalam A/B Roll Editing ini semua jenis transisi gambar dapat dilakukan.
Gambar 3 A/B Roll Editing
Pada editing ini dapat memproses semua jenis transisi baik itu CUT, DISSOLVE/MIX, WIPE ataupun KEY. Oleh karenanya sering dipergunakan untuk penyelesaian akhir dari suatu paket produksi (paska produksi).
45
b. Non linier Editing dari Tape to Computer Non linier editing adalah proses penyusunan gambar yang dilakukan secara tidak berurutan (random/acak), yang maksudnya adalah : kita dapat melakukan editing gambar yang dimulai dari pertengahan suatu program acara, kemudian awal dari suatu program acara tersebut
dan seterusnya
hingga program acara tersebut selesai.
Gambar 4 Non Linear Editing
Alat-alat Editing Non Linear : 1. Adobe Premiere 2. Avid 3. Final Cut Pro 4. Velocity 5. Edius 6. Ulead 7. Pinnacle 8. Dll
46
Tahapan tahapan Editing : 1. Breakdown shot/ loggging shot/digitized/captured 2. Sinkronisasi suara gambar, memadukan antara suara dan gambar yang berpatokan pada klep dan laporan shoting. 3. Asembling shot,penyususunan shot melalui urutan yang ada dilaporan shoting. 4. Rought cut, editing kasar yang masih mengikuti struktur skenario. 5. Screening 1,pemutaran hasil roughtcut pada sutradara. 6. Editing 1,mengerjakan editing setelah melalui suatu diskusi kreatif dengan sutradara,dan menemukan interpretasi-interpretasi baru yang memperbaiki film tsb. 7. Screening 2 , pemutaran hasil editing pada sutradara dan produser, lalu diskusi. 8. Final editing, editing terakhir untuk finalisasi film tersebut, hingga mendapatkan hasil yang paling maximal.
2.8
Kompetensi Juru Editor Seorang juru editor yang kompetensi harus memiliki beberapa tahapan
dalam penyuntingan gambar dan suara yaitu :40 a) Selalu bertanya kepada jurnalis mengenai berita apa yang akan ditampilkan. b) Cobalah untuk melihat terlebih dahulu (preview) seluruh gambar yang ada di kaset dan catatlah gambar-gambar yang dianggap penting dan menarik.
40
Morissan. 2008, Jurnalistik Televisi Muhtakhir, Ramdina Prakasa, Jakarta : Hal 230
47
c) Gunakan banyak suara natural atau suara atmosfer untuk semua gambar yang tampil di layar. d) Lebih baik menggunakan lebih banyak gambar statis daripada pan dan zoom. Pergerakan kamera secara pan atau zoom sebaiknya digunakan sekali-sekali saja. Jangan memotong gerakan kamera, awali dan akhiri setiap gerakan kamera dengan shot statis. e) Tahanlah shot-shot statis sekurang-kurangnya tiga detik. Hindari pula gerakan kamera yang terlalu panjang. f) Selalu menggunakan gambar terbaik untuk digunakan sebagai gambar pertama pada setiap paket berita. Hindari pemakaian gambar-gambar bangunan atau secara pertemuan, rapat atau jumpa pers pada permulaan paket berita. g) Lakukan fade in (yaitu secara perlahan menambahkan volume suara) pada gambar pertama paket berita dan fade out yaitu secara perlahan mengurangi volume suara pada gambar akhir suatu paket berita. h) Berikan jeda (pause) sejenak sebelum suara narasi terdengar guna memberikan kesempatan untuk memperdengarkan suara atmosfer atau suara alami. Hal ini diperlukan untuk memperkuat berita yang ditampilkan. i)
Jangan meletakkan (mengedit) narasi dan wawancara terlau rapat, biarkan terdapat jeda antara narasi dan wawancara, hal ini akan membantu pemirsa untuk memahami bahwa ada pergantian pembicara.
j)
Ingatkan reporter untuk tidak membaca terlalu cepat atau terlalu lambat ketika mereka mengisi suara untuk narasi paket.
48
k) Jika gambar tidak cukup untuk mendukung narasi berikan saran kepada reporter untuk mempersingkat narasi dengan memotong beberapa kata yang diucapkan.
2.9
Teori Kreativitas 2.9.1 Teori Psikoanalis Teori Psikoanalisis melihat kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah yang biasanya mulai di masa anak-anak. Pribadi kreatif dipandang sebagai seseorang yang pernah mempunyai pengalaman traumatis yang dihadapi dengan kemungkinan gagasan-gagasan yang disadari dan yang tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma. Tindakan kreatif mentransformasikan keadaan psikis yang tidak sehat menjadi sehat.41 1) Teori Freud Sigmund
Freud
menjelaskan
proses
kreatif
dari
mekanisme
pertahanan, yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima. Karena mekanisme pertahanan mencegah pengamatan yang cermat dari dunia, dan karena menghabiskan energi psikis, mekanisme pertahanan biasanya merintangi produktivitas kreatif. 2) Teori Kris
41
32
Munandar, Utami. 1999, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Rineka Cipta. Jakarta : Hal
49
Ernest Kris menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi (beralih ke prilaku sebelumnya yang akan memberikan kepuasan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif.42 Jika seseorang mampu untuk “regresi” kerangka berfikir atau pola perilaku seperti anak, rintangan antara alam pikiran sadar dan tidak sadar menjadi kurang, dan bahan yang tidak disadari yang sering mengandung benih kreativitas dapat menembus ke dalam. 3) Teori Jung Carl Jung mengemukakan bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang amat penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Disadari dibentuk oleh masa lalu pribadi. Disamping itu, ingatan kabur dari pengalamanpengalaman seluruh umat manusia tersimpan disana. Secara tidak sadar kita mengingat pengalaman-pengalaman yang berpengaruh dari nenek moyang kita. Ketidak sadaran kolektif ini timbul penemuan teori, seni, dan karyakarya baru lainnya, proses inilah yang menyebabkan dari eksistensi manusia.
42
Ibid hal 33
50
2.9.2 Teori Humanistik Berbeda dari teori psikoanalisis, teori humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Kreativitas dapat berkembang selam hidup, dan tidak terbatas pada lima tahun pertama.43 1) Teori Maslow Menurut Abraham Maslow, manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan ini harus dipenuhi dalam urutan tertentu, kebutuhan primitif muncul pada saat lahir, dan kebutuhan tingkat tinggi berkembang sebagai proses pematang.44 2) Teori Rogers Menurut Carl Rogers45 dalam tiga kondisi dari pribadi yang kreatif adalah : a) Keterbukaan terhadap pengalaman. b) Kemampuan untuk menilai situasi dengan patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation). c) Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep. Setelah membicarakan teori-teori tentang kreativitas yang telah dijabarkan diatas, peneliti bahwa teori yang cocok dengan masalah 43
Munandar, Utami. 1999, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Rineka Cipta, Jakarta : Hal 33 44 Ibid hal 34 45 Ibid Hal 28
51
penelitian adalah teori humanistik Rogers yang menyatakan tiga kondisi dari pribadi yang kreatif antara lain : 1) Keterbukaan terhadap pengalaman. Hal ini terkait pada profesi juru editor dimana kreativitas tercipta berkat pengalaman. Seorang juru editor yang memiliki pengalaman kerja dibidang broadcasting akan lebih memiliki kreativitas yang tinggi dalam menghasilkan audio effect visual. 2) Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang. Juru editor dalam hal ini harus dapat berpikir dengan memprediksi dengan bagaimana visual gambar yang akan dipotong atau seleksi. Sebagai contoh, untuk program KRIBO di MNCTV maka gambar dan suara yang ingin diambil disesuaikan dengan tema untuk setiap episode. 3) Kemampuan untuk bereksperimen, untuk bermain dengan konsepkonsep. Hal ini merupakan hal terpenting dalam mengembangkan kreativitas
juru
editor,
karena
juru
editor
yang
kreatif
menghasilkan visual shot untuk mampu melakukan eksperimen dan daya imajinasi yang tinggi. Hal ini tercipta melalui teknik penyuntingan gambar melalui sisi manapun walaupun berbedabeda. Juru editor bebas mengeksplorasi daya kreatifnya dan melalui eksperimen tersebut.