BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern Pengendalian intern merupakan istilah yang telah umum dan banyak dipergunakan dalam berbagai variasi kepentingan dan pengertian. Fungsi dari pengendalian intern semakin penting dikarenakan semakin berkembang perusahaan. Semua pimpinan perusahaan harus menyadari dan memahami betapa pentingnya pengendalian intern. Menurut Mulyadi (2002: 181) “Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain, yang didisain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yakni keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi” Menurut Marshall dan Paul John (2004: 229) “Pengendalian Intern adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga asset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan”
Universitas Sumatera Utara
Menurut Guy (2002:226) mengidentifikasikan “Pengendalian intern terdiri dari 5 Komponen yang saling terkait satu sama lainya, yaitu: a. Lingkungan Pengendalian b. Penilaian risiko c. Aktivitas Pengendalian d. Informasi dan Komunikasi e. Pemantauan. Dari pengertian pengendalian di atas, kita dapat memahami bahwa pengendalian merupakan suatau proses yang terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk dilaksanakan oleh orang-orang untuk memberikan keyakinaan yang memadai dalam pencapaiaan tujuan-tujuan tertentu yang saling berkaitan. Dengan adanya penerapan pengendalian dalam setiap kegiatan operasional perusahaan, maka diharapkan tidak akan terjadi tindakan-tindakan penyelewengan yang dapat merugikan perusahaan, misalnya penggelapan baik yang dilakuakan secara sengaja maupun tidak sengaja. 2. Tujuan Pengendalian Intern Defenisi sistem pengendalian intern tersebut menekankan tujun yang hendak dicapai; dan bukuan pada unsur-unsur yang mebentuk sistem tersebut. Dengan demikian pengertian pengendalian intern tersebut diatas berlaku baik dalam perusahaan yang mengelola informasi secara manual, dengan mesin pembukuan maupun dengan komputer
Universitas Sumatera Utara
Menurut Mulyadi (2001: 163), ada empat tujuan sistem pengendalian intern, yaitu : 1. Menjaga harta milik perusahaan Adanya pengendalian intern untuk menghindari kemungkinan penyelewengan harta dari perusahaan dan memisahkan harta dengan biaya-biaya lainnya. Dengan cara mempertanggung jawabkan transaksi yang berkaitan denga pembelian dan penjualan, melindungi harta melalui sistem pengendalian intern yang melekat dan menetapkan bagian harta yang dikomsumsikan. 2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi Tujuan dari internal check adalah untuk mencegah kesalahan dalam pekerjaan akuntansi baik yang disengaja atau tidak sengaja. Jika suatu kesalahan dapat dihindari maka dianggap bahwa laporan akuntansi menyajikan informasi yang dapat diandalkan. Oleh karena itu transaksitransaksi dilaksanakan sesuai dengan persetujuan atau dengan wewenang pimpinan, dan juga trtansaksi-transaksi tersebut dicatat sedemikian rupa sehingga memungkinkan dibuatnya laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi. 3. Mendorong efisiensi Efisiensi didalam perusahaan dapat dilakukan dengan adanya pembagian tanggung jawab. Pada umumnya satu bagian tidak boleh bertanggung jawab untuk melaksanakan semua tahapan-tahapan transaksi. Pembagian tangung jawab tersebut harus memisahkan operasi, penyimpanan dalam pembukuan. Maka dengan adanya pembagian tanggung jawab dapat meningkatkan kecermatan tanpa memerlukan duplikasi atau pemborosan tenaga. 4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Jika manajemen telah menetapkan tujuan dan menyusun organisasi yang tepat, maka haruslah ada wewenang dan prosedur pembukuan yang sesuai untuk memastikan tugas itu dilaksanakan dengan cara memuaskan. Sistem merupakan alat bagi menajemen untuk untuk mengadakan pengawasan terhadap operasi dan transaksi-transaksi, dilakukan melalui prosedur yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Agar prosedur-prosedur tersebut dapat dipahami oleh karyawan perusahaan, maka dibuat pedoman proseduryang menunjukkan arus dokumen dalam prosedur, pekerjaan yang harus dilakukan dalam masing-masing prosedur dan rekening-rekening yang akan dipakai untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Jelaslah bahwa tujuan pengendalian intern
adalah untuk keandalan
pelaporan keuangan termasuk menjaga integritas informasi akuntansi, melindungi aktiva perusahaan terhadap kecurangan, pemborosan, pencurian yang dilakukan oleh pihsk didalam maupun diluar perusahaan, dan juga harus memudahkan pelacakan kesalahan baik yang disengaja ataupun yang tidak sengaja sehingga memperlancar proses audit jika dilaksanakan. Tujuan berikut adalah tercapainya efektivitas dan efisiensi organisasi perusahaan dan dipatuhinya hokum dan peraturan-peraturan yang berlaku 3. Unsur Pengendalian Intern Menurut Mulyadi (2001:164) ada 4 unsur pokok sistem pengendalian intern, yaitu: 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kakayaan, utang, pendapatan dan baiya. 3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi 4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Penjelasan unsur-unsur tersebut diatas adalah sebagai berikut: 1. Struktur organisasi yang memisahkan kerangka pembagian tangung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Untuk malaksanakan kegiatan pokok tersebut dibentuk departemen yang kemudian dibagi-bagi lebih lanjut menjadi unit-unit organisasi yang lebih keil untuk melaksanakan kegiatankegiatan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya. Setiap transaksi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi, karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. 3.
Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsional, pembagian wewenang dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan akan terlaksana dengan baik jika diciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya.
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Unsur mutu karyawan merupakan unsur yang paling penting, jika perusahaan mempunyai karyawan yang kompeten dan jujur, unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas yang minimum, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan tanggung jawab kauangan yang dapat diandalkan.
Universitas Sumatera Utara
B. KAS 1. Pengertian Kas Kas menurut pengertian yang sempit berarti uang. Didalam akuntansi istilah kas mengandung pengertian yang lebih luas karena meliputi juga uang kertas, logam, cek, pos wesel, simpanan di Bank dan segala sesuatu yang dapat disamakan dengan uang. Dibanding dengan aktiva lainnya, kas adalah merupakan aktiva yang paling mudah dicuri. Disamping itu sebagian besar transaksi perusahaan biasanya terdiri dari transaksi-transaksi penerimaan dan pengeluaran kas. Mengingat kedua hal tersebut, maka pengendalian intern terhadap kas merupakan masalah yang sangat penting artinya bagi perusahaan. Kas merupakan aktiva yang paling sering terlibat dengan setiap transaksi yang ada atau dengan kata lain hampir semua transaksi berhubungan dengan kas, karena kas disukai banyak orang, mempunyai fisik yang kecil dan sangat sulit diidentifikasikan sehingga menimbulkan keinginan semua orang untuk memilikinya, karena itulah banyak orang melakukan berbagai cara untuk mendapatkannya. Kas menurut SAK (2004:2.2) adalah: Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuit, berjangka pendek dan dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.
Universitas Sumatera Utara
Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa kas adalah harta kekayaan yang paling lancar dan mempunyai peranan penting dalam kegiatan perusahaan. Kas terlibat dalam hampir semua kegiatan perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung serta merupakan dasar pengukuran dan pencatatan untuk semua transaksi 2. Klasifikasi Kas Kas umumnya diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, agar bias dilaporkan sebagai kas. Dalam mengklasifikasikan kas, Smith & Skousen (1996:243) mengatakan bahwa “suatu pos harus tersedia setiap saat dan tidak dibatasi penggunaanya untuk pembayaran kewajiban lancar. Pedoman umum untuk menentukan suatu pos sebagai kas adalah dapat diterimanya pos tersebut sebagai depositi sebesar nilai nominalnya, pada sebuah bank atau lembaga keuangan lainnya” Pos-pos diklasifikasikan sebagai kas meliputi mata uang logam dan kertasyang ada diperusahaan, serta dana dalam deposito bank yang tidak dibatasi penggunaanya, yang sering kali disebut rekening koran bank karena hal itu dapat ditarik atas permintaan. Total pos-pos ini ditambah uang logam dan uang kertas yang belum disetorkan disebut kas yang ada diperusahaan (cash on hand). Pos-pos yang menghasilkan bunga, atau deposito berjangka (time deposit), biasanya juga digolongkan sebagai kas, meskipun bank secara resmi dapat meminta pemberitahuan terlebih dahulu sebelum pengambilan dapat dilakukan. Dalam prakteknya, bank- bank umumnya tidak melaksanakan hal resmi ini.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini, kas merupakan suatu aktiva lancar yang meliputi uang logam, uang kertas, dan pos-pos lain yang dapat digunakan sebagai alat tukar dan mempunyai dasar pengukuran akuntansi. Sebagai dasar instrument (seperti cek, wesel bank, dan wesel pos) dikualifikasikan sebagai kas karena dapat dikonversikan menjadi uang logam atau uang kertas jika hal itu diperlukan dan dapat diterima sebagai setoran oleh bank sebesar jumlah nominalnya. Komponen kas yang dibatasi penggunaan dan penarikannya harus diungkapkan atau dilaporkan secar terpisah dan diklasifikasikan sebagai investasi, piutang, dan aktiva lainnya. Dalam mengklasifikasikan kas, Kieso (2004:380) mengatakan bahwa “kas terdiri dari uang logam, uang kertas,dan dana yang tersedia pada deposito dibank”.
Instrument
yang
dapat
dinegosiasikan
seperti
pos
wesel
(money order), cek yang disahkan (certified check), cek kasir (cashier check), cek pribadi dan wesel bank (bank draft) juga dipandang sebagai kas” rekening tabungan juga dipandang sebagai kas.” Rekening tabungan juga dipandang sebagai sebagai kas. 3. Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas Sebelum membahas prosedur penerimaan kas, adabaiknya terlebih dahulu menguraikan pengertian sistem dan prosedur. Menurut Hall (2001:5) “sebuah sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.”
Universitas Sumatera Utara
Menurut Mulyadi (2001:6) pengertian prosedur adalah: “urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yeng terjadi berulang-ulang.” Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu peneriman kas berasal dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa sistem akuntansi kas terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk mendefinisikan, menghimpun, menganalisis, mengelompokkan, mencatat dan melaporakan transksi satuan usaha selama satu priode akuntansi. Sistem akuntansi kas dirancang untuk menangani penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam pencatatan transaksi penerimaan kas ini dikenal buku harian penerimaan kas (cash receipt joural) sebagai media pencatatan. Pada umumnya penerimaan kas yang utama adalah dari penjualan tunai dan penerimaan hasil tagihan, disamping itu memang terdapat juga sumber penerimaan kas lainnya, misalnya penerimaan sewa, penjualan aktiva/tanah, setoran wajib tunai, pembebanan dan lain sebagainya. Pengendalian intern pada umumnya ditujukan untuk pengawasan kedua sumber penerimaan kas yang disebut diatas. Ada banyak sumber penerimaan kas yang bisa diperolah oleh perusahan, akan tetapi penerimaan kas tersebut menurut Niswonger (2001:210) akan diperoleh melalui
Universitas Sumatera Utara
a. penjualan Tunai Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang lebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan. Sistem penerimaan kas melalui penjualan tunai dibagi menjadi tiga prosedur menurut Mulyadi (2001:456) dapat dilakukan dengan cara: 1. Over The Counter Sales Over the counter sales merupakan penjualn tunai dimana pembeli dating ke perusahaan, melakukan pemilihan barang atau poduk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir, dan kemudian menerima barang yang dibeli. 2. Cash On Delivery Sales (COD Sales) Cash on delivery sales merupakan trasaksi penjualan yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum atau yang lainya. COD sales merupakan sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan untuk memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli dan jaminan kas bagi perusahaan penjual. 3. Credit Card Sales Sebenarnya credit card sales bukan merupakan suatu tipem penjualan namun merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan
Universitas Sumatera Utara
sarana penagihan bagi penjual, yang memberikan kemudahan baik bagi penjual maupun pembeli. b. Piutang Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari piutang harus menjamin diterimanya kas dari debitur oleh perusahaa, bukan oleh karyawan yang tidak berhak menerimanya. Penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui barbagai cara: 1. Penagihan Perusahaan Menurut sistem pengendalian intern yang baik, semua peneriman kas dari debitur harus dalam bentuk cek atas nama atau bilyet giro. Penerimaan kas melalui penagihan perusahaan mempunyai kelemahan dalam penegndalian antara lain memberikan peluang bagi penagih perusahaan melakukan penyelewengan kas. 3. Melalui Pos Jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui pos, maka yan bertanggung jawab untuk menerima surat beserta cek adalah bagian sekretaris. 4. Melalui Lock Box Collection Plan Dalam sistem penerimaan kas ini, perusahaan membuka pos office box (PO BOX) dikota yang jumlah debiturnya banyak. Perusahaan membuka rekening giro dikota yang terletak dikota yang sama dengan PO BOX tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4. Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas Sistem pengeluaran kas memproses pembayaran kewajiban yang dihasilkan oleh sistem pembelian. Tujuan utam dari sistem ini adalah untuk memastikan bahwa kreditor yang sah menerima jumlah terutang yang benar ketika kewajiban jatuh tempo. Jika sistem tersebut melakukan pembayaran lebih awal, perusahaan melewatkan penghasilan bunga yang dapat dihasiklan dari dana tersebut, demikian jika kewajiban dibayar telat, perusahaan akan kehilangan diskon pembelian atau dapat mengacaukan kredibilitasnya sendiri. Sistem ini terdiri dari tiga proses yaitu: a. Proses utang dagang mempelajari fila utang dagang untuk jatuh tempo setiap item dan mengotorisasi proses pembayaran kas untuk melakukan pembayaran. b. Proses pembayaran kas menyiapkan dan mendistribusikan cek ke pemasok. Salinan cek-cek tersebut dikembalikan ke utang dagang sebagai bukti bahwa kewajibannya dibayar dan akun utang dagangnya diperbaharui untuk memindahkan kewajiban tersebut. c. Pada akhir priode, baik proses pengeluaran kas maupun proses utang dagang mengirimkan rangkuman informasi kebuku besar. Informasi ini direkonsiliasi dan di poskan ke akun kontrol kas dan utang dagang.
Universitas Sumatera Utara
Pengeluaran kas dalam perusahaan dilakukan dengan menggunakan cek. Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek (biasanya karena jumlahnya relatif kecil), dilaksanakan melalui dana kas kecil yang diselenggarakan dengan salah satu sistem fluctuating fund balance atau imprest sistem. Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek adalah: a. Bukti kas keluar Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada bagian kas sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut b. Cek Cek merupakan dokumen yang digunakan untuk memerintahkan bank melakukan pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang namanya tercantum pada cek c. Permintaan cek Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang memerlukan kas kepada fungsi akuntansi untuk membuat bukti kas keluar
Universitas Sumatera Utara
C. Pengertian dan Fungsi Anjungan Tunai Mandiri (ATM) 1. Pengertian ATM Dalam dunia perbankan, pelayanan merupakan faktor penting dalam menarik daya pikat nasabah. Nasabah pada umunnya akan memilih salah satu bank yang memiliki tingkat pelayananyang baik dan memuaskan. Pelayanan yang diberikan oleh pihak bank kepada nasabah tidak hanya dari sisi pelayanan teller dan customer service, tetapi harus dilihat secara holistic dengan hal-hal lain, seperti penganekaragaman produk bank dan peningkatan layanan ATM. Menurut Kasmir (2007:327) defenisi ATM adalah: “ATM merupakan mesin yang memberikan kemudahan kepada nasabah dalam melakukan transaksi perbankan secara otomatis selama 24 jam dalam 7 hari termasuk hari libur. ATM (Automatic Teller Machine) atau dalam bahasa Indonesia menjadi Anjungan Tunai Mandiri adalah suatu sistem pelayanan bank secara elektronik yang melaksanakan fungsi teller secara otomatis, dimana kini banyak bank yang menerapkan sistem ATM guna menambah kecepatan dalam melayani kebutuhan nasabah akan uang tunai khususnya, disamping memberi kenyamanan bagi nasabah dalam melakukan transaksi perbankan pada umumnya. ATM yang dilengkapi dengan kartu plastik diterbitkan oleh lembaga keuangan (bank) yang disebut dengan kartu ATM. Kartu ATM yang dikeluarkan oleh pihak bank biasanya sudah menetapkan batas jumlah
Universitas Sumatera Utara
penarikan atau transaksi tunai maksimum perhari. Batas penarikan ATM dirtetapkan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya kerusakan pada perangkat ATM, selain itu batas jumlah penarikan diterapkan untuk mengantisipasi kelebihan penyediaan uang tunai dalam ATM. Pada umumnya nasabah yang mengunakan fasilitas ATM akan dikenakan biaya administrasi pengelolaan rekening dan biaya bulanan kartu ATM ditetapkan oleh masing-masing bank 2. Fungsi Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Fungsi utama ATM adalah dapat melakukan penarikan tunai, namun tidak hanya itu fungsi ATM dapat mempermudah nasabah dalam melakukan aktivitas perbankan lainnya seperti: a. Informasi saldo b. Pembayaran tagihan handphone, kartu kredit, telepon, listrik dan air c. Pemindahbukuan (open transfer) d. Penggantian pin e. Informasi Kurs f. Pembelian pulas isi ulang g. Pembayaran Pinjaman Dilihat dari pengertian ATM diatas ada 5 kepuasan yang dapat dirasakan nasabah bila bertransaksi melalui ATM, yaitu: a. kemudahan penggunaan jasa perbankan b. keleluasaan waktu pelayanan c. kecapatan dan ketepatan pelayanan
Universitas Sumatera Utara
d. keamanan pelayanan e. keanekaragaman pelayanan. Diindonesia ATM boleh dikatakan baru dikenal sekitar satu dasawarsa (10 tahun) lalu, adapun latar belakang pembentukan ATM ini lakukan oleh sektor perbankan adalah bertujuan: a. untuk mengikatkan pelayanan b. untuk menunjang bisnis ritail c. untuk menghadapi teknologi informasi perbankan antar bank d. kebutuhan masyarakat/keterbatasan waktu e. sebagai saran promosi 3. Penerimaan dan Pengeluaran kas ATM Penerimaan kas ATM dapat berasal dari sumber pembayaranpembayaran seperti: pembayaran kartu kredit (ANZ, Citibank, HSBC), pembayaran tagihan telepon (telkom), pembayaran tagihan listrik (PLN), pembayaran pasca bayar handphone (XL, Telkomsel, Flexi, Internet Speddy), pembayaran pinjaman (Citibank Personal Loan, Adira), dan pembayaran lainnya Pengeluaran kas ATM dapat berasal dari transaksi penarikan tunai, baik yang dilakukan nasabah Bank Danamon itu sendiri maupun non nasabah Bank Danamon.
Universitas Sumatera Utara
D. Proses Pengolahan Data Pada ATM Dalam pengolahan data atau pengolahan data berbasis komputer, bentuk sistem jaringan kerja dan peralatan yang mendukung yang diterapkan perusahaan merupakan suatu faktor penting yang saling mempengaruhi sehingga menghasilkan informasi yang cepat. Misalnya apabila data tentang kegiatan bisnis dikumpulkan maka akan menimbulkan teknik pemrosesan atau pembaharuan transkasi yang mempengaruhi kegiatan bisnis. Menurut Romney dan Steinbart (2004:32) teknik pengolahan data berbasisi komputer ada dua yaitu: 1. Batch Processing 2. Immediate Processing (On-Line Processing) Penjelasan atas masing-masing metode ini adalah sebagai berikut •
Proses batch processing merupakan sistem pengolahan data secara Batch atau tumpukan pada dasarnya dilakukan secara priodik atau berkelompok, artinya data yang akan diproses dikumpulkan dan disimpan dulu sampai terkumpul dalam jumlah yang cukup banyak atau sampai pada saat yang ditentukan secara priodik. Pendekatan ini pada umumnya digunakan untuk memproses transaksi rutin yang volumenya cukup besar. Sistem batch processing juga disebut sebagai delay sistem atau sistem
tunda, karena data tidak langsung diproses, melainkan ditumpuk dulu atau ditunda dulu sampai jumlah tertentu atau sampai suatu waktu tertentu. Dengan adanya tenggeng waktu antara kegiatan proses yang satu dengan kegiatan
Universitas Sumatera Utara
proses berikutnya, muncul istilah processing cycle, atau daur proses, yaitu istilah yang digunakan untuk tenggang waktu tersebut. Pengolahan data dengan sistem batch processing pada umumnya merupakan himpunan dari beberapa jenis kegiatan atau tahapan yang disebut run. Dengan suatu program khusus, setiap run melaksanakan satu tahap atau lebih pengolahan data. Selain itu, setiap run harus diselesaikan sebelum run berikutnya dilaksanakan, artinya dilaksanakan satu demi satu secara bertahap. Sesuai dengan
sistemnya,
proses
bertahap
ini dilaksanakan
secara
berkelompok. Jadi setelah suatu run diselesaikan, operator komputer harus mempersiapkan file yang diperlukan untuk run berikutnya. Sistem batch processing ini cocok digunakan jika transaksi yang diolah berjumlah besar, file-file tidak segera dimutakhirkan (update), dan laporanlaporan disajikan secara priodik. Kelemahan sistem batch processing ini adalah bahan laporan yang dihasilkan bukan laporan yang benar-benar mutakhir, melainkan hanya mencerminkan posisi pada tanggal laporan terakhir. Selain itu sistem ini memiliki aplikasi-aplikasi yang terpisah antara satu dengan lainnya. Setiap aplikasi memiliki file dan master file yang berbeda dan terpisah, antara aplikasi yang satu dengan yang lainnya tidak ada hubungan dan pembagian data. •
Immediate Processing (On-Line Processing) merupakan sistem dimana setiap transaksi direkam dan diproses segera setelah terjadi. Artinya setiap transaksi segera direkam dan dibukukan pada masing-masing file yang
Universitas Sumatera Utara
terpengaruh oleh transaksi itu. Dengan demikian, setiap file akan selalu menunjukkan status yang mutakhir. Pendekatan immediate processingini sangat cocok untuk diterapkan dalam sistem yang dinamis, yaitu sistem yang memerlukan informasi yang selalu mutakhir. Sebagai contoh yang paling mudah dikenal adalah sistem pencatatan tabungan pada bank. Para penabung yang ingin menyetor atau menarik tabungannya biasanya akan mendatangi petugas bank dibagian depan bank. Setiap data dimasukkan ke dalam komputer melalui terminal yang tersedia. Komputer akan mengecek kebenaran nama, nomor, jumlah tabungan yang ada, dan keabsahan jumlah penarikan. Petugas juga melakukan pengecekan atas keabsahan tanda tangan penabung melalui alat khusus. Di beberapa bank, sistem ini dilengkapi pula dengan kata sandi (password) untuk mengecek keabsahan penarikan. Apabila kata sandi itu tidak sesuai, komputer akan menolak penarikan. Selanjutnya
dengan
dimasukkannya
data
penarikan
tabungan,
komputer dengan seketika malakukan perubahan data tabungan pada file tabungan termasuk pada akun nasabah penabung bersangkutan. Dengan demikian, posisi akun tabungan nasabah dan juga posisi keseluruhan file tabungan akan terbaharui secara seketika. Oleh sebab itu, petugas dapat mencetakkan data akun tabungan nasabah kedalam buku tabungan sehingga buku tabungan menampilkan posisi mutakhir.
Universitas Sumatera Utara
Sistem immediate processing disebut juga interactive processing system atau sistem pengolahan data interaktif, karena pengolahan data on-line pada umumnya menciptakan interaksi langsung antara manusia dengan sistem komputer. Sistem on-line ini tidak terdiri dari beberapa run seperti batch processing. Kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam sistem on-line ini khususnya adalah data entry dan editing data, pemeliharaan data (file updating), permintaan data dari file (file inquiry) dan penyusunan laporan. Setiap kegiatan tersebut berada dibawah kendali program komputer. Sedangkan program-program yang terdapat dalam sistem on-line diarahkan dan dikoordinasikan oleh sistem operasi komputer. Pengolahan data secara on-line bias dilakukan setempat dalam arti bahwa antara operator yang mengelolah data dengan central processing unit (CPU) berada dalam satu lokasi goegrafis sehingga tidak perlu ada sistem komunikasi antara operatoe dan CPU, namun demikian sistem on-line juga bisa dilakukan dengan berjarak (remote) artinya CPU dan operator tidak berada dalam satu lokasi goegrafis. Dengan kata lain, antara terminal yang digunakan operator dengan CPU harus berjalan sistem komunikasi. Pemasukan data kedalam sistem komputer bias dibantu dengan menggunakan monitor terminal yang dapat menampilkan format yang telah dibakukan terlebih dahulu. Format baku itu pada umumnya ditampilkan dengan menyajikan ruang-ruang khusus yang harus diisi denga data input. Ruang-ruang khusus tersebut bersifat baku, sehingga setiap penyimpanan atau
Universitas Sumatera Utara
kesalahan pengetikan akan langsung ditolak oleh komputer. Dengan demikian, penggunaan format tersebut akan mengurangi kemungkinan kesalahan. Sealain dari format baku, pemasukan data input juga dapat dilakukan dengan menggunakan model diolog atau pengajuan pertanyaan pada layar monitor terminal. Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dijawab oleh petugas operator pemasuk data. Bentuk ini digunakaan pada sistem komputer on-line yang pada umumnya melayani lebih dari satu aplikasi. Selain output dalam bentuk hardcopy (tercetak di kertas), sistem online juga dapat menyajikan output dalam bentuk softcopy atau tampilan yang disajikan pada layar komputer cathode-ray-tube (CRT) Pengolahan data transaksi pada ATM yang menggunakan sistem immediate processing menggunakan perangkat data yang disebut Visual Display Terminal (VDT). Pengolahan input-output ini memasukkan dan menerima data secara langsung dari komputer. Untuk mamasukkan data digunakan keyboard, sedangkan untuk menerima output digunakan monitor.
Universitas Sumatera Utara
E. Pengendalian Intern pada ATM Menurut
AICPA,
semakin
meningkatnya kesadaran
mengenai
pentingnya pengendalian intern dapat disebabkan oleh unsur-unsur sebagai berikut: 1.
Ruang lingkup dan luas perusahaan sebagai kesatuan ekonomi yang berdiri sendiri, telah meluas sedemikian rupa sehingga struktur organisasi perusahaan itu menjadi kompleks dan melebar ke segala arah, sehingga untuk mengawasi jalannya operasi-operasi secara efektif, manajemen herus bergantung kepada laporan-laporan dan analisa-analisa yang benar dan banyak jumlahnya.
2. Tanggung jawab utama untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan dan untuk mencegah serta menemukan kasalahan-kesalahan dan penggelapan (fraud) terletak ditangan manajemen. Mempertahankan adanya sistem internal kontrol yang baik adalah perlu dan tidak dapat diabaikan dengan maksud agar dapat melaksanakan tanggung jawab yang tepat. 3. Perlindungan yang dilakukan oleh suatu sistem internal kontrol yang berfungsi secara baik terhadap kelemahan-kelemahan manusia merupakan hal yang sangat penting. Pekerjaan memeriksa kembali yang harus dilakukan di dalam sistem internal kontrol yang baik itu akan dapat mengurangi kemungkinan kesalahan-kesalahan atau usaha penggelapan yang akan tetap tidak dapat diketahui untuk waktu yang lama dan juga
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan menajemen menaruh kepercayaan yang lebih besar terhadap kebenaran data. 4. Adalah tidak praktis bagi akuntan publik untuk melakukan audit secara mendetail terhadap hampir semua perusahaan dalam batas biaya yang ekonomis. Selanjutnya suatu audit yang dilakukan oleh seorang akuntan publik itu tidak dianggap sebagai pengganti pengendalian-pengendalian yang seharusnya dilakukan sendiri didalam perusahaan terhadap peristiwa yang nyata dalam melaksanakan transaksi-transaksi. Pengendalian Intern tersebut dipisahkan menjadi dua bagian yaitu: 1. Pengendalian Umum Pengendalian umum mencakup rencana organisasi dan operasi dari kegiatan prosedur untuk pendokumentasian,
mereview, menguji dan
menyetujui sistem dan program perusahaan-perusahaan. Pengendalian umum memberikan tingkat keyakinan yang memadai bahwa tujuan pengendalian intern secara keseluruhan dapat tercapai. Pengendalian umum meliputi: a. Documentation Standards Dokumentasi adalah kumpulan persoalan yang tertulis atau tercetak yang memberikan informasi tentang suatu permasalahan tertentu. Dokumentasi yang baik adalah aset penting untuk efisiensi operasi dan pengendalian terhadap sistem komputer. b. Protection of Facilities Investasi perusahaan dalam fasilitas komputer selalu dalam jumlah uang yang besar, sehingga merlukan proteksi fisik yang cukup
Universitas Sumatera Utara
c. Data Security Menjaga integritas dan keamanan data merupakan pencegahan keamanan data yang tersimpan diluar supaya tidak hilang, rusak, dan diakses oleh orang yang tidak berhak d. Hardware Controls Pengawasan perangkat keras (hardware control) merupakan penegndalian yang sudah dipasang didalam komputer (built in). Pengendalian ini dimaksudkan untuk mendeteksi kasalahan atau tidak berfungsinya perangkat keras (hardware malfunction). Pengendalain perangkat keras dapat dapat berupa pemeriksaan parity (parity check), pemeriksaan gaung (echo check), pemeriksaan baca ulang (dual read check), pemeriksaan validitas
(Validity
check),
dan
peeriksaan
kesalahan
lain-lain
(miscellaneous check) e. Insurance Program asuransi (jaminan) adalah bagian dari kunci strategi pengendalian organisasi untuk mencegah fasilitas komputer dan data dari segala kerugian yang mungkin terjadi. Resiko utama yang dijaminkan termasuk: kebakaran, kebanjiran, kerusuhan dan sabotase. 2. Pengendalian Khusus atas Aplikasi Tujuan pengendalian aplikasi adalah untuk menetapkan prosedur pengendalian khusus atas aplikasi akuntansi untuk memberikan keyakinan memadai bahwa semua transaksi telah diotorisasi dan dicatat, serta diolah seluruhnya dengan cermat dan tepat waktu. Pengendalian aplikasi meliputi:
Universitas Sumatera Utara
a. Pengendalian atas masukan (input Controls) Pengendalian masukan ini merupakan pengendalian aplikasi yang penting, kerena input yang salah, outputnya juga akan salah. Sampah yang masuk, sampah juga yang keluar. Pada tahap masukan ini data input harus benar-benar babas dari kasalahan. Data input yang akan dimasukkan ke dalam komputer melibatkan beberapa tahap: 1. Data capture (penangkapan data) merupakan proses mengidentifikasi dan mencatat kejadian nyata yang terjadi akibat transaksi yang dilakukan oleh organisasi. 2. Data preparation (penyiapan data) merupakan proses mengubah data yang telah ditangkap kedalam bentuk yang dapat dibaca oleh mesin (machine readable form) 3. Data entry (pemasukan data) merupakan proses memasukkan data ke komputer. b. Pengendalian atas pengolahan (processing Controls) Pengendalian atas pengolahan bertujuan untuk mengecek dapat dipercayainya seluruh penerapan akuntansi berbasis komputer serta menguji apakah seluruh transaksi telah dicatat dan diolah secara layak atau untuk menjamin tidak ada transaksi ditambahkan. Pengendalian yang efektif harus meliputi: 1. Application Program, yang mana harus terdaftar prosedur overflow (angka yang terlalu besar untuk disimpan), atau underflow (angka yang terlalu kecil untuk disimpan), limit checks, dan reasonableness checks.
Universitas Sumatera Utara
2. Control Totals, yang dikembangkan selama proses dan direkonsiliasi terhadap input control totals 3. The Console Log (suatu rekaman kronologis dari operasi CPU) 4. Data Recovery Procedures, yang akan digunakan bila terdapat kerusakan perangkat keras sehingga file yant tepat dapat dibentuk kembali. 5. The Computer Operator, yang mana harus mengikuti instruksiinstruksi yang diberikan dalam menjalankan tugasnya. 6. File Labels, internal dan eksternal yang secara utuh diperolah agar file tidak akan rusak secara tiba-tiba. 7. The Cryptografic Technique, suatu teknik yang menterjemahkan data menjadi kode-kode rahasia untuk penyimpanan, yang akan melindungi terhadap penyimpangan data yang tidak diotorisasi. c. Pengendalian atas Keluaran (Output Control) Pengendalian atas keluaran dirancang untuk menjamin keakuratan dari hasil proses dan untuk menjamin bahwa hanya personil yang berwenang yang menerima output, output merupakan produk dari pengolahan data yang disajikan dalam bentuk laporan yang dicetak dengan alat cetak (printer)
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk yang berlokasi di Jalan Pusat Pasar no. 179/181 Medan. Adapun jadwal penelitian direncanakan sebagai berikut (tahun 2009) Tabel 2.1 Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian
Januari
Pengajuan Proposal
X
Persetujuan Proposal
Februari
Maret
April
Mei
X
Pengumpulan Data dan Penyerahan
Proposal
X
kepada Pembimbig Seminar Proposal dan
X
Pengumpulan Data Bimbingan
Penulisan
Skripsi Bimbingan
X dan
Penyelesaian Skripsi
X
X
Sumber: Penulis, 2009
Universitas Sumatera Utara
B. Sumber dan Jenis Data 1. Data Primer, yaitu data yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut oleh penulis melalui teknik wawancara yang diperoleh langsung dari objek penelitian, yang dalam hal ini adalah PT Bank Danamon Indonesia Tbk. 2. Data Sekunder, yaitun data yang diperoleh dari perusahaan dan data tersebut sudah diolah seperti sejarah singkat perusahaan dan struktur organisasi.
C. Teknik Pengumpulan Data. Teknik pengumpulan data menggunakan beberapa cara yaitu: 1. Teknik Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab dan diskusi secara langsung dengan pihak-pihak didalam perusahaan yang berwenang untuk memberikan keterangan yang berkaitan dengan penelitian. 2. Teknik Dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan data sekunder yang telah terdokumentasi baik data keuangan maupun non keuangan. Data ini bersumber dari perusahaan dan buku literature yang ada.
D. Metode Analisa Data Metode analisa data yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu mengumpulkan, menyusun, menginterprestasikan dan menganalisis sehingga memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan permasalahan yang dihadapi
Universitas Sumatera Utara