BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Tinjauan Tentang Komunikasi dan Mitigasi Bencana
2.1.1 Definisi Komunikasi Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial, dimana satu sama lainnnya saling membutuhkan dan saling melengkapi. Interaksi yang terjadi di antara seseorang dengan seseorang, seseorang dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok merupakan situasi yang tidak terlepas dari kehidupan manusia.Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial.Oleh sebab itu, setiap individu manusia dalam kegiatan apapun tidak terlepas dari komunikasi, bahkan ketika diam pun manusia berkomunikasi.Istilah komunikasi sudah sangat akrab di telinga manusia seperti didalam berbagai perbincangan kerap kali menggunakan kata komunikasi walaupun makna sebenarnya dari komunikasi itu sendiri kurang dipahami.6 Faktor komunikasi dan informasi merupakan unsur yang utama ketika harus memberikan komando, mobilisasi atau berbagai aksi yang harus dipatuhi dalam dinamika peristiwa bencana, agar tidak terjadi kemungkinan korban yang lebih luas. Informasi-komunikasi menjadi hal yang sangat penting terutama dalam situasi darurat. Setiap penanggung jawab dan pelaksana bidang komunikasi dan informasi harus memahami skenario dan situasi darurat, sehingga dapat membantu membangun proses dan melaksakan fungsinya dengan baik. 6
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,2004,Hal:50
10
11
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, dengan berkomunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi. Komunikasi merupakan proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambanglambang yang bermakna bagi kedua belah pihak, dalam situasi tertentu, komunikasi menggunakan media untuk merubah sikap atau tingkah laku seseorang atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan.7 Hal inilah yang akan dilakukan oleh UN OCHA dalam program mitigasi untuk pengurangan resiko bencana. Komunikasi juga sangat penting dalam organisasi, karena dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil, namun sebaliknya jika tidak adanya komunikasi maka organisasi akan menjadi macet dan berantakan.
Komunikasi memegang peranan penting dalam sebuah lembaga,
perusahaan ataupun organisasi baik yang sifatnya profit ataupun non profit. Kegiatan komunikasi secara sederhana tidak hanya sekedar menyampaikan pesan informasi tetapi juga mengandung unsur persuasif yakni agar orang lain bersedia menerima suatu pemahaman dan pengaruh maupun suatu perintah, bujukan dan sebagainya. 8 Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin “Communicatio” yang berarti pemberitahuan atau pertukaran pikiran. Istilah communicatio tersebut bersumber dari kata “ communis” yang berarti sama, yang dimaksud dengan sama disini 7
Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, ,AR RuzzMedia ,Jogjakarta ,2010. Hal.35 Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2011, hal: 42 8
12
adalah sama makna atau pendapat.Dalam perkembangan selanjutnya komunikasi diartikan sebagai proses mentransfer fakta, data atau informasi yang dikemas sebagai pesan dari satu pihak, yang biasa disebut pengirim, kepada pihak lain sebagai penerima. Dengan diterimanya pesan tersebut diharapkan oleh pengirim, agar penerima dapat memahami, dapat menerima atau menyetujui pesan yang ditransfer dan terjadi persamaan pendapat antara “pengirim” dan “ penerima”9 Onong Uchayana mengatakan komunikasi sebagai proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran, atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan,
kepastian,
keraguan,
kekhawatiran,
kemarahan,
keberanian,
kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.10 Dalam bukunya, Nurani Soyomukti menjelaskan bahwa secara umum komunikasi dapat didefinisikan sebagai usaha penyampaian pesan antar manusia. Soyomukti menjelaskan, bahwa ilmu komunikasi adalah ilmu yang mempelajari usaha penyampaian pesan antar manusia. Objek Ilmu Komunikasi adalah komunikasi, yakni usaha penyampaian pesan antar manusia.1011 Menurut Prof. Alo Liliweri dalam bukunya menyampaikan bahwa komunikasi merupakan pertukaran informasi, ide, sikap, emosi, pendapat atau instruksi antara individu atau kelompok yang bertujuan untuk menciptakan sesuatu, memahami dan
9
Cook Hunsaker, Management and Organizational, Jakarta, PT Gramedia Pustaka, 2001, hal:272 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung,PT Remaja Rosdakarta, ,2004,Hal:50 11 Nurani Soyomukti, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jogjakarta,AR RuzzMedia ,2010. Hal.25 10
13
mengkoordinasikan suatu aktivitas.12 Prof. Alo Liliweri menyatakan bahwa komunikasi merupakan sesuatu yang sangat essential bagi individu, relasi, kelompok, organisasi dan masyarakat, dia merupakan garis yang menghubungkan manusia dengan dunia, bagaimana manusia membuat kesan tentang dan kepada dunia, komunikasi sebagai sarana manusia untuk mengekspreksikan diri dan mempengaruhi orang lain. Karena itu jika manusia tidak berkomunikasi maka dia tidak dapat menciptakan dan memelihara relasi dengan sesama dalam kelompok, organisasi dan masyarakat; komunikasi memungkinkan manusia mengkoordinasikan semua kebutuhannya dengan dan bersama orang lain. Jadi, dapat disimpulkan bahwa lingkup komunikasi menyangkut persoalan-persoalan yang ada kaitannya dengan substansi interaksi sosial orangorang dalam masyarakat; termasuk konten interaksi (komunikasi) yang dilakukan secara langsung maupun dengan menggunakan media komunikasi. Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning)dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Strategi komunikasi merupakan panduan dan perencanaan komunikasi untuk mencapai suatu tujuan. Strategi komunikasi merupakan penentu berhasil tidaknya kegiatan komunikasi secara efektif. Dalam merumuskan strategi komunikasi, diperlukan untuk mengenal khalayak dan sasaran sehingga mampu membangkitkan perhatian untuk selanjutnya menggerakkan khalayak dalam melakukan kegiatan sesuai tujuan yang dirumuskan. Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2011, hal: 35
12
14
Henry Mintzberg dalam bukunya berjudul “The Rise of Strategic Planning” menunjukkan bahwa orang menggunakan term “strategi “ dalam beberapa cara berbeda namun pada umumnya mencakup empat makna: 1.
Strategi adalah sebuah rencana, “bagaimana”, suatu cara untuk mendapatkan sesuatu dari sini atau dari sana.
2.
Strategi adalah pola tindakan dari waktu ke waktu misalnya, sebuah organisasi yang secara teratur memasarkan produknya yang sangat mahal sehingga harus menggunakan strategi.
3.
Strategi adalah suatu posisi yang mencerminkan keputusan untuk menawarkan produk atau jasa tertentu.
4.
Strategi adalah perspektif terhadap visi, dan arah terhadap visi.13 Strategi mempunyai tujuan yang berkaitan dengan aktivitas kita , maka
tujuan komunikasi menjadi sangat penting karena meliputi, announcing, motivating, educating, informing, and supporting decision making. Tujuan pertama dari strategi adalah announcing, yaitu pemberitahuan tentang kapasitas dan kualitas informasi. Oleh karena itu, informasi yang akan dipromosikan sedapat mungkin berkaitan dengan informasi utama dari seluruh informasi yang demikian penting. Selain itu, informasi harus dapat memotivasi masyarakat untuk cepat berhubungan dengan tujuan yang ingin dicapai. Komunikasi juga memiliki strategi mendidik yaitu yang dikemas dalam informasi lalu menyebarkluaskan informasi kepada masyarakat atau audiens yang menjadi sasaran kita. Strategi
13
. Henry Mintzberg, The Rise of Strategic Planning, ed. Chicago; Irwin, 2002, hal: 52
15
komunikasi yang terakhir adalah strategi yang mendukung pembuatan keputusan. Dalam rangka pembuatan keputusan, maka informasi yang dikumpulkan, dikategorisasi, dianalisis sedemikian rupa, sehingga dapat dijadikan informasi utama bagi pembuatan keputusan. 2.1.2 Komunikasi Bencana Menurut Seager dalam buku Communication Disastermemberikan definisi komunikasi bencana yaitu, “ Risk Communication is an interactive process of exchange of informations and opinion among indvidual, groups and institutions. It involves multiple message about the nature of risk and other messages, not strictly about risk, that express concern, opinions or reaction to risk messages or to legal or institutional arrangement for risk management”14 Dalam komunikasi bencana diperlukan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana peran dan fungsinya bisa membantu manajemen bencana. Dalam buku Komunikasi Bencana, Thenell mengemukakan mengenai elemenelemen dalam komunikasi bencana, yaitu: 1.
Designated crisis spokes person
2.
Crisis communication team
3.
Crisis communication kit with contact information and library background information
14
4.
Vulnerability checkup
5.
Talking point for vulnerability issues
6.
Guideline for working with media in a crisis and
. Seager, Disaster Communication, Jakarta, Mata Padi Pressindo, 2011 Hal: 30
16
7.
Post crisis opportunities Dalam komponen tersebut diatas terlihat, dalam situasi darurat krisis,
harus ada 1 sumber yang akan membantu melakukan proses komunikasi, tugas juru bicara adalah menjadi jembatan komunikasi, agar tidak terjadi kesimpang siuran informasi maupun komunikasi Manajer komunikasi yang akan dibantu oleh tim yang memiliki kapasitas dan skill yang bisa memastikan kualitas informasi dan komunikasi yang memiliki dukungan bagi pengambilan keputusan maupun memberi kepastian dan keandalan bagi stakeholder yang membutuhkan.15 Jadi, dapat disimpulkan bahwa lingkup komunikasi menyangkut persoalan-persoalan yang ada kaitannya dengan substansi interaksi sosial orangorang dalam masyarakat; termasuk konten interaksi (komunikasi) yang dilakukan secara langsung maupun dengan menggunakan media komunikasi.
15
. Seager, op.cit.
17
Gambar 2.1 Pemetaan Komunikasi Bencana Pemetaan Komunikasi dalam Peristiwa Bencana . WILAYAH – PERISTIWA BENCANA
Korban
NGO, LSM, DONOR
Aparat terkait
Relawan Sistem Pemantauan Bencana ( Warning System)
BNPB
(National)
PEM PUSAT
Incident
SATKORLAK
Command
Perguruan Tinggi/Lembaga Studi/Pemantau
BASARNAS PEMDA MILITER
Pusat Informasi dan Komunikasi
PMI
Jaringan Media Sosial
DEPKES dst
Keluarga Korban
PUBLIK - STAKEHOLDER
MEDIA
(Sumber : Setio Budi, HH, Komunikasi Bencana)
2.1.3 Tujuan Komunikasi
Masyarakat
18
Setiap komunikasi yang dilakukan mempunyai tujuan, tujuan komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy, adalah: 1.
Perubahan sikap (Attitude Change)
2.
Perubahan pendapat (Opinion Change)
3.
Perubahan perilaku atau ( Behaviour Change)
4.
Perubahan sosial ( Social Change) 16 Sedangkan tujuan komunikasi menurut A.W Widjaja adalah:
1.
Apakah kita ingin menjelaskan sesuatu pada orang lain. Ini dimaksudkan apakah kita menginginkan orang lain mengerti dan memahami apa yang kita maksud.
2.
Apakah kita ingin agar orang lain menerima dan mendukung gagasan kita. Dalam hal ini ternyata cara penyampain akan berbeda dengan cara yang dilakukan untuk menyampaikan informasi atau pengetahuan saja.
3.
Apakah kita ingin agar orang lain mengerjakan sesuatu atau agar mereka mau bertindak.17
2.1.4 Fungsi Komunikasi Menurut A. W Widjajafungsi komunikasi adalah : 1.
Informasi, yakni pengumpulan, penyimpanan,pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan opini dan komentar yang dibutuhkan agar dapat mengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan danagar orang lain dapa mengambil keputusan yang tepat.
. Onong Uchjana Effendy. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2008 hal 11 17 . H.A.W Widjaja. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rineka Cipta. 2010 hal 13 16
19
2.
Sosialisasi, yaitu menyediakan sumber ilmu
pengetahuan yang
memungkinkan orang bersikap sebagai anggota yang efektif dalam lingkungannya sehingga sadar akan fungsi sosialnya sebagai manusia yang harus berinteraksi dengan lingkungannya dan dapat berperan aktif di dalam masyarakat. 3.
Motivasi, yakni menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya serta mendorong kegiatan individu.
4.
Perdebatan dan diskusi : menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan
unuk
memungkinkan
persetujuan
atau
menyelesaikan
perbedaan pendapat megenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti yang relevan yangdiperlukan untuk kepentigan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah
yang menyangkut kepentingan
bersama di tingkat nasional dan lokal. 5.
Pendidikan : pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentuk watak dan pendidikan ketrampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.
6.
Memajukan kebudayaan: penyebaran hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikanwarisan masa lalu, perkembangan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang, membangunkan imajinasi dan mendorong kreatifitas dan kebudayaan estetikanya.
20
7.
Hiburan : penyebarluasan sinyal, simbol, suara dan image dari drama, tari, kesenian, kesusasteraan, musik, olah raga permainan dan lain-lain untuk kreasi, kesenangan kelompok dan individu.
8.
Integrasi : menyediakan bagi bangsa, kelompok dan individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat saling kenal, mengerti dan menghargai kondisi, pandangan dan keinginan orang lain 18
2.2
Komunikasi Organisasi
2.2.1
Definisi Organisasi Ami Muhammad dalam buku Komunikasi Organisasi mengatakan
bahwaorganisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. Selanjutnya Ami Muhammad mengatakan bahwa, organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan Wright mengungkapkan bahwa organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama.19 Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi merupakan suatu sistem, mengkoordinasi aktivitas untuk dapat mencapai tujuan bersama. Dikatakan sebagai suatu sistem karena, organisasi terdiri dari berbagai bagian yang saling tergantung satu sama lain. 18 19
H.A.W Widjaja, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, Rineka Cipta, 2010, hal:43 Arni Muhammad, “Komunikasi Organisasi”, Bandung, Bumi Aksara, 2011, hal: 23
21
2.2.2 Definisi Komunikasi Organisasi Redding and Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internasional,hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan ke bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level/tingkatnya dalam organisasi., keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program.20 Selanjutnya mengatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi. Organisasi adalah sebagai suatu sistem terbuka yang menerima energi dari lingkungannya dan mengubah energi ini menjadi produk atau servis dari sistem dan mengeluarkan produk atau servis ini kepada lingkungan.21 Komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri seperti komunikasi dari bawahan atau atasan , komunikasi dari aasan kepada bawahan, komunikasi sesama karyawan yang sama tingkatnya. Sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luarnya, seperti
Redding and Sanborn, Communication Organization, edisi terjemahan, Gramedia Pustaka Utama,Jakarta, Hal: 52 21 Ibid,hal:65 20
22
komunikasi dalam penjualan hasil produksi , pembuatan iklan, dan hubungan dengan masyarakat umum. 22 Dari ketiga definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi organisasi merupakan proses menciptakan saling ketergantungan satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. 2.3
Tinjauan Tentang Public Relations
2.3.1
Definisi Public Relations Para penulis buku telah merumuskan bermacam-macam definisi. Kadar
Mujarman menyatakan dalam edisi keenam buku “ Komunikasi dan Public Relations”
bahwa,
mengidentifikasikan,
“Public
Relations
menetapkan
dan
adalah
fungsi
memelihara
manajemen hubungan
yang saling
menguntungkan antara organisasi dan segala lapisan masyarakat yangmentukan keberhasilan atau kegagalan public relations.”23 Rosady Ruslan menyatakan bahwa definisi dari public relations adalah: “ Fungsi manajemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya, menyangkut aktifitas informasi, pengertian, penerimaan, dan
kerja sama; melibatkan manajemen dalam
menghadapi persoalan/permasalahan, membantu manajemen untuk mampu menanggapi opini publik; mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif; bertindak sebagai sistem peringatan dini
Op.cit hal: 50 Kadar Nurjaman, “Komunikasi dan Public Relations”,Bandung, CV Pustaka Setia, 2012 hal:102
22
23
23
dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama”. 24 Jadi, berdasarkan definisi-definisi tadi terdapatlah didalam public relations itu suatu kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, good-will, kepercayaan, penghargaan pada dan dari publik sesuatu badan khususnya dan masyarakat umumnya. Dalam public relations terdapat suatu usaha untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara sesuatu badan dengan publiknya, usaha untuk memberikan atau menanamkan kesan yang menyenangkan, sehingga akan timbul opini publik yang menguntungkan bagi kelangsungan hidup badan itu . 2.3.2 Tujuan Public Relations Tujuan Public Relations adalah: 1.
Terpelihara terbentuknya saling pengertian (Aspek Kognisi). Saling pengertian dimulai dari saling mengetahui atau mengenal. Ungkapan “tak kenal maka tak sayang” pada banyak fenomena memberikan jalan di situlah humas berawal.
2.
Menjaga dan membentuk saling percaya (Aspek Afeksi). Bila tujuan yang pertama mengarah pada penguatan dan perubahan pengetahuan (kognisi), maka tujuan berikutnya adalah lebih pda tujuan emosi, yakni pada sikap (afeksi) saling percaya (mutual confidence). Untuk mencapai tujuan saling percaya ini, prinsip-prinsip komunikasi persuasif dapat diterapkan.
Rosady Ruslan, SH, MM, “Manajemen Public Relations & Media Komunikasi”, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2012, hal:16
24
24
3.
Memelihara dan Menciptakan kerjasama (Aspek Psikomotoris). Tujuan berikutnya adalah dengan komunikasi diharapkan akan terbentuknya bantuan dan kerja sama nyata. Artinya, bantuan dan kerja sama ini sudah dalam bentuk prilaku atau termanifestasikan dalam bentuk tindakan tertentu.25 Menurut Frida Kusumastuti, secara umum tugas-tugas Humas atau Public
Relations sebuah organisasi atau perusahaan dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) hal utama, yakni: 1.
Menginterprestasikan, menganalisis dan mengevaluasi kecenderungan perilaku publik untuk kemudian direkomendasikan kepada pihak manajemen untuk kemudian dirumuskan menjadi kebijakan organisasi atau perusahaan.
2.
Mempertemukan
kepentingan
organisasi
atau
perusahaan
dengan
kepentingan publiknya sehingga tercipta rasa saling pengertian, saling memahami, saling menghormati, dan adanya kesanggupan untuk melaksanakan kebijakan yang telah diambil organisasi atau perusahaan tersebut; dan 3.
Mengevaluasi berbagai program perusahaan yang berkaitan langsung dengan publik utamanya. 26
2.3.3 Humas Organisasi Internasional Lahirnya humas internasional disebabkan oleh adanya perubahan yang sangat cepat didalam segala bidang, misalnya perkembangan bidang pariwisata,
25
Frida Kusumastuti, “Dasar – Dasar Humas”,Bogor, Ghalia Indonesia, 2002,hal: 20
25
bidang komunikasi, transportasi, tukar menukar di bidang pendidikan seperti pertukaran dosen dan mahasiswa, timbulnya masalah internasional dalam bidang politik, dan sebagainya. Semua itu memungkinkan terjadinya kontak atau hubungan antar negara, dalam hal memelihara hubungan yang baik antara satu negara dengan negara yang lain, humas memegang peranan penting. Suatu contoh penerapan humas internasional selain hubungan antara negara adalah adanya konferensi-konferensi tingkat dunia yang dihadiri oleh banyak negara. Begitu pula dengan terbentuknya organisasi-organisasi dunia, seperti PBB.
Humas organisasi Internasional
mengalami problem yang sama dengan organisasi lainnya, namun medannya jauh lebih luas tekniknya harus disesuaikan dengan keadaan setempat. Media yang biasanya dipakai adalah pers, film, konferensi, study group, dan sebagainya. Aktivitas humas tidak dapat dibatasi oleh batas-batas negara. Walau tiap-tiap negara memiliki standar sendiri, namun praktek humas internasional memerlukan standar universal. 27 2.4
Strategi Komunikasi Setiap komunikasi yang dilakukan, senantiasa mendambakan efek yang
positif. Suatu komunikasi yang efektif memerlukan perencanaan, dan perencanaan komunikasi meliputi strategi manajemen. Perencanaan strategi menyangkut tindakan apa yang dilakukan, sedang perencanaan manajemen meliputi bagaimana hal itu dapat terjadi. Suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Merumuskan strategi komunikasi 27
Frida Kusumastuti, “Dasar-Dasar Humas”, Bogor, Ghalia Indonesia, 2002, hal: 43
26
berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai efektifitas. Dengan strategi komunikasi, berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak. Berbicara mengenai strategi komunikasi berarti berbicara tentang bagaimana sebuah organisasi diciptakan pada khalayak dengan mudah dan cepat. Perubahan merupakan hasil proses komunikasi yang tidak mungkin dielakkan. Dalam hal ini maka, perencanaan dan perumusan strategi dalam proses komunikasi, terutama dalam Public Relations, Komunikasi Internasional semakin jelas diperlukan. Strategi komunikasi banyak menentukan keberhasilan dalam kegiatan komunikasi. Dalam menyusun strategi komunikasi seorang pemimpin harus memahami fungsi strategi komunikasi baik secara makro maupun mikro. Dengan pendekatan makro berarti organisasi dipandang struktur global yang berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Effendi, strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi
(communication
planning)
dan
manajemen
komunikasi
(communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung dari situasi dan kondisi. Membuat strategi komunikasi artinya membuat perhitungan yang cermat mengenai situasi dan kondisi yang akan ditempuh dan dihadapi pada masa yang
27
akan datang guna mencapai suatu tujuan, atau dengan kata lain bahwa menggunakan
strategi
komunikasi
berarti
menggunakan
beberapa
cara
berkomunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada khalayak dengan mudah dan cepat. Sebuah perumusan strategi yang sukses tidak menjamin implementasi strategi yang sukses selalu saja sulit untuk melaksanakan sesuatu (implementasi strategi) daripada mengatakan bahwa anda sedang berusaha untuk melakukannya (perumusan strategi). Strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi
(planning
communication)
dan
manajemen
komunikasi
(communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Strategi komunikasi adalah pendekatan keseluruhan untuk suatu program Komunikasi. Selain itu strategi adalah faktor pengkoordinasi, prinsip yang menjadi penuntun, ide utama dan pemikiran dibalik program taktis. Merencanakan strategi yang efektif diperlukan 3 komponen yaitu, : Organisasi, khalayak, dan penyampaian pesan Strategi perencanaan komunikasi, yang dapat digunakan ada 2 jenis yaitu: 1.
Proactive strategies, yakni strategi komunikasi yang muncul atas inisiatif organisasi sesuai dengan rencana organisasi sebelumnya.
2.
Reactive strategis, yakni strategi yang merupakan reaksi atas pengaruh lingkungan dan peluang dari lingkungan organisasi
28
Tujuan strategi komunikasi berkaitan dengan aktivitas kita dan menjadi sangat penting karena meliputi announcing, motivating, educating, informing, and supporting decision making.28 Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan strategi adalah suatu cara atau taktik, rencana dasar yang menyeluruh dari rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan oleh UN OCHA untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa sasaran yaitu dengan membuat suatu perencanaan program pengurangan resiko bencana bersama BPBD Padang.Tentunya strategi komunikasi semacam ini menuntut koordinasi yang lebih baik diantara semua pihak, baik dari sektor pemerintah, swasta, masyarakat, badan-badan internasional dan lembaga-lembaga terkait lainnya. 2.5.
Mitigasi Bencana
2.5.1 Definisi Bencana Bencana (Disaster) adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.29 Bencana adalah ketidak pastian. Artinya, bencana bisa terjadi dan bisa juga tidak terjadi. Jika terjadi, tingkat keparahan juga tidak pasti. Bencana bisa berdampak sepele, tapi
Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, Jakarta,Kencana Prenada Media Group, 2011, Hal:248 29 Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigiasinya di Indonesia, Edisi II,Direktorat Mitigasi, Jakarta, 2007, hal:2
28
29
bisa menjelma dengan kehadirannya yang mengerikan dan mampu menelan ratusan ribu jiwa. Secara umum, penyebab bencana dibagi dua yaitu : akibat alam (natural disaster) atau akibat ulah manusia (man made disaster).Penanggulangan bencana merupakan serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang beresiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilittasi.Deskripsi karakteristik dari sejumlah bencana yang sering terjadi di Indonesia adalah sebagai berikut: 1.
Banjir
2.
Tanah longsor
3.
Kekeringan
4.
Kebakaran hutan dan lahan
5.
Angin badai
6.
Gelombang badai/pasang
7.
Gempa bumi
8.
Tsunami
9.
Letusan gunung api Melihat ancaman bahaya diatas, maka pemahaman tentang ancaman
bencana meliputi pengetahuan secara menyeluruh tentang hal-hal sebagai berikut: 1.
Bagaimana ancaman bahaya timbul
2.
Tingkat kemungkinan terjadinya bencana serta seberapa besar skalanya
3.
Mekanisme perusakan secara fisik
30
4.
Sektor dan kegiatan apa saja yang akan sangat terpengaruh atas kejadian bencana
5.
Dampak dari kerusakan. Salah satu upaya terbaik adalah memberi pengetahuan kepada masyarakat
tentang berbagai bencana yang mungkin akan terjadi serta dampak/akibatnya. 2.5.2 Koordinasi Penanganan Bencana Koordinasi penanganan bencana dilakukan dalam 3 tahap atau fase, yakni: 1.
Sebelum terjadi bencana: Pencegahan, Mitigasi
2.
Saat terjadi bencana
3.
Pasca bencana (Pemulihan atau Rehabilitasi dan Rekonstruksi). PBB pernah menetapkan DasawarsaInternasional Peredaman Bencana
Alam. Keputusan PBB itu dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran seluruh masyarakat akan bencana alam, khususnya melalui pemahaman yang lebih baik mengenai bencana alam, serta upaya menekan bahaya. Kunci Pelaksanaan Penanganan Bencana adalah hal-hal sebagai berikut ini: 1.
Negara (Country): wajib melindungi setiap warganya, upaya penanganan bencana harus dilaksanakan oleh Pemerintah bersama-sama masyarakat.
2.
Koordinasi (Coordination): setiap tindakan penanganan bencana harus melibatkan sektor-sektor terkait secara optimal.
3.
Kerjasama (Cooperation): Harus selalu dilakukan di setiap tataran, horisontal dengan organisasi non pemerintah dan vertikal antara pusat dan daerah, perlu didukung networking yang baik.
31
4.
Keterpaduan ( Cohesion) : Ketiga hal tersebut diatas harus dilakukan secara terpadu.
2.5.3
Definisi Mitigasi Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana pada Bab I pasal 1 disebutkan mengenai pengertian mitigasi yaitu serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Mitigasi acap menjadi salah satu titik lemah seluruh proses pengelolaan tindakan dalam menghadapi bencana di negeri kita. Proses mitigasi melibatkan pencegahan bencana dan pengurangan dampak buruk bencana pada tahap minimal. Kebijakan mitigasi adalah kebijakan jangka panjang dapat bersifat struktural maupun non-struktural. Kebijakan yang bersifat struktural menggunakan pendekatan teknologi, sedangkan kebijakan non-struktural meliputi legislasi dan perencanaan wilayah. Misalnya kebijakan penetapan rencana umum tata ruang untuk mencegah banjir. Maka dalam menghadapi berbagai jenis bencana yang terdapat di Indonesia , dilakukan upaya-upaya mitigasi dengan prinsip-prinsip bahwa: 1.
Bencana adalah titik awal upaya mitigasi bagi rencana serupa berikutnya
2.
Upaya mitigasi itu sangat kompleks, saling ketergantungan dan melibatkan banyak pihak
3.
Upaya mitigasi aktif lebih efektif dibanding upaya mitigasi pasif.
4.
Jika sumberdaya terbatas, maka kelompok rentan.
prioritas harus diberikan kepada
32
5.
Upaya mitigasi memerlukan pemantauan dan evaluasi yang terus menerus untuk mengetahui perubahan situasi. Strategi mitigasi bencana dapat dilakuan antara lain dengan:
1.
Mengintegrasikan mitigasi bencana dalam program pembangunan yang lebih besar
2.
Pemilihan upaya mitigasi harus didasarkan atas biaya dan manfaat
3.
Agar dapat diterima masyarakat, mitigasi harus menunjukkan hasil yang segera tampak
4.
Upaya mitigasi hasur dimulai dari yang mudah dilaksanakan segera setelah bencana
5.
Mitigasi dilakukan dengan cara meningkatkkan kemampuan lokal dalam manajemen dan perencanaan. Ada 4 bidang/tahapan penanggulangan bencana sebagaimana digambarkan
sebagai berikut:
33
Gambar 2.2 Tahapan Penanggulangan Bencana
•Setelah terjadi bencana
•Situasi tidak terjadi bencana
Pemulihan
Pencegahan dan Mitigasi
Tanggap Darurat
Kesiapsiagaan
•Pada saat terjadi bencana
BENCANA
•Situasi terdapat potensi bencana
Sumber: Pengenalan Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigiasinya di Indonesia
Gambaran diatas menjelaskan paparan bencana sebagai suatu siklus akan membekali wawasan berpikir dan tindakan praktis yang tertuan dalam implementasi program penanggulangan bencana, sehingga penanggulangan bencana merupakan tindakan rutin, dan membekali masyarakat dalam sigap ketika bencana terjadi.
11