BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi Komunikasi Komunikasi mengandung makna bersama – sama (common). Istilah komunikasi atau
communication berasal dari bahasa latin, yaitu communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama – sama. Para ahli mendefinisikan komunikasi menurut sudut pandang mereka masing – masing:1 1. Gode (1948:371) memberikan pengertian mengenai komunikasi, sebagai berikut: Komunikasi adalah suatu proses yang membuat kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula monopoli oleh satu atau beberapa orang. 2. Menurut Harold D. Lasswell, sebagai dikutip oleh sendjaja (1999: 7) cara yang untuk menggambarkan komunikasi dengan menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With What Effect? 2.2
Komunikasi Visual Komunikasi Visual, yang dalam bentuk kehadirannya sering kali perlu ditunjang
dengan surat, menurut A.D. Pirous (1989), pada hakikatnya adalah suatu bahasa. Tugas utamanya adalah membawakan pesan dari seseorang, lembaga, atau kelompok masyarakat tertentu kepada orang lain. Sebagai bahasa, maka efektivitas penyampaian pesan tersebut menjadi pemikiran utama seorang desainer komunikasi visual.2
1 2
Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo. Hal 5-6. Sumbo Tinarbuko. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra. Hal 5.
2.2.1
Desain Komunikasi Visual Desain komunikasi visual sangat akrab dengan kehidupan manusia. Ia
merupakan representasi sosial budaya masyarakat dan salah satu manifestasi kebudayaan yang berwujud produk dari nilai – nilai yang berlaku pada waktu tertentu. Bagi Widagdo desain komunikasi visual dalam pengertian modern adalah desain yang dihasilkan dari rasionalitas. Dilandasi pengetahuan, bersifat rasional, dan pragmatis. Jagat desain komunikasi visual senantiasa dinamis, penuh gerak, dan perubahan. Hal itu karena
peradaban
dan
ilmu
pengetahuan
modern
memungkinkan
lahirnya
industrialisasi. Sebagai produk kebudayaan yang terkait dengan sistem sosial dan ekonomi, desain komunikasi visual juga berhadapan pada konsekuensi sebagai produk massal dan konsumsi massa.
2.2.2
Elemen Desain Komunikasi Visual Untuk dapat berkomunikasi secara visual, seorang desainer menggunakan
elemen – elemen untuk menunjang desain tersebut. Elemen-elemen yang sering digunakan dalam desain komunikasi visual antara lain adalah tipografi, simbolisme, ilustrasi dan fotografi. Elemen-elemen ini bisa digunakan sendiri-sendiri, bisa juga digabungkan. Tidak banyak desainer komunikasi visual yang sangat “fasih” di setiap bidang ini, tetapi kebanyakan mempunyai kemampuan untuk bervisualisasi. Seorang desainer komunikasi visual harus mengenal elemen-elemen ini.3
3
Rahmat Supriyono. Desain Komunikasi Visual – Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: ANDI Yogyakarta. Hal 5783.
a.. Garis (line)
d sebbagai jejak dari suatu benda. b Ketiika anda Secara seederhana, gaaris dapat dimaknai menggoreskkan alat tuulis atau menggerakk m kan mouse komputer, dan geraakan itu meninggalk kan jejak, maka m jejak k tersebut bisa b disebutt garis. Gaaris tidak memiliki m kedalaman (depth), haanya memiiliki ketebaalan dan paanjang. Oleh h karena ittu, garis disebut elem men satu dimensi. Wuujud garis sangat s bervaariasi, andaa memanfaaatkannya sesuai keb butuhan daan citra yaang diinginnkan. Pengggunaan gaaris dalam m desain komunikasii visual berrbeda denggan fungsi pada gambbar teknik atau a gambaar kerja. Desain kou unikasi visuual tidak teerikat pada aturan atau u ketentuan n dalam pem makaian garis. Andaa bahkan tidak harus menggunak m kan garis biila memang g tidak perluu. Garis dalam pem makaian sem miotika mem miliki arti luuas lagi, tidaak selalu yaang tergoress di atas kertas. Derretan tiang lampu, keerangka jem mbatan, kolom – koloom arsitekttur, dan deretan pohhon dihutann, juga dapaat dimaknai sebagai garis. g Dengaan demikiann desain komunikasii visual mem miliki mediia tak terbattas. Kondissi dan situassi lingkungaan dapat anda responn sebagai media. m Andaa dituntut peka p dan jelli melihat dan d merespoon suatu keadaan linngkungan.
Gambar 2.1 Macam m – Macam Garis
b. Bidang (shape)
Elemen grafis g yangg kedua adaalah bidangg (shape). Segala benntuk apa puun yang memiliki dimensi d tingggi dan lebbar di sebutt bidang. Bidang B dapaat berupa bentuk b – bbentuk geo ometris (linngkaran, seegitiga, segiempat, ecllips, setenggah lingkarran, dan sebagainya)) dan bentuuk – bentukk yang tidaak beraturann. Bidang geometris g m memiliki kesan form mal. Sebaliknnya, bidang g – bidang non n – geometris atau biidang tak beraturan memiliki kesan k tidak formal sanntai dan diinamis. Penngertian bid dang dalam m bidang grafis tidakk sebatas ituu saja. Areaa kosong di antara elem men – elemeen visual daan space yang meng gelilingi fotto, bisa puula disebut sebagai biidang. Bidaang kosongg (blank sspace) bahhkan bisa ddianggap seebagai elem men desain seperti haalnya garis,, warna, bbentuk, dann sebagainyaa.
Gambarr 2.2 Bidan ng geometriis (atas) dan tidak berraturan (ba awah), mem miliki citraa formal daan informaal
c. Warna (color)
Salah satu elemen visual yang dapat dengan mudah menarik perhatian pembaca adalah warna. Betapa sepinya dunia desain tanpa kehadiran warna. Namun demikian, anda perlu hati – hati dalam penggunaan warna. Apabila pemakaian warna kurang tepat maka dapat merusak citra, mengurangi nilai keterbacaan, dan bahkan dapat menghilangkan gairah baca. Jika anda dapat menggunakan dengan tepat, warna dapat membantu keinginan dan membuat teks lebih berbicara. Sebagai contoh desain publikasi yang menggunakan warna – warna soft dapat menyampaikankesan lembut, tenang dan romantis. Warna – warna kuat dan kontras dapat memberi kesan dinamis, cenderung meriah.
Dalam seni rupa, warna dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu:
1.
Hue – pembagian warna berdasarkan nama – nama warna, seperti merah, biru, hijau, kuning dan seterusnya.
2.
Value – terang gelapnya warna.
3.
Intensity – tingkat kemurnian atau kejernihan warna.
Berdasarkan Hue (dibaca: Hiu), warna dipilahkan menjadi tiga golongan, yaitu:
-
Warna primer (primary colors) terdiri dari merah, kuning, dan biru.
-
Warna sekunder (secondary colors), merupakan campuran dua warna orange (merah + kuning), hijau (kuning + biru), dan ungu (biru + merah). Jika warna premier dicampur dengan warna sekunder akan menjadi warna – warna tersier (tertiary colors), yaitu kuning – orange, merah – orange, merah – ungu, biru – ungu, biru – hijau, dan kuning – hijau.
Gambar 2.3 2 Warna primer p
Gam mbar 2.4 Warna W seku under
Gambarr 2.5 Warnaa Tersier
d. Tekstur (ttexture)
Tekstur adalah a nilai raba atau halus h – halussnya suatu permukanaa p an benda. Jiika anda meraba battu candi, dapat d dirasaakan adanyaa tekstur kasar. k Hal ini berbeda dengan meraba perrmukaan kaaca yang memiliki m tekkstur halus. Dalam seeni rupa, khhusunya desain graffis, tekstur dapat pulaa tidak nyatta (tekstur semu). Karrya – karyaa desain grafis umum mnya dicetaak di atas kertas halus, seperti HV VS, art papeer, ivory, daan lain – lain. Memaang ada beeberapa barrang cetakaan yang menggunakann media beertekstur kasar, tetappi sangat jaarang. Teksstur kasar hhanya digu unakan untuuk desain – desain spesial.
2.2.3
Fungsi Komunikasi Visual dalam Kehidupan Sehari – hari
Komunikasi visual mempunyai tiga fungsi dasar, yaitu sebagai saran identifikasi, sebagai sarana informasi dan instruksi, dan yang terakhir sebagai sarana presentasi dan promosi.4
1.
Komunikasi Visual Sebagai Sarana Identifikasi
Fungsi dasar yang utama dari komunikasi visual adalah sebagai sarana identifikasi. Identifikasi seseorang dapat mengatakan tentang siapa orang itu, atau dari mana asalnya. Demikian juga dengan suatu benda atau produk, jika mempunyai identitas akan dapat mencerminkan kualitas produk dan mudah dikenali, baik oleh produsen maupun konsumen.
2.
Komunikasi Visual Sebagai Sarana Infomasi dan Intruksi
Sebagai sarana informasi dan instruksi, komunikasi visual bertujuan menunjukan hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala. Contohnya yaitu peta, diagram, simbol dan penunjuk arah. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti, dan dipresentasikan secara logis dan konsisten.
4
A, S. Pudjiastuti Kusmiati dan P. Suptandar. Teori dasar Desain Komunikasi Visual. Djakarta: Djambatan. 1999
3.
Komunikasi Visual Sebagai Sarana Presentasi dan Promosi
Tujuan dari komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan promosi adalah untuk menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) dan membuat pesan tersebut dapat diingat.
2.2.4
Wujud Komunikasi Visual dalam Kegiatan Belajar Mengajar
Sebuah proses desain yang memperhatikan arti fungsional, persuasif, artistik, estetis, dan komunikatif, sebagai tahapan berfikir yang mampu memunculkan ide – ide baru yang dapat di aplikasikan secara praktis sehingga akan menghasilkan karya yang lebih efisien dalam proses pembelajaran.
2.3
Media Komunikasi Visual
Media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Namun pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat – alat grafis, fotografis atau elektronis untk menangkap, memperoses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.5
2.3.1
Kategori Media
Kateogri media dapat dikelompokan ke dalam tiga bagian, yaitu media berdasarkan sifat dan jenis, teknik pemakaian, dan daya jangkau.6
1. Sifat dan jenis 1) Media cetak 2) Media visual 5 6
http://id.wikipedia.org/wik/media. Diakses pada 25 Juni 2013, pukul 16.00 wib. Pujiyanto. Strategi Pemasaran dalam Iklan. Malang: Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. 2005
3) Media audio visual 2. Teknik pemakaian 1) Media elektronik 2) Media non-elektronik 3. Daya jangkau 1) Daya jangkau serentak: Radio, TV, Video Conference 2) Daya jangkau Terbatas: OHP (Overhead Projector), slide suara, film 3) Dimanfaatkan secara individual
2.4
Media yang Digunakan sebagai Metode Pembelajaran
Banyak media yang dapat digunakan sebagai metode pembelajaran yaitu media berbasis cetak atau eletronik. Salah satu metode pembelajaran yang dapat mengoptimalkan dalam informasi pembelajaran adalah metode berbasis komputer dan sarana multimedia offline.
2.4.1
Metode Pembelajaran Berbasis Komputer
Komputer memiliki fungsi berbeda dalam bidang pendidikan dan latihan. Komputer berperan sebagai manajer dalam proses pembelajaran yang dikenal dengan nama Computer – Managed Instruktur (CMI), sedangkan pemanfaatan komputer sebagai pembantu tambahan belajar meliputi penyajian informasi isi materi pelajaran, latihan, atau kedua – duanya. Modus ini dikenal sebagai Computer – Assisted Instruction (CAI). CAI mendukung pembelajaran dan latihan akan tetapi bukan sebagai penyampai utama pelajaran.7
7
Azhar Arsyad. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
2.5
Multimedia
kata multimedia berawal dari penyebutan seni teater (pertunjukan) yang memanfaatkan lebih dari satu media (multimedia), namun seiring dengan perkembangan jaman, kata multimedia mulai dipergunakan semua fasilitas suara dan video.
Multimedia adalah kombinasi dari komputer dan video, sehingga secara prinsip, multimedia merupakan gabungan dari tiga elemen dasar yaitu suara, gambar dan teks.8
Definisi lain dari multimedia, yaitu dengan menempatkannya dalam konteks, seperti yang dilakukan Hofstetter (2001), Multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggambungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggambungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi. Kelebihan inilah yang menyebabkan tampilan multimedia lebih dinamis dan menyenangkan bagi user.9 Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif.
a.
Multimedia Linier
Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensil (berurutan), contohnya: komputer dan televisi atau monitor.
b.
Multimedia Interaktif
Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga dapat memilih apa yang di 8
Ian Chandra K. Utility Komputer Multimedia. Jakarta: Elex Media Komputindo. Hal 1. Drs. ST. Mulyata, M.Kom. Tutorial Membangun Multimedia Interaktif – Media Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Hal 27.
9
kehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh: multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game, dll.
2.5.1 Karakteristik Multimedia
Karakteristik multimedia pembelajaran adalah:
a.
Memiliki lebih dari satu media yang konvergen, misalnya menggambungkan unsur audio dan visual.
b.
Bersifat interaktif, dalam pengertian memiliki kemampuan untuk mengakomodasi respon pengguna.
c. Bersifat mandiri, dalam pengertian memberi kemudahan dan kelengkapan isi sedemikian rupa sehingga pengguna bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain.
Selain memenuhi ketiga karakteristik tersebut, multimedia pembelajaran sebaiknya memenuhi fungsi sebagai berikut:
a. Mampu memperkuat respon pengguna secepatnya dan sesering mungkin. b. Mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengontrol laju kecepatan belajarnya sendiri. c. Mampu memberikan kesempatan adanya partisipasi dari penggunaan dalam respon, baik berupa jawaban, pemilihan, keputusan, percobaan dan lain – lain.
2.5.2
Elemen dalam Multimedia
Membuat bahan ajaran menggunakan multimedia tentu berbeda dengan menyiapkan bahan ajar dengan menggunakan media konvensional yang biasa dilakukan. Kelebihan multimedia (audio, visual dan gerak) dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk menyampaikan materi yang membutuhkan ketiga hal tersebut.
Dalam gagasan kreatif tersebut, adakalanya materi pelajaran disajikan dalam visualisasi yang bernada datar dan biasa saja, untuk kemudian pada materi tertentu (yang menjadi pokok permasalahan) visualisasi diolah secara optimum. Bila perlu ada bagian yang ingin ditonjolkan dapat disertai dengan ilustrasi dalam gerak (animasi maupun video) dan suara (narasi, dialog dan sound effect) yang tepat. Penekanan ini akan membuat siswa merasakan bahwa materi tersebutlah yang menjadi pokok permasalahannya.
Persoalan terpenting dalam menentukan gagasan kreatif dan konsep multimedia adalah mempertimbangkan karakter target audience. Kebenaran materi adalah mutlak, sedangkan menarik atau tidaknya suatu bahan ajar sangat bergantung pada kedekatan bahasa. Eksekusi elemen – elemen komunikasi visual dalam pembuatan media ini pada intinya mencakup: tata letak, tipografi, gambar, dan ilustrasi, warna, animasi dan video, serta audio / suara.
2.6
CD Interaktif
CD interaktif adalah salah satu media interaktif yang bisa terbilang baru. Media ini sebenarnya merupakan pengembangan dari teknologi internet yang akhir – akhir ini berkembang pesat. Sebagaimana dimaklumi bahwa teknologi internet saat ini menjadi salah satu tolak ukur majunya suatu perusahaan.
Dari data tersebut bahwa lebih dari 200 juta orang menggunakan media ini, termasuk diantaranya penduduk indonesia. CD Interaktif merupakan sebuah media yang menegaskan sebuah format multimedia yang dapat dikemas dalam sebuah CD (Compact Disk) dalam bentuk offline. Dengan tujuan aplikasi interkatif di dalamnya. CD ROM (Read Only Memory)
merupakan satu – satunya dari beberapa kemungkinan yang dapat menyatukan suara, video, teks, dan program ke dalam CD.10
Adapun kelebihan CD interaktif dibandingkan media cetak dan elektronik, yaitu dapat mengoptimalkan pesan yang disampaikan dengan kelebihannya menarik panca indra dan menarik minat, karena merupakan gabungan antara pandangan, suara dan gerakan serta dapat mengoptimalkan dalam penyampaian informasi. CD interaktif bersifat ekonomis dan mampu menampung data berupa audio atau video, sehingga informasi yang didapat lebih mudah dipahami oleh khalayak. Dalam CD interaktif terdapat menu – menu khusus yang dapat dipilih oleh pengguna untuk memunculkan informasi berupa audio, visual maupun fitur lain yang diignginkan oleh pengguna. Sehingga penyampaian informasi melalui CD interaktif dapat dirasa sangat efektif dan tidak bersifat monoton atau statis sehingga pengguna tidak merasa bosan terhadap sarana pembelajaran.
Beberapa pertimbangan menjadikan media CD interaktif sebagai salah satu media pembelajaran adalah sebgai berikut:
1. Media pembelajaran sebelumnya (media cetak dan elektronik) dinilai kurang efektif karena dalam sarana pembelajarannya terdapat beberapa informasi berbasis cetak atau linier, dikarenakan media yang bersifat statis atau tidak interaktif. 2. Dibandingkan dengan media yang lainnya (media cetak dan elektronik) sebagai sarana pembelajaran, pengguna CD interaktif lebih praktis dan efisien serta dapat menghemat waktu proses pembelajarannya. Dengan tampilan dan kemasan yang dibuat sedimikian menarik mungkin serta proses penyampaiannya praktis. Maka pengguna dapat lebih cepat menangkap isi pesan yang disampaikan dalam CD interaktif tersebut. 10
Dudi Misky. Kamus Informasi & Teknologi. Jakarta: EDSA Mahkota. 2005
2.7
Kurikulum Dasar Untuk Sekolah Dasar
2.7.1
Struktur Kurikulum Sekolah Dasar
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten / mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten / mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar perminggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester. Struktur kurikulum adalah juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi belajar seorang siswa yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan berbagai pilihan. Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan.
Struktur Kuurikulum SD D / MI adalaah sebagai berikut: b
MATA PELAJAR RAN
ALOKASII WAKTU BELAJAR B PE ER MINGG GU I II III IV V VI
Kelo ompok A 1 . 2 . 3 . 4 . 5 . 6
Penddidikan Agaama dan Buddi Pekerti
4
4
4
4
4
4
Penddidikan Pan ncasila dan Kewarganeg K araan
5
6
6
4
4
4
Bahhasa Indonessia
8
8
10
7
7
7
Mattematika
5
6
6
6
6
6
Ilm mu Pengetahuuan Alam
-
-
-
3
3
3
Ilm mu Pengetahuuan Sosial
-
-
-
3
3
3
6
6
6
3
3
3
36
36
36
. Keelompok B 1 Seni Budaya dan n Prakarya (ttermasuk muatan m 4 4 4 lokall)* . 2 Penddidikan Jasm mani, Olah Raga R dan Kesehatan 4 4 4 (term masuk muataan lokal) . Jumlah Alokasi Waaktu Per Minnggu 3 30 32 34 3 Tabel 2.1 2 Struktu ur Kurikulu um SD / MII
Kelomp mpok A adalah mata pelajaran yangg memberikkan orientassi kompetennsi lebih keepada aspek k intelektuaal dan afektiif sedangkann kelompokk B adalah mata m pelajarran yang leebih menekankan padaa aspek afektif dan pssikomotor. Integrasi I koonten IPA dan IPS addalah berdaasarkan makkna mata peelajaran sebaagai organisasi kontenn dan bukann sebagai suumber dari konten. k Konnten IPA daan IPS diinttegrasikan ke k dalam maata pelajarann PPKn, B Bahasa Indonesia dan Matematika M a yang haruus ada berdasarkan kettentuan perrundangunndangan.
2.7.2
Pembelajaran Tematik Integratif Kurikulum SD / MI menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif
dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III, keduanya merupakan pemberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya. Dari sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikir abstrak untuk memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas IV, V, dan VI sudah mulai mampu berpikir abstrak. Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt memberi dasar yang kuat untuk integrasi Kompetensi Dasar yang diorganisasikan dalam pembelajaran tematik. Dari sudut pandang transdisciplinarity maka pengotakan konten kurikulum secara terpisah ketat tidak memberikan keuntungan bagi kemampuan berpikir selanjutnya, maka pada kelas 4 siswa akan diberikan stimulus terhadap perkembangan kemampuan befikir mereka terhadap pelajaran, karena menurut fikiawan Yohanes Surya mengatakan, “indicator sains yang menonjol dalam pembelajaran tematik integratif mulai dikelas 4
sekolah dasar memberikan ruang untuk guru untuk memperkaya materi sains.”
2.8
Pengembangan Potensi Anak
Perkembangan individu merupakan suatu proses perubahan terus menerus sepanjang hidup individu yang bersangkutan. Perkembangan ini merupakan perpaduan antara tenaga – tenaga asli dari dalam diri individu dan tenaga dari luar (lingkungan). Dari kedua tenaga yang disebutkan tadi terdapat dua kemungkinan yang akan terjadi pada individu, kedua tenaga tersebut dapat menjadikan individu perkembang dengan 17 faktor tanpa gangguan yang disebut perkembangan positif, atau berkembang dengan penuh gangguan disebut perkembangan negatif.
Pada diri manusia baik anak – anak maupun orang dewasa terdapat gejala– gejala kejiwaan hal ini tentu saja erat kaitannya dengan psikologi. Dalam gejala kejiwaan terdapat sensasi dan persepsi, yang pada keduanya terdapat perbedaan. Setiap anak mempunyai kelebihan atau kekuatan – kekuatan tertentu dan juga apa saja kekurangan atau kelemahan. Hal ini tentu perlu digali agar perwujudan diri dan semua bakat kemampuan pada anak dapat berkembang. Orang tua dan guru dapat membantu anak dalam memenuhi kebutuhannya akan perwujudan diri. Pengembangan pribadi anak akan dapat diperoleh melalui proses belajar di mana proses belajar ini akan dapat meningkatkan kepribadian dan berupaya untuk memperoleh hal – hal baru yang dapat meningkatkan kepribadian dan berupaya untuk memperoleh hal – hal baru yang dapat memperbaiki dan meningkatkan kontradiksi – kontradiksi dalam hidup.
Dengan demikian perkembangan adalah hasil dari faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan individu yang bersangkutan selama hidupnya. Kedua hal tersebut
tergantung dari bagaimana individu itu menanggapi dan dipegaruhi pula oleh bagaimana lingkungan menyajikannya.
2.8.1
Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan anak
Perkembangan fisik anak merupakan dasar bagi perkembangan berikutnya. Dengan meningkatkan perkembangan tubuh, baik ukuran berat dan tinggi maupun kekuatannya memungkinkan anak untuk dapat mengembangkan keterampilan fisiknya dan eksplorasi terhadap lingkungannya tanpa bantuan orang tua dan orang lain di sekitarnya. Secara umum perkembangan anak selama masa perkembangan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terangkum dalam dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal11:
1.
Faktor Internal
Faktor internal yang mempengaruhi perkembangan potensi anak meliputi taraf kecerdasan, konsep diri, motivasi berprestasi, minat, bakat, sikap, dan sistem nilai.
a. Taraf Kecerdasan
Taraf
Kecerdasan
menunjukan
kemampuan
berpikir
anak,
kemampuan
menggunakan nalar, dan kemampuan memecahkan masalah menggunakan logika. Salah satu cara yang biasanya digunakan untuk mengetahui taraf kecerdasan atau tes inteligensi. Taraf kecerdasan ini mengelompokkan individu ke dalam skala tertentu, dari yang taraf kecerdasannya sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah.
b. Konsep Diri
11
Lusi Nuryanti. Psikologi Anak. Jakarta: Indeks. Hal 56-66.
Konsep diri menunjukan cara seseorang memandang dirinya sendiri dan kemampuannya. Anak yang memandang dirinya secara positif dan menilai dirinya mampu akan lebih berhasil di sekolah dan dalam kehidupan sosialnya darip pada anak yang memandang dirinya secara negatif dan menilai dirinya tidak mampu.
c. Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi adalah dorongan pada diri seseorang untuk meraih yang terbaik bidang tertentu khususnya bidang akademik. Terkait dengan bidang akademik motivasi berprestasi akan muncul dalam bentuk usaha untuk mendapatkan nilai yang baik.
d. Minat
Minat adalah kecenderungan seseorang terhadap sesuatu atau bisa dikatakan apa yang disukai seseorang untuk dilakukan. Pada dasarnya setiap orang akan lebih senang melakukan sesuatu yang sesuai dengan minatnya daripada melakukan sesuatu yang kurang disukai. Belajar dalam keadaan hal senang tentu saja akan lebih mudah daripada anak belajar dengan suasana hati yang terpaksa.
e. Bakat
Bakat adalah kapasitas untuk belajar dan baru akan muncul setelah melalui proses latihan dan usaha pengembangan. Bakat tidak serta merta muncul dan dapat terlihat pada anak, karena masih merupakan potensi.
f. Sikap
Sikap adalah seseorang menerima atau menolak sesuatu yang didasarkan pada cara dia memberikan pernilaian terhadap objek tertentu yang berguna ataupun tidak bagi dirinya. Sikap seseorang dapat muncul sebagai hasil dari proses pengamatan dan dari apa yang diterima dan dipelajari melalui inderanya.
g. Sistem Nilai
Sistem nilai adalah keyakinan yang dimiliki seseorang tentang cara bertingkah laku dari hasil akhir yang diinginkannya dari tingkah lakunya.
2.
Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang berada diluar diri individu yang keberadaannya mempengaruhi terhadap dinamika perkembangan. Yang termasuk faktor eksternal antara lain : faktor budaya, faktor lingkungan fisik, dan faktor lingkungan non fisik.
Pertumbuhan dan perkembangan tidak hanya menyangkut masalah fisik atau jasmani saja, tetapi juga menyangkut masalah rohani. Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap individu terdapat beberapa macam, antara lain12:
1. Faktor Pembawaan
Pada waktunya anak lahir, membawa berbagai kemungkinan potensi yang ada pada dirinya. Secara umum kemungkinan – kemungkinan potensi yang ada pada anaknya yang baru lahir adalah : 12
Dr. H. Syamsu Yusuf LN., M.Pd. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Rosda. Hal 136-141.
a.
Kecerdasan
b.
Bakat – bakat khusus
c.
Jenis kelamin
d.
Jenis ras
e.
Sifat – sifat fisik
f.
Sifat – sifat keperibadian
g.
Dorongan – dorongan
Pada waktu dilahirkan anak merupakan satu kesatuan psycho – physis sebagai hasil pertumbuhan yang teratur dan continue sewaktu dalam kandungan ibu. Hasil perkembangannya individu – individu itu tidak statis, melainkan dinamis, dan pengalaman belajar yang di sajikan kepada mereka harus sesuai dengan sifat – sifat khasnya yang sesuai dengan perkembangannya itu. Jenis kelamin dan jenis ras merupakan faktor bawaan yang dibawa oleh individu sejak lahir. Perkembangan atau fase selanjutnya tiap individu akan berbeda – beda baik dari segi fisik / jasmani maupun perkembangan rohaninya.
Masa anak – anak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan. Masa anak – anak awal perkembangan fisik anak akan terlihat lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada masa bayi. Pada anak usia ini faktor pembawaan anak akan mulai terlihat dan orang tua atau orang yang lebih tua darinya akan memperoleh gambaran tentang kebiasaan dan kemampuan anak.
2. Faktor lingkungan
Kehidupan manusia khususnya anak – anak dibutuhkan banyak berinteraksi dengan individu lainnya. Lingkungan fisik (phisycal environment) banyak
mempengaruhi perkembangan individu. Faktor lingkungan seperti halnya alam sekitar disebut sebagai faktor exogen.
Pada anak usia ini anak – anak siap memasuki dunianya yakni masuk dunia kanak – kanak. Kemampuan berbicara, mobilitas, keikutsertaan sosial yang cepat, kesemuanya mempercepat pertumbuhan intelektual anak. Pada masa anak usia seperti ini telah mendapat sebagian besar perkembangan berbahasa mereka sebagai salah satu tugas belajar mereka yang penting. Kemampuan berbahasa yang dicapai akan memudahkan mereka belajar lebih lanjut.
Faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap perkembangan anak usia ini adalah orang tua. Orang tua sebagai guru alamiah akan mampu melihat dan mengerti serta menanggapi kemauan anak. Melalui berbagai komunikasi serta interaksi dengan orang tua akan terbentuk sikap, kebiasaan dan keperibadian seorang anak, selain itu ada pula faktor lingkungan yang secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan anak, seperti halnya dengan kebudayaan. Kebudayaan secara tidak langsung ikut mewarnai situasi, kondisi atau pun corak interaksi dimana anak itu berada. Selain faktor – faktor di atas, faktor agama juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi dan kebiasaan anak. Salah satunya adalah anak mulai tahu kebersihan, yakni dengan melakukan buang air di tempat yang biasa dilakukan oleh orang tuanya.