BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Komunikasi 1.1.1
Pengertian Komunikasi dan Proses Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal
dari kata latin communication dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna. Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan sekunder. 1.1.2 Proses komunikasi secara primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampain pemikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media partner dalam proses komunikasi adalah bahasa. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan”pikiran seorang kepada orang lain. Apakah itu berbentuk idea, informasi atau opini, baik mengenai hal yang konkret maupun abstrak, bukan saja tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang melainkan juga pada waktu yang lalu dan masa yang akan datang. Adalah berkat kemampuan bahasa maka kita dapat mempelajari ilmu pengetahuan sejak ditampilkan oleh Aristoteles, Plato dan Socrates, dapat menjadi manusia yang beradab dan berbudaya dan memperkirakan apa yang akan terjadi, dekade bahkan abad yang akan datang. 1
2.1.3 Proses komunikasi secara sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan 1
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya, 2003 Hal : 10-11
komunikasinya karena komunikasi sebagai sasarannya berada di tempat yang relative jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleteks, surat kabar, majalah, radio, televisi dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Pada umumnya kalau kita bicara dikalangna masyarakat, yang dinamakan media komunikasi itu adalah media kedua sebagaimana diterangkan di atas. Jarang sekali orang menganggap bahasa sebagai media komunikasi. Hal ini disebabkan oleh bahasa sebagai lambang (simbol) beserta isi (content) yakni pikiran dan atau perasaan yang dibawahnya menjadi totalitas pesan (message), yang tampak tak dapat dipisahkan. Tidak seperti media dalam bentuk surat, telepon, radio dan lain-lainnya yang jelas tidak selalu
dipergunakan.
Tampaknya
seolah-olah
orang
tak
mungkin
berkomunikasi tanpa bahasa, tetapi mungkin orang dapat berkomunikasi tanpa suara, telepon atau televisi dan sebagainya. 2 A. Komunikasi Non Verbal Secara harfiah komunikasi non verbal adalah komunikasi tanpa bahasa atau komunikasi tanpa kata, maka tanda nonverbal berarti tanda minus bahasa atau tanda minus kata. Jadi, secara sederhana, tanda nonverbal dapat kita artikan semua tanda yang bukan kata-kata. Ada
beberapa
cara
untuk
menggolongkan
tanda-tanda
(Pateda,2001:48) yakni: 1. Tanda yang ditimbullkan oleh alam yang kemudian diketahui manusia melalui
pengalamannya:
misalnya,
kalau
langit
sudah
mendung
menandakan akan turun hujan. 2. Tanda yang ditimbulkan oleh binatang; misalnya kalau anjing menyalak kemungkinan ada tamu yang memasuki halaman rumah atau tanda bahwa ada pencuri 3. Tanda yang ditimbulkan oleh manusia 3
2 3
Onong Uchjana Effendy, op.cit hal 10 & 16 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Rosdakarya, hal 122
B. Komunikasi Verbal Pesan verbal melakukan hal tersebut melalui kata-kata yang merupakan unsur dasar bahasa dan kata-kata, sudah jelas merupakan simbol verbal. Menurut Tubbs & Moss, sekali kita sepakat atas suatu sistem
simbol
verbal,
kita
dapat
menggunakan
bahasa
untuk
berkomunikasi. Tentu saja, bila semua kata yang digunakan hanya merujuk pada benda, maka masalah komunikasi akan menjadi sederhana. 4 2.1.4 Komunikasi dan Makna Komunikasi mengarah pada suatu tindakan oleh satu orang atau lebih yang dapat mengirim dan menerima pesan (message) yang terhalang oleh gangguan (noise) yang mengakibatkan suatu yang terjadi di dalam konteks tertentu dan mendapat pengaruh tertentu dan sehingga mempunyai kesempatan untuk melakukan umpan balik. Pengetahuan dan keterampilan menyangkut komunikasi sangat penting dan berguna bagi kehidupan di dalam kehidupan. Dengan menggunakan komunikasi masyarakat dapat menyelesaikan masalah, mengembangkan kemampuan dan menciptakan gagasan yang baru dan berbagai pengetahuan serta pengalaman yang terjadi di kehidupan. Agar komunikasi efektif, kendala struktural harus di atasi 5 Pengertian komunikasi menurut Hovland: 6 “Communication is the process to modity the behavior of other individuals”. (Komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain).
2.1.5
Komunikasi massa Menurut Gebner (1967) “Mass communication is the tehnologically
and institutionally based production and distribution of the most broadly shared countinous flow of messages in industrial societies”. (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan
4
Ibid 41-42 Deddy Mulyana, M.A., Ph.D, Ilmu Komunikasi. Bandung 2005, hal 115 6 Onong Uchjana effendy, Ilmu Komunikasi dan Teori dan Praktek. Remaja Rosdakarya. Bandung, 2002 hal 20 5
lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. 7
2.1.6 Karakteristik Komunikasi Massa Beberapa karakteristik komunikasi massa adalah adanya suatu organisasi yang kompleks dan formal dalam tugas operasional pengiriman pesan 8 1. Adanya suatu organisasi yang kompleks dan formal dalam tugas operasional pengirim pesan. 2. Adanya khalayak luas dan heterogen. 3. Isi pesan harus bersifat umum dan tidak bersifat rahasia. 4. Komunikasi yang dilakukan dengan massa atau khalayal yang sangat heterogen dalam tingkat pendidikan, keadaan sosial dan ekonomi maupun keadaan kebudayaannya. 5. Setiap pesan mengalami kontrol sosial arti murn, yaitu nilai banyak orang dengan berbagai latar belakang taraf pendidikan dan daya cerna masyarakat. 2.1.7 FUNGSI KOMUNIKASI MASSA Fungsi komunikasi massa bagi masyarakat menurut Dominick (2001) terdiri dari : 9 1. Surveillance (Pengawasan) Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama : (1) Warning or beware surveillance (Pengawasan peringatan); (2) instrumental surveillance (Pengawasan instrumental). Fungsi pengawasanperingatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari bencana banjir, meletusnya Gunung Merapi, kondisi efek memprihatinkan, tayangan inflasi atau adanya serangan militer. Peringatan ini dengan serta merta menjadi ancaman, fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau 7
Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si, Dra. Lukiati Komala, M.Si, Dra.Siti Karlinah, M.Si. Komunikasi Massa, Simbiosa Rekatama Media, Bandung hal 3 8 Sasa Djuarsa Sendaja, Pengantar Ilmu Komunikasi. Universitas Terbuka. 2000, hal 66 9 Elvinaro Ardianto & Lukiati Komala E, Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Simbiosa Rekatama Media, Bandung, 2004 hal 16-18
penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari. 2. Interpretation (Penafsiran) Fungsi penafsiran hampir mirip dengan pengawasan media massa tidak hanya memasok fakta dan data tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadiankejadian penting. Organisasi atau informasi industri media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang dimuat dan ditayangkan. 3. Linkage (Pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk Linkage (Pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. 4. Transmission of values (Penyebaran nilai-nilai) Fungsi penyebaran nilai tidak kentara. Fungsi ini juga disebut socialization (Sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media madda yang mewakili gambaran masyarakat itu ditonton, didengar dan dibaca. 5. Entertaiment (Hiburan) Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan, hampir tiga perempat bentuk siaran televisi setiap hari merupakan tayangan hiburan.
2.2. Televisi sebagai Media Komunikasi Massa Televisi sebagai media massa elektronik yaitu media audio visual yang dapat didengar dan dapat dilihat bila siaran, dapat didengar dan dilihat kembali bila diputar kembali. Televisi juga merupakan media yang memiliki daya rangsang sangat tinggi, elektris, mahal dan daya jangkau besar. 10 2.2.1 Karakteristik Televisi Beberapa karakteristik yang membedakan televisi dengan media massa lainnya dan sekaligus menjadi keunggulan bagi televisi. 11 1. Audiovisual
10 11
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, 2005 hal 25 Onong Uchjana Effendy ,op.cit hal 27-30
Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat dilihat (audiovisual). Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. 2. Berpikir dalam gambar Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi (Visualization), yakni menerjemahkan katakata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Dalam proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha menunjukkan objek-objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan menyajikannya sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna. Tahap
kedua
dari
proses
‘berpikir
dalam
gambar’
adalah
penggambaran (Pecturization) yakni kegiatan merangkai gambar individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitaas mengandung makna tertentu. 3. Pengoperasian lebih kompleks Dibanding dengan radio siaran, pengoperasian televisi lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang untuk menayangkan acara siaran berita yang dibawakan oleh dua orang pembaca berita saja dapat melibatkan 10 orang. Mereka terdiri dari produser, pengarah acara, pengarah tehnik, pengarah studio, pemandu gambar, dua atau tiga juru kamera, juru video, juru audio, juru rias, juru suara, dan lain-lain.
2.2.2
Kelebihan dan kelemahan televisi Selain dapat menyajikan suatu informasi secara langsung televisi pun
memiliki kekurangan dan kelebihan.
Kelebihan: 1. Bersifat dengar pandang 2. Titik lemah bagi pembelajaran 3. Menghadirkan realitas sosial 4. Ada pemilahan area siaran dan jaringan kerja efektif yang menjangkau masyarakat 5. Memberi rasa kedekatan dalam gesture wajah presenter
Kelemahan : 1. Mengabaikan isu-isu mendalam 2. Kurang berkesinambungan 3. Biaya untuk memproduksi sebuah berita dan film tinggi 4. Persaingan antar televisi lainnya
2.2.3
Pengertian Program Televisi Kata ‘program’ berasal dari bahasa Inggris, Programme atau program
yang berarti acara atau rencana. Undang-undang Penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara, tetapi menggunakan istilah ‘siaran’ yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata ‘Program’ lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia, daripada kata siaran untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan pemirsanya. 12 Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat pemirsa
tertarik
untuk
mengikuti
siaran
yang
dipancarkan
stasiun
penyiaran.apakah itu radio ataupun televisi. Perkembangan dunia informasi melalui Media Massa televisi di Indonesia denikian pesat, sehingga khalayak dapat mengakses informasi yang dibutuhkan dengan mudah. Fungsi televisi sebagai sarana mencari informasi dan hiburan mendapatkan jatah program siaran yang lebih dibanding dalam fungsi edukasi. Hal ini bisa membawa pengaruh yang sangat besar terhadap khalayak pemirsa yang tidak dibarengi jam tayang program yang tepat dan ketepatan mencapai sasaran khalayak yang dituju. Apalagi untuk kondisi Indonesia yang secara rata-rata pendidikan masyarakat tidak terlalu tinggi, sehingga setiap informasi yang menerpa dianggap sebagai nilai baru yang harus diikuti, tanpa sikap hati-hati akan pengaruh yang akan ditimbulkannya. Media televisi sebuah media massa yang dalam pengertiannya sangat besar, yakni permissif dam massif. Permisif dalam pengertian ia berada dalam 12
Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Remaja Rosdakarya, Kencana Group, Jakarta, 2008 hal 27
ambang batas moral, yang selalu memiliki dalih masyarakat (yang notabene heterogen) sebagai tameng moralnya. Massif dalam pengertian memproduk dunia citraanya secara serentak dan tanpa alternative. Oleh karena itu, dampak “Televisi Pusat Jakarta” sangat terasa pada uniformitas selera, budaya, masyarakat, setidaknya lewat bahasa atau pun life-style modernitas. Dalam merencanakan sebuah program televisi seorang produser akan dihadapkan pada lima hal sekaligus yang memerlukan pemikiran mendalam, seperti materi untuk program acara tersebut. Biaya yang harus dikeluarkan untuk program tersebut, organisasi pelaksana dan tahapan pelaksanaan dalam progran acara tersebut.
2.2.4
Jenis-jenis program televisi Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis progran yang
jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya, apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai pemirsa dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang ada. Pengelola stasiun televisi dituntut untuk memiliki kreatifitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik. Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua berita dan program hiburan (Entertainment). Deddy Iskandar Muda mengatakan bahwa jenis-jenis program televisi pada umumnya merupakan isi program siaran ditelevisi maupun radio meliputi acara seperti diterangkan berikut dengan tentunya penggunaan berbagai nama berbeda sesuai dengan keinginan stasiu televisi tertentu. 13 a. Talk show b. Documentary c. News Reporting d. Music e. Drama f. Comedy g. Magazine h. Education 13
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung : 2003 hal 9
i. Game show/kuis Berbagai jenis program tersebut tidak mutlak harus ada semuanya. Acara-acara tersebut sangat bergantung dari kepentingan masing-masing stasiun penyiaran televisi yang bersangkutan. Pada umumnya memang sebagian besar dari contoh diatas adalah acara-acara yang disiarkan oleh stasiun penyiaran televisi. Beberapa jenis-jenis program acara televisi : 14 a. Program Acara Drama Program acara drama yaitu program video dan televisi berbentuk drama adalah adanya konflik dari orang-orang yang terlibat (pelaku) didalamnya. Program berbentuk drama biasanya dimulai dengan mengenalkan karakter dari orang-orang yang terlibat didalamnya yang diikuti dengan konflik yang dibangun secara dramatik melibatkan para pelaku tersebut. b. Program Acara Non Drama Program acara non drama yaitu sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari
realitas
kehidupan
sehari-hari
tanpa
harus
menginterprestasikan ulang dan tanpa harus menjadi dunia khayalan. c. Program Acara Berita Program acara berita yaitu program yang biasanya berisi liputan berbagai peristiwa berita dan informasi lainnya. Program berita juga bisa berisi materi tambahan seperti liputan olahraga, prakiraan cuaca, laporan lalu lintas, komentar serta bahan lain yang dianggap relevan oleh penyiar berita dengan pendengar ataupun pemirsanya. 2.2.5
Karakteristik Program Televisi
Bentuk atau format program menurut Vane Gross terbagi menjadi dua : a. Program informasi (Hard news and soft news)
14 15
Naratama, Program Acara Televisi, Jakarta, 2004 hal 65 Morrisan, Manajemen Media Penyiaran, PT. Ramadina Prakarsa, 2008, hal 129
15
b. Program hiburan ( Musik, komedi, drama) Hardnews (berita keras) yaitu segala informasi penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya untuk segera diketahui oleh khalayak. Stasiun televisi besar umumnya menayangkan hardnews secara regular setiap hari, pagi, siang, petang dan tengah malam. Sedangkan softnews (berita ringan) adalah segala informasi yang penting dan menarik untuk disampainkan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Sedangkan program hiburan yang berisi musik, komedi dan drama adalah program yang bersifat meenghibur dan dapat ditayangkan kapanpun waktunya. Ada 2 bentuk format program : 1. Format Dominan (Kesuksesan sebuah program ada pada konsep) Konsep program yang baik dan sesuai dengan kebutuhan pasar dijadikan sebuah kesuksesan yang bisa dilakukan oleh setiap stasiun televisi. Oleh karena itu kekuatan dari program tersebut oleh setiap stasiun televisi. Oleh karena itu kekuatan dari program tersebut adalah konsep yang matang dan ini disebut sebagai format dominan. 2. Star Dominan (Kesuksesan sebuah program ada pada pemain/artis) Star Dominan yang merupakan keberhasilan dari sebuah stasiun televisi yang didukung oleh pemain yang mensukseskan acara tersebut. Pada program ini kekuatannya terletak pada artis / pemain.
2.3
Program Berita Televisi Program berita merupakan keharusan bagi stasiun televisi karena
menyebarkan informasi kepada masyarakat luas merupakan salah satu fungsi dari televisi. Tidak berbeda dengan program-program lainnya, tayangan berita berlomba-lomba untuk menyajikan informasi yang terbaik kepada masyarakat, tapi program berita seperti apa yang dianggap berhasil. 16
16
Arifin S. Harahap, Jurnalistik Televisi, PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2006 hal 3
Charles Dana (1996) dalam buku Broadcast Jurnalism Techniques of Radio and TV News mengemukakan, “When a dog bites a man, that is not news, but when a man bites a dog, that is news”. Artinya ketika anjing mengigit manusia, itu bukan berita, jika manusia mengigit anjing itu baru berita. Dalam definisi ini Charles Dana memberikan batasan berita secara filosofis, bahwa segala sesuatu yang diluar kebiasan atau sesuatu yang unik adalah berita. 17 Dalam pengertian sederhana program News berarti suatu sajian laporan berupa fakta dah kejadian yang memiliki nilai berita (unusual, factual, esensial) dan disiarkan melalui media secara periodik. 18 Deny M.Lyle Spencer dalam bukunya yang berjudul News Writings yang kemudian dikutip oleh George Fox Mott (News Survey Journalism) menyatakan bahwa berita dapat didefinisikan sebagai setiap fakta yang akurat atau sesuai ide yang dapat menarik perhatian bagi sejumlah besar pembaca. Informasi dikatakan penting jika mengandung unsur keamanan, uang maupun gangguan. Keamanan apabila menyangkut nyawa maupun harta yang berharga bagi seseorang. Uang, apabila informasi menyangkut kondisi keuangan masyarakat dan gangguan. Dikatakan menarik, apabila informasi tersebut bersifat unik, maupun membangkitkan kekaguman, rasa lucu atau humor atau informasi mengenai pilihan hidup. 19 2.3.1
Karakteristik Program Berita 1. Berita televisi menggunakan bahasa percakapan 2. Berita televisi hanya menggunakan waktu berkisar satu setengah ada waktu dua setengah menit, walaupun harus khusus hanya bias langsung sampai kira-kira lima menit lamanya. 3. Berita televisi menggunakan kata-kata sederhana 4. Berita televisi hanya memuat fakta-fakta penting. 20
2.3.2 Jenis Berita 17
Ibid. hal 3 Fred Wibowo. Tehnik Produksi Program Televisi. Yogyakarta : Penerbit Pinus Book Publisher. 2007. Hal 132 19 Morrisan, Jurnalistik Mutakhir, Pengertian Berita dan Memilih Berita Televisi. hal 3 20 Horea Salajan. ABC Paket Berita Televisi. Depok : Penerbit (Program Pelatihan Jurnalistik Televisi). 2001 hal 25-37 18
Berita pada umumnya dapat dikategorikan menjadi tiga bagian yaitu hard news (berita berat), soft news (berita ringan), dan investigative reports (laporan penyelidikan). Perbedaan terhadap ketiga kategori tersebut didasari oleh jenis peristiwa dan cara-cara penggalian data. 21 1. Hard News Hard news adalah nerita tentang peristiwa yang dianggap penting
bagi
masyarakat
baik
sebagai
iindividu,
kelompok
maupunmasyarakat. Berita ini aktual, penting dan segera harus disampaikan kepada masyarakat. 2. Soft News Soft News adalah berita ringan atau biasanya disebut dengan feature yaitu berita yang tidak terikat dengan aktualitas namun memiliki daya tarik bagi pemirsanya. Berita ini dapat menimbulkan kekhawatiran, ketakutan bahkan bisa juga simpati. Bagi sebuah televisi, berita ringan sangat diperlukan dalam setiap penyajian sebuah berita. 3. Investigative Reports Investigative Reports adalah sebuah laporan penyelidikan (investigasi) adalah jenis berita yang eksklusif . Datanya tidak bisa diperoleh
dipermukaan,
tetapi
harus
dilakukan
berdasarkan
penyelidikan. Berita penyelidikan sangat menarik karena cara mengungkapnya tidak mudah. Dalam mencari data-data meka diperlukan kamera tersembunyi atau disebut dengan hidden kamera Onong Uchyana Effendy membagi berita televisi menjadi 4 jenis, yaitu : 22 a. Warta
Berita (straight newscast/spot newscast/spotnews)
Warta berita atau berita langsung adalah jenis berita yang merupakan laporan tercepat mengenai sesuatu peristiwa yang terjadi di masyarakat. b. Pandangan mata (On the spot telecast)
21 22
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung : 2003 hal 40-43 Ibid, hal 83-92
Pandangan mata merupakan jenis berita yang menjadi suplemen atau pelengkap dari tayangan berita televisi untuk memberikan kepuasan pada penonton terhadap berita-berita spot yang ditayangkan. c. Wawancara udara (Interview on the air) Jenis berita ini banyak diminati karena meskipun penonton televisi hanya bisa mendengarkan suarua dari narasumbernya, beritanya lebih faktual karena langsung dari narasumbernya. Wawancara udara dibagi menjadi dua, yaitu : 1) Informational interview, yaitu wawancara yang bersifat informatif antara pewawancara mengenai ide, pendapat, pandangan. 2) Personality interview, yaitu tanya jawab mengenai pribadi orang yang diwawancarai seperti artis, tokoh masyarakat, saksi kunci dan sebagainya. d. Komentar (Commentary) Komentar adalah uraian yang bersifat analitis dengan titik koma suatu fakta yang telah disiarkan sebelumnya pada straigh newscast. Jadi komentar bersifat repoting in depth. 2.3.3
Nilai berita Dalam
memilih
materi
berita
terdapat
batasan-batasan
atau
pertimbangan-pertimbangan. Dengan alasan agar berita tersebut menarik, karena berita sesungguhnya memiliki nilai dan bobot yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Nilai berita tersebut sangat bergantung pada berbagai pertimbangan sebgai berikut : a. Timelines, artinya tepat waktu. Berita harus disiarkan secepat mungkin sehingga faktor aktualitas bagi sebuah berita merupakan dasar utama yang harus dipertimbangkan. b. Proximity, artinya kedekatan. Kedekatan disini berarti dekat dari segala lokasi, pertalian ras, profesi, kepercayaan, kebudayaan maupun kepentingan yang terkait lainnya. c. Prominence, artinya orang terkemuka. Semakin terkenal seseorang, maka semakin menarik berita mengenainya.
d. Consequence, artinya konsekuensi atau akibat. Segala tindakan atau kebijakan, peraturan, perundangan dan lain-lain yang dapat berakibat merugikan dan menyenangkan orang banyak merupakan berita yang menarik. e. Conflict
(konflik),
artinya
pembangunan.
Berita
tentang
keberhasilan dan kegagalan pembangunan memiliki daya tarik jika diulas secara baik. f. Development, artinya pembangunan. Berita tentang keberhaasilan dan kegagalan pembangunan memiliki daya tarik jika diiulas secara baik. g. Disaster (bencana) dan crimes (kriminal) merupakan berita yang sangat menarik karena menyangkut keselamatan manusia. h. Weather (cuaca) karena mempengaruhi kegiatan masyarakat. i. Sport (olah raga). Berita olahraga memiliki daya tarik tersendiri terutama jika berlangsung peristiwa olahraga besar. Seperti piala dunia dan sebagainya. j. Human interest , artinya informasi yang dapat menyentuh perasaan, pendapat dan pikiran manusia. Untuk Indonesia, masih ada satu uncur lagi yang perlu diperhatikan yakni unsur security, yaitu keamanan. Betapa pentingnya atau menariknya suatu berita apabila dilihat dari sisi keamanan dapat membahayakan stabilitas negara, berita tersebut tidak layak untuk ditayaangkan. Jadi informasi yang dapat menimbulkan SARA dapat menyulut kerusuhan dan merugikab stabilitas nasional harus dihindari. 23 2.3.4
Sumber Berita Sumber berita harus layak dipercaya dan menyebutkan nama sumber
tersebut. Sumber-sumber yang tidak disebutkan identitasnya merupakan isu yang tidak bisa dipertanggung jawabkan. Sekali memperoleh sumber yang salah maka akan berdampak negatif atau menurunnya tingkat kepercayaan pemirsa televisi terhadap kredibilitas lembaga tersebut.
23
Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi : Menjadi Reporter Profesional, Penerbit PT.Remaja Rosdakarya, 2003 hlm 29-40
Selain sumber-sumber berita yang diperoleh secara langsung dilokasi peristiwa, juga ada beberapa sumber lain yang dapat dijadikan informasi, yaitu : 24 1. Untuk peristiwa-peristiwa Internasional a. Kantor berita televisi Laporan-laporan yang dikirimkan melalui kantor berita televisi ini biasanya berupa gambar visual yand sudah didubbing suara komentar repporter yang bersangkutan. Kantor-kantor beritaa tersebut misalnya, Associated Press, Agence France Press, Reuters dan lain-lain adalah sumber-sumber informasi yang paling baik sebagai bahan berita-berita international bagi televisi. 2. Untuk berita-berita lokal, sumber informasi utama dapat diperoleh dari sumber berita seperti berikut : a. Reporter Sumber berita yang paling utama adalah reporter dan juru kamera yang bertugas mencari berita dan informasi yang baru di lapangan. Dapat juga mengirim wartawan keberbagai sumber berita dipelosok dunia. Beberapa stasiun televisi besar dengan skala Internasional mempunyai reporter dan juru kamera yang ditempatkan diseluruh dunia b. Pelayanan darurat Reporter harus selalu sigap dan pro aktif terhadap peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar. Berita penting dapat ditemukan oleh reporter dengan cara mencari informasi awal yang dapat menjadi petunjuk dari suatu berita penting, karena reporter tidak hanya selalu menunggu penugasan yang akan diberikan kepadanya. Untuk itu reporter harus mengembangkan jaringan dengan semua unit pelayanan darurat. Stasiun televisi harus memiliki kontak dengan : Polisi, pemadam kebakaran, rumah sakit (gawat darurat), pusat informasi cuaca, badan SAR. c. Kontak pribadi
24
Ibid, hlm 78-82
Kontak merupakan milik berharga seorang reporter. Reporter yang baik memiliki kontak pribadi dengan orang-orang yang bekertja pada berbagai lembaga pemerintah dan non-pemerintah. Disebut kontak pribadi karena nomor-nomor telepon mereka tidak dengan bebas diberikan kepada semua media. Seorang reporter biasanya dapat memiliki kontak pribadi dari hubungan yang cukup lama dengan sumbernya sehingga mereka sudah saling mempercayai. Narasumber dapat memberikan informasi secara langsung dan terbuka, namun ada naraasumber yang menginginkan identitasnya disembunyikan. d. Kontak publik Orang-orang penting atau public figure yang dapt dimintai keterangan atau tanggapan atau opininya mengenai berita yang sedang hangat yang mempengaruhi kepentingan organisasi atau profesi mereka adalah kontak public yang harus dimiliki oleh setiap reporter. e. Kantor berita Seluruh stasiun televisi berlangganan dan berelasi dengan kantor berita bahkan kebanyakan stasiun televisi menjadikan kantor berita sebagai sumber berita paling penting dan paling utama bagi program beritanya. Stasiun televisi membeli berita dengan cara berlangganan dengan satu atau beberapa kantor berita. f. Siaran pers Siaran pers (press releaase) adalah informasi atau pernyataan (statement) yang dikirimkan ke stasiun televisi dengan tujuan untuk dapat dipublikasikan. Siaran pers dapat dating dari berbagai lembaga seperti : organisasi lokal dan interlokal, lembaga pemerintah, pejabat pemerintah, kantor-kantor asing, kelompok penekan (oposisi), lembaga non pemerintah dan lain-lain. Siaran pers yang disebarkan biasanya menggambarkan
hal-hal
yang
positif
bagi
lembaga
yang
mengeluarkannya. Siaran pers dikeluarkan untuk menimbulkan citra yang baik atas suatu organisasi. g. Jumpa pers Sebagaimana siaran pers, jumpa pers atau konferensi pers biasanya mempunyai
tujuan
untuk
menyampaikan
pesan
yang
akan
menguntungkan lembaga yang mengadakan jumpa pers tersebut.
Jumpa pers dapat menjadi sumber berita yang bagus namun bisa menjadi sumber berita yang buruk. h. Pemirsa Sekarang banyak stasiun televisi yang menghubungi sebuah stasiun televisi untuk memberikan informasi atau berita penting kepada stasiun televisi tersebut karena merasa dengan menyampaikan kepada stasiun televisi maka berita tersebut cepat disampaikan. i. Saksi mata Merupakan salah satu narasumber informasi yang baik didalam mendapatkan berita. Karena saksi mata dapat memberikan keterangan dengan cepat sehingga menambah kredibilitas berita yang dibuat. Namun seringkali para saksi mata ini maish berada dalam kondisi emosional atau terguncang dengan peristiwa yang baru saja dialaminya sehingga reporter tidak bisa sepenuhnya mengandalkan keterangan para saksi mata untuk mendapatkan keterangan yang objektif. j. Media lainnya Siaran tv dan radio dari pelosok dunia dapt juga menjadi sumber berita bagi suatu stasiun televisi. Untuk keperluan ini, ruangan berita perlu memiliki penerimaan siaran radio dan televisi yang baik. Sudah seharusnya bila stasiun televisi berlangganan surat kabar yang terbit di ibukota dan surat kabar local yang dianggap berwibawa.
2.4
Logo
2.4.1 Sejarah Logotype dan Logo Asal kata logo dari bahasa Yunani logos, yang berarti kata, pikiran, pembicaraan, akal budi. Pada awalnya yang lebih dulu populer adalah istilah logotype, bukan logo. Pertama kali istilah logotype muncul tahun 1810-1840 diartikan sebagai : tulisan nama entitas yang didesain secara khusus dengan menggunakan teknik lettering atau memakai jenis huruf tertentu. Jadi awalnya logotype adalah elemen tulisan saja.
Pada perkembangannya orang membuatnya makin unik atau berbeda satu sama lain. Mereka mengolah huruf itu, menambahkan elemen gambar, bahkan tulisan dan gambar berbaur jadi satu, dan semua itu masih banyak yang menyebutnya dengan istilah logotype. Fungsi : 1. Identitas diri. Untuk membedakannya dengan identitas milik orang lain 2. Tanda kepemilikan. Untuk membedakan miliknya dengan milik orang lain. 3. Tanda jaminan kualitas 4. Mencegah peniruan / pembajakan Logo adalah penyingkatan dari logotype. Istilah logo baru muncul tahun 1937 dan kini istilah logo lebih populer daripada logotype. Logo bisa menggunakan elemen apa saja : tulisan, logogram, gambar, ilustrasi dan lainlain. Banyak juga yang mengatakan logo adalah elemen gambar atau simbol pada identitas visual. Untuk mengetahui apa itu logo, sebaiknya mengacu pada istilah logotype diatas. 25 2.4.2 Logo dan Coporate identity A. Definisi Corporate Indentity Corporate Identity merupakan identitas perusahaan yang dipunyai oelh setiap perusahaan yang memulai kerjanya dengan merumuskan : filosofi perusahaan, keadaan persaingan creative advertising, sifat industri dan budaya perusahaan. Corporate identity adalah apa yang dilakukan sesuatu yang nampak berarti identitas sebuah badan hukum, perusahaan atau organisasi. Logo-logo dan nama-nama hanya sebuah bagian. Sekalipun sebuah bagian yang sangat jelas dari sebuah identitas organisasi.
25
Surianto Rustan, S.sn, Mendesain Logo, PT Gramedia Pustaka Utama, 2009 hal 12-13
Corporate identity adalah sebah aset strategis yang membantu pencapaian gol komunikasi jangka panjang. Karenanya itu tidak dapat digunakan sebagai sebuah alat taktik jangka pendek seperti iklan atau public relations yang mana dapat berubah dari hari ke hari. Seperti halnya dengan fixed asset yang mana saja, asset identitas usaha dapat dicek dan dipelihara agar terjaga selalu dalam keadaan baik. Jika dibolehkan jatuh berantakan atau tidak dapat diperbaiki itu dapat seperti asset yang lain akhirnya menjadi sebua tanggung jawab dengan memproyeksikan image yang pantas. Coporate identity adalah sebuah simbol uniform yang berakting sebagai sebuah bendera, yang mengekspresikan segala sesuatu temtang organisasi. Itu adalah sebuah sistem vital yang menggunakan semua pointpoint public contact, inimedia yang permanen atau bangunan luar dan dalam, tanda-tanda, kendaraan, seragam, form bisnis (invoice, check dll), literatur (brosur, produk, laporan tahunan), eksisbisi dll. Beberapa perusahaan mencap logo perusahaan pada iklan mereka seperti logo, warna, seragam dan lain-lain, package dan point-point penjualan materai. 26 Logo atau tanda gambar (picture mark) merupakan identitas yang dipergunakan untuk menggambarkan citra dan karakter suatu lembaga atau perusahaan maupun organisasi. Logotype atau tanda kata (word mark) merupakan nama lembaga, perusahaan, atau produk yang tampil dalam bentuk tulisan yang khusus untuk menggambarkan ciri khas secara komersial. Selain
membangun
citra
perusahaan,
logo
juga
sering
kali
dipergunakan untuk membangun spirit secara internal diantara komponen yang ada dalam perusahaan tersebut. Sebuah logo yang baik dan berhasil akan dapat menimbulkan sugesti yang kuat, membangun kepercayaan, rasa memiliki, dan menjaga image perusahaan pemilik logo itu. 27
26
Paul Russel Smith, Marketing Communication an integrated approach, 4th edition, Kogan Page Publisher, UK, 2004 27 Adi Kusrianto, Pengantar Desain Komkasi Visual, ANDI, Yogyakarta, Hal : 232-233
Menurut David E Carter, pakar corporate identity dan penulis buku The Big Book of Logo dari Amerika, pertimbangan-pertimbangan tentang logo yang baik itu harus mencakup beberapa hal sebagai berikut : 28 1. Original dan Destinctive, atau memiliki nilai keikhlasan, keunikan dan gaya pembeda yang jelas. 2. Legible, atau memiliki tingkat keterbacaan yang cukup tinggi meskipun diaplikasikan dalam berbagai ukuran dan media yang berbeda-beda. 3. Simple atau sederhana, dengan pengertian mudah ditangkap dan dimengerti dalam waktu yang relatif singkat. 4. Memorable, atau cukup mudah untuk diingat, karena keunikkannya, bahkan dalam kurun waktu yang relatif lama. 5. Easily assosiated with the company, dimana logo yang baik akan mudah dihubungkan atau diasosiasiakan dengan jenis usaha dan citra suatu perusahaan atau organisasi. 6. Easily adabtable for all graphic media. Disini, faktor kemudahan mengaplikasikan (memasang) logo baik yang menyangkut bentuk fisik, warna maupun konfigurasi logo pada berbagai media grafis perlu diperhitungkan pada saat proses pencanangan. Hal itu untuk menghindari kesulitan-kesulitan dalam penerapannya.
2.4.3
Logo dan Brand Brand memiliki makna yang jauh lebih dalam dan luas daripada logo.
Logo berbentuk benda fisik yang bisa dilihat, sedangkan brand mencakup keseluruhannya, baik yang fisik, non fisik, pengalaman dan asosiasi. Seumpama manusia : 1. Logo adalah wajahnya 2. Identitas adalah penampilan fisiknya (termasuk logo), komunikasi dan perilakunya. 3. Brand adalah keseluruhan manusia itu, jiwa dan raganya (termasuk identitas, otomatis termasuk logo juga). Brand merupakan rangkuman nilai-nilai esensi dari entitas. 29 28
Ibid. hal 234
2.5 Logo dan Logotype 2.5.1 Logo Sesuai Unsur Pembentuknya Unsur pembentuk logo dapat dipilah-pilah menjadi 4 kelompok. Namun demikian, kelompok-kelompok tersebut bisa digabungkan sehingga mengandung unsur campuran. 1. Logo dalam bentuk alphabetical Logo yang terdiri dari bentuk huruf-huruf atau dimaksudkan untuk menggambarkan bentuk huruf dan kombinasi dari bentuk huruf. Kelompok ini merupakan jumlah yang paling banyak dan merupakan trend baru untuk diikuti. 2. Logo dalam bentuk benda konkret Bentuk konkret, misalnya bentuk manusia, (seseorang tokoh, wajah, bentuk tubuh yang menarik), bentuk binatang, tanaman, peralatan, maupun benda yang lain. 3. Bentuk abstrak, poligon, spiral dsb Logo kelompok ini memiliki elemen-elemen yang merupakan bentuk abstrak, bentuk geometri, spiral, busur, segitiga, bujursangkar, poligon, titik-titik, garis, panah, gabungan, bentuk-bentuk lengkung dan bentuk ekspresi 3 dimensi. 30
2.5.2 Logotype Jika logo adalah tanda gambar (picture mark), maka logotype adalah gambar nama (word mark). Oleh karena itu, logotype berbentuk tulisan khas yang mengidentifikasikan suatu nama atau merek. Ia memiliki sifat-sifat yang sangat mirip dengan logo. A. Ciri Logo yang Efektif 1.
Memiliki sifat unik. Tidak mirip dengan logo lain sehingga orang tidak bingung karena logo mirip desain lain yang sudah ada.
2.
Memiliki sifat yang fungsional sehingga dapat dipasang atau digunakan dalam berbagai keperluan. Misalnya, logo dapat dicetak berwarna, tetapi bila diperlukan dapat dicetak hitam putih saja.
29 30
Surianto Rustan S.sn, Mendesain Logo, PT.Gramedia Pustaka Utama, hal 16 Adi Kusrianto, Pengantar Desain Komunikasi Visual, Jalasutra, Yogyakarta hal 240-242
Dapat dipasang pada material dari kertas, kain, logam, serta permukaan barang (gelas, pulpen, bola, dsb) 3.
Bentuk logo mengikuti kaidah-kaidah dasar desain (misalnya bidang, warna, bentuk, konsistensi, dan kejelasan)
4.
Mampu mempresentasikan suatu perusahaan/lembaga atau suatu produk. 31
B. Filosofi dan Makna Gambar Hingga kini masih ada tuntutan bahwa logo seyogyanya mengandung suatu filosofi, makna logo atau setidaknya dasar pemikiran bentuk logo itu. Perusahan-perusahaan besar di Indonesia yang melombakan pembuatan logo memberberkan sejarah serta visi dan misi perusahaan. Kemudian di dalam persyaratannya dicantumkan agar peserta lomba juga mencantumkan filosofi yang terkandung pada logo yang dibuat. Dengan demikian perancang logo harus memulai pekerjaan dengan merancang filosofi dan makna dari simbol perusahaan yang akan digambarkan itu, bukan memikirkan gambar apa yang akan dibuat. Jadi, jangan bayangkan bahwa sebagai seorang desainer Anda menemukan ide bentuk yang bagus, kemudian ketika ada orang yang memesan, ide itu Anda pasangkan hanya karena bentuknya bagus. Sering kali perancang, logo berhasil membuat sebuah karya grafis yang bagus, tetapi tidak mampu menuangkan filosofi yang dikandung dalam gambar itu. Keberuntungan untuk menuangkan detail filosofi keping demi keping elemen gambar sesuai latar belakang, visi, dan misi perusahaan yang dilogokan kadang-kadang meyertai perancang logo. Disitulah letak kerumitannya. Kedua unsur itu harus terpadu, yakni antara bentuk visual serta kandungan maknanya. 2.5.3 Konsep Dasar Logo Menjelaskan hal-hal yang menyangkut : 31 32
Ibid. hal 243 Ibid. hal 244
32
1. Dasar Bentuk adalah bentuk yang secara visual menyerupai dasar bentuk seperti segilima, segiempat, persegi, kubus, segitiga, elips dan lain lain. 2. Nilai Visual Logo adalah konfigurasi elemen logo yang menghasilkan arti dan nilai berupa makan dari logo yang diciptakan. 3. Warna adalah penerapan warna pada logo yang bertolak dari dasar pemikiran
akan
tersedianya
keselarasan
antara
lembaga
yang
disimbolkan dengan image yang akan dibangun. Warna menggambarkan ekspresi. Pada hakikatnya gambar merupakan pengungkapan secara mental dan visual dari seseorang terhadap apa yang dialaminya dalam bentuk-bentuk garis (goresan) dan warna. Jadi, menggambar adalah melukiskan apa yang terpikirkan melalui goresan-goresan pensil diatas kertas. Istilah ekspresi berasal dari bahasa asing yang berati ungkapan, pikiran atau perasaan. Jadi, menggambar ekspresi adalah membuat karya seni rupa dua dimensi menggunakan berbagai alat serta media yang digoreskan atau dilumurkan pada bidang datar dengan didasari suatu ide atau tema, disertai ungkapan-ungkapan perasaan tertentu sesuai pengamatan dan kesan-kesan kita terhadap objek.
33
Unsur-unsur dalam penggambaran ekspresi berkaitan dengan warna. Karena warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili suasana kejiwaan pelukisnya dalam berkomunikasi. Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam unutk menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu merangsang munculnya rasa haru, sedih, gembira, mood atau semangat dan lain-lain. 34 A. Memahami Kekuatan Warna Secara visual, warna memiliki kekuatan yang mampu memengaruhi citra orang yang melihatnya. Masing-masing warna mampu memberikan respons secara psikologis. Molly E. Hollzschlag, seorang pakar tentang warna, dalam tulisannya “Creating Color Scheme” membuat daftar mengenai kemampuan masing-masing warna 33 34
Ibid. hal 45-46 Ibid. hal 46
ketika memberikan respons secara psikologis kepada pemirsanya sebagai berikut : 35
4.1 Memahami Kekuatan Warna Warna
Respon psikologis yang
ditimbulkan
Kekuatan, bertenaga, kehangatan, nafsu, cinta, agresifitas, bahaya Kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan,perintah Alami,
kesehatan,
pandangan
yang
enak,
kecemburuan, pembaruan Optimis,
harapan,
filosofi,
ketidak
jujuran/kecurangan, pengecut, pengkhianatan. Spiritual, misteri, keagungan, perubahan bentuk , galak, arogan
Energi, keseimbangan, kehangatan
Bumi, dapat dipercaya, nyaman, bertahan
Intelek, futuristik, modis, kesenduan, merusak
Kemurnian/suci, bersih, kecermatan, inocent (tanpa dosa), steril, kematian. 35
Ibid. hal 47
Kekuatan, seksualitas, kemewahan, kematian, misteri,
ketakutan,
ketidakbahagiaan,
keanggunan. B. Memahami Teknik Warna Warna dapat memengaruhi kejiwaan seseorang. Ketika kita hendak membeli pakaian, kita selalu memilih dan membandingkan warna. Warna juga menjadi salah satu bahan pertimbangan saat kita hendak mengecat dinding ruangan kamar kita. Jelaslah bahwa warna selalu dipakai orang di semua segi kehidupan. Hal itu membuktikan bahwa wanita benar-benar menjadi sesuatu yang berarti dalam kehidupan manusia. Dalam seni rupa, warna merupakan unsur yang sangat penting karena warna bisa menjadi alat untuk berekspresi. Bicara tentang warna, banyak sekali ilmu yang bisa kita pelajari darinya. Oleh karena itu, pada bahasan ini kita akan mengupas beberapa hal dasar mengenai warna. Teori Sir Issac Newton (1642-1727) Dari percobaannya, Newton menyimpulkan bahwa apabila dilakukan pemecahan warna spektrum dari sinar matahari, akan dihasilkan warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu alias mejikuhibiniu. Warnawarna itu bisa ditangkap mata manusia pada saat ada pelangi.
Teori Kesehatan Teori kesehatan menyatakan bahwa menyimpulkan semua warna yang dapat ditangkap oleh mata manusia adalah warna pokok. Teori Brewster Teori Brewstres menyatakan bahwa warna pokok (primer) adalah warna yang dapat berdiri sendiri dan bukan merupakan hasil percampuran dengan warna lain. Sementara itu, warna yang berasal dari percampuran antara dua warna pokok disebut warna sekunder. Warna pokok terdiri
dari warna merah, kuning, dan biru. Warna sekunder adalah warna hijau, jingga dan ungu. Warna hijau dihasilkan dari campuran warna biru dan kuning, warna jingga diperoleh dari campuran warna merah dan kuning, sedangkan warna ungu diperoleh dari campuran merah dan biru. Warna yang diperoleh dari campuran antara warna primer dan warna sekunder disebut warna tersier. Rumus yang diperoleh dari teori Brewster tersebut memampukan Herbert Ives unutk menciptakan lingkaran warna. Teori tersebut kemudian banyak diikuti orang, terutama mereka yang berkecimpung dalam bidang seni rupa. Teori Munsell Pada tahun 1858, Munsell menyelidiki warna dengan standar warna untuk aspek fisik dan psikis. Teorinya menyatakan bahwa warna pokok terdiri dari warna jinga, hijau muda, hijau tua, biru tua, dan nila. 36 C. Warna dalam Dunia Kontemporer Warna dalam sistem kontemporer sangat berbeda. Anda tidak hanya menenmui warna-warna sebagaimana yang anda temui pada dunia nyata, tetapi sistem warna digital akan mampu memberikan nuansa warna yang lebih luas lagi yang berjumlah hingga jutaan. Sebelum anda mulai bekerja dengan warna pada komputer, penting bagi anda untuk mengenali beberapa model warna yang ada dalam sistem komputer. Sebagai representasi dari program gambar komputer, akan kami cuplikan dua kutub berbeda, yakni program gambar berbasis bitmap dan program gambar berbasis vector. Untuk program berbasis bitmap, kita ambil adobe photoshop, yakni program untuk mengolah citra bitmap atau foto, dan corelDRAW sebagai representasi dari program gambar berbasis vector. Didalam
36
Ibid. hal 47-48
photoshop dikenal dua tipe warna utama, yaitu additive color dan subtractive color. 37 4. Huruf (typeface) adalah kumpulan dari satu font atau lebih, dalam satu ukuran atau lebih yang didesain dengan gaya yang sama, yang tiap fontnya terdiri dari kumpulan bangun geometris yang terkoordinasi. Sebuah typeface juga biasanya terdiri dari alfabet/huruf-huruf, angka, dan tanda baca. 5. Grid Logo, untuk menjaga ketepatan bentuk serta proporsi logo, maka dalam pembuatan desain logo dipergunakan grid-grid (garis bantu) yang dilengkapi dengan notasi satuan ukuran sebagi pedoman teknis untuk mereproduksi logo secara manual. 6. Padanan Logo atau Tulisan, simbol logo disusun dalam posisi yang simetris dengan tulisan (brandname) 7. Logo dan Standarisasi. Seluruh aspek teknis penggunaan logo harus berdasarkan pada panduan yang telah ditetapkan. Untuk menghindari kesalahan pencantuman harus diingat beberapa hal : a. Konfigurasi I : logo diatas dan brandname dibawah b. Konfigurasi II : logo berada disamping kiri dan Brandname disamping kanan (dituliskan dalam satu baris, tidak melipat ke bawah) c. Konfigurasi III : jika salah satu kantor cabang akan menggunakan logo yang telah di design maka susunan katanya harus ditambah nama kantor cabang dan sesuai dengan ketentuan dari sebuah perusahan dan organisasi tersebut. 2.6 Trend Design Logo Dalam kehidupan kita sehari-hari, logo hampir setiap hari kita temui. Dimana saja, dan kapan saja. Sewaktu kita jalan-jalan di mal, membaca majalah, melakukan aktifitas kantor, dsb. Seperti halnya pakaian, logo memiliki banyak rupa dan gaya, baik dari segi bentuk, warna, tipografi maupun desainnya secara keseluruhan. Seperti pakaian pula, logo memiliki trend atau gaya yang cenderung berubah setiap periode tertentu. Berikut 15 trend design logo terkini, berdasarkan sumber GDUSA edisi 2003. 37
Ibid. hal 49
1.Tetesan
air
Gaya desain logo dengan bentuk visual tetesan air, biasanya terdiri dari dua atau lebih tetesan air yang bergabung menjadi satu menjadi tren gaya desain logo saat ini. Bentuk geometri logo Cingular adalah contoh yang patut mendapat acungan jempol. Gaya visual desain ini dapat dipergunakan untuk menampilkan kesan sains dan teknologi. Bentuk-bentuk tetesan air ini seringkali divisualkan secara flat, dan banyak juga yang menggunakan efek highlight untuk menambah kesan dimensinya. 2.
Refinement
Sudah sejak beberapa tahun yang lalu, desain visual logo kembali ke gaya simplicity, ala Chermayeff & Geismar dimana sudah sejak dulu selalu menjadikan kesederhanaan sebagai ciri khas yang utama. Penggunaan lambang geometri yang mengandung makna, digabung dengan frase visual yang sederhana. Gaya desain ini, sebenarnya merupakan gaya desain yang dipelopori oleh firma desain kondang, Chermayeff & Geismar. 3.
Pop
Melanjutkan gaya kembali ke masa lalu, gaya desain pop, yang menjadi corak desain yang merajai di era 60 dan 70-an menjadi gaya yang digunakan desainer masa kini, terutama untuk desain logo dengan target market anak muda. Gaya desain pop sangatlah kental dan amat mudah untuk dilihat dan dirasakan, lengkap dengan gaya font dan warna-warna yang nge-pop. 4.
Spiral / Gelombang
Gaya desain yang seringkali dipakai adalah spiral, atau gelombang. Dengan visual seperti efek air yang diteteskan pada permukaan air sehingga tercipta gelombang, atauspiral yang digoreskan secara bebas seperti goresan crayon anak-anak menjadi gaya tersendiri. Gaya geometri seperti ini seringkali disebut dengan Vortex. 5.
Animorphic
Penggunaan binatang sebagai elemen desain logo juga merupakan tren desain logo terkini. Mengambil sisi positif dari karakter binantang, lalu menjadikannya sebagai penunjang identitas korporat adalah strateginya. Penggunaan karakter binatang pada logo kebanyakan digunakan pada perusahaan kecil menengah, dan beberapa perusahaan yang termasuk dalam
Fortune 500, seperti karakter ikan paus yang digunakan Pacific Life atau karakter rusa pada John Deere yang didesain ulang oleh Landor. 6.
Canted
Salah satu gaya desain logo yang unik dan menjadi tren adalah penggunaan bentuk geometri yang tidak memiliki arti simbolis khusus, tetapi kemudian setelah diolah sedemikian rupa sehingga memiliki arti simbolis khusus. Salah satunya adalah bentuk geometri canted atau bentuk-bentuk geometri yang membentuk formasi lingkaran atau bola. 7.
Wajah Orang
Bila anda menggunakan Mac OS, maka setiap kali anda menyalakan komputer akan melihat logo Mac OS yang berupa wajah manusia. Bentuk grafis yang berupa wajah manusia, menjadi gaya terkini. Tujuan dari bentuk ini adalah untuk lebih mengesankan keakraban atau lebih bersahabat. Bisa pula merefleksikan interaktifitas. Meski gaya desain wajah sudah lama dipergunakan orang, namun dewasa ini penggunaannya lebih simpel, dan kaya akan deformasi bentuk. 8.
Bayangan
Efek bayangan juga menjadi gaya yang amat banyak dipakai sebagai elemen penunjang desain logo. Efek yang dihasilkan adalah kesan ruang, gravitasi maupun kedalaman. Selain itu, efek bayangan juga digunakan untuk merepresentasikan simbol-simbol yang memiliki arti khusus. 9.
Transparansi
Aturan klasik yang mengatakan bahwa untuk membuat desain logo yang baik haruslah dengan menggunakan warna yang solid kini tak lagi berlaku. Kini banyak logo yang menggunakan banyak warna dengan efek transparansi alias tidak solid. Sebagai contoh adalah kupu-kupu MSN. Karena efek tranparansi yang seperti layer ini, seringkali desain logo seperti ini memiliki gaya yang unik dan khas. 10.
Warna Hijau
Tren gaya warna hijau seringkali disebut sebagai gaya yang literal dan metaphoral. Gaya desain dengan menggunakan warna hijau dapat kita lihat dari karya-karya Landor seperti logo BP misalnya. Contoh lain adalah Cargill, ADM dan Monsanto. Tren penggunaan warna hijau terlebih karena impresi terhadap lingkungan hidup merupakan hal yang yang inngin
ditonjolkan. Ini terjadi terutama pada perusahaan industri tertentu, yang menginginkan kesan akrab lingkungan karena selama ini impresi khalayak terhadap industri tersebut cenderung negatif terhadap lingkungan. Tren ini kemudian berkembang tak hanya pada logo perusahaan industri, melainkan juga pada perusahaan-perusahaan publik lainnya. 11.
Tanda Baca
Pada masa lalu, tanda baca merupakan tanda yang digunakan untuk menandai kata-kata dengan makna tertentu, yang bisa pula berarti sesuatu yang bermakna kurang baik. Sekarang, seiring perkembangan jaman, tanda baca tidak hanya memiliki fungsi sebagai penanda kalimat-kalimat tertentu, melainkan bisa menjadi ikon yang lengkap dengan fungsi arti yang disandangnya. Sebagai contoh tanda baca @. Hampir semua industri dotcom, menggunakannya sebagai elemen pada disain logonya. Tanda @ sudah sangat sinonim dengan dotcom. 12.
Label
Selanjutnya, gaya desain logo yang menjadi tren adalah gaya label. Disebut demikian karena secara visual biasanya gaya ini mengambil suatu bentuk tertentu sebagai obyeknya dengan tulisan didalamnya, mirip seperti label. Dengan kata lain, gambarnya mengatakan apa yang mereka lakukan, sedangkan tulisannya mengatakan siapakah mereka. Gaya seperti ini, cenderung sederhana dan sangat mudah dikenali. 13.
Ikon Foto
Gaya yang satu ini bisa dibilang gaya yang unik. Dengan visualisai yang menggunakan foto obyek-obyek sederhana yang ada di sekitar kita, logo jenis ini bisa berbicara banyak. Selain terkesan unik, impresi yang ditimbulkannya bisa pula elegan, seperti halnya gaya logo lainnya. 14.
Slinky
Dengan efek kurva geometri, gaya ini menjadi tren dalam desain logo saat ini. Bentuk kurva yang digunakannya seringkali berbentuk spirograph, yang menghasilkan kesan slinky, akurat dan hitek. Beberapa contoh adalah logo Energex, Okamoto dan Luxeon 15. .Garis
Gaya terakhir yang menjadi tren terkini adalah gaya yang hanya menggunakan outline garis. Secara visual, biasanya terdiri garis yang
membentuk suatu gambar. Obyek gambar seperti ini sebetulnya sudah dipelopori Picasso dan Calder dalam karya lukisannya jauh sebelum desainer logo menggunakannya. Salah satu kekuatan dari logo bergaya garis adalah kekuatan artistik yang ditimbulkannya. 38 2.7 Jenis dan Tipe Logo Pada masa awal perkembangannya, pembagian jenis logo tidaklah serumit sekarang. Mula-mula logo hanya berupa bentuk yang tak terucapkan seperti gambar, yang dibuat oleh pengrajin untuk lambang kerajaan. Seiring dengan berkembangnya jaman, logo tidak hanya digunakan untuk kepentingan kerajaan saja, melainkan untuk memberi tanda pada barang-barang yang dijual di pasar (Trademarks). Pembagian jenis logo secara lebih sederhana dibagi atas dua bagian yaitu: 1. Word Marks atau Brand Name atau Logotype, yaitu logo yang tersusun dari bentuk terucapkan (rangkaian huruf yang dapat dibaca / diucapkan). 2. Device Marks atau Brand Mark atau Logogram, yang tersusun dari bentuk tak terucapkan (gambar). Bisa pula logo terdiri atas keduanya, yang merupakan kombinasi dari brand name dan brand mark. Sebagai contoh untuk brand name adalah Logotype GARUDA Indonesian Airways yang hanya tersusun dari huruf jenis Sans Serif , dan Logogram dengan bentuk burung garuda sebagai brand mark. 39 Semakin bertambahnya jumlah produk di pasar, serta semakin kompleknya karakteristik pasar muncul berbagai jenis logo yang pada dasarnya merupakan paduan dari dua jenis logo diatas. Berikut beberapa jenis logo yang penggolongannya berdasarkan John Murphy dan Michael Rowe. 1.
38 39
Name-Only Logo
http://www.egamesbox.com/thread-8442-1-1.html diakses pada tanggal 20-03-2012 http://aulwardana.student.umm.ac.id/2010/09/24/jenis-dan-tipe-logo/ diunduh pada tanggal 20-03-2012
Adalah logo yang diambil dari sebuah nama, dengan menggunakan gaya grafis khusus. Logo jenis ini memberikan ketegasan dan pesan langsung kepada konsumen. Contoh logo ini seperti pada produk sandang karya perancang ternama Yves Saint Laurent, produk elektronik Sony, Toshiba, Panasonic, produk kamera Nikon, Leica, Yashica, peralatan fotokopi Xerox, dan lain-lain. 2.
Name Symbol Logo
Yaitu logo yang terdiri dari nama perusahaan atau produk dengan gaya tipografis yang berkarakter kuat, tersusun atas bentuk-bentuk grafis seperti oval, lingkaran atau kotak. Sebagai contoh adalah logo Ford, Du Pont, Hertz dan banyak lagi. Kelebihan jenis logo ini adalah pada bentuknya yang ringkas dan fleksibel karena jenis logo seperti ini mampu berdiri sendiri. 3.
Initial Letter Logo
Yaitu logo yang menggunakan huruf awal (inisial) dari nama produk atau perusahaan dan menjadikannya sebagai elemen utama dari logo tersebut. Logo jenis ini terkadang menunjukkan gabungan nama pemilik perusahaan seperti logo produsen hardware komputer Hewlett-Packard. 4.
Pictorial Name Logo
Adalah logo yang menggunakan nama produk atau organisasi sebagai komponen penting dari gaya logo, yang secara keseluruhan logo ini memiliki gaya yang sangat khusus. Perusahaan yang mengunakan logo jenis ini, biasanya adalah perusahaan yang sudah terkenal, seperti Coca Cola, Kodak, McDonald, Rolls Royce dan lain sebagainya. Karena kuatnya image perusahaan / produk yang memakai logo ini, maka bila terjadi peniruan logo tersebut oleh produk atau perusahaan lain maka citra yang dihasilkannya tetap mengarah pada produk atau perusahaan yang ditiru. 5.
Associative Logo
Yaitu logo yang berdiri bebas yang biasanya tidak memuat nama produk atau perusahaan, tetapi memiliki asosiasi langsung dengan nama, produk atau wilayah aktifitasnya. Sebagai contoh logo perusahaan pembuat pesawat terbang Aerospatiale, logonya terdiri dari kalimat Aerospatiale yakni penerbangan, logo perusahaan minyak Shell yang menunjukkan gambar kerang sebagai asosiasi dari fosil penghasil minyak. Kemudian logo 20th Century Fox yang menggambarkan gemerlap dan megahnya dunia perfilman dan masih banyak lagi. Jenis logo seperti ini mempunyai daya tarik kuat dan mudah untuk dipahami. 6.
Allusive Logo
Yang dimaksud dengan Allusive logo adalah logo yang bersifat kiasan, seperti logo Mercedes Benz yang terdiri dari bentuk bintang segitiga yang merupakan representasi dari sistem kemudi mobil. Bentuk A pasa perusahaan penerbangan Italia Alitalia yang dideformasikan dari bentuk ekor pesawat yang berfungsi sebagai penyeimbang. Logo jenis ni memiliki hubungan yang tidak langusng antara nama dengan logonya sehingga logo jenis ini sulit untuk dipahami dan memerlukan waktu lebih agar seseorang bisa memahami apa maksud dari logo yang bersangkutan. 7.
Abstract Logo
Yang dimaksud dengan logo jenis ini adalah logo yang dapat menimbulkan beraneka kesan, yang oleh daya pemahaman konsumen. Ini terjadi karena bentuk visual logo ini sangat abstrak. Diantaranya mengambil suatu bentuk struktural yang dikreasikan dengan efek optis yang bervariasi. Sebagai contoh adalah logo Citroen. Logo jenis ini sangat disukai Amerika, karena logo jenis ini mampu dibuat dengan bermacam variasi dan sangat orisinil sehingga terjadinya kemiripan sebuah logo dengan logo yang lainnya akibat dari banyaknya produk dan perusahaan yang tumbuh di Amerika bisa dihindari. Bentuk logo abstrak yang ada di Indonesia adalah seperti logo Bakrie Brothers. Abstract logo pertama kali digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar Jepang, yang kemudian perusahaan-perusahaan tersebut mengalami kesuksesan di negara barat,
sehingga menjadi ide baru bagi perkembangan logo di dunia barat. Logo jenis ini sekarang menjadi standar desain logo kontemporer. Kelemahan dari jenis logo ini adalah bentuknya yang abstrak, sehingga sukar dipahami oleh konsumen serta tidak memiliki pengertian yang benar-benar tepat seperti apa yang diinginkan. 40 2.8 Semiotika Komunikasi Tanda-tanda (signs) adalah basis dari seluruh komunikasi (Littlejohn, 1996:64). Manusia
dengan perantaraan tanda-tanda, dapat melakukan
komunikasi dengan sesamanya. Banyak hal bisa dikomunikasikan didunia ini. Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda adalah perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah-tengah manusai dan bersama-sama manusia. Semiotika, atau dalam istilah Barthes, semiologi, pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai (to sinify) dalam hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate).
41
Semiotik dibagi ke dalam tiga wilayah kajian yaitu semantik, sintaktik dan
pragmatik.
Semantik
berbicara
tentang
bagaimana
tanda-tanda
berhubungan dengan yang ditunjuknya atau apa yang ditunjukkan oleh tandatanda. Semiotik menggambarkan dua dunia-dunia benda dan dunia tanda dan mencerahkan hubungan di antara kedua dunia tersebut. Kapan pun kita memberikan sebuah pertanyaatn “apa yang dipresentasikan oleh tanda?” maka kita berada dalam ranah semantik. Sebagai contoh, kamus merupakan buku referensi semantik, ia mengatakan apa arti kata atau apa yang mereka representasikan. Sebagai prinsip dasar semiotik, representasi selalu dimediasi oleh interpretasi sadar seseorang dan interpretasi atau arti apa pun bagi sebuah tanda akan mengubah satu situasi ke situasi lainnya. Oleh karena itu, pertanyaan semantik yang lebih halus , “arti-arti apa saja yang dibawa oleh tanda ke dalam pikiran seseorang dalam suatu situasi?” penelitian Martyna tentang kata ganti yang telah
40
John Murphy and Michael Rowe, How to Design Trademarks and Logos. Ohio, North Light Book, 1998, hal 16-23 41 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Rosdakarya, Jakarta, 2009, hal :15
dijelaskan sebelumnya ditanamkan dengan kuat dalam cabang semantik pada semiotik. Wilayah kajian kedua dalam semiotik adalah sintaktik atau kajian hubungan di antara tanda-tanda. Tanda-tanda sebetulnya tidak pernah berdiri dengan sendirinya. Hampir semuanya selalu menjadi bagian dari sistem tanda atau kelompok tanda yang lebih besar yang diatur dalam cara-cara tertentu. Oleh karena itu, sintaktik mengacu pada aturan-aturan yang dengannya orang mengombinasikan tanda-tanda ke dalam sistem makna yang kompleks. Semiotik tetap mengacu pada prinsip bahwa tanda-tanda selalu dipahami dengan kaitannya dengan tanda-tanda lain. Pragmatik, kajian utama semiotik yang ketiga, memperlihatkan bagaimana tanda-tanda membuat perbedaan dalam kehidupan manusia atau penggunaan praktis serta berbagai akibat dan pengaruh tanda pada kehidupan sosial. Cabang ini memiliki pengaruh yang paling penting dalam teori komunikasi karena tanda-tanda dan sistem tanda dilihat sebagai alat komunikasi manusia. Oleh karena itu pragmatik saling melengkapi dengan tradisi sosial budaya. 42
2.8.1
Metode Semiotika Telaah tentang genre pada media yang dilihat dari sudut semiotika
diawali oleh Roland Barthes pada tahun 1950-an, sebagaimana disebutkan dalam pendahuluan buku ini. Barthes menerapkan teori dasar tanda dasar, yang secara singkat diperkenalkan diatas, pada analisis pelbagai jenis tontonan media dan genre, dan menunjukkan bagaimana hal ini bisa menampilkan mekna-makna
implisit
yang
menunjukkan
bagaimana
hal
ini
bisa
menampilkan makna-makna implisit yang tertanam di dalamnya. Kita ingat bahwa sebuah tanda didefinisikan sebagai sesuatu yang bersifat fisik (X) yang mewakili sesuatu yang lain (Y), baik itu bersifat material atau konseptual, dalam cara tertentu (X = Y). Tanda ini bisa tampil dalam bentuk sederhana seperti kata, atau dalam bentuk kompleks seperti novel atau siaran radio.
42
Stephen W. LittleJohn and Karen A.Foss, Theories of Human Communication, Jakarta, 2009, Salemba Humanika, hal 55-56
Tujuan utama dari semiotika media adalah membuat katalog dan melakukan analisis pada struktur-struktur ini ketika hal tersebut menampilkan dirinya di dalam produk-produk media. Dalam melakukan identifikasi dan mendokumentasikan struktur media, para pakar semiotika dipandu oleh tiga pertanyaan dasar : 1. Apakah yang dimaksudkan oleh struktur tertentu (teks, genre dan sebagainya) ? 2. Bagaimana caranya ia mempresentasikan apa yang dimaksud kannya ? 3. Mengapa ia bermakna seperti itu ? 43 Charles Sanders Peirce juga melakukan hal yang kurang lebih sama. Ia mendefinisikan tanda sebagai yang terdiri atas representamen (secara harfiah berarti ‘sesuatu’yang nelakukan representasi) yang merujuk objek (yang menjadi perhatian representamen), membangkitkan arti yang disebut sebagai interpretant (apa pun artinya bagi seseorang dalam konteks tertentu). Hubungan antara ketiga dimensi ini tidak bersifat statis, melainkan dinamis, dengan yang satu menyarankan yang lain dalam pola siklis. Peirce
juga
membuat
tipologi
66
jenis
tanda
dan
mengklasifikasikannya sesuai dengan fungsi yang dimilikinya. Sebagai contoh, ia mendefinisikan ‘qualisign’ sebagai tanda yang mengarahkan perhatian ke atau menonjolkan, kualitas tertentu yang ada pada yang menjadi referennya. Di dalam bahasa, sebuah ajektif adalah qualisign karena menarik perhatian kita ke kualitas (warna, bentuk, ukuran dan sebagainya) yang ada pada objek yang menjadi referennya. Di dalam lingkup nonverbal, yang termasuk qualisign adalah warna-warna yang dipakai para pelukis, atau harmoni dan nada-nada yang dipakai para komponis. 44
2.8.2 Semiotika Secara etimologis, istilah semiotik berasal dari kata Yunani semeion yang berarti “tanda”. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain (Eco. 1979:16). Istilah semeion tampaknya diturunkan dari 43 44
Marcel Danesi, Semiotika Komunikasi, Jalasutra, Yogyakarta, 2010 hal : 27-28 Marcel Danesi. op.cit, 2010 hal 36-37
kedokteran
hipokratik
atau
asklepiadik
dengan
perhatiannya
pada
simtomatologi dan diagnostik inferensial (Sinha, dalam Kurniawan, 2001:49). Secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
sederetan
luas
objek-objek,
peristiwa-peristiwa,
seluruh
kebudayaan sebagai tanda (Eco, 1979:6). Van Zoest (1996:5) mengartikan semiotik sebagai ïlmu tanda (sign) dan segala yang berhubungan dengannya: cara berfungsinya, hubungannya dengan kata lain,pengirimannya, dan penerimaannya oleh mereka yang mempergunakannya”. Dick Hartoko (1984, dalam Santosa, 1993:3) memberi batasan, semiotik adalah bagaimana karya itu ditafsirkan oleh para pengamat dan masyarakat lewat tanda-tanda atau lambang-lambang. Luxemburg (1984), seperti dikutip Santosa (1993:3) menyatakan bahwa semiotik adalah ilmu yang secara sistematis memperlajari tanda-tanda dan lambang-lambang, sistemsistemnya dan proses perlambangan. Batasan
yang lebih
jelas dikemukakan
Preminger (2001:89).
Dikatakan, “Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tandatanda tersebut mempunyai arti”. 45 Sekurang-kurangnya terdapat sembilan macam semiotik yang kita kenal sekarang, yaitu (Pateda, 2001:29) : 1. Semiotik Analitik, yakni semiotik yang menganalisis sistem tanda. Pierce menyatakan bahwa semiotik berobjekkan tanda dan menganalisisnya menjadi ide, objek, dan makna. Ide dapat dikatakan sebagai lambang, sedangkan makna adalah beban yang terdapat dalam lambang yang mengacu kepada objek tertentu. 2. Semiotik deskriptif, yakni semiotik yang memperhatikan sistem tanda yang dapat kita alami sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap seperti yang disaksikan sekarang. Misalnya, langit yang mendung menandakan bahwa hujan tidak lama lagi akan turun, dari dahulu hingga sekarang tetap saja seperti itu. Demikian pula jika ombak memutih di tengah laut, itu menandakan bahwa laut berombak besar. Namun, dengan
45
Alex Sobur, Analisis Teks Media. Rosdakarya, Jakarta, 2004 hal 96
majunya ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, telah banyak tanda yang diciptakan oleh manusia unutk memenuhi kebutuhannya. 3. Semotik
faunal
(zoosemiotic),
yakni
semiotik
yang
khusus
memperhatikan sistem tanda yang dihasilkan tanda untuk berkomunikasi antara sesamanya, tetapi juga sering menghasilkan tanda untuk berkomunikasi antara sesamanya, tetapi juga sering menghasilkan tanda yang dapat ditafsirkan oleh manusia. Misalnya, seekor ayam betina yang berkotek-kotek menandakan ayam itu telah bertelur atau ada sesuatu yang ia takuti. Induk ayam yang membunyikan kreek..krek..krek.. memberikan tanda kepada anak-anaknya untuk segera mendekat, sebab ada makanan yang ditemukan. 4. Semiotik kultural, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang berlaku dalam kebudayaan masyarakat tertentu. Telah diketahui bahwa masyarakat sebagai mahluk sosoal dipertahankan dan dihormati. Budaya yang terdapat dalam masyarakat yang juga merupakan sistem itu, menggunakan tanda-tanda tertentu yang membedakannya dengan masyarakat yang lain. 5. Semiotik naratif, yakni semiotik yang menelaah sistem tanda dalam narasi yang berwujud mitos dan cerita lisan, ada di antaranya memiliki nilai
kultural
tinggi.
Itu
sebabnya
Greimas
(1987)
memulai
pembahasannya tentang nilai-nilai kultural ketika ia membahas persoalan semiotik naratif. 6. Semiotik natural, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh alam. Air sungai menandakan di hulu telah turun hujan dan daun pohon-pohonan yang menguning lalu gugur. Alam yang tidak bersahabat dengan manusia, misalnya banjir atau tanah longsor, sebenarnya memberikan tanda kepada manusia bahwa manusia telah merusak alam. 7. Semiotik normatif, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dibuat oleh manusia yang berwujud norma-norma,misalnya ramburambu lalu lintas. Diruang kereta api sering dijumpai tanda yang bermakna dilarang merokok. 8. Semiotik Sosial, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan oleh manusia yang berwujud lambang, baik lambang
berwujud kata maupun lambang berwujud kata dalam satuan yang disebut kalimat. Buku Halliday (1978) itu sendiri berjudul Language Social Semiotic. Dengan kata lain, semiotik sosial menelaah sistem tanda yang teradapat dalam bahasa. 9. Semiotik Struktural, yakni semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dimanifestasikan melalui struktur bahasa. 46
2.9 Simbol Suatu tanda tanpa kemiripan maupun kaitan, namun hanya dengan hubungan konvensional antara penanda dan denotata-nya, dan dengan jenis internasional bagi designatum-nya, disebut simbol. 47 Simbol merupakan tanda berdasarkan konvensi, peraturan, atau perjanjian yang disepakati bersama. Simbol baru dapat dipahami jika seseorang sudah mengerti arti yang telah disepakati sebelumnya. Contohnya: Garuda Pancasila bagi bangsa Indonesia adalah burung yang memiliki perlambang yang kaya makna. Namun bagi orang yang memilliki latar budaya berbeda misalnya seperti orang Eskimo, Garuda Pancasila hanya dipandang sebagai burung elang biasa. 48 Simbol adalah tanda yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya, hubungannya bersifat arbitrer (semau-maunya). Arti tanda itu ditentukan oleh konvensi. “Ibu” adalah simbol, artinya ditentukan oleh konvensi masyarakat bahasa (Indonesia). Orang Inggris menyebutnya mother. Perancis menyebutnya la mere, dsb. Simbol pada dasarnya mempunyai makna yang besifat ganda. Simbol dalam arti ganda ini diperoleh dengan menganalogikan arti pertama dengan arti kedua. Seperti misalnya “A adalah B, sama seperti halnya C adalah D, sehingga A sama dengan C seperti hal B sama dengan D.” Dengan kaata lain, analogi pada simbol bersift subjektif, biasanya arti kedua diperoleh melalui arti pertama. 49
2.10 46
Tanda
Alex Sobur. op.cit hal 100-101 Winfred Noth, Handbook of Semiotics, Airlangga University Press, 2006, Hal 108 48 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual, Jalasutra, Yogyakarta, hal 17 49 Alex Sobur, Analisis Teks Media, Rosdakarya, Jakarta, hal 44-45 47
Tanda adalah segala sesuatu-warna, isyarat, kedipan mata, objek, rumus, matematika, dan lain-lain yang mempresentasikan sesuatu yang lain selain dirinya. Kata red, seperti yang kita lihat, dikategorikan sebagai tanda karena ia bukan merepresentasikan mempresentasikan bunyi r-e-d yang membangunnya, melainkan sejenis warnadan hal lainnya. 50 Hal yang dirujuk oleh tanda, secara logis, dikenal sebagai referan (objek atau petanda). Ada dua jenis referen: (1) referen konkrit, seperti bintang yang dirujuk oleh kata cat, dan (2) referen abstrak, seperti konsep “ide cemerlang” yang dirujuk oleh figur bola lampu yang menyala di atas. Referen konkrit adalah sesuatu yang dapat ditunjukkan hadir di dunia nyata misalnya “cat” (kucing) dapat diindikasikan hanya dengan menunjuk seekor kucing. Referen abstak bersifat imajiner dan tidak dapat diidikasikan hanya dengan menunjuk pada suatu benda. 51
2.10.1 Teori Dasar tentang Tanda Teori dari Peirce menjadi grand theory dalam semiotik. Gagasannya bersifat menyeluruh, deskripsi struktural dari semua sistem, penandaan. Peirce ingin mengidentifikasi partikel dasar dari tanda dan menggabungkan kembali semua komponen dalam struktur tunggal. Semiotik ingin membongkar bahasa secara keseluruhan seperti ahli fisika membongkar sesuatu zat dan kemudian menyediakan model teoretis untuk menunjukkan bagaimana semuanya bertemu di dalam sebuah struktur. Pemahaman akan struktur semiosis menjadi dasar yang tidak bisa ditiadakan bagi penafsir dalam upaya mengembangkan pragmatisme. Seorang penafsir adalah yang berkedudukan sebagai peneliti, pengamat, dan pengkaji objek yang dipahaminya. Dalam mengkaji objek yang dipahaminya, seorang penafsir yang jeli dan cermat, segala sesuatunya akan dilihat dari jalur logika, yakni (Santosa, 1993:10; van Zoest:18-20): 1. Hubungan penalaran dengan jenis penandanya : a. Qualisign : penanda yang bertalian dengan kualitas b. Sinsigns
: penanda yang bertalian dengan kenyataan
c. Legisigns : penanda yang bertalian dengan kaidah 50 51
Marcel Danesi, Pesan, Tanda dan Makna, Jalasutra, Yogyakarta,2010 hal 6 Opcit, 2010, hal 7
Awalan quali-, sin-, dan legi-, disalurkan dari ‘quality’, ‘singular’, dan ‘lex’ (undang-undang, hukum dan peraturan). Qualisigns adalah tanda-tanda yang meruoakan tanda berdasarkan suatu sifat. Contohnya ialah sifat ‘merah’. Merah mungkin dijadikan suatu tanda. Merah merupakan suatu qualisign, karena merupakan tanda pada bidang yang mungkin. Agar benar-benar berfungsi sebagai tanda, qualisign itu harus memperoleh bentuk. Jadi, qualisign yang murni pada kenyataannya tidaklah ada. Maka, merah digunakan sebagai tanda, misalnya, bagi sosialisme, untuk cinta (memberi mawar merah pada seseorang), bagi perasaan (beberapa warna tertentu oleh Jung diberi fungsi ‘petunjuk’), bagi bahaya atau larangan (petunjuk jalan lalulintas). Namun, warna itu harus memperoleh bentuk, misalnya, pada bendera, pada mawar, dalam bayangan mimpi, pada papan lalu-lintas. Hal ini tidaklah mengurangi sifat qualisigns merah sebagai tanda. Sinsign adalah tanda yang merupakan tanda atas dasar tampilnya dalam kenyataan. Semua pernyataan individual yang tidak dilembagakan dapat merupakan sinsign. Sebuah jeritan bisa berarti kesakitan, keheranan, langkah kakinya, tertawanya nada dasar dalam suaranya. Semua itu merupakan sinsign. Metafora yang digunakan satu kali adalah sinsign. Legisign adalah tanda-tanda yang merupakan tanda atas dasar suatu peraturan yang berlaku umum, sebuah konvensi, sebuah suatu peraturan yang berlaku umum, sebuah konvensi, sebuah kode. Tanda-tanda lalu-lintas merupakan legisign. Hal itu dapat juga dikatakan dari gerakan isyarat tradisional, seperti mengangguk ‘ya’, mengerutkan alis, berjabatan tangan, dan sebagainya. Semua tanda bahasa merupakan legisign, karena bahasa kode. Setiap legisign mengimplikasikan sebuah sinsign, sebuah second yang mengaitkannya dengan sebuah third, yakni peraturan yang berlaku umum. Jadi, legisign sendiri merupakan sebuah third. 2. Hubungan kenyataan dengan jenis dasarnya : a. Icon
: sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda
yang serupa dengan bentuk objeknya (terlihat pada gambar atau lukisan).
b. Index
: sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda
yang mengisyaratkan petandanya. c. Symbol
: sesuatu yang melaksanakan fungsi sebagai penanda
yang oleh kaidah secara konvensi telah lazim digunakan dalam masyarakat. 3. Hubungan pikiran dengan jenis petandanya : a. Rheme or seme
: penanda yang bertalian dengan mungkin
terpahaminya objek petanda bagi penafsir. b. Dicent or decisign or pheme
: penanda yang menampilkan
informasi tentang petandanya. c. Argument
: penanda yang petandanya akhir bukan suatu
benda tetapi kaidah. Kesembilan tipe penanda sebagai struktur semiosis itu dapat dipergunakan sebagai dasar kombinasi satu dengan yang lainnya. Peirce (dalam Santosa, 1993:11-12) lebih jauh menjelaskan bahwa tipe-tipe tanda seperti ikon, indeks, simbol memiliki nuansa-nuansa yang dapat dibedakan. 52 Menurut Pierce satu bentuk tanda adalah kata, sedangkan objek adalah sesuatu yang di rujuk tanda. Sementara interpretan adalah tanda yang ada dalam benak sesorang tentang objek yang di rujuk sebuah tanda. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi dalam benak seseorang, maka muncullah makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut. Yang di kupas teori segitiga makna adalah persoalan bagaimana makna muncul dari sebuah tanda ketika tanda itu digunakan orang pada waktu berkomunikasi. Hubungan segitiga makna Pierce lazimnys ditampilkan sebagai tampak dalam gamabar berikut ini (Fiske, 1990:42): Sign
52
Alex Sobur, Analisis Teks Media, Rosdakarya,Jakarta, 2004, hal 97-98
Interpretant
Object
Selain Charles Sander Pierce, masih ada beberapa pakar lain yang membahas teori tentang tanda ini. 53
2.11 Makna Makna, sebagaimana dikemukakan oleh Fisher (1986:343), merupakan konsep yang abstrak, yang telah menarik perhatian para ahli filsafat dan para teoritis ilmu sosial selama 2000 tahun silam. 54 Dari mana datangnya makna? “Makna ada dalam diri manusia kata DeVito. Menurutnya, makna tidak terletak pada kata-kata melainkan pada manusia. “kita”lanjut DeVito, “menggunakan kata-kata untuk mendekati makna yang ingin kita komunikasikan. Tetapi, kata-kata ini tidak secara sempurna dan lengkap menggambarkan makna yang kita maksudkan. Semua ahli komunikasi, seperti dikutip Jalaludin Rakhmat (1996), sepakat bahwa makna kata sangat subjektif. Ada tiga hal yang dijelaskan para filsuf dan linguis sehubungan dengan usaha menjelaskan istilah makna. Ketiga hal itu, yakni : (1) menjelaskan makna secara alamiah, (2) mendeskripsikan kalimat secara alamiah, (3) menjelaskan makna dalam proses komunikasi (Kempson, dalam Pateda, 2001:79). 55 2.12 Tipografi Didalam desain grafis, tipografi didefinisikan sebagai suatu proses seni untuk menyusun bahan publikasi menggunakan huruf cetak. Oleh karena itu “menyusun” meliputi merancang bentuk huruf cetak hingga merangkainya dalam sebuah komposisi yang tepat untuk memperoleh suatu efek tampilan yang dikehendaki. Tidak dapat dipungkiri bahwa teks adalah bagian dari desain grafis yang sangat penting. Oleh karena itu, untuk menguasai desain grafis, harus
53
Alex Sobur. op.cit, hal 115 Alex Sobur. op.cit, hal 19 55 Alex Sobur. op.cit, hal 20-23 54
dipelajari pula tipografi, yaitu ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang huruf cetak. 56 a. Jenis Huruf Berdasarkan Klasifikasinya Huruf terdiri dari bagian-bagian yang secara ilmiah memiliki nama. Masing-masing bagian tersebut memiliki fungsi spesifik dalam ilmu tipografi. Oleh karena itu para ahli mengelompokkan jenis-jenis desain huruf sesuai ciri masing-masing bagian tersebut. 57 2.13 Mengenal Anatomi Huruf Ada dua aspek dasar dalam anatomi huruf yang berkaitan dengan cara kita memanfaatkannya. Aspek pertama berkaitan dengan bentuk fisik huruf dan merupakan metode mengenai bagaimana huruf itu dibentuk. Demikian juga cara mengukurnya, baik secara horizontal maupun vertikal. Aspek kedua menyangkut bentuk, konstruksi, dan tampilan secara visual dari masing-masing huruf secara individu. Ada empat kelompok huruf sesuai dengan ciri-ciri anatominya, yaitu : 1.
OLDSTYLE Huruf-huruf Oldstyle diciptakan dalam periode tahun 1470
ketika muncul huruf Venetian buatan seniman Venice, Aldin ciptaan Aldus Manutius dari Itali dan Caslon di Jerman. Periode Oldstyle berakhir di akhir abad ke-16 dengan munculnya periode transisi berupa karya John Baskerville yang menjebatani periode berikutnya. Beberapa font yang dapaat dikategorikan ke dalam kelompok Oldstyle adalah Bembo, Bauer Text, CG Cloister, ITC Usherwood, Claren-don, Garamond, Goudy Oldstyle, Palatino (Palmspring), dll. 2.
MODERN Dimulai
pada
abad
ke-18
ketika
Glambastita
Bodoni
menciptakan karya-karyanya yang kita kenal sebagai font Bodoni (dengan anggota keluarganya yang cukup banyak) hingga sekarang. Periode itu cukup panjang, hingga abad ke 20 dan jumlah karya-karya typeface sudah semakin banyak. Font-font yang termasuk dalam kelompok Modern tersebut diantaranya Bodoni, Bauer Bodoni, Didot, 56 57
Adi Kusrianto, Pengantar Desain Komunikasi Visual, ANDI, Yogyakarta, hal : 190 Adi Kusrianto. op.cit, hal 199
Torino, Auriga, ITCFenice, Linotype Modern, ITC Modern, Walbaum Book, ITC Zapf Book, Bookman, Cheltenham, Melior, dll. 3.
SLAB SERIF Kelompok huruf Slab Serif ditandai dengan bentuk serif yang
tebal, bahkan sangat tebal. Masa kemunculan jenis huruf itu bervariasi dan ikut menandai kemunculan huruf-huruf yang berfungsi lebih tepat sebagai penarik perhatian, yaitu sebagai Header. Contoh huruf Slab Serif antara lain Boton, Aachen, Calvert, Lubain graph, Memphis, Rockwell, Serifa, Claredon, Stymie, dll. 4.
SANS SERIF Sans Serif adalah huruf tanpa serif (kait di ujung). Pertama kali
jenis huruf tersebut diciptakan oleh William Caston IV (teturunan William Caston pencipta font Caslon di era Oldstyle) pada tahun 1816. Pada awal kemunculannya, font jenis itu disebut Grostesque karena pada zaman itu bentuk huruf tanpa serif itu dirasa aneh dan unik (grosteque artinya aneh) .hingga kini, orang Inggris masih suka menyebut huruf tanpa serif dengan itilah Grotesques. Contoh-contoh huruf Sans Serif antara lain Franklin Gothic, Akzident Grotesk, Helvetica, Univers, Formata, Avant Garde, Dill Sans, Futura, optima, dan lain-lain. 58
2.13.1 Sejarah Huruf Huruf cetak timah yang ditemukan oleh Johann Guttenberg pada tahun 1440 merupakan tonggak sejarah tipografi yang sangat berarti. Bahkan dikatakan bahwa Guttenberg adalah Bapak Desain Grafis. Setelah era tersebut, huruf-huruf latin yang kita pergunakan mulaidiciptakan satu demi satu. Hingga kini telah ada jutaan jenis font digital. Tokoh-tokoh tipografi terkenal dalam sejarah yang perlu kita ketahui di antaranya adalah Didot, Herbert, Bayer, Giambattista Bodoni, Aldus Manutius, William Caslon, Theodore Low De Vinne, Robert Estienne, Frederic William Goudy, El Markovich Lissitzky, William Morris, Eric Rowton Gill, dan Stanley Morrisan. 58
Adi Kusrianto. op.cit, hal 202-204
a. Didot Didot adalah nama keluarga dari seniman Prancis yang berkiprah di bidang percetakan dan publikasi. Telah dihasilkan karyakarya yang sangat berarti dalam sejarah seni dan teknologi percetakan melalui keluarga seniman tersebut. b. Giambatistta Bodoni (1740-1813) Seorang ahli cetak dan perancang huruf dari Itali, Giambatistta Bodoni, lahir di Saluzzo,Piedmont (Piemonte), diangkat oleh The duke of Parma untuk memimpin perusahaan percetakannya. Bodoni bertugas menjadi pengawas saat perusahaan percerakannya menggarap order sebuah penerbitan dalam edisi sangat mewah dari karya Home’s illiad serta karya-karya klasik lainnya. Dia juga mencetak edisi peringatan daro Lord’s Prayer (tembang puji-puijian yang dicetak dalam 155 bahasa. Bodoni dikenal sebagai desainer modern yang pertama dengan karyanya berupa huruf Roman Style dengan nama Bodoni Book. Huruf yang didesain pada tahun 1798 adalah desain huruf yang memilliki kontras antara bagian stroke yang tebal dan tipis, juga bentuk serif yang lurus. c. Aldus Manuthius (1450-1515) Seorang ahli di bidang percetakan, Aldus Manutius , lahir di Velletri. Pada tahun 1490, dengan dukungan dana dari Prince of Carpi, Manutius mendirikan sebuah perusahaan percetakan di Venice untuk menerbitkan naskah-naskah dalam bahasa Latin Klasik dan Yunani berbentuk buku berukuran kecil yang kemudian kita kenal sebagai ukuran buku saku hingga kini. Pada tahun 1500 Manutius menciptakan huruf miring yang kemudian disebut Italic (karena berasal dari seorang ahli dari Itali). Huruf Italic itu awalnya lebih ramping dibandingkan huruf Roman biasa. Penemuan tersebut menurunkan harga buku sehingga menjadi lebih murah dibandingkan periode sebelumnya. Namun setelah segala sesuatu berkembang, faktor penghematan dalam pemakain space untuk huruf tidak lagi menjadi faktor dominan. Orang-orang yang bergerakdi bidang percetakan menemukan kelemahan dalam penggunaan body
teks dengan huruf Italic karena jenis huruf ini lebih sulit dibaca (keterbacaanya lebih rendah) dibandingkan huruf Roman. d. William Caslon (1692-1766) Seorang typefounder Inggris, William Caslon, lahir di Cradley, Worcesteshire. Dia memulai kariernya di London sebagai pengukir (engraver) cetak. Selanjutnya, ia membuka perusahaan yang khusus memproduksi karya huruf (typefoundry) yang sangat memerhatikan sifat legibility (kejelasan), readability (sifat keterbacaan), serta simplicity
(kesederhanaan
bentuk
huruf).
Hasil
karya
itu
memungkinkan penggunaan huruf cetak yang berukuran lebih kecil sehingga satu halaman mampu membuat lebih banyak teks. e. Frederic William Goudy (1865-1947) Goudy adalah seorang tipografer kelahiran Bloomington, Illionis, Amerika, serta lulus di sekolah menengah lokal. Ia memulai karier bisnisnya di bidang akuntan. Pada tahun 1895, ketika pindah ke Chicago, ia bekerja di bidang percetakan dan memulai merancang huruf. Ia mulai mendirikan perusahaanya sendiri dan dinamainya Village press di Park Ridge, Illionis, pada tahun 1903. Oleh karena bisnisnya berkembang, ia pindah ke New York pada tahun 1906, dan meneruskan usahanya di sana. Dua tahun kemudian, ia berhasil memiliki sebuah rumah di daerah Malboro, New York, dan di situlah usaha Goudy semakin berkembang. Ia mendesain lebih dari 100 buah typeface baru. Diantaranya, yang masih populer hingga kini, adalah Camelot, Forum, Goudy Old Style, Kennerly, Titling, dan Village. Ia menerima penghargaan di bidang Graphic Art, termasuk diantaranya medali emas dari American Institute of Graphic Art dan American Institute of Architects. Goudy juga menulis beberapa buku, diantaranya A Half Century of Type Design and Typography 1895-1945. f. Eric Grill (1882-1940) Nama yang sesungguhnya adalah Gill (Arthur) Eric Rowton. Dia adalah seorang type designer dan penulis asal Inggris. Ia membuat ukiran baru yang ikut dipamerkan disebuah pameran di London pada tahun 1911. Dua tahun kemudian, dia bergabung dengansebuah Gereja
Katolik Roma. Dalam periode tersebut, Eric Grill melahirkan karya ukiran yang sangat bagus berupa salib bergambar Yesus yang hingga kini terpasang di London’s Westminster Cathedral. Pekerjaan itu selesai pada tahun 1918. Karya ukiran lain dipasang di War Memorial Universitas Leeds yang dibuat pada atahun 1922-1923. Eric Gill memulai karier sebagai pencipta huruf sejak tahun 1925 dengan menghasilkan huruf Perpetua dan tahun 1927 menghasilkan Gill Sans Serif. Keduanya menjadi huruf-huruf yang tetap digemari hingga kini. Gill Sans adalah satu dari 10 font yang paling sering dipakai. g. John Warnock John Warnock adalah pencipta font Warnock Pro. Dia adalah satu-satunya typefounder paling populer abad ini. Warnock menjabat President sekaligus Chief of Executive dari Adobe Corporation pada periode akhir dasawarsa 90-an hingga awal 2000. Dia pensiun dari Adobe pada tahun 2001 dan tetap sebagai tenaga ahli dari perusahaan raksasa yang beraset 1,2 milyard dollar Amerika atau setara 12 triliun rupiah serta memperkerjakan 3043 tenaga kerja (pada tahun 2001). Perusahaan yang dipimpinnya berkembang sangat pesat setelah dia membeli Aldus Corporation yang memiliki Page Maker yang dipertahankan hingga versi 7 dan mematikan Aldus Photostyler karena prospeknya tidak sebagus Photoshop. Pada tahun 2007, Adobe juga membeli Macromedia yang terkenal dengan Macromedia FreeHand dan Macromedia Flash. Macromedia FreeHand berhenti produksi hingga versi 11 dan Macromedia Flash hingga versi 8. Versi berikutnya menggunakan nama Adobe Flash 9. Itulah puncak teknologi percetakan (dan publikasi) yang berhasil dicapai John Warnock bersama Adobe karena karya-karyanya berhasil menguasai teknologi di dunia percetakan dan publikasi seantero dunia sebagai standar profesional. Adobe menguasai (menjadi pemilik) sebagian besar hak cipta font yang ada. 59
59
Adi Kusrianto. op.cit, hal 192-199