BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Komunikasi
mengandung
makna
bersama-sama
(common).Istilah
komunikasi atau comunication berasal dari bahasa Latin yaitu commnunicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran.Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama. Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu maupun kelompok.Dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak komunikasi adalah bagian dari kehidupan manusia itu sendiri.Manusia sejak dilahirkan sudah berkomunikasi dengan lingkungannya.Selain itu komunikasi diartikan pula sebagai hubungan atau kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan masalah hubungan Atau dapwaq2at diartikan bahwa komunikasi adalah saling menukar pikiran atau pendapat. Carl. I. Hovland: Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang memindahkan perangsang yang biasanya berupa lambang kata-kata untuk mengubah tingkah laku orang lain. Jadi, dengan demikian komunikasi itu adalah persamaan
pendapat
dan
untuk
kepentingan
itu
maka
orang
harus
mempengaruhiorang lain terlebih dahulu, sebelum orang lain itu berpendapat, bersikap, dan bertingkah laku yang sama dengan kita.13 Rogers bersama D. Lawrence Kincaid (1981) Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran 13
H.A.W. Widjaja. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi Edisi Revisi. Jakarta : PT. Rineka Cipta . 2000. p.26
11 http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam14.
2.1.1 Unsur-Unsur Komunikasi Komunikasi memiliki unsur-unsur penting didalamnya. Unsur tersebut sangat berkaitan satu sama lain dan membentuk sebuah interaksi komunikasi. Berikut beberapa unsur-unsur yang terdapat di dalam komunikasi15 : 1. Sumber Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri.Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, dan dokumen, ataupun sejenisnya. 2. Komunikator Komunikator
adalah
setiap
orang
ataupun
kelompok
dapat
menyampaikan pesan-pesan komunikasi itu sebagai suatu proses, dimanakomunikator dapat menjadi komunikan, dan sebaliknya. Komunikator sebagai pemberi pesan kepada komunikan.Komunikan sebagai penerima pesan dari komunikator. 3. Pesan Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan ini mempunyai inti pesan (tema) yang sebenarnya menjadi pengarah di dalam usaha mencoba mengubah sikap dan ingkah laku
14
Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikas Edisi Revisi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. 1998. p.20 15 H.A.W. Widjaja. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi Edisi Revisi. Ibid.p.60
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
komunikan. Pesan dapat secara panjang lebar mengupas berbagai segi, namun inti pesan dari komunikasi akan selalu mengarah kepada tujuan akhir komunikasi itu. Bentuk-bentuk pesan komunikasi antara lain: a) Informatif Informative communication adalah suatu pesan yangdisampaikan kepada seseorang atau sejumlah orang tentang hal-hal baru yang diketahuinya.Teknik ini berdampak kognitif pasalnya komunikan hanya mengetahui saja.Seperti halnya dalam penyampaian berita dalam media cetak maupun elektronik, pada teknik informatif ini berlaku
komunikasi
satu
arah,
komunikatornya
melembaga,
pesannya bersifat umum, medianya menimbulkan keserempakan, serta komunikannya heterogen. Biasanya teknik informatif yang digunakan oleh media bersifat asosiasi, yaitu dengan cara menumpangkan penyajian pesan pada objek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian khalayak. Dalam penelitian ini terlihat penyampaian pesan secara informatif seperti dalam penyampaian pesan oleh SKB dalam kegaiatan penyuluhan di Posyandu, SKB menjelaskan kepada masyarakat dengan cara memberikan informasi secara kelompok kepada masyarakat tentang cara penggunaan alkon yang dapat dipilih oleh calon peserta KB-Baru.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
b) Persuasif Komunikasi persuasif bertujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku komunikan yang lebih menekan sisi psikologis komunikan.Penekanan ini dimaksudkan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, tetapi persuasi dilakukan dengan halus, luwes,
yang
mengandung
sifat-sifat
manusiawi
sehingga
mengakibatkan kesadaran dan kerelaan yang disertai perasaan senang.Agar komunikasi persuasif mencapai tujuan dan sasarannya, maka
perlu
dilakukan
perencanaan
yang
matang
dengan
mempergunakan komponen-komponen ilmu komunikasi yaitu komunikator, terciptanya
pesan, pikiran,
media,
dan
perasaan,
komunikan.Sehingga
dan
hasil
dapat
penginderaannya
terorganisasi secara mantap dan terpadu.biasanya teknik ini afektif, komunikan bukan hanya sekedar tahu, tapi tergerak hatinya dan menimbulkan perasaan tertentu. Seperti diungkapkan dalam penjelasan komunikasi persuasif lebih menekankan pada penyampaian pesan yang memiliki tujuan untuk mengubah
sikap
disampaikan.Komunikasi
seseorang persuasif
melalui terlihat
pesan disaat
yang kegiatan
penyuluhan yang bersifat kunjungan door to door. Dalam penyuluhan secara door to door terlihat bahwa kegiatan komunikasi lebih menekankan pada aspek komunikasi interpersonal, dalam hal ini biasanya seorang komunikator dan komunikan akan lebih
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
menjalin hubungan secara interpersonal dan persuasif karena pesan dimuat dan diarahkan lebih fokus kepada seseorang. c) Koersif/Instruktive Communication (Komunikasi Bersifat Perintah) Komunikasi instruktif atau koersi teknik komunikasi berupa perintah, ancaman, sangsi dan lain-lain yang bersifat paksaan, sehingga
orang-orang
yang
dijadikan
sasaran
(komunikan)
melakukannya secara terpaksa, biasanya teknik komunikasi seperti ini bersifat fear arousing, yang bersifat menakut-nakuti atau menggambarkan resiko yang buruk. Serta tidak luput dari sifat redherring, yaitu interest atau muatan kepentingan untuk meraih kemenangan dalam suatu konflik, perdebatan dengan menepis argumentasi yang lemah kemudian dijadikan untuk menyerang lawan. Teknik ini bisa digunakan oleh atasan terhadap bawahannya yang menuntut adanya kedisiplinan kerja karyawannya. Dalam penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa pesan yang disampaikan secara koersif tidak ada.Tentunya program KB tidak bersifat menekan dan memaksa seseorang untuk wajib mengikuti programnya.Paksaan itu sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dibuat dalam program KB yang lebih menekankan pada aspek pendekatan kekeluargaan. 1. Channel/Saluran Channel adalah saluran penyampaian pesan, biasa juga disebut dengan media. Media digunakan sebagai alat untuk menyampaikan pesan kepada komunikan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
2. Efek Efek adalah sesuatu yang dihasilkan dari sebuah komunikasi. Efek adalah apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut. Efek tersebut misalnya perubahan keyakinan, perubahan perilaku, dan lain sebagainya (Mulyana, 2007:69-71)
2.1.2 Fungsi Komunikasi Komunikasi mempunyai beberapa fungsi didalamnya, fungsi-fungsi tersebut memiliki tujuan yang berbeda-beda. Diantaranya adalah sebagai berikut16: 1. Informasi Informasi tentu adalah nilai yang diberikan oleh seorang SKB kepada akseptor. Melalui informasi SKB memberikan masukan untuk masyarakat akan program KB. 2. Sosialisasi Sosialisasi adalah bentuk dari penyampaian informasi yang diberikan oleh SKB, sosialisasi umumnya berbentuk seperti penyuluhan posyandu dan penyuluhan door to door. 3. Motivasi Motivasi adalah hal yang dilakukan SKB untuk menciptakan keadaan yang lebih baik dan kondusif di masyarakat Kelurahan Rawa Buaya. Dengan cara SKB memberikan motivasi kepada masyarakat untuk
16
H.A.W. Widjaja. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi Edisi Revisi. Ibid.p.64
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
menjadi peserta KB-Baru, SKB mengharapkan adanya perubahan yang lebih baik dalam aspek kependudukan. 4. Diskusi Diskusi adalah bentuk kegiatan yang dilakukan oleh SKB dalam melakukan penyuluhan, diskusi ini terlihat dalam komunikasi interpersonal yang dilakukan SKB dengan akseptor mengenai berbagai macam kegiatan berKB. 5. Pendidikan Tentunya aspek pendidikan pula ditekankan pada kegiatan sosialisasi, masyarakat diberikan ilmu oleh SKB mengenai seluk beluk tentang program KB. 6. Memajukan kehidupan Dari tujuan program KB pula sudah terlihat gunanya untuk memajukan kehidupan masyarakat. Dimana angka kelahiran suatu keluarga harus diatur dan diimbangi dengan aspek lain seperti aspek ekonomi. Jika tidak seimbang akan mengakibatkan permasalahan seperti kemiskinan. 7. Hiburan Dalam bahasan hiburan kegiatan KB mungkin kurang begitu dominan karena program KB bersifat untuk lebih mengarahkan masyarakat kepada aspek kependudukan yang lebih baik. 8. Integrasi Integrasi adalah tujuan dari program KB itu sendiri dimana program KB mengaharapkan masyarakat agar mau berKB dan menekan angka
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali.
2.1.3 Komunikasi Antarpribadi (Komunikasi Interpersonal) Komunikasi antarpribadi adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang dinyatakan R. Wayne Pace (1979) bahwa “interpersonal communication iscommunication involving two or more people in a face to face setting.”17 Scharamm (1974) diantara manusia yang saling bergaul, ada yang saling membagi informasi, namun ada pula yang membagi gagasan dan sikap. Proses pengaruh tersebut merupakan suatu proses yang bersifat psikologis yang pada gilirannya membentuk proses sosial. Komunikasi antarpribadi itu mempunyai keunikan karena selalu dimulai dari proses hubungan yang bersifat psikologis, dan proses psikologis selalu mengakibatkan ketergantungan18. Sifat dialogis itu ditunjukan melalui komunikasi lisan dalam percakapan yang menampilkan arus balik yang langsung.Jadi komunikator mengetahui tanggapan komunikan pada saat itu juga, komunikator mengetahui dengan pasti apakah pesan-pesan yang dia kirimkan itu diterima atau ditolak, berdampak positif atau negatif. Jika tidak diterima maka komunikator akan memberi kesempatan seluas-luasnya kepada komunikan untuk bertanya.Evert M. Rogers dalam Depari (1988) menyebutkan beberapa cirikomunikasi antarpribadi19 : 1. Arus pesan cenderung dua arah 17
Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikas Edisi Revisi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Ibid. p.32 18 Alo Liliweri. Komunikasi Antarpribadi. Kupang: P.T Citra Adiyta Bakti. 1997.p.11-12 19 ibid.p.13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
2. Konteks komunikasi adalah tatap muka 3. Tingkat umpan balik yang tinggi 4. Kemampuan untuk mengatasi tingkat selektivitas 5. Kecepatan untuk menjangkau sasaran yang besar sangat lamban 6. Efek yang terjadi antara lain perubahan sikap Komunikasi antarpribadi dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni Komunikasi Diadik (Dyadic Communication) dan Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication). Komunikasi diadik ialah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi diadik menurut Pace dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni percakapan, dialog dan wawancara. Percakapan berlangsung dalam suasana yang bersahabat dan informal. Dialog berlangsung dalam situasi yang lebih intim, lebih dalam, dan lebih personal, sedangkan wawancara sifatnya lebih serius, yakni adanya pihak yang dominan pada posisi bertanya dan yang lain pada posisi menjawab20. Konseling menjadi salah satu bagian dari komunikasi interpesonal secara diadik, konseling dilakukan secara tatap muka dan lebih serius membahas suatu hal yang akan dilakukan atau dibicarakan secara lebih mendalam oleh komunikan dan komunikator. Contohnya saja ketika seorang penyuluh KB (SKB) melakukan konseling dengan aseptorKB (komunikan)
untuk
memberikan
pemahaman
mengenai alatkontrasepsi KB.
20
Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikas Edisi Revisi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. 1998. p.32
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
a. Komunikasi Antarpribadi, Masalah Hasil Komunikasi antarpribadi dikatakan sukses apabila komunikasi itu menghasilkan sesuatu yang diharapkan.Sebagaimana telah diurai bahwa komunikasi antarpribadi selalu melibatkan dua orang yang dengan sengaja atau tidak sengaja secara bebas bercakap-cakap21. Dalam komunikasi antarpribadi tentunya mengasilkan sebuah pemahaman dan kesepakan untuk memecahkan suatu permasalahan, contohnya konseling KB yang berisikan tentang suatu keluhan dan bahan masukan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat tentang program keluarga berencana. b. Komunikasi Antarpribadi, Tindakan Persuasif Ciri terakhir dari komunikasi antarpribadi adalah suatu kegiatan komunikasi harus selalu mengandung tindakan persuasi.Senarjo (1983) yang mengutip dari perbagai sumber menyebutkankan persuasi merupakan teknik untuk mempengaruhi manusia dengan memanfaatkan/ menggunakan data dan fakta psikologis
maupun
sosiologis
dari
komunikan
yang
hendak
dipengaruhi.Demikikan, persuasi bukan sekedar menampilkan bukti bahwa suatu pendapat sudah diterima komunikan, tetapi persuasi harus mampu menyatukan suasana sosiologis, psikologis anatar komunikator dengan komunikan. Oleh karena itu peranan komunikator dalam komunikasi antarpribadi senantiasa melibatkan usaha yang bersifat persuasif. Apabila seorang komunikator sudah cukup mengenal keadaan sosiologis dan psikologis komunikan makan dia dapat menyiapkan pesan
21
Alo Liliweri. Komunikasi Antarpribadi.Ibid.p.18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
yang sesuai dengan kebutuhan komunikan. Seluruh proses komunikasi yang disertai dengan tindakan persuasi senantiasa diarahkan untuk mengubah cara berfikir, pandangan dan wawasan, perasaan, sikap dan tindakan komunikan22. Dalam tidakan konseling tentunya seorang SKB harus mampu meberikan pemahaman dengan baik mengenai apa yang ditanyakan dan masukan yang dibutuhkan oleh aseptor/komunikan, akan tetapi seorang SKB harus mampu memberikan sebuah pemahaman secara lebih persuasif agar terciptanya suatu tindakan, agar aseptor mau menggunakan program KB. 2.1.4 Karakteristik Komunikasi Organisasi Yoseph DeVito mengemukakan karakteristik-karakteristik efektivitas komunikasi interpersonal ini oleh dilihat dari 2 perspektif23, yaitu: 1. Humanistis, meliputi sifat-sifat: A. Keterbukaan (openness) Sifat keterbukaan menunjuk paling tidak pada 2 aspek tentang komunikasi interpersonal.Asepek pertama adalahbahwa kita harus terbuka pada orang-orang yang berinteraksi dengan kita. Aspek kedua, dari keterbukaan menunjuk pada kemauan kita untuk memberikan tanggapan terhadap orang lain dengan jujur terus terang tentang segala sesuatu yang dikatakannya. B. Perilaku suportif (supportiveness) Jack R. Gibb menyebutkan tiga perilaku yang menimbulkan perilaku suportif, yakni: 22
Alo Liliweri. Komunikasi Antarpribadi.Ibid.p.40 Fajar, Marhaeni. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2009. p.84
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
a) Dekriptif, suasana yang deskriptif akan menimbulkan sikap positif dibanding dengan suasana yang evaluatif. b) Spontanitas, orang yang spontan dalam berkomunikasi adalah orang yang terbuka dan teus terang tentang apa yang dipikirkannya. c) Profisionalisme, seseorang yang memiliki sifat ini adalah orang yang memiliki sikap berpikir terbuka, ada kemauan untuk mendengar pandangan yang berbeda dan bersedia menerima pendapat orang lain, bila memang pendapatnya keliru. C. Perilaku positif Komunikasi Interpersonal akan berkembangan bila ada pandangan positif terhadap orang lain dalam berbagai situasi komunikasi. D. Empati (empathy) Kemapuan seseorang untuk menempatkan dirinya pada peranan atau posisi orang lain. E. Kesamaan (equality) Hal ini mencakup dua hal, pertama kesamaan bidang pengalaman di antara para pelaku komunikasi.Kedua kesamaan dalam percakapan di antara para pelaku komunikasi memberi pengertian bahwa dalam komunikasi interpersonal harus ada kesamaan dalam hal mengirim dan menerima pesan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
2. Pragmatis, meliputi sifat-sifat: A. Bersikap yakin Komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila seseorang mempunyai keyakinan diri. Orang yang mempunyai sifat semacam ini akan bersikap luwes dan tenang, baik secara verbal maupun non verbal. B. Kebersamaan Seseorang bisa meningkatkan efektivitas komunikasi interpersonal dengan orang lain bila ia bisa membawa rasa kebersamaan. Orang dengan sifat ini, akan memperhatikan dan merasakan kepentingan orang lain. Sikap kebesamaan ini dikomunikasikan dengan baik secara verbal maupun non verbal. C. Manajemen Interaksi Seseorang yang menginginkan komunikasi yang efektif akan mengontrol dan menjaga interaksi agar dapat memuaskan kedua belah pihak. Hal ini ditunjukkan dengan mengatur isi, kelancaran dan arah pembicaraan secara konsisten. D. Perilaku Ekspresif Perilaku ekspresif memperlihatkan keterlibatan seseorang secara sungguh-sungguh dalam berinteraksi dengan orang lain. E. Orientasi pada orang lain Seringkali dalam berkomunikasi kita berorientasi pada diri kita sendiri. Untuk mencapai efektivitas komunikasi, seseorang harus
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
memiliki sifat berorientasi pada orang lain. Artinya, kemampuan seseorang untuk beradaftasi dengan orang lain selama berkomunikasi interpersonal.
2.1.5 Tujuan Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal mempunyai beberapa tujuan. Di sini akan dipaparkan 6 tujuan, antara lain ( Muhammad, 2004, p. 165-168 ) : 1. Menemukan personal atau pribadi. Dalam komunikasi interpersonal ada kesempatan kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita yang membuat komunikasi tersebut sangat menarik dan mengasyikkan untuk didiskusikan. Dengan membicarakan diri kita terhadap orang lain, kita memberikan seumber balikan yang luar biasa terhadap perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita. 2. Menemukan dunia luar. Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal. 3. Membentuk dan menjaga hubungan yang penuh arti. Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu dipergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain. 4. Berubah sikap dan tingkah laku. Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membacabuku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah, banyak waktu yang terlibat dalam posisi interpersonal. 5. Untuk bermain dan kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pekan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan untuk menghabiskan wkatu.Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita. 6. Untuk Membantu. Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan komunikasi interpersonal dalam kegiatan professional mereka untuk mengarahkan kliennya. Ini juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita seari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah, dan sebagainya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
2.2 Aktivitas Humas Sosialisasi KB (SKB) Sosialisasi Keluarga Berencana (KB) merupakan ujung tombak pengelola KB di lini lapangan. Undang-Undang Republik Indonesia No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga dan Peraturan Presiden No. 62 tahun 2010 tentang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional
melaksanakantugas penyelenggaraan
menyatakan
pemerintah keluarga
di
bahwa
BKKBN
bidang
pengendalian
berencana,
agar
amanat
mempunyai
tugas
penduduk tersebut
dan dapat
terimplemntasikan perlu ditetapkan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana24.Teritori jumlah kelurahan dan aspek geografis yaitu luas wilayah. Berdasarkan hasil pendataan yang telah dilakukan oleh BKKBN tahun 2016 Kelurahan ini memiliki luas 4,67 km2 dan dihuni oleh 10.779 kepala keluarga. Bila dilihat dari kacamata Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) jabatannya, para Sosialisasi KB adalah juru penerang ataupun agent of change pada keluarga dan masyarakat luas menuju perubahan mentalitet dari tidak mendukung menjadimendukung program KB, dari yang dulu tidak peduli menjadi peduli, dari yang dulu tidak mau berpartisipasi menjadi aktif berperan serta, dan sebagainya. Penyuluh KB juga merupakan salah satu komponen penting dalam upaya peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, juga sebagai indikator kemajuan yang telah dicapai oleh suatu daerah.Penyuluh KB bersentuhan
24
Drs.H.M.. Ilham Jafar, Msi.Pedoman Penyediaan Dan Pemberdayaan Tenaga Fungsional Sosialisasi Keluarga Berencana (SKB). Jakarta : 2011.p.1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
langsung dengan masyarakat dalam memberikan berbagai penyuluhan program25.
2.2.1 Aktivitas Humas External dalam Sosialisasi KB Aktivitas Humas External dalam Sosialisasi KB tentunya memiliki beberapa peran dalam program kerjanya hal ini perlu dilakukan agar target program KB setiap tahunnya tercapai, aktivitas humas external SKB dapat diurai sebagai berikut : 1. Pengelola pelaksanaan kegiatan Program KB di Kelurahan Rawa Buaya. 2. Penggerak partisipasi masyarakat dalam program KB di Kelurahan Rawa Buaya. 3. Pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam pelaksanaan program KB di Kelurahan Rawa Buaya. 4. Menggalang dan mengembangkan kemitraan dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan program KB Kelurahan Rawa Buaya.26 2.2.2
Tugas Humas External di Kelurahan Rawa Buaya Selain
peran
yang
harus
dilaksanakan
oleh
humas external di
Kelurahan Rawa Buaya pulamemiliki tugas pokok yang harus dilaksanakan pada sistem kerjanya, antara lain: 1. Aktivitas Humas External di Kelurahan Rawa Buaya dalam bidang kegiatan sosialisasi KB meliputi posyandu (penimbangan balita yang diadakan setiap bulan, bulan vitamin A yang diadakan setiap bulan
25
Drs.H.M.. Ilham Jafar, Msi.Pedoman Penyediaan Dan Pemberdayaan Tenaga Fungsional Sosialisasi Keluarga Berencana (SKB). ibid.p.2 26 Ibid.p.27
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
februari dan agustus) poswindu untuk lanjut usia, KB, contoh makanan sehat untuk ibu hamil dan ibu menyusui. 2. Pengorganisasian Tugas PLKB dibidang pengorganisasian meliputi memperluas pengetahuan dan wawasan program, rekruitmen kader, mengembangkan kemampuan dan memerankan kader/IMP dan mitra kerja lainnya dalam program KB Nasional. Bila di wilayah kerjanya tidak ada kader, PLKB diharapkan dapat membentuk kader, memberikan pelatihan/orientasi untuk meningkatkan pengetahuna dan ketrampilan kader, memfasilitasi dan memberikan kesempatan yang lebih besar kepada kader untuk berperan sampai dengan pengembangan kemitraan dan jaringan kerja dengan berbagai instansi yang ada. 3. Pelaksana dan Pengelola Program Tugas PLKB sebagai pelaksana dan pengelola melakukan berbagai kegiatan mulai penyiapan IMP dan mitra kerja lainnya dalam melaksanakan program, memfasilitasi peran IMP dan mitra lainnya penyiapan dukungan untuk terselenggaranya program KB Nasional di desa/kelurahan serta Advokasi, KIE/Konseling maupun pemberian pelayanan program KB (KB-KR) dan program KS-PK. 4. Pengembangan
Tugas
PLKB
melaksanakan
pengembangan
kemampuan teknis IMP dan mitra lainnya dalam penyelenggaraan program KB di Kelurahan Rawa Buaya. 5. Evaluasi dan Pelaporan Tugas PLKB dalam evaluasi dan pelaporan progam KB sesuai dengan sistem pelaporan yang telah ditentukan secara berkala.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
Pola operasional, tehnik, strategi langkah langkah aktivitas humas SKB yang di tuangkan dalam pelaksanaan operasional program KB KS Kelurahan Rawa Buaya, yang langsung dekat dengan masyarakat. 2.2.3 Konsep Teori Humas Menurut Efendy (1990) Humas dapat dibedakan dalam dua pengertian yakni : “Sebagai teknik komunikasi dan sebagai metode komunikasi:, Humas sebagai teknik komunikasi dimaksudkan bahwa humas dilakukan sendiri oleh pimpinan organisasi. Sedangkan humas sebagai metode komunikasi dimaksudkan bahwa dilakukan secara melembaga (Public relation of being), Dimana wahana humas ditekankan dalam berupa biro, bagian, urusan bidang dan lain sebagainya.Dapat dikatakan bahwa humas baik sebagai teknik komunikasi maupun sebagai metode komunikasi adalah suatu aktifitas yang menunjang manajemen suatu lembaga untuk mengerakan manusia manusia yang terlihat menuju sasaran.
2.3 Teori Atribusi Teori atribusi bermula dengan gagasan bahwa setiap individu mencoba untuk memahami perilaku mereka sendiri dan orang lain dengan mengemati bagaimana sesungguhnya setiap individu berperilaku. Sebagai pelaku komunikasi, kita harus berfikir logis kenapa kita berperilaku demikian, dan kadang-kadang kita ingin agar kita dapat menjelaskan kenapa orang lain juga berperilaku seperti itu27. Heider menyimpulkan bahwa manusia cenderung untuk menghubungkan
27
Ibid.p.102
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
perilaku seseorang dengan pengaruh internal dan eksternal.Faktor lingkungan adalah faktor-faktor dalam suatu situasi yang “menekan” pada pemunculan tipeperilaku tertentu.Sedangkan faktor personal dipandang sebagai hasil dari kemampuan (atau kekuasaan) dan usaha yang ditunjukan seseorang28. Jika kemampuan atau usaha yang dilakukan tidak cukup, kekuatan dari faktor personal akan menjadi nol seperti model di bawah ini:
Gambar 2.1 Model Teori Atribusi dari Heider
Sumber : Komunikasi Persuasi, Naniek Afrilla F.,S.Sos., M.Si. (2011:51) Beberapa penelitian telah menempatkan posisi bahwa orang dapat memproses informasi dengan cara-cara yang logis maupun non logis, bergantung pada keadaan-keadaan, misalnya seperti motivasi. Jika motivasi untuk meningkatkan dirinya tinggi, seperti saat kita perlu menyelamatkan harga diri, mungkin terdapat kecenderungan untuk menjadi bias untuk kepentingan diri sendiri, hal ini berkenaan dengan atribusi situasional. Teori atribusi kemudian berhubungan dengan cara kita menyimpulkan hal yang menyebabkan perilaku tersebut – perilaku kita dan perilaku orang lain.
28
Naniek Afrilla F. 2011. Komunikasi Persuasi: SAYUTI.COM 2011.p.51
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
Penemu teori atribusi Fritz Heider, menyebutkan beberapa atribusi kausal yang biasa dibuat setiap orang. Semua ini mencakup penyebab situasional (dipengaruhi oleh lingkungan), pengaruh pribadi (mempengaruhi secara pribadi), kemampuan (dapat melakukan sesuatu), usaha (mencoba melakukan sesuatu), hasrat (keinginan untuk melakukannya), perasaan (merasa menyukainya), keterlibatan (setuju dengan sesuatu), kewajiban (merasa harus), dan perizinan (telah dizinkan)29. Dalam teori atribusi, jika peneliti berpikir bahwa seseorang melakukan sesuatu dengan maksud tertentu, maka peneliti akan mengtahui dua dasar hubungan yaitu kemampuan dan motivasi. Misalnya, umpamakan seorang rekan anda tidak dapat menghadiri rapat. Anda berfikir dan menebak bahwa (1) ia tidak dapat hadir karena beberapa alasan; atau (2) ia tidak berusaha menghadiri rapat30. Kelley membenarkan teori Heider bahwa atribusi adalah proses persepsi dan bahwa atribusi bisa ditunjukan pada orang atau lingkungan. Contoh: A senang menonton acara Extravaganza di televisi, maka ada dua kemungkinan: ia bisa menyatakan bahwa acara itu menyenangkan (atribusi eksternal) atau bisa menyatakan bahwa dirinya sedang dalam keadaan senang sehingga menyukai acara tersebut (tribusi internal)31. Dalam penelitian ini sangat berkenaan dengan teori yang diberikan oleh Heider karena faktorinternal dan eksternal mampu mempengaruhi masyarakat di 29
Stephen W.Littlejohn & Karen A.Fross.2009.Teori Komunikasi Theories of Human Communication Edisi 9. Jakarta: Salemba Humanika.p.102 30 Ibid.p.103 31 Naniek Afrilla F.,S.Sos., M.Si, Komunikasi Persuasi: SAYUTI.COM. Ibid. 53
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
Kelurahan Rawa Buaya untuk mengikuti kegiatan Sosialisasi KB (SKB). Penulis ingin mendefinisikan bagaimana Aktivitas Humas seorang SKB dalammelakukan kegiatan sosialisasi di Kelurahan Rawa Buaya.Berikut skema teori dan kaitan dalam mendefinisikan perilaku masyarakat akan gambaran terhadap perserta KB-Baru. Heider beranggapan bahwa manusia cenderung untuk menghubungkan perilaku seseorang dengan pengaruh internal dan eksternal, Heider seperti yang dikutip oleh Rachmat (1998) ada dua jenis atribusi yaitu atribusi kualitas dan atribusi kejujuran.Atribusi kualitas mengacu kepada sikap seseorang ketika mempertanyakan perilaku seseorang apakah dipengaruhi faktor situasional atau personal.Sedangkan atribusi kejujuran maka ada dua hal yang harus diamati yaitu sejauh mana pertanyaan itu menyimpang dari pendapat umum dan sejauh mana orang itu memperoleh keuntungan dari anda akibat pertanyaan anda. Semakin besar jarak antara pendapat pribadi dengan pendapat umum maka kita akan semakin percaya bahwa orang tersebut berkata jujur. SKB memiliki 4 peran dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan tanggung jawabnya sebagai petugas lini lapangan di daerah.Dalam hal ini peran tersebut tentunya memiliki hubungan baik dari faktor internal maupun faktor eksternal. Dalam bahasan faktor internal penulis memberikan penjelasan dimana faktor internal adalah rasa atau dorongan yang ada dalam diri seorang SKB itu sendiri, dimana faktor internal sangat berkenaan dengan tanggung jawab dan motivasi seorang SKB untuk mensukseskan program KB di Kelurahan Rawa Buaya, lalu faktor eksternal adalah faktor yang berada di luar diri seorang SKB, faktor eksternal pula memiliki dampak kepada peran-peran seorang SKB.dimana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
faktor eksternal membentuk sebuah jawaban akan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh seorang SKB. Faktor eksternal seperti kondisi lingkungan, budaya, dan bahkan sarana prasarana mampu menjadi hambatan seorang SKB dalam melakukan perannya.
2.4 Kerangka Berpikir Penyuluh KB memiliki peranan penting dalam suksesnya program KB di Kelurahan Rawa Buaya, SKB memiliki 4 peran yaitu mengelola, menggerakan, memberdayakan dan menggalang kemitraan dengan seluruh lapisan masyarakat dalam pelaksanaan program KB. Teori atribusi memiliki peranan dalam melihat perilaku seseorang, dengan menggunakan teori atribusi yang ditemukan oleh Fritz Heider, penulis membagi klasifikasi dalam penentuan faktor yang mempengaruhi peningkatan peserta KBBaru, faktor-faktor tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam diri seseorang SKB, seperti dalam penjelasan sebelumnya, faktor internal meliki fungsi bagaimana seorang SKB harus berperan sesuai dengan dorongan dalam dirinya ketika melakukan tanggung jawabannya di Kelurahan Rawa Buaya. Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat diluar diri seorang SKB, contohnya faktor lingkungan dan budaya yang terdapat di Kelurahan Rawa Buaya, faktor tersebut dapat memberikan dampak kepada peran-peran seorang SKB dalam melakukan tanggung jawabnnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/