BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persepsi Para ahli banyak mengungkapkan pendapat mengenai persepsi secara definitif yang berbeda satu sama lain. Seperti yang diungkapkan oleh Robbins, S.P. (2003:88) mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses di mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna pada lingkungan mereka. Sedangkan menurut Triato dan TiTik Triwulan, T. (2006:53) Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera. Kesan yang diterima individu sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui proses berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu. Menurut Kotler (2004 : 193) yang menyatakan bahwa persepsi merupakan suatu proses di mana seseorang dapat memilih, mengatur, dan mengartikan imformasi menjadi suatu gambar yang sangat berarti di dunia. Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2005:807) persepsi didefinisikan sebagai tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu, atau merupakan proses seseorang untuk mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Jadi secara umum, persepsi dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pengelompokan dan penginterprestasian berdasarkan pengalaman tentang peristiwa yang diperoleh melalui panca inderanya untuk menyimpulkan informasi
Universitas Sumatera Utara
dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsi yang menentukan kita memilih pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas. Persepsi merupakan suatu tanggapan atau pendapat seseorang atau kelompok atas suatu masalah yang diajukan dan diharapkan dapat memberikan pemecahan masalah tersebut. Menurut Kreitner dan Kinicki (2005 : 208), persepsi adalah proses kognitif yang memungkinkan kita dapat menafsirkan dan memahami lingkungan sekitar kita. Menurut Manahan (2008:63-64) persepsi sebagai gambaran seseorang tentang sesuatu objek yang menjadi fokus permasalahan yang sedang terjadi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut : 1. Faktor Individu. Individu dalam membuat suatu persepsi akan dilatarbelakangi oleh kemampuan individu untuk mempelajari sesuatu (attitude), motivasi individu untuk membuat persepsi tentang sesuatu tersebut, kepentingan individu terhadap sesuatu yang dipersepsikan, pengalaman individu dalam menyusun persepsi, serta harapan individu dalam menentukan persepsi tersebut. 2. Faktor Situasi. Situasi dalam menyusun suatu persepsi ditentukan momen yang tepat, bangu-
Universitas Sumatera Utara
nan atau struktur dari objek yang dipersepsikan, serta kebiasaan yang berlaku dalam sosial masyarakat dalam merumuskan persepsi. 3. Faktor Target. Gangguan yang ada dalam menyusun persepsi sebagai gangguan dalam menentukan target atau persepsi, biasanya adalah objek yang akan dipersepsikan merupakan perihal yang benar - benar baru (novelty), adanya gambaran hidup yang mempengaruhi dalam membentuk persepsi (motion), suara - suara yang timbul pada saat membentuk persepsi (sounds), ukuran dari bentuk persepsi (size), yang melatarbelakangi pembentuk persepsi tersebut (background), dan kedekatan persepsi dengan objek lain yang dapat membentuk persepsi yang hampir sama (proximity), serta kesamaan (similarity) dari persepsi yang akan dibangun dengan persepsi lain.
Menurut Robbins,S.P. (2003:89) proses pembentukan persepsi dipengaruhi oleh : “(1) Faktor perhatian dari luar adalah kondisi - kondisi luar yang mempermudah individu untuk melakukan keinginan, meliputi intensitas, keberlawanan, pengulangan, dan gerakan, (2) Faktor dari dalam ( internal sets factor ) adalah faktor dari dalam diri seseorang yang memiliki proses persepsi antara lain proses belajar (learning), motivasi, dan kepribadian.”
Untuk persepsi mahasiswa akuntansi pada penelitian ini, penulis melihatnya dari persepsi yang berkaitan dengan profesi akuntan
dengan menggunakan
Accountant Attitude Scale (AAS) yang dikembangkan oleh Nelson dari aspek/dimensi:
Universitas Sumatera Utara
a. Akuntan Sebagai Profesi. Bidang akuntansi melahirkan profesi akuntan profesional. Profesi ini lahir karena anggapan bahwa penyaji laporan keuangan yang menjamin tidak akan dapat berlaku adil dan objektif dalam melaporkan hasil prestasinya. Oleh karenanya diperlukan pihak saksi independen yang menilai seberapa jauh laporan yang disusun manajemen sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang ada. b. Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu. Disiplin ilmu sebagai suatu cabang ilmu, akuntansi mempelajari proses penyusunan dan pelaporan informasi akuntansi yang ditujukan bagi pihakpihak yang membutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan. c. Akuntan Sebagai Karir. Dalam berkarier menjadi akuntan publik, mahasiswa jurusan akuntansi akan berpikir tentang keuntungan dan kerugian memilih karier tersebut, sehingga ratio keuntungan dan kerugian menjadi akuntan publik mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk memilih karier sebagai akuntan. d. Akuntansi Sebagai Aktifitas Kelompok. Mahasiswa akuntansi menganggap pekerjaan sebagai akuntan publik lebih memberi kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, lebih memberikan kesempatan untuk menyediakan jasa sosial dan akhirnya lebih prestisius dibandingkan pekerjaan sebagai akuntan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Mahasiswa Akuntansi Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:536) Mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi. Sedangkan akuntansi adalah seni pencatatan dan pengikhtisaran transaksi keuangan dan penafsiran akibat suatu transaksi terhadap suatu kesatuan ekonomi. Jadi yang dimaksud mahasiswa akuntansi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi yang sedang/telah menempuh mata kuliah akuntansi untuk mahasiswa semester awal/junior, dan yang sedang/telah menempuh mata kuliah akuntansi dan auditing untuk mahasiswa semester akhir/senior. Persyaratan ini didasarkan pada asumsi bahwa para mahasiswa akuntansi untuk mahasiswa semester akhir/senior telah mempunyai pemahaman tentang prinsip - prinsip etika dalam Kode Etik IAI.
2.3 Profesi 2.3.1
Pengertian Profesi Profesi menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:897) dalam
Trianto dan Titik Triwulan, T. (2006:12), adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejujuran, dsb) tertentu. Profesi adalah suatu pekerjaan profesional yang di dalamnya menggunakan teknik serta prosedural yang bertumpu pada landasan intelektual yang secara sengaja harus dipelajari dan kemudian secara langsung dapat diabadikan bagi kemaslahatan orang banyak. Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
Universitas Sumatera Utara
Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau
seorang
profesional
adalah
seseorang
yang
hidup
dengan
mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang - senang, atau untuk mengisi waktu luang. Menurut Sukmadinata (2002:57) dalam Trianto dan Titik Triwulan, T. (2006:13), menyebutkan bahwa ada 10 kriteria suatu jabatan dikatakan sebagai profesi, yaitu: “(a) memiliki fungsi dan signifikansi sosial, (b) memiliki keahlian atau keterampilan tertentu, (c) keahlian diperoleh dengan teori dan metode ilmiah, (d) berdasarkan disiplin ilmu yang jelas, (e) diperoleh melalui pendidikan tertentu, (f) aplikasi dan sosialisme nilai - nilai profesional, (g) Memiliki kode etik, (h) kebebasan memberi judgement dalam memecahkan masalah dalam kerja, (i) memiliki tanggung jawab profesional dan anatomi, (j) ada pengakuan dari masyarakat dan imbalan atas layanan profesi.”
2.3.2
Ciri-ciri Profesi Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada
profesi, yaitu: a. Memiliki keahlian dan keterampilan khusus yang diperoleh melalui jalur pendidikan ataupun pelatihan. b. Mamiliki kaidah - kaidah serta standar moral yang sangat tinggi dalam menjalankan profesinya. c. Patuh terhadap kode etik dan standar keahliaan.
Universitas Sumatera Utara
d. Bekerja bukan saja dengan motif komersial, tetapi didasarkan kepada fungsinya sebagai kepercayaan masyarakat.
2.3.3
Pelaksanaan Etika Profesi Akuntan Menurut Sukirno Agoes (2006:31), seorang profesional dituntut untuk
selalu memelihara berbagai hal sebagai berikut : a. b. c. d. e.
Kompetensi atas keahlian yang dimiliki. Objektivitas dalam menawarkan jasa. Integritas dalam berurusan dengan klien. Kerahasiaan informasi klien. Kedisiplinan terhadap anggota yang tidak menjalankan kewajiban sesuai dengan standar yang diharapkan.
2.4 Akuntan 2.4.1
Pengertian Akuntan Akuntan adalah sebutan dan gelar profesional yang diberikan kepada
seorang sarjana yang telah menempuh pendidikan di fakultas ekonomi jurusan akuntansi pada suatu universitas atau perguruan tinggi dan telah lulus Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Keterlibatan akuntan mencakup dua pihak, yaitu internal dan eksternal. Keterlibatan internal terjadi bila akuntan menjadi salah satu bagian dari manajemen untuk melaksanakan fungsi sebagai penyedia informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan. Akuntan adalah orang yang menjalankan pekerjaan akuntansi sesuai dengan undang - undang No.34 tahun 1954 tentang jabatan akuntan. Menurut undang - undang tersebut gelar akuntan hanya diberikan kepada:
Universitas Sumatera Utara
a. Mereka yang dinyatakan lulus dari Universitas Negeri jurusan akuntansi atau badan Perguruan Tinggi lainnya yang dibentuk menurut undang undang atau diakui oleh pemerintah. b. Mereka dinyatakan lulus dalam suatu ujian lain yang menurut pendapat ahli yang dapat menjalankan pekerjaan akuntan dan ijasahnya dapat disamakan dengan ijasah tersebut diatas.
Saat ini untuk mendapat gelar akuntan, seorang lulusan fakultas ekonomi jurusan akuntansi baik negeri maupun swasta harus mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan di Perguruan Tinggi tertentu dan mengambil antara 20 – 30 SKS, namun pelaksanaannya baru dimulai awal tahun 2003. Mereka yang berhak memakai gelar akuntan harus mendaftar ke Departemen Keuangan untuk mendapatkan nomor register dimulai dengan A dan D. Seorang akuntan yang mempunyai nomor register, bisa memilih profesi secara umum sebagai akuntan publik dan non akuntan publik (akuntan pemerintah, akuntan pendidik, dan akuntan perusahaan). a. Profesi Akuntan Publik. Akuntan publik adalah akuntan profesional yang menjual jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Pemeriksaan tersebut terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para kreditur, inverstor, calon kreditur, calon investor, dan instansi pemerintah (terutama instansi pajak). Di samping itu akuntan publik juga menjual jasa lain kepada
Universitas Sumatera Utara
masyarakat seperti konsultan pajak, konsultasi bidang menejemen, penyusunan sistem akuntansi dan penyusunan laporan keuangan. (Mulyadi, 2002:4). Untuk praktik sebagai akuntan publik, seseorang harus memenuhi persyaratan pendidikan dan pengalaman kerja tertentu (SPAP:2001). Akuntan publik harus telah lulus dari jurusan akuntansi fakultas ekonomi atau mempunyai ijazah disamakan, telah mendapat gelar akuntan dari Panitia Ahli Pertimbangan Ijazah Akuntan, dan mendapat ijin praktik dari Menteri Keuangan. Profesi akuntan publik ini mempunyai ciri yang berbeda dengan profesi lain (seperti profesi dokter dan pengacara). Profesi dokter dan pengacara dalam menjalankan keahliannya memperoleh honorarium dari kliennya, dan mereka berpihak kepada kliennya. Profesi akuntan publik memperoleh honorarium dari kliennya dalam menjalankan keahliannya, namun demikian akuntan publik harus independen, tidak memihak pada kliennya, karena yang memanfaatkan jasa akuntan publik terutama adalah pihak selain kliennya. Oleh karena itu, independensi akuntan dalam melaksanakan keahliannya merupakan hal yang pokok, meskipun akuntan tersebut dibayar oleh kliennya karena jasa yang diberikannya tersebut. 1) Timbul dan berkembanganya profesi akuntan publik. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan
Universitas Sumatera Utara
dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di negara tersebut. Jika perusahaan - perusahaan yang berkembang dalam suatu negara masih berskala kecil dan masih menggunakan modal pemiliknya sendiri untuk membelanjai usahanya, jasa audit yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik belum diperlukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Begitu juga jika sebagian besar perusahaan berbadan hukum selain Perseroan Terbatas (PT) yang bersifat terbuka, di negara tersebut jasa audit profesi akuntan publik belum diperlukan oleh masyarakat usaha. Dalam perkembangan usahanya, baik perusahaan perseorangan maupun berbagai perusahaan berbentuk badan hukum yang lain tidak dapat menghindarkan diri dari penarikan dana dari pihak luar, yang tidak selalu dalam bentuk penyertaan modal dari investor, tetapi berupa penarikan pinjaman dari kreditur. Dengan demikian, pihak pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan tidak lagi hanya terbatas pada para pemimpin perusahaan, tetapi meluas kepada para investor dan kreditur serta calon investor dan calon kreditur. Pihak - pihak di luar perusahaan memerlukan informasi mengenai perusahaan untuk pengambilan keputusan tentang hubungan mereka dengan perusahaan. umumnya mereka mendasarkan keputusan mereka berdasarkan informasi yang disajikan oleh manejemen dalam laporan keuangan perusahaan. Dengan demikian, terdapat dua kepentingan
Universitas Sumatera Utara
yang berlawanan dalam situasi seperti yang diuraikan diatas. Di satu pihak, manajemen perusahaan ingin menyampaikan informasi tentang pertanggungjawaban pengelolaaan dana yang berasal dari pihak luar, namun di pihak lain pihak luar perusahaan ingin memperoleh informasi
yang
andal
dari
manajemen
perusahaan
mengenai
pertanggungjawaban dana yang mereka investasikan. Ada dua kepentingan yang berlawanan inilah yang menyebabkan timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik. Manajemen perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga agar pertanggungjawaban keuangan disajikan kepada pihak luar dapat dipercaya, sedangkan pihak luar perusahaan memerluakan jasa pihak ketiga untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan dapat dipercaya sebagai dasar keputusan - keputusan yang diambil oleh mereka. Baik manajemen perusahaan maupun pihak luar perusahaan yang berkepentingan terhadap perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga yang dapat dipercaya. Tanpa menggunakan jasa auditor independen, manajemen perusahaan tidak dapat meyakinkan pihak luar perusahaan bahwa laporan keuangan yang disajikan berisi informasi yang dapat dipercaya, karena dari sudut pandang pihak luar, manajemen perusahaan mempunyai kepentingan, baik kepentingan keuangan maupun kepentingan lain. Keadaan ini memicu timbulnya kebutuhan jasa profesi akuntan publik. Profesi ini merupakan profesi kepercayaan
Universitas Sumatera Utara
masyarakat,
dari
profesi
akuntan
publik
inilah
masyarakat
mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan. Di
Indonesia,
timbulnya
perusahaan-perusahaan
berbentuk
Perseroan Terbatas (PT) dimasa lalu tidak banyak memberikan dorongan kepada perkembangan profesi akuntan publik, karena sebagian besar perseroan terbatas Indonesia merupakan PT tertutup yang sahamnya hanya dimiliki oleh kalangan keluarga atau kalangan terbatas saja. Profesi akuntan publik di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan sejak awal tahun tujuh puluhan, dengan adanya perluasan kredit - kredit perbankan kepada perusahaan. Bank bank ini mewajibkan nasabah yang menerima kredit dalam jumlah tertentu menyerahkan secara periodik laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik. Umumnya perusahaan - perusahaan swasta di Indonesia baru memerlukan jasa audit profesi akuntan publik jika kreditur mewajibkan mereka menyerahkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik. Perkembangan
pasar
modal
indonesia
diwarnai
dengan
meningkatnya jumlah perusahaan yang menjual sahamnya di pasar modal. Perkembangan pasar modal Indonesia merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntan publik di Indonesia.
2) Jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik
Universitas Sumatera Utara
Menurut Mulyadi (2002:4) profesi akuntan publik menghasilkan berbagai macam jasa bagi masyarakat, yaitu: a) Jasa Assurance, adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan memerlukan informasi yang andal dan relevan sebagai basis untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu, mereka mencari jasa assurance untuk meningkatkan mutu informasi yang akan dijadikan sebagai basis keputusan yang akan mereka lakukan. Jasa assurance dapat disediakan oleh profesi akuntan publik atau berbagai profesi lain. Contoh jasa assurance yang disediakan oleh profesi lain adalah jasa pengujian berbagai produk oleh organisasi konsumen, jasa pemeringkatan televisi (television rating) dan jasa pemeringkatan radio (radio rating). b) Jasa Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang materia, dengan kriteria yang ditetapkan. Asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Untuk laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi diterima umum (generally accepted accounting principles). Jasa atestasi profesi
Universitas Sumatera Utara
akuntan publik dapat dibagi lebih lanjut menjadi 4 jenis: 1. Audit, Jasa audit mencakup memperoleh penilaian bukti yang mendasari laporan keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas tersebut. Akuntan publik yang memberikan jasa audit disebut dengan istilah auditor. 2. Pemeriksaan ( examination ), istilah pemeriksaan digunakan untuk jasa lain yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik yang berupa pernyataan suatu pendapat atas kesesuaian asersi yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang ditetapkan. 3. Review, jasa review terutama berupa permintaan keterangan dan prosedur analitik terhadap informasi keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan keyakinan negatif atas asersi yang terkandung dalam informasi keuangan tersebut. 4. Prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures), jasa atestasi atas asersi manajemen dapat dilaksanakan oleh akuntan publik berdasarkan prosedur yang disepakati antara klien dengan akuntan publik. Sebagai contoh, klien dan akuntan publik dapat bersepakat bahwa prosedur tertentu akan ditetapkan terhadap unsur atau akun tertentu dalam suatu laporan keuangan, bukan terhadap semua unsur laporan keuangan. Untuk tipe jasa ini, akuntan publik dapat menerbitkan suatu “ringkasan temuan” atau suatu keyakinan
Universitas Sumatera Utara
negatif seperti yang dihasilkan dalam jasa review. c) Jasa Non Atestasi adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang didalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Jasa non atestasi yang dihasilkan oleh akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi.
b. Profesi Akuntan Pemerintah. Akuntan pemerintah adalah profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Meskipun terdapat banyak akuntan yang bekerja di instansi pemerintah, namun umumnya yang disebut akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan instansi pajak. BPKP adalah instansi pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia dalam bidang pengawasan keuangan dan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Akuntan yang bekerja di BPKP mempunyai tugas pokok melaksanakan pemeriksaan terhadap laporan keuangan instansi pemerintah, proyek - proyek pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan perusahaan –
Universitas Sumatera Utara
perusahaan swasta yang pemerintah mempunyai penyertaan modal yang besar di dalamnya. BPK adalah unit organisasi dibawah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), yang tugasnya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggung jawaban Presiden dan aparat dibawahnya kepada dewan tersebut.
c. Profesi Akuntan Pendidik Akuntan pendidik adalah profesi akuntan yang memberikan jasa berupa pelayanan pendidikan akuntansi kepada masyarakat melalui lembaga - lembaga pendidik yang ada, guna melainkan akuntan-akuntan yang terampil dan profesional. Profesi akuntan pendidik sangat dibutuhkan bagi kemajuan profesi akuntans itu sendiri karena ditangan merekalah para calon - calon akuntan pendidik. Akuntan pendidik harus dapat melakukan transfer of knowledge kepada mahasiswanya, memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan menguasai pengetahuan bisnis dan akuntansi, teknologi informasi dan mampu mengembangkan pengetahuannya melalui penelitian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa akuntan pendidik melaksanakan proses penciptaan profesional baik profesi akuntan publik (private accounting, not for profit accounting), maupun akuntan pendidik sendiri.
d. Profesi Akuntan Perusahaan Akuntan perusahaan adalah akuntan yang bekerja pada perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan dalam hal ini adalah suatu badan yang tujuan utamanya mencari laba. Akuntan yang bekerja di perusahaan menjalani jenis pekerjaan yang berbeda - beda tergantung pada tugas yang diberikan oleh pemimpin perusahaan. Meskipun jenis pekerjaan di dalam perusahaan bervariasi, namun tujuan utama perusahaan mempekerjakan akuntan adalah untuk mendapatkan informasi keuangan dalam perusahaannya. Sehingga akuntan yang bekerja di perusahaan, tugas utamanya adalah menyediakan informasi keuangan. Jenjang karir yang umumnya ditempuh pada profesi akuntan perusahaan, meliputi: 1) Junior Accountant, merupakan jenjang karir pertama pada profesi akuntan perusahaan. 2) Senior Accountant, merupakan jenjang karir akuntan pada perusahaan setelah dua sampai empat tahun pengalaman kerja sebagai junior accountant. 3) Corporate Controller, jenjang karir akuntan pada perusahaan setelah melaksanakan fungsi sebagai senior accountant yang biasanya dicapai setelah enam sampai delapan tahun masa kerja. 4) VP Finance dan CFO, merupakan puncak karir akuntan perusahaan yang pada umumnya dapat diraih setelah sepuluh tahun masa kerja.
Telah dijelaskan secara rinci pada bagian diatas, mengenai profesi profesi akuntan secara umum yang dapat dipilih oleh seorang akuntan yang telah mendapatkan nomor registrasi, adapun secara khusus profesi –
Universitas Sumatera Utara
profesi akuntan yang dapat dipilih seorang akuntan setelah mendapatkan nomor register sebagai akuntan adalah sebagai berikut: 1) Akuntan Publik (External Auditor) : dengan memiliki KAP atau bekerja di KAP 2) Non Akuntan Publik: a. Pemeriksa Intern (Internal Auditor) : dengan bekerja di Bagian Pemeriksaan Intern (Internal Audit Departemen) suatu perusahaan swasta atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di BUMN biasanya disebut Satuan Pengawas Intern (SPI). b. Financial Accountant : dengan bekerja dibagian akuntansi keuangan suatu perusahaan. c. Cost Accountant : dengan bekerja dibagian akuntansi biaya suatu perusahaan. d. Management Accountant : dengan bekerja dibagian akuntansi manajemen suatu perusahaan. e. Tax Accountant : dengan bekerja dibagian perpajakan suatu perusahaan atau Direktorat Jendral Pajak. f. Akuntan Pendidik : dengan bekerja sebagai dosen baik di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Akuntan pendidik banyak yang merangkap sebagai Akuntan Publik, Internal Auditor, maupun Akuntan Manajemen (yang bekerja disuatu perusahaan) atau sebagai government accountant (akuntan pemerintah) yang bekerja pada instansi pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Peran Profesi Akuntan Sangatlah penting bagi seorang akuntan yang profesional untuk memahami dengan benar peran profesi yang dijalaninya, sehingga mereka dapat merespon terhadap permasalahan etis yang terjadi. Sebagai contoh, pemahaman terhadap yang dijalankan akuntan adalah perlu untuk merespon pertanyan sebagai berikut : (a) Siapakah klien yang dilayani sesungguhnya, apakah perusahaan, manajemen, pemegang saham, atau masyarakat?, (b) Apakah profesi akuntan hanya sebuah profesi atau sebuah bisnis, atau keduaduanya?, (c) Kapankah seorang akuntan menolak memberikan jasanya?, (d) Dapatkah seorang akuntan memberikan jasanya pada dua klien dengan kepentingan yang bersaing pada saat bersamaan?
2.4.3
Tujuan Profesi Akuntan Tujuan profesi akuntan adalah memenuhi tanggung jawabnya dengan
standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik. Untuk mencapai kebutuhan tersebut terdapat tiga kebutuhan dasar yang harus dipenuhi: a. Profesionalisme:
Diperlukan
individu
dengan
jelas
dapat
di
indentifikasikan oleh pemakai jasa akuntan sebagai profesional dibidang akuntansi. b. Kualitas Jasa: Terdapat keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi. c. Kepercayaan: Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa
Universitas Sumatera Utara
terdapat kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.
2.4.4
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ) Kode Etik Akuntan Indonesia sebagaimana ditetapkan dalam kongres
X Ikatan Akuntan Indonesia tahun 2006 terdiri dari: a. Prinsip - prinsip Etika Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut: 1) Tanggungjawab Profesi Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota
senangtiasa
menggunakan
pertimbangan
moral
dan
profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. 2) Kepentingan Publik Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme. 3) Integritas Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggungjawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. 4) Obyektivitas Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan
Universitas Sumatera Utara
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. 5) Kompetensi dan Kehati - Hatian Profesional Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehatihatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesionalnya yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang mutakhir. 6) Kerahasiaan Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukun untuk mengungkapkan. 7) Perilaku Profesional Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. 8) Standar Teknis Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
Universitas Sumatera Utara
b. Aturan etika Disahkan oleh rapat anggota himpunan dan hanya mengikat anggota himpunan yang bersangkutan.
c. Interprestasi aturan etika Interprestasi aturan etika merupakan interprestasi yang dikeluarkan oleh badan yang dibentuk oleh himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak – pihak berkepentingan lainya, sebagai panduan dalam penerapan aturan etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya. Sebagai pernyataan ideal dari kode etik, prinsip etika bukan merupakan standar yang bisa dipaksakan pelaksanaanya. Sebaliknya, aturan etika merupakan standar minimum yang telah diterima dan bisa dipaksakan pelaksanaanya.
2.5 Penelitian Terdahulu Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan beberapa hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya. Nama Judul Penelitian
No.
Hasil Temuan
Peneliti 1.
Fitriany
Perbedaan
persepsi
mahasiswa Pada Program S1 Reguler dan S1
&
akuntansi junior dan senior me Ekstensi, mahasiswa senior
Yulianty
ngenai profesi akuntan pada S1
memiliki persepsi yang lebih
Universitas Sumatera Utara
Nama No.
Judul Penelitian
Hasil Temuan
Peneliti (2007)
Reguler,
S1
Ekstensi,
dan rendah dibandingkan dengan
Program Diploma 3 Universitas mahasiswa junior. Dan pada Indonesia Jakarta.
Program Diploma 3, tidak ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa senior dan junior.
2.
Marriott
Perbedaan
persepsi
&
akuntansi junior dan senior me yang dinamakan Accounting
Marriott
ngenai
(2003)
Universitas Inggris.
profesi
mahasiswa Dengan menggunakan kuesioner
akuntan
di Attitude Scale (AAS), ditemukan bahwa terjadinya perubahan persepsi mahasiswa akuntansi sejak awal masa kuliah sampai ke senior. Pendidikan akuntansi justru menyebabkan menurunnya persepsi positif mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan.
3.
Syukriy
Persepsi
mahasiswa
akuntansi Persepsi mahasiswa akuntansi yang
Abdullah terhadap profesi akuntan publik telah mengambil pengauditan lebih &
dengan membandingkan antara positi memandang profesi akuntan
Syukur
mahasiswa yang belum dan sudah publik
Selamat
mengambil mata kuliah auditing.
(2002)
dibandingkan
dengan
mahasiswa yang belum mengambil pengauditan.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Kerangka Konseptual Persepsi Mahasiswa Akuntansi Senior
Profesi Akuntan: -
Persepsi Mahasiswa Akuntansi Junior
Akuntan sebagai profesi Akuntansi sebagai bidang ilmu Akuntan sebagai karir Akuntansi sebagai aktivitas kelompok
Keterangan : -
Variabel Persepsi Mahasiswa Akuntansi Senior
-
Variabel Persepsi Mahasiswa Akuntansi Junior
-
Variabel Profesi Akuntan
2.7 Hipotesis Menurut Sugiyono (2008:68) menyatakan bahwa hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data yang terkumpul. Secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Berdasarkan data - data diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : H1
: Terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi senior dan junior pada program S-1 ekstensi akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengenai akuntan sebagai profesi.
H2
: Terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi senior dan junior pada program S-1 ekstensi akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Universitas Sumatera Utara
Utara mengenai akuntan sebagai bidang ilmu. H3
: Terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi senior dan junior pada program S-1 ekstensi akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengenai akuntansi sebagai karir.
H4
: Terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi senior dan junior pada program S-1 ekstensi akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengenai akuntansi sebagai aktivitas kelompok.
Universitas Sumatera Utara